Anda di halaman 1dari 10

Kajian Perencanaan Pembangunan Dan Kebijakan Spasial Kecamatan

Mapanget, Manado Sebagai Pusat Kota Baru: A Review

Aditya Ramadhan1), Muhammad Dimyati2)


1)
Magister Ilmu Geografi, Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
2)
Dosen Departemen Geografi, Universitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Email Korespondensi : aditya.ramadhan01@ui.ac.id

Abstrak

Kebijakan dalam pembagian wilayah KBI dan KTI dimaksudkan untuk menghindari
ketimpangan pembangunan yang terjadi di Indonesia. Pembangunan di Kawasan Timur
Indonesia dirasa kurang proporsional dan hanya terfokus di Kawasan Barat saja.
Namun saat ini prioritas pengembangan wilayah akan difokuskan ke Timur Indonesia.
Sebagai Kota besar di Sulawesi Utara yang temasuk Kawasan Timur Indonesia,
Manado memiliki lokasi yang strategis sebagai gerbang investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Timur Indonesia, Hal ini melatarbelakangi rencana
pembangunan kecamatan Mapanget yang termasuk wilayah Kota Manado menjadi
pusat Kota baru. Dilakukan penelitian yang bertujuan mengkaji kelayakan wilayah
Mapanget sebagai objek dari proyek strategis ini. Metode yang dilakukan dengan studi
literatur dan kombinasi dengan ketersediaan data sekunder yang diperoleh dari
penelitian, pencatatan dan ketetapan yang berhubungan dengan analisa pembangunan
kota baru. Berdasarkan hasil dari berbagai unsur pembangunan kota baru seperti
wilayah hunian, sarana kesehatan dan pendidikan, perdagangan, bidang jasa dan
industri, serta aksesibilitas penduduk telah mengalami pertumbuhan yang besar dalam
periode (2007-2019) atau dalam dua belas tahun terakhir. Dari segi perencanaan
pembangunan juga tersedia kelengkapan pedoman yang berdasarkan kajian mendalam
terhadap beragam aspek, maka dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Mapanget cukup
strategis untuk pembangunan Kota Baru di Kawasan Timur Indonesia.

