Anda di halaman 1dari 10

MENGIMPLEMENTASIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DALAM MERANCANG INTERVENSI KEPERAWATAN

TIARA RAMADANI/181101053
Tia812ra@gmail.com

Abstrak

Latar belakang : Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang harus dimiliki perawat
dalam mengambil keputusan dalam bertindak untuk melakukan intervensi keperawatan.
Tujuan : Menganalisis kemampuan berpikir kritis perawat terhadap kinerja perawat rawat inap
di puskesmas x tahun 2019 dalam melakukan asuhan keperawatan.
Metode : Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara dan observasi 3 orang perawat yang dipilih secara acak di ruang
rawat inap puskesmas x.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian di ruang rawat inap puskesmas x, 3 orang perawat dalam
penelitian ini, kemampuan berpikir kritis telah diterapkan oleh perawat di ruang rawat inap
puskesmas x .
Pembahasan : Untuk menerapkan kemampuan berpikir kritis perawat terlebih dahulu harus
memahami karakteristik berpikir kritis, model berpikir ktitis, tinjauan proses keperawatan,
intervensi keperawatan.
Penutup : Kemampuan berpikir kritis sangat membantu untuk menentukan penilaian, tindakan,
dan metode yang terbaik dalam penyelesaian masalah dalam asuhan keperawatan yang
dilakukan.

Kata Kunci : Berpikir kritis, Proses Keperawatan, Intervensi Keperawatan


Abtract

Background: Critical thinking is the thinking ability that nurses must have in making decisions
in acting for nursing interventions.
Objective: To analyze the critical thinking skills of nurses on the performance of inpatient
nurses at the puskesmas x 2019 in conducting nursing care.
Method: This research was conducted by survey method. Data collection was carried out by
interview and observation techniques of 3 nurses who were randomly selected in the puskesmas
inpatient room x.
Results: Based on the results of research in the inpatient room of Puskesmas x, 3 nurses in this
study, critical thinking skills have been applied by nurses in the inpatient room of Puskesmas x.
Discussion: To apply critical thinking skills nurses must first understand the characteristics of
critical thinking, critical thinking models, review the nursing process, nursing interventions.
Closing: The ability to think critically is very helpful to determine the assessment, action, and
the best method in solving problems in nursing care performed.

Keywords: Critical Thinking, Nursing Process, Nursing Interventions

Latar Belakang keberhasilan atau kegagalan, perawat

Berpikir kritis merupakan dapat memperbaiki asuhan

kemampuan yang harus dimiliki oleh keperawatannya dengan menerapkan

setiap perawat dalam upaya ilmu pengetahuan maupun pengalaman

memecahkan suatu masalah dan yang sesuai untuk diterapkan dalam

memutuskan tindakan yang terbaik asuhan keperawatan.

