Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP


KEMANDRIRIAN IBU NIFAS DALAM PERAWATAN DIRI SELAMA
EARLY POST PARTUM HARI 1-2 DI PUSKESMAS TOLO
KECAMATAN KELARA KABUPATEN JENEPONTO

OLEH :

NUR HAYATI
16CP1045

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES TANAWALI PERSADA
TAKALAR
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP


KEMANDRIRIAN IBU NIFAS DALAM PERAWATAN DIRI SELAMA
EARLY POST PARTUM HARI 1-2 DI PUSKESMAS TOLO
KECAMATAN KELARA KABUPATEN JENEPONTO

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR

OLEH :

NUR HAYATI
16CP1045

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES TANAWALI PERSADA
TAKALAR
2020

ii
CURICULUM VITAE

Nama : Nur hayati

Nim : 16CP1045

Tempat Tanggal Lahir : Jeneponto,01 oktober 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : parang labbua,kel. Tolo Utara

Kec.kelara Kab jeneponto

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Makassar

Riwayat Pendidikan :

1. SD Inpres parang labbua : Tahun 2004-2010

2. MTS kelara : Tahun 2010-2013

3. SMA 1 pallanga : Tahun 2013-2016

4. STIKES Tanawali Persada Takalar : Tahun 2016 - 2020

iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri
dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan
diperguruan tinggi manapun

Bantaeng, April 2020

Penulis

NUR HAYATI
NIM. 16 CP 1045

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGATAHUAN TERHADAP KEMANDIRIAN IBU


NIFAS DALAM PERAWATAN DIRI SELAMA EARLY POST PARTUM HARI
1 - 2 DI PUSKESMAS TOLO KEC KELARA KAB JENEPONTO

Di susun dan di ajukan oleh:

Oleh:
Pembimbing I

Andi Tenri Aswinta,S.Kep,Ns,M.Kep

Pembimbing Il

Hj. Hasnawati,SKM.,S.Kep.,Ns

iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh:
NamaMahasiswa : NUR HAYATI

Nim : 16CP1045
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : hubungan tingkat pengetahuan terhadap kemandirian
ibu nifas dalam perawatan diri selama early post
partum hari 1-2 dipuskesmas tolo kecamatan
kecamatan kelara kabupaten jeneponto
Telah berhasil di pertahan kan dihadapan dewan penguji dan diterimah
sebagai bagian dari persyaratan yang di perlukan untuk memperoleh
gelar sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Tana wali Persada Takalar.
DEWAN PENGUJI
1. Ernawati,S.Kep,Ns.,M.Kep (...............................................)

(Penguji I)

2. Alwi Bagenda,SE.,M.Kes (...............................................)

(Penguji II)

3. Andi Tenri Aswinta,S.Kep,Ns,M.Kep (...............................................)

(Pembimbing I)

4. Hj. Hasnawati, SKM, S.Kep,Ns (...............................................)

(Pembimbing II)

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‘’ gagal dalam hal sesuatu..bangkit kembali ingat ada orang


mengharapkan kita berhasil.dan Allah SWT tidak akan membebani
hambanya di luar kemampuan’’
Kupersembahkan Karya Yang Sederhana Ini:
Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah. Atas
takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu,
beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal untuk masa depanku, dalam meraih cita-cita
saya. Segala perjuangan saya hingga titik ini saya
persembahkan pada kedua orang tua paling berhargam
dalam hidup saya.semoga dengan keberhasilanku dimasa
depan sehingga kalian tidak pergi merantau dinegri orang
demi anakmu ini,agar kita segera kumpul bersama dan bisa
merayakan lebaran dan umroh sama-sama.semua nasehat
yang kalian berikan kepadaku hingga sampai saat ini
membuatku menjadi pribadi yang tegar dalam menjalani
hidupku tanpa didampingi kalian selama bertahun-
tahun.sehat selalu disana.semoga doa kalian terhadapku
segera terwujud.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji syukur kehadirat Allah swt. berkat rahmat hidayah serta inayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “hubungan tingkat

pengetahuan terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early post

partum hari 1-2 dipuskesmas tolo kecamatan kecamatan kelara kabupaten

jeneponto’’sesuai waktu yang di tentukan. Salawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Besarta keluarga, sahabat dan

para pengikut setianya.

Tujuan penyusunan Skripsi ini, untuk memenuhi persayaratan penyelesaian

pendidikan pada program strata satu (S1) Keperawatan STIKES Tanawali Persada

Takalar tahun akademik 2019/2020.

Penulis menyadari akan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang

dimiliki, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun merupakan

input dalam penyempurnaan selanjutnya, semoga dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang dan masyarakat pada

umumnya.

Mengawali ucapan terima kasih ini disampaikan penghargaan yang

teristimewa kepada ibu dan bapak saya, atas segala perhatian, kasih sayang, doa

restu, dan pengorbanan beliau yang tak terhingga yang tidak bisa terbalaskan.

Kemudian penulis juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada ibu Andi Tenri Aswinta,S.Kep,Ns,M.Kep, selaku Pembimbing I dan Ibu

Hj.Hasnawati.SKM.,S.Kep.,Ns, selaku Pembimbing II, yang dengan penuh

ketulusan hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing,


vii
mengarahkan penulis agar bisa berkarya sebatas kemampuan dan menghasilkan

yang terbaik, serta ucapan rasa terima kasih kepada, selaku Penguji I ibu

Ernawati,S.Kep,Ns.,M.Kep dan bapak Alwi Bagenda,SE.,M.Kes , selaku Penguji II

yang telah membimbing dan memberikan saran dan masukan kepada penulis .

Ucapan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga

penulis sampaikan kepada ;

1. Ir. Zainal Abidin Mustari, selaku Ketua Yayasan STIKES Tanawali

Persada Takalar.

2. Dr. Hj. Patmawati, S.Kp.,M.Kes., selaku Ketua STIKES Tanawali

Persada Takalar.

3. Dr. Hj. Salma Arafah, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Puket I STIKES

Tanawali Persada Takalar.

4. Dewiyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Puket II STIKES Tanawali

Persada Takalar.

5. Wirda, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Puket III STIKES Tanawali Persada

Takalar.

6. Suardi.S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan yang

telah memotivasi dan banyak membantu kelancaran pengurusan

skripsi.

7. Para Dosen Prodi S1 Keperawatan yang telah banyak berjasa

memberikan bekal Ilmu Pengetahuan.

8. Kepada sahabat-sahabat ku yang tercinta ( Syamsidar dan masita) yang

senantiasa memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

viii
9. Kepada rekan-rekan seperjuangan Jurusan Keperawatan angakatan 2016

yang selalu memberikan dorongan serta motivasi kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat selesai.

10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yang penulis tidak dapat sebutkan

satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan sebaik baiknya.

Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanyan kritik dan saran dari semua

pihak untuk menyempurnakannya.

