2 Tahun 2016
Penulis adalah Dosen Tetap pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
e-mail : ridwanwidagdo@ymail.com
Abstrak
Perguruan tinggi mengemban budaya akademik yang mempunyai kekhassan dalam
beberapa aspek, di antaranya aspek social, aspek pembelajaran, aspek kompetensi, dan
aspek kepribadian. Aspek-aspek tersebut menjadi inspirasi terwujudnya sebuah masyarakat
akademik dengan nalar keilmuan yang lebih dewasa hadir di Perguruan Tinggi. Kurikulum
merupakan suatu naskah panduan mengenai pengalaman yang harus didapatkan oleh para
pelajar agar menjadi para lulusan berkompeten. Oleh karena itu kurikulum diibaratkan
sebagai “jalur pacu” atau “kendaraan” untuk mencapai tujuan pendidikan dan kompetensi
lulusan.
Berdasarkan itu, maka Kurikulum Ekonomi Syariah dibangun dengan memadukan
antara ilmu-ilmu teoritis dengan praktis (30:70), ekonomi konvensional dengan ekonomi
Syariah (40:60), Ilmu Keislaman (30 persen), Ilmu Kesyariahan (20 persen) – Ushul Fiqih,
Qawaid Fiqhiyah fi al-Iqtishad, Ayat-Ayat dan Hadits Ekonomi Syariah, Fikih Muamalah
dan Fikih Zakat dan Wakaf. Selain itu, kurikulumnya juga dilengkapi dengan ilmu-ilmu alat
(30 persen), yang terdiri dari, bahasa (Arab/Inggris), ICT (Aplikasi Komputer), Matematika,
Statistik dan Akuntansi.
Peran yang paling penting yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi di Cirebon
agar dapat bersinergi dengan perbankan syariah yang ada di Cirebon, Dalam proses
pembelajaran, penyusunan harus memuatkan mata kuliah yang mendukung pencapaian
kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk memperluas wawasan
dan memperdalam keahlian sesuai dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi
matakuliah, silabus, rencana pembelajaran, dan evaluasi.
Kata Kunci : Perguruan Tinggi Islam, Ekonomi Islam, kurikulum , Perbankan Syariah
509
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
Abstract
Colleges carry out the academic culture that has kekhassan in several aspects,
including social aspects, aspects of learning, competence aspects, and aspects of personality.
These aspects become inspirational realization of an academic community with scientific
reason more adults are available at the College. The curriculum is a draft guide on the
experience that must be obtained by the students to become competent graduates. Therefore
the curriculum described as "track racing" or "vehicle" for achieving educational goals and
competencies of graduates.
Based on that, the curriculum of Islamic Economics is built with a combination of
theoretical sciences with practical (30:70), conventional economics to Islamic economics
(40:60), Islamic Sciences (30 percent), Science Kesyariahan (20 percent) - Usul Fiqh ,
Qawaid fiqhiyah fi al-Iqtishad, Ayat-Ayat and Hadith Islamic Economics, Tenets
Jurisprudence and Zakat and Waqf Jurisprudence. In addition, the curriculum also equipped
with tools sciences (30 percent), which consists of, languages (Arabic / English), ICT
(Computer Applications), Mathematics, Statistics and Accounting.
The most important role that must be carried out by universities in Cirebon in
order to synergize with Islamic banking in Cirebon, in the learning process, the preparation
must load courses that support the achievement of the competence of graduates and provide
flexibility to students to broaden their horizons and deepen their expertise in accordance
with interests, and is equipped with course descriptions, syllabi, lesson plans, and
evaluations.
mencetak calon sarjana yang trampil dan sikap tepat waktu, sikap kerapian, dan lain-
professional di bidangnya.2 lain.4
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa sebagai agent of change
Manusia adalah proses persiapan individu- (pelaku perubahan) dituntut untuk dapat
individu untuk memikul tanggung jawab memberikan perubahan yang positif bagi
yang berbeda atau lebih tinggi di dalam lingkungannya. Dalam hal ini, mahasiswa
organisasi, biasanya berkaitan dengan harus mampu menunjukkan perannya dalam
peningkatan kemampuan intelektual untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan
melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. mengurangi angka kemiskinan. Pemikiran
Pengembangan mengarah pada lama yaitu tugas memasyarakatkan Syariah
kesempatan-kesempatan belajar yang Islam hanya tugas para ahli Syariah dan
didesain guna membantu pengembangan praktisi Syariah Islam harus ditinggalkan.
