Anda di halaman 1dari 9

Analisis Vegetasi Metode Kuadran (Kuarter)

Nabila Azra Aisyah H. (NIM : 081911433014 – D3)

Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya,Indonesia 60123

Mahasiswa S-1 Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,Surabaya,Indonesia 60123

2020/2021

ABSTRACK

The environment is the most important thing to protect and maintain because it is a place where
all living things live. Both humans, animals and plants as well as biotic and abiotic factors as
their support. One of the constituent factors of natural forest is vegetation. Vegetation is
generally always dynamic and develops in accordance with the condition of its habitat. The
vegetation that grows naturally in the area is actually a reflection of the interaction of various
environmental factors and can undergo drastic changes due to anthropogenic influences. Forest
vegetation analysis generally uses several methods. This practicum uses the quarterly method.
This practicum aims to be able to carry out vegetation sampling, vegetation analysis, using
variables of dense, density, frequency by using the line method and giving names based on
important values. The value index is very important because it shows how individuals can adapt
so that they are able to dominate a population and for the Diversity Index. The higher the
diversity index of the species, the more stable an ecosystem inhabited by individuals and
individuals with a large diversity index will be able to survive. Factors that influence include the
physical environment including temperature, light, soil structure, humidity, water, and other
factors.

Keyword: Vegetation, The Value Index, Diversity Index

PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan hal yang bersama pada suaru tempat. Vegetasi
paling penting untuk dilindungi dan dijaga umumnya selalu dinamis serta berkembang
kelestariannya dikarenakan merupakan sesuai dengan keadaan habitatnya. Oleh
tempat dimana seluruh makhluk hidup sebab itulah maka perlu adanya kegiatan
tinggal. Baik manusia, hewan maupun analisis vegetasi. Analisa vegetasi sendiri
tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik adalah cara untuk mempelajari susunandan
sebagai pendukungnya. Pada mekanisme bentuk dari vegetasi ataupun spesies
kehidupan terdapat interaksi yang baik antar tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter
individu yang melakukan aktivitas vegetasi vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon,.
itu sendiri ataupun dengan organisme Suatu ekosistem alamiah maupun buatan
lainnya sehingga membentuk suatu sistem umumnya terdiri dari dua buah komponen
yang dinamis dan stabil. Faktor penyusun utama yaitu komponen biotik dan abiotik.
hutan alam salah satunya adalah vegetasi. Vegetasi ataupun komunitas tumbuhan
Vegetasi sendiri merupakan kumpulan dari merupakan salah satu komponen biotik yang
berbagai macam tumbuhan yang hidup menempati habitat tertentu umumnya seperti
hutan, semak belukar padang ilalang dan paling kecil hingga pada ukuran terbesar
lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi dengan spesies yang umumnya bervariasi
pada suatu wilayah di Indonesia dipengaruhi dari satu plot ke plot yang lain sampai pada
oleh adanya komponen ekosistem yang tidak ada lagi keanekaragaman spesies.
masing-masingya saling berinteraksi, oleh Pada Praktikum ini saya menggunakan
sebab itu vegetasi yang tumbuh secara alami beberapa rumusan masalah yaitu:
pada wilayah tersebut sesungguhnya 1. Berapa nilai dominansi relatif,
merupakan cerminan hasil dari interaksi kerapatan relatif, dan frekuensi relatif
berbagai faktor lingkungan dan dapat pada komunitas vegetasi?
mengalami perubahan drastis karena 2.Berapa nilai penting dari vegetasi
pengaruh anthropogenik. pohon pada komunitas vegetasi?
Pada analisis vegetasi didapati juga 3.Apakah nama komunitas vegetasi
adanya Kurva spesies area dalam ekologi berdasarkan nilai penting?.
merupakan grafik yang menggambarkan Pada praktikum kali ini memiliki
hubungan dari jumlah dan jenis beberapa tujuan yaitu dapat mengetahui
menggunakan ukuran kuadrat. Grafik itu nilai dominansi relatif, kerapatan relatif, dan
pada umumnya menunjukkan pola frekuensi relatif pada komunitas
pertambahan jumlah jenis yang tajam vegetasi,dapat mengetahui nilai penting dari
terletak pada ukuran kuadrat kecil sampai vegetasi pohon pada komunitas
pada suatu titik tertentu dan sesudah itu vegetasi,dapat mengetahui nama komunitas
semakin lurus seiring dengan peningkatan vegetasi berdasarkan nilai penting..
ukuran pada kuadrat. Kurva spesies area ini Dan pada praktikum kali ini saya
digunakan untuk menentukan luas kuadrat menggunakan beberapa hipotesis yaitu
minimum yang mewakili komunitas hipotesis kerja dan hipotesis statistika.
tumbuhan yang diteliti dari segi jenis Hipotesis kerja metodenya adalah akan
penyusun. Analisis Vegetasi hutan dinilai jika nilai dominasi relatif, frekuensi
umumnya menggunakan beberapa metode. relatif dan kerapatan relatif besar maka nilai
Salah satunya yaitu metode kuarter dengan pentingnya bertambah. Dan jika nilai
pembuatan plot berukuran tertentu serta dominasi relatif, frekuensi relatif dan
cocok digunakan pada individu yang kerapatan relatif kecil maka nilai pentingnya
hidupnya tersebar. Metode lainnya akan berkurang. Untuk hipotesis statistiknya
umumnya adalah studi literatur serta adalah untuk H0 yang nama komunitas tidak
melakukan klasifikasi komunitas tumbuhan dapat ditentukan berdasarkan nilai penting
atau Fitososiologi. Analisis vegetasi nya dari vegetasi yang didapatkan. Sedangkan
didapatkan melalui analisis kualitatif dan H1 nama komunitas dapat ditentukan
kuantitatif. Prinsip dari penentuan ukuran berdasarkan nilai penting dari vegetasi yang
plot adalah plot dibuat dari ukuran yang didapatkan

