Anda di halaman 1dari 14

CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DAN KEGAGALAN PASAR,

BARANG PUBLIK DAN BARANG PRIVAT, EKSTERNALITAS

Penulis
1. Gilang Ramahan (1813031046)
2. Rosa Febri Nur Rusman (1813031048)
3. Fikri Kailan (1813031044)

P.S : Pendidikan Ekonomi

Mata Kuliah : Ekonomi Publik

Dosen : Albet Maydiantoro, S.Pd.,M.Pd.

Drs I Komang Winatha, M.Si

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menolong hambaNya


menyelesaikan makalah yang berjudul “Campur tangan Pemerintah dan
kegagalan pasar, barang publik dan barang privat, eksternalitas” ini dapat
terselesaikan dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang
lebih luas kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
memerlukan perbaikan. Untuk itu penulis mohon saran dan kritiknya. Terima
kasih.

Bandar Lampung, 6 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian dan peran Pemerintah........................................................................2
2.2 Kegagalan pasar dan eksternalitas......................................................................5
2.3 Barang Privat......................................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................10
3.2 Saran ..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika dikatakan kemajuan dari suatu Negara tidak terlepas dari perangkat atau
campur tangan Pemerintah dalam proses pengelolaan suatu Negara. Dalam
pengelolaannya pemerintah memiliki beberapa peran diantaranya sebagai
pengatur, produsen dan konsumen pada proses perekomomian. Seringnya
masalah yang muncul pada lingkup perekonoman menyebabkan perlunya
perneritah dalam mengatur dan mengarahkan jalannya suatu pasar. Rencana
kerja dari periode tertentu dengan adanya target dalam eksekusinya atau
biasa kita sebut dengan anggaran. Pada penerapan kebijakan fiskal
pemerintah memerlukan suatu beban yang berasal dari penerimaan Negara.
Hal ini tercemin dengan diterapkannya anggaran Negara.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pemerintah dan bagaimana peran
pemerintah?
b. Apa yang dimakud dengan kegagalan pasar dan eksternalitas?
c. Apa itu Barang privat?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Dapat menjelaskan pengertian Pemerintah dan peran dari pemerintah
b. Dapat menjelaskan kegagalan pasar dan eksternalitas
c. Dapat menjelaskan pengertian barang privat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Peran pemerintah


Jika ditanya pengertian pemerintah apakah itu? Maka banyak dari kita
berfikir terkait perangkat Negara yang mengatur masyarakat, ada juga yang
berfikir bahwa pemerintah merupakan aparat Negara yang hanya mementingkan
kepentingannya saja. Terlepas dari pengertian pemerintah dari berbagai sudut
pandang itu pada pembahasan kali ini kita akan membahas terkait peran dari
pemerintah pada lingkup ekonomi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Balai Pustaka, dalam Priyarsono 2002) mendefinisikan pemerintah sebagai
sistem yang menjalankan wewenang dan mengatur kehidupan sosial, ekonomi,
dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya, sekelompok orang yang secara
bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan,
penguasa suatu negara (bagian Negara, badan tertinggi yang memerintah suatu
negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah), negara atau negeri (sebagai
lawan partikelir atau swasta, pengurus atau pengelola.
Menurut definisi, pemerintah merupakan badan-badan untuk
menyelesaikan masalah pada arena politik melalui sebuah keputusan. Setelah
pemerintah membuat sebuah keputusan, maka harus diberlakukan..Di sini ada
konsep otoritas publik yang mengacu pada sebuah “kekuatan” yang digunakan
untuk melaksanakan sebuah keputusan.Jika seorang individu melanggar aturan,
maka pemerintah mungkin menempatkannya di penjara.Pada tingkat apapun,
pemerintah adalah satu-satunya badan dengan kewenangan untuk
melakukannya.Selanjutnya pemerintah mempunyai kewenangan untuk meminta
setiap individu untuk mematuhi hukum, seperti membayar pajak. Pemerintah
terdiri dari lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan
kolektif bagi masyarakat.Lebih sempit lagi pengertian pemerintah mengacu pada
tingkatan atas dalam lembaga-lembaga tersebut.Dalam penggunaan populer,
'pemerintah' mengacu hanya untuk tingkat tertinggi janji politik seperti untuk
presiden, perdana menteri dan anggota kabinet.Tetapi dalam pemerintahan arti
luas, peemrintah terdiri dari semua organisasi yang dibebankan untuk mencapai

2
dan melaksanakan keputusan untuk masyarakat atau melayani kepentingan
publik. Jadi dengan definisi pemerintah sebagai pelayan publik, bisa dikatakan
bahwa hakim dan polisi merupakan bagian dari pemerintah, bahkan meskipun
orang-orang tersebut biasanya tidak ditunjuk oleh metode politik seperti pemilu.
Dari definisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pengertian pemerintah
adalah lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan
kolektif bagi masyarakat. Lebih sempit, pemerintah mengacu ke atas politik
tingkat tertinggi dalam lembaga-lembaga tersebut.
Di Negara kita terkenal dengan penggunaan istilah trias politica dimana
kekuasaan Negara terbagi menjadi kekuasaan eksekutif, legislative dan yudikatif.
Namun pada penerapannya kekuasaan eskekutiflah yang paling dominan dalam
pengaturan perekonomian di Negara karena kaitannya identik dengan sebutan
pemerintah seperti presiden. Pemerintah dapat berperan sebagai produsen atau
konsumen penting (dalam beberapa kasus bahkan menjadi penjual tunggal atau
pembeli tunggal) komoditas-komoditas tertentu. Pemerintah mendorong atau
menghambat kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu melalui berbagai peraturan,
subsidi, atau pun pajak. Tak kalah pentingnya, pemerintah meredistribusi
(membagi ulang) pendapatan masyarakat melalui berbagai program yang disebut
transfer payment.
Kegiatan ekonomi dapat menimbulkan eksternalitas. Ini sebuah konsep
yang akan diulas secara lebih rinci dalam modul-modul mendatang. Untuk
mudahnya, ada kegiatan transaksi namun terjadinya di luar mekanisme pasar. Bis
kota menghembuskan asap hitam ke arah pejalan kaki. Pejalan kaki mau tidak
mau menerima pemberian itu. Ada transaksi, tapi tidak mekanisme pasar yang
dapat menentukan harga yang harus “dibayar” (secara negatif!) oleh penerima
kepada pemberi asap. Contoh lain, taman indah yang dibangun tetangga sebelah
rumah. Tiap hari kita menikmati pemandangan indah itu, namun tak berlaku
mekanisme pasar yang dapat menetapkan harga yang harus kita bayarkan kepada
tetangga kita yang menyediakan jasa berupa pemandangan taman yang indah itu.
Itulah contoh-contoh eksternalitas negatif dan positif. Adanya eksternalitas
negatif menyebabkan produksi asap hitam bis kota terlalu banyak bila
dibandingkan dengan taraf yang optimal. Sebaliknya, adanya eksternalitas positif

3
menyebabkan produksi pemandangan taman indah tetangga kita terlalu sedikit
bila dibandingkan dengan taraf yang optimal. Dengan alasan adanya eksternalitas
itu pemerintah menetapkan berbagai standar mutu lingkungan hidup. Pemerintah
menghukum pembuang sampah (atau polutan) yang sembarangan. Di pihak lain,
pemerintah memelihara taman-taman kota di kawasan publik. Pendidikan dapat
juga dipandang sebagai kegiatan yang menimbulkan eksternalitas positif.
Manfaat dari pendidikan bagi masyarakat lebih besar daripada biaya yang
dibutuhkan untuk menyelenggarakannya. Jadi sangat wajar bila pemerintah tidak
saja menyediakan beasiswa bagi siswa-siswa yang berprestasi, namun juga
mensubsidi penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan. Sesungguhnya
masih sangat banyak contoh-contoh lain peranan pemerintah dalam
perekonomian berikut penjelasan Ekonomi Publik atas fenomena itu. Misalnya,
perlunya pemerintah menetapkan standar keselamatan kerja, mendorong riset
untuk inovasi teknologi, melindungi anak-anak dan perempuan dari kekerasan,
memelihara anak-anak terlantar, yatim piatu, dan fakir miskin, dan sebagainya.
Semua dapat dijelaskan dengan teori Ekonomi Publik. Untuk mendanai semua
kegiatan campur tangan pemerintah dalam perekonomian itu tentu saja
pemerintah membutuhkan pemasukan. Sumber utama untuk pendanaan itu
adalah pajak. Maka, salah satu topik besar dalam Ekonomi Publik adalah soal
perpajakan teori perpajakan, pengaruhnya terhadap efisiensi ekonomi, penetapan
pajak optimal, pajak atas kapital, pajak pendapatan, dan sebagainya.
Pajak merupakan pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk
tujuan-tujuan tertentu. Misalnya untuk membiayai penyediaan barang dan jasa
publik, untuk mengatur perekonomian dan juga untuk mengatur konsumsi
masyarakat. Karena sifatnya yang dipaksakan tersebut maka pajak akan
mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat atau seseorang. Pajak merupakan
modal dasar pembangunan. Hal ini telah dilakukan pada RAPBN 2001. Lebih
dari dua pertiga modal dasar pembangunan adalah berasal dari pajak. Mekanisme
bekerjanya sistem pajak seperti ini dapat dijelaskan seperti berikut. Pada saat
pemerintah melakukan belanja barang dan jasa terjadi aliran pendapatan dari
pemerintah ke dalam masyarakat. Termasuk juga dalam hal ini beberapa
multiplier effect dalam bentuk, misalnya employment creation dan peningkatan