Bantaeng, 2020

Penulis

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.5 Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif…………………….. … 41

Tabel 5.1 Karakteristik Responden dipuskesmas tolo kec kelara……………….. 49

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibu nifas selama

early post partum dipuskesmas tolo kec kelara kab jeneponto…………..……….50

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan dan kemandirian

ibu nifas selama early post partum dipuskesmas tolo kec kelara kabupaten

jeneponto………………………………...……………………………….50

Tabel 5.4 Analisis Hubungan pengetahuan dan kemandirian ibu nifas selama early post

partum dipuskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten

………………………..................................................................................51

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Untuk Menjadi Responden

Lampiran 2 : Informed Consent

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Master Tabel

Lampiran 5 : Hasil Olah Data SPSS

Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 7 : Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Kampus

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Kampus

Lampiran 9 : Surat izin Penelitian dari Kantor Dinas Penanaman

Modal Dan PTSP

Lampiran 10 : Surat izin Penelitian dari Puskesmas

Lampiran 11 : Surat Izin Telah Meneliti

xi
ABSTRAK
NURHAYATI’’16cp1045 hubungan tingkat pengetahuan terhadap kemandirian
ibu nifas dalam perawatan diri selama early post partum hari 1-2 di puskesmas
tolo kecamatan kelara kabupaten jeneponto (Dibimbing oleh’’Andi Tenri Aswinta
dan Hasnawati).
Latar belakangMenurut World Healt Organization (WHO) tahun 2016, angka
kelahiran bayi di dunia sekitar 15 juta kelahiran per tahun. Di indonesia pada tahun
2015 jumlah ibu hamil 5.382.779 dengan cakupan persalianan mencapai 88,55%,
begitu pula dengan cakupan kunjungan ibu post partum sebanyak 87,06% (Depkes
RI, 2016).
Jika tingkat pengetahuan seseorang rendah terhadap manfaat dan tujuan dari
perawatan masa nifas maka hal itu akan sangat mempengaruhi pada
pelaksanaannya.
tujuan: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early post partum hari
1-2 dipuskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten jeneponto.
Desain penelitian: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada
penelitian ini diambil dengan menggunakan tekhnik total sampling yaitu semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian sebanyak 32 responden.
Hasil: Berdasarkan analisis dengan uji statistic fisher Exact Test diperoleh nilai
p=0,005 (p<0.05) dengan demikian,Maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dan kemandirian ibu nifas dalam perawatan
diri selama ealy post partum hari 1-2 dipuskesmas tolo kec kelara kab jeneponto.

Kata kunci: Pengetahuan dan kemandirian ibu nifas post partum.

xii
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
HALAMAN JUDUL
COVER DALAM
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
CURRICULUM VITAE...................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ...........................................................................6
1.2.2 Pertanyaan Masalah ...........................................................................6
1.3 Tujuan penelitian .......................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................6
1.3.3 Manfaat Penelitian .............................................................................7
1.3.4 Manfaat Praktis ..................................................................................7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................9
2.1 Tinjauan Umum Tentang post partum………………………………….9

2.1.1 pengertian post partum .......................................................................9


2.1.2 Tahapan nifas.....................................................................................9

2.1.3 Perubahan Fisiologis,Pemantauan Dan Penanganan Yang Harus


dilakukan ........................................................................................... 10
2.1.4 Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Ibu Pada Masa Post Partum ......12
2.2 Definisi Tentang Pengatahuan ……………………………………….13
2.2.1Pengertian ........................................................................................... 13

xiii
4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ..........................................................36
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................37
5.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................37
5.1.1 Hasil Analisa Univariat ....................................................................38
5.1.2 Hasil Analisa Bivariat ......................................................................40
5.2 Pembahasan ................................................................................................42
BAB 6PENUTUP .................................................................................................46
6.1 Kesimpulan ................................................................................................46
6.2 Saran ...........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..48
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa nifas merupakan masa setelah plasenta keluar, yang merupakan waktu

untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil

berlangsung sekitar enam minggu. Perawatan ibu selama masa nifas

dipengaruhi beberapa faktor diantaranya pengetahuan, budaya, pendidikan,

keadaan kesehatan dan usia. (Marni,2017).

Perawatan yang dilakukan pada masa nifas meliputi perawatan fisik dan

psikologis ibu untuk mencapai kesehatan yang optimal. Perawatan masa nifas

ini sangat diperlukan karena dalam masa nifas sering terjadi kematian pada ibu

yang disebabkan oleh berbagai macam seperti perdarahan dan infeksi, hal ini

dapat terjadi karena perawatan masa nifas yang kurang baik. (Hadijono,2015).

Sedangkan menurut Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas)

dan Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa penduduk Indonesia

pada Tahun 2020 akan mencapai 271,1 juta jiwa (BPS, 2016).

Menurut World Healt Organization (WHO) tahun 2016, angka kelahiran

bayi didunia sekitar 15 juta kelahiran per tahun. Di indonesia pada tahun 2015

jumlah ibu hamil 5.382.779 dengan cakupan persalianan mencapai 88,55%,

begitu pula dengan cakupan kunjungan ibu postpartum sebanyak 87,06%

(Depkes RI, 2016).

Selama early postpartum, ibu sudah memiliki keinginan untuk merawat

dirinya dan bayinya, serta diperbolehkan berdiri dan berjalan untuk melakukan

perawatan diri. Kemandirian dalam perawatan post partum tidak hanya penting

1
4

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka

penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:“Hubungan

Tingkat Pengetahuan Terhadap Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan

Diri Selama Early Post Partum Hari 1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan

Kelara Kabupaten Jeneponto.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kemandirian ibu

nifas dalam perawatan diri selama early post partum hari 1-2

dipuskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten jeneponto Tahun 2020

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas dipuskesmas

tolo kecamatan kelara kabupaten jeneponto

2. Untuk mengetahui gambaran kemandirian ibu nifas dalam

perawatan diri dipuskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten

jeneponto.

3. Untuk mengetahui analisis hubungan pengetahuan dengan

kemandiriann ibu nifas dalam perawatan diri di puskesmas tolo

kecamatan kelara.
5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan kajian terhadap materi pengetahuan terhadap kemandirian

ibu nifas dalam perawatan diri selama early post partum hari 1-2.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi dan pengalaman dalam penerapan

pengetahuan terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri

selama early post partum hari 1-2. ilmu dan menambah wacana

kepustakaan mengenai peneliti dikemudian hari dan dapat disajikan

sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada

bidang asuhan kebidanan masa nifas khususnya tentang pengetahuan

terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early post

partum hari 1-2 secara lebih mendalam.

3. Bagi pihak puskesmas

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

puskesmas dalam pemberian konseling tentang pengetahuan terhadap

kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early post partum

hari 1-2 .
6

4. Bagi Ibu Nifas

Sebagai sumber informasi dan untuk meningkatkan pengetahuan

serta wawasan ibu nifas tentang pengetahuan terhadap kemandirian ibu

nifas dalam perawatan diri selama early post partum hari 1-2.
7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang post partum

2.1.1 Defenisi Ibu Post Partum

Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan.

Istilah post partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan.

Masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai

minggu ke enam setelah melahirkan. Masa post partum dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada

masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah

kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran

reproduksi kembali keadaan yang normal pada saat sebelum hamil

(Marmi, 2017)

Masa nifas adalah adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu

atau 40 hari menurut hitungan awam. Masa ini penting sekali untuk terus

dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti

haid (Saleha,2018).

2.1.2 Tahapan Masa Nifas

Menurut Setyo Retno dan Sri Handayani (2018) tahapan nifas dibagi

menjadi 3 periode yaitu:

1. Puerperineum dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genital yang lamanya 6-8 minggu.

7
10

Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rukiyah. A.Y, 2015).

a. lochia rubra:berisi darah segar, sel-sel desidua dan chorion,

lakukan selama 2 hari pasca persalin.

b. lochia sanguinolenta: Warna merah kekuningan berisi

darah dan lender, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

c. lochia serosa: Berwarna kuning dan cairan ini tidak

berdarah lagi.Terjadi pada hari ke 7-14 pasca persalin.

d. lochia alba: Cairan putih terjadi setelah 2 minggu pasca

persalin pemanatauan keadan ibu.

e. Lochea purulenta: Terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk.

f. Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya. Apabila

pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan

2.1.4 Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Ibu Pada Masa Post Partum

1. Personal hygiene

Kebersihan diri sangat penting dilakukan pada masa post partum,

kondisi ibu pasca melahirkan sangatlah rentan terhadap infeksi. Oleh karena

itu, kebersihan diri sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya infeksi. Dan kebersihan wajib dilakukan pada area

tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan yang sangat penting untuk

tetap dijaga (Saleha, 2018)

2. Istirahat
11

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas

untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya setelah melahirkan. Keluarga

disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat

yang cukup sebagai persiapan untuk merawat bayi salah satunya pada

perawatan tali pusat nanti.