BAHAN DAN CARA KERJA data yang sudah disediakan oleh


laboratorium Ekologi ,Departemen Biologi,
1.Bahan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga Unair. Data tersebut adalah
Bahan yang digunakan dalam
koleksi data dari Laboratorium. Data
praktikum ini adalah meteran, tongkat kayu,
tersebut terdiri dari kumpulan data Transek,
kantong plastik, Calipers. Praktikum ini
yang pada tiap Transek didalamnya
diadakan secara online dan menggunakan
berisikan 2 tipe yaitu pohon dan samping.
Data yang saya digunakan adalah Transek 3
untuk kelas D3 dan Data Pohon untuk untuk
kelompok 1.

CARA KERJA
Pada praktikum kali ini dilakukan termasuk kategori pohon (diameter 100
menggunakan dua metode jika praktikum ini cm). Selanjutnya mencatat diameter pohon
dilakukan secara offline dan online. Jika dan jarak tumbuhan. Tumbuhan/Pohon yang
praktikum ini dilakukan secara offline dalam dianalisis umumnya harus memiliki jarak
melakukan sampling pertama kali hal yang terdekat dengan titik pengukuran yang telah
dilakukan pertama- tama saat membuat titik ditentukan. Dan yang terakhit memberikan
observasi adalah mencari luas titik nama dapat dilihat dari ciri tumbuhan dan
observasi. Dan pada lebar tanah kemudian menentukan indeks diversitasnya. yang
dibagi menjadi dua yang memiliki fungsi sudah disediakan.Data tersebut merupakan
yaitu sebagai garis tengah. Kemudian koleksi data dari Laboratorium Ekologi dan
menguku panjang jarak yang digunakan Biosistematika,Departemen Biologi,Fakultas
untuk membagi antar titik observasi, dan Sains dan Teknologi ,Universitas
menentukan titik observasinya. Masing- Airlangga.Data tersebut terdiri dari data
masing titik memiliki empat kuadran. Transek,dan tiap Transek terdapat 2 tipe
Analisis vegetasi diawali dengan mengambil yaitu pohon dan samping . Data yang saya
titik tengah pada tiap titik observasi. Titik gunakan adalah Transek 3 untuk kelas D3
tengah diambil dari garis pengukuran, dan Data Pohon untuk kelompok 1.
sebagai pengukur jarak tumbuhan. Kemudian data tersebut dianalisis dan
Selanjutnya membuat garis absis dan ordinat dihitung harga nilai dominansi relatif dari
khayalan pada titik pengukuran. Tiap titik tiap variabel untuk setiap jenis dan terakhir
pada observasi terdiri dari empat kuadran. ,melakukan penghitungan untuk menentukan
Setiap kuadran yang dijadikan sebagai Indeks Nilai Penting.
tempat analisis vegetasi tumbuhan yang

HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data sampling Vegetasi Pohon Transek 3 kelas D3
Titik Point DBH Jarak
Quadrant Stratum Spesies
Poin (m) (cm) (m)
Quercus
Tree
0 1 velutina 10,8 3,8
Quercus
Tree
0 2 velutina 15,8 3,9
1
Quercus
Tree
0 3 velutina 29,3 6,7
Fraxinus
Tree
0 4 americana 10,1 3,5
20 1 Tree Quercus prinus 35,2 4,5
2
20 2 Tree Quercus 73,4 8,4
velutina
Fagus
Tree
20 3 grandifolia 25,4 4,5
20 4 Tree Nyssa sylvatica 45,9 3,1
40 1 Tree Quercus prinus 10,6 2,3
Quercus
Tree
40 2 velutina 19,5 6,0
3
40 3 Tree Quercus prinus 12,9 2,1
Quercus
Tree
40 4 velutina 21,5 5,1
60 1 Tree Quercus prinus 29,3 1,3
60 2 Tree Quercus prinus 22,5 5,7
4
60 3 Tree Quercus prinus 10,7 9,0
60 4 Tree Nyssa sylvatica 11,3 4,3
80 1 Tree Quercus prinus 40,9 4,2
Fraxinus
Tree
5 80 2 americana 18,6 2,6
80 3 Tree Carya glabra 14,1 2,1
80 4 Tree Carya glabra 15,1 3,9
100 1 Tree Acer rubrum 10,5 7,4
100 2 Tree Acer rubrum 12,0 5,2
6 100 3 Tree Quercus alba 77,5 4,2
Quercus
Tree
100 4 velutina 36,2 4,3
JUMLAH 609,1 108,1

 Analisis Data
Luas area per titik poin = 400 m2
Jarak rata-rata (d) = Jumlah semua jarak
Jumlah seluruh sapling
= 108,1
24
= 4,5041 m
Kerapatan absolut = Luas area
d2

Jumlah sapling per 400 m2


= 400
(4,5041)2
= 19,717141 m
Tabel 2. Data perhitungan jumlah pohon pada 400 m2 area

Jumlah Pohon dalam


Nama Spesies Jumlah Di kuadran
400m^2
Quercus velutina 0,29 5,75
Fraxinus
americana 0,08 1,64
Quercus prinus 0,29 5,75
Fagus grandifolia 0,04 0,82
Nyssa sylvatica 0,08 1,64
Carya glabra 0,08 1,64
Acer rubrum 0,08 1,64
Quercus alba 0,04 0,82
JUMLAH 1,00 19,72
Tabel 3. Data perhitungan total dan rerata luas basal area batang Pohon

