Anda di halaman 1dari 29

Untuk Tampilan halaman cover / sampul dan Kata

pengantar silakan cermati contoh pada halaman berikut:


https://www.mariyadi.com/2021/05/susunan-materi-ajar-dan-download-contoh.html

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….. 2

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat …………………………………………………………………… 4
Relevansi……………………………………………………………………………. 5
Petunjuk belajar…………………………………………………………………….. 5

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran………………………………………………………….. 6
2. Sub Capaian Pembelajaran……………………………………………………… 6
3. Uraian Materi
a. Arti dari Hak Asasi Manusia…………………………………………………. 7
b. Jeni-Jenis Hak Asasi Manusia………………………………………………... 9
c. Pelanggaran Hak Asasi Manusia…………………………………………….. 11
d. Upaya Pemerintah Indonesia dalam menegakkan Hak Asasi Manusia……….15
e. Hambatan yang dialami Dalam Penegakan HAM di Indonesia……………….22
4. Rangkuman………………………………………………………………………. 25
5. Tugas terstruktur………………………………………………………………….26
6. Forum Diskusi…………………………………………………………………….26
C. Penutup
1. Tes Formatif………………………………………………………………………27
2. Kunci Jawaban……………………………………………………………………29
3. Daftar Pustaka…………………………………………………………………….30

A. Pendahuluan
2
Pada Kegiatan belajar ini akan membahas tentang materi ajar Hak Asasi Manusia
(HAM). HAM menjadi persoalan yang familiar dalam kehidupan di masyarakat. Persoalan
HAM sering sekali menjadi bahan pembicaraan atau diskusi di masyarakat baik yang
berkaitan dengan konsep HAM itu sendiri, penegakkan HAM maupun pelanggaran
HAM yang terjadi. Oleh karena itu, sudah seyogianya para siswa di sekolah sejak dini
sudah dikenalkan tentang HAM, supaya mereka mengetahui dan sadar akan hak dan
kewajiban asasi dirinya dan orang lain, sehingga mereka akan terbiasa untuk
menghormati diri dan hak asasi orang lain.
Secara teoritis Hak asasi manusia adalah hal yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugrah Allah yang harus dihormati,
dijaga, dan dilindungi.
Berdasarkan beberapa pemikiran, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia
merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang merupakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Hak dasar tersebut meliputi hak hidup, hak kemerdekaan dan hak untuk
mendapatkan kebahagian
Hakikat Hak asasi manusia sendiri adalah merupakan upaya
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati,
melindungi, dan menjunjung tinggi Hak asasi manusia menjadi kewajiban dan tanggung
jawab bersama antar individu, pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil maupun
militer), dan Negara.

Deskripsi Singkat
Hak Asasi Manusia merupakan Hak yang melekat pada diri tiap manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dihormati oleh Negara. Penegakan hukum terhadap pelanggar HAM tidak boleh tebang
pilih dan harus berimbang karena pada hakekatnya menghormati, melindungi dan
menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama anatara
individu, pemerintah (aparatur pemerintah baik sipil maupun militer) dan Negara.
Keadilan merupakan inti dari hukum alam dan menjadi pendorong bagi upaya
penghormatan perlindungan harkat dan martabat manusia secara universal.dengan
ditegakkannya keadilan bagi seluruh warga Negara khususnya yang berkaitan dengan Hak
Asasi Manusia oleh Negara akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi setiap
warganya.

Relevansi

3
Kasus-kasus pelanggaran HAM masih marak terjadi di Negara kita . Untuk itu
ulasan tentang HAM menjadi bagian yang sangat penting, agar semua pihak memahami
apa itu HAM dan bagaimana cara penerapannya pada kehidupan nyata.

Petunjuk Belajar

1. Untuk menguasai materi pada bahan ajar ini bacalah dengan teliti dan pahami isi dari
tiap materi yang ada pada modul ini
2. Pelajari keseluruhan modul ini secara keseluruhan agar dapat memahami tiap bagian-
bagian/Sub dari modul ini
3. Diskusikanlah materi yang dianggap sulit dari modul ini bersama teman sejawat
4. Refleksikan materi yang anda pelajari dari modul ini dalam kehidupan sehari-hari

4
B. Capaian Pembelajaran

Melalui pembahasan materi tentang Hak Asasi Manusia ini diharapkan


mahasiswa mampu menguasai teori tentang pengertian Hak Asasi Manusia dari
berbagai sumber, Jenis-Jenis Hak Asasi Manusia, Upaya Pemerintah dalam
menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia serta Hambatan Dalam Penegakan HAM
di Indonesia

C. Sub Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari keseluruhan materi ajar ini, diharapkan pembaca dapat


menguasai teori tentang dasar pengertian Hak Asasi Manusia, menelaah standart dan
Jeni-Jenis Hak Asasi Manusia, mengidentifikasi jenis Pelanggaran Hak Asasi
Manusia, Upaya Pemerintah Indonesia dalam menegakkan Hak Asasi Manusia,
Hambatan yang dialami Dalam Penegakan HAM di Indonesia

