dan
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT
1.1 PENDAHULUAN
Spesifikasi Teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama dengan gambar-
gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga yang keduanya bersama-sama menguraikan
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh
peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang
diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut.
Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai,
harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-
bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar Rencana, Uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis, Daftar Kuantitas dan
penjelasan- penjelasan tambahan lainnya yang diberikan.
2. PEMBANGUNAN PARANET
1.4 PERIJINAN
Setelah Penyedia Jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi
lain yang berwenang, maka Penyedia Jasa yang bersangkutan harus menyelesaikan
perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu
untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk
perijinan tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana pelengkap lain seperti Baja darurat
dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh Penyedia Jasa. Jika
diperlukan Baja-Baja darurat maka Penyedia Jasa harus merencanakannya dengan lebar
minimal
3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau
dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi. Penyedia Jasa wajib memelihara
sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi
tanggungan Penyedia Jasa. Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi, segala sarana
tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti
keadaan semula atau seperti yang disyaratkan oleh direksi.
Penyedia Jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas
dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat
dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau
saluran / anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air
ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan. Biaya
untuk keperluan tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa. Kualitas air yang
disyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini. Tenaga listrik yang
diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa
dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk
pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan
lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan pekerjaan.
1.7 UKURAN-UKURAN
Pada dasarnya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada gambar
rencana. Ukuran-ukuran dalam gambar rencana pada dasarnya adalah ukuran jadi, seperti
keadaan selesai. Penyedia Jasa tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum didalam gambar rencana dan pelaksanaan/ dokumen kontrak tanpa
sepengetahuan Direksi Pekerjaan.
1.8 PERALATAN
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
Penyedia Jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan
tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan
harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan
direksi, Penyedia Jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan
dari lokasi pekerjaan.Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan
yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki
atau diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai
Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan
dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain didalam
dokumen kontrak.Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, Penyedia
Jasa harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan
harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
Jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara pengangkutan yang
salah atau hilang akibat kelalaian Penyedia Jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan
harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal
tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh Penyedia Jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik tidak cacat
sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan.Contoh-contoh material harus segera
ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh menurut standar yang
disetujui direksi. Contoh-contoh tersebut harus menggambarkan secara nyata kualitas
material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran
Penyedia Jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material. Jika
dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari
jenis atau merk tertentu, maka Penyedia Jasa harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia Jasa dapat mengganti dengan produk atau merk
lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang
ditentukan oleh direksi. Bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam
pelaksanaannya harus dibawah pengawasan/supervisi Tenaga Akhli yang ditunjuk. Semua
bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Contoh
bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.Bila dianggap
perlu, Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk
membuat komponen jadi (mock up) pada detail-detail hubungan tertentu yang harus
diperlihatkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Semua bahan untuk
pekerjaan ini harus ditinjau dan di uji sesuai dengan standard yang berlaku baik pada
pembuatan, maupun pada pelaksanaan dilapangan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa, atas tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih
dahulu, harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk
melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak
rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia Jasa.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakan pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap
diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak.Penyedia Jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap
tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya.
Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat,
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil
pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.
1.19 LAPORAN-LAPORAN
Paling lambat tanggal 10 (sepuluh) tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) buah Laporan Kemajuan Bulanan yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan-bulan sebelumnya.Laporan ini
merupakan rekap dari Laporan Mingguan.L aporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal
sebagai berikut:
2) Program Kerja dan Rencana kegiatan dalam waktu 2 (dua) bulan ke depan disertai
rencana tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
6) Progress per item pekerjaan untuk tiap-tiap bangunan atau bagian-bagian konstruksi, antara
lain :
Progress pekerjaan per hari harus dilaporkan, diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Laporan
harian mencakup progress volume tiap-tiap item pekerjaan untuk tiap-tiap bagunan
disertai catatan volume bahan yang terpakai, peralatan yang digunakan dan
jumlah tenaga kerjanya. Laporan harian dibuat dalam 3 (tiga) rangkap dan diserahkan
kepada Direksi pada hari itu juga dalam 2 (dua) rangkap. Laporan harian ini kemudian
direkap menjadi Laporan Mingguan yang diserahkan kepada Direksi pada saat Rapat
Mingguan
1.20 RAPAT-RAPAT
Rapat tetap antara Direksi, Konsultan dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada
waktu yang disepakati bersama. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan
membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Setiap
bulan diadakan rapat bulanan antara Pimpro/Pimbagpro, Direksi, Konsultan dan
Kontraktor untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan membahas permasalahan yang
dihadapi dan antisipasi permasalahan di bulan berikutnya.
1.21 DOKUMENTASI
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan Album
foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk
setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto pada kondisi sebelum pelaksanaan (0%),
pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%).
Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan diusahakan dari posisi yang sama. Oleh
karena itu, sebelum pengambilan foto perlu dibuat rencana / denah yang menunjukan lokasi,
posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilampiri dengan beberapa foto-
foto pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak, Kontraktor
harus menyerahkan Album foto pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk tiap-tiap
bagunan atau bagian konstruksi pada kondisi awal (0 %), 50 % dan selesai 100 % dalam satu
halaman.Penyerahan dilakukan sebanyak 5 (lima) ganda bersama 1 (satu) set album negatifnya.
Tiap album disertakan negatif film yang diberi keterangan atau tanda untuk memudahkan
mengidentifikasi negatif dan cetakannya.Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus
diperhitungkan dalam harga Kontrak.
1.22 PENGGAMBARAN
1.22.1.Gambar Kontrak
1.22.2.Gambar Pelaksanaan
1.22.3.Gambar Pabrikan
Gambar-gambar detail yang dikeluarkan oleh pabrik atau bengkel seperti pintu-pintu
air, diusulkan oleh Kontraktor sesuai dengan Spesifikasi, harus diperiksa terlebih dahulu
dan disetujui oleh Direksi.
Pekerjaan ini berupa penimbunan kembali tanah bekas galian dan perataan kembali
seluruh tapak pekerjaan kedalam kondisi semula termasuk memperbaiki kembali
sarana yang terbongkar sementara untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan (bila ada).
Pekerjaan ini antara lain berupa :
1). Meratakan kembali permukaan tanah yang tidak beraturan bekas pelaksanaan
pekerjaan termasuk penimbunan kembali bekas galian untuk pondasi dan lain-lain.
2). Memperbaiki dan memfungsikan kembali semua utilitas existing yang terkena
bongkaran karena penggalian (bila ada).
3). Membuang tanah sisa galian yang tidak digunakan lagi keluar lokasi proyek.
4). Mengeluarkan kembali dari lokasi pekerjaan semua sisa material, peralatan dan
perlengkapan lainnya yang telah digunakan dalam pembangunan Menara Air ini.
5). Membongkar/memindahkan semua bangunan Direksi Keet, Keet Penyedia Jasa gudang
bahan dan lain-lain ketempat yang ditentukan, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
6). Melakukan pembersihan lahan diseluruh tapak pekerjaan dari semua jenis
kotoran, sisa material buangan, fasilitas sementara dan lain-lain
SNI-06-4828-1998 : Spesifikasi Cincin Karet Sambungan Pipa Air Minum, Air Limbah
dan Air Hujan
SNI-07-6404-2000 : Spesifikasi Flens pipa Baja untuk Penyediaan Air Bersih ukuran
110-315 mm
ASTM C39-86 : Test Method for Compesive Strength for Cylindrical Concrete Test
Specimens ASTM C42-87 : Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete ASTM C143-89 : Test Method for Slump of Portland
Cement Concrete
ASTM C260-86 : Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure
Method
1.25 LAIN-LAIN
Pekerjaan Lain-lain adalah semua kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor
meskipun tidak tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan ini harus dimasukkan ke dalam “Harga Kontrak”, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.2. Pekerjaan lain-lain terdiri dari:
1.25.1.Fasilitas Kesehatan
Kontraktor harus menyediadan fasilitas kesehatan untuk kepentingan karyawan dan tenaga
kerja di lapangan. Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih
dan sehat.
1.25.2. Asuransi
Semua peralatan dan terutama tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini
agar diasuransikan.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan tanaman atau tanah hasil
galian, baik yang menjadi milik Proyek atau masyarakat. Kontraktor harus bersedia
memberikan ganti rugi terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan
tersebut.
Base camp dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan fasilitas yang penting seperti
air bersih, penerangan, saluran pembuang, jalan, gang, tempat parkir, pemagaran,
kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api, dsb.
1.25.5. Keamanan
Kontraktor atas biaya sendiri harus bertanggung jawab terhadap segi keamanan
di lingkungan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal ini, semua biaya
harus sudah diperhitungkan dalam Harga Kontrak.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pada jam kerja pada hari kerja
dengan menghormati hari libur Nasional, perayaan resmi dan upacara keagamaan.
Bilamana terjadi keadaan mendesak yang mengharuskan pekerjaan berlangsung terus
selama perayaan atau hari libur tersebut maka Kontraktor harus membuat
pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi.
1.25.8. Pekerjaan Utama/permanen tidak boleh dilaksanakan pada Malam hari, hari Minggu
atau hari Libur resmi, kecuali pekerjaan tersebut tidak dapat dihentikan tanpa resiko tertentu.
1.25.9. Resiko pekerjaan yang dilaksanakan di luar hari kerja dan jam kerja tanpa
persetujuan
Direksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.27 P E N U T U P
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini,
akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
BAB 2
LAPANGAN KERJA
SEKSI 2.1
SETTING OUT
Seluruh pengukuran topografi harus merupakan 1 (satu) sistem koordinat yang mengikat
pada Titik koordinat awal (BM-0) yang ditetapkan oleh Direksi. Direksi akan menyerahkan
data koordinat BM tersebut kepada Kontraktor setelah terbit Surat Perintah Mulai Kerja.
Kontraktor perlu mendirikan titik-titik referensi tambahan guna memperlancar pengecekan
koordinat, BM (Benchmark) dan CP (Control point) di lokasi yang diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi.Dalam segala hal, tiap-tiap tahapan pekerjaan harus didahului
dengan pematokan/uitzet/setting out, pengecekan koordinat (x,y,z) dan dilanjutkan
dengan pemasangan profile (bow plank). Kontraktor bertanggungjawab penuh
terhadap pelaksanaan pengukuran dalam rangka Mutual Check. Pengukuran harus
dilaksanakan di bawah pengawasan Direksi dan hasilnya harus disetujui oleh Direksi,
sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan. Mutual check dilakukan 3 (tiga) tahapan yaitu
tahap awal sebelum pelaksanaan pekerjaan (MC-0), tahap pertengahan pada saat
progress mencapai ±50% (MC-50) dan menjelang akhir pekerjaan dimana tidak ada lagi
perubahan Volume Kontrak (MC-100). Gambar hasil pengukuran MC-0, 1 (satu) set
Rekalkir dan Buku Data Ukur harus segera diserahkan kepada Kantor Satuan Kerja.
SEKSI 2.2
FASILITAS SEMENTARA
2.2.1 Penyedia Jasa harus membuat/menyewa Los Kerja dan Gudang Bahan.
Los Kerja diberi pintu dan jendela dan dilengkapi dengan satu stel meja tulis dilengkapi
dengan buku tamu dan buku instruksi serta satu lemari untuk penyimpanan berkas-berkas
yang diperlukan
SEKSI 2.3
PEMBERSIHAN LAHAN
2.3.1 Penyedia Jasa harus melaksanakan pembersihan dan perataan dilokasi pekerjaan
disekitar area yang diperlukan. Lokasi pekerjaan harus bebas dari gangguan-gangguan
yang ada seperti pohon-pohon liar, semak/ belukar dan material lain yang mengganggu
termasuk permukaan tanah yang tidak beraturan.
2.3.2 Apabila dilokasi pekerjaan terdapat sarana utilitas seperti tiang listrik/telepon, drainase dan
lain-lain yang masih berfungsi. Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga/ melindungi sarana
tersebut dari kerusakan selama pekerjaan berlangsung. Seandainya diantara utilitas
tersebut ada yang mengganggu pekerjaan sehingga diperluka pembongkaran/
pemindahan sementara, maka hal ini harus didiskusikan terlebih dahulu oleh Penyedia
Jasa kepada Direksi dan pihak instansi yang terkait, untuk mendapatkan
persetujuan. Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan
pembongkaran/pemindahan sarana tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa. Pada
waktu pengajuan penawaran, Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan hal ini.
Hasil bongkaran akan dipilah-pilah oleh Direksi/ Pengawas untuk menentukan bagian
mana yang harus dipasang kembali, yang harus dipindahkan ketempat
yang telah ditentukan atau yang harus dibuang keluar lokasi proyek
SEKSI 2.4
1) Umum
d) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya,
untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian
bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian.
3) Klasifikasi Galian
4) Pelaksanaan Pekerjaan
Galian antara lain ada galian pondasi foot plat dan pondasi menerus, dan drainase keliling
bangunan
a)galian Pondasi foot plat dibuat 100 x 100 cm dengan kedalaman 150 cm
b) Untuk pondasi menerus dibuat lebar 80 panjang diseuakan gambar dan kedalaman 80 cm
Galian antara lain ada galian pondasi menerus, dan drainase keliling bangunan
a) Untuk pondasi menerus dibuat lebar 60 panjang diseuakan gambar dan kedalaman 60 cm
Galian antara lain ada galian pondasi menerus, dan drainase keliling bangunan
a) Untuk pondasi menerus dibuat lebar 60 panjang diseuakan gambar dan kedalaman 60 cm
a) Untuk pondasi menerus dibuat lebar 600 panjang diseuakan gambar dan kedalaman 600 cm
iii. Bila Penyedia Jasa melakukan penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka Penyedia Jasa harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan
pasir yang dipadatkan hingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
iv. Dasar galian dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
v. Pada saat pelaksanaan, penggalian tanah dilakukan dengan kemiringan lereng yang
disesuaikan dengan tanah eksisting. Hal ini dimaksudkan agar daerah galian tidak terlalu
besar. Sehingga tidak terlalu mengganggu bangunan atau fasilitas lain yang
ada disekitarnya, tetapi kondisi lereng harus tetap aman bagi para pekerja yang
berada dibawah lereng galian.
vi. Hasil galian dipindahkan dan disimpan sementara ke tempat lain yang akan
ditentukan oleh Direksi untuk selanjutnya akan diinginkan untuk pekerjaan timbunan.
vii. Kelebihan tanah hasil galian (yang tidak digunakan lagi untuk timbunan) harus
dibuang dari lokasi. Area antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.
viii. Penyedia Jasa diwajibkan menjaga kesetabilan lereng galian dari bahaya
kelongsoran, yang akan membahayakan kepada para pekerja yang berada didasar galian.
ix. Disyaratkan bahwa seluruh dasar galian terutama lantai galian harus kering
untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan didasar pondasi.
7) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan
pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian.
1) Umum
Urugan dilaksanakan pada :
b) Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dan penyelesaian tanah halaman disekitarnya.
Pekerjaan Urugan akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan mata pembayaran, sebagai
berikut :
c) Urugan Tanah Pilihan (CBR ≥ 10%) Tanah dari Borrow Pit d) Urugan Pilihan Berbutir (CBR ≥
10%) Tanah dari Borrow Pit
Pekerjaan Urugan akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan mata pembayaran, sebagai
berikut :
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan dipergunakan
kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala kotoran-kotoran seperti
bahan- bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis dari material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya
keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan
jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan
dari Direksi.
5) Pelaksanaan
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 20 – 30 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang
sesuai. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bahan bangunan
dan atau mempengaruhi kepadatan urugan.
6) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun
yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing
harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran, dimana
harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain
yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan ini.
BAB 3
PEKERJAAN STRUKTURAL
SEKSI 3.1
BETON
3.1.1 Uraian
1) Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa
bahan tambahan membentuk massa padat.
2) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh
struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetak
dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti
pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering.
4) Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak ini
dibagi sebagai berikut:
2
Beton (MPa) (Kg/cm )
Uraian
a) Pondasi Telapak, Kaki Pondasi, Sloof, Kolom, Balok dan Plat Lantai Bangunan Gedung
SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar.
SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium.
SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan
beton.
SNI 03-4141-1996 : Metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
dalam agregat.
SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan
SNI 03-4156-1996 : Metode pengujian bliding dari beton segar. SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi
beton siap pakai.
SNI 03-4806-1998 : Metode pengujian kadar semen portland dalam beton segar dengan
cara titrasi volumetri
SNI 03-4807-1998 : Metode pengujian untuk menentukan suhu beton segar semen
portland.
SNI 03-4808-1998 : Metode pengujian kadar air dalam beton segar dengan cara titrasi
volumetri.
SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan. SNI 03-
2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan silinder di
dalam tempat cetakan.
SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. SNI 03-6889-
2002 : Tata cara pengambilan contoh agregat.
SNI 15-2049-2004 : Semen portland.
SNI 15-7064-2004 : Semen portland komposit. SNI 15-0302-2004 : Semen portland pozzolan.
SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles. SNI
2458:2008 : Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
SNI 3407:2008 : Metode pengujian sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
natrium sulfat dan magnesium sulfat.
ASTM C 989-95 : Spesification for Ground Granulated Blast Furnace Slag for use in
3.1.4 BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I, II,
III, IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b) Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Porgtland tipe III dengan
air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC (Portland Composite
Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi Pekerjaaan. Apabila hal
tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan
campuran beton sesuai dengan merek semen yang digunakan.
c) Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika diizinkan
oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yang
digunakan.
2) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Apabila
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian
air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian
kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila
kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh
delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air
suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan.
3) Agregat
i) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam
Tabel 3.2. tetapi atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan dalam Butir 3.2 dan 3.3 yang dibuktikan oleh hasil
campuran percobaan.
ii)
Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾
jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-
celah lainnya dimana beton harus dicor.
b) Sifat-sifat Agregat
i) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.
ii) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi sifat-sifat
lainnya yang diberikan dalam Tabel 7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
iii) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran.
4) Bahan Tambah
yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan kimia,
bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk pozzolanik sebagai bahan pengisi
pori dalam campuran beton.
a) Bahan kimia
Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan
mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.Untuk tujuan
peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan campuran beton dapat digunakan
untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa
menambah air; mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton; meningkatkan kinerja
kemudahan pemompaan beton; mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan
slump (slump loss); mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi); mengurangi terjadinya bliding (bleeding); mengurangi
terjadinya segregasi.
b) Mineral
Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu
terbang (fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan
tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut harus sesuai dengan standar
spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang
sebagai bahan tambahan untuk campuran beton.
Penggunaan jenis bahan tambahan mineral untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari menghasilkan
kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang
rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-
tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi.
c) Apabila kuat tekan beton berumur 28 hari tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan, maka harus diambil tindakan mengikuti ketentuan menurut Pasal
7.1.6.3).i) dan Pasal7.1.6.3).j)
2) Penyesuaian Campuran
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat,
dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah,
juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali
beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak
diizinkan.Bahan tambahan (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya
diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
d) Bahan Tambahan
3) Penakaran Bahan
a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Untuk mutu beton fc’ > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan beton harus
ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’ < 20 MPa atau K250 diizinkan
ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan
dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
c) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering
permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat yang
akan digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran.
Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus
diadakan perhitungan koreksi penakaran berat air dan agregat dengan
menggunakan data resapan dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila
ditakar menurut volume, maka harus memeperhitungkan faktor
Faktor Pengembangan , %
Gambar 3.1
Kasa
4) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
b)Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c)Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkatkan 15
a) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang
baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru.
b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau
bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran
atau cofferdam.
d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang
dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
e) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton
dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman
tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup
tidaknya daya dukung dari tanah di bawah pondasi. Bilamana dijumpai kondisi tanah
dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau menggali dan mengganti
bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan
stabilisasi lainnya sebagai-mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian,
dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi
yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran
beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus
digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan
harus dibulatkan.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
3) Pengecoran
a) Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus
meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran
beton.Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut
dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis
maupun tidak.untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit
dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm
menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150
cm.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48
jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau
metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk
tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.Tremi harus kedap air
dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memung-kinkan pengaliran beton.
Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat
maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton
di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh
dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.
d) Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang
terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga
pelat-pelat. mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan dimensi yang lebih besar
tidak melampaui
g) Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan
pada tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air
tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar.
5) Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan
radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-laman pada
bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah
campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.boleh
dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang
dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang
berdekatan. Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan.
Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan
beton siklop.Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60
cm dapat digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup
dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat
dari 30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap
permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup (caping).
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
a) Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan
mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera
setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan
rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau
oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
b) Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar, harus
sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih belum
rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari
semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk
pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda
bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh
permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan
tertinggal di tempat.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-
sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati
permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor atau setelah beton
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
c) Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai
mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit
selama 21 hari atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
d) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan
tambahan (aditif), harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari atau setelah beton mencapai kekuatan minimum
yang disyaratkan.
a) Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan di
luar.
b) Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 380C
selama sampai 2 jam sesudah pengecoran selesai, dan kemudian temperatur dinaikkan
berangsur-angsur sehingga mencapai 65 0C dengan kenaikan temperatur maksimum
140C / jam secara ber-sama-sama.
c) Beda temperatur yang diukur di antara dua tempat di dalam ruang uap tidak
boleh melampaui 5,5 0C.
d) Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 110C per jam.
e) Temperatur beton pada saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 110C lebih
tinggi dari temperatur udara di luar.
f) Setiap saat selama perawatan dengan uap, di dalam ruangan harus selalu jenuh
dengan uap air.
g) Semua bagian struktural yang mendapat perawatan dengan uap harus dibasahi
minimum selama 4 hari sesudah selesai perawatan uap tersebut.Penyedia Jasa harus
membuktikan bahwa peralatannya bekerja dengan baik dan temperatur di dalam
ruangan perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak tergantung dari
cuaca luar.Pipa uap harus ditempatkan sedemikian atau balok harus dilindungi
secukupnya agar beton tidak terkena langsung semburan uap, yang akan
menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian- bagian beton.
1) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang
menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan. Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak
dengan pengiriman yang terus menerus, maka dengan perintah Direksi Pekerjaan, untuk
agregat kasar dan agregat halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan secara
berkala selama pelaksanaan dengan interval maksimum 1000 m3 untuk gradasi dan
maksimum 5000 m3 untuk abrasi,
sedangkan untuk bahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton.
Tetapi apabila menurut Direksi Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat
bahan yang akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian
bahan kembali sebelum bahan tersebut digunakan.
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan
sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan
terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Campuran beton yang tidak
memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada
pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap bisa dijaga.
Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji
beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua
nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji ), yang selisih
nilai antara keduanya 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk
setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
b) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan
benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus
150 x
150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut
harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian
dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
d) Untuk pencampuran secara manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing- masing mutu beton 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum
5 m3 beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.
Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk
masing- masing umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk
setiap maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus
diperoleh satu
hasil uji.
e) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan
jumlah masing-masing mutu 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum
15 m3 beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.
Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan
beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya
setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
f) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan dalam Tabel dibawah atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan
Tabel 3.1.4 Ketentuan Kuat Tekan
2
Mutu Beton Kuat Tekan Karakteristik (kg/cm )
fc’ ’bk Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
1) Cara Pengukuran
a) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk
volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 200 mm atau oleh
benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa
(conduit) atau lubang sulingan (weephole).
b) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk acuan,
perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan,
penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan
beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga
penawaran untuk pekerjaan beton.
c) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan mata
pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima
akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Seksi lain dalam spesifikasi ini.
Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau
beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa atau K-250 atau lebih tinggi dan beton tak
bertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa atau K-175 atau
fc’=10 MPa atau K-125. Apabila beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
d) Apabila pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran harus
sejumlah yang harus dibayar jika pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
e) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen
atau setiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata
pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
daftar kuantitas.Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain,
termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran,
pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya
yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang
diuraikan dalam seksi ini.
SEKSI 3.2
BAJA TULANGAN
1) Uraian
2) Standar Rujukan
SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk
Tulangan Beton.
SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untuk Tulangan
Beton.
AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete Rein-forcement.
AWS D 2.0 : Standards Specifications for Welded Highway and Railway Bridges.
3) Toleransi
a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.
b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
ii) Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.2 untuk beton yang terendam/
tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah
tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
iii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai,
atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat
pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau
struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas tanah
atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran
pada selokan atau cairan korosif lainnya.
Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untuk Beton yang
Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
a) Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang,
panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan
pada diagram tulangan.
b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan :
i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang
disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002;
ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau Gambar Kerja
iii) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab
lain.
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
3.2.2 BAHAN
1) Baja Tulangan
a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan
Gambar dan memenuhi Tabel dibawah ini :
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak dengan mutu fc’ 20 MPa seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini,
terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak
boleh diijinkan sebagai tumpuan.
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000.
1) Pembengkokan
a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002, menggunakan
batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-
bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat
fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan dengan
mesin pembengkok.
c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat
(stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada
Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum.
f) Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar
atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi
Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal
ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari
AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
g) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga
tidak akan terekspos.
h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat.Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan
terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus
dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja).
i) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul
perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau
beban konstruksi lainnya.
a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang
aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat
dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas
anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas
berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaan
memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia
Jasa pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas,
harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan
di bawah ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut
merupa-kan kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan
bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan
pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
SEKSI 3.3
BAJA STRUKTUR
3.3.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur Baja baja seperti
Baja rangka baja, gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk komponen gelagar
baja komposit seperti balok, pelat, baut, ring, diafragma yang digunakan sebagai
suatu komponen konstruksi Baja
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup struktur baja dan bagian baja
dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan
perbaikan dari struktur.
2) Pengendalian Mutu
a) Penerimaan Bahan
b) Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan.
3) Toleransi
a) Diameter Lubang
b) Alinyemen Lubang
Penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan (-0,2mm , +0,2mm) per
meter panjang balok atau (-6mm , +6mm) dipilih mana yang lebih kecil. Penyimpangan
lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat landasan 0,1 mm per meter panjang balok
sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web)
dan sumbu flens dalam gelagar susun : maksimum 3 mm.Kombinasi kelengkungan dan
kemiringan flens pada gelagar atau balok yang dilas akan ditentukan dengan pengukuran
penyimpangan kepala Baja flens terhadap bidang badan (web) pada pertemuan
sumbu badan (web) dengan permukaan luar dari pelat flens. Penyimpangan ini tidak
boleh melebihi 1/200 dari lebar flens total atau 3 mm, dipilih mana yang lebih besar.
Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk balok dan gelagar
yang di las, diukur pada sumbu badan (web), harus sebagaimana berikut ini :
Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin tidak boleh
lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat dipahat dalam suatu segiempat dengan
sisi 0,5 m
5) Standar Rujukan
AASHTO 253M-96 : High-Strength Steel Bolt, Classes 10.9 and 10.9.3, for Structural
Steel Joints
Products
ASTM :
AWS D20 : Standard Specification for Welded Highway and Railway Bridges
b) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau
atas nama Penyedia Jasa harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
disetujui. Persetujuan ini tidak membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa
terhadap pekerjaan dalam Kontrak ini
a) Penyimpanan Bahan
Pekerjaan baja, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk di atas
balok pengganjal atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan
dengan tanah dan dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana pekerjaan baja ditumpuk dalam beberapa lapis, maka pengganjal untuk
semua lapis harus berada dalam satu garis
b) Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas
dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Perlindungan
korosi dapat dilakukan dengan galvanisasi dan atau pengecatan pada permukaannya
i) Galvanisasi
ii) Pengecatan
Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari lemak, debu, produk
korosi, residu garam, dan sebagainya Apabila ditentukan lain maka sistem
proteksi dapat dilakukan dengan cara pengecatan dengan bahan cat yang
telah terlebih dahulu disetujui jenis dan ketebalannya oleh Direksi
Pekerjaan di lokasi pekerjaan. Pemasok harus memberikan lapisan pelindung
awal (primer coating) yang berupa cat dasar untuk menghindari terjadinya karat
sebelum pengecatan
Komponen struktur Baja yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dirakit dan/atau
dipasang sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam
hal lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Perbaikan dapat termasuk penggantian komponen yang rusak atau hilang dan
pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan pelapisan permukaan yang rusak
atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan.Beban pekerjaan perbaikan
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebagai akibat adanya komponen yang rusak atau
hilang karena kelalaian Penyedia Jasa menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Elemen baja dengan dimensi di luar toleransi yang disyaratkan tidak akan diterima
untuk digunakan dalam pekerjaan
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, komponen yang hilang atau rusak berat,
dan belum diterima dari Pengguna Jasa, maka komponen yang diperlukan tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa semua komponen baru yang
dipasok terdiri atas bahan yang setara atau lebih baik dari spesifikasi pabrik aslinya,
dan semua komponen fabrikasi dibuat, diselesaikan dan ditandai dengan teliti sesuai
dengan dimensi dan toleransi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dari pabrik aslinya.
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka komponen dalam keadaan agak
rusak saat diterima dari Pengguna Jasa harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa. Perbaikan
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus dibatasi pada pelurusan pelat-pelat yang
bengkok dan komponen minor lainnya, perbaikan retak yang bukan karena kelelahan di
bengkel dengan pengelasan dan pengembalian kondisi lapisan permukaan yang rusak.
Pekerjaan perbaikan tersebut harus dilaksanakan pada bengkel yang disetujui sesuai
dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan dengan ketentuan berikut ini :
a) Pelurusan Bahan Yang Bengkok
Hasil pengelasan yang retak atau rusak pada komponen yang di las di bengkel
harus dikupas, disiapkan dan dilas ulang dengan teliti menurut standar
pengelasan yang ditentukan pabrik pembuatnya sesuai dengan mutu atau mutu-
mutu bahan yang akan dilas. Prosedur pengelasan yang akan dipakai untuk
pekerjaan perbaikan harus dirancang sedemikian hingga dapat memperkecil setiap
distorsi pada elemen komponen yang sedang diperbaiki, agar toleransi fabrikasi
yang ditentukan pabrik pembuatnya dapat dipertahankan
Perakitan dan pemasangan struktur Rangka baja, baik dengan peluncuran maupun dengan
prosedur pelaksanaan pemasangan bertahap, harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
dengan teliti sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh masing-masing buku petunjuk
perakitan dan pemasangan dari pabrik pembuat Baja dan ketentuan umum yang
disyaratkan di sini.
Atas permintaan Penyedia Jasa, dukungan teknis tambahan oleh personil Pengguna Jasa
yang berpengalaman, dapat dikirim ke lapangan dalam periode terbatas, untuk memberi
pengarahan kepada pelaksana dan teknik pemasangan dari Penyedia Jasa tentang prinsip-
prinsip perakitan dan pemasangan struktur Rangka Baja.
Struktur Rangka baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa dirancang untuk dirakit dan
dipasang di lapangan hanya dengan menggunakan baut penghubung. Pengelasan di
lapangan tidak diijinkan kecuali secara jelas diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
a) Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil untuk kepala Baja dan pilar yang mungkin terbuat dari kayu,
pasangan batu atau beton sesuai dengan Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dengan Spesifikasi
ini atau spesifikasi lainnya yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Semua pekerjaan
sipil harus selesai di tempat dan diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum operasi
perakitan dimulai
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit
Baja yang cocok untuk merakit suatu rangka jangkar untuk pengimbang dimana
pemasangan dengan cara perakitan bertahap akan dikerjakan, atau, bilamana
pemasangan dengan cara peluncuran, struktur Rangka Bajayang telah lengkap
bersama dengan struktur rangka pengimbang dan ujung peluncur.
Semua penyangga dan kumpulan balok-balok kayu sementara dan/atau fondasi beton
yang disediakan oleh Penyedia Jasa untuk pemasangan rol perakit, rol peluncuran, rol
pendaratan atau jangkar dan penyangga struktur rangka jangkar harus ditentukan
titik pengukurannya dengan akurat dan dipasang pada garis
dan elevasi yang benar sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar Pemasangan
dari pabrik pembuatnya. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa
seluruh rol dan penyangga sementara terpasang pada elevasi yang benar agar sesuai
dengan bidang peluncuran yang telah dihitung sebelumnya dan/atau karakteristik
lendutan untuk panjang bentang Baja yang akan dipasang
Komponen baja harus dirakit dengan akurat sesuai dengan tanda yang ditunjukkan pada
Gambar Kerja pabrik pembuat Baja dan sesuai dengan prosedur urutan
pemasangan yang benar yang dirinci dalam prosedur pemasangan. Selama perakitan
bahan-bahan harus ditangani dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak terdapat
bagian yang melengkung, retak atau kerusakan lainnya. Pengetokan yang dapat melukai
atau menyebabkan distorsi terhadap elemen-elemen tidak diijinkan. Sebelum perakitan
semua bidang kontak harus dibersihkan, bebas dari kotoran, minyak, kerak yang lepas,
bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, bintik-bintik, dan
cacat lainnya yang akan menghambat pemasangan yang rapat atas komponen-
komponen yang dirakit. Baut penghubung harus dipasang dengan panjang dan
diameter yang benar sebagaimana yang ditunjukkan dalam daftar baut dari pabrik
pembuat Baja. Ring harus ditempatkan di bawah elemen-elemen (mur atau kepala
baut) yang berputar dalam pengencangan. Bilamana permukaan luar bagian yang dibaut
mempunyai kelandaian 1 :20 terhadap bidang tegak lurus sumbu baut, maka ring serong
yang halus harus dipakai untuk mengatasi ketidaksejajarannya. Dalam segala hal,
hanya mur baut yang boleh diputar
d) Prosedur Pemasangan
3.3.2 BAHAN
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau las harus
sesuai dengan ketentuan AASHTO M 270-04 Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel
Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and-Tempered Alloy Structural Steel Plates for Bridges.
Baja yang digunakan sebagai bagian struktur baja harus mempunyai sifat mekanis baja
struktural seperti dalam Tabel berikut ini.
Tabel 3.3.1 Sifat Mekanis Baja Struktural
a) Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307 Mild Steel Bolts and
Nuts (Grade A) , dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam
(hexagonal)
Baut, mur dan ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon
yang dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari AASHTO M164M – 01 High
Strength Bolts for Structural Steel Joint, dengan tegangan leleh minimum
570 N/mm2 dan pemuluran (elongation) minimum 12 %.
Alat sambung mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi ketentuan berikut:
ii) Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya
harus lebih besar dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan yang
berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda
iii) Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung boleh
berbeda dari ketentuan yang berlaku selama persyaratan gaya tarik minimum
alat sambung pada Tabel 7.4.2.(2) terpenuhi dan prosedur penarikannya dapat
diperiksa.
Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari
AASHTO M169 - 02 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015,
1018 atau
Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas
baja yang memenuhi ketentuan dari SNI 03-6764-2002 harus memenuhi ketentuan
dari ASTM A233 Mild Steel, Arc Welding Electrode
6) Sertifikat
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh
Direksi Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan
bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi
semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatannya. Sertifikat harus
menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas
pada produk-produk atau bagian-bagian yang di rol, baut, bahan dan pembuatan landasan
Baja dan galvanisas.
1) Umum
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan dalam
Pasal 7.4.1.4).
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat paking, jika diperlukan, untuk
menjamin agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang berdampingan tidak
melampaui 1 mm untuk baut geser tegangan tinggi dan 2 mm untuk jenis sambungan
lainnya.Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat
kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali
ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan ketebalan
yang timbul dari toleransi akibat proses rolling maupun kombinasi toleransi akibat
proses rolling dan kesalahan penjajaran yang diijinkan di atas, maka penyimpangan
yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian 1: 4
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi
yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada
elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan
dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang
pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing),
tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang. Setiap
kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya
dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm
a) Lubang untuk Baut Tidak Terbenam (counter-sunk) dan Baut Hitam (tidak
termasuk toleransi rapat, Baut Silinder (turned barrel bolt) dan Baut Geser Tegangan
Tinggi) :
Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal paku keling atau
baut. Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau
dilubangi kecil dengan alat pons kemudian diperbesar.
Bilamana beberapa pelat atau komponen membentuk suatu elemen majemuk, pelat-
pelat tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau baut
penyetel dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi, atau
sebagai alternatif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan berulang-ulang, pelat atau
komponen dapat dilubangi secara terpisah dengan menggunakan jig atau mal. Semua
bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang
Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal Baut Batang (shank) atau
Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder harus
digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus dibor sampai
seluruh ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya diperbesar setelah perakitan.
Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan maka bagian-bagian yang terpisah harus dibor
melalui jig baja dan diperbesar jika diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam
seperti duri akibat pelubangan harus dibuang
Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali disyaratkan lain. Pada
umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk baut
sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal untuk baut yang
lebih besar. jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak
dari pusat lubang sampai tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus minimum 1,7 kali
diameter nominal baut, sedangkan untuk tepi pelat yang di rol atau dipotong dengan
las, harus minimum 1,5 kali diameter nominal baut. Lubang persiapan harus di bor
terlebih dahulu, kemudian bagian-bagian baja dirakit dan lubang diperbesar sampai
diameter yang ditentukan. Bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat
pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi lubang harus
ditumpulkan sampai 0,5 mm. Setiap bekas tanda pada tepi permukaan bidang kontak
dari ring, baut dan mur harus dihilangkan. Pasak pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke
dalam lubang untuk memudahkan pengaturan posisi dari elemen-elemen baja, tetapi
tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama operasi tersebut dan perhatian
khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebut tidak rusak
4) Pengaku
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban
terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik,
di lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens,
dilas sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens dimana
beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku yang tidak
dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau disyaratkan lain,
dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi
3.3.4 PELAKSANAAN
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel
sebelum dikirim ke lapangan.
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan (proof load) harus
mempunyai mur tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan
dimana bidang kontak mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan salah satu bidang
yang tegak lurus sumbu baut. Baut harus mempunyai panjang sedemikian hingga
seluruh mur dapat dimasukkan ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6
mm di luar mur. Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada
uliran. Suatu "snap" harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
3) Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan
tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak
kurang dari 380 mm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus
diketuk dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan.
4) Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali ditentukan
lain
a) Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi
1 : 20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang
akan dibaut harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket
(lem paking mesin) atau setiap bahan yang dapat didesak lainnya.Bilamana dirakit,
maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk yang berdekatan
dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak pabrik yang keras
dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau
pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat elemen-elemen
tersebut untuk dapat duduk sebagaimana mestinya
Permukaan bidang kontak harus dikerjakan sampai mencapai suatu kekasaran yang
cocok. Tidak ada sambungan yang akan dibuat sampai permukaan yang akan
dihubungkan telah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan
c) Baut Tarik
Setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus dikalibrasi secara
teratur dan dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi sebelum pekerjaan pengencangan baut
dilaksanakan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus disesuaikan sebelum setiap
diameter dan mutu baut digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan atau
sesuai dengan manual pengencangan baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan struktur
baja yang akan dipasang, baik jenis struktur gelagar baja, gelagar baja komposit atau
rangka baja
4) Kekencangan Baut
Persyaratan kekencangan baut mengacu pada Seksi 7.4.2.2) dari spesifikasi ini
5) Pengelasan
Semua permukaan baja lainnya harus dicat atau digalvanis sesuai dengan desain
ketebalan cat atau galvanis yang telah ditentukan sesuai lokasi dimana struktur
baja tersebut akan dipasang dan/atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Untuk
semua komponen struktur baja termasuk komponen Gelagar Baja Komposit
termasuk balok, pelat, baut, ring, diafragma dan sejenisnya harus digalvanisasi
dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan AASHTO M 111M-04 Zinc (Hot-
DipGalvanized) Coatings on Iron and Steel Products , atau ASTM A123M–02
7) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan pemasok bahan struktur baja harus memberikan suatu diagram
pemasangan atau manual pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang
ditunjukkan di dalamnya. Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian rupa
sehingga elemen struktur pada waktu diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak
mengalami tegangan, deformasi yang berlebihan, atau kerusakan lainnya.Baut dengan
panjang dan diamater yang sama, serta mur yang terlepas dari baut atau ring harus
dikemas terpisah. Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut, ring dan mur
harus dikirim dalam kotak, krat atau tong, dan berat kotor dari setiap kemasan
tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari bahan-bahan yang terdapat
didalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian luar kemasan dan
diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu pengiriman
8) Peralatan dan Perancah
Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan
untuk pemasangan struktur baja. Perlengkapan pemasangan ini termasuk pengaku
sementara, semua perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan
baut penyetel. Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan
dipelihara sebagaimana mestinya agar dalam tahap pemasangan semua perancah
dan pengaku-pengaku berfungsi dan dapat menahan semua gaya dan beban struktur
baja selama pemasangan
a) Umum
b) Tahap Pekerjaan
Setelah penerbitan detail pelaksanaan (shop drawing) untuk tiap Rangka Baja yang
termasuk dalam cakupan Kontrak, Penyedia Jasa harus menjadualkan program
pekerjaannya sedini mungkin dalam Periode Pelaksanaan. Urutan dan waktu yang
sangat terinci dari operasi pemasangan untuk setiap Baja harus digabungkan dalam
jadwal pelaksanaan Penyedia Jasa, revisi harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapat persetujuan resmi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.2.1 dari
Spesifikasi ini
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, dengan
ketentuan tambahan berikut ini :
Pada komponen struktur baja yang akan dipasang dengan cara kantilever,
harus dipastikan bahwa semua komponen struktur baja sudah tersedia dan
dipasang dengan seksama sehingga akan didapat lendutan balik (camber) yang
sebagaimana mestinya sesuai dengan desain atau yang tertulis dalam manual
pemasangan. Perlu diperhatikan bahwa pada cara pemasangan dengan cara
kantilever ini, apabila telah selesai penyambungan atau perakitan pada titik
buhul, maka baut pada bagian titik buhul tersebut harus dikencangkan dengan
kekencangan 100% sesuai dengan kekencangan baut yang disyaratkan.Setiap
pengencangan baut sementara harus dibiarkan sampai sambungan tarik telah
dibaut dan semua lubang pada titik buhul telah dijepit dan dibaut. Baut
permanen untuk sambungan elemen-elemen tekan tidak boleh dimasukkan
atau dikencangkan sampai seluruh bentangan berayun. Sambungan (splices)
dan penyambungan di lapangan (field connections) harus mempunyai setengah
jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen (pin) silindris untuk pemasangan
(setengah baut dan setengah pin) sebelum dibaut dengan baut tegangan tinggi.
Sambungan dan penyambung yang akan dilewati lalu-lintas selama pemasangan
, lubang baut harus telah terisi sebanyak 3/nya
Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur Rangka Baja yang
telah dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa dan disimpan dalam satu depo
penyimpanan berbagai peralatan Pengguna Jasa atau lebih. Bahan untuk
setiap struktur Baja yang diberikan dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya
pada lokasi lain.Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap
struktur Baja yang diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem
patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa. Sistem
tersebut dapat termasuk atau tidak termasuk komponen lantai Baja dan dapat
dipasang dengan salah satu cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
i) Perakitan awal seluruh komponen utama struktur Baja termasuk
beban pengimbang (kentledge) yang cocok, pada penyangga sementara
yang telah disiapkan, dengan demikian struktur yang terpasang dapat
secara bertahap diluncurkan dari satu ujung Baja ke ujung Baja lainnya
ii) Perakitan bertahap komponen utama struktur Baja dimulai dari struktur
rangka jangkar yang telah dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung Baja
Komponen struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan mencakup
seluruh elemen, landasan, perkakas dan peralatan yang memungkinkan
Penyedia Jasa untuk merakit dan memasang struktur Rangka Baja menurut
prosedur yang disarankan oleh pabrik pembuatnya.Bahan-bahan yang
disediakan untuk Baja akan dipasang dengan dua prosedur pokok pemasangan
Baja, tapi tidak boleh dibatasi, seperti berikut ini :
a) Cara Pengukuran
i) Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah
dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai di tempat dan diterima. Untuk
menghitung berat nominal dari baja rol atau besi tuang, maka bahan-bahan
tersebut dianggap mempunyai berat volume 7.850 kilogram per meter kubik.
Berat logam lainnya harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
ii) Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja
yang telah selesai dikerjakan, terdiri atas pelat, bagian-bagian yang dirol,
sambungan geser (shear connector), pengaku, penjepit, paking, pelat
sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya penyimpangan yang
diijinkan atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat las, fillet,
baut, mur, ring, kepala paku keliling dan lapisan pelindung. Tidak ada
pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut dan lubang paku keling.
iii) Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan
ini dianggap telah termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan baja struktur
Pemasangan struktur Baja baja harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah
total kilogram struktur baja yang selesai dikerjakan di tempat dan diterima
oleh Direksi Pekerjaan. Berat masing-masing komponen harus diambil dari
Gambar Kerja dan daftar komponen dari pabrik pembuat Baja. Berat total struktur
yang diukur untuk pembayaran harus dihitung sebagai berat semua komponen
masing-masing baja yang digunakan dalam pemasangan struktur akhir, termasuk
bagian-bagian baja fabrikasi, pelat, landasan Baja semi permanen, baut, mur,
ring dan pengencang lainnya, dan lantai pra-fabrikasi lainnya, bilamana lantai ini
termasuk dalam rancangan. Berat komponen baja yang digunakan selama
operasi pemasangan yang bukan berasal dari bagian struktur akhir, termasuk
komponen dan perlengkapan untuk struktur rangka pengimbang, rangka
pemberat, ujung peluncur, rol perakit dan sejenisnya tidak boleh dimasukkan dalam
berat yang diukur untuk pembayaran.
Bilamana lantai kayu disebutkan dalam Gambar Pelaksanaan atau oleh Direksi
Pekerjaan, berat perlengkapan perangkat keras untuk lantai kayu tidak
boleh dimasukkan dalam pengukuran untuk pemasangan
Pengangkutan dan pengiriman dari semua bahan yang disediakan oleh Pengguna
Jasa harus diukur dan dibayar dalam jumlah total kilogram. Pengukuran dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh kepada Penyedia Jasa
untuk pemeriksaan dan pencatatan seluruh bahan Baja pada satu depot
penyimpanan yang disebutkan dalam dokumen lelang atau lebih,
untuk pengangkutan dan pengiriman bahan ke lokasi pekerjaan, termasuk semua
operasi pemuatan dan penanganan selama pengangkutan, dan untuk
pengembalian komponen yang hanya digunakan untuk sementara dalam kondisi
yang baik ke depot penyimpanan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
setelah pemasangan struktur Rangka Baja selesai
Penggantian komponen yang hilang atau yang sangat rusak berat, jika
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan tidak boleh diukur untuk pembayaran
menurut Seksi ini. Kompensasi untuk pemasokan setiap komponen
pengganti harus dibuat berdasarkan Baja Struktur sesuai dari Spesifikasi ini
2) Dasar Pembayaran
SEKSI 3.4
PASANGAN BATU
3.7.1 UMUM
1) Uraian
Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan.
3) Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, Jadwal Kerja, Kondisi Tempat
Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Rusak
3.7.2 BAHAN
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan
bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Spesi-fikasi ini.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.
1) Persiapan Pondasi
a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat
untuk Seksi 3.1, Galian.
b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilamana disyaratkan sesuai dengan ketentuan Drainase Porous.
d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus
memenuhi ketentuan dari Seksi 3.1 dari Spesifikasi ini.
2) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan
pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
3) Penempatan Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang
akan dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.
c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut
dipasang lagi dengan adukan yang baru.
a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari
sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka
delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus
30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang
digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di
atas.
c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati
sambungan.
a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi ini.
e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu
sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi
pekerjaan pasangan batu.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.
2) Dasar Pembayaran
BAB 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR
SEKSI 4.1
PEKERJAAN BETON
Seluruh pekerjaan beton non structural baik dengan tulangan maupun tanpa tulangan
4.1.2 Standard an Rujukan
Pekejaan Beton harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Seksi 3.1 dalan
spesifikasi ini.
1) Semen.
2) Agregat.
3) Air
a) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan beton yang baru.
b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di
dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada
dasar sumuran atau cofferdam.
d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
e) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran
beton dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke
dalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk
memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah di bawah pondasi. Bilamana
dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia Jasa
dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi
dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan
tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai-mana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari
galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai
dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
3) Pengecoran
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau
dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan
(setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif)
untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan
dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas
dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran
beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan
semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya
SEKSI 4.4
PEKERJAAN PASANGAN
1) Lingkup Pekerjaan
2) Standard an Rujukan
Semua pekerjaan pasangan batu harus memenuhi standard yang tercantum dalam Bagian
Spesifikasi Umum.
3) Persyaratan Bahan
a) Bata Merah
Semua Bata Merah ukuran 5x11x22 cm untuk pekerjaan pasangan pada dinding, harus sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan standar yang dalam keadaan utuh.
i. Semua semen adukan untuk pekerjaan, harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan yang dinyatakan untuk semen portland.
ii. Pasir untuk spesi/ adukan yang dipakai untuk seluruh kontruksi pekerjaan, yang
diperlukan menurut spesifikasi ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa menurut
ketentuan dan sesuai syarat-syarat dan ketentuan dari spesifikasi bahan/ material
untuk pasir.
iii. Air yang dipergunakan untuk adukan bebas dari bahan-bahan lumpur, bahan-bahan
organik, alkali, garam dan kotoran-kotoran lain dan harus dites dan disetujui oleh
Direksi.
4) Persyaratan Pelaksanaan
i. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan
tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna
adukan yang merata.
ii. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini. Jenis Spesi M3 1 Pc : 4 Psr
Campuran yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar atau
i. Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan dan adukan akan sedemikian rupa
sehingga tidak akan menunda pemakaian adukan.
ii. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang cukup deras atau cukup lama untuk
menghanyutkan adukan. Adukan yang telah dihampar yang luluh oleh hujan harus
disingkirkan dahulu dan diganti sebelum mengeras sepenuhnya.
Suatu batako harus dipasang dengan baik dan bagian mukanya rata, tumpukan batako
yang diisi adukan harus saling mengisi kekosongan dan saling mengikat, garis-garis
vertikal lurus dan permukaan yang baik, kecuali bila ditunjukan lain dari gambar atau
atas petunjuk Direksi.
1) Lingkup Pekerjaan
2) Standard an Rujukan
Pekerjaan Plesteran harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi umum.
3) Jenis Plesteran
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum didalam Gambar kerja.
i. menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar
bangunan.
ii. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum didalam Gambar kerja.
iii. Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum didalam Gambar kerja.
5) Persyaratan Pelaksanaan
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, dan seluruh pekerjaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan finishing pekerjaan pasangan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan.Semua jenis plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu
antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan
pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk
plesteran aci halus. Terkecuali plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci
halus : harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat
cacat.Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm .Sedang untuk permukaan beton yang
akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian
dikasarkan (“scratched”). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
formtie harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis
dengan cat dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya.Untuk setiap
pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar , harus
diberi naat /celah dengan ukuran lebar 0.7 cM dalam 0.5 cM.Untuk permukaan yang
datar, batas toleransi pelengkungan atau pecembungan bidanga tidak boleh
melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 M. Ketebalan plesteran harus mencapai
ketebalan permukaan dinding /kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan
dalam Gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 2,0 cM.. jika ketebalan
melebihi 2,5 cM, maka diharuskan mengunakan kawat yang diikatkan/ dipaku
kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat
plesteran.Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing untuk seluruh bangunan
a) Adukan
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas
yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan
dari Direksi.Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan
warna adukan yang merata.
b) Komposisi
Apabila ditentukan lain dalam gambar, maka jenis adukan pada tabel berikut
harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar.
SEKSI 4.5
PEKERJAAN KUSEN
a) Kusen (Pintu) seluruh Bagunan Rumah kaca atau sesuai gambar rencana allumunium
b) Kusen (Pintu) seluruh Bagunan RumahParanet atau sesuai gambar rencana allumunium
1) Ukuran Alumunium yang digunakan adalah 4 inc yang merupakan ukuran jadi
2) Pada setiap kaki kusen pintu dibuat neut-neut beton tumbuk yang dilengkapi
dengan hook besi dia. 10 mm yang dipasang tertanam. Ukuran serta Type Kusen yang
harus dibuat, dapat dilihat pada gambar kerja.
SEKSI 4.6
Pekerjaan panel daun pintu lengkap dengan kunci dan penggantung seluruh bangunan
rumah kaca dan bangunan Paranet atau seperti tercantum dalam Gambar rencana.
Penggunaan bahan rangka alumunium 4 inc. Referensi bahan sesuai dengan yang diuraikan diatas.
a) Pintu Panel mauk ruang tanam paranet dan rumah kaca dengan ketebelan 4 cm pintu alumunium
dengan ketemal 0,1 cm dan di kombinasi dengan kaca bening ketebalan 5 mm
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yang setaraf.
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat, dan lain-lain harus digalvanisasi.
3) Semua sambungan siku/sudut untuk rangka Alumunium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya harus memperhatikan /menjaga kesikuannya
dan kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
4) Semua Alumunium tampak harus halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya, dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan /pemasangan.
Pembuatan dan pemotongan profil Alumunium dilakukan dengan mesin di luar
tempat pekerjaan/pemasangan. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan
ukuran jadi.
SEKSI 4.7
Seluruh kunci pintu menggunakan kunci tanam dengan system penguncian ganda
(double slaag) setarap merek “Royal” produksi dalam negeri SII.
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan
atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari
Pemberi Tugas.
dan mempunyai lidah malam (“rolling dead bolt”) Produk : KEND, CISA atau
setaraf.
Spesifikasi : Sistem anak kunci dua arah. Pemakaian : Pintu pada setiap
bangunan. Produk : KEND, CISA atau setaraf.
Spesifikasi : Pegangan dalam yang dapat diputar dengan tombol penekan pada
pegangan dalam, indikator “ isi / kosong ” pada sisi luar
Pemakaian : Pintu dengan dua daun / pintu ganda sesuai dengan Gambar kerja. Produk
: KEND atau setaraf.
2) Engsel.
Pemasangan : Engsel atas , + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah , + 28 cm
(as) dari permukaan bawah pintu. Khusus pintu toilet adalah dari permukaan bawah pintu.
SEKSI 4.8
PEKERJAAN KACA
b) Pekerjaan kaca Atap pada rumah kaca lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja.
Bahan kaca Pintu diharapkan memakai kaca baru yang ada, untuk kekurangannya
memakai kaca baru dengan jenis / type yang sama dengan kaca sesuai dengan standard
produk dengan SII 0819/78,
Semua cermin harus sesuai dengan NI-3. Produk ASAHI GLASS atau setaraf.
1) Tipe Bahan.
a) Kaca :
Kaca lembaran jernih ( “Clear Glass Float Type” ), Tebal 5 mm dengan salah
satu permukaan dilapis perak ( “Chemical Deposit Silver” ) pada bagian tepi bawah.
b) Semua kaca dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak- bercak lain.
c) Semua bahan kaca dan cermin yang dipakai harus mendapat persetujuan
tertulis dari
Direksi.
2) Toleransi Tebal
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut
8 8 +/- 0.3
3) Kesikuan.
Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus.
4) Cacat-cacat.
Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda
apapun. Lapisan perak (Chemical Deposit Silver) pada kaca cermin yang dipakai harus
terlihat merata.
Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka kaca cermin harus diganti atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan Gambar
kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai dengan petunjuk Qwner/Konsultan
Pengawas. Pemotongan harus rapi dan lurus dengan mengunakan pemotong kaca
dan cermin yang khusus Sisi-sisi kaca dan cermin yang tampak maupun tidak
tampak akibat pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk
tembereng. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan
dan diberi tanda agar mudah diketahui.
Sebelum pemasangan kaca, kusen telah terpasang dan telah selesai sesuai dengan
Gambar kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan kusen alluminium yang
diuraikan pada bab lain dalam buku ini. Selanjutnya adalah pemasangan rubber
gasket/rubber seal/sealant, sesuai dengan Gambar kerja. Ukuran kaca dan
pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealant harus sedemikian rupa, agar kaca
tidak pecah pada waktu terjadi pengembangan dan penyusutan.
3) Kualitas Pekerjaan.
Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat pemasangan
rubber gasket/rubber seal/sealant. Semua kaca dan cermin pada saat
terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila masih terlihat adanya gelombang
maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar daan diperbaiki atau diganti. Biaya
untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklim
sebagai pekerjaan tambah.
4) Pemeliharaan.
Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui. Apabila terjadi kaca atau
cermin yang retak, pecah ataupun cacat lainnya akibat keteledoran Kontraktor,
Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai dengan persyaratan. Biaya untuk
hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
SEKSI 4.10
1) Spesifikasi bahan.
2) Spesifikasi bahan.
Warna : Hitam
Produk : agropro
3) Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan
tertulis mengenai spesifikasi bahan , detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
4) Untuk Penuntup rumah kaca yang disyaratkan adalah kaca temprate, ukuran yang
digunakan sesuai dengan yaang ada pada gambar kerja
SEKSI 4.12
PEKERJAAN PENGECATAN
Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam Gambar kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
Semua bagian / permukaan yang tampak / exposed dicat sampai dengan cat finish.
Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan / un-exposed dicat hanya sampai
dengan cat dasar.
1) Cat Tembok.
Eksterior : ICI Dulux Weather Shield atau setaraf. Interior : CATYLAC Emulsion
atau setaraf. Warna : ditentukan kemudian.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama. Produk CATYLAC atau
yang setaraf.Warna ditentukan kemudian
3) Cat Politur.
Memakai melamik bahan dari produk IMPRA, ULTRAN atau yang setaraf.
4) Plamur.
5) Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk Tersebut diatas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
a) segel kaleng.
b) test BD.
c) test laboratorium.
6) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cM2.
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain. Tebal
minimum dari tiap lapisan jadi (“finish") minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan
pabrik.
1) Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran , atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
2) Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainnya, yang harus
dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
3) Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab
atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi
yang cukup atau pergantian udaranya lancar.Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk
ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas angin/Fan untuk memperlancar
pergantian /aliran udara.
4) Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan
dengan kuas penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Owner/ Konsultan
Pengawas.
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang
akan dipakai sebagai “mock-up” ini ditentukan oleh Owner/Konsultan Pengawas. Jika
masing-masing bidang tersebut telah ditentukan oleh Owner/Konsultan Pengawas dan
Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
Pekerjaan Pengecatan.
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Owner/ Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Owner /
Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.
a) Sebelum pelaksanaan:
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu , lemak, kotoran atau noda lain, bekas-
bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller. c)
Permukaan Interior.
Lapisan pertama :
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter 10 M2.
Tunggu selama miminum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 13 - 15M2.
Tunggu selama miminum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Lapisan ketiga
dan keempat :
Ketebalan lapisan adalah 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 -17 M2 perlapis.
Lapisan pertama :
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter 10 M2.
Tunggu selama miminum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 13 - 15M2.
Tunggu selama miminum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya. Lapisan ketiga
dan keempat :
Ketebalan lapisan adalah 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 -17 M2 perlapis.
Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat dasar jenis Quick
Dying Primer Red Lead sebanyak 1 lapis. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
SEKSI 4.13
PEKERJAAN SANITER
1) Pekerjaan kran.
Jenis, ukuran, warna sesuai dengan petunjuk Gambar serta buku RKS ini dan telah disetujui
oleh Direksi. Segala contoh yang telah disetujui oleh Direksi harus diserahkan kepada
Direksi. Semua bahan yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan ‘fixtures’ (kran, pipa
drain, dan sebagainya)
2) KRAN
3) FLOOR DRAIN
4) Pada penyambungan dengan ”flanged” perlu dilengkapi dengan “ring type gasket”
untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.
5) Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian oleh
Owner/ Konsultan Pengawas. Semua “fixtures” yang terpasang di dinding harus
diusahakan tepat ditengah
BAB 5
PEKERJAAN ME
SEKSI 5.1
PEKERJAAN PLUMBING
Beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam kaitannya dengan perencanaan sistem plambing di
sini adalah :
Perancangan dari sistem plumbing dan penyediaan air bersih untuk bangunan ini di dasarkan atas
kriteria-kriteria sebagai berikut:
4) Tekanan sisa pada outlet tertinggi pada jaringan pipa distribusi kira-kira 8 psi
7) Distribusi air bersih pada umumnya dilakukan secara gravitasi, melalui pipa
tertutup dan di catu dari tangki atas
9) Kapasitas tangki atas 1,5 x Volume air yang diperlukan pada saat terjadi beban puncak
10) Penyediaan air untuk penanggulangan kebakaran selama 0,5 jam pengoperasian
pompa utama
Sumber utama penyediaan air bersih diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau
sumur dalam (Deep Well), yang ditampung dalam tangki air bawah tanah berkapasitas 100
m3 yang dilengkapi dengan meter air Gate Valve dan katup apung dengan bantuan pompa
Domestik.Pemindahan air dari tangki bawah tanah ke dalam tangki atas melalui pipa tertutup.
Tangki atas dilengkapi control muka air (Level Control) yang dipasang di tangki bawah tanah untuk
mematikan unit pompa agar tidak dapat bekerja bila muka air sudah mencapai batas ketinggian
minimum tertentu.
Tangki atas dilengkapi control muka air (batas atas dan batas bawah) sehingga pompa domestik
dapat mengisi tangki secara otomatis.Pendistribusian ke semua outlet dilakukan secara
gravitasi.Rangkaian sistem Plumbing dipasang katup kendali di setiap cabang utama (setiap
lantai) untuk memberi kemungkinan adanya pemeliharaan dan atau perbaikan pipa beserta
kelengkapannya tanpa mengganggu sistem utama penyediaan air bersih dan cabangnya pada
lantai-lantai yang lain.
Luas maksimal daerah layanan untuk 1 (satu) Kepala Sprinkler (Sprinkler Head) Light hazard
: 225 ft2 (20.9 m2)
Ordinary hazard : 130 ft2 (12.1 m2) Jarak maksimal antara Kepala Sprinkler Light hazard
: 15 ft2 (4.6 m2) Ordinary hazard : 15 ft2 (4.6 m2)
Jarak dari Sprinkler terhadap dinding tidak lebih dari angka-angka diatas
Sprinkler yang terpasang dalam bangunan beroperasi secara Full Outomatic mengikuti
standar dan kode yang dipakai dalam spesifikasi ini.
