Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 6

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR

Dosen

Prof. Dr. Mudjiran, M.S., Kons

Oleh :

Renika Br. Sipahutar


18063062

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
A. Konsep Sensasi, Atensi, Persepsi dan Memori
a. Sensasi
Jalaluddin Rakhmat (2008) menyatakan bahwa tahapan paling awal dalam
penerimaan informasi ialah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya
alat pengindraan, yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya.
Benyamin B. Wolmen (dalam Rakhmat, 2008:49) mendefenisikan
sensai sebagai pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indera.
b. Atensi

Sumardi suryabrata (2012) mengutip pengertian Atensi dalam Stren, 1950


dan bigot 1950, ia menjelaskan atensi adalah pemusatan tenaga psikis tertuju
kepada suau objek. Sumardi juga menyatakan atensi adalah banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Syamsul Yusuf
dan Nani M. Sughandhhi (2011:87) menjelaskan empat cara atensi yaitu:
1) Atensi selektif, yaitu pemusatan perhatian terhadap aspek khusus yang
relevan, dan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak relevan.
2) Atensi terbagi, yaitu konsentrasi terhadap lebih dari satu aktivitas dalam
waktu yang sama.
3) Atensi Pemelihara, yaitu kemampuan untuk memelihara atensi terhadap
stimulasi terpilih untuk periode waktu yang panjang.
4) Atensi eksekutif, yaitu meliputi perencanaan kegiatan, pengalokasian atensi
terhadap tujuan, kompensasi dan deteksi yang keliru, monitoring kemajuan
tugas-tugas, dan keadaan yang sulit.
c. Persepsi
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi
kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya,
yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.
Jalaluddin Rakhmat (2008:56) menyatakan bahwa yang menentukan
persepsi bukan jenis atau bentuk stimulasi, tetapi karakteristik orang yang
memberikan respon pada stimulasi itu.
d. Memori
Syamsul Yusuf dan Nani M. Sugandhi (2011) mendefenisikan
memori sebagai daya ingat terhadap informasi yang telah lalu. Memori
merupakan pusat kehidupan mental dan berpikir, remaja perlu menyimpan
informasi dan memanggil kembali apabila diperlukan. Pemprosesan
informaso melibatkan tiga aktivitas, yaitu (1) pengodean (memasukkan
informasi ke dalam memori), (2) penyimpanan (penyimpanan informasi
setiap waktu), dan (3) pemanggilan kembali (mengeluarkan informasi dari
penyimpanan).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemrosesan Informasi


Beberapa faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi, yaitu:
a. Faktor internal (psikologis dan fisiologis) dan faktor eksternal (media
atau saluran komunikasi)
b. Memori yang kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh individu yang
kurang melatih memori secara maksimal.
c. Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung.
d. Tingkat kesulitan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang
telah disimpan dalam ingatan.
e. Kemampuan otak individu yang tak sama.

C. Pemanfaatn pemrosesan informasi dalam belajar.


Beberapa pemanfaatan pemrosesan informasi dalam belajar, yaitu:
a. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.
b. Menjadi stratergi pembelajaran dengan menggunakan cara berfikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol.
c. Kapasitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
d. Prinsip perbedaan individual yang terlayani.
D. Lupa Dalam Belajar
a. Proses Terjadinya Lupa dalam Belajar
Muhibbin Syah (2012:170) menyatakan, lupa ialah hilangnya
kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang
sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo dan Reber (dalam
Syah, 2012:170) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal
atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
b. Faktor-Faktor Penyebab Lupa
Muhibbin Syah (2012:170) mengemukakan faktor-faktor penyebab
lupa, yaitu:
1) Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi
atau materi yang ada dalam sistem memori siswa.
2) Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap
item yang telah ada baik sengaja ataupun tidak.
3) Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan
antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembai.
4) Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap
proses dan situasi belajar tertentu.
5) Lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak
pernah digunakan atau dihafalkan siswa.
6) Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syarat otak.
c. Kiat Mengurangi Lupa Dalam Belajar
Muhibbin Syah (2012:178) memaparkan kiat-kiat untuk mengurangi
lupa dalam belajar, yaitu:
1) Timbulkan atau tingkatan motivasi belajar para siswa dengan
menyadarkan mereka akan tujuan instruksional yang harus mereka
capai.
2) Tunjukkan unsure-unsur pokok sebelum menunjukkan unsure-unsur
penunjang yang relevan dalam materi pelajaran yang di sajikan.
3) Sajikan pokok bahasan materi yang berkaitan dengan bahasan pada sesi
sebelumnya dan relevan dengan pokok bahasan materi yang akan
disajikan pada sesi berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani M. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai