Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Manajemen Industri dan Logistik Vol. XXXX No.

XXXX Month, Year, XX-XXXX

Available online at : http://jurnal.poltekapp.ac.id/

Jurnal Manajemen Industri dan


Logistik
| ISSN (Print) 2622-528X | ISSN (Online) 2598-5795 |

Logistic Management

ANALISIS PENERAPAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING


MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING ECONOMIC ORDER QUANTITY
PADA PT DLSB
ANALYSIS OF THE APPLICATION OF DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
USING LOT SIZING ECONOMIC ORDER QUANTITY TECHNIQUES IN PT DLSB

Yolanda Dwi Putri1, Aprilia Dewanti2, Dorrotun Nashah3, Riska Mulia Arum4,
Haniifah5, Magdalena6
1,2,3,4,5,6)
Politeknik APP Jakarta, Jl. Timbul No.34, RT.6/RW.5, Cipedak, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, 12630, Indonesia

ARTICLE INFORMATION ABSTRACT


Article history: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lot size yang tepat dan ekonomis
pada kegiatan distribusi sehingga menghasilkan biaya distribusi yang optimal
Received: December 28, 2020 pada PT DLSB. PT DLSB berperan sebagai distributor tunggal bagi produk
Revised: March 00, 00
Accepted: April 00, 00 minuman yang diproduksi oleh PT ABC. Salah satu produknya yaitu Larutan
XX pet 200 ml dan pet 500 ml. Pengambilan data menggunakan data
sekunder yang berkaitan dengan proses distribusi perusahaan. Data yang ada
dibuatkan peramalan untuk dapat mengetahui permintaan yang akan datang.
Metode yang digunakan adalah teknik lot sizing Economic Order Quantity
Keywords: (EOQ) pada penerapan Distribution Requirement Planning (DRP). Dengan
Distribusi penerapan metode ini dihasilkan total biaya distribusi yang lebih rendah
Distribution Requirement Planning (DRP) sebesar 8,72% dibandingkan dengan total biaya distribusi sebelumnya pada
Economic Order Quantity (EOQ) PT DLSB.
Teknik lot sizing

*Corresponding Author This is an open access article under the CC–BY license.
Name: Dorrotun Nashah
E-mail: dorrotunnashah@gmail.com

© 2019 Some rights reserved

1. PENDAHULUAN
Distribusi merupakan suatu kegiatan yang memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan
berkaitan berkaitan dengan rantai supply yang distribusi merupakan salah satu bagian yang
meliputi bahan baku, barang setengah jadi, dan sangat penting bagi kelangsungan hidup
produk jadi dimana rangkaian kegiatan tersebut perusahaan, karena proses pendistribusian
akan menjamin kelancaran aliran barang atau jasa merupakan salah satu dari sistem operasional
dengan biaya yang paling efisien. Sebagian besar perusahaan. Oleh karena itu, pendistribusian yang
produk dikirim ke konsumen melalui saluran efektif dan efisien sangat diperlukan untuk
distribusi menggunakan alat transportasi darat ke meningkatkan kinerja dan produktivitas
pusat distribusi kemudian ke retailer. Distribusi perusahaan. Distribusi yang efektif akan
melibatkan perpindahan produk jadi untuk memperlancar arus atau akses barang dari

Dorrotun, dkk. 1
produsen ke konsumen sehingga dapat diperoleh ml. Dalam kegiatan distribusi, minuman dikemas
kemudahan dalam mendistribusikannya, dalam satuan dus terdiri dari 48 pcs untuk pet 200
disamping itu konsumen juga akan dapat ml dan 24 pcs untuk pet 500 ml.
memperoleh produk sesuai dengan yang
diperlukannya. Permasalahan yang terdapat pada PT DLSB yaitu
belum terdapatnya penentuan lot size yang tepat
Suatu produk baik itu dalam bentuk barang atau dalam kegiatan distribusi, perusahaan belum
dalam bentuk jasa akan laku di pasaran apabila menggunakan metode atau teknik apapun dalam
produk tersebut dapat disalurkan ke berbagai menentukan lot size. PT DLSB hanya menentukan
tempat dimana terdapat calon pembeli potensial. lot size dari kapasitas truk yang digunakan. Truk
Untuk tujuan yang dimaksud maka digunakanlah yang digunakan ada dua jenis, yaitu yang pertama
distribusi untuk memasarkan produk tersebut. truk jenis colt diesel dengan kapasitas 300 dus
Kotler dan Armstrong (2008: 63), menyatakan untuk produk Larutan XX pet 200 ml dan 200 dus
bahwa tempat (distribusi) adalah kegiatan yang untuk produk Larutan XX pet 500 ml. Jenis truk
dilakukan perusahaan yang membuat produk yang kedua yaitu double colt diesel dengan
tersedia bagi pelanggan sasaran. Sedangkan kapasitas 550 dus produk Larutan XX pet 200 ml
Tjiptono (2008:185), menyatakan bahwa dan 350 dus produk Larutan XX pet 500 ml. Dari
pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemasaran yang berusaha memperlancar dan perusahaan belum melakukan salah satu langkah
mempermudah penyampaian barang dan jasa dalam perencanaan dan pengendalian kebutuhan.
dari produsen ke konsumen, sehingga Penentuan lot size yang belum tepat akan
penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan. berdampak pada besarnya biaya distribusi yang
Lokasi perusahaan yang dilakukan pengamatan dikeluarkan oleh perusahaan.
oleh penulis ada pada PT DLSB kota Bandung,
Jawa Barat. Adapun waktu pengerjaan tugas 2. METODE PENELITIAN
besar dilakukan oleh penulis mulai dari bulan
September sampai dengan bulan Desember. Berdasarkan permasalahan pada PT DLSB,
penulis menggunakan teknik lot sizing Economic
PT DLSB merupakan perusahaan mempunyai Order Quantity (EOQ) dalam perencanaan
jenis minuman penyegar Produk Larutan XX yang Distribution Requirement Planning (DRP) dengan
terdiri dari 2 jenis yaitu pet 200 ml dan pet 500 ml tujuan mendapatkan lot size yang tepat dan
dalam satuan dus terdiri dari 48 pcs untuk pet 200 ekonomis serta menghasilkan perhitungan biaya
ml dan 24 pcs untuk 500 ml yang diproduksi oleh total distribusi yang optimal pada PT DLSB. Maka
perusahaan PT DLSB. Perusahaan ini berperan dari itu, dilakukan penulisan laporan dengan judul
sebagai distributor tunggal bagi produk minuman ”Analisis Penerapan Distribution Requirement
Larutan XX penyegar yang diproduksi oleh PT Planning menggunakan teknik lot Economic Order
ABC. Pendistribusian produk yang dilakukan oleh Quantity pada PT DLSB”.
PT DLSB dilakukan ke berbagai outlet modern
khususnya outlet produk yang dilakukan oleh PT Dalam penulisan Jurnal ini sumber data yang
DLSB dilakukan ke berbagai outlet modern digunakan hanya satu yaitu sumber data sekunder.
khususnya outlet yang mempunyai gudang Sumber data sekunder merupakan sumber data
Distribution Center (DC). Perusahaan yang yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
berperan sebagai supplier mempunyai kerjasama atau subjek penelitian yaitu berdasarkan catatan-
perdagangan dengan beberapa perusahaan catatan dan bukti-bukti yang telah terarsip. Sumber
besar yang terdiri dari perusahaan retail data sekunder pada PT DLSB yaitu berupa profil
Indomaret, Sumber Alfaria, Yogya, SB Mart, dan perusahaan PT DLSB.
Yomart. Penelitian ini dilakukan pada
pendistribusian barang pada PT DLSB dilakukan Dengan terkumpulnya data yang diperlukan maka
oleh bagian marketing SB Mart. Fokus penelitian selanjutnya, melakukan pengolahan data yang
untuk membahas perencanaan dan penjadwalan ada. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam
distribusi kedua produk tersebut. Sistem yang melakukan pengolahan data yang ada sebagai
diterapkan lebih ke arah service level atau upaya berikut :
untuk meminimalkan lost sales. 1. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan menyajikan
PT DLSB berperan sebagai distributor tunggal bagi data permintaan tahun 2013, biaya pemesanan,
produk minuman yang diproduksi oleh PT ABC. kapasitas kendaraan, dan biaya pengiriman
Pendistribusian produk yang dilakukan oleh PT pada jurnal PT DLSB.
DLSB dilakukan ke berbagai outlet modern yaitu 2. Pengolahan Data
perusahaan retail Indomaret, Sumber Alfaria, Setelah didapatkan data yang dibutuhkan,
Yogya, SB Mart, dan Yomart. Salah satu tahap selanjutnya yaitu mengolah data dengan
produknya yaitu Larutan XX pet 200 ml dan pet 500 tahap sebagai berikut :