para pekerja. Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa juga berkewajiban dalam
Manusia bagi pegawai adalah suatu proses memasyarakatkan Syariah Islam.
belajar dan berlatih secara sistematis untuk Berbagai peran dapat diambil oleh
meningkatkan kompetensi dan kinerja mahasiswa dalam memasyarakatkan Syariah
mereka dalam pekerjaannya sekarang dan Islam. Peran yang paling sederhana adalah
menyiapkan diri untuk peran dan tanggung sosialisasi dari mulut ke mulut (door to door)
jawab yang akan datang. terhadap lingkungan sekitarnya seperti
Menurut Schuler dan Youngblood keluarga dan teman-temannya sampai
yang menekankan bahwa mempelajari keperan yang besar sekalipun seperti terjun
pengembangan sumber daya manusia dari langsung ke sebuah lingkungan dan
organisasi, manusia sebagai bagian dari menerapkan sistem Syariah Islam dalam
organisasi, sehingga diungkapkan bahwa kehidupan sehari-hari di lingkungan tersebut.
pengembangan sumber daya manusia pada Mahasiswa yang mengambil peran
suatu organisasi akan melibatkan berbagai tersebut hendaknya bukan mahasiswa
faktor yaitu pendidikan dan pelatihan.3 Fakultas Syariah atau mahasiswa yang
Pada pengembangan kualitas mengambil studi Syariah Islam saja, tapi
manusia melalui pengembangan kemampuan juga dilakukan oleh mahasiswa secara
berfikir yang antara lain dilaksanakan keseluruhan tanpa memandang studi yang
melalui peningkatan kemampuan untuk diambilnya. Karena untuk mewujudkan
menilai keadaan. Pendidikan formal sebuah perubahan, diperlukan dukungan dari
diharapkan dapat memberikan kontribusi semua elemen pengusung perubahan itu
terbesar dalam pengembangan kemampuan sendiri (mahasiswa). Tetapi, untuk langkah
berfikir melalui materi dasar hitung awal pergerakan ini, tampaknya masih fokus
menghitung, membuat perbandingan, dilakukan oleh mahasiswa yang memang
mengekspresikan ide melalui tulisan, memiliki latar belakang ilmu Syariah,
membuat keputusan dengan kendala-kendala terutama Syariah Islam.
tertentu dan lain-lain. Termasuk dalam
pendidikan formal ini adalah pengembangan Pembahasan
Perguruan tinggi adalah institusi yang
membidani kelahiran sumber daya
2 Muzamil Qomar, Menejemen pendidikan
Islam, Hlm 3 4 Yudo Swasono dan Endang Sulistyaningsih,
3 Sanerya Hendrawan, Pengembangan Human Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Cv
Cafital. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 148 Izufa Gempita, 1993), hlm. 22
511
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
Pada tataran teoritis dan konseptual, tujuan, cakupan dan kedalaman materi dari
kita masih merasakan sangat kekurangan SDI suatu mata kuliah. Penyusunan kurikulum itu
yang benar-benar mendalami ilmu ushul fikih, merupakan wujud untuk membentuk hard
fikih muamalah, qawa‟id fikih dan sekaligus skills dan keterampilan kepribadian dan
ilmu ekonomi keuangan modern. Figur perilaku (soft skills) yang akan diaplikasikan
seperti ini benar-benar langka bukan saja dalam proses pembelajaran.