3. Senam nifas

Di lakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari

kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk

mempercepat pemulihan keadaan ibu. Senam nifas membantu untuk

memperbaiki sirkulasi darah, dan memperbaiki sikap tubuh dan punggung

setelah melahirkan, memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk

lebih rileks dan segar pasca melahirkan (Suherni, 2018).

2.2 Definisi Tentang Pengatahuan

2.2. 1.Pengertian

pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ke ingin tahuan melalui proses

sensoris terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya

perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).

2.2.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2017), ada 6 tingkat pengetahuan,yaitu:

a. Tahu (Know).

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik dari seluruh bahan yang
12

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.

d. Analisis (Analysis).

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan

sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untukmengidentifikasi,

memisahkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis) .

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya

dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meingkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.


13

d. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri.

2.2.3 Kriterian Tingkat Pengetahuan

Menurut Putri Ariani A, (2015), Aplikasi yang diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

padasituasi atau kondisi real (sebenarnya). Dengan pengukuran

kemampuan:

1. Baik : 76 – 100 %

2. Cukup : 56 – 75 %

3. Kurang: ≤ 55 %

2.2.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angkah yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek

penelitian atau responden. Ke dalaman pengetahuan yang ingin diketahui

atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan

dalam domain kognitif.(Notoatmodjo, 2017).

2.2.5. Menurut Notoatmodjo (2017), berpendapat bahwa ada 2 faktor yang

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain faktor

internal dan faktor eksternal yaitu:

1. Faktor Internal

a. Usia
14

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin

tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang

akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain

maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya

akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

c. Pengalaman
15

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

d. Persepsi

Persepsi merupakan suatu pengalaman tentang objek, peristiwa

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkannya. Persepsi juga memberikan suatu

makna kepada stimulus. Persepsi merupakan suatu proses akhir

dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses

di terimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu memiliki

perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan barukemudian individu

menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi.Dengan persepsi

individu menyadari, dapat mengerti tentang keadaan.

2. Faktor Eksternal

a. Pekerjaan

Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu

untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting sehingga

memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk, akan memiliki

waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat

pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang.

b. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan


16

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

c. Sosial Budaya

Adat istiadat yang berlaku setiap daerah akan berpengaruh terhadap

perilaku seseorang.Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan.

d.Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateimpact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya,media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi

sugesti.

2.3. Perawatan Mandiri

2.3.1. perawatan mandiri


17

Berdasarkan teori keperawatan Self Care Deficit yang dikemukakan

oleh Dorothea Orem, manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan

dalam merawat dirinya sendiri. Yang dimaksud dengan self care

(perawatan mandiri) adalah aktivitas seseorang untuk menolong dirinya

sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.

Perawatan mandiri adalah suatu aktivitas yang dimulai secara individu

dan dilakukan atas kemampuan dan kepentingan mereka sendiri dalam

memelihara hidupnya, mencapai fungsi yang menyeluruh dan

meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

Dalam teori ini Orem mengemukakan bahwa untuk dapat memenuhi

kebutuhan dirinya sendiri, perawat dapat memberikan bantuan

berdasarkan tingkat kemandirian pasien. Orem membaginya dalam tiga

bentuk yaitu:

1. Perawatan total (wholly compensatory),

individu belum mampu mengontrol dan memonitor lingkungan

dan informasi dalam melakukan self carenya.

2. Perawatan sebagian (partial compensatory),

individu belum mampu melakukan beberapa atau sebagian dari

aktivitas self carenya.

3. Pendidikan dan dukungan (educative ssupportif),

individu hanya membutuhkan pendidikan dan dukungan

lebih lanjut dalam melakukan self care, ini berarti individu

mampu secara mandiri melakukan perawatan diri. Kemandirian


18

dalam perawatan post partum tidak hanya penting untuk

mengurangi mortalitas dan morbiditas ibu, tetapi juga penting

untuk memperkuat dan meningkatkan perilaku sehat ibu post

partum dalam perawatan. Perilaku sehat dimulai ketika post

partum dan diperlukan untuk memastikan bahwa baik ibu

mendapatkan perawatan kesehatan yang baik.

2.3.2. kemandirian ibu nifas dalam memenuhi nutrisi

Menurut Notoadmodjo (2015). Makin tinggi pendidikan makin

mudah orang tersebut menerima informasi. Pendapat ini juga sesuai

dengan pernyataan Kuncoroningrat dalam Iqbal (2015) yang menyatakan

bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi baik dari orang lain maupun media massa sehingga makin

banyak pula pengetahuannya yang dimiliki. Pengalaman belajar misalnya

dalam mengikuti berbagai kegiatan dalam bentuk penyuluhan-

penyuluhan tentang gizi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang

dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar dalam bentuk penyuluhan ini akan

mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan nalar secara ilmiah dan etik

yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan.

Peningkatan kemandirian pada pemenuhan nutrisi ini disebabkan karena

adanya informasi yang diberikan secara lansung oleh peneliti dan

sebagian ibu nifas mengakui memperoleh informasi tersebut dari Kartu

Menuju Sehat (KMS) ibu hamil, adanya kelas ibu hamil dan nutrisi ibu
19

nifas atau menyusui sekarang sangat mudah diperolah melalui berbagai

media (TV, Majalah, Koran dll).

2.3.3 Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Payudara

penelitian yang dilakukan oleh Adinata (2015), menunjukkan hasil ada

pengaruh pendidikan kesehatan tentang cara perawatan payudara

terhadap pengetahuan ibu post partum.

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara

terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk melancarkan

pengeluaran ASI. Perawatan payudara pasca persalinan merupakan

kelanjutan perawatan payudara semasa hamil yang dilakukan 2x sehari

dan dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari sesudah bayi dilahirkan.

Perawatan payudara tersebut dilakukan lebih sering pada saat pagi atau

sore sebelum mandi maupun pada saat akan menyusui.

2.3.4. Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan perineum

Perawatan vulva atau perineum adalah untuk menjaga kebersihan

dan mencegah infeksi di daerah vulva, perineum dalam uterus serta

penyembuhan luka perineum. Menghindari tekanan diarea perineum

dengan berbaring miring dan menghindari posisi duduk atau berdiri yang

lama juga bisa membantu mengatasi ketidak nyamanan perineum.

Sering melakukan latihan kegel sesudah melahirkan akan meransang

peredaran darah didaerah perineum, mempercepat penyembuhan dan

meningkatkan kebugaran otot (Yuliana, 2017). Kemandiri ibu dalam

perawatan perineum setelah dilakukan penelitian yaitu adanya

pembelajaran bahwa perineum merupakan daerah yang rentan terhadap


20

kejadian infeksi karena sudah dilalui seorang bayi dan adanya luka

episiotomy sehingga motivasi ibu untuk melakukan perawatan perineum

menjadi lebih sering untuk mengganti pembalut yaitu setiap selesai

Buang Air Besar atau Buang air Kecil yang pada mulanya ibu biasanya

mengganti pembalut hanya 2 kali dan paling banyak 3 kali. Pengetahuan

dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga berprilaku sesuai dengan

keyakinan tersebut dan akan membantu memandirikan responden.

2.3.5. Kemandirian Ibu Nifas Dalam Memenuhi Buang Air Besar

Menurut muchtar (2016) pada defekasi atau buang air besar harus

dilakukan 3-4 hari setelah melahirkan. Tapi hal ini terkadang masih sulit

dilakukan karena kebanyakan penderita mengalami obstipasi setelah

melahirkan. Hal ini disebabkan karena sewaktu melahirkan alat

pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

selain itu mempengaruhi pristaltik usus, pengeluaran cairan yang lebih

banyak pada waktu persalinan juga mempengaruhi terjadinya konstipasi.

