Anda di halaman 1dari 42

Diunduh dari www.mariyadi.

com

MATERI AJAR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING


BIDANG STUDI PPKN

KEGIATAN BELAJAR PANCASILA


DAN KEWARGANEGARAAN GLOBAL

NILAI PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN GLOBAL

Oleh:
Nama Mahasiswa :

NIM
Bidang Studi/ Rombel :

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Diunduh dari www.mariyadi.com

KATA PENGANTAR

Untuk Tampilan halaman cover / sampul dan Kata


pengantar silakan cermati contoh pada halaman berikut:
https://www.mariyadi.com/2021/05/susunan-materi-ajar-dan-download-contoh.html

ii
Diunduh dari www.mariyadi.com

iii
Diunduh dari www.mariyadi.com

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii


Daftar Isi ..................................................................................................................................... iv
A. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1. Deskripsi Singkat ..................................................................................................... 1
2. Relevansi ................................................................................................................. 1
3. Petu njuk Belajar...................................................................................................... 2

B. INTI ................................................................................................................................ 3
1. Capaian Pembelajaran ............................................................................................... 3
2. Sub Capaian Pembelajaran ....................................................................................... 3
3. Uraian Materi ............................................................................................................ 3
a. Nilai – nilai Pancasila .......................................................................................... 3
b. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Nasional...................................................... 8
c. Pancasila sebagai Ideologi Nasional .................................................................... 9
d. Kewarganegaraan Global ................................................................................... 10
4. Rangkuman ............................................................................................................. 21
5. Tugas Terstruktur .................................................................................................... 22
6. Forum Diskusi......................................................................................................... 23

C. PENUTUP .................................................................................................................... 24
1. Tes Formatif ............................................................................................................ 24
2. Kunci Jawaban ........................................................................................................ 30
3. Daftar Pustaka ......................................................................................................... 31

iv
Diunduh dari www.mariyadi.com

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan antara Dimensi Idealisme, Dimensi Normatif, dan Dimensi
Realitas......................................................................................... 10
Tabel 1.2 Makna Pancasila Sebagai Ideologi Nasional ..................................... 12

v
Diunduh dari www.mariyadi.com

A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Dalam modul ini Anda akan diajak untuk mempelajari materi tentang
Pancasila dan Kewarganegaraan Global. Sebagai guru materi ini sangat
penting untuk Anda pelajari, terutama di era globalisasi saat ini yang semakin
berkembang. Dengan memahami materi pada kegiatan belajar ini, tentu saja
akan menambah wawasan anda sebagai bekal untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila kepada setiap peserta didik di sekolah Anda.
Materi Pancasila dan Kewarganegaraan Global merupakan materi yang
bersifat mendasar dalam pembelajaran PPKN di SD. Oleh karena itu,
penguasaan guru akan substansi pada materi ini sangat penting sebagai bekal
dalam mengelola kelas PPKN, sehingga tujuan utama PPKN sebagai mata
pelajaran yang mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
cerdas dan baik dapat tercapai. Selain itu dalam pengembangan materi ini,
sangat bermanfaat menghadapi era globalisasi pada saat ini yang begitu
banyak mengalami peningkatan.
Dari keseluruhan materi di modul ini, ada beberapa masalah yang
sering mengalami kesulitan ataupun miskonsepsi, diantaranya : : 1) Nilai –
nilai Pancasila; 2) Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka; 3) Pancasila
sebagai Ideologi Nasional; dan 4) Kewarganegaran Global. Dan dari
keempat materi sulit atau miskonsepsi tersebut, ada penyelesaian masalah
untuk lebih memahamkan materi.

2. Relevansi
Keberadaan Pancasila masih relevan di masa globalisasi saat ini, serta
telah menjadi suatu keharusan dan keniscayaan agar dipertahankan oleh
segenap komponen bangsa Indonesia. Prinsip dan Pandangan hidup
Pancasila bakal menjadi penyaring tiap-tiap transformasi dan nilai- nilai
yang masuk akibat arus globalisasi.

1
Diunduh dari www.mariyadi.com

Menggukuhkan Pancasila di masa globalisasi selaku dasar


berpikir, dasar berperan serta dasar berperilaku oleh tiap warga
Indonesia, hingga Pancasila harus ditanamkan supaya bisa bekerja secara
operasional di lapangan. Selain itu diperlukan proses menumbuhkan
kembali nilai – nilai Pancasila, sehingga bisa dihayati serta diamalkan
oleh segenap komponen bangsa di masa globalisasi ini agar tidak hilang
dasar dan ideologi negara Republik Indonesia.

3. Petunjuk Belajar
Untuk memahami materi ajar ini, perhatikan petunjuk belajar
berikut ini :
(1) Bacalah modul dengan teliti uraian penting yang terdapat dalam
modul ini sampai Anda memahami maksud di dalamnya.
(2) Buatlah peta konsep untuk lebih mempermudah Anda dalam
memahami isi modul.
(3) Cari dan temukanlah kata kunci dan istilah yang ada dalam
modul.
(4) Catalah hal – hal penting untuk lebih mumudahkan Anda dalam
memahami isi modul.
(5) Kerjakan tes formatif yang ada dalam modul untuk mengasah
seberapa jauh pemahaman Anda terhadap modul ini.

2
Diunduh dari www.mariyadi.com

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
a. Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
b. Menguasai materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
terdiri atas Hak Asasi Manusia, Persatuan dan Kesatuan dalam
Keberagaman Masyarakat Multikultur, Konsep Nilai, Moral dan Norma,
Pancasila serta Kewarganegaraan Global.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini,
diharapkan Anda mampumenguasai materi tentang:
a. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila, dan aplikasinya
dalam pembelajaran di SD.
b. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
c. Pancasila sebagai Ideologi Nasional,
d. Hakikat kewarganegaraan global, tantangan di era globalisasi, dampak
positif dan negatif globalisasi, dan aplikasinya dalam pembelajaran di
SD.