5
D. Uraian Materi

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia atau disingkat HAM dalam bahasa Inggris disebut human
rights, dan dalam bahasa Prancis disebut droits de l'homme adalah kebebasan dasar yang
sah dan mengatur yang menyatakan bahwa orang memiliki hak alami karena mereka adalah
individu. Kebebasan umum berlaku kapan pun, di mana pun, dan kepada siapa pun, jadi
kebebasan itu bersifat umum. Pada level fundamental, kebebasan bersama tidak bisa
dilepaskan. Kebebasan dasar juga tidak bisa dipecahkan, saling berhubungan dan terkait.
Kebebasan bersama biasanya dialihkan ke negara, atau seluruhnya, negara memiliki
komitmen untuk menghormati, memastikan dan memenuhi kebebasan dasar, termasuk
dengan mencegah dan mengambil tindakan terhadap pelanggaran yang diajukan oleh
kawasan pribadi.(sumber Wikipedia bahasa Indonesia)
Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, khususnya
dalam Pasal 1 Ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Selain itu, dalam Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM
Pasal 1 ayat (2) juga dimuat tentang kewajiban dasar manusia, yaitu seperangkat
kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak dilaksanakan tidak memungkinkan
terlaksana dan tegaknya HAM.
Berdasarkan beberapa pemikiran tersebut, dapat disimpulkan bahwa hak asasi manusia
merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang merupakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Hak dasar tersebut meliputi hak hidup, hak kemerdekaan dan hak untuk
mendapatkan kebahagian.
Pengertian Hak Asasi Manusia menurut para ahli :
a. HAM menurut John Locke ialah hak manusia yang langsung diberikan
Tuhan sebagai hak yang kodrati. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang
bisa mencabutnya. Memiliki sifat suci dan mendasar.

6
b. HAM Menurut Jan Materson. Jan Materson
merupakan salah satu anggota komisi HAM di PBB.
Menurutnya HAM ialah hak yang ada pada setiap manusia.
Tanpa HAM, manusia mustahil bisa hidup sebagai
selayaknya manusia.
c. Menurut Kevin Boyle dan David Beetham HAM dan kebebasan-kebebasan
fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta
kapasitas-kapasitas manusia
d. HAM menurut Wolhoff.Dikutip dari buku Hukum Hak Asasi Manusia karangan Dr.
A. Widiada Gunakaya S.A., S.H., M.H. Wolhoff mengutarakan kalau HAM
merupakan sejumlah hak yang seolah berakar dalam setiap oknum atau individu.
Hal itu muncul karena kemanusiaannya. HAM tidak dapat dicabut oleh siapa pun.
Apabila HAM dicabut, maka hilang sudah kemanusiaannya.
e. HAM menurut Miriam Budiarjo. Miriam Budiarjo merupakan pakar ilmu politik
Indonesia. Dia juga mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Menurutnya HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Bersifat
universal, dimiliki tanpa adanya perbedaan. Entah itu jenis kelamin, suku, agama,
ras, dan lain sebagainya.
f. Menurut Oemar Seno Adji HAM merupakan hak yang melekat pada setiap martabat
manusia sebagai insan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki sifat tidak
boleh dilanggar oleh siapapun “manusia/kelompok lain”
g. Menurut C. de Rover HAM merupakan hak hukum yang sama kepada setiap
manusia baik kaya atau miskin, laki-laki maupun wanita. Walaupun hak-hak yang
telah mereka langgar akan tetapi HAM mereka tetap tidak dapat dihilankan. Hak
asasi ialah hukum yang mesti terlindungi dari aturan nasional agar semuanya
terpenuhi sehingga HAM dapat ditegakkan, dijunjung tinggi serta dilindungi
h. Menurut Leah Kevin konsepsi tentang hak-hak asasi manusia mempunyai dua
makna dasar yaitu:
 Yang pertama ialah bahwa hak-hak hakiki dan tak terpisahkan menjadi hak
seseorang hanya karena ia merupakan manusia. Hak-hak itu merupakan hak-

7
hak moral yang berasal dari keberadaannya sebagai manusia dari setiap umat
manusia.
 Yang kedua dari hak-hak asasi manusia ialah hak-hak hukum, baik secara
internasional atau nasional.
i. Menurut A.J.M Milne HAM merupakan suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua
umat manusia di dunia, disegala masa, dan juga di segala tempat karena keutamaan
keberadaannya ialah sebagai manusia
j. HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto. Mengacu pada isi Declaration
deL'Homme er du Citoyen, HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut
kodratnya. Tidak bisa dipisah dari hakikatnya, sebab HAM bersifat suci.
(sumber Brilio.net)

2. Jenis – Jenis HAM

a. Hak sipil dan Politik


Hak Sipil adalah hak kebebasan fundamental yang diperoleh sebagai hakikat dari
keberadaan seorang manusia. Arti kata sipil adalah kelas yang melindungi hak-hak
kebebasan individu dari pelanggaran yang tidak beralasan oleh pemerintah dan organisasi
swasta, dan memastikan kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sipil
dan politik negara tanpa diskriminasi atau penindasan.
Hak-hak sipil yang ada di setiap negara dijamin secara konstitusional. Hak-hak sipil
bervariasi di setiap negara karena perbedaan dalam demokrasi, tetapi mungkin untuk
menunjukkan beberapa hak-hak sipil yang sebagian besar tetap umum. Beberapa hak-hak
sipil universal dikenal seseorang adalah kebebasan berbicara, berpikir dan berekspresi,
agama serta pengadilan yang adil dan tidak memihak.(Sumber: LBH Yogyakarta. 2013-04-04. Diakses
tanggal 2014-06-23)

Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (bahasa


Inggris: International Covenant on Civil and Political Rights, disingkat ICCPR) adalah
sebuah perjanjian multilateral yang ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa berdasarkan Resolusi 2200A (XXI) pada tanggal 16 Desember 1966. Perjanjian
ini mulai berlaku pada tanggal 23 Maret 1976 (tiga bulan setelah penyerahan instrumen
ratifikasi atau aksesi yang ketiga puluh lima kepada Sekjen PBB, seperti yang diatur oleh
8
Pasal 49). Perjanjian ini mewajibkan negara anggotanya untuk melindungi hak-hak sipil
dan politik individu, termasuk hak untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan
berpendapat, kebebasan berkumpul, hak elektoral, dan hak untuk memperoleh proses
pengadilan yang adil dan tidak berpihak. Pada bulan Februari 2017, terdapat 169 negara
anggota dan enam penandatangan lain yang belum meratifikasi.

b. Hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya


Hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya adalah hak asasi manusia yang terkait dengan
aspek sosioekonomi dan budaya, seperti hak pendidikan, hak atas perumahan, hak atas
standar hidup yang layak, hak kesehatan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan
budaya. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya diakui dan dilindungi oleh instrumen-
instrumen hak asasi manusia internasional dan regional.[1] Negara anggota memiliki
kewajiban hukum untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya, dan diharapkan akan mengambil langkah "secara progresif" untuk
mewujudkan hak-hak tersebut. Hal inilah yang membedakannya dari hak-hak sipil dan
politik, karena hak-hak sipil dan politik harus dipenuhi dengan segera, sementara
pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya cenderung dibatasi oleh ketersediaan
sumber daya suatu negara; contohnya, negara miskin seperti Haiti tidak dapat langsung
mewujudkan hak atas perumahan untuk semua warganya.
Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal mengakui beberapa hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya, sementara instrumen utama yang berisi tentang hak-hak ini
adalah Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Konvensi
Hak-Hak Anak dan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Wanita mengakui dan melindungi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya anak-
anak dan perempuan. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial melarang diskriminasi berdasarkan ras atau etnis terkait dengan
pemenuhan sejumlah hak ekonomi, sosial dan budaya (walaupun pelarangan tersebut juga
terkandung di dalam perjanjian-perjanjian HAM lainnya). Konvensi mengenai Hak-Hak
Penyandang Disabilitas juga melarang diskriminasi atas dasar disabilitas, termasuk
penolakan akomodasi yang patut.
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (bahasa
Inggris: International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights,
9
disingkat ICESCR) adalah sebuah perjanjian multilateral yang ditetapkan oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 16 December 1966 dan mulai berlaku
pada tanggal 3 Januari 1976. Negara yang telah meratifikasi perjanjian ini berkomitmen
untuk memenuhi hak ekonomi, sosial dan budaya individu dan wilayah perwalian dan
wilayah yang tidak memerintah sendiri. Beberapa contoh hak yang dijamin adalah hak
buruh, hak kesehatan, hak pendidikan, dan hak atas standar kehidupan yang layak. Pada
tahun 2015, terdapat 164 negara yang telah menjadi negara anggota perjanjian ini. Enam
negara lain (termasuk Amerika Serikat) telah menandatangani perjanjian ini, tetapi belum
meratifikasinya.
Perjanjian ini merupakan bagian dari Piagam Hak Asasi Manusia
Internasional bersama dengan Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal dan Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.
Pelaksanaan perjanjian ini diawasi oleh Komite Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya.

3. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)

Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau


kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin undang- undang ini, dan
tidak didapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (UU No. 26/2000 tentang
Pengadilan HAM). Pelanggaran terhadap hak asasi manusia dapat dilakukan baik oleh
aparatur Negara (non-state- actors) / UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM). Karena
itu penindakan terhadap pelanggaran hak asasi manusia tidak boleh hanya ditujukan
terhadap aparatur Negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan oleh aparatur Negara.
Pelanggaran HAM dapat diindikasikan atau ditandai dengan munculnya ketidaksesuaian
atas kondisi yang seharusnya terjadi, misalnya setiap orang harus saling menghargai,
ketika terjadi kondisi saling ejek, saling menghina dan sebagainya, itu berarti sudah
menunjukkan timbulnya pelanggaran HAM. Contoh lain, setiap orang harus
mendapatkan rasa aman atau terbebas dari rasa takut, akan tetapi apabila orang tersebut

10
merasakan kemanannya terganggu, itu berarti sudah terjadi pelanggaran HAM.
Nah, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelanggaran HAM itu tidak
hanya berkaitan dengan masalah pembunuhan, penyiksaan, dan sebagainya, tetapi
berkaitan juga dengan hal-hal lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti
ketidaknyamanan, hilangnya rasa aman, munculnya ketakutan, dan sebagainya.

Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua
bentuk, yaitu;
a. Diskriminasi, yaitu suatu pembatasan, pelecehan atau pengucilan yang langsung
maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku,
ras, etnik, kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang
berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam semua
aspek kehidupan.
Contoh kasus : September 2015. Berapa perusahaan dalam negeri yang seharusnya
dapat dikerjakan oleh warga Indonesia, malah diserahkan ke warga asing. Padahal jam
kerjanya dan profesinya sama. Tetapi kalau soal gaji, gaji mereka lebih besar daripada
orang lokal.(sumber miring bola)
b. Penyiksaan, adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat baik jasmani maupun rohani pada
seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang
ketiga.
Contoh kasus : sebelum masa kemerdekaan RI banyak warga Indonesia yang
diperbudak dan disiksa oleh penjajahan jepang
Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan


mengancam nyawa manusia.
b. Pelanggaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam keselamatan
jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi. Misalnya,
kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan yang
disengaja dan sebagainya.
11
Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM dapat diklasifkasikan menjadi dua,yaitu:
1. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara :
a) membunuh anggota kelompok;
b) mengakibatkan penderitaan fsik dan mental yang berat terhadap anggotaanggota
kelompok;
c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran didalam kelompok
atau
e) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Contoh kasus : Pembantaian anggota PKI (1965-1966). Sebanyak 500.000 orang
dibantai habis-habisan karena mereka dianggap menyimpang. Anggota PKI, simpatisan,
dan siapa saja yang terlibat dengan organisasi ini dibantai dengan sadis.
2. Kejahatan terhadap kemanusian, yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan
tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa :
a) pembunuhan;
b) pemusnahan;
c) perbudakan;
d) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hokum internasional;
f) penyiksaan;
g) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasaan seksual lain yang
setara;
h) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan
lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
12
internasional;
i) penghilangan orang secara paksa; atau
j) kejahatan apartheid, yaitu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu pemerintahan
dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari suatu ras atau bangsa.
Pelanggaran-pelanggaran HAM di atas pada dasarnya merupakan bentuk
pelanggaran terhadap hak hidup, hak kemerdekaan dan hak kebahagiaan yang
dimiliki oleh setiap manusia. Selain itu juga, pelanggaran HAM berat merupakan
penanaman kesadaran berkonstitusi. Setiap orang memiliki hak asasimanusia, oleh karena
itu:
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan
yang ditetapkan dengan undangundang dengan maksud sematamata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Selain mewaspadai bentuk pelanggaran HAM berat, tentu saja kalian juga harus
mewaspadai pelanggaran HAM yang sifatnya ringan seperti pencemaran nama baik,
pelecehan, penghinaan, dan sebagainya. Palanggaran HAM ringan kecenderungannya
sering dipandang hal yang biasa saja, sehingga sering dilakukan. Padahal apabila
pelanggaran tersebut sudah sering dilakukan tanpa ada upaya untuk mencegahnya, tentu
saja pada akhirnya akan menjadi faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran HAM
berat.
Sejak 2018 hingga kini telah terjadi 33 kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia
atau HAM yang dialami mahasiswa Papua di beberapa daerah. Angka ini diungkap
Direktur Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Jakarta Arif Maulana.
Menurut Arif, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan seluruh kantor perwakilan
LBH se- Indonesia telah mendampingi mahasiswa dalam 33 kasus itu.
Adapun rinciannya adalah, Surabaya terjadi sembilan kasus, Papua delapan, Bali
lima, Jakarta empat, Semarang empat, dan Yogyakarta tiga kasus.

13
"Jenis-jenisnya berupa intimidasi, penggerebekan asrama, pembubaran diskusi,
penyerangan asrama, pembubaran aksi, penangkapan sewenang-wenang, dan pembiaran
pelanggaran hukum oleh aparat," katanya dalam konferensi pers di Kantor LBH Jakarta,
Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2019.
Menurut Arif, jumlah mahasiswa Papua yang menjadi korban tindakan tersebut
mencapai 250 orang. "Sedangkan yang menjadi terduga pelaku terdiri dari TNI, Polri,
Satpol PP, pejabat setempat, dan ormas," tuturnya.
Arif berujar rentetan peristiwa itu menunjukkan jika negara belum mampu
melindungi dan mengayomi masyarakat dalam mengedepankan nilai-nilai HAM. Bahkan,
kata dia, beberapa pelanggaran diduga justru dilakukan oleh aparat negara.
Dengan banyaknya peristiwa pelanggaran HAM terhadap mahasiswa Papua hingga
perlakuan diskriminasi rasial yang terjadi di Jawa Timur beberapa waktu lalu, YLBHI dan
seluruh kantor LBH se-Indonesia mendesak pemerintah menegakkan hukum terhadap
pelakunya. Hal ini, kata Arif, tidak bisa diselesaikan sekadar lewat saling memaafkan.
"Kami khawatir jika pelanggaran ini tidak ditindak maka akan terus terulang,"
ucapnya.(sumber: Nasional Tempo.com)

4. Upaya Pemerintah Indonesia dalam menegakkan Hak Asasi Manusia

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemeritah untuk upaya pemerintah
dalam menegakkan HAM bagi warga negara Indonesia antara lain:
a. Penegakan Pemerintah Melalui Undang-Undang
Undang-undang merupakan produk hukum yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia
yang digunakan sebagai pedoman atau aturan main dalam pelaksanaan suatu kebijakan atau
tindakan yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia. Undang-
undang merupakan produk yang dihasilkan sebagai akibat adanya sistem politik
demokrasi di Indonesia. Produk ini merupakan hasil dari perundingan yang dilakukan oleh
pemerintah melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(baca juga: Fungsi DPR) Sebelum undang-undang ini diberlakukan, undang-undang perlu
disetujui dan disahkan oleh presiden republik Indonesia.

14
Undang-undang sebagai pedoman dan acuan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara juga mempunyai beberapa kaitan dengan hak asasi manusia. Kaitan tersebut
berupa produk undang-undang yang mengatur tentang perlindungan terhadap hak-hak asasi
yang dimiliki oleh setiap warga negara. Adapun undang-undang yang dimiliki oleh
Indonesia dalam kaitannya dengan penegakan hak asasi manusia bagi warga negaranya
diantaranya:
1.Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
Undang-Undang No.1 Tahun 1974 merupakan udang-undang yang berkaitan upaya
pemerintah dalam menegakkan HAM dengan hak asasi manusia yang mengatur tentang
perkawinan di Indonesia. Perlu diketahui, perkawinan atau penikahan merupakan hak asasi
yang dimiliki oleh seseorang yang termasuk dalam hak asasi pribadi (Personal Rights). Di
dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa dasar perkawinan atau pernikahan
merupakan ikatan secara lahir maupun batin yang terjalin diantara seorang pria dan seorang
wanita dengan tujuan membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Keluarga atau rumah
tangga yang dibentuk tentunya bertujuan kepada kebahagiaan yang dilandaskan pada
Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai berikut:
Undang-undang perkawinan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah Indonesia
terhadap hak asasi personal yang dimiliki oleh warga negaranya.
Setiap warga negara di Indonesia berhak untuk memilih pasangannya masing-
masing ke jenjang pernikahan yang diakui secara agama dan hukum yang berlaku di
Indonesia.
Pada dasarnya undang-undang perkawinan ini merupakan salah satu usaha
pemerintah dalam meningkatkan peran keluarga dalam pembentukan kepribadian anggota
keluarga baik itu ayah, ibu, maupun anak.
Perkawinan tidak dapat dilakukan dengan paksaan karena perkawinan itu
membutuhkan ikatan secara lahir maupun batin seperti yang dijelaskan dalam undang-
undang tersebut. Barang siapa memaksakan suatu perkawinan itu terjadi, maka hak asasi
manusia yang berkaitan dengan hak asasi pribadi dapat terganggu. Jika di dalam pemaksaan
perkawinan terjadi tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dan melanggar hukum, maka
kasus tersebut dapat diperkarakan dalam pengadilan.
2.TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998