bagi masyarakat Islam di Indonesia Kurikulum yang telah disusun memuat
melainkan juga di banyak negara termasuk mata kuliah yang mendukung pencapaian
negara lain yang perkembangan ekonomi kompetensi lulusan dan memberikan
Islamnya cukup pesat. Kebanyakan SDI keleluasaan pada mahasiswa untuk memperluas
perbankan syariah saat ini adalah mereka wawasan dan memperdalam keahlian sesuai
yang fasih berbicara tentang ilmu ekonomi dengan minatnya, serta dilengkapi dengan
keuangan kontemporer, tetapi awam dalam deskripsi matakuliah, silabus, rencana
ushul fiqh atau fiqh muamalah. Sebaliknya pembelajaran, dan evaluasi.
banyak pakar yang mahir dalam fikih dan usul Kebutuhan terhadap evaluasi dan
fiqh tetapi kurang memahami tentang ilmu revisi kurikulum itu dilakukan dengan
ekonomi keuangan. pertimbangan tuntutan perkembangan zaman
Untuk melahirkan SDI yang serta kebutuhan pasar khususnya industry
berkompeten di bidang ekonomi, bisnis dan keuangan syariah, dan yang terpenting adalah
hukum ekonomi syari‟ah secara komprehensif membekali para mahasiswa agar ilmu yang
dan memadai, serta memiliki integritas tinggi, mereka peroleh dapat diterapkan dengan baik
makadibutuhkan lembaga pendidikan ekonomi di dunia kerja, sehingga setiap output yang
syari‟ah yang secara khusus menyiapkan SDI dihasilkan oleh Program Studi perbankan
ekonomi syari‟ah. SDI ekonomi syari‟ah,tidak syariah maupun ekonomi syariah mampu
boleh lagi bersifat bukan karbitan seperti bersaing dalam bursa dunia kerja yang
yang banyak terjadi selama ini. sangat kompetitif, bahkan mampu menjadi
Lembaga pendidikan adalah institusi wira usaha mandiri yang mumpuni berani
yang bertanggung jawab dalam menghasilkan menunjukkan ciri sebagai pelaku ekonomi
SDI keuangan syariah yang berkualitas. Dalam dan bisnis syari‟ah. 16
pengembangan pendidikan ekonomi Dalam penyusunan kurikulum ekonomi
keuangan syariah di masa yang akan datang syariah harus mengedepankan kesepahaman
setidaknya ada beberapa aspek yang perlu bahwa kurikulum tersebut merupakan
mendapat perhatian serius, seperti kurikulum rancangan seluruh kegiatan pembelajaran
yang tepat; mengkombinasikan mata kuliah mahasiswa sebagai rujukan prodi dalam
yang memberikan pengetahuan merencanakan, melaksanakan, memonitor, dan
profesionalitasekonomi/keuangan/perbankan/bis mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk
nis dan pengetahuan syariah (hukum & mencapai tujuan program studi. Kurikukum
aplikasi) serta nilai- nilai moral (akidah & disusun berdasarkan kajian mendalam tentang
akhlak). hakikat keilmuan bidang studi dan kebutuhan
Dalam penyusunan kurikulum perlu pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu
melibatkan seluruh potensi prodi, untuk yang dicakup oleh suatu program studi dengan
mencapai sebuah dinamikadari inovasi yang
dibutuhkan agar kurikulum tetap actual dan 16 Muhammad Maulana, dkk, Evaluasi dan
terintegrasi dengan sistem pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum Pada Jurus an
memiliki relevansi yang kuat dengan P e r b a n k a n S y a r i a h , Pus at Penelitian dan
Penerbitan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2013,
515
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
memperhatikan standar mutu, dan visi, misi keuangan, melakukan penghimpunan dan
perguruan tinggi/program studi. 17 penyaluran dana kepada masyarakat terutama
Pengertian Lembaga Keuangan Syariah untuk membiayai investasi perusahaan.20
Mengartikan Lembaga Keuangan Ini berarti lembaga dibatasi dengan
Syariah, maka ada tiga kata terlebih dahulu hanya mencakup dalam bidang keuangan,
yang harus dipahami secara parsial, yaitu dapat dikatakan bahwa lembaga ini hanya
lembaga, keuangan dan Syariah. Lembaga bergerak dalam bidang keuangan, dan
dalam bahasa Inggris bisa disebut dengan melakukan penghimpunan serta penyaluran
institution dan dalam bahasa Indonesia setara dana. Lembaga Keuangan Syariah (Syaria
dengan pranata.18 Dari pengertian ini dapat financial institution) adalah merupakan suatu
dipahami bahwa lembaga ini lebih berarti badan usaha atau institusi yang kekayaanya
sebagai sebuah wadah atau sistem yang terutama dalam bentuk aset-aset keuangan
menampung dan mengatur prilaku tertentu (financial asset) maupun non-financial aset
dalam masyarakat. atau aset riil berdasarkan konsep Syariah.21
Lembaga keuangan adalah badan Dalam Undang-Undang Republik
usaha yang kekayaannya terutama dalam Indonesia Tahun 1992 tantang Perbankan
bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) Syariah bahwa Lembaga Keuangan Syariah
dibandingkan aset non finansial atau aset adalah merupakan badan atau lemabaga yang
riil.19 Lembaga ini menyalurkan dan kegiatannya menarik dana masyarakat dan
memberikan pendanaan atau pembiayaan menyalurkannya kepada masyarakat
kepada calon nasabah dan menanamkan berdasarkan prinsip Syariah.
dananya dalam bentuk surat-surat berharga Lembaga Keuangan Syariah adalah
serta menawarkan berbagai jasa-jasa sebagai bagian dari sistem ekonomi Syariah,
keuangan lainnya, seperti proteksi asuransi, dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga
program pensiunan, skema tabungan serta tidak terlepas dari saringan Syariah.22 Maka
transfer, kliring dan lain sebagainya. dari itu lembaga ini dalam transaksinya tidak
Dalam Undang-Undang Republik mungkin mengenal istilah bunga dalam
Indonesia Nomor 14 Tahun 1967 tentang artian tidak memakai sistem bunga tapi
perbankan, yang dimaksud dengan lembaga menggunakan sistem bagi hasil dan tidak
keuangan ialah “semua badan yang melalui mungkin menyalurkan dananya kepada
kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, usaha-usaha yang di dalamnya mengandung
menarik uang dari dan menyalurkannya hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-
kepada masyarakat. Dalam Keputusan prinsip Syariah serta proyek-proyek yang
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. menimbulkan kemudharratan bagi
792 Tahun 1990, lembaga keuangan masyarakat luas.
diberikan batasan kegiatan dalam bidang
Macam-macam Lembaga Keuangan
25 Has il Penyampaian pendapat Armiadi pada Syariah
FGD Kurikulum Prodi HES, pada tanggal 23 Juni
2013 di Faklutas Syari‟ah IAIN Syekh Nurjati Cirebon 20 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar,
18 H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga- Mengurai Serat Ekonomi & Keuangan Islam, (Cipuatat:
Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengantar), Kholam Publishing, 2008), hlm. 245
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 1 21 Ahmad Rodoni, Abdul Hamid, Lembaga
19 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Keuangan Syariah, (Jakarta-Timur: Penerbit Zikrul
Dilengkapi UU Perbankan Syariah & kodefikasi Hakim, 2008), hlm. 5
Produk Bank Indonesia, (Jakarta: LPFE Usakti, 2009), 22 H. Zainuddin Ali, Hukum Perbankan
hlm. 15 Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 58
516
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
517
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
26 Hasil wawancara dengan bapak Bhaidhawi 27 Hasil wawancara dengan bapak Ahmad
selaku ketua prodi Ekonomi Islam kampus STAI Dahlan selaku ketua prodi Ekonomi Islam kampus
Ma‟had Ali Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. STEI Al-Islah Bobos Cirebon
519
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
menguasai sistem ekonomi Islam dan dengan ekonomi Syariah (40:60), Ilmu
terampil dalam mengelola industri Keislaman (30 persen), Ilmu Kesyariahan
Perbankan Syariah, Keuangan Islam dan (20 persen) – Ushul Fiqih, Qawaid Fiqhiyah
bisnis Syariah, sangat ditentukan oleh fi al-Iqtishad, Ayat-Ayat dan Hadits
kurikulum dari suatu institusi pendidikan. Ekonomi Syariah, Fikih Muamalah dan Fikih
Dalam merespon kebutuhan di atas, berbagai Zakat dan Wakaf. Selain itu, kurikulumnya
perguruan tinggi yang ada di Indonesia telah juga dilengkapi dengan ilmu-ilmu alat (30
menawarkan pengajaran Ekonomi Islam. persen), yang terdiri dari, bahasa
Pengajaran Ekonomi Islam di Indonesia yang (Arab/Inggris), ICT (Aplikasi Komputer),
telah ada sekarang ini, seperti yang Matematika, Statistik dan Akuntansi.
dipaparkan dalam Blue Print Ekonomi Kemudian, Kurikulum ini juga diperkaya
Syariah Tahun 2004, dapat digolongkan dengan penguatan di bidang Kewirausahaan
menjadi beberapa kategori. (20 persen), yang terdiri dari Pengantar
Untuk itulah, Prodi Ekonomi Syariah Bisnis, Kewirausahaan, Studi Kelayakan
Fakultas Syariah IAIN Syekh Nurjati Bisnis, Analisis Prilaku Konsumen,
Cirebon mencoba hadir untuk mencetak Marketing Produk, Analisis Laporan
lulusan dengan kompetensi dalam bidang Keuangan dan Etika Bisnis Islam. Secara
ekonomi Islam secara utuh sebagaimana rinci Kurikulum Ekonomi Syariah ini dapat
diharapkan serta untuk mengatasi berbagai dilihat di halaman terahir dari paparan ini.
kelemahan system pengajaran ilmu ekonomi
Islam yang ada dan dipraktekkan oleh Kesimpulan
berbagai perguruan tinggi, maka Program Perguruan tinggi sebagai tempat yang
Studi Ekonomi Syariah mencoba melahirkan dan menciptakan lulusan sumber
merumuskan dan merancang kurikulum dan daya insani perbankan syariah, juga perlu
system pengajarannya dengan membekali para lulusan dengan berbagai
mengkompilasi dari berbagai kurikulum dan macam keilmuan terkait dengan perbankan
system pengajaran yang sudah ada itu. syariah, bukan hanya secara teoritis saja,
Melihat kepada kurikulum dan melainkan bersifat praktis juga. Peran yang
metode pembelajaran yang dipaparkan di paling penting yang harus dilakukan oleh
atas, maka Prodi Ekonomi Syariah IAIN perguruan tinggi di Cirebon agar dapat
Syekh Nurjati Cirebon, tentunya menyusun bersinergi dengan perbankan syariah yang
kurikulumnya dengan juga melihat kepada ada di Cirebon, dengan tujuan agar kiranya
berbagai kelebihan dan kekurangan dari pola lulusan nanti mempunyai pemahaman dan
yang sudah dilaksanakan. Dengan pola keilmuan yang cukup untuk menjadi bagian
seperti itu, ditambah dengan berdiskusi dan dari sumber daya insani perbankan syariah.
meminta masukan dari para user dan Tentunya, perguruan tinggi harus dapat
stakeholder yang terdiri dari para praktisi meningkatkan peran aktifnya dalam melahirkan
perbankan Syariah, asuransi Syariah dan sumber daya insane perbankan syariah. Dalam
keuangan Islam, Prodi Ekonomi Syariah proses pembelajaran, penyusunan harus
tampil lebih percaya diri dan lebih memuatkan mata kuliah yang mendukung
menyakinkan. pencapaian kompetensi lulusan dan
Berdasarkan itu, maka Kurikulum memberikan keleluasaan pada mahasiswa
Ekonomi Syariah dibangun dengan untuk memperluas wawasan dan memperdalam
memadukan antara ilmu-ilmu teoritis dengan keahlian sesuai dengan minatnya, serta
praktis (30:70), ekonomi konvensional
521
Al-Amwal, Volume 8, No. 2 Tahun 2016
522