Luas Total Rerata


Diameter Basal Basal Basal
Nama Spesies
Area Area Area
(cm) (cm^2) (cm^2) (cm^2)
10,8 91,56
15,8 195,97
29,3 673,91
Quercus velutina 73,4 4229,23 5852,04 982,96
19,5 298,50
21,5 362,87
36,2 1028,70
Fraxinus 10,1 80,08
351,66 175,83
americana 18,6 271,58
35,2 972,65
10,6 88,20
12,9 130,63
Quercus prinus 29,3 673,91 3665,83 523,69
22,5 397,41
10,7 89,87
40,9 1313,16
Fagus
grandifolia 25,4 506,45 506,45 506,45
45,9 1653,85
Nyssa sylvatica 1754,08 877,04
11,3 100,24
14,1 156,07
Carya glabra 335,05 167,53
15,1 178,99
10,5 86,55
Acer rubrum 199,59 99,79
12,0 113,04
Quercus alba 77,5 4714,91 4714,91 4714,91
Jumlah 609,1 18408,3 17379,6 8048,2

Tabel 4. Analisis Data untuk Data Pohon Transek 3

KR FR DR INP Indeks
No Nama Jenis N K KA F D
(%) (%) (%) (%) Diversitas
Quercus
1 7 29,17 5,75 25 5652,69 16,81 70,97 0,15
velutina 0,67
Fraxinus
2 2 8,33 1,64 0,33 12,5 288,89 0,86 21,69 0,08
americana
Quercus
3 7 29,17 5,75 0,67 25 21080,96 62,68 116,85 0,16
prinus
Fagus 19,72
4 1 4,17 0,82 0,17 6,25 416,06 1,24 11,65 0,05
grandifolia
Nyssa
5 2 8,33 1,64 0,33 12,5 1441,02 4,28 25,12 0,09
sylvatica
6 Carya glabra 2 8,33 1,64 0,17 6,25 550,51 1,64 16,22 0,07
7 Acer rubrum 2 8,33 1,64 0,17 6,25 327,93 0,98 15,56 0,07
8 Quercus alba 1 4,17 0,82 0,17 6,25 3873,40 11,52 21,93 0,08
Jumlah 24 19,72 100,00 19,72 100 33631,47 100,00 300,00 0,75
2,667

PEMBAHASAN
Faktor penyusun hutan alam salah sangat penting karena dijadikan acuan untuk
satunya adalah vegetasi. Vegetasi sendiri melakukan analisis vegetasi. Didapatkan
merupakan kumpulan dari berbagai macam hasil dari jarak rata-rata yang selanjutnya
tumbuhan yang hidup bersama pada suaru digunakan untuk mendapatkan luas rata-rata
tempat. Vegetasi umumnya selalu dinamis yang ditempati setiap individu (d2) yaitu
serta berkembang sesuai dengan keadaan jarak rata-rata (d) adalah 4,5041 mm
habitatnya vegetasi yang tumbuh secara sedangkan luas rata-rata (d2) adalah 400 m2
alami pada wilayah tersebut sesungguhnya dan kerapatan absolut (K) adalah 19,717141
merupakan cerminan hasil dari interaksi m. Selanjutnya adalah mencari Data
berbagai faktor lingkungan dan dapat perhitungan jumlah pohon pada 400 m2 area
mengalami perubahan drastis karena Pada pohon Quercus velutina, Fraxinus
pengaruh anthropogenic. Pada praktikum Americana, Quercus prinus, Fagus
kali ini melakukan percobaan tentang grandifolia, Nyssa sylvatica, Carya glabra,
analisis vegetatif medode kuadran Acer rubrum, dan Quercus alba. Didapatkan
menggunakan data transek pohon dan hasil Jumlah kuadran pada pohon yang
samping yang telah disediakan oleh sedang diamati sebesar 1 dan Jumlah Pohon
laboratorium fst unair. Hal yang harus dalam 400m^2 sebesar 19,72. Selanjutnya
dilakukan adalah menganalisis variabel, adalah mencari total dan rerata pada luas
terlebih dahulu mencari data-data yaitu jarak basal area batang pohon. Pada total luas
rata-rata (d). Jarak rata-rata (d) sendiri basal area didapatkan hasil sebesar 17379,6
cm2 dan untuk Rerata Luas Basal area observasi yang telah ditentukan pada
didapatkan hasil 8048,2 cm2. masing-masing spesies. Dan dapat
Selanjutnya adalah mencari nilai disimpulkan spesies yang jaraknya paling
kerapatan relatif (KR) pada komunitas jauh dengan titik observasi akan memiliki
vegetasi pada pohon Quercus velutina frekuensi yang tinggi dibuktikan dengan
sebesar 29,17%, Fraxinus Americana nilai frekuensi relative yang diperoleh.
sebesar 8,33%, Quercus prinus sebesar Selanjutnya adalah menentukan nilai
29,17%, Fagus grandifolia sebesar 4,17%, untuk dominansi relatif (DR) sebelum
Nyssa sylvatica sebesar 8,33%, Carya glabr mendapatkan nilai dominansi relative, perlu
sebesar 8,33%, Acer rubrum sebesar 8,33 %, mencari beberapa nilai yaitu KA (Kerapatan
dan Quercus alba sebesar 4,17%. Data Absolut), dimana pada nilai KA didapatkan
Kerapatan relative tersebut menunjukkan nilai 19,72 dan dominansi suatu jenis (D)
bahwa didapati nilai yang sangat beragam yang nilainya sebesar 33631,5. Dan untuk
dan tidak rata pada kerapatan relative. Hal dominansi relatif (DR) yang diperoleh untuk
itu bisa dikarenakan letak dan dimana pohon Quercus velutina sebesar 16,81%,
spesies tersebut tinggal/habitat spesies Fraxinus Americana sebesar 0,86%,
tersebut. Hasil dari analisis juga Quercus prinus sebesar 62,68%, Fagus
menunjukkan bahwa kerapatan pada tiap grandifolia sebesar 1,24%, Nyssa sylvatica
individu dan spesies dalam analisis vegetasi sebesar 4,28%, Carya glabr sebesar 1,64%,
tidak akan pernah sama, dikarenakan Acer rubrum sebesar 0,98%, dan Quercus
terjadinya kompetisi antar spesies dan alba sebesar 11,52%. Nilai tersebut
individu pada saat mencari sinar matahari, menunjukkan bahwa analisis vegetasi pada
air, dan nutrisi-nutrisi serta kebutuhan yang antar tempat akan sangat berbeda dengan
lain. tempat lain dikarenakan faktor lingkungan
Selanjutnya adalah mencari nilai yang berbeda tiap individunya.
frekuensi relatif (FR) diperoleh dengan Selanjutnya adalah mencari Indeks
mencari nilai frekuensi absolut spesies (F) Nilai Penting (INP) dimana nilai ini
dimana nilai F yang paling besar didapatkan menunjukkan adanya kepentingan dari suatu
pada individu Quercus velutina yaitu jenis tumbuhan serta peranannya didalam
sebesar 0,67 dan yang terendah pada komunitas/populasi. Berdasarkan Indeks
individu Fagus grandifoli, Carya glabra, Nilai Penting pada vegetasi tingkat pohon,
Acer rubrum, dan Quercus alba yaitu didapatkan dari perhitungan dan hasil
sebesar 0,17 . Berdasarkan pengamatan penjumlahan Kerapatan Relatif (KR),
vegetasi dan analisis vegetasi yang telah Frekuensi Relatif (FR) serta Dominansi
dilakukan, diperoleh nilai frekuensi relatif Relatif (DR). Didapatkan indeks nilai
(FR). Nilai frekuensi relative pada pohon penting pada pohon Quercus velutina
Quercus velutina sebesar 25%, Fraxinus sebesar 70,97%, Fraxinus Americana
Americana sebesar 12,5%, Quercus prinus sebesar 21,69%, Quercus prinus sebesar
sebesar 25%, Fagus grandifolia sebesar 116,85%, Fagus grandifolia sebesar
6,25%, Nyssa sylvatica sebesar 12,5%, 11,65%, Nyssa sylvatica sebesar 25,12%,
Carya glabr sebesar 6,25%, Acer rubrum Carya glabr sebesar 16,22%, Acer rubrum
sebesar 6,25%, dan Quercus alba sebesar sebesar 15,56%, dan Quercus alba sebesar
6,25%. Dan dari data yang diperoleh 21,93%. Data indeks nilai penting terbesar
menunjukkan bahwa adanya vegetasi diperoleh dari individu Quercus prinus dan
tumbuhan dikarenakan jarak dengan titik yang terendah oleh Fagus grandifolia Nilai
yang besar menunjukkan bahwa individu individu dapat beradaptasi sehingga mampu
Quercus prinus paling banyak dan mendominasi suatu populasi dan untuk
mendominasi dikarenakan individu Quercus Indeks Diversitas Semakin tinggi/besar
prinus memiliki daya adaptasi yang tinggi indeks diversitas spesies maka suatu
sehingga mampu dan mendominasi. Dan ekosistem yang dihuni individu akan
yang terakhir adalah mencari nilai dari semakin stabil dan individu yang memiliki
indeks diversitas, dimana indeks diversitas indeks diversitas besar akan mampu
yang paling tinggi didapatkan pada individu bertahan. Faktor- Faktor yang
Quercus prinus yaitu sebesar 0,16 dan yang mempengaruhi antara lain lingkungan fisik
terendah pada Fagus grandifolia yaitu meliputi temperatur, cahaya, struktur tanah,
sebesar 0,05. Indeks diversitas spesies kelembapan, air, oksigen, pH, nutrisi dalam
merupakan indeks yang menyatakan struktur tanah dan lainnya serta tidak luput adanya
komunitas dan kestabilan pada suatu interaksi antar jenis, kompetisi, parasitisme,
ekosistem. Semakin tinggi/besar indeks dan lain-lain serta faktor lain. Dan artinya
diversitas spesies maka suatu ekosistem H1 dapat diterima karena individu Quercus
yang dihuni individu akan semakin stabil prinus mendominasi arena Transek 3.
dan individu yang memiliki indeks
diversitas besar akan mampu bertahan. Kreb DAFTAR PUSTAKA
(1994) menyatakan bahwa keberhasilan
setiap individu untuk mendominasi suatu Kusmana, C. 1997. Ekologi dan
area dipengaruhi oleh kemampuan individu Sumberdaya Ekosistem Mangrove.
itu sendiri untuk beradaptasi secara optimal Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas
terhadap seluruh faktor lingkungan fisik Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
meliputi temperatur, cahaya, struktur tanah, Bogor
kelembapan, air, oksigen, pH, nutrisi dalam
tanah dan lainnya serta tidak luput adanya Michael, M. 1992. Ekologi Umum. Jakarta:
interaksi antar jenis, kompetisi, parasitisme, Universitas Indonesia.
dan lain-lain serta faktor lain.
Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan
RINGKASAN Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Pada praktikum kali ini melakukan University Press.
percobaan tentang analisis vegetatif medode
kuadran menggunakan data transek pohon Rahardjanto Abdul Kadir, 2005. Buku
dan samping dengan mencari variabel rata- Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan.
rata jarak(d), kerapatan relatif (KR), UMM Press. Malang.
frekuensi relatif (FR) diperoleh dengan
mencari nilai frekuensi absolut spesies (F), Sutomo. 2012. Studi Awal Komposisi dan
dominansi relatif (DR), diperoleh dengan Dinamik Vegetasi Pohon Hutan Gunung
mencari nilai KA (Kerapatan Absolut) Pohen Cagar Alam Batu Gahu Bali.
Indeks Nilai Penting (INP) dan indeks Jurnal Bumi Lestari, Volume. 12 No.
diversitas. Indeks nilai penting sangat UPT-BKT Kebun Raya “Eka Kaya”
penting karena menunjukkan bagaimana

Anda mungkin juga menyukai