H
NIM : 1832500316
Matkul : Pasar Uang Pasar Modal
Dosen : Amin Hikmanto, S.E, M.M
3. Apa produk dan bagaimana mekanisme dari pasar modal syariah.? .. Jelaskan..!
Jawab :
4. Apa beda pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional,? .. Jelaskan..!
Jawab :
1) Instrumen yang Dijual
Pada investasi pasar modal konvensional, instrumen yang dijual adalah saham, obligasi,
reksa dana, opsi, right, dan warrant. Sedangkan pasar investasi pasar modal syariah,
saham, obligasi, dan reksa dana yang dijual merupakan instrumen yang telah sesuai
hukum syariah.
2) Emiten Penjual Saham
Dalam pasar modal konvensional, emiten manapun bisa melakukan penjualannya
sahamnya di pasar modal tanpa memperhatikan status halal atau haram. Transaksi dan
ins-trumen transaksi yang dilakukan juga memiliki bunga dan kemungkinan terjadinya
transaksi yang spekulatif dan mani-pulatif juga sangat terbuka. Sedangkan dalam pasar
modal syariah, emiten yang menjual saham sangat memperhatikan dan telah memenuhi
syarat-syarat syariah yang sesuai. Tran-saksi yang dilakukan bebas bunga, begitu pula
instrumen transaksi yang digunakan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, dan
salam. Selain itu, pasar modal syariah juga bebas dari manipulasi pasar dan transaksi
yang meragukan.
3) Indeks Saham
Indeks saham syariah yang ada, dikeluarkan oleh pasar modal syariah. Karena itu,
seluruh saham yang tercantum pada bursa pasar modal syariah sudah terjamin halalnya.
Sedangkan pada pasar modal konvensional, indeks yang ada terbuka secara bebas dan
tidak memisahkan saham yang halal secara khusus.
4) Mekanisme Transaksi
Mekanisme transaksi di pasar modal konvensional tidak menetapkan batasan apapun.
Arah perputaran uang juga dibuka secara bebas. Sehingga konsep bunga pada pasar
modal konvensional adalah hal yang pasti ada. Transaksi yang tidak jelas, spekulatif,
manipulatif, dan judi juga diizinkan dalam pasar modal konvensional. Sedangkan pada
pasar modal syariah, hal-hal tersebut diatur secara ketat. Dana yang Anda tanam tidak
akan digunakan untuk menggerakkan bidang yang tidak sesuai dengan prinsip syariat.
Misalnya seperti rokok, alkohol, makanan yang diharamkan dan lain sebagainya.
Selain itu, pasar modal syariah juga bebas dari transaksi ribawi, gharar atau meragukan,
manipulatif, dan juga judi.
5) Obligasi
Secara umum, pada obligasi konvensional, prinsip yang digunakan adalah prinsip bunga
dengan pemegang obligasi sebagai kreditur atau orang yang berpiutang. Perhitungan
nisbahnya pun didasarkan kepada perkembangan suku bunga yang berlaku. Sedangkan
obligasi syariah telah diatur dalam fatwa DSN – MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000 tentang
pembiayaan mudharabah. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa pihak pemegang
obligasi bukanlah kreditur, tapi pemodal atau shahibul mal. Sedangkan emiten disebut
sebagai pengelola atau mudharib. Selain itu, perhitungan nisbahnya pun sudah disebutkan
di awal pada saat akad transaksi dilakukan. Dalam penggunaan modal saham pun emiten
diwajibkan untuk mengalokasikan modal tersebut sesuai dengan hukum-hukum syariat
yang berlaku.