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya tingginya kadar progesteronen yang dapat mengganggu

keseimbangan tubuh dan melambatkan konraksi otot-otot polos pasca

melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun. Namun demikian,

faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal, apabila

kesulitan buang air besar atau obstipasi lakukan diet teratur,cukup cairan,

konsumsi makanan berserat, olahraga atau bergerak berikan obat

rangsang peroral atau per recktal, buang air besar secara spontan bisa

ditunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini
21

bisa disebabkan karena otot usus menurun selama proses persalinan, dan

pada awal masa pascapartum, diare sebelum persainan, enema sebelum

meahirkan,kurang makan atau dehidrasi. Ibu sering sekali sudah

menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya diperineum

akibat episiotomi, laserase atau hemoroid. System pencernaan pada masa

nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal

dan perineum ibu akan terasa`sakit untuk defekasi. Factor-factor tersebut

mendukung konstipasi pada ibu nifas pada minggu pertama (Marmi,

2016).

Suplementasi besi juga dapat menyebabkan konstipasi (bobak, 2015).

Responden yang terkategori memerlukan bantuan rata-rata buang air

besar pada hari ke 5-6 pasca melahirkan. Berdasarkan hasil wawancara

sebagian responden sudah melakukan diet makanan berserat namun pada

hari ke 5-6 masih belum buang air besar, hal tersebut kemungkinan

disebabkan porsi/jumlah dan frekuensi yang dikonsumsi kurang dari

yang dibutuhkan tubuh sehingga konstipasi masih terjadi, di samping itu

setiap responden pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok

kontrol sama-sama mendapatkan tablet besi dari puskesmas selama 40

hari, sehngga hal tersebut juga sangat mempengaruhi teradinya

konstipasi. Beberapa respondenjuga ada yang sengaja menunda buang air

besar karena adanya nyeri perineum dan takut jahitan terlepas.

Menurut Basford (2016) tingkat kemandirian terbagi atas

mandiri,ketergantunganringan, ketergantungan sedang,ketergantungan


22

berat, atau ketergantungan total. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian ibu dalam melakukan perawatan diri:

1. Faktor masa lalu ibu

Melalui pengalaman di masa lalu sesorang dapat belajar cara

merawat diri. Apabila ibu sudah mengenal manfaat perawatan diri

atau tehnik yang akan dilakukan, maka ibu akan lebih mudah dalam

melakukan perawatan diri pasca bersalin. Contohnya jika ibu

mengetahui atau pernah melakukan perawatan payudara sebelumnya,

maka akan mempengaruhi perilaku perawatan diri ibu pascabersalin.

Ibu lebih mudah belajar atau melakukan perawatan tersebut.Dalam

hal ini pengalaman memberikan pengaruh pada perilaku ibu untuk

melakukan perawatan diri pascabersalin. Pengalaman ibu dimana ibu

yang multipara akan lebih realistis dalam mengantisipasi

keterbatasan fisiknya dan dapat lebih mudah beradaptasi terhadap

peran dan interaksi sosialnya, dukungan dimana ibu yang mendapat

dukungan dapat memperkaya kemampuan menjadi orangtua dan

mengasuh anak (Bobak, 2015).

2. Faktor internal ibu pasca bersalin

Faktor internal adalah segala sesuatu yang berasal dari dalam diri

sendiri. Aktivitas merawat diri akan berbeda pada setiap individu.

Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh usia, pendidikan, karakter,

keadaan kesehatan, kebudayaan. Pada usia ibu muda perawatan


23

pasca bersalin yang dilakukan akan berbeda dengan ibu yang

memiliki usia lebih dewasa dimana ibu yang berusia lebih dari 35

tahun merasa bahwamerawat bayi baru lahir melelahkan secara fisik

(Bobak, 2015). Demikian juga dengan pendidikan semakin tinggi

pendidikan ibu, maka kepeduliannya terhadap perawatan diri

semakin baik (Bobak, 2015)

Kondisi fisik ibu setelah melahirkan dimana semakin cepat

kesehatan ibu pulih setelah melahirkan, semakin menyenangkan

sikapnya terhadap bayi dan ibu semakin yakin akan kemampuannya

untuk melaksanakan peran ibu secara memuaskan (Saleha, 2016).

3. Faktor lingkungan ibu pasca bersalin

Lingkungan akan terus berubah, jika memasuki suatu fase

kehidupan yang baru akan selalu terjadi penyesuaian diri dengan

lingkungan. Situasi ini dapat mempengaruhi ibu dalam

melakukanperawatan diri pasca bersalin. Keluarga berperan sebagai

sistem pendukung yang kuat bagi anggota-anggotanya, khususnya

dalam penanganan masalah kesehatan keluarga. Seperti halnya ibu

pasca bersalin, maka anggota keluarga yang lain akan berusaha

untuk membantu memulihkan kondisi kesehatannya ke kondisi

semula. Fungsi keluarga dalam masalah kesehatan meliputi

reproduksi, upaya membesarkan anak, nutrisi, pemeliharaan

kesehatan, rekreasi dan memberi dukungan dimana ibu yang

mendapat dukungan dapat memperkaya kemampuan menjadi orang

tua dan mengasuh anak (Bobak, 2016).


24

4. Petugas kesehatan

Petugas kesehatan, khususnya perawat sangat berperan

penting dalam mempengaruhi perilaku perawatan diri ibu pasca

bersalin. Perawat merupakan orang yang dalam melakukan

tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki

keterampilan yang jelas dalam ke ahliannya. Selain itu perawat juga

mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan yang

berorientasi pada pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan

kepada individu, kelompok, atau keluarga.

Pemberian asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat

dengan memperhatikan kebutuhan dasar pasien. Di rumah sakit

perawat adalah orang yang paling dekat dengan pasien, oleh sebab

itu perawat harus mengetahui kebutuhan pasiennya. Perawat dapat

memberikan asuhan keperawatan misalnya mengajarkan pada ibu

postpartum bagaimana cara melakukan perawatan diri. Awalnya

perawat dapat membantu ibu dalam melakukan perawatan diri

pascasalin, kemudian anjurkan ibu untuk mengulanginya secara rutin

dengan bantuan suami atau keluarga selanjutnya ibu akan mampu

melakukan perawatan diri pascasalin secara mandiri (Hidayat

2015:Safarina, 2016).
25
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berfikir

dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2017). Kerangka konsep dalam penelitian

tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kemandirian Ibu Nifas

Dalam Perawatan Early Post Partum Hari 1-2.

Variable independen variable dependen

PENGETAHUAN

Kemandirian ibu
Keadaan nifas dalam
kesehatan perawatan diri

Kebudayaan

Pendidikan

Usia

Keterangan:

: :Variabel independen yang diteliti

: Variabel dependen

:varibel yang tidak diteliti

: Penghubung variable

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

26
27

3.2 hipotesis dalam penelitian

Ada Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kemandirian Ibu Nifas Dalam

Perawatan Diri Selama Early Post Partum Hari 1-2 Dipuskesmas Tolo

Kecamatan.Kelara Kabupaten Jeneponto.


28

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain atau Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian meliputi identifikasi suatu peristiwa, identifikasi

variabel, serta mengembangkan teori dan operasional defenisi dan variabel.

Pada penelitian ini digunakan rancangan penelitian deskriptif yaitu bertujuan

untuk mengetahui’’Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kemandirian

Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early Post Partum Hari 1-2

dipuskesmas Tolo Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto’’. Dengan

pendekatan cross sectional yang menekankan waktu pengukuran/observasi

data variabel indenpenden dan dependen hanya satu kali pada satu kali pada

satu saat (Nursalam, 2016).

28
29

4.2 Kerangka Kerja

Pengambilan data awal

Sampling

Penentuan Populasi Penentuan Sampel

Pengumpulan data

Variabel yang diteliti

Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahaun
Kemandirian ibu nifas dalam
perawatan diri

Pengolahan dan analisa data


 Editing
 Coding
 Tabulasi
 Entry Data
 Cleansing
 Penyajian data

Seminar hasil

Pembuatan laporan akhir

Gambar 4.2. Kerangka Kerja Penelitian


30

4.3 Identitas Variabel

4.4.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel independen merupakan variabel bebas atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel independen pada

penelitian ini adalah “Pengetahuan’’

4.4.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen merupakan variabel terikat atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain. (Nursalam, 2016). Variabel dependen

pada penelitian ini adalah “Kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri”.
31

4.4 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan

istilah yang akan di gunakan dalam penelitian secara operasional sehingga

akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.Variabel

yang telah didefinisikan perlu dijelaskan secara operasional, sebab setiap istilah

(variabel) dapat diartikan secara berbeda-beda oleh orang yang berlainan

(Nursalam, 2017).

No Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat ukur Skala

Pengetahuan individu a.Baik,jika ordinal


terhadap perawatan Kuesioner
Pengetahuan
1. dan kemandirian jawaban benar ≥8
selama masa nifas
b.kurang:jika

mendapatkan ≤ 8

2. Kemandirian Segala sesuatu yang a.baik:jika Kuesioner ordinal


ibu nifas
dapat mempermuda mendapatkan
dalam
proses perawatan dan score ≥20
perawatan diri
kemandirian ibu nifas
b.kurang:jika
dalam perilaku hidup
mendapatkan
bersih.
score ≤20

Definisi 4.4 Definisi 0perasional

4.5 Sampling Desain


32

4.6.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek peneliti atau obyek yang diteliti

(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini seluruh ibu post partum yang

melahirkan normal dipuskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten

jeneponto. Selama Pada bulan 01 Juli sampai 01 Oktober yaitu sebanyak

32 responden.

4.6.2 Sampel

Sampel merupakan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Nursalam, 2016).

Besar sampel pada penelitian ini diambil dari semua jumlah populasi

yaitu ibu Early Post Partum yang melahirkan secara normal dipuskesmas

tolo kecamatan kelara kabupaten jeneponto.

4.6.3 Tehnik sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2016). Cara pengambilan sampel

dilakukan dengan tehnik total sampling. Tehnik total sampling adalah

tehnik penentian sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi

sebagai responden atau sampel. Dalam penelitian ini, dilakukan

pengambilan sampel secara keseluruhan pada responden.

4.6 Pengumpulan dan Analisa Data


33

4.8.1 Pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer data yang diambil secara langsung dari objek yang

akan diteliti dengan prosedur sebagai berikut :

a.Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian dari institusi

yaitu Stikes Tanawali Persada Takalar.

b.Setelah mendapat izin, maka peneliti mengadakan pendekatan

dengan calon responden, kemudian memberikan penjelasan

tentang penelitian ini.

c.Jika calon responden setuju untuk menjadi responden, maka

peneliti akan mempersilahkan responden untuk

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

d.Setelah responden menyetujui lembar persetujuan, maka

lembaran kuesioner akan dibagikan kepada responden

kemudian untuk menjawab pertanyaan yang ada pada

lembaran saat itu juga.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari instansi tempat

penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

4.8.2 Analisa data

1. Analisa Univariate (analisis deskriptif)

Analisa Univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.bentuk analis univariate

tergantung dari jenis datanya.Untuk data numeric di gunakan nilai


34

mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umunya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

presentase dari tiap variabel.

2. Analisis Bivariate

Analisis Bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2012). Pada

penelitian ini digunakan uji statistic chi square test dengan batas

kemaknaan 0,05 Menentukan uji kemaknaan hubungan

variabel dengan cara membandingkan nilai p (p value) dengan nilai

0,05 pada taraf kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan = 1.

4.7 Teknik Pengumpulan Data

Pada peneitian ini diakukan tehnik pengahan data dengan

menggunakan komputer dengan mengikuti beberapa tahap-tahap pengahan

data menurut (Notoatmodjo, 2012), sebagai berikut :

1. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing

adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner tersebut.


35

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau sunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Memasukkan data (data entry) atau processing data.

Yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf ) dimasukkan kedalam program atau

software computer. Software computer ini bermacam-macam, masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket

program yang paling sering digunakan untuk entri data penelitian adalah

paket program SPSS for Window.

4. Pembersihan data (data cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini

disebut pembersihan data (data cleaning).

4.8 Etika Dalam Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan memperhatikan etika penelitian

menurut (Notoatmodjo, 2012), antara lain sebagai berikut :

4.10.1 Menjaga privacy responden

Posisi peneliti dalam etika penelitian lebih rendah dibandingkan

dengan responden. Oleh sebab itu dalam melakukan wawancara atau

memperoleh informasi dari responden harus menjaga privacy mereka.


36

4.10.2 Menjaga kerahasiaan responden

Informasi atau hal-hal yang terkait dengan responden harus dijaga

kerahasiaanya. Peneliti atau pewawancara tidak dibenarkan untuk

menyampaikan kepada orang lain tentang apapun yang diketahui oleh

peneliti tentang responden diluar untuk kepentingan atau mencapai

tujuan penelitian.

4.10.3 Memberikan kompensasi

Apabila informasi yang diperlukan telah diperoleh dari responden

atau informan maka peneliti atau pewawancara juga memenuhi

kewajibanya. Kewajiban peneliti atau pewawancara bukan sekedar

ucapan terima kasih saja kepada responden. Tetapi diwujudkan dalam

bentuk penghargaan yang lain misalnya berupa kenang-kenangan

ataupun sebagai apresiasi peneliti terhadap responden atau informan.

4.9 waktu penelitian

penelitian ini dilaksanakan dipuskesmas tolo, kecamatan kelara kabupaten

jeneponto yaitu mulai bulan 01 juli sampai 01 Oktober 2020


1

1
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian tentang “Hubungan

Tingkat Pengetahuan Dengan Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri

Selama Early Post Partum Hari 1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara

Kabupaten Jeneponto”. Penelitian telah dilaksanakan di Puskesmas Tolo

Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto pada tanggal 01 Juli sampai 01

Oktober 2020, dengan jumlah responden sebanyak 32 orang. Pengumpulan

data yang diperoleh dengan cara pengisian Kuesioner untuk Pengetahuan dan

Kemandirian Ibu Nifas.

Deskripsi dimulai dari analisis univariat: gambaran keadaan responden

yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi keadaan responden

berdasarkan umur, Pendidikan, Pekerjaan, Kehamilan, Induksi, Nifas, KPD,

Luka Persalinan, Jenis Persalinan, Pengetahuan dan Kemandirian Ibu Nifas.

Sedangkan analisis bivariat menampilkan hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen.

Hasil pengumpulan data diolah menggunakan program SPSS versi 16

yang di sajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan. Analisa data dilakukan

dengan menggunakan uji statistika uji chis-quare dengan nilai derajat

kemaknaan p ≤ 0,05. Bila probabilitas lebih kecil dari pada p ≤ 0,05, maka Ho

di tolak dan Ha di terima yang berarti ada hubungan bermakna antara variabel

dependen dengan variabel independen.

37
40

b. Distribusi Frekuensi Variabel yang diteliti

1) Pengetahuan

Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan pada
Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early Post Partum
Hari 1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara
Kabupaten Jeneponto
Pengetahuan N %
Baik 25 78,1
Kurang 7 21,9
Total 32 100,0
Sumber: Data Primer (01 juli sampai 01 oktober 2020)

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 32

responden, lebih dari separuh responden memilki pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 25 responden(78,1 %) dan selebihnya

adalah respon dengan pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 7

responden(21,9%).

2) Kemandirian Ibu Nifas

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kemandirian ibu
nifas pada Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early Post
Partum Hari 1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara
Kabupaten Jeneponto
Kemandirian Ibu Nifas N %
Baik 28 87,5
Kurang 4 12,5
Total 32 100,0
Sumber: Data Primer (01 Juli sampai 01Oktober 2020)

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 32


responden, mayoritas responden memiliki kemandirian yang baik
yaitu sebanyak 28 responden (87,5%) dan selebihnya adalah
41

responden dengan kemandirian yang kurang yaitu sebanyak 4


responden (12,5 %).
2. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemandirian Ibu Nifas

Dalam Perawatan Diri Selama Early Post Partum Hari 1-2 Di

Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto.