Dorrotun, dkk. 2
a. Peramalan Metode Konstan. produk.
Metode Konstan merupakan metode yang 4) Menentukan penerimaan pesanan yang
perubahan permintaan tidak mencolok. direncanakan atau Planned Order Receipt
Sehingga besarnya permintaan di masa dan pelepasan pesanan yang
yang akan datang dianggap sama dengan direncanakan atau Planned Order
jumlah permintaan di masa sebelumnya. Release.
Berikut merupakan perhitungan peramalan Planned Order Receipt (PORec) dan
dengan metode Konstan. Planned Order Release (PORel)
ditentukan agar produk-produk yang
𝑛
dipesan tersedia saat akan didistribusikan.
𝑑′𝑡 = ∑ 𝑑𝑡 Untuk dapat menentukan Planned Order
1 Receipt (PORec) dan Planned Order
Release (PORel), dibutuhkan data
Keterangan : mengenai lead time. Lead time yang
d’t : Forecast untuk saat t dimaksud adalah jarak waktu antara
t : Time (independent variabel) pemesanan produk ke pabrik dan
dt : Demand pada saat t penerimaan produk di gudang perusahaan
n : Jumlah data distributor. Lead time yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijakan
b. Economic Order Quantity (EOQ) perusahaan adalah selama 1 minggu.
a) Perhitungan Economic Order Quantity 5) Menghitung persediaan yang ada atau
(EOQ) Projected On Hand (POH).
√2𝐴𝑂 Dalam Distribution Requirement Planning
𝑆 (DRP), persediaan disebut dengan
Keterangan : Projected On Hand (POH). Projected On
A : Jumlah permintaan (demand) selama Hand (POH) pada suatu periode
satu tahun menunjukkan persediaan akhir bagi
O : Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali periode tersebut dan akan menjadi
pemesanan persediaan awal untuk periode
S : Biaya simpan produk per unit selanjutnya.
b) Frekuensi Pengiriman 6) Menghitung biaya total distribusi
Frekuensi pengiriman per tahun : Biaya total distribusi didapatkan dari total
biaya simpan dan biaya pesan. Biaya
Kebutuhan per tahun (dus) simpan didapat dari 3% harga produk dan
Jumlah per pengiriman (dus) biaya pesan didapat dari komponen biaya
administrasi pengiriman dan biaya tenaga
Jangka waktu pemesanan : kerja yang terlibat.

Jumlah hari per tahun 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Frekuensi pengiriman per tahun
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis
melakukan percobaan dengan menggunakan
c. Penyusunan Distribution Requirement
teknik lot sizing Economic Order Quantity (EOQ)
Planning (DRP)
dalam perencanaan Distribution Requirement
1) Menentukan kebutuhan kotor atau gross
Planning (DRP) dengan tujuan mendapatkan lot
requirements.
size yang tepat dan dapat meminimalkan biaya
Gross requirements diperoleh dari hasil
distribusi produk pada PT DLSB.
peramalan permintaan dengan metode
peramalan konstan untuk tahun 2013.
2) Menghitung kebutuhan bersih atau net
requirements.
Net Requirements didapat dari rumus
sebagai berikut: net requirements = (gross
requirements + safety stock) – (schedule
receipt + projected on hand periode
sebelumnya).
3) Menentukan ukuran lot atau lot size. Lot
size yang merupakan kuantitas produk
yang harus dikirim oleh perusahaan
distributor dalam sekali pemesanan terdiri
dari 2 komponen, yaitu net requirements
dan alokasi sisa kapasitas keseluruhan

Dorrotun, dkk. 3
Tabel 1. Total peramalan permintaan produk Tabel 4. Lanjutan total peramalan permintaan
Larutan XX pet 200 ml produk Larutan XX pet 500 ml

Indomaret S. Alfaria Yogya SB Mart Yomart


Bulan Bulan
Demand Forecast Demand Forecast Demand Forecast
Demand Forecast Demand Forecast
Jan 1.575 1.544 1.043 1.053 1.075 1.036
Jan 1.865 1.904 2.452 2.750 Feb 1.975 1.544 1.075 1.053 1.107 1.036
Feb 1.957 1.904 2.348 2.750 Mar 1.543 1.544 1.079 1.053 1.098 1.036
Mar 1.890 1.904 2.871 2.750 Apr 1.534 1.544 1.019 1.053 996 1.036
Apr 1.913 1.904 2.765 2.750 Mei 1.447 1.544 1.004 1.053 999 1.036
Mei 1.880 1.904 2.543 2.750 Jun 1.745 1.544 1.010 1.053 1.092 1.036
Jul 1.654 1.544 1.020 1.053 987 1.036
Jun 1.930 1.904 2.850 2.750 Agt 1.545 1.544 1.070 1.053 1.023 1.036
Jul 1.853 1.904 2.940 2.750 Sep 1.654 1.544 1.032 1.053 1.048 1.036
Agt 1.981 1.904 2.910 2.750 Okt 1.132 1.544 1.104 1.053 982 1.036
Sep 1.890 1.904 2.856 2.750 Nov 1.345 1.544 1.087 1.053 1.003 1.036
Okt 1.820 1.904 2.825 2.750 Des 1.380 1.544 1.090 1.053 1.020 1.036
Jumlah 18.529 18.529 12.633 12.633 12.430 12.430
Nov 1.975 1.904 2.794 2.750
Des 1.895 1.904 2.845 2.750
Berdasarkan tabel 3 dan 4 total peramalan
Jumlah 22.849 22.849 32.999 32.999
permintaan produk Larutan XX pet 500 ml
sebanyak 91.727 dus pada tahun 2015.
Tabel 2. Lanjutan total peramalan permintaan Perhitungan yang dilakukan didapat dari jumlah
produk Larutan XX pet 200 ml permintaan (demand) yang diakumulasikan dan
Yogya SB Mart Yomart dibagi sejumlah bulan dalam setahun yaitu 12
Bulan bulan. Dimana demand tertinggi terdapat pada
Demand Forecast Demand Forecast Demand Forecast
Jan 1.301 1.261 923 1.065 843 1.016 retail S.Alfaria yaitu sebanyak 27.958 dus dalam
Feb 1.423 1.261 1.003 1.065 996 1.016 satu tahun.
Mar 1.120 1.261 1.135 1.065 923 1.016
Apr 1.234 1.261 990 1.065 1.087 1.016 Tabel 5. Safety stock setiap retail
Mei 1.209 1.261 1.165 1.065 1.012 1.016
Jun 1.223 1.261 1.005 1.065 1.045 1.016
Jul 1.312 1.261 1.085 1.065 1.032 1.016
Agt 1.290 1.261 1.162 1.065 1.045 1.016
Sep 1.296 1.261 1.034 1.065 1.043 1.016
Okt 1.235 1.261 1.112 1.065 1.065 1.016
Nov 1.225 1.261 1.126 1.065 1.057 1.016
Des 1.265 1.261 1.035 1.065 1.045 1.016
Jumlah 15.133 15.133 12.775 12.775 12.193 12.193

