DISUSUN OLEH :
Kelompok 7
Anggota : Firnanda Syawalina Tazara (180603166)
: Feny Annisa Ghaisani (180603191)
: Yunita Asri (180603194)
: Zakhran Jani (190603369)
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah Ilmu Akhlak yang berjudul
“Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Lain”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Rasulullah Muhammad saw., beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah ini menjelaskan tentang pengertian ilmu akhlak dan hubungannya dengan ilmu
lain. Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar
mahasiswa.
Teriring ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing kami dalam pembelajaran mata
kuliah Ilmu Akhlak, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi
kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah
sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan
tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebelum melangkah lebih jauh membahas materi, seyogyanya perlu dimengerti bahwa ahlak
merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan terlebih dahulu. sedangkan ilmu akhlak
adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, dan menerangkan apa yang harus diperbuat
oleh sebagian manusia terhadap sesamanya dan menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan yang lurus yang harus diperbuat.Ilmu
Akhlak sering disamakan dengan ethika, namun diantara keduanya memiliki perbedaan yaitu
etika menentukan baik dan buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur akal pikiran, sedangkan
ilmu akhlak menentukannya dengan tolak ukur ajaran agama. Dengan demikian objek
pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang.
Kaitannya dengan akhlak seseorang, itu tidak terlepas dari tingkah laku (sikap) dengan sesama
dan penciptanya (Tuhannya). Maka dalam hal ini ilmu akhlak tentunya mempunyai hubungan-
hubungan yang terkait dengan ilmu-ilmu lainnya, baik dari segi tujuan, konsep dan kontribusi
ilmu akhlak terhadap ilmu-ilmu tersebut dan sebaliknya bagaimana kontribusi ilmu lain terhadap
ilmu akhlak.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Mengetahui korelasi ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu sosiologi,
ilmu pendidikan, ilmu filsafat, dan ilmu hukum. Serta kontribusi antara ilmu akhlak dengan
ilmu-ilmu tersebut dan sebaliknya.
II.
PEMBAHASAN
Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf yaitu ketika mempelajari Tasawuf ternyata pula
bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits mementingkan akhlak. Al-Qur’an dan Hadits menekankan
kejujuran, persaudaraan, keadilan, tolong menolong, murah hati, pemaaaf, sabar, baik sangka,
menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikiran lurus, nila-nilai ini yang harus dimiliki
oleh seorang muslim dan dimasukkan kedalam dirinya sejak kecil.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah amat menonjol, karena tasawuf itu
pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, haji, dzikir, dan lain
sebagainya. Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah
yang dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan Akhlak.
Jelaslah bahwa akhlaqul karimah adalah mata rantai iman. Sebagai contoh, malu (berbuat
kejahatan) adalah salah satu dari akhlakul mahmudah. Nabi dalam salah satu hadits menegaskan
bahwa “malu adalah salah satu cabang dari keimanan”.
Sebaliknya akhlak yang dipandang buruk adalah akhlak yang menyalahi prinsip-prinsip iman.
Seterusnya sekalipun manusia perbuatan pada lahirnya baik, tetapi titik tolaknya bukan karena
iman maka hal itu tidak mendapatkan penilaian disisi Allah. Demikianlah adanya perbedaan nilai
amal-amal baiknya orang beriman denganamal baiknya orang yang tidak beriman.
Hubungan antara Aqidah dan Akhlak tercermin dalam pernyataan Rosulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Abi Hurairah r.a :
اَ ْك َم ُل ْاال ٌم ْؤ ِمنِ ْينَ اِ ْي َمانًااَحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا
“orang mu’min yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya”
Dengan lain perkataan, ilmu jiwa sasarannya meneliti paranan yang dimainkan dalam perilaku
manusia, karenanya dia meneliti suara hati (dhamir), kamauan (iradah), daya ingatan, hafalan
dan pengertian, sangkaan yang ringan (waham) dan kecenderungan-kecenderungan (wathif)
manusia. Itu semua menjadi lapangan kerja jiwa, yang menggerakan manusia untuk berbuat dan
berkata. Oleh karena itu ilmu jiwa merupakan muqaddimah yang pokok sebelum mengdakan
kajian ilmu ahlak.
Akhlak akan mempersoalkan apakah jiwa mereka tersebut termasuk jiwa yang baik atau buruk.
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa ahlak mempunyai hubungan dengan ilmu jiwa. Dimana
ilmu ahlak melihat dari segi apa yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa
meneropong dri segia apakah yang menyebabkan terjadi perbuatan itu.
Pada masa akhir-akhir ini, terdapat dalam ilmu jiwa suatu cabang yang disebut “ilmu jiwa
masyarakat” (social psychology). Ilmu ini menyelidiki akal manusia dari jurusan masyarakat.
Yakni menyelidiki soal bahasa dan bagaimana bekasnya terhadap akal, adat kebiasaan suatu
bangsa yang mudur dan bagaimana bekasnya terhadap akal, adat kebiasaan suatu bangsa yang
mundur dan bagaimana susunan masyarakat. Dan bagi cabang ini memberi bekas yang langsung
pada akhlak, melebihi dari ilmu jiwa perseorangan.
Hidup memasyarakat dapat dipahami dalam pengertian yang luas, bisa dipahami dalam dimensi
sempit. Masyarakat dalam arti luas ialah kebulatan dari semua perhubungan didalam hidup
masyarakat. Sedangkan dalam arti sempit ialah suatu kelompok manusia yang menjadi tempat
hidup bermasyarakat, tidak semua aspeknya tetapi dalam berbagai aspek yang bentuknya tidak
tertentu. Masyarakat dalam arti sempit ini tidak mempunyai arti tertentu, misalnya masyarakat
mahasiswa, masyarakat pedagang, masyarakat tani, dan lain-lain.
Mempersoalkan hubungan antara ahlak dengan ilmu sosiologi agaknya sangat signifikan karena
ilmu ahlak membahas tentang berbagai perilaku manusia yang ditimbulkan oleh kehendak, yang
tidak dapat terlepas dari kajian kehidupan kemasyarakatan yang menjadi kajian ilmu sosiologi.
[18] Demikianlah karena manusia tidak dapat hidup kecuali bermasyarakat dan ia tetap menjadi
anggota masyarakat. Bukan menjadi kekuasaan kita untuk mengetahui keutamaan seseorang
dengan tidak mengetahui masyarakatnya, masyarakat mana yang dapat membantu keutamaan
atau merintanginya.
Dengan demikian, posisi ilmu pendidikan strategis sekali jika dijadikan pusat perubahan perilaku
yang kurang baik untuk diarahkan menuju perilaku yang baik. oleh karena itu, dibutuhkan
beberapa unsur dalam pendidikan untuk bisa dijadikan agen perubahan sikap dan perilaku
manusia. Dari tenaga pendidik (pengajar) misalnya, perlu memiliki kemampuan profesionalitas
dalam bidangnya. Unsur lain yang perlu diperhatikan adalah materi pengajaran. Apabila materi
pengajaran yang disampaikan oleh pendidik menyimpang dan mengarah keperubahan perilaku
yang menyimpang, inilah suatu keburukan dalam pendidikan dan begitu pula sebaliknya.[20]
Lingkungan sekolah dalam dunia pendidikan merupakan tempat bertemunya semua watak.
Perilaku dari masing-masing anak yang berlainan. Kondisi anak yang sedemikian rupa dalam
interaksi antara anak satu dengan yang lainnya akan saling mempengaruhi juga pada kepribadian
anak.[21] Dengan demikian lingkungan pendidikan mempengaruhi jiwa anak didik. Dan akan
diarahkan kemana anak didik dan perkembangan kepribadian.
Dengan demikian jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak
ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan
berkembang dan akhirnya membentuk disiplin ilmu itu sendiri dan terlepas dari filsafat.
Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian
dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu
yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai,
dan menjadi manusia yang lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf, tauhid,
psikologi, sosiologi, pendidikan, filsafat dan hukum adalah untuk mengetahui apakah keadaaan
rohani dan jasmani baik individu ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk.
Demikianlah makalah tentang hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lainnya yang telah penulis
paparkan. Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan. Harapan pemakalah, semoga
makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua