Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ARMITHA NISA

NPM : 191000462201045
MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA

TUGAS – METODE HARGA POKOK PESANAN

1. Apakah tujuan dari metode harga pokok pesanan (job order costing)?
Jawab :
Tujuan dari metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk
dari setiap pesanan baik harga pokok pesanan secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan
maupun untuk persatuan.

2. Sifat pekerjaan seperti apakah yang cocok untuk diterapkannya metode harga
pokok pesanan?
Jawab :
Metode harga pokok pesanan banyak digunakan dalam industri – industri, seperti :
konstruksi, percetakan, mebel, pembuatan kapal dan pesawat terbang, dan lain – lain.
Disamping itu, metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan pada perusahaan yang
bergerak dibidang jasa seperti perbaikan dan perawatan kendaraan otomotif, konsultasi
manajemen, proyek penelitian, dan lain – lain.

3. Jelaskan berapa karakteristik dari suatu pekerjaan, agar metode harga pokok
pesanan dapat diterapkan!
Jawab :
Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang
digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara
individu.
b. Biaya produksi harus golongkan berdasarkan hubungan dengan produk menjadi dua
kelompok yaitu : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik.
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka.
e. Harga pokok produksi per unit pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

4. Uraikan hal – hal penting yang menyangkut kartu harga pokok (job order cost
sheet)!
Jawab :
Kartu harga pokok adalah buku besar pembantu dari akun Barang dalam Proses (work-in
process).
Kartu harga pokok mencatat biaya produksi secara terperinci yaitu : biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan.
Setiap kartu harga pokok harus diberikan suatu nomor pekerjaan khusus untuk
memudahkan pencatatan.

5. Apakah perbedaan antara kartu waktu (time card) dengan kupon waktu (labor time
ticket)?
Jawab :

Kartu waktu (time cards): kartu untuk menyediakan data atau catatan mengenai waktu
datang dan waktu pulang atau jumlah jam kerja harian dari setiap karyawan dengan cara
memasukkan kartu tersebut ke dalam mesin pencatat waktu (time clock).

Kupon waktu (labor time ticket): kupon yang menyediakan data dan catatan mengenai
jumlah jam yang digunakan oleh seorang karyawan atas suatu pekerjaan. Kupon ini
merupakan sumber untuk mendistribusikan biaya tenaga kerja kepada pekerjaan-
pekerjaan dan biasanya kupon ini disiapkan secara harian.

6. Sebutkan alasan – alasan mengapa dalam metode harga pokok pesanan biaya
overhead pabrik dibebankan ke pekerjaan – pekerjaan dengan menggunakan tarif
biaya overhead pabrik yang ditetapkan di muka bukan menggunakan biaya
overhead yang sesungguhnya.
Jawab :

Alasan pembebanan biaya overhead kepada pabrik atas dasar tarif yang ditentukan di
muka adalah sebagai berikut:

1. Alasan Pembebanan BOP Atas Dasar Tarif yang Ditentukan di Muka #1:
Pembebanan by overhead pabrik sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan
berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu
ke bulan yang lain.
Hal ini akan berakibat pada penyajian harga pokok persediaan dalam neraca dan besar
kecilnya laba atau rugi yang disajikan dalam laporan laba rugi.
Sehingga mempunyai kemungkinan memperngaruhi keputusan-keputusan tertentu
yang diambil oleh manajemen.
Sebenarnya harga pokok produksi per satuan tidak harus tetap sama dari bulan ke
bulan.
Apabila harga-harga bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong.
Serta tarif upah, baik tarif upah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung
mengalami kenaikan.
Maka wajar juga bilaterdapat kenaikan harga pokok produksi per satuan dalam bulan
terjadinya kenaikan tersebut.
Naik turunnya harga pokok produksi per satuan tidaklah dikehendaki bilamana
penyebabnya adalah karena:
a. terjadinya ketidakefisienan,
b. terjadinya biaya yang tidak normal, dan
c. turunnya kegiatan produksi yang sifatnya sementara.
Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk.

Maka harga pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab
berikut ini:

a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.


b. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
c. Adanya BOP yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama
jangka waktu setahun.
d. Biaya overhead tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.

2.  Alasan Pembebanan BOP Atas Dasar Tarif yang Ditentukan di Muka #2:

Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan


metode harga pokok pesanan.

Maka manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat
pesanan selesai dikerjakan.

Padahal ada elemen by overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada
akhir setiap bulan, atau akhir tahun.

Sebagai ontoh soal biaya overhead:

Bila perusahaan memakai listrik dari perusahaan listrik negara (PLN), maka jumlah
tagihan listriknya baru dapat diketahui setelah bulan tertentu berakhir.

7. Metode harga pokok pesanan hanya dapat diterapkan untuk kegiatan manufaktur
atau produksi. Berilah komentar atas pernyataan ini.
Jawab :
Tidak hanya perusahaan manufakur yang membutuhkan metode harga pokok pesanan,
tiap perusahaan perlu menentukan harga pokok pesanan, baik secara keseluruhan ataupun
persatuan.
8. Jelaskan pengertian dari barang rusak (spoiled goods), barang cacat (defective
goods), barang sisa (scrap), dan barang sampah (waste).
Jawab :
a. Barang rusak (spoiled goods):
Barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan tidak memerlukan proses
lebih lanjut untuk memperbaikinya.
b. Barang cacat (defective goods):
Barang-barang yang tidak memenuhi standar produksi dan harus diproses lebih lanjut
agar memenuhi standar mutu yang ditentukan untuk kemudian dapat dijual.
c. Barang sisa (scrap)
Barang yang berasal dari pengolahan bahan, persediaan barang yang kuno,
pembesituaan aset tetap, alat-alat atau suku cadang yang cacat atau pecah, dan dari
proyek-proyek percobaan. Barang ini masih mempunyai nilai dan dapat dijual atau
dimasukkan kembali ke dalam proses produksi untuk tujuan yang berbeda.
d. Barang sampah (waste):
Barang ini terjadi sama seperti barang sisa tetapi tidak mempunyai manfaat lagi dan
dengan demikian tidak mempunyai nilai jual.

9. Jelaskan dalam situasi bagaimana kerusakan yang sesungguhnya terjadi dalam


perlakuan akuntansinya dapat dibebankan sebagai biaya overhead pabrik atau
secara langsung dibebankan ke pekerjaan yang bersangkutan!
Jawab :
a. Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai neto yang dapat direalisasikan dibebankan
kepada biaya overhead pabrik. Perlakuan akuntansi seperti ini dapat dilakukan apabila
sifat kerusakannya adalah :
1. Normal, tetapi tidak terjadi pada tingkat yang sama untuk masing – masing
pekerjaan
2. Abnormal, disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan yang
sebetulnya dapat dihindarkan, dengan demikian biaya kerusakan sudah
diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik yang ditetapkan di muka.
b. Biaya kerusakan setelah dikurangi nilai neto yang dapat direalisasi dibebankan secara
langsung kepada pekerjaan yang bersangkutan. Perlakuan akuntansi seperti ini dapat
dilakukan jika sifat kerusakannya adalah sebagai berikut :
1. Normal, terjadi pada suatu tingkat yang sama dengan masing – masing pekerjaan.
Dalam kondisi ini, maka taksiran biaya kerusakan dapat diperhitungkan sebagai
elemen dari tarif biaya overhead pabrik yang ditetaokan di muka, dengan
demikian masing – masing pekerjaan akan dibebankan dengan biaya kerusakan
pada saat pembebanan biaya overhead kepada pekerjaan – pekerjaan tersebut.
2. Disebabkan adanya persyaratan secara langsung oleh pelanggan. Biaya – biaya
kerusakan setelah dikurangi nilai neto yang dapat direalisasi untuk barang rusak
tersebut dibebankan kepada pekerjaan yang bersangkutan dan taksiran mengenai
biaya kerusakan juga tidak dimasukkan dalam perhitungan tarif biaya overhead
pabrik.

10. Sehubungan dengan aspek pengendalian yang baik atas barang sisa (scrap)
terutama apabila barang sisa ini relatif banyak dan nilainya cukup tinggi, jelaskan
prosedur pengendalian yang harus dilakukan atas barang sisa tersebut.
Jawab :
Sehubungan dengan aspek pengendalian yang baik atas barang sisa (scrap) terutama
apabila barang sisa ini relatif banyak dan nilainya cukup tinggi, maka sebaiknya disimpan
pada suatu tempat yang terpisah dan aman, serta ada satu orang yang ditunjuk sebagai
yang bertanggung jawab atas pengawasan dan pencatatan atas barang sisa tersebut.
LATIHAN HAL 107

1. Data berikut diambil dari catatan akuntansi PT. Amanah Berjaya untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016

Persediaan

1 Januari 31 Desember

Barang Jadi Rp140.000.000 Rp170.000.000

Barang Dalam Proses 130.000.000 50.000.000

Barang Baku 120.000.000 150.000.000

Data tambahan lainnya adalah sebagai berikut.


Penjualan.................................................................................. Rp1.446.000.000
Biaya penggunaan bahan baku................................................ Rp590.0000.000
Biaya produksi yang dibebankan kepekerjaan – pekerjaan selama 2016 Rp1.130.000.000
Beban penjualan....................................................................... Rp22.000.000
Beban umum dan penjualan..................................................... Rp24.000.000

Diminta :
Hitunglah komponen – komponen berikut :
a. Pembelian bahan baku selama 2016
b. Biaya tenaga kerja langsung 2016
c. Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) 2016.
d. Beban pokok penjualan 2016
e. Laba operasi 2016

Anda mungkin juga menyukai