15
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 merupakan produk dari Majelis
Permusyawaratan Rakyat sesuai dengan tugas dan fungsi MPR di Indonesia dan menurut
UUD 1945. (baca juga: Fungsi MPR) Ketetapan MPR ini merupakan ketetapan yang
berkaitan tentang hak-hak asasi manusia khususnya hak-hak asasi warga negara Indonesia.
Oleh pemerintah saat itu, produk MPR berupa ketetapan ini disebut sebagai piagam
hak asasi manusia yang dimiliki oleh negara Indonesia. Dalam ketetapan MPR ini, hak
asasi manusia diakui sebagai hak yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada
ciptaannya yang perlu dijaga dan dilindungi oleh negara. Selain itu, hak asasi manusia juga
diakui sebagai hak-hak yang mendasar dan melekat dalam diri manusia semenjak manusia
tersebut di dalam kandungan. Penegakan hak asasi bagi warga negara Indonesia dalam
keketapan MPR ini merupakan bentuk perlindungan hak asasi yang menjunjung tinggi arti
penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Beberapa hak
asasi manusia yang terdapat dalam ketetapan MPR ini antara lain:
Hak untuk hidup
Hak untuk berkeluarga
Hak untuk melakukan pengembangan diri
Hak untuk mendapatkan keadilan
Hak untuk mendapatkan kemerdekaan
Hak atas kebebasan informasi
Hak atas rasa aman
Hak atas kesejahteraan
Perlu kita ketahui, Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak-Hak Asasi
Manusia sudah tidak berlaku lagi di Indonesia. Ketetapan MPR ini telah melebur pada
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 yang dibahas pada poin selanjutnya dalam artikel ini.
3.Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 merupakan undang-undang yang menggantikan
Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998. Undang-undang ini bersikan hak-hak asasi
manusia yang dimiliki oleh setiap warga negara tanpa terkecuali. Melalui undang-undang
ini, penegakan hak asasi bagi seluruh masyarakat Indonesia lebih diperkuat sejalan dengan
pandangan bangsa mengenai Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia. Karena Undang-
Undang No. 39 Tahun 1999 adalah penyempurnaan dari Ketetapan MPR MPR Nomor

16
XVII/MPR/1998, maka terdapat beberapa tambahan mengenai hak-hak asasi manusia
sebagai warga negara Indonesia. Penambahan cakupan hak-hak asasi tersebut antara lain:
Hak untuk berperan serta dalam sistem pemeritnahan
Hak-hak perempuan
Hak-hak anak
Tiga tambahan dari cakupan hak asasi manusia sebagai warga negara Indonesia
menjadi pelengkap dalam penegakan hak asasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Penambahan cakupan hak-hak tersebut telah mewakili enam hak asasi manusia secara
umum. Adanya cakupan khusus terhadap hak-hak perempuan dan anak menjadikan
pemerintah Indonesia membentuk lembaga khusus terkait dengan kedua hal tersebut.
Lembaga khusus ini akan dibahas secara lebih lanjut dalam artikel ini.
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2004
Undang-Undang No. 23 Tahun 20014 adalah undang-undang yang berisikan tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Undang-undang ini merupakan sebuah tindak
lanjut dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yang mengatur tentang perkawinan. Seperti
yang kita ketahui, dalam kehidupan berumah tangga, setiap anggota keluarga berhak untuk
mendapatkan kebahagiaan dan rasa aman di dalam kehidupan berkeluarganya. Kebahagiaan
dan rasa aman merupakan hak asasi yang dimiliki oleh manusia baik itu di dalam kehidupan
berkeluarga maupun di dalam kehidupan bermasyarakat secara luas.
Perwujudan rasa bahagia serta rasa aman terhadap anggota keluarga merupakan peran
yang sebaiknya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali. (baca juga: Peran
Ayah dalam Keluarga) Kekerasan baik secara fisik maupun non fisik sangat dilarang dalam
kehidupan keluarga. Pelarangan tindak kekerasan dalam rumah tangga juga dimuat dalam
undang-undang ini. Bagi siapapun yang melakukan kekerasan dalam rumah tangganya,
orang tersebut dapat dikenai sanksi baik secara hukum maupun sosial sesuai dengan
undang-undang ini.
5.Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 merupakan undang-undang tentang perubahan
atas UU No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang ini mengatur hak-
hak asasi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia khususnya hak-hak asasi yang dimiliki
oleh setiap anak yang ada di Indonesia. (baca juga: Hak Perlindungan Anak) Di dalam