untuk melakukan intervensi Berpikir kritis sangatlah berbeda

keperawatan kepada klien. Kemampuan dengan berpikir biasa, karena berpikir

berpikir kritis pada seorang perawat kritis melibatkan suatu proses berpikir

dapat lebih berkembang sesuai dengan yang benar-benar disengaja dalam

banyaknya klien yang telah dirawat menilai suatu masalah dan memilih ide-

dengan balajar dari berbagai ide yang terbaik, terutama untuk

pengalaman yang dilalui selama diterapkan kepada klien. Suatu

merawat pasien baik itu suatu pengkajian yang dilakukan secara kritis
dapat meningkatkan pemahaman menerapkan kemampuan berpikir kritis
tentang suatu masalah. Kemampuan dalam merancang rencana ataupun
berpikir kritis sangat diperlukan oleh tindakan keperawatan. Perawat dapat
perawat dalam menghadapi era modern, mengetahui bagaimana sikap, kinerja,
dimana banyak terjadi kemajuan serta cara dalam menerapkan
teknologi dalam bidang kesehatan kemampuan berpikir kritis dalam
terutama di negara-negara maju, hal ini melakukan tindakan asuhan
tentu saja harus kita jadikan sebagai keperawatan kepada klien.
acuan untuk mengejar ketertinggalan
METODE
kita. Dalam memutuskan tindakan yang
tepat, kita harus lebih mengembangkan Penelitian ini dilaksanakan dengan
penjelasan dan mengevaluasi kembali metode survei. Pengumpulan data
suatu tindakan yang benar dan relevan. dilakukan dengan teknik wawancara
Setiap perawat harus memiliki dan observasi 3 orang perawat yang
kemampuan untuk mengetahui setiap dipilih secara acak di ruang rawat inap
perubahan yang terjadi pada kondisi puskesmas x. Teknik wawancara yang
klien dengan mengamati kondisi klien, dilakukan yaitu dengan menanyakan
melakukan pembicaraan dengan klien mengenai sikap, kinerja perawat, serta
dan keluarga klien, serta bagaimana cara perawat menerapkan
mempertimbangkannya dengan kemampuan berpikir kritis. Observasi
pengalaman. Dalam memutuskan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
tindakan yang tepat, kita harus lebih dengan mengobservasi langsung di
mengembangkan penjelasan dan puskesmas x, dengan melihat
mengevaluasi kembali suatu tindakan bagaimana sikap, kinerja, serta cara
yang benar dan relevan. menerapkan kemampuan berpikir kritis
dalam melakukan asuhan keperawatan
TUJUAN di puskesmas x.

Menganalisis pengaruh kemampuan HASIL


berpikir kritis perawat terhadap kinerja
Penelitian ini dilakukan kepada 3
perawat rawat inap di puskesmas x
perawat rawat inap di puskesmas x.
tahun 2019 dalam melakukan asuhan
keperawatan. Perawat dapat
Perawat 1 : S1 Keperawatan berusia 40 Perawat 3 : S1 Keperawatan berusia 45
tahun, dengan masa kerja 16 tahun tahun, dengan masa kerja 22 tahun

Perawat 2 : D3 Keperawatan berusia 38 Dalam pelaksanaan penelitian ini di


tahun, dengan masa kerja 16 tahun peroleh data sebagai berikut:

NO HASIL
Perawat Perawat Perawat
. PENGKAJIAN
1 2 3
1. Menerapkan sikap 5S ( senyum, salam, sapa, × × √
sopan, dan santun) kepada klien.
2. Sabar menghadapi klien √ × √
3. Menghargai klien √ √ √
4. Mampu melakukan pengkajian data klien √ √ √
5. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan √ √ √
6. Mampu membuat perencanaan intervensi √ √ √
keperawatan
7. Mampu mengimplementasikan tindakan asuhan √ √ √
keperawatan yang telah dirancang atau
direncanakan
8. Mampu mengevaluasi hasil tindakan asuhan √ √ √
keperawatan

1. Penerapan sikap 5S ( senyum, salam, perawat yang ramah dengan


sapa, sopan, santun) perawat menerapkan sikap 5S ketika bertemu
dengan klien, maka akan menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian dari 3
sikap terbuka perawat dalam menerima
orang perawat yang ada di ruang rawat
kliennya dan mencerminkan sikap
inap puskesmas x menunjukkan bahwa
perawat yang profesional. Salah satu
penerapan sikap 5S kepada klien
komponen dari model berpikir kritis
dilakukan oleh 1 perawat dan 2 orang
adalah sikap.
perawat tidak menerapkan sikap 5S .
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan 2. Sabar dalam menghadapi klien
sikap 5S terhadap klien masih kurang
baik. Dengan menggunakan citra
Dapat dilihat pada tabel di atas, dan evaluasi dalam melakukan tindakan
bahwa perawat yang memiliki sikap keperawatan.
sabar di ruang rawat inap puskesmas
PEMBAHASAN
berjumlah 2 orang, sedangkan 1 orang
Standar/karakteristik berpikir kritis

