2016
Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala
Darussalam – Banda Aceh
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Elisabeth dan Ginting (2003) mengatakan bahwa untuk ternak ruminansia
pelepah sawit dapat digunakan sebagai bahan pengganti rumput. Ditambahkan
oleh Kawamoto et al. (2001) bahwa kandungan serat kasar pelepah sawit
mencapai 70%, sedangkan kandungan karbohidrat terlarut dan protein kasar
masing-masing hanya 20% dan 7% (Dahlan, 2000).
Tujuan
Pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan alternatif dalam mengatasi
sulitnya ketersediaan hijauan pakan yang berserat dan berprotein sebagai pakan
ternak.
II. PEMBAHASAN
Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit tumbuh sempurna diketinggian 0 – 500 m dari permukaan
laut dan kelembaban 80% - 90%, tingginya dapat mencapai 24 meter. Kelapa
sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah iklim tropis biasanya dengan curah
hujan 2000 – 2500 mm setahun. Daun dan pelepah sawit merupakan jenis limbah
padat yang dihasilkan setiap saat oleh perkebunan kelapa sawit.
Morfologi Kelapa Sawit
1. Bagian Generatif
2. Bagian Vegetatif
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Limbah daun kelapa sawit baik digunakan untuk pakan ternak ruminansia
besar maupun ruminantsia kecil dan prospek limbah perkebunan kelapa sawit
sangat menjanjikan sebagai pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, I., 2000. Oil palm frond, a feed for herbivores. Asian-Aus. J. Anim. Sci.
Supplement C: 300-303. Dönmez, N., Karsli, MA., Çinar, A., Aksu, T.
dan Baytok, E., 2003. The effects of different silage additives on rumen
protozoan number and volatile fatty acids concentration in sheep fed corn
silage. Small Ruminant Res. 48;227-231.
Devendra,C. 1990. Roughage Resources for Feeding in The Asean Region, The
First Asean Workshop on Technology of Animal Feed Production Utility
Food Waste Material.
Elisabeth, J., dan S. P. Ginting. 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri
KelapaSawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Prosiding
Lokakarya Nasional : Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10
September 2003. P. 110-119.
Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, New York.
Kawamoto, H., W.Z. Mohamed, N.I.M. Shukur, M.S.M. Ali, Y. Ismail, and S.
Oshio.2001. Palatability, digestibility, and voluntary intake of processed
oil palm fronds in cattle. JARQ 35(3): 195-200.
Preston, T.R. and R.A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production System with
Available Resources in Tropics and Sub-Tropics. Panambul Book,
Armidale. Australia.
Purba A dan SP Ginting. 1997. Nilai nutrisi dan manfaat pelepah kelapa sawit
sebagai pakan ternak. J. Penelitian Kelapa Sawit, 5(3): 161-177.
Shibata M and AH Osman. 1987. Feeding value of oil palm by-produsts 1.
Nutrient intake and physiological responses of Kedah-kelantan cattle.
JARQ, 22: 77-84
Walker. H.G. and G.O.Kohler, 1978. Treated and Untreated Cellulosic Wastes
and Animal Feeds. Recents Work interaksi the United States of America.
Warta penelitian dan pengembangan Pertanian, 2003. Perkebunan kelapa sawit
Dapat Menjadi Basis Penngembangan Sapi Potong. www. Pustakabogor.
Net