17
undang-undang ini disebutkan bahwa hak-hak anak perlu dilindungi dan ditegakkan agar
anak tersebut dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat secara kemanusiaan. Selain itu, anak perlu mendapatkan
perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.
6.UUD 1945 Pasal 27 – 34
Isi dari UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal 34 mengatur dan menjamin hak-hak
warga negara Indonesia dalam berbagai aspek. Pada intinya, isi yang terkandung dalam
UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal 34 ini berkaitan dengan hak-hak asasi yang
dimiliki oleh manusia secara umum seperti yang dipaparkan pada paragraf pertama dalam
artikel ini. UUD 1945 Pasal 27 – 34 lebih mekankan kepada penjaminan terhadap hak-hak
yang dimiliki oleh segenap warga negara Indonesia.
b. Pembentukan Pemerintah Komisi Nasional
Dalam upaya pemerintah dalam menegakkan HAM terhadap hak asasi manusia bagi
warga negara Indonesia, pemerintah membentuk beberapa komisi nasional guna membantu
pemerintah dalam menegakkan hak asasi. Adapun komisi nasional tersebut antara lain:
1.Komisi Nasional Perempuan
Komisi Nasional Perempuan merupakan komisi nasional yang dibentuk oleh
pemerintah dalam melakukan upaya penegakan hak asasi manusia khususnya pada hak
asasi perempuan. Komisi ini lahir dari tuntutan masyarakat di Indonesia khusunya kaum
wanita sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam menanggapi contoh
konflik sosial dalam masyarakat yang ditujukan kepada kaum wanita di Indonesia. Dalam
menjalankan peran dan fungsinya, komisi ini mempunyai tujuan untuk:
Menghapuskan bentuk-bentuk kekerasan terhadap kaum wanita.
Menegakkan hak-hak asasi manusia khususnya perempuan di Indonesia.
Meningkatkan upaya penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.
2. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merupakan komisi yang dibentuk oleh
pemerintah untuk melindungi dan menegakkan hak-hak yang oleh dimiliki seluruh anak di
Indonesia tanpa terkecuali. Komisi ini didirikan pada 20 Oktober 2002 atas desakan para
masyarakat sebagai orangtua yang merasa bahwa hak-hak anaknya tidak terpenuhi dengan
baik.

18
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi ini memiliki tugas pokok yaitu
melakukan pengawasan terhadap jalannya perlindungan anak yang di Indonesia baik di
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun pendidikan. Selain itu, KPAI juga
menekankan kepada setiap orangtua tentang pentingnya pentingnya pendidikan anak usia
dini agar anak nantinya dapat mengembangkan keterampilannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
c. Pembentukan Pengadilan HAM
Keberadaan pengadilan HAM di Indonesia merupakan salah upaya pemerintah dalam
menegakkan hak asasi manusia bagi setiap warga negara Indonesia. Pengadilan HAM ini
dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Dalam
menjalankan perannya, pengadilan ini berperan khusus dalam mengadili kejahatan genosida
dan kejahatan terhadap kemanusiaan, sebagai berikut:
Keberadaan pengadilan HAM di Indonesia merupakan salah satu langkah dalam
megakkan keadilan bagi warga negara Indonesia khususnya yang berkaitan dengan
pelanggaran HAM.
Proses pelimpahan perkara yang terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi
tentunya dilakukan oleh pengadilan HAM sesuai dengan mekanisme pelaksanaan sistem
peradilan di Indonesia.
Berawal dari persitiwa itulah, Indonesia melalui pemerintah kembali menegakkan
hak asasi manusia yang didasarkan pada Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Melalui sistem pemerintahan presidensial dan parlementer yang dilaksanakan di Indonesia,
pemerintah mulai mengkencangkan perjuangannya dalam menegakkan hak-hak asasi
manusia bagi warga negara Indonesia tanpa terkecuali.
Tentunya dalam penegakkan hak asasi manusia di Indonesia, pemerintah tidak
melakukannya sendirian. Pemerintah memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak
hukum yang ada di Indonesia. Selain itu, dalam menegakkan hak asasi bagi warga
negaranya, pemerintah Indonesia mempunyai landasan hukum persamaan kedudukan warga
negara yang semakin mendukung dan menguatkan proses penegakan hak asasi manusia.
d. Penegakan Melalui Proses Pendidikan
Penegakan hak asasi manusia juga dapat dilakukan melalui proses pendidikan, baik
itu dalam pendidikan formal, informal, maupun non formal. Proses penegakan yang

19
dilakukan melalui proses pendidikan merupakan penanaman konsep tentang HAM itu
sendiri kepada peserta didik yang ikut di dalam proses pendidikan.
Jika penegakan itu dilakukan dalam pendidikan formal yaitu sekolah, penegakan
HAM tentang penanaman konsep HAM kepada peserta didik dapat dilakukan melalui
tujuan dari mata pelajaran PPKn dan agama. (baca juga: Tujuan Pendidikan Pancasila)
Harapannya, melalui penanaman konsep HAM melalui pendidikan, peserta didik dapat
melakukan penegakan HAM secara sederhana misalnya dengan melakukan penerapan
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai berikut:
Di Indonesia sendiri, hak asasi manusia dijunjung tinggi di dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara
kita.
Pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di dalam masyarakat telah
dilakukan dari zaman nenek moyang kita meskipun dulu belum mengenal dengan betul apa
itu hak asasi manusia.
Nenek moyang kita di Indonesia mengenal hak asasi manusia sebagai hak-hak
sebagaimana umumnya seperti hak yang tercantum dalam UUD 1945.
Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memperjuangkan hak-hak
asasinya jika hak-hak asasi tersebut belum terpenuhi secara maksimal.
Setiap warga negara Indonesia tidak perlu merasa takut atau sungkan dalam
menuntut hak asasinya karena terdapat dasar hukum yang mengatur itu semua. Indonesia
sebagai negara yang mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara sudah seharusnya menjunjung tinggi setiap hak asasi yang
dimiliki oleh warga negaranya. Tindakan seperti ini sangat diperlukan guna meminimalisir
dan mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran hak warga negara Indonesia. Perlu
diketahui oleh kita semua, pada era sistem pemerintahan orde baru berlangsung, terdapat
banyak peristiwa atau kasus yang menimpa warga negara Indonesia terkait dengan
pelanggaran hak asasi manusia seperti yang diungkapkan oleh Ignatius Haryanto dalam
bukunya tentang Kejahatan Negara (1999). Selain itu, setelah masa pemerintahan orde baru
selesai, pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia juga masih terjadi. Peristiwa atau kasus
yang pernah kita dengar tekait dengan hal ini adalah peristiwa pelanggaran HAM di Timor
Timur pada tahun 1999.

20
Demikianlah penjelasan mengenai upaya pemerintah dalam menegakkan hak asasi
manusia bagi warga negara Indonesia. Selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah, kita
sebagai warga negara Indoenesia juga harus menjaga dan menghormati hak asasi orang lain
agar kehidupan bermasyarakat kita tidak menimbulkan suatu konflik yang dapat
menimbulkan dampak tertentu bagi masyarakat. (baca juga: Dampak Akibat Konflik
Sosial) Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

5. Hambatan yang dialami Dalam Penegakan HAM di Indonesia


Terwujudnya perlindungan HAM (hak asasi manusia) di suatu negara idak lepas dari
kerja sama dari berbagai warga negara, aparat kepolisisan, maupunjuga pemerintahan negara
tersebut. Selain itu juga, pemerintahan berserta negaranya juga harus turut andil dalam
mengamati pelaksanaan penegakan HAM di negara lailn. Dalam penegakan HAM dinegara
indonesia terdapat beberpa hambatan yang disebabkan oleh berbagai aspek, diantaranya
ialah :

1. Kondisi Sosial Budaya

Salah satu faktor terhambatnya penegakan HAM di dindonesia ialah kondisi sosial budaya.
Hal ini tidak terlepas dari kondisi indonesia yang berupa negar akepulaluan. Dengan
banyaknya pulau di indonesia maka beraneka ragam pula adatt, ras, kebudayaan, maupun
juga suku di indonesia.

2. Komunikasi dan Informasi

Komunikasi dan informasi menjadi salah satu penyebab terhambatnya penegakan HAM di
indonesia sendiri. Hal ini dikarenakan beberapa hal:

 Kondisi geografis

Kondisi geografis infoensia yang teridir dari gunung, rawa, lembah dan sebagainya serta
bentuk negara nya yang berpa negara kepulauan menyebabkan sulitnya akses komunikasi
dan informasi ke beberapa daerah.

 Belum adanya sarana prasarana


21
Belum adanya sarana prasarana yang memadai yang mencakup seluruh wilayah indonesia
untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi

 Belum banyak suber daya manusia

Belum banyak sumber daya manusia yang berpendidikan dan terampil untuk memecahkan
masalah komunikasi dan informasi di indonesia. Walaupun beberapa penelitian telah
menghasilakan terobosan baru di bidang komunikasi dan informasi akan tetapi dukungan
pemerintah dan pihak swasta di indonesia masih cukup rendah.

3. Kebijakan Pemerintah

Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus berpedoman kepada kepentingan nasional.


Kebiakan pemerintah sangat berpegnaruh terhadap penegakan HAM. Beberapa hambatan
dalam penegakan HAM oleh pemerintah ialah sebagai berikut ini.

 Kebijakan pemerintah

Beberapa kebijakan pemerintah menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat karena
dianggap tidak dapat melindungi hak seluruh warga negara nya.

 Menjaga Stabilias nasional

Untuk menjaga stabilitas nasional terkadang pemerintah sendiri yang justru mengabaikan
HAM warga negaranya

 Belum adanya kesamaan prinsip

Belum adanya kesamaan prinsip atau pandangan tentang penttingnya jaminan HAM oleh
para penguasa.

4. Perangkat Perundangan

Perangkat perundangan juga menjadi salah satu penyebab dari terhambatnya penegakan
HAM. Undang-undang yang dimaksud disini ialah ketentuan tertulis yang dibuat oleh
pemerintah pusat maupun juga daerah yang sah. Peraturan perundang-undangan dibuat

22
dengan tujuan mengatur tingkah laku seluruh warga negara tanpa kecuali termasuk
pemerintah. Selain itu juga melindungi hak –hak manusia agar tidak berselisih dan
bersinggungan. Hambatan-hambaan penegakan HAM oleh praturan perundangan ialah
sebagai berikut:

 Pengesahan dari ketentuan yang disahkan

Beberapa perundang-undangan adalah pengesahan dari keentuan yang ditetapkan dalam


konvensi internasional. Tidak semua isi ketentuan dalam konvensi tersebut sesuai untuk
diterapkan di indonesia karena berbedaya situasi dan kondisi negara tersebut.