Tabel 3. Total peramalan permintaan produk


Larutan XX pet 500 ml

Indomaret S. Alfaria
Bulan
Demand Forecast Demand Forecast
Jan 1.736 1.681 2.115 2.330 Pihak manajemen perusahaan menentukan
Feb 1.853 1.681 2.542 2.330 tingkat service level yang dipergunakan dalam
Mar 1.685 1.681 2.441 2.330 safety stock adalah sebesar 90%. Perusahaan
Apr 1.637 1.681 2.311 2.330 menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD)
Mei 1.709 1.681 2.553 2.330 yang menghasilkan besaran safety stock untuk
Jun 1.735 1.681 2.234 2.330 setiap produk dan retail seperti pada tabel 4.3
Jul 1.634 1.681 2.210 2.330 safety stock setiap retail.
Agt 1.841 1.681 2.115 2.330
Sep 1.778 1.681 2.453 2.330
Okt 1.699 1.681 2.375 2.330
Nov 1.175 1.681 2.364 2.330
Des 1.695 1.681 2.245 2.330
Jumlah 20.177 20.177 27.958 27.958

Dorrotun, dkk. 4
Tabel 6. Biaya Pemesanan
Tabel 8. Biaya pengiriman double colt diesel
Biaya Biaya Tenaga
Retail Administrasi Kerja yang Total Biaya Biaya
Biaya
Pengiriman terlibat Retail Solar Bongkar Total Biaya
Sopir
Indomaret Rp 13.500 Rp 35.000 Rp 48.500 Muat
S. Alfaria Rp 13.000 Rp 35.000 Rp 48.000 Indomaret Rp 75.000 Rp 197.600 Rp 40.000 Rp 312.600
S. Alfaria Rp 75.000 Rp 253.500 Rp 40.000 Rp 368.500
Yogya Rp 12.500 Rp 35.000 Rp 47.500
Yogya Rp 75.000 Rp 93.600 Rp 40.000 Rp 208.600
SB Mart Rp 12.000 Rp 35.000 Rp 47.000 SB Mart Rp 75.000 Rp 306.800 Rp 40.000 Rp 421.800
Yomart Rp 12.000 Rp 35.000 Rp 47.000 Yomart Rp 75.000 Rp 131.300 Rp 40.000 Rp 246.300
Berdasarkan tabel 8. biaya pengiriman dengan
menggunakan Double Colt Diesel, terdapat
Berdasarkan tabel 6. biaya pemesanan, terdapat rincian mengenai biaya pengiriman yang terdiri
rincian mengenai biaya pemesanan yang terdiri dari tiga komponen yaitu biaya supir, biaya solar
dari dua komponen yaitu biaya administrasi dan biaya bongkar muat. Biaya solar pada
pengiriman dan biaya tenaga kerja yang terlibat. masing-masing retailer berbeda karena jarak
Biaya administrasi pengiriman meliputi berkas masing-masing retailer berbeda, sehingga
order, nota pengiriman, dan biaya telephone. semakin jauh jarak retailer dengan Distribution
Sedangkan biaya tenaga kerja yang terlibat yaitu Center (DC) semakin besar biaya yang
biaya tenaga inspeksi. Besaran biaya pemesanan dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya pengiriman
yang dikeluarkan oleh perusahaan ke masing- tertinggi dengan menggunakan Double Colt
masing Distribution Center (DC) berbeda Diesel yaitu SB Mart dengan total biaya
jumlahnya. Total biaya pemesanan untuk pengiriman Rp 421.800.
Indomaret yaitu yang paling besar dibandingkan
dengan lainnya yaitu sebesar Rp 48.500. Tabel 9. Biaya Penyimpanan

Tabel 7. Biaya pengiriman colt diesel

Biaya
Retail Biaya Sopir Solar Bongkar Total Biaya
Muat
Indomaret Rp 70.000 Rp 197.600 Rp 25.000 Rp 292.600
S. Alfaria Rp 70.000 Rp 253.500 Rp 25.000 Rp 348.500
Yogya Rp 70.000 Rp 93.600 Rp 25.000 Rp 188.600
SB Mart Rp 70.000 Rp 306.800 Rp 25.000 Rp 401.800
Yomart Rp 70.000 Rp 131.300 Rp 25.000 Rp 226.300
Berdasarkan tabel 9. biaya penyimpanan produk
Larutan XX adalah sebesar 3% per tahun yang
Berdasarkan tabel 7. biaya pengiriman dengan meliputi biaya administrasi, resiko kerusakan
menggunakan Colt Diesel, terdapat rincian pengiriman dan asuransi. Harga masing-masing
mengenai biaya pengiriman yang terdiri dari tiga produk Larutan XX pet 200 ml dan pet 500 ml
komponen yaitu biaya supir, biaya solar dan biaya pada perusahaan sama besarnya yaitu Rp
bongkar muat. Biaya solar pada setiap 109.600/dus. Perhitungan untuk seluruh
Distribution Center (DC) berbeda karena jarak penyimpanan produk untuk masing-masing
setiap Distribution Center (DC) juga berbeda, Distribution Center (DC) sama yaitu dengan
sehingga semakin jauh jarak Distribution Center mengalikan persentase biaya penyimpanan
(DC) semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh dengan harga masing-masing produk. Biaya
perusahaan. Biaya pengiriman tertinggi dengan simpan per bulan yaitu Rp 274/dus/bulan.
menggunakan Colt Diesel yaitu SB Mart dengan
total biaya pengiriman Rp 401.800. Tabel 10. Total biaya penyimpanan Larutan XX
pet 200 ml

Total
Biaya Total Biaya
Retail Inventory 1
Simpan Simpan
Tahun
Indomaret 21.529 Rp 274 Rp 5.898.946
S. Alfaria 31.649 Rp 274 Rp 8.671.826
Yogya 13.578 Rp 274 Rp 3.720.372
SB Mart 11.635 Rp 274 Rp 3.187.990
Yomart 11.168 Rp 274 Rp 3.060.032

Dorrotun, dkk. 5
tersebut dilakukan pembulatan keatas dikarenakan
Tabel 11. Total biaya penyimpanan Larutan XX produk yang akan dikirim dalam jumlah satuan unit
pet 500 ml dus. Selain itu juga, terdapat frekuensi pemesanan
yang dapat dilakukan selama satu tahun serta
Total jangka waktu pemesanannya, dimana jika PT DLSB
Biaya Total Biaya
Retail Inventory 1 ingin melakukan pemesanan untuk memenuhi
Simpan Simpan
Tahun kebutuhan maka harus melakukan pemesanan pada
Indomaret 19.053 Rp 274 Rp 5.220.522 tanggal yang sudah ditentukan.
S. Alfaria 25.908 Rp 274 Rp 7.098.792
Yogya 17.443 Rp 274 Rp 4.779.382 Tabel 14. Inventory On Hand pada Setiap retail
SB Mart 11.573 Rp 274 Rp 3.171.002
Yomart 11.435 Rp 274 Rp 3.133.190

Berdasarkan tabel 10 dan tabel 11 total biaya


penyimpanan untuk keseluruhan produk Larutan
XX pet 200 ml dan pet 500 ml sebesar Rp
47.942.054/tahun. Hasil tersebut didapat dari
mengalikan jumlah produk satu tahun dengan
biaya simpan per bulan sehingga didapat biaya
simpan per tahun. Berdasarkan data di atas,
maka dari itu dilakukan perhitungan besaran lot Berdasarkan tabel 14 diatas diketahui bahwa untuk
size menggunakan teknik Economic Order setiap retail memiliki tingkat persediaan yang
Quantity (EOQ) untuk PT DLSB adalah sebagai berbeda. Salah satu retail PT DLSB yaitu Indomaret
berikut : yang memiliki tingkat persediaan 1.320 dus untuk
produk Larutan XX pet 200 ml dan 1.124 dus untuk
Tabel 12. Perhitungan EOQ pada produk produk Larutan XX pet 500 ml.
Larutan XX Pet 200 ml
Tabel 15. Total Biaya Distribusi Produk Larutan XX
Frekuensi Jangka Pet 200 ml
EOQ (dus/
Pengiriman Waktu
Retail pendistribusi
dalam satu Pemesanan Retail Biaya Pengadaan Biaya Simpan
an)
tahun (Hari) Indomaret Rp 15.232.800 Rp 5.898.946
Indomaret 2845 9 46 S. Alfaria Rp 26.075.000 Rp 8.671.826
S. Alfaria 3401 10 37 Yogya Rp 7.493.500 Rp 3.720.372
Yogya 2291 7 53 SB Mart Rp 12.139.400 Rp 3.187.990
SB Mart 2094 7 53 Yomart Rp 6.193.200 Rp 3.060.032
Yomart 2046 6 61
Total Rp 67.133.900 Rp 24.539.166
Total
Tabel 13. Perhitungan EOQ pada produk Rp 91.673.066
Keseluruhan
Larutan XX Pet 500 ml
Tabel 16. Total Biaya Distribusi Produk Larutan
Frekuensi Jangka
EOQ (dus/ XX 500 ml
Pengiriman Waktu
Retail pendistribusi
dalam satu Pemesanan
an) Retail Biaya Pengadaan Biaya Simpan
tahun (Hari)
Indomaret Rp 21.164.800 Rp 5.220.522
Indomaret 2673 8 46
S. Alfaria Rp 36.193.500 Rp 7.098.792
S. Alfaria 3130 9 41 Yogya Rp 12.914.300 Rp 4.779.382
Yogya 2535 8 46 SB Mart Rp 17.757.600 Rp 3.171.002
SB Mart 2082 14 27 Yomart Rp 10.386.600 Rp 3.133.190
Yomart 2066 9 41 Total Rp 98.416.800 Rp 23.402.888
Total
Rp 121.819.688
Berdasarkan tabel diatas terdapat perhitungan Keseluruhan
Economic Order Quantity (EOQ) yang telah
dilakukan untuk menentukan lot size pengiriman Setelah dilakukan perhitungan menggunakan
produk Larutan XX pet 200 ml dan pet 500 ml ke tabel Distribution Requirement Planning (DRP)
masing-masing Distribution Center (DC). Hasil yang terlampir, diperoleh hasil perhitungan total
perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) biaya distribusi seperti pada tabel 15 dan 16. Total

Dorrotun, dkk. 6
biaya distribusi diperoleh dari biaya simpan dan Principles of Marketing. Prentice Hall, New
biaya pengadaan yang terdiri dari biaya Jersey: 12th Edition.
pemesanan dan biaya transportasi. Hasil [4] Martono, R. (2015). Manajemen Logistik
perhitungan total biaya distribusi untuk produk Terintegrasi. Jakarta: PPM Manajemen.
Larutan XX Pet 200 ml dan Pet 500 ml adalah Rp [5] Akbar, M. N. (2011). Pengaruh Produk,
91.673.066 dan Rp 121.819.688. Sehingga dari Persepsi Harga, Promosi, dan Distribusi
hasil perhitungan tersebut diperoleh biaya terhadap Keputusan Pembelian Mebel
pendistribusian untuk kedua jenis produk yaitu pada PT Nadira Prima di Semarang.
sebesar Rp 213.492.754 selama 1 tahun untuk Skripsi, 37.
seluruh Distribution Center. [6] Anistya, R. (2014). Penerapan Distribution
Requirement Planning ( Drp ) Pada Cv
4. KESIMPULAN Three J – Bali. Jurnal ilmiah mahasiswa
universitas surabaya Vol.3 No.2.
Penerapan teknik lot sizing Economic Order [7] Gaspersz, V. (2007). Lean SiXX Sigma for
Quantity (EOQ) menghasilkan lot size yang tepat Manufacturing and Service Industries .
dan ekonomis pada PT DLSB. Hal ini dikarenakan Jakarta : Gramedia.
[8] Hary, F.A. (2011). Perencanaan
lot size yang diperoleh menghasilkan biaya
Persediaan Bahan Baku Gelondongan
distribusi yang lebih rendah dari biaya distribusi dengan Metode Silver Meal.
perusahaan. Proses penerapannya yaitu [9] Henny Yulius, Y. P. (t.thn.). Peramalan
menggunakan data permintaan masing-masing Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah
ritel yang telah didapatkan sebelumnya lalu diolah (UKM) Roti Sania. Jurnal Edik Informatika
dengan menggunakan metode peramalan ISSN : 2407-0491, 64-69.
konstan, yang kemudian dilakukan perhitungan [10] Herdiani, Leni. (2015). Penjadwalan
Distribusi Produk Larutan Kaki Tiga
dengan teknik lot sizing Economic Order Quantity
Menggunakan Distribution Requirement
(EOQ). Setelah mendapatkan lot size, frekuensi Planning (DRP). Jurnal Penelitian
pemesanan dalam satu tahun, dan jangka waktu Transportasi Multimoda, 12.
pemesanan pada masing-masing ritel, maka [11] Merry Agustina, F. O. (2014). Penerapan
perhitungan akan dilanjutkan dengan Metode Drp (Distribusi Requirement
menggunakan tabel Distribution Requirement Planning) Pada Sistem Informasi Distribusi
Planning (DRP). Lpg (Studi Kasus : Pt Bumi Sriwijaya
Palembang) . Jurnal ISSN 1979-2328.
Teknik lot sizing Economic Order Quantity (EOQ)
[12] Pertiwi, A. N. (2020). Perbandingan Efisiensi
menghasilkan biaya distribusi yang lebih rendah Biaya Persediaan Bahan Baku antara
yaitu sebesar Rp213.492.754, sedangkan dari Metode Economic Order Quantity (EOQ)
sebelumnya biaya distribusi perusahaan yaitu dan Metode Just In Time (JIT). STIE
sebesar Rp233.890.129. Usulan ini dapat Mahardika, 82-83.
menurunkan biaya sebesar 8,72% dalam proses [13] Pramestari, D. (2020). Penjadwalan
Distribusi Produk dengan Penerapan
distribusi.
Metode Distribution Requirement Planning
Berdasarkan penelitian yang telah disusun, saran di PT. XX. IKRA-ITH Teknologi.
yang diberikan pada PT DLSB yaitu dapat [14] Robial, S. M. (2018). Perbandingan Model
menggunakan teknik lot sizing Economic Order Statistik pada Analisis Metode Peramalan
Quantity (EOQ) sebagai bahan pertimbangan Time Series (Studi Kasus PT
dalam melakukan perencanaan pendistribusiaan. Telekomunikasi Indonesia, TBK Kandatel
Dengan menggunakan metode tersebut, maka Sukabumi).
total biaya distribusi yang dikeluarkan menjadi
lebih rendah daripada total biaya distribusi pada
perusahaan.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen


Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga
Penerbit FE-UI.
[2] Fahmi, I. (2016). Manajemen Produksi
dan Operasi. Bandung: Alfabeta.
[3] Kotler, P. and Armstrong, Gary. (2008).

Dorrotun, dkk. 7
Lampiran

Dorrotun, dkk. 8
Dorrotun, dkk. 9
Dorrotun, dkk. 10
Dorrotun, dkk. 11
Dorrotun, dkk. 12

Anda mungkin juga menyukai