Siti Maryam,R. (2008:25) berpendapat


perawat memiliki sikap yang tidak
“standar/karakteristik berpikir kritis
sabaran dalam menghadapi klien. Hal
meliputi standar intelektual dan standar
ini menunjukan bahwa penerapan sikap
profesional”.
sabar oleh perawat kepada klien masih
kurang. 1. Standar intelektual

3. Menghargai klien a. Rasional dan memiliki alasan yang


tepat
Pada hasil penelitian, Sikap perawat
menghargai klien di ruang rawat inap Berpikir kritis dilakukan jika ada alasan
puskesmas x telah diterapkan oleh 3 yang tepat dan rasional suatu keadaan,
orang perawat tersebut. Hal ini bukan karena dugaan tertentu.
menunjukan bahwa sikap menghargai
b. Refleks
klien yang dilakukan oleh perawat
sudah baik. Berpikir kritis dilakukan dengan fokus
kepada masalah dan mengumpulkan
4. Melakukan proses keperawatan
data yang sesuai.
Berdasarkan hasil penelitian di
c. Menyelidiki
ruang rawat inap puskesmas x, 3 orang
perawat dalam penelitian ini dapat Ketika berpikir kritis kita harus
melakukan proses keperawatan dengan mengkaji masalah secara menyeluruh.
baik. Kemampuan berpikir kritis telah
d. Otonomi berpikir
diterapkan oleh perawat di ruang rawat
inap puskesmas x . Hal ini ditunjukkan Pengambilan keputusan dalam berpikir
dengan kemampuan perawat dalam kritis dilakukan oleh pemikiran diri
melakukan pengkajian, diagnosa sendiri tanpa pengaruh dari orang lain.
keperawatan,perencanaan,implementasi,
e. Kreatif
Orang yang berpikir kritis harus kreatif Standar profesional merupakan suatu
dalam membuat ide dan keputusan standar yang digunakan oleh suatu
berdasarkan teori untuk menyelesaikan profesi dalam menjalankan tugasnya.
masalah.
Model berpikir kritis
f. Terbuka
Potter & Perry (dalam Kataoka-Yahiro
Berpikir kritis dilakukan dengan & Saylor, 1994) mengatakan ” Model
mengkaji kembali alasan- alasan orang berpikir kritis untuk penilaian
lain yang telah digunakan dalam keperawatan yang relevan dengan
pengambilan keputusan dengan cara masalah keperawatan dalam berbagai
terbuka. lingkup terdiri dari lima komponen
berpikir kritis , yang pada akhirnya
g. Mengevaluasi
mengarahkan perawat untuk membuat
Berpikir kritis dilakukan dengan penilaian klinis yang diperlukan untuk
mengevaluasi kembali suatu penilaian asuhan keperawatan yang aman dan
atau keputusan terhadap suatu masalah. efektif”.

2. Standar profesional
1. Pengalaman menyelesaikan masalah dalam
Pengalaman dapat memberikan suatu keperawatan. Dasar pengetahuan ini
sarana untuk menguji pengetahuan mencakup suatu pendekatan yang
perawat. Menggunakan salah satu menguatkan kemampuan perawat untuk
pengalaman dapat dijadikan sebagai berpikir kritis tentang suatu masalah
batu loncatan untuk membangun dan dalam keperawatan.
mendapatkan pengetahuan yang baru , 3. Kompetensi
membuat suatu perbandingan, dan Kompetensi berpikir kritis adalah suatu
menstimulasi pikiran yang lebih proses kognitif yang digunakan oleh
inovatif. perawat untuk membuat penilaian
keperawatan. Ada tiga tipe kompetensi
2. Dasar pengetahuan khusus
yaitu berpikir kritis umum, berpikir
Dasar pengetahuan perawat yaitu kritis spesifik dalam situasi klinis, dan
informasi dan teori dari ilmu berpikir kritis spesifik dalam
pengetahuan keperawatan untuk keperawatan. Proses berpikir kritis
umum mencakup metode ilmiah, Menurut Potter & Perry (2017:137) “
pemecahan masalah, dan pembuatan Proses keperawatan adalah satu
keputusan. Berpikir kritis spesifik pendekatan untuk pemecahan masalah
dalam situasi klinis mencakup yang memampukan perawat untuk
pertimbangan diagnostik, kesimpulan mengatur dan memberikan asuhan
klinis, dan pembuatan keputusan. keperawatan”. Pada proses keperawatan
4. Sikap untuk berpikir kritis terdapat elemen-elemen berpikir kritis
Sikap untuk berpikir kritis yaitu yang memungkinkan seorang perawat
tanggung gugat, mengambil risiko, membuat suatu penilaian dan
perpikir mandiri, kerendahan hati, melakukan suatu tindakan berdasarkan
kreativitas, dan ketekunan. logika.
5. Standar untuk berpikir kritis 1. Pengkajian
Standar profesional berpikir kritis Dalam pengkajian, perawat
mengarah pada kriteria etik untuk mengumpulkan data mengenai klien
penilaian dalam keperawatan dan dari berbagai sumber. Keakuratan data
kriteria dalam tanggung jawab dan sangat penting sehingga perawat
tanggung gugat yang profesional. membuat pendapat yang sesuai yang
Dalam penerapan standar ini mengarahkan rencana tindakan
mewajibkan perawat menggunakan keperawatan.
kemampuan berpikir kritis untuk 2. Diagnosa Keperawatan
kebaikan individu dan kelompok. Diagnosa keperawatan meliputi
Tinjauan proses keperawatan mengumpulkan data pengkajian dan
merumuskan diagnosa yang
mengidentifikasikan masalah klien.
3. Perencanaan
Perencanaan yang diberikan
berdasarkan data pengkajian dan
diagnosa keperawatan klien.
4. Implementasi
Implementasi (tindakan) yang diberikan
sesuai dengan rencana perawatan klien.
5. Evaluasi
Menurut Potter & Perry (2017:141) “ PENUTUP
Evaluasi adalah penyelesaian siklus KESIMPULAN
aktivitas dimana hasilnya memberikan
Responden perawat rawat inap
efek berkelanjutan pada tahap lainnya
puskesmas x dari penelitian di atas
dari proses “. Evaluasi merupakan tahap
memiliki jenjang pendidikan dan masa
dari pemecahan masalah yang
kerja yang berbeda-beda sehingga
membantu memelihara hasil klien yang
pengalaman bekerja pun berbeda-beda,
diinginkan dengan memeriksa dan
hal ini membuktikan bahwa dalam
menyesuaikan tahapan-tahapan lainnya
berpikir kritis memerlukan ilmu
dari proses keperawatan.
pengetahuan dan pengalaman dalam
Intervensi keperawatan
melakukan penilaian dan pengambilan
Dalam melakukan proses penilaian dan
keputusan. Dengan pengalaman bekerja
membuat keputusan , perawat harus
di puskesmas maupun di rumah sakit
memilih intervensi keperawatan yang
dapat menambah keterampilan dan
tepat dan sesuai.
wawasan yang lebih luas.
1. Intervensi perawat
Kemampuan berpikir kritis sangat
Intervensi perawat meliputi aspek
dibutuhkan dalam melakukan proses
praktik keperawatan profesional yang
keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa
tercakup lisensi dan hukum. Intervensi
keperawatan,perencanaan, implementasi
perawat tidak membutuhkan instruksi
dan evaluasi agar tindakan yang
dari dokter atau profesi yang lain.
dilakukan tepat dan sesuai dengan
2. Intervensi dokter
masalah kesehatan klien. Menetapkan
Intervensi dokter berdasarkan respon
tujuan dan hasil dari keputusan yang
dokter terhadap diagnosa medis, dan
telah dirancang mengharuskan perawat
perawat menyelesaikan instruksi tertulis
untuk berpikir secara kritis untuk
dari dokter.
mengevaluasi kembali diagnosa yang
3. Intervensi kolaboratif
telah ditetapkan sebelumya.
Intervensi kolaboratif membutuhkan
Pengambilan keputusan dalam
pengetahuan dan keahlian dari berbagai
berpikir kritis harus efektif dan
profesional dalam perawatan kesehatan
didasarkan pada evaluasi yang tepat dan
secara menyeluruh.
mengembangkan solusi untuk
mengatasi masalah kesehatan klien.
Kemampuan berpikir kritis sangat Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan
Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
membantu untuk menentukan penilaian,
Medica.
tindakan, dan metode yang terbaik
Dewanti, S. (2017). Hubungan Kinerja
dalam penyelesaian masalah dalam
Instruktur Klinik dengan
asuhan keperawatan yang dilakukan. Pencapaian Kompetensi Klinik
Mahasiswa Keperawatan di Rumah
Sakit Medan. Jurnal Kesehatan
Bukit Barisan, 70-77.

Fathi, A., & Simamora , R. (2019).


Investigating nurses' coping
strategies in their workplace as an
SARAN indicator of quality of nurses' life in
Setiap perawat harus menerapkan indonesia : a preliminary study in.
IOP conference series : Earth and
kemampuan berpikir kritis dalam
Environmental science (vol. 248,
mengambil keputusan. No. 1, p.012031).
Perawat sebaiknya mengembangkan
Feldman, D. A. (2010). Berpikir Kritis.
dan mengimplementasikan kemampuan Jakarta Barat : PT Indeks.
berpikir kritis dengan memperbanyak
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah
ilmu pengetahuan dan pengalaman. Pengantar. Jakarta: Penerbit
Perawat harus berani mengambil Erlangga.

risiko dan memiliki rasa ingin tahu yang Indriasari, F. N. (2016). Hubungan Antara
tinggi untuk lebih memacu Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning dengan
kemampuannya untuk berpikir secara
Motivasi Belajar Mahasiswa
kritis. Program Srudi Ilmu Keperawatan.
Jurnal Keperawatan Notokusumo
Vol. IV No. 1, 2338-4514.
DAFTAR PUSTAKA
Kiki Deniati, R. A. (januari 2018).
Angkotasan, I. Y. (2015). Hubungan
PENGARUH BERFIKIR KRITIS
kemampuan berpikir kritis dengan
TERHADAP KEMAMPUAN
prestasi belajar mata kuliah
PERAWAT PELAKSANA DALAM
keperawatan medikal bedah ii
MELAKSANAKAN ASUHAN
mahasiswa semester vii program
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
studi ilmu keperawatan (S-1)
HERMINABEKASI TAHUN 2016.
sekolah tinggi ilmu keperawatan
jurnal kesehatan holistik (the
wira husada yogyakarta tahun
journal of holistic healthcare),
akademik 2012-2013. jurnal
volume 12, no.1, 21-25.
pendidikan Vol.13 No.2 , 272-273.
Maryam, R. S., Setiawati, S., & Ekasari, M. Solikhah, U. E. (2012). Pengaruh Beside
F. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis Teaching Model Terhadap
dalam Proses Keperawatan. Penguasaan Kasus dan
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kemampuan Keterampilan
EGC. Mahasiswa Praktik Klinik
Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Patmawati, T. A. (2018). Efektifitas Metode Soedirman, 142-144.
Pembelajaran Klinik Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dari Sutriyani, Y. M. (2019). Faktor-Faktor yang
Kepercayaan Mahasiswa Mempengaruhi Penerapan Berpikir
Keperawatan:A Literature Review. Kritis . Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan Reflesia, 21-23.
Muhammadiyah, 88-92.
Tuanakotta, T. M. (2011). Berpikir Kritis
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2017). Buku dalam Auditing. Jakarta: Penerbit
Ajar Fundamental Keperawatan. Salemba Empat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Saam, Z., & wahyuni, S. (2017). Psikologi


Keperawatan. Depok: Rajawali
Pers.

Siti Maryam, R. (2007). Buku ajar berpikir


kritis dalam proses keperawatan.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai