Anda di halaman 1dari 6

Tatalaksana Reaksi Anakfilaksis

pada Vaksinasi Covid 19


No. Dokumen : 445/ /UPTD-06/
SOP/UKP/07/2020
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit: - 03 - 2020
Halaman : 1/2
PUSKESMAS I NYM DUS ARIANTO, SKM
SUKARAJA TIGA NIP. 197303131993031006
1. Pengertian Reaksi anafilaktik adalah reaksi hipersensitifitas generalisata atau
sistemik yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30 menit sesudah
suntikan) serius dan mengancam jiwa. Jika reaksi tersebut cukup hebat
dapat menimbulkan syok yang disebut sebagai syok anafilaktik.

2. Tujuan Dapat memberikan tatalaksana cepat tepat kepada sasaran post vaksinasi
Covid 19 yang mengalami reaksi anafilaktik.

3. Kebijakan SK Dirjen Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis


Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk
Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
4. Referensi Petunjuk Teknis Pelaksanan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Covid 19 Keputusan Dirjan P2P
5.Langkah-langkah 1. Tegakkan diagnosis reaksi reaksi anafilaktik dengan mengamati
tanda-tanda berikut, yaitu:
 Kriteria I: Gejala muncul tiba-tiba dalam menit sampai jam,
melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya ( mis: bercak
merah di seluruh tubuh, terasa gatal dan panas, bibir, lidah, dan
uvula, bengkak); ditambah dengan adanya gejala pernapasan
(mis: sesak napas, mengi, batuk, stridor, hipoksemia) atau
tekanan darah menurun mendadak.
 Kriteria II: Dua atau lebih dari keadaan berikut yang muncul
mendadak setelah pajanan alergen atau pemicu lainnya, yaitu
 Gejala muncul tiba-tiba dalam hitungan menit sampai jam,
melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya ( mis:
bercak merah di seluruh tubuh, terasa gatal dan panas,
bibir, lidah, dan uvula, bengkak)
 Gejala pada pernafasan (mis: sesak napas, mengi, batuk,
stridor, hipoksemia)
 Tekanan darah menurun mendadak atau timbulnya gejala
disfungsi organ seperti hipotonia (kolaps), inkontinensia
 Gejala pencernaan yang timbul mendadak ( mis: nyeri perut
sampai kram,muntah)
 Kriteria III: Tekanan darah berkurang setelah pajanan
alergen**yang diketahui untuk pasien (dalam hitungan menit
sampai jam)
2. Hilangkan paparan/faktor pemicu sedapat mungkin, sebagai contoh
hentikan agen intravena yang diperuntukkan untuk diagnostik atau
terapi yang kemungkinan menjadi pemicu gejala.
3. Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status mental, kulit,
dan berat badan (massa).
4. Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio mid-
anterolateral paha, 0,01 mg/kg larutan 1:1000 (1mg/ml), maksimum
0,5 mg (dewasa): catat waktu pemberian dosis dan ulangi 5-15
menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien respon terhadap 1-2
dosis.
5. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman jika
terdapat distres pernafasan atau muntah; elevasi ekstremitas bawah
(Trendelenburg); kejadian fatal dapat terjadi dalam beberapa detik
jika pasien berdiri atau duduk tiba-tiba.
6. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8L/menit) dengan
masker atau oropharyngeal airway.
7. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter dengan
kanula diameter besar(14-16 G), Jika diperlukan, berikan 1-2 liter
cairan NaCl 0,9% (isotonik) salin dengan cepat (mis: 5-10 ml/kg
pada 5-10 menit awal pada orang dewasa).
8. Jika terjadi henti jantung, lakukan resusitasi kardiopulmoner
dengan kompresi dada secara kontinyu dan amankan pernafasan.
9. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status
pernafasan dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval
regular.
10. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung,
frekuensi pernafasan, denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis
setiap pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut
juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk.
11. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien
tersebut tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.

6. Bagan Alir
Tegakkan diagnosis reaksi reaksi anafilaktik dengan mengamati
adanya 1/ lebih: gejala muncul tiba-tiba dalam menit sampai jam,
melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya; gangguan
pernapasan; TD turun mendadak, gejala pencernaan timbul
Hilangkan paparan/faktor pemicu sedapat mungkin

Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status mental,


kulit, dan berat badan (massa).

Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio mid-


anterolateral paha, 0,01 mg/kg larutan 1:1000 (1mg/ml),
maksimum 0,5 mg (dewasa): catat waktu pemberian dosis dan
ulangi 5-15 menit jika diperlukan.

Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman jika


terdapat distres pernafasan atau muntah; elevasi ekstremitas
bawah (Trendelenburg); kejadian fatal dapat terjadi dalam
beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba-tiba.

Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8L/menit)


dengan masker atau oropharyngeal airway.

Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter dengan


kanula diameter besar(14-16 G), Jika diperlukan, berikan 1-2 liter
cairan NaCl 0,9% (isotonik) salin dengan cepat (mis: 5-10 ml/kg
pada 5-10 menit awal pada orang dewasa).

Jika henti jantung, lakukan resusitasi kardiopulmoner dengan


kompresi dada secara kontinyu dan amankan pernafasan.

Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung, status


pernafasan dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam
interval regular.

Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung,


frekuensi pernafasan, denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis
setiap pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan detail
tersebut juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk.

Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien


tersebut tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.

Ruang vaksinasi
7. Unit Terkait Tim Vaksinator

Yang Tanggal mulai


8. Rekaman historis No Isi perubahan
diubah diberlakukan
perubahan
TATALAKSANA REAKSI ANAKFILAKSIS PADA
VAKSINASI COVID 19
DAFTAR No. Dokumen :
TILIK No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1. Menegakkan diagnosis reaksi reaksi anafilaktik dengan
mengamati tanda-tanda berikut?
 Kriteria I: Gejala muncul tiba-tiba dalam menit sampai
jam, melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya
( mis: bercak merah di seluruh tubuh, terasa gatal dan
panas, bibir, lidah, dan uvula, bengkak); ditambah
dengan adanya gejala pernapasan (mis: sesak napas,
mengi, batuk, stridor, hipoksemia) atau tekanan darah
menurun mendadak.
 Kriteria II: Dua atau lebih dari keadaan berikut yang
muncul mendadak setelah pajanan alergen atau pemicu
lainnya, yaitu
 Gejala muncul tiba-tiba dalam hitungan menit
sampai jam, melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau
keduanya ( mis: bercak merah di seluruh tubuh,
terasa gatal dan panas, bibir, lidah, dan uvula,
bengkak)
 Gejala pada pernafasan (mis: sesak napas, mengi,
batuk, stridor, hipoksemia)
 Tekanan darah menurun mendadak atau timbulnya
gejala disfungsi organ seperti hipotonia (kolaps),
inkontinensia
 Gejala pencernaan yang timbul mendadak ( mis:
nyeri perut sampai kram,muntah)
 Kriteria III: Tekanan darah berkurang setelah pajanan
alergen**yang diketahui untuk pasien (dalam hitungan
menit sampai jam)
2. Hilangkan paparan/faktor pemicu sedapat mungkin, sebagai
contoh hentikan agen intravena yang diperuntukkan untuk
diagnostik atau terapi yang kemungkinan menjadi pemicu
gejala?
3. Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernafasan, status mental,
kulit, dan berat badan (massa)?
4. Berikan epinefrin (adrenalin) intramuskular pada regio mid-
anterolateral paha, 0,01 mg/kg larutan 1:1000 (1mg/ml),
maksimum 0,5 mg (dewasa): catat waktu pemberian dosis
dan ulangi 5-15 menit jika diperlukan. Kebanyakan pasien
respon terhadap 1-2 dosis?
5. Letakkan pasien telentang atau pada posisi paling nyaman
jika terdapat distres pernafasan atau muntah; elevasi
ekstremitas bawah; kejadian fatal dapat terjadi dalam
beberapa detik jika pasien berdiri atau duduk tiba-tiba?
6. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8L/menit)
dengan masker atau oropharyngeal airway?
7. Berikan akses intravena menggunakan jarum atau kateter
dengan kanula diameter besar(14-16 G), Jika diperlukan,
berikan 1-2 liter cairan NaCl 0,9% (isotonik) salin dengan
cepat (mis: 5-10 ml/kg pada 5-10 menit awal pada orang
dewasa)?
8. Jika diperlukan, lakukan resusitasi kardiopulmoner dengan
kompresi dada secara kontinyu dan amankan pernafasan?
9. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung,
status pernafasan dan oksigenasi pasien sesering mungkin
dalam interval regular?
10. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut
jantung, frekuensi pernafasan, denyut nadi) setiap waktu
dan catat dosis setiap pengobatan yang diberikan. Yakinkan
catatan detail tersebut juga dibawa bersama pasien ketika
dirujuk?
11. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga
pasien tersebut tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin
tersebut?

Jumlah
Compliance Rate(CR) = Σ Ya x 100%
Σ Ya + Tidak

............................,...............................
Observer Tindakan

............................................................
NIP.

Anda mungkin juga menyukai