3. Uraian Materi

Sejarah
Dimensi
Nilai - nilai Dimensi
Dimensi
Pancasila dalam Pancasila Sebagai
Kedudukan
Pancasila Sebagai
Pembelajaran

Pancasila dan Pengertian Warga


Kewarganegaraan Makna dan Karakteristik
Kewarganega Kompetensi Kewarganegaraan
3
Pembelajaran Materi
Diunduh dari www.mariyadi.com

a. Nilai-Nilai Pancasila
Nilai Teoretik

Nilai Ekonomis

Nilai Estetik
Klasifikasi Nilai-nilai Pancasila
Nilai Sosial

Nilai Politik

Nilai - nilai Pancasila


Nilai Ketuhanan

Nilai Kemanusiaan

Nilai Persatuan
Makna Nilai-nilai Pancasila
Nilai Kerakyatan

Nilai Keadilan

1) Klasifikasi nilai-nilai Pancasila


Pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa merupakan akar
dari Pancasila, sehingga memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang
terbuka. Jati diri Pancasila tetap ada, sekalipun Pancasila bersifat
terbuka. Keterbukaan Pancasila mengandung pengertian bahwa
Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai
Pancasila tidak berubah, namun pelaksanaannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap waktu. Hal
ini menegaskan bahwa ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis,
antisipatif serta mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika masyarakat yang
berkembang saat ini.
Ada enam orientas nilai yang sering dijadikan rujukan oleh manusia
dalam kehidupannya, diantaranya : (Mulyana, 2004, hal. 32).

4
Diunduh dari www.mariyadi.com

a. Nilai teoretik
Nilai ini ada kaitan erat dengan konsep, aksioma, dalil, prinsip, teori dan
generalisasi yang diperoleh dari sejumlah dan pembuktian ilmiah. Karena
nilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan
dan membuktikan kebenaran sesuatu. Para filosof dan ilmuwan
merupakan komunitas manusia yang ter-tarik pada nilai ini

b. Nilai ekonomis.
Nilai ini mempertimbangkan nilai untung – rugi. Objek yang ditimbangnya
adalah “harga” dari suatu barang atau jasa. Oleh karena pertimbangan
nilai ini relatif pragmatis. Psrs pengusaha dan ekonomi merupakan
kelompok manusia yang tertarik nilai ini.
c. Nilai estetik.
Nilai ini menempatkan nilai tertingginya pada bentuk dan keharmonisan.
Jika dilihat dari subyek yang memiliknya, maka akan muncul kesan indah-
tidak indah. Para seniman seperti musisi, pelukis, atau perancang banyak
memiliki model nilai estetik.
d. Nilai sosial.
Kasih sayang di antara manusia merupakam nilai ter-tinggi dari nilai ini.
Kunci keberhasilan dalam meraih nilai sosial adalah sikap yang tidak
berpraduga jelek terhadap orang lain, sosiabilitas, keramahan, serta
perasaan simpati dan empati. Nilai sosial ini banyak dijadikan pegangan
hidup bagi orang yang senang bergaul, suka berderma, dan cinta sesama
manusia.
e. Nilai politik.
Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Karena itu, kadar nilainya
akan bergerak dari intensitas pengaruh yang rendah sampai pengaruh
yang tinggi (otoriter). Para politisi dan penguasa merupakan pemilik nilai
ini.

5
Diunduh dari www.mariyadi.com

2) Makna Nilai – Nilai Pancasila


Bagi bangsa Indonesia nilai – nilai Pancasila menjadi landasan, menjadi
dasar serta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara. Dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara, Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi
manusia Indonesia menjadi sumber acuan dalam bertingkah laku dan bertindak
dalam menentukan dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan bernegara.
Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional
membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan
pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Nilai-
nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dengan kata lain, nilai dasar Pancasila
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
a) Nilai Ketuhanan
Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, memiliki nilai
ketuhanan yang artinya, Indonesia adalah negara beragama yang menganut
kepercayaan akan keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Bisa dikatakan bahwa
seseorang sudah menjunjung tinggi nilai ketuhanan jika memang bertaqwa
kepada Tuhan yang maha Esa sesuai dan kepercayaan yang dia anut. Tapi kita
juga harus menghormati kepercayaan yang dimiliki oleh orang lain.
Contoh implementasi nilai Ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dianut


2. Bertoleransi antar umat beragama

6
Diunduh dari www.mariyadi.com

3. Hidup Rukun meskipun berbeda agama yang dianut.


4. Saling tolong menolong demi kebaikan

b) Nilai Kemanusiaan
Dalam Sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan
beradab" mengandung nilai kemanusiaan. Artinya setiap waga negara
diperlakukan secara adil sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia. Kita
bisa dikatakan telah memegang teguh nilai pancasila sila kedua bila setiap
tindakan dan keputusan kita bisa menjaga martabat orang lain dengan tidak
merendahkan apalagi sampai merugikan martabat orang lain. Sikap adil juga
menjadi salah satu cerminan dalam sila kedua.
Contoh implementasinya dalam masyarakat adalah:
1. Tidak membedakan manusia berdasarkan warna kulit, suku, dan agamanya
2. Menghargai satu sama lain
3. Melakukan musyawarah, jujur dan saling berkerjasama.
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa

c) Nilai Persatuan
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Tidak
heran dalam sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia" mengandung
sebuah nilai persatuan.
Artinya, setiap warga negara harus saling hidup berdampingan dalam
keberagaman. Harus menyatu dalam semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika
meskipun dari latar yang berbeda-beda.
Contoh implementasinya adalah:
1. Menjaga warisan budaya Indonesia
2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
3. Bangga menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia

7
Diunduh dari www.mariyadi.com

4. Mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan daripada kepentingan pribadi atau


golongan.

d) Nilai Kerakyatan
Nilai selanjutnya adalah kerakyatan yang diambil dari sila keempat,
"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan".
Nilai nilai Pancasila Sila ke 4 ini yaitu Negara Indonesia diselenggarakan
berdasarkan pada demokrasi. Semua keputusan yang erat kaitannya dengan
kepentingan hidup orang banyak disetujui melalui musyawarah mufakat. Di
dalamnya akan melibatkan banyak tokoh-tokoh yang telah ditentukan
sebelumnya.

Contoh implementasi dalam masyarakat yaitu:


1. Melakukan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan
2. Kedaulatan ada di tangan rakyat
3. Saling menghargai dan tidak memaksakan kehendak orang lain.

e) Nilai Keadilan
Dalam sila kelima Pancasila yang berbunyi "Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia". Sila ini mengandung makna bahwa seluruh
warga negara berhak mendapatkan keadilan sosial dan kesejahteraan.
Kita bisa dikatakan menjalankan nilai sila kelima jika sudah
menuntut haknya sendiri dan mampu bersikap adil kepada diri sendiri
maupun orang lain. Dan juga harus bisa bersikap menghargai kinerja
orang lain, serta mengutamakan kesejahteraan masyarakat banyak.
Contoh implementasi dalam masyarakat adalah:
1. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
2. Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak warga negara

8
Diunduh dari www.mariyadi.com

3. Bersikap adil terhadap sesama


4. Mendukung pembangunan demi kemajuan bangsa Indonesia.

b. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Dimensi Idealisme

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Dimensi Normatif

Dimensi Realitas

Pancasila bisa dikatakan sebagai ideologi terbuka sebab Pancasila


(sebagai ideologi) mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman (hingga kini) tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya. Maksudnya
disini adalah bukan berarti nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
dapat diubah dengan nilai dasar lain, namun karena hal itu sama saja
artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/jati diri
bangsa Indonesia. Kenyataannya, nilai-nilai dasar Pancasila bisa
dikembangkan mengikuti perkembangan zaman serta dinamika bangsa
Indonesia secara kreatif dengan memperhatikan tingkat kebutuhan serta
perkembangan masyarakat Indonesia sendiri. Suatu ideologi selain
mempunyai aspek-aspek yang bersifat ideal yaitu berupa cita-cita,
pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang baik, juga wajib memiliki
norma yang jelas. Hal ini karena suatu ideologi diharuskan mampu
direalisasikan di kehidupan nyata. Maka, Pancasila sebagai ideologi

9
Diunduh dari www.mariyadi.com

terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi, yaitu:


a) Dimensi Idealisme
Dimensi idealisme memiliki arti bahwa Pancasila sebagai suatu ideology
yang ada dalam nilai dasar harus mampu memberikan harapan serta cita-cita
pada masyarakat demi sebuah kehidupan yang lebih baik.

b) Dimensi normatif
Idealitas yang terkandung oleh Pancasila kemudian diajarkan dalam bentuk
norma yang merupakan bagian dari norma kenegaraan.

c) Dimensi Realitas
Artinya sebagai dimensi realitas pada Pancasila sebagai ideology terbuka
adalah nilai mendasar yang mencerminkan realita kehidupan masyarakat.
Maksudnya kemampuan ideology untuk menyesuaikan nilai-nilai hidup dan
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.

Tabel 1.1 Perbedaan antara Dimensi Idealisme, Dimensi Normatif, dan Dimensi
Realitas
No. Dimensi Idealisme Dimensi Normatif Dimensi Realitas
1. Nilai yang terkandung Nilai yang terkandung Nilai yang terkandung
bersifat sistematis, perlu dijabarkan dalam harus mampu
rasional, dan suatu system norma mencerminkan realitas
menyeluruh sebagaimana dalam kehidupan yang
norma agama berkembang dalam
masyarakat.
2. Mampu memberikan Agar mampu dijabarkan Harus mampu
harapan, optimisme ke dalam langkah – dijabarkan dalam
serta mampu langkah yang bersifat kehidupan

10
Diunduh dari www.mariyadi.com

mendorong motivasi operasional perlu masyarakatnya secara


pendukungnya untuk memiliki norma atau nyata baik dalam
berupaya mewujudkan aturan hukum yang kehidupan sehari – hari
cita – citanya jelas maupun dalam
penyelenggaraan
negara.

c. Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Sebagai Sumber Motivasi

Pancasila sebagai Ideologi


Nasional
Sebagai Sumber Semangat

Pancasila merupakan dasar negara yang terbentuk melalui proses panjang


yang penuh lika-liku perjuangan, baik perjuangan secara moril maupun materiil
bahkan jiwa dan raga..
Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan nilai yang terkandung di
dalamnya dan menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara
luas Pengertian Pancasila sebagai Ideologi negara adalah visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
Sebuah sistem kepercayaan yang berkembang ditengah masyarakat
mengenai sesuatu hal yang dijadikan sebagai pedoman karena memiliki nilai yang
membangkitkan semangat. Nilai-nilai tersebut dipandang sebagai gagasan yang

11
Diunduh dari www.mariyadi.com

menjadi landasan cara berpikir dan juga bertindak secara individu maupun suatu
bangsa untuk mengatasi setiap masalah maupun persoalan yang dihadapi.
Pancasila sebagai ideologi nasional, mempunyai pemahaman dalam sudut
pandang budaya bangsa dan bukan melalui sudut pandang kekuasaan, hal ini
bermakna bahwa Pancasila bukanlah sebagai alat kekuasaan namun sebagai alat
yang menyatukan bangsa dan negara.
Tabel 1.2 Makna Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

No Sebagai Sumber Sebagai Sumber


Motivasi Semangat
1 Ideologi Pancasila mencerminkan Ideologi Pancasila akan
cara berpikir masyarakat, bangsa menjadi realistis manakala
maupun negara. terjadi orientasi yang
bersifat dinamis antara
masyarakat dan ideologi
Pancasila
2 Ideologi Pancasila memandu Ideologi Pancasila akan bersifat
masyarakat menuju cita-citanya. dinamis, terbuka dan antisipatif.

3 Ideologi Pancasila Ideologi Pancasila


membimbing bangsa dan senantiasa mampu
negara untuk mencapai menyesuaikan diri dengan
tujuannya melalui perubahan- perubahan
berbagai realisasi sesuai dengan aspirasi
pembangunan. bangsanya.

12
Diunduh dari www.mariyadi.com

d. Kewarganegaraan Global

Pengertian Warga Negara Indonesia

Makna dan Karakteristik Warga Negara Global

Kewarganegaraan Global
Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara
Global

Pembelajaran Materi Globalisasi di SD

1. Pengertian Warga Negara Indonesia


Warga negara Indonesia (WNI) adalah yang diakui oleh hukum
sebagai warga negara Republik Indonesia. Seseorang yang akan
diberikan kartu identitas oleh kabupaten atau Provinsi, tempat ia
terdaftar sebagai penduduk / warga. Seseorang akan diberikan nomor
identifikasi unik (Nomor Identifikasi Penduduk, NIK) saat berusia 17
tahun dan terdaftar di kantor-kantor pemerintah. Paspor yang diberikan
oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang
bersangkutan dalam tatanan hukum internasional.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006
tentangKewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut pasal 4 Undang-
Undang RI Nomor 12 tahun 2006, yang dimaksud warga negara
Indonesia adalah:
1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia; warga negaranya sebagai bukti
identitas yang bersangkutan dalam tatanan hukum internasional.
2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu

13
Diunduh dari www.mariyadi.com

Warga Negara Indonesia;


3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
NegaraIndonesia dan ibu warga negara asing;
4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia;
7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia;
8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesiaselama ayah dan ibunya tidak diketahui;
11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya;
12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia
dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yangbersangkutan;

14
Diunduh dari www.mariyadi.com

13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Pasal 26 ayat (2) menegaskan bahwa penduduk ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Dengan
demikian di Indonesia semua orang yang tinggal di Indonesia termasuk
orang asing pun adalah penduduk Indonesia. Konsekuensinya, orang
asing tersebut diperkenankan mempunyai tempat tinggal di Indonesia.
Setiap penduduk Indonesia yang sah, wajib memiliki Surat
Keterngan Penduduk atau KTP. Surat Keterangan Penduduk ini bisa
dimiliki ketika berusia 17 tahun.

2. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global


Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab
untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan
yang lebih besar bagi masyarakat (Korten, 1993). Sementara itu,
Mansbach (1997) menggunakan istilah global actors yang
membedakannya menjadi dua macam, yaitu intergovernmental
organization (IGO) dan international nongovernmental organization
(INGO). Menurutnya, kedua aktor ini memiliki peran yang sangat
penting dan telah banyak terlibat dalam kehidupan kewarganegaraan.
Untuk menjadi seorang warga negara global, terlebih dahulu
seseorang harus menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
di negaranya. Sifat yang menjadi ciri khas dari seorang warga negara
yang bertanggung jawab adalah adanya komitmen terhadap nilai
integratif dan penerapan aktif kesadarankitisnya, yaitu kemampuan untuk
berpikir mandiri, kritis, dan konstruktif, kemampuan melihat masalah
dalam konteks jangka panjang, dan untuk membuat penilaian
berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan masyarakat jangka

15
Diunduh dari www.mariyadi.com

panjang. Sarana yang dipergunakan unuk menetapkan identitas dan


pengakuan sah adalah organisasi sukarela.
Cogan (1999) mengidentifkasi karakteristik warga negara yang dikaitkan
dengan kecenderungan global saat ini, yaitu:
1) Mendekati masalah dari sudut pandang masyarakat global
2) Bekerja bersama dengan orang lain.
3) Bertanggung jawab terhadap peran dan tanggung jawab masyarakat.
4) Berpikir secara kritis dan sistematis.
5) Menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan.
6) Mengadopsi cara hidup yang melindungi lingkungan.
7) Menghormati dan mempertahankan hak asasi.
8) Berpartisipasi dalam masalah publik pada semua tingkat
pembelajaran danmemanfaatkan teknologi berbasis informasi
Sementara itu, Kanter, dalam Komalasari & Syaifullah (2009)
menyatakan terdapattiga ciri manusia kelas dunia (world class), yaitu:
1) Konsep, berkaitan dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dangagasan- gagasan mutakhir
2) Kompetensi, berkenaan dengan pengembangan kemampuan
untuk bekerjasecara multidisiplin.
3) Koneksi, berhubungan dengan pengembangan jaringan sosial
untuk melakukankerjasama secara informal
Selanjutnya Wisnubrata (2001) menambahkan dua syarat lagi untuk
melengkapi syarat manusia kelas dunia, yaitu kredibilitas dan
kepedulian. Kredibilitas disini berkaitan dengan integritas yang terdiri
atas sikap jujur, perlakuan adil, sehingga akan membangun rasa percaya
dan hormat dari orang lain. Kepedulian atau peka dan tanggap terhadap
keperluan dan kondisi orang lain, memberi yang terbaik tanpa pamrih,
berbagi pengetahuan dan informasi dalam rangka memperkaya wawasan
dan mentalitas.

16
Diunduh dari www.mariyadi.com

3. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara Global


Kata kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang harus
dikuasai seorang peserta didik. Gordon (1988:43) mengemukakan bahwa
kompetensi meliputi ”pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai,
sikap, dan minat”. Dalam pengertian yang lebih konseptual, McAsham
(Komalasari, 2009) merumuskan kompetensi sebagai berikut:
”Competency is knowledge, skills, and abilities that a person can learn
and develop, which become parts of his or her being ti the extent he or
she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and
psychomotor behavior”. Pengertian di atas
sejalan dengan pendapat Debling (1995:80), Kupper dan Palthe (Wolf,
1995:40) yang mengatakan bahwa esensi dari pengertian kompetensi “is
the ability to perform”. Debling (1995:80) mengatakan “competence
pertains to the ability to perform the activities within a function or an
occupational area to the level of performanceexpected in employment”.
Kupper dan Palthe (Wolf, 1995:40) mengatakan “competencies as the
ability of a student/worker enabling him to accomplish tasks adequately,
to find solutions and to realize them in work situations.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kompetensi adalah pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan siswa yang berguna untuk kehidupannya di masyarakat.
Kompetensi ini diantaranya dihasilkan dari proses pembelajaran di
sekolah. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (civic education)
menghasilkan kompetensi kewarganegaraan (civic competences) yang
memberikan bekal menuju “to be a good citizens” (terbentuknya warga
negara yang baik). Dengan demikian kompetensi kewarganegaraan
adalah pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan siswa yang
mendukungnya menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung

17
Diunduh dari www.mariyadi.com

jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.


Branson (1999:8-9) menegaskan tujuan civic education adalah
partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan
politik dan masyarakat di era global. Partisipasi semacam itu
memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut: (1)
penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; (2)
pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; (3)
pengembangan karakter atau sikap mental tertentu; dan (4) komitmen
yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi
konstitusional.
Terkait dengan hal di atas, Center for Civic Education (1994:45-
56) merumuskan komponen-komponen utama civic competences yang
merupakan tujuan civic education meliputi:
1) Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)
Pengetahuan Kewarganegaraan( Civic knowledge) berkaitan dengan
modul substansi yang sepatutnya dikenal oleh masyarakat negeri berkaitan
dengan hak serta kewajibanya selaku masyarakat negeri. Pengetahuan ini
bertabiat mendasar tentang struktur serta sistem politik, pemerintah serta
sistem sosial yang sempurna sebagaimana terdokumentasi dalam kehidupan
berbangsa serta bernegara dan nilai- nilai umum dalam warga demokratis
dan cara- cara kerjasama buat mewujudkan kemajuan bersama serta hidup
berdampingan secara damai dalam warga global.

2) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)


Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) merupakan keterampilan
yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar
pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena
dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan
berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual skills

18
Diunduh dari www.mariyadi.com

(keterampilan intelektual) dan participation skills (keterampilan


partisipasi).
3) Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)
Keahlian Kewarganegaraan( civic skills) ialah keahlian yang dibesarkan
dari pengetahuan kewarganegaraan, supaya pengetahuan yang diperoleh
jadi suatu yang bermakna, sebab bisa dimanfaatkan dalam mengalami
masalah- masalah kehidupan berbangsa serta bernegara. Civic skills
mencakup intelectual skills( keahlian intelektual) serta participation
skills( keahlian partisipasi).
Dalam konteks Indonesia, Winataputra( 2001: 492- 493)
mengemukakan butir- butir kompetensi kewarganegaraan bagi
masyarakat negeri global yang dibesarkan melalui Pembelajaran
Kewarganegaraan di sekolah dengan mendasarkan pada anggapan
sebagai berikut:
1) Kurikulum pendidikan persekolahan (SD sampai dengan SMA)
untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
kesatuan utuh yang tertuju pada pencapaian kebulatan penguasaan
kompetensi kewarganegaraan yang ditata secara artikulatif.
2) Butir kompetensi kewarganegaraan yang diperlukan untuk dunia
persekolahan adalah butir kompetensi yang secara psikologis dan
pedagogis sesuai dengan perkembangan anak usia sekolah, dan
secara kontekstual sesuai dengan lingkup kehidupan usia itu.
3) Setiap butir kompetensi kewarganegaraan pada dasarnya memiliki
substansi yang mendukung proses pembentukan kompetensi itu yang
dapat diungkapkan dalam bentuk rumusan pokok materi atau tema
atau generalisasi.

c. Globalisasi
1) Pengertian Globalisasi

19
Diunduh dari www.mariyadi.com

Secara umum, pengertian globalisasi adalah proses integrasi


internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran,
produk, dan berbagai aspek kebudayaan lainnya.
Secara etimologi kata globalisasi diambil dari bahasa Inggris, yaitu
globalize yang berarti universal atau menyeluruh. Penambahan
imbuhan “ization” pada kata Globalization artinya adalah proses mendunia.
Sehingga arti globalisasi adalah proses sesuatu (informasi, pemikiran, gaya
hidup, dan teknologi) yang mendunia.
Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti globalisasi, maka kita bisa merujuk
pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Anthony Giddens
Menurut Anthony Giddens, pengertian globalisasi adalah intensifikasi
hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara peristiwa
di satu lokasi dengan lokasi lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan
pada keduanya.
2. Laurence E. Rothernberg
Menurut Laurence E. Rothernberg, pengertian globalisasi adalah
percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang,
perusahaan dan pemerintah dari negara yang berbeda.
3. Emanuel Ritcher
Menurut Emanuel Ritcher, arti globalisasi adalah suatu jaringan kerja
global yang mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya
tersebar menjadi terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia.
4. Martin Albrow
Menurut Martin Albrow, pengertian globalisasi adalah seluruh proses
penduduk yang terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas
global.

20
Diunduh dari www.mariyadi.com

5. Malcom Waters
Menurut Malcom Waters, pengertian globalisasi adalah suatu proses
sosial yang mengakibatkan pembatasan geografis pada keadaan sosial
budaya menjadi kurang penting, yang terwujud di dalam kesadaran manusia.
6. Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan
Menurut Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan, pengertian globalisasi adalah
proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi
transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.
7. Selo Soemardjan
Menurut Selo Soemardjan, pengertian globalisasi adalah suatu proses
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh
dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.
8. Achmad Suparman
Menurut Achmad Suparman, pengertian globalisasi adalah suatu
proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap
individu di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


globalisasi itu menunjukkan adanya suatu proses pembentukan suatu tatanan
masyarakat dengan segala perangkat peraturannya yang bersifat universal
atau menyeluruh tanpa memperhatikan batas-batas wilayah negara.

2) Karakteristik Globalisasi
Globalisasi merupakan kecenderungan universal terintegrasinya kehidupan
warga dalam negeri/ lokal ke dalam komunitas global di bermacam bidang.
Pertukaran benda serta jasa, pertukaran serta pertumbuhan ide- ide menimpa
demokratisasi, hak asasi manusia( HAM) serta area hidup, migrasi serta bermacam

21
Diunduh dari www.mariyadi.com

fenomena human trafficking yang lain yang melintas batas- batas lokalitas serta
nasional saat ini ialah fenomena universal yang berlangsung sampai ke tingkatan
komunitas sangat lokal sekalipun. Pendek kata, komunitas dalam negeri maupun
lokal saat ini merupakan bagian dari rantai perdagangan, pertukaran ilham serta
industri transnasional.
Yang perlu diperhatikan adalah implikasi dari kecenderungan-kecenderungan
itu. Kita perlu memperhatikan munculnya global governance yang mengatur berbagai
kecenderungan tadi. Dalam bidang perdagangan, pemerintah nasional kita adalah
anggota dari WTO (World Trade Organization) yang terikat dengan aturan-aturan
yang diratifikasi di dalamnya.
Dalam perihal perburuhan kita pula merupakan anggota ILO( International
Labor Organization) yang terus menjadi mencermati prinsip- prinsip pelaksanaan
HAM dalam kehidupan kalangan buruh. Demikian pula dalam isu- isu yang
berhubungan dengan prinsip- prinsip pelestarian area hidup, kita tercantum salah satu
negeri yang menandatangani Protokol Kyoto yang mengendalikan pengurangan emisi
karbon serta beberapa gas yang lain yang mengecam keberadaan ozon serta
menimbulkan dampak pemanasan global.
Memandang implikasi yang isunya begitu bermacam- macam namun begitu
mendalam serta khusus konteks persoalannya, globalisasi tidaklah fenomena gelap
putih yang dapat secara gampang serta cepat dikelola. Fenomena ini terletak di dekat
serta apalagi embedded dengan bermacam kepentingan kita. Global governance di
bermacam zona- yang sebagian telah diucap tadi- tidak saja menggambarkan
kompleksitas persoalannya, namun juga sekalian menawarkan ilham ataupun apalagi
ketentuan main alternatif buat mengelola serta menuntaskan persoalan- perkara di
seputar isu- isu itu.

Dalam sejumlah studi, proses ini tidak hanya mengidentifikasi


kecenderungan- kecenderungan yang berorientasi ke politik dan pasar global, tetapi
juga kecenderungan fragmentasi kultural dan sosial yang bermuara pada penemuan

22
Diunduh dari www.mariyadi.com

kembali (reinvention) tradisi- tradisi dan identitas lokal. Eropa adalah salah satu
contoh di mana pusaran pasar dan politik global tidak serta merta menghilangkan
identitas lokal. Ketika Belgia mendesentralisasi proses dan kegiatan politiknya,
Catalonia pada saat yang sama mendapatkan otonomi yang lebih besar. Proses
globalization from below dengan demikian perlu dikembangkan untuk menandingi
dan sekaligus mendampingi proses hiper-globalisasi yang selama ini digambarkan
secara amat menakutkan. Pertanyaannya: bagaimana melakukan itu? Pada level
negara/pemerintah, proses itu bisa dilakukan dengan menerapkan kebijakan-
kebijakan yang dituntun oleh strategi penyesuaian yang cocok untuk merespon
perubahan-perubahan di tingkat global. Penelitian oleh Nanang Pamuji Mugasejati
dkk. Merekomendasikan 5 (lima) strategi penyesuaian yang secara teoretik bisa
diadopsi. Rekomendasi ini ditawarkan setelah terlebih dahulu mengidentifikasi 2
(dua) macam rute yang selama ini dilalui ketika perubahan-perubahan di tingkat
global mempengaruhi tingkah laku negara dan masyarakat di tingkat domestik.

1. Rute pertama menggambarkan proses perubahan di tingkat global yang


menyebabkan munculnya institusi internasional. Institusi ini kemudian memiliki
peluang untuk mempengaruhi negara dan masyarakat domestik. Di rute yang
pertama ini peran lembaga-lembaga formal antar-negara di tingkat internasional
adalah sentral.
2. Strategi kedua adalah pengakuan timbal balik (mutual recognition). Strategi ini
masih menyisakan keputusan atau kebijakan politik sebagai otoritas negara, akan
tetapi menyerahkan proses integrasi ekonomi domestik ke dalam pasar
internasional ditentukan oleh kekuatan pasar. Negara berusaha menciptakan
kebijakan yang sesuai dengan keinginan pasar dan bekerjasama dengan negara
lain dalam bentuk konsultasi yang tidak mengikat.
3. Strategi ketiga adalah koordinasi. Strategi ini menekankan pada pentingnya
kerjasama antar-negara agar kebijakan nasional masing-masing bisa saling
bersesuaian. Tujuannya menghindarkan pay-off yang tidak diinginkan bersama.

23
Diunduh dari www.mariyadi.com

Strategi ini mendorong negara untuk aktif dalam berbagai perundingan


internasional yang berupaya membentuk institusi-institusi internasional dalam
isu-isu tertentu.
4. Strategi keempat: adalah harmonisasi eksplisit (explicit harmonization) atau
kolaborasi. Dalam strategi ini negara rnenerima adanya joint-adjustment dalam
kebijakan nasionalnya. Di sini berlaku juga proses monitoring yang dilakukan
oleh institusi internasional untuk menjamin adanya kepatuhan terhadap setiap
kesepakatan yang berlaku. Ini berlaku secara substantif maupun prosedural.
Kebijakan Negara yang menyesuaikan berbagai kesepakatan dalam bidang
investasi internasional di Negara-negara OECD (Organization for Economic
Cooperation and Development) seperti termuat dalam MAI (Multilateral
Agreement on Investment) adalah contoh penerapan kebijakan ini.
5. Strategi kelima adalah federalist mutual governance. Strategi ini mendorong
negara untuk menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada institusi internasional
dengan membentuk suatu organ supra-negara. Uni Eropa dalam batas-batas
tertentu adalah contoh sebuah istitusi internasional yang memiliki organ-organ
supra-negara untuk mengatur bidang-bidang tertentu. Salah satunya adalah rejim
moneter yang menerbitkan dan mengatur peredaran mata uang Euro di negara-
negara anggotanya.

3) Pengaruh Positif Globalisasi bagi Indonesia


Bagaikan dua sisi mata uang koin, globalisasi tidak hanya memberikan
dampak positif bagi bangsa Indonesia tetapi bisa juga memberikan dampak yang
negatif. Untuk itu, sebagai bagian dari bangsa yang besar ini kita harus bisa
memanfaatkan dampak positifnya seoptimal mungkin dan meminimalisir atau
buanglah jauh-jauh dampak negatifnya.

Keterbukaan Informasi
Globalisasi menyediakan akses pada informasi semakin terbuka lebar,

24
Diunduh dari www.mariyadi.com

masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi dari banyak media, seperti


televisi, internet, sosial media, dan lain-lain. Ini membuat masyarakat
semakin terbuka, cerdas dan berpikir kritis.
Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat
Saat ini era surat menyurat sudah usang, masyarakat lebih menyukai
menggunakan media komunikasi yang murah dan cepat yaitu dengan
telepon, internet dan sosial media
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Globalisasi memberi kesempatan orang-orang yang pintar Indonesia
menuntut ilmu keluar negeri seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika
sudah selesai diharapkan mereka-mereka itu bisa menerapkan dan
mengaplikasikan ilmunya di Indonesia.
Perekonomian Indonesia Semakin Menggeliat
Globalisasi membuat laju perekonomian dinegeri ini semakin menggeliat.
Hal tersebut bisa terlihat dari neraca perdagangan kita yang terbilang baik
karena nilai ekspor dan impornya relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga
selalu dilirik oleh dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk
berinvestasi terutama untuk sektor pertambangan, pertanian dan industri
tekstil.
Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat
Dunia yang tanpa batas saat ini memberikan peluang seseorang untuk
berusaha meningkatkan taraf hidupnya da keluarganya. Banyak warga
negara kita yang bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan
keluarganya. Meskipun demikian, sudah seharusnya era globalisasi ini
diimbangi dengan manusia yang berpendidikan dan berkarakter.

4) Pengaruh Negatif bagi Indonesia


Selain mempunyai pengaruh yang positif, globalisasi juga melahirkan
pengaruh yang negatif bagi kehidupan kita.

25
Diunduh dari www.mariyadi.com

Informasi Tak Terkendali


Arus informasi yang semakin tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik
untuk kita, ada juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan
kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi
dengan Spiritual Quotient.
Westernisasi (kebarat-baratan)
Dampak negatif globalisasi yang juga dirasakan oleh bangsa Indonesia saat
ini adalah menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru,
jika sebaliknya maka buanglah jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak
sekali budaya barat yang hype di Indonesia tetapi sebaliknya jarang sekali
orang-orang yang mau melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.
Sikap Individualiasme
Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah
aktifitas kita dan kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang
menyebabkan manusia semakin individualistik, padahal hakikat manusia
sebenarnya adalah mahluk sosial.
Kesenjangan sosial semakin besar
Sudah menjadi rahasia bersama jika gap antara orang miskin dan orang kaya
dinegeri ini sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka peluang untuk
orang-orang yang berpendidikan, sedangkan disatu sisi lagi globalisasi
membuat orang-orang kecil semakin sulit bertahan hidup.
Pola Hidup Konsumtif
Sifat Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja produk-
produk yang kita inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses
dalam berbelanja dan menbanjirnya produk-produk branded menyebabkan
pola hidup konsumtif semakin merajalela.

5) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi


Globalisasi dengan segala pengaruhnya sudah masuk secara bebas

26
Diunduh dari www.mariyadi.com

melewati batas-batas kenegaraan. Tidak ada negara di dunia yang kuasa


menahan laju globalisai agar jangan masuk ke dalam negaranya. Begitu juga
dengan bangsa Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia
tidak dapat begitu terlepas dari implikasi atau pengaruh globalisasi. Semua
negara meskipun tidak bisa menahan laju globalisasi, tetapi haruslah
menentukan sikap terhadap pengaruh/implikasi globalisasi. Sikap yang diambil
bangsa Indonesia, tentu saja harus berdasarkan ideologi negara kita, yaitu
Pancasila.
Dalam menghadapi globalisasi, ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil
oleh bangsa Indonesia. Pertama, menolak secara tegas semua pengaruh
globalisasi dalam semua aspek kehidupan. Untuk era sekarang, hal ini tidak
mungkin. Yang bisa dilakukan mungkin hanya mengurangi dampak negatifnya
saja. Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih
dahulu. Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu kita
mengambil hal-hal positif dari globalisasi dan membuang hal-hal negatifnya.
Dari ketiga alternatif sikap tersebut, sikap terbaik yang mesti kita ambil adalah
sikap selektif. Dengan sikap seperti itu kita dapat mengambil keuntungan dari
globalisasi dan terhindar dari dampak buruknya, karena semua pengaruh
globalisasi yang kita terima telah melalui proses penyaringan terlibah dahulu.
Adapun alat penyaringnya adalah Pancasila. Dengan selalu menganalisis dan
menilai apakah berita, sikap dan tindakan tertentu itu sesuai dengan nilai
ketuhanan, apakah tindakan merusak itu sesuai dengan nilai kemanusiaan yang
beradab, apakah perilaku kita itu tidak merusak persatuan dan kesatuan
Indonesia, dan seterusnya. Nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai-
nilai budaya bangsa yang dapat diterima oleh semua kalangan, sehingga dapat
dijadikan benteng yang kokoh dalam menghadang pengaruh negatif dari
globalisasi.

27
Diunduh dari www.mariyadi.com

4. Rangkuman Kegiatan Belajar 4


1) Pancasila itu merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan
pelaksanaan sistem pemerintahan yang memiliki kedudukan
tertinggi dan sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam
ketatanegaraan di Indonesia, konsekuensinyasegala peraturan yang
ada harus berdasar dan bersumberkan Pancasila.
2) Ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif serta mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan
dan teknologi serta dinamika masyarakat yang berkembang saat
ini.
3) Nilai – nilai Pancasila menjadi landasan, menjadi dasar serta semangat
bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat
maupun kehidupan bernegara
4) Pancasila bisa dikatakan sebagai ideologi terbuka sebab Pancasila
(sebagai ideologi) mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman (hingga kini) tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya.
5) Warga negara Indonesia (WNI) adalah yang diakui oleh hukum sebagai
warga negara Republik Indonesia.
6) Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab
untuk memenuhi persyaratan institusional dan kultural demi
kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat.
7) Masuknya globalisasi ke Indonesia tentu saja secara langsung akan
membawa pengaruh baik yang positif maupun yang negatif ke
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut dapat
terlihat dalam aspek politik, ekonomi, sosial-budaya serta
pertahanan dan keamanan.
8) Dalam mengahadapi era globalisasi, ada tiga alternatif sikap yang
bisa diambil oleh bangsa Indonesia. Pertama, menolak secara tegas
semua pengaruh globalisasi dalam semua aspek kehidupan. Kedua,

28
Diunduh dari www.mariyadi.com

menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih


dahulu. Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu
kita mengambil hal-hal positif dari globalisasi dan membuang hal-
hal negatifnya.

5. Tugas Terstruktur
Setelah Anda membaca dan memahami uraian materi dan contoh diatas,
coba Anda kerjakan tugas terstruktur berikut ini:
Ada beberapa klasifikasi nilai Pancasila pada modul ini, cobalah anda
analisis nilai – nilai yang Anda temukan di sekitar lingkungan Anda beserta
contohnya.

6. Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari modul ini, diskusikan bersama peserta PPG
lainnya melalui fasilitas daring pada slot forum diskusi terkait berikut :
1. Anda tentunya sudah membaca sejarah rumusan Pancasila,
berkaitan dengann hal tersebut coba Anda analisis bagaimana
rumusan Pancasila tersebut secara runtun dengan bahasa Anda
sendiri yang mudah dipahami!
2. Banyak sekali nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Berkaitan dengan hal tersebut bagaimanakah implementasi nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
3. Strategi pembelajaran apa yang Anda terapkan untuk
menanamkan nilai – nilai apa peserta didik Anda?
4. Cobalah identifikasi siapa yang dimaksud warga negara global
karakteristiknya!
5. Bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi berbagai pengaruh
dari globalisasi?

29
Diunduh dari www.mariyadi.com

C. PENUTUP
1. Tes Sumatif
Pilihlah alternatif jawaban yang paling benar!

1. Karena nilai – nilai dasar Pancasila bisa dikembangkan mengukitu zaman,


maka Pancasila tergolong dalam ideologi yang…..
A. Tertutup
B. Kaku
C. Terbuka
D. Progresif
E. Inovatif

2. Dari pernyataan-pernyataan berikut ini manakah yang


menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai ideologi Nasional?

A. Pancasila merupakan nilai yang terkandung di dalamnya dan


menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara

B. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan


hidup, pedomanhidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia
C. Nilai-nilai Pancasila terkait dengan hidup khlayak ramai
D. Pancasila itu merupakan landasan bagi penyelengara negara dan
pelaksanaan sistem pemrintahan yang memiliki kedudukan
tertinggi.
E. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

30
Diunduh dari www.mariyadi.com

Tahun 1945 yang mengandung makna tidak dapat diubah (tetap)


karena kemerdekaan (yang di dalamnya mengandung Pancasila)
merupakan karunia Tuhan
3. Dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945 terkandung makna diantaranya adalah….
A. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
B. Negara yang warganya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
C. Terdapat kebebasan bagi rakyat untuk tidak memeluk suatu agama.
D. Adanya jaminan hukum kebebasan dalam beragama.
E. Hanya ada lima agama yang diakui ke-beradaannya oleh negara.
4. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tertuang dalam....
A. GBHN
B. Pembukaan UUD 1945
C. UUD 1945
D. Batang Tubuh UUD 1945
E. Tap MRP RI
5. Pendirian-pendirian atau keyakinan mengenai dunia sebagai keseluruhan
dan kedudukan manusia didalamnya dan pendirian-pendirian atau
keyakinan-keyakinan tentang nilai-nilai, makna, dan tujuan hidup manusia
disebut...
A. Piagam Jakarta
B. dasar negara
C. pandangan hidup
D tujuan
negara E.
ideologi negara

6. Pancasila dijadikan landasan pokok, landasanfundamental bagi


penyelenggaraan negara Indonesia. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut

31
Diunduh dari www.mariyadi.com

adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam
implementasinya kita tidak membeda – bedakan manusia berdasarkan warna
kulit, suku dan agama merupakan bunyi sila……
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilah
E. Keadailan sosial bagi selurruh rakyat Indonesia.
7. Ungkapan bahwa nilai mendasar yang mencerminkan realita kehidupan
masyarakat. Maksudnya kemampuan ideology untuk menyesuaikan nilai-
nilai hidup dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini
merupakan pemahaman dari dimensi ….
A. Normatif
B. Idealisme
C. Realitas
D. Progresif
E. Akuntabilitas

8. Pernyataan yang benar mengenai Pengetahuan Kewarganegaraan


(Civic knowledge), kecuali ....
A. Pengetahuan Kewarganegaraan berkaitan dengan materi
substansi yang seharusnya diketahui oleh warga negara
berkaitan dengan hak dan kewajibanya sebagai warga negara.
B. Pengetahuan Kewarganegaraan bersifat mendasar tentang
struktur dan sistem politik, pemerintah dan sistem sosial yang

32
Diunduh dari www.mariyadi.com

ideal sebagaimana terdokumentasi dalam kehidupan berbangsa


dan bernegar.
C. Pengetahuan Kewarganegaraan memiliki nilai-nilai universal.
D. Pengetahuan Kewarganegaraan berkaitan dengan apa dan
bagaimana manusia diciptakan di masyarakat.
E. Dalam Pengetahuan Kewarganegaraan masyarakat demokratis
serta cara-cara kerjasama untuk mewujudkan kemajuan bersama
dan hidupberdampingan secara damai dalam masyarakat global.
9. Globalisasi adalah kecenderungan umum terintegrasinya kehidupan
masyarakat domestik/lokal ke dalam komunitas global di berbagai
bidang. Pernyataan ini merupakan ....
A. Karakteristik Globalisasi
B. Nilai Globalisasi
C. Azaz Globalisasi
D. Prinsip Globalisasi
E. Dampak Gobalisasi
10. Sebagai warga Negara yang bijak dalam menerapkan nilai – nilai Pancasila,
sikap kita terhadap adanya globalsasi sebaiknya….
A. Menerima segala perubahan yang masuk ke Negara kita dengan senang
hati dan tangan terbuka.
B. Melarang segala perubahan yang ada agar nilai Pancasila tetap bertahan.
C. Menyaring segala macam perubahan yang ada dan menyesuaikan
dengan nilai – nilai luhur Pancasila.
D. Melarang warga asing dating ke Indonesia, agar tidak membayakan
kebudayaan Pancasila.
E. Mengikuti segala bentuk perubahan yang ada di jaman ini.

Catatan :

33
Diunduh dari www.mariyadi.com

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, apakah Anda telah menguasai


kegiatan belajar 4 tentang Pancasila dan Kewarganegaraan Global, ada
baiknya hasil evaluasi yang telah Anda lakukan, perhatikan rumus
berikut
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif kegiatan
belajar 4 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
yang tepat. Kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
pemahaman Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Jumlah Jawaban yang


Tepat

Tingkat Pemahaman =

Jumlah Soal x 100%

Arti 90 – 100% = baik sekali


tingkat pemahaman :
80 – 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila tingkat pemahaman Anda mencapai 80% atau lebih, Anda dapat
dikatakan sudah terampil dalam memahami materi dalam kegiatan
belajar 4. Akan tetapi, apabila masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi materi kegiatan belajar 4 terutama bagian yang belum
dipahami. Jangan cepat berpuas diri, teruslah belajar supaya tingkat
kecerdasan Anda meningkat!

34
Diunduh dari www.mariyadi.com

2. Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 4

1. C 6. B
2. A 7. C
3. D 8. D
4. B 9. A
5. E 10 C

3. Daftar Pustaka
Amin, Zainul Ittihad. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: UniversitasTerbuka.
Branson, M. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika,
Yogyakarta: LembagaKajian Islam dan Sosial
Center for Civic Education. (1994). Civitas: National Standards
for Civics andGovernment, Calabasas: CCE
Cogan, J.J. and Derricott, R. (1998). Citizenship for The
21st Century: An International Perspective on
Education, London: Kogan Page.
. (1999). Developing the Civic Society: The Role of
Civic Education,Bandung: CICED.
Debling, G. (1991). “Developing Standards”, dalam Competence Based
Assessment.
Buckingham: Open University Press
Gordon, V. N. (1988). “Developmental Advising” dalam The Status
and Future of Academic Advising: Problems and Promise. Iowa
City, IA: American CollegeTesting Program

35
Diunduh dari www.mariyadi.com

Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.


Bandung:Alfabeta

Ine Kusuma Aryanti, dan Markum Susatim, 2010, Pendidikan


Kewarganegaraan Berbasis Nilai.

Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.


Yogyakarta: Paradigma
Komalasari, Kokom. (2007). Pendidikan Pancasila: Panduan bagi Para Politisi.
Surabaya: Lentera Cendikia
. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: CVArmico
. (2009). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Dalam
Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi
Kewarganegaraan Siswa SMP. Disertasi SPS UPI: Tidak
diterbitkan.
Korten, David. (1993). Getting to the Twenty Firts Century: Voluntary
Action and The Global Agenda. Alih Bahasa: Lilian
Tejasudhana. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka
Sinar Harapan.
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Mempraktikkan
Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:
Garsindo.
Pranarka, A.W. (1985). Sejarah Pemikiran Pancasila. Jakarta:
Yayasan ProklamasiCSIS
Republik Indonesia.(2002). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika

Sofyan Sauri dan herlan Firmansyah, 2010, Pendidikan Nilai.

36
Diunduh dari www.mariyadi.com

. (2006). Undang-Undang RI 12 tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia . [Online]. Tersedia:
http://www.dpr.go.id. Html [2 Oktober 2019] Slavin, Robert E. (2010).
Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu
Kajian Konseptual Dalam Konteks Pendidikan IPS. Disertasi
PPS UPI: tidak diterbitkan.
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics).
Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, editor Dudung Rahmat
Hidayat.

37

Anda mungkin juga menyukai