Listrik
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
:
Nama : Frans William Siregar
NIPD : 200803031
Kelas : SKK 2 B
Abstrak
Rangkaian Listrik
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat terhindarkan dalam kebidupan
sehari-hari. Bahkan, hampir setiap peralatan dan barang yang ada dirumah memakai listrik seperti
lampu, televisi, maupun kulkas ketika kabelnya dihubungkan ke dalam stop kontak maka akan
menyala dan berfungsi. Hal ini lantaran adanya energi dalam bentuk aliran arus listrik. Dimana aliran
listrik dapat dihubungkan melalui beberapa macam bentuk rangkaian. Rangkaian listrik sendiri
sangat berpengaruh terhadap kuatnya arus. Rangkaian listrik merupakan suatu kesatuan antara
beberapa komponen elektronika dan sumber tegangan yang dihubungkan secara terbuka, supaya
arus listrik yang berasal dari sumber bisa mengalir, sehingga memiliki fungsi tertentu
Buat mengetahui adanya aliran listrik, kamu bisa memakai beberapa indicaotr seperti motor DC dan
beberapa jenis LED. Dalam pemasanagan atau pembuatah rancangan, harus diperhatikan beberapa
faktornya. Faktor tersebut yaitu reaktansi induktif (induktansi), reaktansi kapasitif, permitivitas dan
resitifitas. Rangkaian listrik juga memiliki 7 jenis rangkaian yaitu: Rangkaian listrik seri, Rangkaian
listrik parallel, Rangkaian listrik gabungan, Rangkaian listrik arus searah, Rangkaian listrik bolak balik,
Rangkaian listrik 1 phase dan 3 phase, Rangkaian listrik sederhana
Salah satu hukum fisika yang mempelajari materi ini ialah hokum kirchoff 1 yang berbunyi:
“Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan
sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu.”
Di dalam rangkaian listrik memiliki kuat dan hambatan arus listrik paralel dan seri, kuat dan
hambatan tersebut dapat kita hitung menggunakan rumus yang telah ditentukan. Dibalik itu semua
rangkaian listrik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
Daftar isi
Abstrak
Daftar isi
Kata pengantar
Pendahuluan
Rangkaian listrik
I. Pengertian rangkaian listrik
II. Jenis-jenis rangkaian listrik
1) Rangkaian listrik seri
2) Rangkaian listrik parallel
3) Rangkaian listrik gabungan
4) Rangkaian listrik arus searah (DC)
5) Rangkaian listrik bolak-balik (AC)
6) Rangkaian listrik 1 phase dan 3 phase
7) Rangkaian listrik sederhana
III. Hukum Kirchoff
IV. Perbedaan rangkaian listrik seri dan parallel pada bentuk rangkaian
1) Perbedaan susunan rangkaian
a) Susunan rangkaian seri terlihat sederhana
b) Rangakaian parallel lebih terlihat kompleks
2) Perbedaan pada komponen yang dipakai
a) Komponen seri lebih sedikit
b) Komponen paralel lebih banyak
3) Kuat arus dalam rangkaian seri dan paralel
a) Mencari kuat arus pada rangkaian seri
b) Mencari kuat arus pada rangkaian paralel
4) Kuat tegangan pada rangkaian seri dan paralel
a) Kuat tegangan rangkaian seri
b) Kuat tegangan rangkaian paralel
5) Besar hambatan pada kedua rangkaian
a) Besar hambatan rangkaian seri
b) Besar hambatan rangkaian paralel
V. Perbedaan pada keunggulan dan kelemahan rangkaian
1) Keunggulan rangkaian seri dan paralel
a) Keunggulan rangkaian seri
b) Keunggulan rangkaian paralel
2) Kelemahan rangkaian seri dan paralel
a) Kelemahan rangkaian seri
b) Kelemahan rangkaian paralel
Kesimpulan
Daftar pustaka
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Menggambar rangkaian listrik" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang bagaimana bentuk rangkaian listrik dan jenis-jenisnya bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Ir. Taharuddin, S.T, M.T Mata Kuliah Electrical,
Electronic, Pneumatic, and Hidraulic Diagram Drawing. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Sedangkan, penghubung adalah media yang menghubungkan alat listrik dan sumber listrik,
disebut konduktor, pembungkusnya disebut isolator. Sementara, sumber listrik adalah alat
pembangkit arus listrik dengan membuat beda potensial listrik antara dua buah titik. Arus pada
rangkaian listrik merupakan aliran elektron yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.
