Anda di halaman 1dari 5

Prodi Peternakan Seminar Reguler : 01 Desember

2016
Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala
Darussalam – Banda Aceh

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN


ALTERNATIFE TERNAK RUMINANSIA

Nama : Muhammad Ilham Pembimbing : Fitrah Khairi, S.Pt., M.Si


NIM : 1305104010047

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Elisabeth dan Ginting (2003) mengatakan bahwa untuk ternak ruminansia
pelepah sawit dapat digunakan sebagai bahan pengganti rumput. Ditambahkan
oleh Kawamoto et al. (2001) bahwa kandungan serat kasar pelepah sawit
mencapai 70%, sedangkan kandungan karbohidrat terlarut dan protein kasar
masing-masing hanya 20% dan 7% (Dahlan, 2000).
Tujuan
Pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan alternatif dalam mengatasi
sulitnya ketersediaan hijauan pakan yang berserat dan berprotein sebagai pakan
ternak.

II. PEMBAHASAN
Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit tumbuh sempurna diketinggian 0 – 500 m dari permukaan
laut dan kelembaban 80% - 90%, tingginya dapat mencapai 24 meter. Kelapa
sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah iklim tropis biasanya dengan curah
hujan 2000 – 2500 mm setahun. Daun dan pelepah sawit merupakan jenis limbah
padat yang dihasilkan setiap saat oleh perkebunan kelapa sawit.
Morfologi Kelapa Sawit

Morfologi tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian


yaitu;

1. Bagian Generatif

Bagian generatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun.

2. Bagian Vegetatif

Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi Bungan dan daun.

Produksi Pelepah Kelapa Sawit


Sesuai pernyataan Devendra (1990), siklus pemangkasan setiap 14 hari,
dimana tiap pemangkasan sekitar 3 pelepah daun menghasilkan berat 1 pelepah
mencapai 10 kg. Satu ha lahan ditanami sekitar 148 pohon sehingga setiap 14 hari
akan dihasilkan ± 4.440 kg atau 8.880 kg/bulan/ha. Kandungan bahan kering dari
pelepah daun sawit sebesar 35% sehingga jumlah bahan kering pelepah
sawit/bulan/ha sebesar 3.108 kg.
Kandungan Nutrisi Pelepah Kelapa Sawit
Dilihat dari kandungan serat kasar, maka pelepah kelapa sawit dapat
digantikan sebagai sumber pengganti serat kasar. Pemanfaatan pelepah daun
kelapa sawit sebagai bahan pakan ternak ruminansia disarankan tidak melebihi
30%. Untuk meningkatkan konsumsi dan kecernaan pelepah dapat ditambahkan
produk samping lain dari kelapa sawit seperti bungkil inti sawit, lumpur kelapa
sawit dan serat perasan buah kelapa sawit (Warta Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2003).
Pemanfaatan Daun dan Pelepah Kelapa Sawit
Pelepah sawit berpotensi dalam penyediaan pakan ternak ruminansia
terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan pelepah sawit sebagai pakan ternak
dapat diberikan secara langsung maupun dalam bentuk setelah diolah. Namun
pemberian langsung pelepah sawit tidak dianjurkan karena hasil penelitian Purba
et al. (1997) melaporkan bahwa pemberian pelepah sawit secara langsung dapat
terjadi penurunan berat badan 7,9% selama 30 hari. Hal ini diduga karena
terdapatnya faktor pembatas berupa lignin sebesar 17,4 % (Shibata dan Osman,
1987).
Pengolahan Pelepah Kelapa Sawit
Ada beberapa pengolahan yang dapat dilakukan dalam mempersiapkan
bahan pakan yang bertujuan untuk merombak struktur fisik bahan dan memecah
matriks karbohidrat penyusun dinding sel serta dapat juga digunakan dalam
pengawetan dan menghilangkan kandungan anti nutrisi bahan dapat dilakukan
melalui proses pengolahan fisik, kimia, dan biologis (Hungate, 1966).
1. Pengolahan Secara Fisik
Proses pengolahan fisik bertujuan untuk merubah bentuk fisik bahan dan
menghilangkan anti nutrisi bahan. Perlakuan fisik berupa pelayuan, pencincangan
dengan menggunakan chopper, kemudian dilakukan penjemuran di bawah sinar
matahari dimana bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam bahan pakan, lalu
dapat diberikan pada ternak.
2. Pengolahan Secara Kimia
Proses pengolahan secara kimia pada pakan berserat tinggi bertujuan
untuk meningkatkan kecernaan dan konsumsi pakan bebas dengan cara memecah
komponen-komponen dinding sel atau memecah ikatan lignin dengan senyawa
karbohidrat yang terdapat pada sel tanaman. Walker dan Kohler (1978)
menyatakan bahwa perlakuan-perlakuan kimia yang telah dicoba diteliti antara
lain terdiri dari perlakuan Naoh, KOH, Ca (OH)2 dan urea.
3. Pengolahan Secara Biologis
Perlakuan secara biologis dilakukan dengan menggunakan enzim
pendegradasi dinding sel seperti selulase, hemiselulase dan enzim pemecah lignin,
jamur ligninolitik, bakteri dan jamur rumen dengan proses fermentasi dengan
maksud untuk mendapatkan bahan pakan yang bermutu tinggi serta tahan lama
agar dapat diberikan kepada ternak pada masa kekurangan pakan ternak.
4. Kombinasi
Hasil pengolahan fisik, pengolahan kimia dan pengolahan biologi
digabungkan menjadi satu, dimana hasil gabungan tersebut dijadikan pakan dan
diberikan pada ternak.
Daya Cerna Pelepah Kelapa Sawit
Preston dan Leng (1987) menyatakan bahwa kecernaan bahan kering yang
berkisar 55-65% merupakan kecernaan bahan kering yang tinggi dan diperkirakan
dapat meningkatkan pertumbuhan ternak.

III. PENUTUP
KESIMPULAN
Limbah daun kelapa sawit baik digunakan untuk pakan ternak ruminansia
besar maupun ruminantsia kecil dan prospek limbah perkebunan kelapa sawit
sangat menjanjikan sebagai pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, I., 2000. Oil palm frond, a feed for herbivores. Asian-Aus. J. Anim. Sci.
Supplement C: 300-303. Dönmez, N., Karsli, MA., Çinar, A., Aksu, T.
dan Baytok, E., 2003. The effects of different silage additives on rumen
protozoan number and volatile fatty acids concentration in sheep fed corn
silage. Small Ruminant Res. 48;227-231.
Devendra,C. 1990. Roughage Resources for Feeding in The Asean Region, The
First Asean Workshop on Technology of Animal Feed Production Utility
Food Waste Material.
Elisabeth, J., dan S. P. Ginting. 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri
KelapaSawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Prosiding
Lokakarya Nasional : Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10
September 2003. P. 110-119.
Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, New York.
Kawamoto, H., W.Z. Mohamed, N.I.M. Shukur, M.S.M. Ali, Y. Ismail, and S.
Oshio.2001. Palatability, digestibility, and voluntary intake of processed
oil palm fronds in cattle. JARQ 35(3): 195-200.
Preston, T.R. and R.A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production System with
Available Resources in Tropics and Sub-Tropics. Panambul Book,
Armidale. Australia.
Purba A dan SP Ginting. 1997. Nilai nutrisi dan manfaat pelepah kelapa sawit
sebagai pakan ternak. J. Penelitian Kelapa Sawit, 5(3): 161-177.
Shibata M and AH Osman. 1987. Feeding value of oil palm by-produsts 1.
Nutrient intake and physiological responses of Kedah-kelantan cattle.
JARQ, 22: 77-84
Walker. H.G. and G.O.Kohler, 1978. Treated and Untreated Cellulosic Wastes
and Animal Feeds. Recents Work interaksi the United States of America.
Warta penelitian dan pengembangan Pertanian, 2003. Perkebunan kelapa sawit
Dapat Menjadi Basis Penngembangan Sapi Potong. www. Pustakabogor.
Net

Anda mungkin juga menyukai