 Belum memiliki aturan pelaksana

Terdapat peraturan perundangan-undangan yang belum mempunyai pelaksanaannya


sehingga menyulitkan aprata kepolisian untuk menegakkannya

23
Rangkuman

1. Hak asasi manusia atau disingkat HAM dalam bahasa Inggris disebut human
rights, dan dalam bahasa Prancis disebut droits de l'homme adalah sebuah konsep
hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat
pada dirinya karena ia adalah seorang manusia
2. Menurut Undang-undang Nomor 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
3. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Hak Asasi Manusia diantaranya
 John Locke
 Jan Materson.
 Kevin Boyle dan David Beetham HAM
 Wolhoff.
 Miriam Budiarjo.
 Oemar Seno Adji
 C. de Rover
 Leah Kevin
 A.J.M Prof. Koentjoro Poerbopranoto.
4. Jenis-jenis HAM terdiridari Hak Sipil dan Politik, Hak Ekonomi, Hak social dan
budaya
5. Hambatan yang dialami Dalam Penegakan kasus HAM di Indonesia meliputi:
Kondisi social budaya
Komunikasi dan Informasi
Kebijakan pemerintah
Perangkat perundangan

24
Tugas Terstruktur
Untuk lebih memperdalam pengetahuan saudara tentang Hak Asasi Manusia dan
bagaimana Mekanisme penegan hukumnya di Indonesia silahkan saudara identifikasi
langkah-langkah apa yang mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah agar pelanggaran
Hak asasi Manusia di Indonesia dapat diminimalisir bahkan mungkin dapat dituntaskan!

Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari pada moodul ini, diskusikan bersama teman sejawat melalui
fasilitas daring pada slot forum diskusi terkait berikut :

1. coba Anda telaah apakah penanganan masalah Hak Asasi Manusia di Indonesia
selama ini sudah berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

2. apakah berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi dimasa silam dapat
diselesaikan oleh pihak yang berwenag?

25
G. Tes Formatif

Pilihlah alternatif jawaban yang paling benar!

1. Pengertian Hak Asasi Manusia ialah hak manusia yang langsung diberikan Tuhan
sebagai hak yang kodrati merupakan pendapat dari… .

A. John Locke
B. Kevin Boyle
C. David Beetham
D. Wolhoff
E. Miriam Budiarjo

2. Pendapat C. de Rover Tentang Hak Asasi Manusia adalah….

A. Hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya, tidak bisa dipisah dari hakikatnya,
sebab HAM bersifat suci
B. HAM merupakan suatu hak yang sudah dimiliki oleh semua umat manusia di
dunia, disegala masa, dan juga di segala tempat karena keutamaan keberadaannya
ialah sebagai manusia
C. Hak Asasi Manusia ialah hak-hak hukum, baik secara internasional atau nasional.
D. HAM merupakan hak hukum yang sama kepada setiap manusia baik kaya atau
miskin, laki-laki maupun wanita
E. HAM adalah hak-hak hakiki dan tak terpisahkan menjadi hak seseorang hanya
karena ia merupakan manusia

3. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memusnakan atau


menghancurkan sebagian atau seluruh bangsa, ras, kelompok agama kelompok etnis,
merupakan kejahatan…
A. Kriminal
B. Genosida
C. Kemanusiaan
26
D. General
E. Kekerasan

4. Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang sistematis
dan meluas yang diketahuinya bahwa serangan tersebut diperlihatkan secara
langsung terhadap masyarakat sipil merupakan kejahatan …
A. Perdata
B. Genosida
C. Kemanusiaan
D. Kriminal
E. Kekerasan
5. Contoh pelanggaran HAM ringan adalah ….
A. Kejahatan Genosida
B. Pembunuhan
C.Penganiayaan
D.Perkosaan
E.Kelalaian dalam pelayanan kesehatan
6. Undang-undang yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menegakkan HAM
yang mengatur tentang perkawinan di Indonesia
A. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
B. Undang-Undang No. 23 Tahun 2004
C. UUD 1945 Pasal 27 – 34
D. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
E. Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
7. Hak asasi manusia yang terdapat dalam ketetapan MPR ini antara lain, Kecuali….
A. Hak untuk melakukan pengembangan diri
B. Hak untuk mendapatkan keadilan
C. Hak untuk mendapatkan kemerdekaan
D. Hak atas kebebasan informasi
E. Hak untuk berperan serta dalam sistem pemerintahan

27
8. komisi yang dibentuk oleh pemerintah untuk melindungi dan menegakkan hak-hak
yang oleh dimiliki seluruh anak di Indonesia tanpa terkecuali adalah ….
A. KPAI
B. KOMNAS Perempuan
C. KOMNASHAS
D. POLRI
E. Pengadilan HAM
9. Dalam penegakan HAM dinegara indonesia terdapat beberpa hambatan yang
disebabkan oleh berbagai aspek, diantaranya ialah
A. Kondisi social budaya
B. Kondisi masyarakat
C. Longgarnya hukum untuk pelanggar HAM
D. Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentan HAM
E. Ringannya sanksi yang diberikan kepada pelanggar HAM
10. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara
A.perbudakan
B.pengusiran
C.pemindahan penduduk secara paksa
D perampasan
E. membunuh anggota kelompok

I. Kunci Jawaban tes Formatif Kegiatan Belajar 1

1. A 6. A

2. B 7. E

3. B 8. A

4. C 9. A

5. E 10. E

28
H. Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia.

https://www.brilio.net/wow/pengertian-ham-menurut-para-ahli-ciri-ciri-dan-
contohnya-2004205.html
https://guruppkn.com/upaya-pemerintah-dalam-menegakkan-ham>
https://nasional.tempo.co/read/1239227/sejak-2018-terjadi-33-pelanggaran-ham-
kepada-mahasiswa-papua/full&view=ok
Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Van Boven 2010.halaman 174. Jenis Hak Asasi Manusia
https://guruppkn.com/hambatan-penegakan-ham
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak

29

Anda mungkin juga menyukai