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat luas terdiri
dari pulau besar dan kepulauan kecil dengan kemajemukan dalam segala aspek
menyertai karakteristik fisik dan sosial budaya [ CITATION Fit18 \l 1033 ] . Namun terdapat
kondisi ketimpangan pengembangan wilayah karena populasi hanya terpusat di pulau
Jawa dan Madura dari persentase populasi sebesar 57,49% dari persentase luas
sebesar 6,96% menurut BPS dalam [ CITATION Mal18 \l 1033 ] dari tahun 2013. Pada masa
Orde Baru dalam GBHN 1993, wilayah Indonesia dibagi menjadi dua kawasan
pembangunan yaitu Kawasan Barat Indonesia (KBI) yang meliputi Sumatera, Jawa Bali
dan Kalimantan serta Kawasan Timur Indonesia (KTI) meliputi Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua [ CITATION Bud10 \l 1033 ]. Dalam upaya pemerataan
percepatan pembangunan dengan mengurangi stigma sentralisasi pembangunan
Ibukota yang berada di bagian barat Indonesia maka berdasarkan Perpres No 2 Tahun
2015 tentang RPJMN 2015 – 2019 berupaya memperbaiki ketimpangan pembangunan
yang lebih dirasakan KBI dengan memoptimalkan pembangunan pada KTI agar
proporsional dengan harapan tumbuhnya aktivitas ekonomi yang lebih produktif dan
menyeluruh[ CITATION BPI17 \l 1033 ]
Pada KTI khususnya di Sulawesi, ketimpangan yang terjadi terhadap pemerataan
pembangunan merupakan hal yang biasa terjadi dikarenakan perbedaan sumberdaya
dan daerah yang lebih dulu dilakukan pembangunan dan dikembangkan, perbedaan
seperti itu jelas dapat dilihat pada distribusi pendapatan dan pertumbuhan ekonomi
[ CITATION Der19 \l 1033 ]. Sulawesi Utara menjadi salah satu provinsi sebagai gerbang
utama dari KTI yang sedang giat melakukan pemerataan pembangunan dan
pengembangan wilayah. seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan
perencanaan Kecamatan Mapanget Kota Manado sebagai kota baru dengan konsep
smart city. Berkaitan dengan kebijakan ini sebagai urgensi untuk mencegah urban
sprawl yang berdampak kekumuhan. Berdasarkan penjabaran dari RPJMD Kota
Manado tahun 2016-2021 untuk itu ditetapkan Mapanget yang menjadi salah satu
Kecamatan di Kota Manado menjadi kota baru dengan penempatan kawasan pusat
pemerintahan. Hal ini juga didukung Mapanget sebagai kawasan dengan pintu masuk
utama ke Sulawesi Utara dikarenakan terintegrasi dengan Bandar Udara Sam
Ratulangi [ CITATION Dir21 \l 1033 ] . Selain itu kebijakan pengembangan wilayah ini
dimaksudkan untuk mengatur fenomena urbanisasi pada Kawasan Timur Indonesia
agar menciptakan kota metropolis baru dalam upaya daerah layak tinggal dan
mensejarterakan warganya [ CITATION Nga18 \l 1033 ].
Perencanaan terhadap pengembangan wilayah lebih mengedepankankan
pendekatan secara spasial, dikarenakan proyek perencanaan kota baru Mapanget
masuk kedalam rencana strategis pembangunan nasional, maka telah banyak kajian
yang telah dilakukan oleh instansi pemangku dan pelaksana kebijakan. Saat ini kajian
kota dan daerah penunjangnya terhada pertumbuhan dan perkembangannya memang
banyak dilakukan terlebih yang berhubungan dengan kualitas hidup penduduk dan
perekonomian. Dalam perkembangan kota terdapat faktor pendorong yang
berpengaruh mulai dari faktor demografis dari segi dinamika penduduk, faktor ekonomi
sebagai peluang bisnis dan perkembangan infrastruktur, faktor transportasi sebagai
moda angkut atau mobilitas penduduk bahkan pemanfaatan energi alternatif pada
moda transportasinya, faktor sosial berdasarkan kualitas manusia yang berkontribusi
dalam pemasyarakatan, faktor tata kelola yang berfokus kepada perencanaan wilayah
dan birokrasi manajerial pada pemangku dan pelaksana kebijakan, faktor
pembangunan berkelanjutan dimana pengembangan kewilayahan utamanya harus
melibatkan aspek kelingkungan agar terus lestari, dan faktor penggunaan lahan di
wilayah perkotaan seperti persebaran tanah, kajian lahan terbangun maupun yang tidak
boleh dibangun atau dengan solusi pembangunan vertikal agar efektif dalam
keseimbangan ketersediaan lahan [ CITATION Sol19 \l 1033 ]. Berkaitan dengan
pengembangan Mapanget sebagai kota baru dilakukan penelitian yang bertujuan
mengulas berdasarkan studi ilmiah dan mengkaji perencanaan dan pengembangan
kawasan Mapanget sebagai kota baru di Sulawesi Utara. Dalam penelitian ini luaran
dari pendekatan fenomena secara spasial akan didukung dengan visualisasi peta.

2. Metodologi
2.1 Area Studi

Penelitian ini akan dilakukan pada bagian wilayah kota Manado Ibukota Provinsi
Sulawesi Utara, difokuskan kepada Kecamatan Mapanget dengan letak geografis 1° 29'
34.8"LU-124° 53' 27.2"BT dan rata-rata ketinggian ± 57 mdpl dengan luas sebesar ±
5.184,6 ha atau 51,846 Km 2 terdiri dari 10 Kelurahan [ CITATION Bad21 \l 1033 ] . Untuk
visualisasi wilayah dapat dilihat peta administrasi berikut:

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Mapanget

Untuk jumlah kelurahan beserta luasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah Kelurahan beserta Luasan di Kecamatan Mapanget, Manado
No Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
1 Kariagi Satu 3,708
2 Kariagi Dua 4,58
3 Paniki Bawah 7,08
4 Paniki Dua 3,77
5 Lapangan 1,53
6 Mapanget Barat 2,98
7 Kima Atas 4,91
8 Bengkol 9,12
9 Buha 12,49
10 Paniki Satu 2,59
Jumlah 49,76
Sumber: [CITATION Kec181 \l 1033 ]

Gambar 2. Grafik Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Mapanget, Manado

Dari tabel 1 dan gambar 2 dapat diketahui bahwa Kelurahan Buha memiliki luas
terbesar seluas 12,49 Km2 (24%), dan luas terkecil adalah Kelurahan Lapangan dengan
luas 1,53 Km2 (3%) dan terdapat Bandar Udara Sam Ratulangi yang menjadi akses
masuk ke Provinsi Sulawesi Utara dari jalur udara. Keberadaan bandara yang
terintegrasi dengan perkotaan mempengaruhi kegiatan ekonomi wilayah tersebut,
bandara merupakan gambaran dari kota yang startegis dan penting untuk peluang
masuknya investasi dan bentuk dari pengambangan infrastruktur transportasi [ CITATION
Tru20 \l 1033 ].

2.2 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data ini diperlukan
untuk memberi informasi lanjutan terhadap fenomena yang akan diteliti selain data yang
diperoleh langsung ke lapangan [ CITATION Omu21 \l 1033 ]. Data catatan inventarisir
Kecamatan Mapanget seperti sarana kesehatan, pendidikan perdagangan, jasa, dan
industri dari Badan Pusat Statistik.
2.3 Metode

Metode dalam penelitian ini adalah studi pustaka untuk mengkaji perencanaan dan
pengembangan wilayah. Metode ini bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang topik
yang ditelti dengan perspektif berbagai referensi yang berhubungan [ CITATION Bjø20 \l
1033 ]. Dalam hal ini digunakan literatur yang dapat memperkuat isi dan bahasan dari
penelitian tentang kajian pengembangan wilayah Kecamatan Mapanget sebagai Kota
Baru.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Unsur Pembangunan Kota Baru Mapanget

Dalam perencanaan pembangunan Mapanget sebagai Kota baru, menagcu kepada


perencanaan tata ruang kota yang tertera pada keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No.640/KPTS/1986 yang menjelaskan unsur unsur yang harus diperhatikan dalam
pembangunan Kota baru yang menjelaskan kondisi terkini (eksisting) sesuai data yang
didapatkan dilapangan dengan analisa pertumbuhan [ CITATION Nga18 \l 1033 ]. Untuk
hasil unsur pembangunan Kota baru Mapanget dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Unsur Pembangunan Kota Baru di Kecamatan Mapanget, Manado
Komponen
Keadaan Eksisting Tingkat
No Pembangunan Panduan Kebijakan
Pertumbuhan
Pusat Kota Baru
I. Pengembangan Lingkungan Hunian
Pembangunan Peraturan Daerah Kota Pembangunan hunian Pada periode 2006-
Hunian Baru Manado No.1 Tahun baru dari pengembang 2017, jumlah
2014 pasal 39 ayat 1. perumahan lokasinya cluster hunian
Pengembangan tersebar di seluruh bertambah dari 25
kawasan hunian Kelurahan di Kecamatan menjadi 51.
kepadatan sedang dan Mapanget, dengan
rendah di Kecamatan hunian terbanyak ada di
Mapanget Kelurahan Paniki Bawah
(2017)
II. Pengembangan Sarana Kualitas Manusia
1. Sarana Peraturan Daerah Kota Sudah terdapat sarana Pada tahun 2007
Kesehatan Manado No.1 Tahun kesehatan di setiap dengan jumlah
2014 pasal 63 ayat 12. tingkat kelurahan sarana kesehatan
Meningkatkan Kualitas dengan jumlah 101 unit 53 dan pada tahun
pelayanan dan mulai dari sarana 2019 bertambah
kemudahan akses kesehatan besar seperti menjadi 101 unit,
terhadap kesehatan dan Rumah Sakit sampai mengalami
pendidikan terkecil seperti Apotek. pertambahan 48
(2019) unit sepanjang 12
tahun.
2. Sarana Sarana pendidikan Pada tahun 2007
Pendidikan sudah tersebar pada dengan jumlah
setiap kelurahan mulai sarana pendidikan
dari tingkat dasar, 30 dan pada tahun
menengah, dan atas 2019 bertambah
(TK,SD,SMP,SMA,Perg menjadi 44,
uruan Tinggi). Namun mengalami
untuk sekolah tingkat pertambahan 14
atas belum memenuhi unit sepanjang 12
standar yang tahun.
dibutuhkan.
III. Pengembangan Sarana Perdagangan, Jasa, & Industri
1. Pasar Peraturan Daerah Kota Terdapat 2 pasar di Tidak ada
Manado No.1 Tahun Kecamatan Mapanget penambahan pada
2014 pasal 40, pada tahun 2019 jumlah pasar dari
Pengembangan wilayah dengan kategori Pasar tahun 2007
perdagangan, jasa dan semipermanen, dan (sepanjang 12
industri permanen. tahun terakhir)
2. Pertokoan & Terdapat 40 pertokoan Terjadi
Pusat di Kecamatan Mapanget penambahan
Perbelanjaan pada tahun 2019 seperti sebesar 34 unit dari
toko dan swalayan. tahun 2007.
3. Restoran / Pada tahun 2019, Terjadi
Rumah bidang jasa restoran penambahan
Makan dan rumah makan sebesar 89 unit dari
tersebar pada tiap tahun 2007.
kelurahan sebanyak 96
unit.
4. Warung / Jumlah usaha kecil Terjadi
kedai menengah seperti penambahan
warung atau kedai saat sebesar 145 unit
2019 di Kecamatan dari tahun 2007.
Mapanget sebanyak 268
unit.
IV. Pengembangan Sarana Moda Transportasi
1. Terminal Peraturan Daerah Kota Belum terlaksana
Manado No.1 Tahun
2014 pasal 12 a,
tentang pembangunan
terminal di kawasan siap
bangun wilayah
Mapanget.
V. Pembangunan Prasarana
1. Jalan Arteri Peraturan Daerah Kota Dalam proses
Primer Manado No.1 Tahun pembangunan tahap
2014 pasal 11 ayat a, kedua (Segmen Kariagi
tentang pembangunan – Pandu)
jalan lingkar tahap
kedua di Mapanget
2. Jalan Arteri Peraturan Daerah Kota Dalam proses
Sekunder Manado No.1 Tahun pembangunan jalan
2014 pasal 11 ayat 2c, layang yang
tentang pembangunan menghubungkan ke
jalan paralel tahap boulevard dan
kedua di Mapanget pembebasan lahan
pada tahap kedua
(Segmen Molas –
Pandu)
Sumber: Hasil modifikasi, [CITATION Kec20 \l 1033 ] dan [CITATION Kec08 \l 1033 ]

3.2 Isu Strategis dan Dukungan Kebijakan

Pembangunan kota baru pastinya dilatarbelakangi pada program strategis dimana


telah dilakukan kajian mendukung pemangku kebijakan dalam merealisasikan rencana
tersebut. Kebijakan yang tepat harus didasari pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan serta pembangunan
yang berkelanjutan [ CITATION Jia21 \l 1033 ]. Dalam [ CITATION Moc19 \l 1033 ] hal yang
melatarbelakangi isu strategis dan mendukung kebijakan rencana ini adalah sebagai
berikut:

Tabel 3. Isu Strategis Pembangunan Kota Baru Mapanget, Manado


No Pedoman Isu Strategis
1. RPJPD 2005-2025 Manado sebagai kota pariwisata
dunia
2. RTRW 2014-2034 Manado sebagai kota penggerak
perdagangan dan jasa Kawasan
Timur Indonesia khususnya pada
bagian utara
3. RPJMD 2016-2021 Manado sebagai Kota cerdas.
Sumber: [ CITATION Moc19 \l 1033 ]

Tabel 2. Dukungan Kebijakan Pembangunan Kota Baru Mapanget, Manado


No Dukungan Kebijakan
1. RPJMN 2015-2019
2. RPJMD 2016-2021
3. RTRWN ( 3 Kawasan Strategis Nasional)
4. RTRW 2014-2034 terakomodir sebagai Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap
Bangun (LISIBA)
5. RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Mapanget-Bunaken
Sumber: [ CITATION Moc19 \l 1033 ]

3.2 Skenario Pengembangan Kota Baru Mapanget


Gambar 3. Peta Skenario Pengembangan Kota Baru Mapanget, Manado

Skenario dibuat bedasarkan visi dan misi kota baru Manado dengan poin poin
peningkatan kualitas lingkungan yang layak huni, pertumbuhan ekonomi dengan
fasilitas infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakatnya, mendorong konsep kota hijau
untuk kenyamanan dan fasilitas rekreasi, membatasi dan mengawasi perkembangan
pemukiman kearah Bandara Sam Ratulangi, serta mengingkatkan potensi kawasan
menjadi lebih bernilai.

4. Kesimpulan

Perencanaan dan pengembangan wilayah baru di kawasan Mapanget termasuk


implementasi nyata dari perumusan kebijakan tata ruang dan rencana strategis. Kajian
mendalam yang telah dilakukan untuk mengembangkan kota baru dengan konsep
modern dan berkelanjutan. Dari segi infrastruktur, Mapanget memiliki kelebihan yakni
telah dikembangkannya jalan tol Manado-Bitung, pembangunan rel kereta api
perkotaan dari Manado-Bitung, pembangunan inner ring road, pembangunan jalan
bebas hambatan dari Bandara Sam Ratulangi ke pusat kota serta tersedianya energy
listrik dari pembangkit listrik skala besar. Hal tersebut membuat Mapanget yang
termasuk bagian dari Kota Manado dirasa sudah memenuhi sebagian besar unsur
pembangunan kota baru ditambah lagi kebijakan yang berkaitan dengan ketetapan tata
ruang dan proyek strategis [ CITATION Has21 \l 1033 ]