Setiap daerah dibagi dalam zoning dan dapat diawasi dan dimonitor dengan Flow Switch. Pada
lokasi tertentu harus disediakan fasilitas pengujian aliran pada sistem perpipahannya.
BAB 6
SEKSI 6.1
Pekerjaan ini meliputi Low Voltage Main Distribution Panel (LV-MDP), Sub
Distribution Panel (SDP), panel-panel daya (PP), dan panel-panel penerangan
(LP), termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem.
Pekerjaan ini meliputi kabel dari genset ke panel kontrol genset, kabel-kabel yang
digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus
termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem instalasi listrik.
Pekerjaan ini meliputi conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos
penyambung, doos pencabangan, elbow, flexible conduit, klem dan
peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem distribusi
listrik meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan
jelas di dalam gambar perencanaan.
6) Panel-panel Kontrol.
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini meliputi panel kontrol start-stop dan
monitor untuk peralatan AC, Pompa bahan bakar, Submersible Pump dan lain-lain
seperti yang tercantum di dalam gambar perencanaan atau buku spesifikasi teknis.
Tergantung pada pembagian lingkup pekerjaan kontrak, item pekerjaan ini dapat
dimasukan dalam pekerjaan elektrikal atau mekanikal.
7) Penyambungan sumber catu daya listrik PLN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama yang berasal dari
jaringan
Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis
sebagian kebutuhan daya di layani oleh sumber catu daya cadangan yang
berasal dari Diesel Generating Set.
Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau besi
plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish dengan
cat bakar warna abu-abu.
1. LVMDP,
dan bus bar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan.
Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal penyambung
yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tempat dalam arti kata pada
bagian panek dimana kabel incoming itu masuk dan kabel outgoing itu keluar dari panel.
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal
penyambung kabel harus diberi indikadi/label/sign plates mengenai nama beban atau
kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plastik atau
plat aluminium, kabel harus terpasang jelas dan tidak mudah lepas. Panel mempunyai
tutup bagian dalam dan pintu luar. Pintu bagian dalam dipasang dengan
menggunakan skrup. Pada pintu luar dipasang handle pintu dan kunci. Pada bagian atas
panel (dari abang atas sampai dengan 12 cm di bawah abang atas panel atau
disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu
indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagian terpisah dari pintu
panel dan diskrup ke pintu panel. Ukuran panel di dalam gambar perencanaan tidak
mengikat, dapat disesuaikan dengan ukuran komponen dan peralatan penunjang yang
dipilih serta standard pabrik pembuat. Pada pintu luar panel bagian dalam harus
digambarkan diagram sistem intalasi panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus
dilaminasi.
Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana
busbar pentanahan terpisah. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan
perak. galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang menempel pada busbar, seperti
sepatu kabel dan lain-lain. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas
penampang kabel) pada busbar harus menggunakan sepatu kabel. Pemasangan pada
MCB, MCCB, dan terminal untuk kabel dengan ukuran lebih besar dari 10 mm2 harus
menggunakan sepatu kabel. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan
dipegang oleh isalator dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force
akibat arus hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi.
3) Circuit Breaker :
Circuit Breaker yang digunakan dari jenis MCB dan MCCB. Beberapa MCCB (sesuai
gambar) dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan elektromagnetic overcurrent
release yang rating amperetrip-nya dapat diatur (adjustable) . Outgoing circuit breaker
dari Low Voltage Main Distribution Panel (LV-MDP) harus dilengkapi dengan proteksi
kehilangan arus satu phasa. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus
menggunakan Circuit Breaker yang rancang khusus untuk pengaman motor (Circuit
Breaker tipe M ). Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang
tercantum dalam gambar perencanaan. Semua Circuit Breaker harus dapat
diindentifikasi dengan jelas. Indentifikasi ini meliputi Breaking Capacity, rating
ampere serta Ampere Trip dari Circuit Breaker tersebut. Pemasangan MCB harus
menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan komponen-komponen
lain, seperti magnetic contactor, time switch dan lain-lain harus mengunakan
dudukan plat yang cukup kuat. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi
dan kokoh sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis. Jika di dalam gambar
perencanaan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus terpasang secara
lengkap. Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari
Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya.
Label itu harus terbuat dari Alumunium, label harus jelas dan tidak mudah lepas.
v) kWh meter
b) Volt meter dilengkapi dengan selector switch yang mempunyai mode 7 (tujuh) posisi :
d) Pengukuran arus yang besar menggunakan trafo arus yang dirancang khusus
untuk pengukuran. Rating trafo arus harus sesuai dengan rating Ampere meter yang
digunakan dan tahan menerima impact short circuit terbesar yang mungkin terjadi.
Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada
gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan konstruksi
baja dan harus diperkuat dengan mur baut atau dynabolt sehingga tidak akan berubah
posisi oleh gangguan mekanis. Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada
dinding tembok dengan lokasi sesuai gambar perencanaan. Pemasangan panel pada
dinding harus diperkuat dengan penahan dari besi siku dan baut tanam (anchor bolt)
sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis. Box panel dan semua material yang
bersipat konduktif yang berada disekitar panel listrik harus dihubungkan ke sistem
pembumian pengaman.
Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap dengan
keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut.Gambar skema
rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan ditempelkan pada pintu luar
panel bagian dalam.
1) Ketentuan Umum.
Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan
minimal harus sesuai dengan gambar perencanaan. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai
rated voltage sebesar 600 Volt / 1000 Volt. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian
rupa sehingga arus bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
Kabel-kabel yang digunakan adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi dan
lokasi pemasangannya seperti tabel dibawah ini :
Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas penampang, rating
tegangan kerja dan standard yang digunakan.
Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/ sign-plate yang terbuat dari aluminium
atau plastik mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama sumber yang
mencatu daya kabel/ beban tersebut.
2) Persyaratan Pemasangan.
Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL atau
peraturan-peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia. Kabel harus diatur dengan
rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan mekanis.
Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh
kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat kabel. Setiap ujung kabel-kabel daya utama harus dilengkapi dengan sepatu kabel
tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior
tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai.
Tidak diperbolehkan melakukan penyambungan kabel kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan atau jika panjang kabel yang diperlukan melebihi
panjang standart gulungan dari pabrik. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus
dilakukan didalam junction box atau metal doos sesuai dengan persyaratan.
Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh
melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
Sebelum dilakukan pemasangan / penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari
kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian
isolasi kabel tidak rusak.
ii) Kabel daya utama harus diperkuat dengan klem kabel atau tali kabel ke rak kabel pada
setiap jarak minimal 40 cm.
iii) Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit yang
dikuatkan dengan tali kabel ke rak kabel tiap jarak minimal 40 cm.
iv) Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di dalam kotak
sambung atau kotak cabang.
v) Kabel dari conduit ke fixture penerangan harus dilindungi dengan flexible conduit.
ii) Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam ) sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan
di klem pada setiap jarak 60 cm.
iii) Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan kawat ayam sehingga tersusun rapi
dan kokoh.
iv) Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi dengan flexible
conduit serta pertemuan antara conduit / sparing dengan flexible conduit harus dilakukan dengan
klem.
v) Jika pada panel listrik terdapat MCB spare maka jumlah conduit harus ditambah
minimal sebanyak jumlah MCB spare.
vi) Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi dengan flexible
conduit serta pertemuan antara conduit / sparing dengan flexible conduit harus dilakukan dengan
klem.
1) Outlet Daya.
Outlet Daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII dan SPLN atau
standard- standard lain yang outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik
pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus menggunakan metal doos
dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan lantai kecuali ditentukan oleh
Perencana Interior.
Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Perencanaan dan harus dikoordinasikan
dengan tata letak furnitures atau dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas.
2) Rigid Conduit.
Rigid Conduit yang dipasang secara exposed dan conduit-conduit yang ditanam di
dalam tembok atau beton (sparing-sparing) harus terbuat dari pipa PVC type high impact.
Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 cm kali dari
total diameter luar kabel yang dilindunginya dengan ukuran minimum sebesar 3/4".
Conduit untuk keperluan instalasi listrik (penerangan dan daya) menggunakan warna
hitam, sedangkan conduit instalasi arus lemah (fire alarm, tata suara, dll) menggunakan
warna putih. Conduit untuk masing-masing instalasi arus lemah dibedakan dengan
memberi tanda dengan cat pada tiap jarak 1 meter.
Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau mengganggu instalasi
utilitas lainnya.
Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar di perkirakan tidak mungkin lagi untuk di
laksanakan, maka kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan
tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan.
Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit
di atas plafond harus menggunakan metal doos dan diantara metal doos tersebut
dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan
cara klem.
Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel
berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk
kabel daya maupun untuk kabel lain.
Pada keadaan tertentu konsultan pengawas dapat meminta penambahan jumlah sparing
untuk conduit yang ditanam di dalam beton. Secara umum Penyedia Jasa harus
menambahkan minimal satu pipa sparing untuk sekelompok pipa sparing.
3) Flexible Conduit.
Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel instalasi penerangan dan daya :
a) Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing. b) Yang ke luar dari conduit ke
titik-titik lampu
Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total diameter
luar kabel yang di lindunginya.
Flexible conduit yang di gunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk menahan
gangguan- gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
4) Rak Kabel.
Rak kabel di gunakan untuk menyangga kabel-kabel daya, kabel-kabel instalasi daya
dan kabel-kabel instalasi penerangan.
Rak kabel tersebut terbuat dari besi siku dan besi plat dengan ukuran dan konstruksi
seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan.
Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang
terbuat dari batang besi diameter minimal 10 mm yang ujungnya diulir. Semua
bagian rak kabel dan penggantungnya harus dicat meni tahan karat dan dicat finish.
Penggantung rak kabel di pasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat
untuk menyangga rak kabel dan isinya serta harus tahan pula untuk menahan gangguan-
gangguan mekanis lainnya
SEKSI 6.3
SISTEM PENCAHAYAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian, dan
perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, meliputi :
2) Saklar
3) Kabel instalasi
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan pada gambar rencana, dan
memenuhi persaratan sbb :
1) Armatur lampu harus terbuat dari metal dan harus mempunyai terminal pentanahan.
2) Semua lampu fluorecent dan lampu discharge lainnya harus dilengkapi dengan Power
Factor orrection Capasitor yang cukup untuk mencapai power factor minimal 85 %.
3) Diffuser / reflektor lampu harus terbuat dari gelas, metal atau acrylic yang cukup kuat
terhadap kenaikan temperature dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
5) Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri. Box harus
mempunyai lobang ventilasi yang cukup.
6) Kabel-kabel dalam box harus diberi saluran atau klem tersendiri sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
7) Box terbuat dari pelat baja, tebal minimal 0,7 mm dicat dasar anti karat dan dicat
akhir dalam oven dengan warna putih.
8) Ballast yang digunakan harus dari jenis single lamp ballast (satu ballast untuk
satu tabung lampu fluorescent) dan harus dari satu merk.
9) Instalasi semua lampu (termasuk lampu pijar) harus dilengkapi juga dengan
pemasangan kabel pentanahan.
6.3.3 SAKLAR
Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN atau SII atau standard- standard lain
yang berlaku dan diakui di Indonesia.
Rating arus : 10 A
Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard
produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 140 cm dari permukaan lantai.
Pemasangan saklar harus menggunakan metal doos.
Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar Perencanaan dan di koordinasikan dengan
Persyaratan kabel instalasi penerangan mengikuti persyaratan yang disebutkan pada Sub Bab
Kabel Tegangan Rendah.
Kotak dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm. Kotak harus mempunyai
terminal pentanahan. Saklar terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan
baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.sambungan
kabel harus dibuat dengan baik menggunakan konus penyambungan (las
dop)plastik atau konektor lain yang disetujui konsultan pengawas. Sambungan kabel
hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (junction box). Didalam pipa
conduit tidak boleh terdapat sambungan kabel.
BAB 7
Blok beton (paving block) pracetak untuk trotoar dan median harus setebal 60 mm dengan
derajat mutu perkerasan yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat diperoleh secara lokal dan menurut
suatu pola yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Blok beton tersebut minimum harus
dibuat dari beton K200
Pasir yang digunakan untuk meratakan elevasi permukaan yang akan dipasang blok beton dan
Uditch pracetak dan untuk membentuk landasan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini.
Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Pada umumnya blok beton harus dipasang di atas landasan pasir dengan tebal gembur
sekitar 60 – 70 mm dan dipadatkan dengan menggunakan sebuah mesin penggetar
(berbentuk) pelat yang menyebabkan pasir dapat memasuki celah-celah di antara blok
beton sehingga membantu proses saling mengunci (interlocking) dan pemadatan.
Percobaan pemadatan harus dilakukan dengan berbagai ketebalan gembur pasir,
sebelum pekerjaan pemadatan ini dimulai, untuk menentukan ketebalan gembur yang
diperlukan dalam mencapai ketebalan padat 50 mm. Perkerasan blok beton tidak boleh
diisi dengan adukan semen.
b) Penyelesaian Akhir
Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata
tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan rata-rata
lebih dari 6 mm, yang diukur dengan mistar lurus 3 m pada setiap titik di atas permukaan
blok beton tersebut. Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adanya adukan atau
bahan lainnya yang menodai atau mencoreng permukaan yang telah selesai dikerjakan.
Perkerasan blok beton harus mempunyai lereng melintang minimum 4%.
c) Pemotongan Blok Beton
Blok beton harus dipotong dengan mesin potong (cutter machine) untuk menye-suaikan
penghalang berbentuk bulat seperti tiang atau pohon, antara kerb dan tepi blok beton, dan
sebagainya.
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk
dan kedalaman yang diperlukan, dan landasan Uditch ini harus dipadatkan sampai
suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus
dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan sampai
merata. Semua pekerjaan ini harus sesuai dengan semua ketentuan yang disyaratkan
dalam Seksi 3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini.
b) Pemasangan
Uditch harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Setiap Uditch yang akan dipasang pada suatu
c) Sambungan
Unit-unit Udich dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sam-bungan yang
serapat mungkin.
d) Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit
Uditch telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
maka setiap lubang galian yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui sesuai Gambar Rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Bahan ini
harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi
ketebalan 5 cm. Semua celah di antara Uditch baru dan tepi perkerasan yang ada harus
diisi kembali dengan jenis campuran beton yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
kecuali dalam Gambar telah ditunjukkan dengan jelas bahwa pengisian kembali ini
tidak diperlukan.
a) Kuantitas yang diukur haruslah jumlah aktual yang disediakan dan dipasang sesuai
dengan Gambar dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
ii) Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen
Uditch pracetak per jenis yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan
disetujui. Unit-unit tertentu yang memakai ukuran non standar akan diukur menurut
jumlahnya.
iii) uditch pracetak baik yang baru dipasang maupun yang disusun kembali, akan diukur
sesuai masing-masing yang diukur dalam meter panjang sepanjang bagian muka dari
puncak uditch kecuali uditch jenis bukaan (dengan lubang – lubang drainase) dan
uditch jenis pelandaian, pengukuran dilakukan dalam satuan buah yang telah
terpasang dalam pembuatan Uditch.
iv) Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara kerb pemisah jalan (concrete
barrier) dan kerb tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan kewajiban
Penyedia Jasa berdasarkan pasal ini.
d) Kuantitas yang diukur untuk perkerasan blok beton haruslah luas perkerasan blok
beton baru dalam meter persegi, lengkap terpasang di tempat dan diterima, dan
kuantitas landasan pasir aktual digunakan dihitung dengan menggunakan cara yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran terpisah yang dilakukan untuk
pembongkaran ubin lama atau blok beton lama yang rusak atau untuk melaksanakan
penggetaran pada pemasangan blok beton.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus dibayar dengan harga satuan Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
diberikan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan semua bahan, pekerja, peralatan,
perkakas dan keperluan biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
yang mememenuhi ketentuan sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini.
udich Pracetak
7.3.2 BAHAN
a) Lingkup Pekerjaan
(i) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
(ii) Meliputi pekerjaan railing carbon steel yang dilakukan untuk seluruh detail railing
sesuai dengan yang disebutkan dalam detail Gambar dan mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
b) Mutu Bahan
(i) Railing : Bahan pipa carbon steel, dengan ketebalan minimal 3 mm untuk ukuran
diameter 3” dan tebal minimum 2 mm untuk ukuran 1½” lengkap dengan rosette serta
sesuai Gambar.
(iii) Pengelasan sambungan pipa carbon steel dan atau galvanis harus baik dan rata serta
memenuhi persyaratan ASTM A53 type E atau Type S.
(iv) Bahan yang digunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(v) Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis- operatif
sebagai informasi bagi Direksi Pekerjaan.
(vii) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Pekerjaan.
(ix) Seluruh peraturan yang diperlukan harus disediakan Penyedia Jasa di lapangan. c)
Syarat-syarat Pelaksanaan
(i) Bila dianggap perlu, Penyedia Jasa wajib mengadakan pengujian terhadap bahan- bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Direksi Pekerjaan, baik mengenai komposisi,
konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya. Untuk ini Penyedia
Jasa/Supplier harus menunjukkan surat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk
tersebut sebelum memulai pekerjaan.
(ii) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada saat
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Direksi Pekerjaan atas
tanggungan Penyedia Jasa tanpa biaya tambahan.
(iii) Bila Direksi Pekerjaan memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi
maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan
tersebut adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
(ii) Meliputi pekerjaan railing galvanized yang dilakukan untuk seluruh detail railing
sesuai dengan yang disebutkan dalam detail Gambar dan mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
b) Persyaratan Bahan
(i) Railing : Bahan pipa galvanised, handle ukuran diameter 3” dan 1 ½” lengkap
dengan rosette serta sesuai Gambar.
(iii) Pengelasan sambungan pipa galvanisasi harus baik dan rata serta memenuhi
persyaratan ASTM A53 type E type S.
(iv) Pada area sambungan pipa galvanized steel dengan beton dipasang sealant ex
(v) Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contoHuntuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
(vi) Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-
operatif sebagai informasi bagi Direksi Pekerjaan.
(vii) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Pekerjaan.
(ix) Seluruh peraturan yang diperlukan supaya disediakan Penyedia Jasa di lapangan. (c)
Syarat-syarat Pelaksanaan
(i) Bila dianggap perlu, Penyedia Jasa wajib mengadakan pengujian terhadap bahan- bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Direksi Pekerjaan, baik mengenai komposisi,
konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya. Untuk ini Penyedia
Jasa/Supplier harus menunjukkan surat rekomendasi, dari lembaga resmi yang
ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
(ii) Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengejaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Direksi Pekerjaan atas tanggungan Penyedia
Jasa tanpa biaya tambahan.
(ii) Bila Direksi Pekerjaan memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi
maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang komponen pagar pemisah
pedestrian/railing logam yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Unit-unit tertentu yang memakai ukuran non-standar
akan diukur menurut panjangnya.
2) Dasar Pembayaran
kerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak
untuk Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan bahan, pengukuran, pemotongan, perakitan, pengelasan
dan pemasangan pagar pada tempat dan posisi sesuai dengan Gambar, pemakaian
serta penempatan semua material, termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal ini.
BAB 8
1 Umum
a.berdasarkan jenis bahan konstruksi, yaitu:
1)Paranet dengan bahan konstruksi logam
2)Paranet dengan bahan konstruksi non-logam (kayu atau bambu)
Type Monofilamen
TEKNIS PENGERJAAN
Benang AgroPro terbuat dari Prime Grade Polyethylene (PE) yaitu Polyethylene yang baru dan
belum didaur ulang, sehingga memiliki tensile strength dan ketahanan yang tinggi. Bahan dasar PE
dicampur dengan bahan anti UV pada saat proses pembuatan benang, yang dicampur dengan anti
oksidan. Dengan demikian, AgroPro mengandung materi pelindung yang tidak akan luntur meski
terkena sinar matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Selain melindungi tanaman, bahan
Anti UV dan Anti Oksidan juga memperpanjang umur pakai dan daya tahan AgroPro. Bahan dasar
benang AgroPro di campur dengan bahan anti UV pada saat proses pembuatan benang, yang
dipadukan dengan anti oksidan. Dengan demikian, AgroPro mengandung materi pelindung yang
tidak akan luntur meski terkena sinar matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Bukan
hanya melindungi tanaman, anti UV dan anti oksidan juga memperpanjang umur daya tahan lama
AgroPro. Net AgroPro dirajut dengan mesin berteknologi Jerman. Benang net dan monofilament
saling terikat satu dengan lainnya dengan kuat sehingga ukuran mesh tidak akan berubah
sekalipun net mengalami gesekan. Dengan demikian, net AgroPro senantiasa anti hama dan
serangga, dan lebih tahan lama dibandingkan net merk lain yang dibuat dengan sistem tenun,
AgroPro terbuat dari benang monofilamen dan benang pipih (flat). Dengan serat tunggal, AgroPro
lebih kuat, tahan lama, dan tidak mudah putus. Bahan berserat tunggal juga tidak menyerap air
sehingga tidak menjadi berat saat terkena hujan. AgroPro di desain supaya mudah dijahit ke
berbagai macam ukuran dan bentuk seperti yang anda ingginkan (custom). Dan untuk
kenyamanan, pinggiran khusus dapat ditambahkan sesuai permintaan untuk memudahkan
pemakaian di Lapangan. Disediakan benang jahit dengan anti UV untuk membantu pemasangan
kerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk
Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan bahan, pengukuran, pemotongan, perakitan, pemasangan Penutup Paranet pada
tempat dan posisi sesuai dengan Gambar, pemakaian serta penempatan semua material,
termasuk peralatan dan kebutuhan insidental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal ini.
BAB 9
PEKERJAAN JALAN
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan peningkatan jalan dengan menggunakan cor beton.
Beton yang disyaratkan disini adalah beton K-250 (f’c 22 MPa) sesuai dengan
rencana teknis.
Waktu penyelesaian proyek 160 hari Kalender. Dan denda atas keterlambatan pekerja
seperti ditunjukkan dalan pasal Syarat-syarat Umum Kontrak.
1.3. Laporan
a. Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini.
Pihak kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di direksi keet ( kantor di
lokasi proyek ). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan kontraktor.
Selain tersebut diatas, pemilik proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan :
a. Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti dalam Syarat-
syarat Umum Kontrak, dan
b. Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang tidak terdapat dalam
kontrak.
Pihak kontraktor wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas.
Kontraktor harus mengecek semua gambar-gambar dari Direksi dengan cermat dan
memberitahu Direksi tentang suatu kesalahan atau kekurangan yang ditemui.
Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenan
dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada gambar-gambar terinci tersebut,
kecuali jika Direksi telah memberikan perintah perubahan.
Gambar-gambar tersebut harus dipajang pada papan gambar dibedeng kerja dan
kantor lapangan untuk memudahkan pengecekan dari Pihak Direksi.
Lokasi dari kantor lapangan harus berada di sekitar proyek yang disetujui Direksi.
Pada bagian tertentu kantor tersebut bisa difungsikan sebagai gudang bahan seperti
semen dan peralatan kerja, asalkan memenuhi persyaratan sebagai gudang semen
dan tidak mengganggu kantor kerja lapangan. Bangunan, perabot dan peralatan
harus disediakan dalam 45 dari hari saat menerima Surat Persetujuan. Kontraktor
harus memiliki semua biaya seperti sewa yang ditimbulkan oleh Direksi karena
kegagalan Kontraktor menyediakan kantor lapangan beserta perlengkapannya.
Perabot dan peralatan harus disediakan dalam keadaan memadai dan disetujui oleh
Direksi sebelum dipasang. Standar dari perabot dan peralatan harus dari yang
berkualitas baikyang tersedia di Indonesia.
Kontraktor harus bertanggungjawab sendiri untuk penyediaan air minum serta listrik
untuk penerangan dan tenaga listrik selama 24 jam per hari untuk bangunan
tersebut. Kontraktor harus membayar semua biaya dan ongkos-ongkos lain yang
berkaitan dengan hal tersebut.
Semua biaya untuk fasilitas-fasilitas tersebut dijelaskan dalam sub artikel ini harus
ditanggung joleh kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam butir Lump Sum
dalam daftar Pengajuan Biaya.
Diakhir periode pemeliharaan atau pada waktu yang lebih dini sebagaimana dapat
diatur oleh Direksi, semua bangunan, gudang, pagar, bahan-bahan sisa tanah galian
dan apa-apa yang dibangun atau ditempatkan oleh Kontraktor dan tidak
merupakan bagian dari pekerjaan permanen harus dipindahkan oleh Kontraktor bila
tidak diperlukan lagi sebelum pengeluaran Sertifikat Pemeliharaan. Areal yang
bersangkutan harus dibersihkan dan diratakan karena diperlukan dalam rangka
memperoleh persetujuan Pemberi Proyek.
1.13. Keamanan
Kecuali tidak dirincikan, semua material dan hasil kerja akan disesuaikan dengan
ketentuan / persyaratan Standar Indonesia yang relevan dan yang mulai berlaku 30
hari sebelum tanggal pertama yang ditetapkan untuk penyerahan penawaran. Standar
Indonesia bisa diganti dengan spesifikasi Standar Internasional lainnya yang sama,
asalkan medapatkan persetujuan dari Direksi yang bersangkutan.
Semua ukuran pada gambar dan kuantitas dalam volume pekerjaan dan jadwal
pekerjaan harus dalam Sistem Nasional kecuali ditentukan lain.
Foto – foto yang melihatkan kemajuan pekerjaan, ciri – ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal – hal yang menarik perhatian sehubungan dengan pekerjaan atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
Foto – foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga pengulangan serta pada posisi
yang sama untuk masing – masing kejadian.
Ukuran dari foto – foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 X 90 mm dan enam
lembar hasil cetakan foto ( dialbumkan ), dengan membubuhkan nomor seri, tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada direksi.
Semua klise / negatif filmnya harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi pemberi proyek. Biaya foto – foto tersebut seperti
ditentukan harus ditanggung oleh kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam
butir Lump Sum yang disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
Tidak ada pekerjaan penting yang boleh dilaksanakan tanpa adanya persetujuan
dari Direksi atau tanpa pemberitahuan selengkapnya secara tertulis yang
disampaikan kepada Direksi dan memberikan cukup waktu sebelum pekerjaan dimulai
untuk memungkinkan Direksi mempersiapkan pengaturan yang perlu untuk
melakukan pemeriksaan.
1.18. Perlindungan Pekerjaan Dari Cuaca
Kontraktor dengan biaya sendiri harus dengan cermat melindungi semua pekerjaan
dan bahan-bahan yang dapat rusak atau terpengaruh oleh cuaca. Seandainya suatu
pekerjaan menjadi rusak atau terpengaruh oleh kondisi cuaca, pekerjaan harus
diperbaiki atau diganti dan penggantian pekerjaan tersebut atas biaya Kontraktor,
sampai pekerjaan tersebut memenuhi syarat.
Kontraktor harus sepenuhnya mengenal kegiatan dari pihak lain tersebut sampai ke
suatu tingkat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya sendiri. Dapat
dimengerti bahwa pihak pemberi pekerjaan tidak harus menerima atau meberi
penggantian atas suatu tuntutan atau permintaan dari Kontraktor untuk
pembayaran tambahan atau keterlambatan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak lain.
Setiap alternatif yang mungkin telah diusulkan Kontraktor dalam berkas dokumen
perjanjian, atau setelah itu selama berrlangsungnya kontrak dan yang telah disetujui
oleh pihak pemberi pekerjaan atau Direksi, tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor baik mengenai rencana atau metode yang memuaskan maupun
mengenai Pembangunan serta lamanya.
Jika menurut pendapat Direksi suatu alternatif yang disetujui tidak memuaskan
dalam suatu hal, Direksi berhak menarik persetujuan dan Kontraktor setelah itu
harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut sebagaimana ditentukan semula.
Kontraktor harus membuat daftar peralatan yang akan digunakan dalam survey dan
peralatan harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan
survey dilaksanakan. Peralatan ukur mekanis yang akan digunakan harus dalam
kondisi dan kinerja yang baik dan telah dikalibrasi oleh pihak yang berkompeten.
Sertifikat kalibrasi alat harus disertakan dalam daftar peralatan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan peralatan survey
topografis (theodolite), alat pengukur panjang dan lain-lain yang diperlukan.
Fasilitas pengujian semua material dapat disewa oleh Kontraktor dari instansi lain
sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Untuk keperluan pekerjaan kontraktor harus menyediakan sendiri listrik untuk bekerja
maupun penerangan. Kebutuhan air kerja yang memenuhi syarat PBI juga harus
dipenuhi oleh kontraktor.
10.1.1 PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN BAHAN
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton
semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis
pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk
sebagai lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping".
Standar Rujukan :
2.2 Semen
a. Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan
AASHTO M 85.
b. Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis
merk semen portland tertentu yang harus digunakan di proyek.
1.3 Air
Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan
dalam Tabel 2.1. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat
tidak ditolak asalkan Kontraktor dapat menunjukkan bahwa persyaratan yang dirinci,
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan
keras yang diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring dan
mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai.
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal
125 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air
sepenuhnya waktu beton dicor.
Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan
beton bertulang yang menerus.
Persyaratan tanah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan persyaratan tanah
dasar untuk perkerasan lentur, baik mengenai daya dukung, kepadatan maupun
kerataannya.Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean
concrete (beton kurus), atau bahan berbutir yang bisa berupa agregat atau lapisan
pasir (sand bedding)
Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliputi
berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya
pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu,
menambahkan air dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan
alinyemen dan potongan melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
Pembentukan permukaan secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari
segi jumlah beton yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Bila digunakan metode dengan acuan tetap (fixed form) dianjurkan agar lapis
pondasi bawah dibuat paling sedikit 30 cm lebih lebar dari pada lebar plat beton
yang akan dicor, pada masing-masing sisi memanjang hamparan, yang akan
berguna sebagai landasan acuan tetap. Bila digunakan metode dengan acuan
gelincir (slip form) hal tersebut tidak diperlukan, karena biasanya alat penghampar
sudah dilengkapi peralatan otomatis untuk mengatur ketinggian penghamparan
sesuai dengan yang direncanakan (string control).
Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas pada Segmen 1 dan Segmen 4
sesuai gambar rencana.. Bagian-bagian, yang rendah harus diisi dan dipadatkan sesuai
dengan persyaratan kepadatan. Bila alat pengupas dilengkapi dengan sistem
pengatur ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat langsung dioperasikan di
atas permukaan yang akan dibentuk.
Permukaan lapisan yang akan dicor beton harus senantiasa bebas dari benda-
benda asing, sisa-sisa beton, dan kotoran-kotoran lainnya.
Membran kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap air setebal
125 micron yang berguna agar air semen dari plat beton yang dicor tidak meresap
ke dalam lapisan di bawahnya, dan juga untuk mencegah adanya ikatan antara plat
beton dengan lapis pondasi bawah yang akan mengakibatkan terjadinya retak- retak
pada plat beton setelah terjadinya penyusutan pada waktu pengerasan beton.
Membran kedap air tersebut dipasang di atas permukaan lapis pondasi bawah yang
telah siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang overlap, dengan lebar
tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan
30 cm pada arah memanjang. Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara
hati-hati untuk mencegah sobeknya lembar-lembar tersebut, dan harus dipaku ke
permukaan lapis pondasi bawah agar tidak mudah tergulung akibat tiupan angin.
Acuan (bekisting / form) yang digunakan harus cukup kuat untuk menahan beban-
beban selama pelaksanaan. Kekuatan acuan yang terbuat dari baja lurus, harus
diuji, dan harus memenuhi persyaratan bahwa acuan harus tidak melendut lebih
besar dari 6,4 mm (1/4 inch) bila diuji sebagai balok biasa dengan bentang 3 m
(10 ft) dan beban yang sama dengan berat mesin penghampar atau peralatan
pelaksanaan lainnya yang mungkin akan bergerak di atasnya.
Tebal baja yang biasanya digunakan adalah 6,4 mm (1/4 inch) dan 8 mm (5/16 inch).
Bila acuan harus mendukung alat penghampar beton yang berat, ketebalannya
tidak boleh kurang dari 8 mm (5/16 inch). Dianjurkan agar acuan mempunyai tinggi
yang sama dengan tebal rencana pelat beton dan lebar dasar acuan sama dengan
0,75 kali tebal pelat beton tapi kurang dari 200 mm (8 inch).
Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga cukup kokoh, tidak melentur atau
turun akibat tumbukan dan getaran alat penghampar dan alat pemadat. Lebar flens
penguat yang dipasang pada dasar acuan harus menonjol keluar dari acuan tidak
kurang dari 2/3 tinggi acuan.
Dalam pemeriksaan kelurusan dan kerataan acuan variasi kerataan bidang atas acuan
tidak boleh lebih dari 0,32 cm (1/8 inch) untuk setiap 3 m (10 ft) panjang dan
kerataan bidang dalam acuan tidak boleh lebih dari 0,64 cm (1/4 inch) untuk setiap
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif kecil, yang bersifat padat karya, maka acuan
dari kayu dapat digunakan, untuk alat perata dapat menggunakan vibrator perata
biasa (besi profil yang dilengkapi mesin penggetar dan ditarik tenaga manusia).
Kayu untuk keperluan ini dibuat dari kayu yang cukup kuat dengan baja siku dipasang
di atasnya, dengan angkur pemegang setiap 0,5 meter.
Pemasangan acuan baja maupun kayu pada prinsipnya harus mengikuti ketentuan-
ketentuan di bawah ini.
Pondasi acuan harus dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan
ketinggian jalan yang bersangkutan sehingga acuan yang dipasang dapat disangga
secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak pada elevasi yang benar.
Pembuatan galian untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, sebaiknva
dilakukan, dengan cara mengupas / mengeruk. Bekas galian di kiri dan kanan
pondasi acuan, harus diisi dan dipadatkan kembali. Alinyemen acuan baru harus
diperiksa dan bila perlu diperbaiki memanjang penghamparan beton.
Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil,
acuan harus disetel kembali. Acuan harus dipasang cukup jauh di depan tempat
penghamparan beton sehingga memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan
tanpa mengganggu kelancaran penghamparan beton.
Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah
pada kedua sisi luar dan dalam harus dipadatkan dengan baik menggunakan alat
pemadat mesin atau manual. Acuan harus disangga pada tempatnya, paling sedikit
setiap 3 m (10 ft).
Acuan harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah penghamparan
beton. Setelah acuan dibongkar, permukaan beton yang terbuka harus segera
dirawat.
PEMBUATAN BETON
a. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
"slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 5.3, bila pengambilan
contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-19 90 (AASHTO T22),
Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-
1991 (AASHTO T141).
Tabel 5.3. Dengan menggunakan cara pengujian "the third point" kuat
lentur
25 0,45 370
K400
37 0,45 315
25 0,45 335
K350
37 0,45 300
25 0,45 320
K300
37 0,50 290
25 0,50 310
K250
K175 - 0,57 300
K125 - 0,60 250
Tabel 3.2.: Ketentuan sifat campuran
Catatan : bila menggunakan concrete pump, slump bisa berkisar antara 75 ± 25m
f. Pekerjaan dapat pula dihentikan dan atau memerintahkan Kontraktor mengambil
tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian
kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus segera
menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan.
g. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, perlu analisis teknis.
Bila pengujian dilakukan pada silinder 15x30 cm, kekuatan tekan karakteristik harus
sebesar 22 MPa kg/cm2 pada umur 28 hari. Sedangkan untuk Lean Concrete
sebagai lapis pondasi harus memiliki kekuatan tekan karakteristik 5,5 MPa.
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apa pun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air / semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau
cara lain tidak diperkenankan. Bahan tambah (aditiv) untuk meningkatkan sifat
kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui.
b. Penyesuaian kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan.
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh diiakukan tanpa
mendapat persetujuan terlebih dahulu.
2.12 Penakaran agregat
a. Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen
yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau pembulatan dari jumlah zak
semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b. Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam
kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan,
dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat
penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk
menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
2.13 Pencampuran
a. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin campuran yang merata dari seluruh
bahan.
b. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c. Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk
mesin berkapasitas 3/4m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih
besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
1. Peralatan Pengecoran
Peralatan pengecoran harus mampu mengalirkan adukan beton dari mesin pengaduk
atau alat pengangkut campuran beton dan menuangkannya ke setiap tempat tanpa
terjadi pemisahan butir (segregasi) dan tanpa merusak permukaan yang dihampar.
Pada pekerjaan besar, pengecoran seringkali menuntut penggunaan ulir (screw), ban
berjalan (belt), atau wadah (hopper) sebagai alat penghampar adukan.
Peralatan ini biasanya beroperasi dari bahu jalan atau dari jalur sebelahnya dari jalur
yang sedang dikerjakan, dan menuangkan campuran beton ke seluruh lebar
permukaan yang telah dibentuk. Apabila pengecoran dilakukan dengan mesin pengaduk
berjalan (truck mixer), dan untuk menuangkan adukan hanya tersedia talang (chute),
maka disarankan dilakukan penghamparan jalur sesaat (lane at a time). Beton tanpa
tulangan bisa juga dilaksanakan dengan menuangkan campuran beton di atas
permukaan di depan mesin penghampar dengan mengggunakan dump truck.
2. Keadaan Khusus
Apabila lebar penghamparan tidak sama (misal pada jalan masuk / ramp,
persimpangan), maka metoda pengecoran yang biasa tidak selalu dapat diterapkan.
Untuk keadaan demikian, perlu diperhatikan agar untuk mencapai kedudukan akhir,
campuran beton jangan dituang secara sembarangan dengan didorong atau
digetarkan. Pengecoran secara manual mungkin perlu dilakukan, untuk menghindarkan
pemisahan butir.
2.15 Penghamparan
P e r a l a ta n
Pada pekerjan besar, biasanya harus disediakan baik penghampar jenis dayung
(paddle) atau ulir (auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan ulir
(auger), kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin
penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar (spreader) merupakan bagian yang
sudah melekat (built- in). Untuk mengurangi pemisahan butir, semua peralatan harus
dioperasikan secara seksama.
Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain dengan peralatan manual.
Dalam hal apa pun, beton harus dihampar dengan ketebalan yang cukup untuk
pemadatan dan penyelesaian akhir.
Apabila tulangan terdiri dari anyaman dan harus diletakkan secara manual, maka
beton di bawah anyaman harus dihampar terlebih dahulu tersendiri (struck-off),
kemudian anyaman diletakkan dan selanjutnya lapisan berikutnya dihampar.
Pada pekerjaan besar, kadang-kadang digunakan dua buah mesin penghampar. Apabila
Percobaan Penghamparan
Setelah percobaan pertama disetujui, maka percobaan sepanjang minimum 150 m tapi
tidak lebih dari 300 m harus dilakukan di daerah kerja permanen. Percobaan ini
harus menunjukkan seluruh aspek pekerjaan dan harus mencakup setiap tipe
sambungan yang digunakan dalam pekerjaan.
Pemadatan pada sambungan dan tepi-tepi, penekanan, pemadatan secara tumbuk, dan
pemadatan secara getar, sampai tingkat tertentu cukup efektif, tapi tidak secara
otomatis menjamin kepadatan beton. Mesin getar (vibrator), baik jenis internal
maupun jenis permukaan dapat memberikan hasil yang baik.
Sekitar ruji dan kedudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut atau sekitar pembuangan
air (drains), dan pada pelat-pelat tidak beraturan pada jalan masuk / ramps dan
persimpangan, diperlukan ketelitian khusus untuk menjamin kepadatan yang baik.
Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar
atau perlengkapan berputar, harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga
memiliki elevasi, dimensi, kerataan dan kehalusan yang disyaratkan; dan kemudian
harus memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu kombinasi vibrasi
dan penumbukan mekanis.
Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus
membentangi seluruh lebar pelat yang bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari
170 kg/m. Batang ini harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya harus
dikontrol berdasarkan tinggi rata-rata dari sekurang-kurangnya 4 titik yang
ditempatkan secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya 3,5 meter dari
rel penunjang, balok, atau pelat, pada setiap sisi dari pelat beton yang sedang
diperkeras.
Bilamana perkerasan jalan beton dibangun dengan lebih dari satu lintasan
menggunakan mesin dengan roda-roda ber-flens, maka pelat-pelat yang berdampingan
berikutnya harus dibangun dengan menyangga mesin tersebut pada rel-rel yang
beralas rata yang berbobot tidak kurang dari 15 kg/m, diletakkan di atas beton yang
telah diselesaikan untuk menunjang roda-roda ber-flens, atau menggantikan roda-roda
ber-flens tersebut pada satu sisi mesin dengan roda-roda tanpa flens bertapal karet.
Rel (track) bertapal karet, yang dapat berjalan di atas permukaan beton yang telah
diselesaikan juga dapat diterima. Bilamana digunakan roda-roda tanpa flens atau rel
bertapal karet, maka permukaan pelat beton yang dilewati harus segera dibersihkan
dan disikat secara seksama di depan mesin untuk membersihkan semua lumpur dan
serpihan pasir / kerikil. Roda-roda tanpa flens harus berjalan cukup jauh dari tepi
pelat untuk menghindari kerusakan pada pinggiran pelat yang bersangkutan.
3.Pemadatan dan Penyelesaian dengan Balok Vibrasi Terkendali
Bilamana pelat-pelat berukuran kecil atau tidak beraturan, atau bila tempat kerja yang
bersangkutan sedemikian terbatas sehingga menyebabkan penggunaan cara- cara yang
diuraikan di atas menjadi tidak praktis, maka beton dapat dicor dan diratakan secara
manual tanpa pra-pemadatan atau segregasi; dan dipadatkan dengan cara berikut ini.
Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrasi harus dicetak sedemikian sehingga
permukaan setelah semua udara yang terkandung dikeluarkan dengan penggetaran
berada sama dengan permukaan acuan-acuan sisi. Beton tersebut harus dipadatkan
dengan menggunakan sebuah balok penggetar / pemadat dari kayu bertapal baja
berukuran tidak kurang dari lebar 75 mm dan tebal 225 mm, dengan suatu masukan
energi tidak kurang dari pada 250 watt per meter lebar pelat. Balok penggetar
tersebut diangkat dan digerakkan maju ke muka dengan sedikit demi sedikit, tidak
melebihi ukuran lebar balok tersebut.
Sebagai alternatif, suatu alat pemadat yang terdiri dari balok kembar bervibrasi
dengan kekuatan tenaga yang setara. ekivalen dapat digunakan.
Bila tebal lapisan beton yang dipadatkan melebihi 200 mm, maka diperlukan
tambahan vibrasi dengan menggunakan vibrator jenis tabung celup (immersed tube)
secukupnya yang diberikan meliputi seluruh lebar pelat, untuk menghasilkan
pemadatan sepenuhnya. Setelah setiap 1,5 m panjang pelat selesai dipadatkan,
kegiatan di atas harus diulang dengan menarik kembali balok vibrasi 1,5 m, kemudian
perlahan -lahan didorong maju sambil melakukan penggetaran di atas permukaan yang
telah dipadatkan untuk memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
Berbagai jenis pola tekstur kasar dapat diterapkan pada permukaan beton. Pada
suatu pekerjaan, mungkin diperlukan tekstur yang berbeda.
Tekstur yang kasar dapat diciptakan pada perkerasan beton dengan menerapkan
satu atau lebih metode sebagai berikut: menarik lembar goni atau kain burlap (micro
texturing), menyikat permukaan, menggores dengan sisir kawat (macro texturing),
atau metode lainnya.
Setelah ditempa dan dikonsolidasikan, beton harus diperhalus lagi dengan bantuan
alat- alat lepa, dengan salah satu metoda berikut:
Metode manual
Untuk ini dapat digunakan pelepa longitudinal dengan panjang tidak kurang dari
350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku agar tidak
melentur atau melengkung. Pelepa longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang
dipasang merentangi kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti
gerakan mengergaji, sementara pelepa selalu sejajar dengan garis sumbu jalan
(centre line), dan bergerak berangsur-angsur dari satu sisi perkerasan ke sisi lain.
Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus berangsur-angsur dengan
pergeseran tidak lebih dari setengah panjang pelepa. Kelebihan air atau cairan harus
dibuang.
Metode Mekanis
Pelepa mekanis harus jenis yang disetujui dan dalam keadaan dapat dioperasikan
dengan baik. Pelepa harus disesuaikan dengan bentuk permukaan jalan yang
dikehendaki dan dengan mesin finishing melintang (transverse finishing machine).
Juga dapat digunakan mesin yang mempunyai pelepa pemotong dan pelepa
penghalus yang dipasang dan dikendalikan melalui rangka yang kaku. Rangka ini
dijalankan dengan alat beroda 4 atau lebih, yang bertumpu pada acuan samping.
Bila perlu setelah pelepaan dengan salah satu metode di atas, untuk menutup dan
menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton dapat digunakan pelepa dengan
batang pegangan yang panjang (bertangkai), dengan papan panjang tidak kurang dari
1,50 m dan lebar 150 mm. Pelepa ini tidak boleh digunakan pada seluruh
permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap salah satu metode pelepaan di
atas. Bila penempaan dan pemadatan dikerjakan tangan dan bentuk permukaan jalan
tidak memungkinkan digunakannya pelepa longitudinal, pelepaan permukaan dilakukan
secara melintang dengan pelepa bertangkai.
Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada dipermukaan harus dibuang dari
permukaan jalan dengan mal datar sepanjang 3 m atau lebih. Setiap geseran harus
dilintasi lagi dengan ukuran setengah panjang mal datar.
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek,
bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa,
dikonsolidasi dan di finishing lagi. Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan
di-finishing
dan
dibetuikan sampai tak ada lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan
beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.
Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straight edge) tidak boleh
melebihi toleransi yang ditentukan.
Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing)
dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu
(centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang
atau memanjang jalan. Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat
selebar tidak kurang dari 45 cm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru
adalah 10 cm dengan masing - masing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri
dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang- seling sehingga jarak masing-masing
pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya
sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata- rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm.
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight
edge)
3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5
mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda
yang telah disetujui sampai bila diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila
penyimpangan dari penampang melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan
jalan harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur
yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton
dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
Dalam hal apa pun, peralatan pengangkut adukan atau mesin pengaduk di lapangan,
truk pengangkut adukan hanya diijinkan lewat di atas jalur yang baru selesai, setelah
perkerasan dirawat paling sedikit 14 hari dan beton telah mencapai kekuatan (flexural
strength) 70 % dari yang diisyaratkan. Sambungan melintang dan memanjang harus
ditutup atau dilindungi dengan cara lain sebelum lalu-lintas pelaksanaan diijinkan lewat.
Semua tepi pelat harus dilindungi dari kerusakan.
Perkerasan yang dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran
beton atau bahan lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus
dicegah masuk dengan memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton
berumur paling sedikit 14 hari atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh
kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup.
Setiap perkerasan yang rusak akibat lalu-lintas / peralatan pelaksanaan atau kareha hal
lainnya sebelum penerimaan hasil pekerjaan, harus diperbaiki atau diganti dengan
metoda yang telah teruji.
Satu atau lebih pengujian "slump", harus dilaksanakan pada setiap takaran beton
yang dihasilkan.
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari 1 pengujian kuat tekan untuk setiap
60 m3 beton yang dicor. Setiap pengujian harus termasuk 3 contoh yang
identik untuk diuji pada umur 3, 7 dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor
dalam satu hari memberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh- contoh
harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara acak. Contoh pertama dari contoh-
contoh ini harus diuji pada umur 3 hari disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada
umur 7 dan 28 hari.
3.3 Pengujian tambahan
SAMBUNGAN
Sambungan melintang dapat berupa sambungan susut, sambungan muai dan juga
sambungan pelaksanaan.
a. Semua sambungan memanjang dan melintang harus dibuat sesuai dengan detail
dan letak pada Gambar Rencana.
b. Semua sambungan melintang harus dibuat segaris untuk seluruh lebar perkerasan.
Bidang-bidang permukaan sambungan harus diusahakan tegak lurus terhadap bidang
permukaan perkerasan.
d. Sambungan dengan lidah-alur, harus dicetak secara teliti dengan bahan cetakan yang
cukup kuat agar didapat bentuk lidah-alur yang sempurna. Sambungan lidah- alur,
dapat juga dibentuk secara sempurna dengan menggunakan mesin penghampar
acuan gelincir.
Batang baja ulir (deformed bar), sebagai batang pengikat (tie bars), dengan panjang,
ukuran, dan jarak seperti yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus sambungan
memanjang memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi dudukan (chair), untuk
mencegah perubahan tempat.
Batang pengikat tersebut tidak boleh di cat atau dilapisi aspal atau material lain atau
dimasukkan tabung, kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya.
Bila tertera dalam Gambar Rencana dan bila lajur perkerasan yang berdekatan
dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk keyway
(takikan) sepanjang sambungan memanjang.
Tie bar dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus acuan dari lajur yang
dilaksanakan dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang
berdekatan dihamparkan atau sebagai pengganti tie bar yang dibengkokkan dapat
digunakan 2 batang tie bar yang disambung (two-piece connectors).
Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari takikan / alur ke
bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan tersebut harus dibentuk
dengan alat mekanis atau dibuat secara manual dengan ukuran dan garis sesuai
Gambar Rencana sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ini harus diisi dengan
kepingan (filler) material yang telah tercetak sebelumnya (premolded) atau dicor
(poured) dengan material penutup sesuai yang disyaratkan.
Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena pekerjaan
finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan garis sumbu (centre
line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan kerataannya. Alat pemasangan mekanis
harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan sedemikian rupa agar
beton yang terganggu kembali rata sepanjang pinggiran kepingan tanpa menimbulkan
segregasi.
Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler) harus menerus
dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan tanah dasar, dan takikan sepanjang
acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan dengan
panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu lajur. Filler yang
rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui.
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang
yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan
alinyemen yang semestinya selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan
posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya
menurut garis lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka di antara unit-unit
yang berdekatan tidak boleh ada celah.
Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan /
alur dengan penggergajian permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada
Gambar Rencana juga harus mencakup pasangan alat transfer beban (load transfer
assembly).
a. Sambungan Kontraksi Kepingan Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)
Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat ke dalam beton yang masih plastis.
Alat tersebut harus tetap di tempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapai
pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton di dekatnya,
kecuali bila alat itu memang didesain untuk tetap terpasang pada sambungan.
Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada permukaan
perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang tercantum pada
Gambar Rencana, dengan gergaji beton yang disetujui. Setelah sambungan digergaji,
bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus dibersihkan.
Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan untuk sambungan acuan longitudinal
Bila dalam waktu penghentian itu campuran beton tidak cukup untuk membuat
perkerasan sepanjang minimum 3 m, maka kelebihan beton pada sambungan
sebelumnya harus dipotong dan dibuang sesuai instruksi.
Apabila digunakan lapis pondasi bawah dengan stabilisasi, maka sambungan lidah alur
dapat ditiadakan.
Sambungan pelaksanaan melintang harus dibuat pada akhir pelaksanaan tiap hari
atau pada tempat akhir pekerjaan yang disebabkan oleh adanya gangguan
pelaksanaan. Letak sambungan pelaksanaan melintang harus diusahakan sama dengan
letak sambungan susut.
Jika adukan beton tidak mencukupi untuk membuat pelat dengan panjang paling
sedikit
3 m (10 ft), maka sambungan pelaksanaan harus dibuat pada tempat sambungan
sebelumnya. Jarak sambungan melintang yang berikutnya harus diukur dari sambungan
susut melintang yang terakhir.
Sambungan susut dengan takikan palsu atau penampang diperlemah, harus dibuat
secara hati-hati untuk menjamin agar dalamnya celah sambungan cukup untuk
mencegah terjadinya retak yang tidak terkendali. Disarankan dalamnya celah pemisah
minimum adalah sebesar ¼ tebal pelat. Dalam segala hal penutupan celah harus
diselesaikan sebelum lalu-lintas diijinkan lewat, termasuk lalu-lintas selama pelaksanaan.
Apabila diperlukan penyalur beban untuk melayani lalu-lintas dengan volume yang
tinggi dan beban yang berat, harus digunakan ruji (dowel).
Bila pada perkerasan untuk lalu-lintas dapat digunakan lapis pondasi mutu tinggi,
misalnya campuran semen atau aspal, maka sambungan tanpa ruji pun bisa
melayani lalu-lintas secara memuaskan. Namun demikian secara umum, sambungan
jenis ini, tetap dianjurkan menggunakan penyalur beban.
Penempatan ruji secara tepat harus dijamin, agar ruji dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Sistem pemberian tanda secara tepat dapat diterapkan untuk menjamin
agar penggergajian atau pembuatan takikan tepat berada di tengah ruji. Takikan tidak
boleh kurang dari ¼ tebal plat.
3.5 Sistem Penyalur Beban
1. Ruji (Dowel)
Batang ruji harus ditempatkan di tengah tebal pelat. Posisi ruji pada arah horizontal
dan vertikal harus dijamin sejajar sumbu jalan dengan menggunakan perlengkapan
atau dengan cara penempatan dengan mesin yang telah teruji. Kepadatan beton
yang baik di sekeliling ruji sangat dituntut agar supaya ruji bisa berfungsi secara
sempurna.
2.Pelapis Ruji
Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah
karat (korosi).
Sesudah bahan pencegah korosi kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan lapisan
tipis pelumas (dengan cara penyapuan) segera sebelum ruji dipasang. Ujung batang ruji
yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topi / penutup ruji (pada
expansion joint).
Pelapis ruji dari jenis plastik yang telah teruji atau pralon yang tertutup dapat
digunakan sebagai pengganti pelumas, atau penggunaan jenis pelapis lainnya yang
dimaksudkan untuk mencegah lekatan dengan beton dan atau karat, dapat juga
digunakan.
Ujung ruji(dowel) harus dipotong rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal
atau pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar Rencana, agar bagian
tersebut tidak ada lekatan dengan beton, diberi penutup (selubung) ruji dari logam
yang disetujui, harus dipasang pada setiap batang ruji pada sambungan ekspansi.
Penutup itu harus berukuran pas dengan batang ruji, dan bagian ujung yang tertutup
harus tahan air.
Perlengkapan pemasangan ruji arah melintang harus ditempatkan tegak lurus sumbu
jalan, kecuali ditentukan lain pada Gambar Rencana. Sambungan dengan ruji yang
diperlukan atau diijinkan untuk dipasang tegak lurus sumbu jalan, memerlukan
pendetailan dan pemasangan yang sangat teliti guna menjamin pergerakan bebas.
Ruji dipegang kuat pada posisi yang ditetapkan.
Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang pada sumbu jalan harus
sedemikian rupa sehingga penempatan sedapat mungkin mempunyai jarak yang sama
dari tepi-tepi pelat.
Sambungan harus dipasang pada garis dan elevasi yang diperlukan dan harus
dipegang kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-patok dengan peralatan atau
dengan metode lainnya. Ruji harus dipasang sedemikian rupa sehingga berat beton
selama pengecoran tidak akan mengganggu kedudukannya. Apabila sambungan dibuat
secara bagian demi bagian maka sambungan tersebut harus merupakan kesatuan.
Setiap sistem sambungan yang tidak terpegang kuat, harus diperbaiki. Kawat atau
batang baja yang digunakan untuk mengikat perlengkapan pada waktu pengangkutan
dan diperkirakan dapat menghambat penyusutan awal beton, harus disingkirkan
sebelum beton dihampar.
Celah sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang disyaratkan, segera
setelah perawatan selesai sebelum lalu-lintas diijinkan melewati perkerasan termasuk
kendaraan Kontraktor.
Bahan penutup harus dipasang dalam celah sambungan sesuai detail yang
ditunjukkan pada Gambar Rencana. Pemasangan harus dilakukan sedemikian
sehingga bahan penutup tidak melimpah atau mencuat diatas permukaan pelat.
Setiap kelebihan bahan penutup pada permukaan plat harus segera disingkirkan dari
permukaan pelat dan dibersihkan.
Celah sambungan harus dibersihkan dari bahan-bahan asing sebelum bahan penutup
dipasang. Semua bidang dalam celah sambungan harus bersih dari bahan- bahan lepas
dan bila digunakan bahan penutup yang dituang panas, permukaan harus kering.
Bahan penutup sambungan yang dibuang tidak boleh dituangkan pada suhu yang
dapat menimbulkan ketidaksempurnaan pemasangan. Petunjuk dari pabrik pembuat
bahan penutup harus diperhatikan.
Jika digunakan penutup sambungan siap pakai, seperti neoprene (penutup jadi yang
ditekan), maka bahan penutup harus dapat menyesuaikan lebarnya dengan lebar
celah sambungan yang diperkirakan akan terjadi. Peralatan pemasangan harus
menjamin bahwa bahan penutup tidak akan mulur lebih dari 5 % karena pemuluran
yang lebih besar akan memperpendek umur bahan tersebut.
3.8 Tulangan
Lebar dan panjang anyaman baja harus sedemikian rupa, sehingga pada waktu
anyaman tersebut dipasang. kawat / baja yang paling pinggir terletak tidak kurang dari
5 cm (2 inch) atau tidak lebih dari 10 cm (4 inch) dari tepi / sambungan pelat.
Cara penggergajian dengan menggunakan mata gergaji intan (diamond blades., Bila
pengikis basah (wet abrasive blades) maupun bila pengikis kering (dry abrasive
blades), harus dilakukan secara perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya sambungan
yang kasar.
Sekat pemisah dari polyethylene atau bahan lainnya yang mempunyai tebal tidak
kurang dari 0,33 mm, dapat disisipkan ke dalam beton plastis dengan mesin. Sekat
pemisah harus terpasang secara vertikal.
Sekat pemisah lainnya yang secara keseluruhan atau sebagian bisa dicabut sebelum
sambungan ditutup dapat digunakan.
4.1 Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus
segera ditutup dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui.
Dalam semua hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi
perawatan harus dititikberatkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan
dilakukan selama 7 hari, tetapi waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan
tekan atau lentur beton dapat dicapai lebih awal.
Setelah lapis air menguap dari permukaan perkerasan, maka permukaan beton harus
segera dilapisi secara merata dengan bahan perawat berupa cairan bahan kimia
dengan menggunakan alat penyemprot yang sudah teruji dengan jumlah yang tidak
kurang dari
0,27 liter/m2. Untuk menjamin kekentalan dan penyebaran pigmen yang merata
dalam
bahan perawatan, maka bahan perawat dalam tangki penampung harus diaduk
menjelang dipindahkan ke dalam alat penyemprot. Bila dilakukan secara manual,
sebaiknya menggunakan alat penyemprot manual yang teruji.
Permukaan dan bidang tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar goni /
Selama masa perawatan, lembar penutup harus tetap dalam keadaan basah dan
tetap pada tempatnya.
Jika permukaan tampak kering, maka permukaan harus dibasahi dengan penyemprotan
air secara halus sebelum lembar dipasang.
Lembar penutup harus mempunyai lebar yang cukup untuk dapat menutup
permukaan dan bidang-bidang tegak setelah acuan dibongkar.
Selama perawatan celah gergajian perkerasan harus dilindungi dari pengering an yang
cepat. Hal ini seringkali dilakukan dengan kertas pilihan atau bahan lainnya yang
sesuai.
Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu - lintas
umum dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas
untuk mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-
lampu, rintangan, dan jembatan penyeberangan.
Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum
harus diperbaiki atau diganti.
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka
setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar
goni, terpal, kertas perawat atau lembar plastik.
Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus direncanakan
penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan
akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu
guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.
Semua lapisan permukaan dan lapis pondasi harus dibuat dengan tebal sesuai
dengan Gambar Rencana. Pemeriksaan yang teliti terhadap elevasi acuan dan
pengukuran ketebalan terhadap permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah
dengan menggunakan benang dipandang cukup memadai. Apabila dipandang perlu
memeriksa tebal perkerasan setelah penghamparan, maka tebal perkerasan dapat
ditentukan dengan cara pemboran (core drill). Pemboran harus dilakukan pada
interval yang disyaratkan. Pengukuran untuk tiap contoh harus dilakukan sesuai
dengan cara ASTM 174. Penerimaan hasil pekerjaan, antara lain harus didasarkan
pada hasil pengujian contoh (core) yang diambil dari pekerjaan yang sudah jadi.
Ketebalan perkerasan ditentukan dengan metoda "average caliper measurement of
cores", diuji menurut AASHTO T148. Untuk menentukan pengukuran, bagian perkerasan
yang dianggap sebagai satu kesatuan yang terpisah adalah perkerasan sepanjang 300
m pada setiap lajur lalu-lintas diukur dari ujung perkerasan dimulai dari station kecil
(sesuai stationing jalannya). Bagian yang terakhir dalam setiap lajur adalah sepanjang
300 m ditambah sisanya yang kurang dari 300 m. Dari setiap bagian ini, akan diambil
contoh berupa core drill secara random. Bila pengukuran core dari suatu bagian
ternyata kekurangan ketebalannya tidak lebih dari 5 mm dari ketebalan yang ditentukan,
maka ketebalan dapat diterima secara penuh. Jika kekurangan- ketebalannya lebih
dari 5 mm tapi tidak lebih dari 25 mm dari ketebalan yang ditentukan, maka akan
diambil dua core lagi pada interval tidak kurang dari 90 m, dan dipakai untuk
menentukan tebal rata-rata bagian tersebut.
Pekerjaan drainase terdiri dari saluran drainase dengan u-ditch 100 x 100 cm
sepanjang badan jalan dan gorong-gorong dengan ukuran 100 x 100 cm sepanjang
30 m. Pekerjaan U-ditch dan gorong-gorong Box Culvert dibayar dengan satuan per
meter panjang.
Pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan galian biasa, timbunan pilihan untuk median
dan bahu jalan, serta pembersihan dan pengupasan lahan untuk jalan Segmen 4
(sesuai gambar kerja).
Pekerjaan galian biasa dan timbunan pilihan dibayar dengan satuan per meter
kubik, sedangkan pekerjaan pembersihan dan pengupasan lahan dibayar dengan
satuan per meter persegi luasa pekerjaan.
Pekerjaan perkerasan jalan terdiri dari pekerjaan beton LC dan pekerjaan beton f’c
22 MPa (K-250). Pekerjaan beton masing-masing dibayar dengan satuan per meter
kubik volume pekerjaan.
Pekerjaan utilitas mencakup pemasangan kerb (kanstin) untuk median jalan dan
pengaplikasian marka jalan sepanjang jalan.