Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti fatimah lala sagita

Lokal : A2

NPM : 2040606064

MK : Sosionatropologi

1. Hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lainnya dalam masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan tempat berbaurnya semua komponen masyarakat, baik dari agama, etnis
keturunan, status ekonomi maupun status sosial. Pengaruh yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi anak
terhadap dunia pendidikan.
Dengan demikian dalam pergaulan sehari-hari antara anak dengan anak dalam masyarakat juga ada yang setaraf
dan ada yang lebih lebih dewasa dalam bidang tertentu.
Dalam bergaul anak harus memilah teman yang akan diajak bergaul, jangan sampai salah memilih teman yang
tidak beretika dan tidak sopan sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
Kontrol dari masyarakat juga akan membantu dalam meningkatkan peran dan minat dalam berpendidikan.
Tanpa adanya ikut serta maka mustahil pendidikan akan dapat berkembang. Sehingga antara orang tua dan
masyarakat harus saling memberikan dukungan dan masukan sehingga dapat tercapai pendidikan sesuai dengan
permintaan masyarakat. Seiring dengan peningkatan mutu pendidikan maka pendidikan harus menyesuaikan
dengan permintaan masyarakat agar pendidikan dapat tercapai dan dapat meningkatkan SDM.
Moral dan karakter anak terbentuk dari berbagai macam pola. Diantaranya adalah lingkungan disekitarnya.
Berikut beberapa hal yang mempengaruhi pola, karakter dan perilaku moral anak dari tiga lingkungan utama;
lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sebaya.
Perkembangan moral anak akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan keluarganya. Karenanya,
keharmonisan keluarga menjadi sesuatu hal mutlak untuk diwujudkan, misalnya suasana ramah.
Ketika keikhlasan, kejujuran dan kerjasama kerap diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam
hidup mereka setiap hari, maka hampir bisa dipastikan hal yang sama juga akan dilakukan anak bersangkutan.
Sebaliknya, anak-akan sangat sulit menumbuhkan dan membiasakan berbuat dan bertingkah laku laku baik
manakala di dalam lingkungan keluarga (sebagai ruang sosialasi terdekat, baik fisik maupun psikis) selalu
diliputi dengan pertikaian, pertengkaran, ketidakjujuran, kekerasan, baik dalam hubungan sesama anggota
keluarga ataupun dengan lingkungan sekitar rumah.
Demikian pula status sosio—ekonomi. Status sosio-ekonomi, dalam banyak kasus menjadi sangat dominan
pengaruhnya. Ini sekaligus menjadi latar mengapa anak-anak tersebut memutuskan terjun ke jalanan.

2. Hubungan sekolah dengan komunitas lainnya

Bentuk Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Bentuk-bentuk Pertisipasi orang Tua Murid/Masyarakat yang
Diharapkan oleh Sekolah (khususnya Sekolah). Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa: apabila masyarakat
menganggap sekolah merupakan cara dan lembaga yang dapat member keyakinan untuk membina dan
meningkatkan kualitas perkembangan anak-anaknya, mereka akan mau berpartisipasi kepada sekolah (Walsh).
Untuk mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangan pendidikan para manajer pendidikan/kepala sekolah
memegang peranan yang sangat strategis dan menentukan. Kepala sekolah dapat melalui tokoh-tokoh
masyarakat secara aktif menggugah perhatian mereka untuk memahami dan membantu sekolah dalam berbagai
bentuk sesuai dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat. Mereka dapat diundang untuk membahas bentuk-
bentuk kerjasama dalam meningkatkan mutu pendidikan, tukar menukar pendapat bahkan adu argumentasi dan
sebagainya dalam mencari solusi peningkatan mutu pendidikan. Bentuk partisipasi bagaimana yang diharapkan
sekolah terhadap orang tua murid, tentunya didasarkan pada tujuan apa yang hendak dicapai oleh sekolah dalam
proses pendidikan di sekolah.
3. Hubungan antar manusia dalam sistem persekolahannya

Hubungan guru dengan siswa

Salah satu ciri dari sebuah profesi adalah adanya kode etik yang menjadi pedoman bersikap dan berperilaku bagi
para penyandang profesi yang bersangkutan. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, secara tegas
dinyatakan bahwa guru adalah tenaga profesional yang berkewajiban untuk senantiasa menjunjung tinggi Kode
Etik Guru, agar kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalannya dapat terpelihara.

Contohnya

1. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.

2. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban
sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.

3. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya
berhak atas layanan pembelajaran.

4. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses
kependidikan.

5. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan
mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi
peserta didik.

6. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari
tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.

7. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan
negatif bagi peserta didik.

4. Pengrauh sekolah terhadap perilaku anak didik

Pengaruh sekolah terhadap Perilaku dan Kepribadian Siswa adalah Sangat Penting. Sekolah (Guru) harus bisa
menjadi Teladan dan Panutan bagi Siswa. Jika Guru bisa dijadikan Sebagai Teladan, maka Siswa akan meniru
Sikap yang ditujukan oleh sang guru tersebut. Oleh karena itu, Guru harus senantiasa mencerminkan Sikap yang
sesuai dengan Nilai dan Norma. Dengan begitu Kepribadian Siswa tersebut juga akan sesuai dengan Nilai dan
Norma tersebut. Jika Perilaku Guru tidak sesuai dengan nilai dan Norma, maka Kepribadian siswa juga akan
buruk.

Anda mungkin juga menyukai