5. Daftar Pustaka
1) Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah PUPR. (2021, Maret 31). Kota Baru Manado
(Mapanget). Retrieved from Basis Data Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan:
http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/v2/kota-baru/1

2) Bjørnbet, M. M., Skaar, C., Fet, A. M., & Schulte, K. Ø. (2020). Circular Economy In Manufacturing
Companies: A Review Of Case Study Literature. Journal of Cleaner Production Volume 294,
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.126268.

3) Budianta, A. (2010). Pengembangan Wilayah Perbatasan Sebagai Upaya Pemerataan Pembangunan


Wilayah Di Indonesia. Jurnal SMARTek Volume 8, 72-82.

4) Derek, R. R., Laoh, E. O., & Jocom, S. (2019). Analisis Ketimpangan Wilayah Kabupaten Kota Provinsi
Sulawesi Utara. Journal of Agribusiness and Rural Development (AGRIRUD) UNSRAT, 254-264.

5) Direktorat Pengembangan Kawasan Pemukiman, D. C. (2021, Maret 30). Kebijakan Kota Baru
Manado - KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT KOTA BARU MANADO. Retrieved from Profil Rencana
Kawasan Permukiman Kota Baru:
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/kotabaru/site/kebijakankotabaru/10

6) Fitriani, I. N., Arifien, M., & Juhadi. (2018). Fenomena Pulau-Pulau Kecil Terluar dan Wilayah
Administratif Indonesia (Buku Suplemen Nonteks Untuk Pembelajaran IPS di SMP). Edu Geography,
24-32.

7) Hastomo, D. (2021, April 1). Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Baru
Manado. Retrieved from Academia:
https://www.academia.edu/34895378/Perencanaan_Pembangunan_Infrastruktur_Permukiman_Ko
ta_Baru_Manado

8) Jiang, H., Jiang, P., Wang, D., & Wu, J. (2021). Can Smart City Construction Facilitate Green Total
Factor Productivity? A Quasi-Natural Experiment Based On China’s Pilot Smart City. Sustainable
Cities and Society, https://doi.org/10.1016/j.scs.2021.102809.

9) Kecamatan Mapanget Dalam Angka. (2008). Manado: Badan Pusat Statistik Kota Manado.

10) Kecamatan Mapanget Dalam Angka. (2018). Manado: Badan Pusat Statistik Kota Manado.

11) Kecamatan Mapanget Dalam Angka. (2020). Manado: Badan Pusat Statistik Kota Manado.

12) Malta, Sumardjo, Fatchiya, A., & Susanto, D. (2018). Keberdayaan Transmigran dalam Berusahatani
Di Kabupaten Banyuasin Dan Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Penyuluhan, 257-270.

13) Mocodompis, F. (2019). Pengelolaan Kawasan Perkotaan Metropolitan Yang Layak Huni Dengan
Smart City. Seminar Nasional Penginderaan Jauh. Manado.

14) Ngangi, R. S., Franklin, P. J., & Mononimbar, W. (2018). Analisis Pertumbuhan Kawasan Mapanget
Sebagai Kota Baru. Jurnal Spasial UNSRAT Volume 5, 82-92.

15) Omukuti, J., Megaw, A., Barlow, M., Altink, H., & White, P. (2021). The Value Of Secondary Use Of
Data Generated By Non-Governmental Organisations For Disaster Risk Management Research:
Evidence from the Caribbean. International Journal of Disaster Risk Reduction Volume 56,
https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2021.102114.

16) PUPR, B. K. (2017, April 16). Sinergi Buletin BPIW. Percepatan Pembangunan Infrastruktur PUPR di
Kawasan Timur Indonesia, p. 5.

17) Solov, A., Veselitskaya, N., Carabias, V., & Yildirim, O. (2019). Scenario-Based Identification Of Key
Factors For Smart Cities Development Policies. Technological Forecasting & Social Change,
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2019.119729.

18) Truong, M. T., & Ngoc, A. M. (2020). The City-Airport Connection, Implications For Urban Transport
Planning In Motorcycle-Dominated Cities. Transportation Research Procedia, 3232-3244
https://doi.org/10.1016/j.trpro.2020.08.155.

Anda mungkin juga menyukai