Tabel 5.4
Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kemandirian
Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early Post Partum Hari
1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto
Kemandirian Ibu Nifas
Total
Pengetahuan Baik Kurang 
n % N % n %
Baik 24 75,0 1 3,1 25 78,1
Kurang 4 12,5 3 9,4 7 21,9 0,025*
Total 28 87,5 4 12,5 32 100,0
* Fisher's Exact Test

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 25

responden (78,1%), yang mendapatkan Pengetahuan Baik dengan

kemandirian ibu nifas baik yaitu 24 responden (75,0%) dan yang

mendapatkan Pengetahuan Baik dengan kemandirian ibu nifas kurang

yaitu 1 responden (3,1%), sedangkan dari 7 responden (21,9%) yang

mendapatkan pengetahuan kurang dengan kemandirian ibu nifas baik

yaitu 4 responden (12,5%) dan yang mendapatkan Pengetahuan

kurang dengan kemandirian ibu nifas kurang yaitu 3 responden

(9,4%).
42

Hasil uji statistic menggunakan Fisher's Exact Test didapatkan

nilai P=0,025 lebih kecil dari nilai α =0,05 hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara Tingkat Pengetahuan

Dengan Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early

Post Partum Hari 1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara

Kabupaten Jeneponto.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari dari 25

responden (78,1%), yang mendapatkan Pengetahuan Baik dengan

kemandirian ibu nifas baik yaitu 24 responden (75,0%) dan yang

mendapatkan Pengetahuan Baik dengan kemandirian ibu nifas kurang

yaitu 1 responden (3,1%), sedangkan dari 7 responden (21,9%) yang

mendapatkan pengetahuan kurang dengan kemandirian ibu nifas baik

yaitu 4 responden (12,5%) dan yang mendapatkan Pengetahuan

kurang dengan kemandirian ibu nifas kurang yaitu 3 responden

(9,4%).

Hasil uji statistic menggunakan Fisher's Exact Test didapatkan

nilai P=0,025 lebih kecil dari nilai α =0,05 hal ini menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara Tingkat Pengetahuan Dengan

Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early Post

Partum Hari 1-2 Di Puskesmas Tolo Kecamatan Kelara Kabupaten

Jeneponto.
43

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Potter, (2006), mengatakan bahwa Perawatan diri adalah aktivitas

yang dilakukan oleh individu untuk memelihara kesehatan. Perawatan

diri menjadi sulit, diakibatkan oleh kondisi fisik atau keadaan

emosional pasien. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai

faktor, diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga

terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Potter

dan Perry, 2006). Tujuan perawatan diri adalah untuk

mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri maupun dengan

menggunakan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan cara

memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan

kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan

kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat

dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi,

mencegah gangguan sirkulasi darah dan mempertahankan integritas

pada jaringan (Hidayat, 2006).

Kemandirian ibu nifas dalam merawat diri dipengaruhi oleh

pengetahuan, motivasi, budaya, kepercayaan, pengalaman ibu, usia

ibu, dukungan, tingkat kelelahan dan kondisi fisik ibu. (Bobak, 2004;

Saleha, 2009). Kurangnya perawatan diri pada ibu nifas dapat

menyebabkan masalah seperti: 1. Infeksi nifas yang terdiri dari

endometritis, peritonitis, salpingitis, infeksi pada payudara, mastitis

dan infeksi saluran kemih. 2. Komplikasi perdarahan dan

tromboembolik yang terdiri dari perdarahan postpartum, emboli


44

paru,tromboplebitis akibat mobilisasi yang kurang, dan hematoma

vulva. 3. Gangguan afektif postpartum yang terdiri dari depresi

postpartum, postpartum blues dan psikosa nifas.(Bobak, 2004 dan

Maryunani, 2009). Kemandirian dalam perawatan post partum tidak

hanya penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas ibu, tetapi

juga penting untuk memperkuat dan meningkatkan perilaku sehat ibu

post partum dalam perawatan. Perilaku sehat dimulai ketika post

partum dan diperlukan untuk memastikan bahwa baik ibu

mendapatkan perawatan kesehatan yang baik (United States Agency

International Development, 2007).

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Emilia (2009) salah satu

faktor ketidak mandirian ibu dipengaruhi oleh paritas. Ibu yang

pertama kali melahirkan lebih cenderung merasa takut dibanding

dengan ibu yang sudah lebih dari satu kali. Penelitian lain yang sejalan

adalah yang dilakukan oleh yuniar (2016) tentang hubungan tingkat

pengetahuan dan motivasi terhadap kemandirian ibu nifas dalam

perawatan diri selama early postpartum di perluh hasil yang

signifikan.

Menurut asumsi peneliti, dari 32 responden yang pengetahuan

baik dengan kemandirian baik sebanyak 24 responden (75,5%).

Pengetahuan sangat mempengaruhi perawatan diri ibu selama masa

nifas, hal ini dikarenakan karna semakin baik pengetahuan seseorang

maka akan semakin baik pula perawatan dirinya selama masa

nifas.Pengetahuan merupakan suatu bentuk tahu dari manusia yang


45

diperolehnya dari pengalaman, perasaan, akal, pikiran, pengetahuan

yang dimaksud disini adalah kemndirian ibu nifas dalam perawatan

selama early post partum.

Responden yang memilki kemandirian kurang dengan

pengetahuan baik yaitu 1 responden (3,1 %). Hal ini disebabkan karna

ibu belum mempunyai pengalaman melahirkan dan belum mandiri

dalam perawatan selama post partum, perilaku ibu untuk melakukan

perawatan diri pada masa nifas dan salah satu factor ketidak mandirian

ibu di pengaruhi oleh paritas. Ibu yang pertama kali melahirkan lebih

cenderung merasa takut dibandingkan dengan ibu yang lebih dari 1

kali melahirkan. Kemandirian juga sangat di pengaruhi oleh

pengetahuan, keadaan, kebudayaan, pendidikan, dan usia.

Responden yang pengetahuan kurang tetapi mandiri sebanyak

4 responden(12,5 %). Disebabkan oleh responden 1. Pekerjaan (IRT),

Pendidikan (SMA) dan kehamilan (kedua). 2. Pekerjaan (IRT),

pendidikan (SD), kehamilan (keempat). 3. disebabkan pekerjaan

(IRT), pendidikan (tidak sekolah), dan kehamilan (ketiga). 4.

pekerjaan (IRT), pendidikan (SMP), kehamilan (kedua). Hal ini

dipengaruhi berbagai factor pengetahuan salah satunya adalah

informasi ataupun fasilatas kesehatan yang jauh. Dimana informasi

akan memberikan pengaruh seseorang kepada seseorang meskipun

orang tersebut mmepunyai tingkat pengetahuan yang rendah tetapi

jika seseorang tersebut mendapatkan informasi yang baik dari


46

berbagai media maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang.

Responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan

kemandirian kurang sebanyak 3 responden (9,4 %). Hal in disebabkan

masih kurangnya pengetahuan tentang post partum dan kemandirian

saat post partum. Salah satu factor utama kemandirian ibu nifas saat

melahirkan adalah pengetahuan dimana tingkat pengetehuan akan

mempengaruhi prilaku individu. Semakin banyak pengetahuan ibu

tentang pentingnya kesehatan dalam perawatan masa nifas dan

kemandirian selama early post partum. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula.

Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan adalah merupakan

hasil "tahu" dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan objek terjadi melalui

panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

raba dan rasa sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.


47

Perawatan diri pada masa nifas diperlukan karna pada masa

nifas wanita akan banyak mengalami perubahan pada dirinya, baik

fisik maupun psikologis. Hal ini penting dilakukan karena dapat

memulihkan kesehatan umum ibu nifas dengan cara: penyediaan

makanan bergizi, pengembalian darah yang kurang untuk

menghilangkan anemia, pencegahan terhadap infeksi, pergerakan otot

agar tonus otot menjadi lebih baik dan melancarkan peredaran darah.

Manfaat yang lain adalah untuk memulihkan kesehatan emosi,

mencegah terjadinya infeksi, perdarahan dan komplikasi, dan

memperlancar pembentukan ASI (Ibrahim, 1996).


BAB 6

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai

berikut:

1. Gambaran hubungan tingkat pengetahuan dengan kemandirian ibu nifas

dalam perawatan diri selama eary post partum hari 1-2 dipuskesmas tolo

kec kelara kabupaten jeneponto yang pengetahuan sebanyak 18 orang

(56,2 %).Sedangkan yang kurang sebanyak 14 orang (43,8 %).

2. Ada hubungan kemandirian ibu nifas dimana sebanyak 32 responden

kemandirian ibu nifas baik sebanyak 23 responden (71,9%)dan

kemandirian ibu nifas kurang yaitu 9 responden (28,1 %)

3. Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kemandirian ibu nifas di

puskesmas kelara kabupaten jeneponto ( p:0,004).

48
49

B. Saran

1. Bagi Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan

terkait pemberian pendidikan kesehatan pada pasien postpartum,

pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien dan keluarga meliputi

proses pemulihan fisiologis, psikologis serta pencapaian kemandirian

dalam merawat diri

2. Kepada institusi pendidikan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

dokumen dan bahan tambahan, sumber bacaan bagi mahasiswa Prodi S1

Ilmu Keperawatan.

3. Kepada Masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi

khususnya tentang perawatan diri selama periode nifas.

4. Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut

tentang pengaruh faktor-faktor yang lain, melakukan penelitian lebih

mendalam selama periode early postpartum dan perlu dilakukan edukasi

yang lengkap mengenai tingkat kemandirian dalam perawatan diri

terutama bagi ibu selama nifas dini.


DAFTAR PUSTAKA

Ariani,A p. 2015 Kriteria Tingkat Pengetahuan.yogyakarta:Nuha.Medika.

Bobak,lowdermik,Jensen.2015 buku ajar keperawatan maternitas edisi 4


jakarta:EGC.

BKKBN.PBB Proyeksikan penduduk dunia mencapai 8,5 pada tahun


2030.jakarta:2015

Depkes RI.2016. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan penerapan dan


pengembangan. Kesehatan Kementrian Kesehatan. RI.

Hidayat, A & Uliyah, M. (2006). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika.

Keperawatan maternitas(4 ed). (R.Komalasari,penyunt.M.A. Wijayarini,dan P.I


Anugerah,pener). Jakarta,Indonesia: EGC.

Mochtar.R. 2016 kemandirian ibu nifas dalam memenuhi buang air besar.
(obstetric fisiologi,obstetric patofisiologi) edisi II Jakarta: EGC.

Marni.2016 Asuhan kebidanan pada masa nifas’’peuperium care’’ yogyakarta:


pustaka belajar.
Manuaba,I.A.C (2018) factor-faktor penyebab pendarahan post
partum.jakarta:EKC.

Notoatmojo. (2010) promosi kesehatan dan aplikasi.in notoatmojo.jakarta:Rineka


Cipta.

Notoatmojo,S,(2012). Metodologi Penelitian kesehatan.jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam.(2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan praktis


edisi 4. Salemba medika.jakarta.

Nursalam.(2016) Metodologi PenelitianIlmukeperawatan:Pendekatan


praktis/Nursalam.Jakarta:Salemba.Medika.
Lampiran 3

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEMANDIRIAN

IBU NIFAS DALAM PERAWATAN DIRI SELAMA EARLY POST

PARTUM HARI 1 - 2 DI PUSKESMAS TOLO KECAMATAN KELARA

KABUPATEN JENEPONTO

A. Petunjuk umum pengisian

Isilah dengan menberi tanda ceklis ( √ ) atau mengisi pada tempat

yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

B. Kuesioner pengkajian data demografi

1. No.Responden :

2. Nama (inisial) :

3. Usia :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :

6. Agama :

7. kehamilan ke :

8. nifas ke :

9. ketuban pecah dini :ya ( ) tidak KTP ( )

10. luka persalinan : Episiotomi ( ) tidak Episiotomi ( )

11. induksi persalinan :ya ( ) tidak induksi ( )

12. jenis persalinan :normal ( ) SC ( )

1. pengetahuan tentang post partum isilah dengan memberi tanda (x)

1. perawatan pada masa nifas diberikan kepada?


a. bayi

b. ibu

c. ibu dan bayi

2. pada persalinan ibu mengalami luka pada alat kemaluan.Agar luka tersebut

tidak terinfeksi,maka ibu dapat mencegah dengan cara:

a. mencuci luka dengan air bersih dan sabun

b. mencuci luka dengan air hangat

c. mencuci luka dengan air dingin

3. Ibu dapat melakukan perawatan luka robek pada daerah kemaluannya?

a. Pada waktu santai

b. Pada waktu bayinya sedang tertidur

c. Pada waktu mandi dan setelah BAK,BAB dan jika pembalutnya sudah

mulai tidak nyaman untuk dipakai

4. Cara yang baik untuk membersihkan vagina ibu adalah ?

a. Dari arah depan kebelakang

b. Disiram dengan air bersih

c. Di bersihkan dengan tisu

5. Ibu nifas dianjurkan mengganti pembalutnya .... sehari ?

a. 1 kali dalam 1 hari

b. 2 kali dalam 1 hari dan bila ibu merasa pembalutnya sudah mulai penuh

dan tidak nyaman untuk dipakai

c. 3 kali dalam 1 hari

6. . Prosedur awal yang dilakukan ibu nifas sebelum melakukan perawatan

luka robek daerah kemaluannya adalah.?


a. Mencuci tangan

b. Memakai pembalut

c. Membersihkan daerah kemaluannya

7. menjaga kebersihan tubuh setelah melahirkansangat penting untuk

mencegah terjadinya:?

a. infeksi

b. deman

c. perdarahan

8. Ibu nifas dianjurkan untuk miring kanan miring kiri serta duduk pada

waktu yang telah dianjurkan yaitu?

a. 1 jam setelah melahirkan

b. 2-3 jam setelah melahirkan

c. 4-5 jam setelah melahirkan

9. . Factor utama dalam penyembuhan luka robek daerah kemaluan ibu

adalah?

a. Pemenuhan gizi yang cukup serta kebersihan diri ibu harus tetap dijaga

dan mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan.

b. Kesehatan ibu

c. Penkes yang diberikan oleh bidan

10. Efek apakah yang terjadi bila ibu tidak melakukan perawatan luka dengan

baik?

a. Infeksi

b. Luka cepat sembuh

c. Luka tidak sembuh


11. agar luka bekas melahirkan cepat sembuh yang dilakukan adalah?

a. ibu nifas sebaiknya berendam dalam ember berisi air hangat

b.dengan berbaring

c.duduk

12. yang perlu dilakukan oleh ibu nifas untuk mempercepat pemulihan tubuh

selama masa nifas adalah?

a.olahraga

b.berenang

c,melakukan kegiatan – kegiatan ringan

13. mengapa ibu nifas dilarang banyak bergerak?

a.mencegah terjadinya pendarahan

b.mencegah terjadinya infeksi

c.agar tubuh segera kembali seperti semula

14. .mengapa ibu nifas dilarang banyak makan ikan laut dan telur?

a.karna dapat luka menyebabkan luka bekas melahirkan lam sembuh Dan

gatal

b.dapat menyebakan alergi

c.kurang nafsu makan

15. setelah melahirkan ibu harus minum air paling sedkit berapa gelas?

a.10 gelas

b.17 gelas

c.8-10 gelas
Lampiran 1

PERMOHONAN UNTUK
MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/ Ibu Calon Responden

Saya bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Stikes Tanawali


Persada, Takalar Ilmu Keperawatan :
Nama : Nur hayati
NIM : 16 CP 1045

Akan mengadakan penelitian dengan judul Hubungan tingkat

Pengetahuan terhadap kemndirian ibu nifas dalam perawatan diri selama

early post partum hari1-2 di puskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten

jeneponti. Penelitian ini tidak merugikan Bapak/ Ibu sebagai responden.

Kerahasiaan semua infomasi yang diberikan akan dijaga dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/ Ibu telah menjadi

responden dan terjadi hal-hal yang merugikan maka diperbolehkan

mengundurkan diri untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.

Setelah Bapak/ Ibu menyetujui maka saya mohon untuk


menandatangani lembar persetujuan, dan atas kesediaannya saya ucapkan
terima kasih.

Bantaeng, 2020
Peneliti

NUR HAYATI
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)

Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (Inisial) :
Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dengan judul Hubungan

tingkat Pengetahuan terhadap kemndirian ibu nifas dalam perawatan diri selama

early post partum hari1-2 di puskesmas tolo kecamatan kelara kabupaten

jeneponto. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif, oleh

karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Bantaeng, 2020

Responden
2. kemandirian ibu nifas dalm perawatan diri

NO Pernyataan Tidak mandiri dibantu Mandiri


1. .
Ibu dapat melakukan perawatan

perineum
2. Ibu dapat menganti pembalut pada

masa nifas.
3. Ibu dapat melakukan perawatan diri

pada masa nifas.


4. Ibu menjaga kebersihan tubuh

setelah melahirkan sangat penting

untuk mencegah terjadinya infeksi.


5. ibu dapat makan dan minum

ditempat tidur.
6. Ibu dapat melakukan perawatan

vulva(alat kelamin bagian luar)


7. Ibu dapat menganti pakaian .
8. Untuk mengurangi rasa nyeri dan

resiko pendarahan ibu melakukan

kompres pada area perut dengan air

hangat.
9. Ibu dapat melakukan perawatan

payudara dengan cara membersihkan

area puting susu dan sekitarnya

sebelum menyusui.
10. ibu dapat buang air besar kekamar

mandi.
hubungan tingkat pengetahuan terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early
post partum hari 1-2 di puskesmas tolo utara kecamatan kelara kabupaten jeneponto

Pengetahuan Kemandirian Ibu Nifas


No Inisial Umur Kode JK Pekerjaan Kode Pendidikan Kode Kehamilan Kode Nifas Kode KPD Kode Luka Persalinan Kode Induksi Kode Jenis Persalinan Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Kode
1 Ny.K 25 2 p IRT 1 SMA 4 KEDUA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 YA 1 NORMAL 1 1 001 01 001 0 1 0 0 1 0 6 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 2 21 1
2 NY.A 30 2 P IRT 1 SD 2 KEEMPAT 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 YA 1 NORMAL 1 1 010 10 010 0 0 1 0 1 0 6 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 23 1
3 NY,L 23 1 p IRT 1 SMA 4 KETIGA 1 2 2 TIDAK 1 YA 1 YA 1 NORMAL 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 1 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 22 1
4 NY,T 26 2 P IRT 1 SMA 4 KEDUA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 18 2
5 NY.C 30 2 P IRT 1 TIDAK SEKOLAH 1 KEEMPAT 1 2 2 TIDAK 1 YA 1 YA 1 NORMAL 1 0 111 00 101 1 0 1 O 1 0 8 1 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 22 1
6 NY.A 25 2 P WIRASWASTA 2 SMA 4 PERTAMA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 1 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 23 1
7 NY,K 35 2 P IRT 1 TIDAK SEKOLAH 1 KETIGA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 011 00 100 1 0 0 1 0 1 6 2 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 23 1
8 Ny,M 28 2 P IRT 1 TIDAK SEKOLAH 1 KEDUA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1 010 10 011 0 1 1 0 1 0 8 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 23 1
9 NY,K 27 2 P GURU 3 S1 5 KETIGA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 2 3 1 2 2 3 3 2 3 2 23 1
10 NY.I 30 2 P IRT 1 SMA 4 KEEMPAT 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 110 11 001 1 0 1 1 1 0 9 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 2 20 1
11 NY.A 28 2 P IRT 1 SMP 3 KEDUA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 110 11 010 0 1 0 1 1 1 9 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 24 1
12 NY.L 23 1 P IRT 1 SMP 3 KEDUA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 101 00 101 0 1 0 0 1 1 7 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 23 1
13 NY.S 29 2 P PERAWAT 4 S1 5 KEEMPAT 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 21 1
14 NY,M 28 2 P IRT 1 SMA 4 KETIGA 1 2 2 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 0 010 01 010 0 1 0 0 1 0 5 2 2 3 1 2 2 2 1 3 1 1 18 2
15 NY.D 29 2 P GURU 3 S1 5 KETIGA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 21 1
29 NY.N 24 1 P IRT 1 SMP 4 KEDUA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1010001110 0 0 1 1 0 7 2 3 2 1 2 2 1 2 1 3 2 19 2
30 NY.A 26 2 P IRT 1 SMA 4 KEDUA 1 2 2 TIDAK 1 YA 1 YA 1 NORMAL 1 1001110100 1 0 1 0 1 8 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 2 20 1
31 NY.K 23 1 P IRT 1 SMA 4 PERTAMA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 10 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 27 1
32 NY.K 25 2 P IRT 1 SMA 4 KETIGA 1 1 1 TIDAK 1 YA 1 TIDAK 2 NORMAL 1 1001011111 0 1 0 1 0 9 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 21 1

KET:Umur Pendidikan Pekerjaan Kehamilan Nifas Induksi Pengetahuan Kemandirian Ibu Nifas
1. < 20Tahun 1. Tidak Sekolah 1. IRT 1. 1-4 1. 1 1. Ya 1. Baik 1. Baik

2. 20-35 tahun 2. SD 2. Wiraswasta 2. >4 2. 2 2. Tidak 2. Kurang 2. Kurang


3. >35 tahun 3. SMP 3. Guru
4. SMA 4. Perawat
5. S1
HASIL UJI STATISTIK CHI SQUARE TEST

DESCRIPTIVES VARIABEL=UMUR

descriptive statistics
n minimun maximun mean Std.Devation
Umur 32 1 2 1,69 471
Kehamilan 32 1 2 1,03 177
Nifas 32 1 2 1,25 440
Valid(listwise) 32

Statistics

Ketuban Jenis Kemandir


Kehamila Pecah Luka Persalina Penget ian Ibu
Umur Pekerjaan Pendidikan n Nifas Dini Persalinan Induksi n ahuan Nifas

N Valid 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 20 tahun 0 0 0 0

20-35 tahun 32 100.0 100.0 100.0


>35 tahun 0 0 0 0

Total 32 100.0 100.0


Ketuban Pecah Dini

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 32 100.0 100.0 100.0

Luka Persalinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Episiotomi 32 100.0 100.0 100.0

Induksi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 9 28.1 28.1 28.1

Tidak 23 71.9 71.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Jenis Persalinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Normal 32 100.0 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 25 78.1 78.1 78.1

Kurang 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Kemandirian Ibu Nifas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 28 87.5 87.5 87.5

Kurang 4 12.5 12.5 100.0

Total 32 100.0 100.0


Pengetahuan * Kemandirian Ibu Nifas Crosstabulation

Kemandirian Ibu Nifas

Baik Kurang Total

Pengetahuan Baik Count 24 1 25

Expected Count 21.9 3.1 25.0

% within Pengetahuan 96.0% 4.0% 100.0%

% within Kemandirian Ibu Nifas 85.7% 25.0% 78.1%

% of Total 75.0% 3.1% 78.1%

Kurang Count 4 3 7

Expected Count 6.1 .9 7.0

% within Pengetahuan 57.1% 42.9% 100.0%

% within Kemandirian Ibu Nifas 14.3% 75.0% 21.9%

% of Total 12.5% 9.4% 21.9%

Total Count 28 4 32

Expected Count 28.0 4.0 32.0

% within Pengetahuan 87.5% 12.5% 100.0%

% within Kemandirian Ibu Nifas 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 87.5% 12.5% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.549a 1 .006


b
Continuity Correction 4.415 1 .036

Likelihood Ratio 6.155 1 .013

Fisher's Exact Test .025 .025

Linear-by-Linear Association 7.313 1 .007


b
N of Valid Cases 32

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,88.

b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai