Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun Oleh :

CINDY CLAUDYA PUTRI 1914201001

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. DIANA ARIANTI, S. Kep. M. Kep

PROGRAM PENDIDIKAN S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKes ALIFAH PADANG

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga, tugas ini
dapat diselesaikan. Tanpa pertolonganya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dengan judul “Tujuan Komunikasi
Terapeutik” Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Komunikasi Keperawatan
II yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing maupun teman–teman atau pembaca
agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,dan semoga
adanya tugas ini allah swt senantiasa meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuannya.

Wassalamualaikum ,Wr.Wb

Padang, 9 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................
A. Konsep Komunikasi Terapeutik........................................................................................
B. Tujuan Komunikasi Terapeutik.........................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Pada profesi keperawatan komunikasi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam
mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989)
Perawat memiliki keterampilan berkomunikasi seacar terapeutik tidak saja akan mudah
menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan
kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan
serta citra rumah sakit, tetapi yang papling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan
pertolongan terhadap sesama manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep komunikasi terapeutik ?
2. Apa tujuan dari komunikasi terapeutik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi terapeutik
2. Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi terapeuik
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Komunikasi Terapeutik


1. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat klien
yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan berbagai
teknik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk
melaksankan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang
cukup dan memahami tentang dirinya.
2. Fungsi Komunikasi Terapeutik
Fungsi terapetik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan
pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkapkan perasaan,
mengindetifikasi dan mebgkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam
perawatan (Purwanto, 1994). Didalam sumber lain dikatakan bahwa manfaat atau fungsi komunikasi
terapeutik adalah :
 Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien
 Mengindentifikasi atau mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan perawat
 Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah yang
dihadapi
 Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada
pertumbuhan klien meliputi :
1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri
2. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri
3. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung
dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistik
Tujuan terapeutik akan tercapai bila perawat memiliki karakteristik sebagai berikut (Hamid,
1998)
a. Kesadaran Diri (Self Awarenesss)
Self Awareness (kesadaran diri) adalah wawasan kedalam atau wawasan mengenai alasan-
alasan dari tingkah laku sendiri, pemahaman diri sendiri. Self Awareness pada umumnya dimaknai
sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam pengertian yang mempunyai obyek secara
relatif tetapi membuka dan menerima penilaian dari kebenaran sifat individu..
Kesadaran diri bisa dibedakan menjadi dua, yakni : 
 Kesadaran diri publik
Orang yang memiliki kesadaran diri publik berperilaku mengarah keluar dirinya.
Artinya, tindakan-tindakannya dilakukan dengan harapan agar diketahui orang lain.
Orang dengan kesadaran publik tinggi cenderung selalu berusaha untuk melakukan
penyesuaian diri dengan norma masyarakat. Dirinya tidak nyaman jika berbeda dengan
orang lain.
 Kesadaran diri pribadi. 
Orang dengan kesadaran diri pribadi tinggi berkebalikan dengan kesadaran diri publik.
Tindakannya mengikuti standar dirinya sendiri. Mereka tidak peduli norma sosial.
Mereka nyaman-nyaman saja berbeda dengan orang lain. Bahkan tidak jarang mereka
ingin tampil beda. Mereka-mereka yang mengikuti berbagai kegiatan yang tidak lazim
dan aneh termasuk orang-orang yang memiliki kesadaran diri pribadi yang tinggi.
b. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaa, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini
penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak mampu
mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa
rasa takut, tertekan, dan terancam.
Eksplorasi bertujuan untuk menggali atau mencari lebih jauh atau lebih dalam masalah yang
dialami klien. Teknik ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail
tentang masalah yang dialami klien terdapat 3 jenis teknik eksplorasi yaitu :
a. Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk menggali perasaan klien yang tersimpan
b. Eksplorasi pikiran, yaitu teknik untk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien
c. Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman –
pengalaman klien.
c. Kemampuan Menjadi Model
Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang ada dilingkungan masyarakat. Tidak
hanya itu perawat bahkan dapat dijumpai sampai pelosok tanah air. Oleh karena itu perawat hidup
ditengah masyarakat haruslah menjadi panutan (role model) dalam berkehidupan di masyarakat.
Karena perawat merupakan publik figure yang ada di tengah masyarakat indonesia, maka semua
perilaku atau kebiasaan perawat akan menjadi contoh di masyarakat. Terlebih lagi kebiasaan dalam
bidang kesehatan, misal perilaku hidup bersih dan sehat, ini akan menjadi sorotan masyarakat.
Ciri perawat yang dapat menjadi role model :
a. Puas akan hidupnya
b. Tidak didominasi oleh stress
c. Mampu mengembangkan kemampuan
d. Adaptif
d. Motivasi Altruistik
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejateraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.
Altruisme lebih menitikkan pada kesejateraan orang lain. Altruisme juga dapat diasumsikan sebagai
bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan dan kesejateraan. Salah
satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam memberikan
pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial.
e. Rasa Tamggumg Jawab dan Etika
Tanggung jawab menunjukan kewajiban ini mengarah kepada kewajiban yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan pekerjaan secara profesional. Perawat profesional akan bertanggung jawab atas
semua bentuk tindakan klinis keperawatan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang
yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu
keajiban dan tanggung jawab moral. Jadi etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan – aturan yang
menentukan tingkah laku yang benar
Empat fase hubungan perawat pasien yang berkaitan dengan tanggung jawab dan tugas perawat
kesehatan terhadap pasien yaitu :
a. Orientasi, seorang perawat harus mampu menangkap bahwa pasien ingin mencari
kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya dirawat oleh perawat dengan
pengenalan
b. Identifikasi, interaksi perawat – pasien hendaknya berbasis kepercayaan, penerimaan,
pengertian, ralasi yang saling membantu
c. Eksploitasi, interrelasi perawat pasien akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap
proses system asuhan, sehingga pasien mempunyai keterlibatan aktif yang muncul dari
dirinya karena ingin cepat sembuh dari sakitnya
d. Resolusi (harapan)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien. Komunikasi secara sadar
yang dilakukan oleh seorang perawat untuk kesembuhan pasien
Tujuan Komunikasi Terapeutik, Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan
hubungan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien meliputi :
 Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri
 Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri
 Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung
dengan kapasitas untuk mencintai dan dicintai
 Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistik
Tujuan terapeutik akan tercapai bila perawat memiliki karakteristik sebagai berikut (Hamid,
1998)
 Kesadaran Diri (Self Awarenesss)
 Eksplorasi Perasaan
 Kemampuan Menjadi Model
 Panggilan Jiwa (Altruisme)
 Etika dan Tanggung Jawab

B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya komunikasi terapetik
dalam proses keperawatan. Khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai perawat atau tenaga
medis lainya agar dapat berkomunikasi yang baik sehingga dapat menjalin kerja sama dengan pasien
dalam melakukan proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

1. Purwanto, Herry. 1994. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC


2. Stuart, G.W & Sundeen S. (1995). Pocket gide to Psychiatric Nursing. Third edition.St. Louis :
Mosby Year Book
3. Stuart, G.W & Sundeen S. (1995). Principles and Pratice of Psychiatric Nursing. St. Louis :
Mosby Year Book
4. Stuart, G.W & Sundeen S. (1987). Principles and Pratice of Psychiatric Nursing (3rd Ed), St.
Louis, USA : C.V. Mosby Co.

Anda mungkin juga menyukai