Anda di halaman 1dari 3

2.

1 REKTAL
a. Pengertian
Memberikan obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan
memasukkan obat mealui anus dan kemudian rectum ,dengan tujuan memberikan efek
local dan sistematik. Cara ini memiliki efek sistemik lebih cepat dan lebih besar
dibandingkan peroral dan baik sekali digunakan untuk obat yang mudah dirusak oleh
asam lambung. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat , menjadikan lunak pada daerah fases ,dan
merangsang buang air besar .
memiliki efek local, seperti obat dolcolas supositoria,berfungsi untuk
meningkatkan defekasi secara local pemberian obat dengan obat sistemik, seperti obat
aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dinding rental yang melewati sphincter ani interna. Kontraindikasi
pada pasien yang mengalami pembedahan rektal

b. Anatomi fisiologti rektum


Rektum merupakan sebuah saluran yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum akan kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (defekasi). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem syaraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, seringkali
material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali
dilakukan (Tortora dan Derrickson, 2009).

Panjang rektum sekitar 15-20cm dan berbentuk-S. Mula-mula rektum mengikuti


kecembungan os sacrum, flexura sacralis, lalu memutar ke belakang setinggi os coccygis
dan berjalan melalui dasar pelvis, flexura perinealis. Akhirnya rektum menjadi canalis
analis dan berakhir pada anus. Sepertiga atas rektum merupakan bagian yang sangat lebar
yaitu ampulla recti. Jika ampulla terisi maka timbul perasaan ingin defekasi (Leonhardt ,
1988).
c. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
 Lebih efektif untuk obat-obat yang menyebabkan mual dan muntah pada
rute oral (ex: Metronidazole).
 Dapat menghindari obat-obat yang bisa mengiritasi lambung dan usus
halus, serta obat dengan klirens tinggi dapat terhindar dari first pass effect
(ex: Ketoprofen).
 Ketika tidak dapat menggunakan rute oral, misalnya sebelum rontgen atau
pada pasien yang mempunyai penyakit saluran pencernaan bagian atas
atau ketika pasien tidak dapat menelan.
 Dapat digunakan untuk pasien pediatrik, geriatri, atau pasien yang tidak
sadar.
 Penghantaran obat dapat dihentikan dengan mengeluarkan sediaan dan
absorpsi obat bisa dihentikan dengan mudah pada kasus-kasus overdosis
atau bunuh diri.
Kekurangan
 Untuk pasien tidak menyenangkan
 Absorbsi sering tidak beraturan dan sukar siprediksi

d. Absorbsi

Nasib obat yang diabsorpsi dari rektum tergantung dari posisi obat dalam rektum.
Di daerah sub mucosal pada dinding rektal terdapat banyak pembuluh darah dan
pembuluh limfe.Pembuluh darah hemorrhoidal bagian atas merupakan saluran ke
sirkulasi portal, sehingga obat yang diabsorpsi pada bagian atas akan melewati hati
sebelum masuk ke sirkulasi sistemik. Sedangkan pembuluh darah hemorrhoidal bagian
tengah dan bawah merupakan saluran langsung ke vena cava inferior, sehingga obat yang
diabsorpsi pada bagian tersebut akan langsung masuk ke sirkulasi sistemik.( Adi
Yugatama)

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi absorbsi


a.Faktor fisiologi
a. Isi Kolon - obat akan mempunyai kemungkinan untuk diabsorpsi lebih
besar ketika rektum dalam keadaan kosong. Untuk tujuan ini diberikan
enema sebelum penggunaan obat melalui rektal

b. Rute sirkulasi - jika obat diabsorpsi dari pembuluh darah hemorrhoidal


akan langsung menuju vena cava inferior, sehingga absorpsi akan cepat
dan efektif
c. pH dan minimnya kapasitas buffer cairan rektal - pH cairan rektal 7-8
dan tidak memiliki kapasitas buffer yang efektif.

b. Faktor Fisika Kimia Obat


a. Kelarutan dalam lipid-water - obat lipofil jika diberikan dengan
basis lemak tidak dapat dikeluarkan dengan mudah, sehingga
absorpsi obat terganggu.
b. Ukuran partikel - semakin kecil partikel semakin besar
kelarutannya.
c. Sifat basis - jika basis berinteraksi dengan obat atau mengiritasi
membran mukosa akan menurunkan absorpsinya. Khususnya pada
kasus-kasus suppositoria.

Anda mungkin juga menyukai