Rangkaian Listrik
l. Pengertian Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah (atau rangkaian elektrik) merupakan interkoneksi berbagai piranti
(divais-device) yang secara bersama melaksanakan suatu tugas tertentu. Tugas itu dapat berupa
pemrosesan energi ataupun pemrosesan informasi. Melalui rangkaian listrik, energi maupun
informasi dikonversikan menjadi energi listrik dan sinyal listrik, dan dalam bentuk sinyal inilah energi
maupun informasi dapat disalurkan dengan lebih mudah ke tempat ia diperlukan
Rangkaian listrik terdiri atas 2 jenis yaitu Seri dan Paralel. Selain itu, ada juga gabungan dari 2 jenis
rangkaian listrik, yang disebut rangkaian campuran.
Jadi, ada 3 bentuk rangkaian listrik yaitu rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran. Berikut
penjelasannya.
Cuma ada 1 jalan yang bisa dilewati oleh arus, jadi kalo ada satu jalur yang terputus. Maka,
rangkaian gak bisa berfungsi dengan benar.
Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama besarnya.
Beda potensial/tegangan pada setiap komponen yang terpasang mempunyai nilai yang
berbeda.
Mempunyai hambatan total yang lebih besar dari pada hambatan penyusunnya.
I = I1 = I2 = I3
V = V1 + V2 + V3
R = R1 + R2 + R3
2. Rangkaian listrik parallel
Rangkaian paralel mempunyai ciri khas yang bisa dan sangat mudah banget dikenali yaitu susunan
rangkaiannya mempunyai cabang.
Instalasi listrik di suatu rumah biasanya memakai susunan rangkaian paralel. Meski, sedikit lebih
rumit dari rangkaian seri, rangkaian paralel punya banyak keuntungan.
Arus yang mengalir pada setiap cabang mempunyai besar nilai yang berbeda.
Hambatan totalnya lebih kecil dari hambatan pada tiap – tiap komponen penyusunnya.
I = I1 + I2 + I3
V = V1 = V2 = V3
1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
I1 : I2 : I3 = 1/R1 : 1/R2 : 1/R3
3. Rangkaian listrik gabungan
Rangkaian gabungan merupakaan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Secara umum,
karakteristik dan hukum yang berlaku pada rangkaian gabungan juga mengikuti keduannya.
I = I1 + I2
1/Rp = 1/R2 + 1/R3
Rtotal = R1 + 1/Rp
4. Rangkaian listrik arus searah (DC)
Sumber arus listrik searah (DC) yaitu sumber energi listrik yang bisa menimbulkan arus listrik yang
arahnya, selalu tetap (konstan) dari muatan listrik dari potensi tinggi ke rendah.
Arus searah (DC) umumnya banyak ditemukan pada aplikasi bertegangan rendah, seringanya pada
baterai.
Sebagian besar sirkuit elektronik ini perlu catu daya atau arus searah (DC).
Berikut ini, ada beberapa tegangan yang sering dipakai buat arus searah (DC), yaitu:
1.5 VDC
5 VDC
12 VDC
24 VDC
5. Rangkaian Listrik Arus Bolak – Balik (AC)
Dalam rangkaian arus searah (DC), tegangan dan arus umumnya konstan. Tapi, kalo dalam rangkaian
arus bolak – balik (AC), nilai sesaat dari tegangan arus dan karenanya daya terus berubah
dipengaruhi oleh pasokan.
Jadi, kalo kamu bisa menghitung daya pada sirkuit AC dengan cara yang sama seperti di sirkuit DC,
tapi kamu masih bisa mengatakan kalo daya (P) sama dengan tegangan (V) dikalikan dengan ampere
(I).
“Poinnya yaitu, kalo rangkaian AC mengandung reaktansi, jadi ada komponen daya sebagai
akibat dari medan magnet atau listrik yang dibuat oleh komponen.”
Hasilnya yaitu kalo gak seperti komponen resistif murni, daya ini disimpan dan dikembalikan ke
suplai saat gelombang sinusoidal lewat satu siklus periodik penuh.
Maka, daya rata – rata yang diambil oleh suatu rangkaian yaitu jumlah daya yang disimpan dan daya
yang dikembalikan selama satu siklus penuh.
jadi, konsumsi daya rata – rata sirkuit akan jadi rata – rata daya sesaat dalam satu siklus penuh
dengan daya sesaat. (P) didefinisikan sebagai perkalian dari tegangan sesaat (V) dan oleh arus sesaat
(I).
“Fungsi pada sinus periodik dan kontinu yaitu daya rata – rata diberikan sepanjang waktu akan
sama dengan daya rata – rata yang diberikan pada satu siklus tunggal.”
Sistem daya satu fasa dan tiga fasa mengacu pada unit yang memakai daya listrik bolak-balik (AC).
Dengan daya AC, aliran arus terus-menerus berganti arahnya. Bedanya, antara daya AC satu fasa dan
tiga fasa yaitu keteguhan pengirimannya. Sistem daya AC fase tunggal memuncak pada tegangan 90⁰
dan 270 with, dengan siklus penuh pada 360⁰.
Dengan puncak dan penurunan dalam tegangan ini, daya gak dikirim pada laju yang konstan.
Ada satu kabel netral dan satu kabel daya dengan arus yang mengalir di antara mereka.
Perubahan siklus dalam besaran dan arah biasanya mengubah aliran dalam arus dan tegangan
sekitar 60 kali per detik, tergantung pada kebutuhan khusus suatu sistem.
Ada tiga kabel daya, masing – masing 120⁰ dari fase satu sama lain. Delta dan wye yaitu dua jenis
rangkaian yang dipakai buat mempertahankan beban yang sama pada sistem tiga fase.
Masing – masing menghasilkan konfigurasi kabel yang beda. Dalam konfigurasi delta, gak ada
kawat netral yang dipakai.
NOTE: Dalam sistem tegangan tinggi, kawat netral biasanya gak ada buat sistem tiga fase.
Saklar yang dipakai buat mengontrol sirkuit dengan menghidupkan dan mematikan. Ini disediakan di
kabel langsung antara pasokan dan beban utama.
Saat saklar hidup, sirkuit listrik ditutup dan lampu menyala dan saat sakelar mati, cahaya akan
memutuskan pasokan daya ke beban.
Kabel ini ditaruh dalam kotak yang disebut kotak saklar buat operasi yang lebih baik. Switch wire dan
live wire yaitu satu kawat dan cuma dipotong di antaranya buat menghubungkan switch.
Bunyinya: “Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
itu.”
Hukum Kirchhoff ini pertama kali dikenalkan pada tahun 1845 oleh seorang ahli fisika dari Jerman
yaitu Gustav Robert Kirchhoff.
Hukum kirchhoff sendiri berfungsi buat menganalisis arus dan tegangan dalam sebuah rangkaian.
Hukum Kirchhoff I merupakan hukum yang berkaitan dengan arah arus pada titik percabangan.
IV. Perbedaan Rangkaian Listrik Seri dan Paralel pada Bentuk Rangkaian
Perbedaan bentuk dari rangkaian seri dan rangkaian paralel ada pada bentuk rangkaian. Bentuk
rangkaian dari ke 2 rangkaian ini juga akan menentukan dari komponen yang dipakai buat
menyusunnya.
Berikut ini, penjelasan mengenai perbedaan dalam kedua bentuk rangkaian listrik ini, yaitu:
Susunan seri gak mempunyai cabang rangkaian. Aliran listrik dari sumber tegangan (semisal baterai)
akan menuju pada hambatan dengan satu kabel.
Jadi, cuma ada satu kabel yang menghubungkan hambatan listrik secara lurus berjajar.
Pada rangkaian paralel, rangkaian terlihat lebih kompleks. Hal ini terjadi karena adanya percabangan
pada rangkaian. Jadi, gak cuma akan terlihat satu kabel utuh aja.
Tapi, ada pembagian arah arus yang terjadi menuju hambatan yang letaknya gak lagi dalam satu
garis lurus seperti rangkaian seri.
Jumlah hambatan yang diberikan ke kedua rangkaian ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tapi,
secara prinsip dibawah ini penjelasan dari komponen yang dipakai di kedua rangkaian, yaitu:
a. Komponen Seri Lebih Sedikit
Penggunaan komponen yang dipakai cuma sumber tegangan, kabel dan juga hambatan. kalo dalam
kehidupan nyata, seperti sumber tegangan, saklar, kabel dan bohlam lampu sesuai kebutuhan.
Buat rangkaian paralel mempunyai komponen dengan jumlah yang lebih banyak. Saklar yang lebih
banyak dari pada di rangkaian seri, dan kabel yang lebih panjang juga.
Gak cuma pada bentuk rangkaiannya aja yang berbeda, susunan seri dan paralel akan berimbas ke
rumus yang dipakai juga loh.
Dalam rumus hitungan mempunyai perbedaan rangkaian seri dan paralel yang berlawanan. Berikut,
dibawah ini penjelasan lengkapnya.
Pada rangkaian seri jumlah muatan listrik yang mengalir di setiap hambatan yaitu sama. Jadi,
hambatan pada satu titik akan sama dengan di titik yang lain.
Rumusnya: I = I1 = I2 = I3 = I4
b. Mencari Kuat Arus pada Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel hitungan buat mencari rumusan kuat arus gak sama dengan dirangkaian seri.
Tapi, kuat arus total pada rangkaian paralel yaitu hasil dari penambahan kuat arus yang ada pada
hambatan.
Rumusnya: I = I1 + I2 + I3 + I4
4. Kuat Tegangan pada Rangkaian Seri dan Paralel
Tegangan yaitu besarnya energi potensial (V) dalam sebuah medan listrik yang mempunyai satuan
volt.
Dalam rangkaian seri, energi potensial akan beda antara satu titik dengan titik yang lain. Sedangkan,
buat rangkaian paralel gak begitu.
Pada rangkaian seri, energi potensial atau tegangan gak bisa disamakan nilainya seperti cuma
dengan kuat arus.
Untuk mencari besarnya energi potensial atau tegangan total yaitu dengan memakai rumus berikut
ini.
Rumusnya: V = V1 + V2 + V3 + V4
b. Kuat Tegangan Rangkaian Paralel
Pengukuran tegangan pada rangkaian paralel yaitu sama buat semua titik. Energi potensial total
akan sama nilainya dengan energi potensial yang ada pada semua titik.
Rumusnya: V = V1 = V2 = V3 = V4
5. Besar Hambatan pada Kedua Rangkaian
Di rangkaian seri dan paralel, hambatannya bisa diketahui dengan melakukan perbandingan antara
tegangan dan kuat arus listrik yang lewat suatu titik dalam satu rangkaian.
Rangkaian seri, jumlah hambatan total yaitu penjumlahan dari seluruh hambatan dalam rangkaian
listrik.
Rumusnya: R = R1 + R2 + R3 + R4
b. Besar Hambatan Rangkaian Paralel
Hambatan pada rangkaian listrik paralel gak sama antara satu titiknya. Hal ini terjadi karena, dalam
rangkain listrik paralel terjadi percabangan.
Rangkaian seri akan memakai lebih sedikit komponen dari pada di rangkaian paralel.
Mempunyai kemampuan deteksi lebih cepat kalo terjadi kerusakan.
Mempunyai kuat arus listrik yang mengalir adalah sama dan lebih hemat listrik.
Kalo satu hambatan berpengaruh gak akan membuat masalah di hambatan yang lain.
Kalo dipakai pada pemasangan bohlam dalam rangkaian, maka nyala bohlam gak berbeda
antara yang terdekat sampai yang terjauh dari sumber tegangan.
Mempunyai energi potensial yang beda, jadi kalo dipakai pada rangkaian bohlam
memberikan nyala yang gak sama.
Bohlam terjauh dari sumber tegangan mempunyai nyala yang lebih redup. Karena,
mempunyai satu sumber listrik maka kalo salah satu komponen mati menyebabkan seluruh
komponen juga mati.
Mempunyai kuat arus yang berbeda di antara satu titik dengan titik yang lain.
Kesimpulan
Rangkaian listrik adalah (atau rangkaian elektrik) merupakan interkoneksi berbagai piranti (divais-
device) yang secara bersama melaksanakan suatu tugas tertentu. Tugas itu dapat berupa
pemrosesan energi ataupun pemrosesan informasi. Jenis-jenis rangkaian listrik adalah:
Salah satu hukum yang berhubungan dengan rangkaian listrik adalah hokum kirchoff I yang berbunyi:
“Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan
sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu.”
Dengan rumus:
I4 = I1 + I2 + I3
Rumus kuat tegangan arus seri
Rumusnya: V = V1 + V2 + V3 + V4
Rumus kuat tegangan arus paralel
Rumusnya: V = V1 = V2 = V3 = V4
Besar hambatan rangakaian seri
Rumusnya: R = R1 + R2 + R3 + R4
Besar hambatan rangkaian paralel