4
output. Kenaikan pendapatan masyarakat ini akan merangsang peningkatan
permintaan dan dalam kondisi penawaran yang relatif terbatas akan terjadi
kecenderungan kenaikan harga (untuk selanjutnya mengarah pada inflasi). Dalam
situasi seperti ini sebagian dari pendapatan masyarakat yang meningkat itu
diambil oleh pemerintah melalui pajak untuk membiayai defisit anggaran
berikutnya. Hal inilah yang dikatakan sebagai forced saving, yang selanjutnya
dapat dimanfaatkan untuk pembentukan modal.
Adam Smith mengemukakan teori bahwa pemerintah hanya mempunyai
tiga fungsi: 1) Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan
pertahanan. 2) Fungsi pemerintah untuk meyelenggarakan peradilan. 3) Fungsi
pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak
swasta, seperti halnya dengan jalan, dam-dam dan sebagainya. Dapat dipahami
bahwa dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan di setiap negara, tidak ada
satu pun negara kapitalis di dunia ini yang melaksanakan sistem kapitalis
murni.Dalam dunia modern, pemerintah diharapkan peranannnya semakin besar
mengatur jalannya perekonomian. Adam Smith, konseptor sistem kapitalis
murni, mengemukakan ideologinya karena dia menganggap bahwa dalam
perekonomian kapitalis, setiap individu yang paling tahu apa yang paling baik
bagi dirinya, sehingga dia akan melaksanakan apa yang dianggap terbaik bagi
dirinya sendiri. Prinsip kebebasan ekonomi dalam prakek menghadapi
perbenturan kepentingan, karena tidak adanya koordinasi yang menimbulkan
harmonis dalam kepentingan masing-masing individu.Dalam hal ini pemerintah
mempunyai peranan untuk mengatur, memperbaiki atau mengarahkan aktivitas
sektor swasta. Dalam perekonomain moden, peranan pemerintah dapat
diklasifikasikan dalam 3 golongan besar, yaitu: 1) Peranan alokasi 2) Peranan
distribusi, dan 3) Peranan stabilisasi.

2.2 Kegagalan Pasar dan eksternalitas


Segala aktivitas yang dilakukan akan menghasilkan suatu efek. Begitu
pula dengan penggunaan barang publik. Kondisi ideal dari supply and demand
adalah di mana seluruh permintaan konsumen dapat terpenuhi oleh produsen
barang. Namun, seringkali kondisi ideal tersebut tidak berjalan dengan lancar

5
sehingga terjadi kejadian dimana alokasi supply and demand suatu barang tidak
efisien. Hal tersebut kemudian disebut sebagai kegagalan pasar. Salah satu
contoh dari kegagalan pasar adalah eksternalitas.
Menurut Due dan Friedlander dalam buku Sitompul dikutip pada modul
Ekonomi Publik (1984:61), eksternalitas timbul dari interaksi antara fungsi-
fungsi produksi dari perusahaan atau fungsi-fungsi kegunaan dari perorangan
yang tidak tercermin di dalam harga barang-barang tersebut. Sedangkan menurut
Mankiw (2003:285), eksternalitas adalah dampak yang timbul karena tindakan
seseorang atau suatu pihak terhadap kesejahteraan atau kondisi orang atau pihak
lain dan orang tersebut tidak membayar maupun menerima kompensasi dari
dampak tindakan itu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa eksternalitas adalah
dampak yang dihasilkan seseorang dari suatu kegiatan yang mempengaruhi
kehidupan orang lain.
Faktor-faktor yang bisa menyebabkan eksternalitas adalah, seperti yang
telah disebutkan, kegagalan pasar, ketersediaan barang publik, dan kegagalan
pemerintah. Karena sifat-sifatnya, ketersediaan barang publik akhirnya
mengakibatkan penurunan keinginan atau inisiatif masyarakat untuk
berkontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. 
Sedangkan kegagalan pemerintah disebabkan karena terdapat suatu kelompok
tertentu yang memiliki kepentingan masing-masing yang menghambat efisiensi
dengan mencari keuntungan melalui cara politik.
Dampak yang dihasilkan bisa berupa dampak positif maupun negatif
sehingga dari segi dampak, eksternalitas dibagi menjadi dua, yaitu eksternalitas
positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif adalah hasil kegiatan suatu
pihak yang memberikan efek yang positif bagi pihak-pihak lain tanpa adanya
pengaruh terhadap pihak yang melakukan kegiatan. 
Sedangkan eksternalitas negatif merupakan hasil kegiatan suatu pihak yang
memberikan efek negatif kepada pihak-pihak, baik pihak pelaku kegiatan
maupun pihak yang tidak bersangkutan (bystander). Pada saat eksternalitas
muncul dikarenakan kegagalan pasar, pemerintah dapat mengambil tindakan
penanggulangan dengan memilih dan melakukan salah satu dari dua pilihan
tindakan yang ada. Pilihan-pilihan tersebut adalah menerapkan regulasi atau

6
pendekatan komando dan kontrol, atau menerapkan sistem pajak Pigovian dan
subsidi.
Kegagalan Pasar dan Perlunya Peran Pemerintah Pengetian kegagalan
pasar secara sederhana identik dengan kegagalan pasar dalam mencapai efisiensi
alokasi sumber daya pada masyarakat.Namun pengertian ini tidak mutlak,
tergantung dengan tujuan bagaimana suatu sistem yang diterapkan. Sebagaimana
Jepang mengartikan kegagalan pasar sebagai kondisi dimana mekanisme pasar
tidak mampu mencapai tujuan yang ditetapkan pemerintah, sehingga pasar
menjadi tidak memadai dalam penyediaan infrastruktur dasar, pemenuhan
kebutuhan dasar, dan pengiriman layanan penting bagi masyarakat. Teori
tradisional kegagalan pasar menggambarkan kegagalan pasar sebagai kondisi
dimana terjadi kerugian atau kehilangan alokasi atau efisiensi. Hasil dari pasar
tidak optimal atau kurang efisien sehingga menyebabkan eksternalitas atau
barang public.
Stiglitz (1997a. p. 64) mencatat adanya tiga tipe pasar yang tidak efisien,
yaitu product mix inefficiency dimana pasar memproduksi sangat banyak satu
barang dan sedikit barang yang lain, ecxchange inefficiency dimana beberapa
barang yang diproduksi di pasar tidak mampu mencapai keinginan dari individu,
dan production inefficiency, ketika produksi suatu barang menjauhi dari batas
kemungkinan produksi.
Dewasa ini boleh di katakan tidak ada negara yang aktivitas ekonominya
bebas dari campur tangan pemerintah. Kecenderungan tersebut juga terjadi di
negara yang perekonomiannya paling liberal atau kapitalis sekalipun. Bila dilihat
sejarah ke belakang hal ini merupakan siklus yang terus berputar, pada masa
Merkantilisme dimana peran pemerintah cukup dominan dalam perekonomian
mengalami kegagalan yang ditandai dengan lahirnya teori Klasik Adam Smith.
Kemudian diganti dengan peran swasta yang begitu dominan dalam
perekonomian suatu negara. Namun peran swasta tersebut juga menemui
kegagalan yang dikenal sebagai kegagalan pasar (market failure). Hal ini ditandai
dengan adanya depresi besar akibat mekanisme pasar yang tidak berjalan sebagai
mestinya, yang pada akhirnya pemerintah diharapkan untuk memainkan peran
dalam perekonomian.

7
Dengan kata lain peran pemerintah tetap diperlukan, bukan
dihapuskan.Peran pemerintah yang semakin besar dalam perekonomian tidak
dapat dilepaskan dari kegagalan pasar (market failure). Kegagalan pasar inilah
yang pada mulanya menjadi latar belakang dirasa perlunya campur tangan
pemerintah. Mekanisme pasar melalui invisible hand dinilai tidak mampu secara
efisien dan efektif dalam menjalankan fungsinya yang menuurut Weimer dan
Vinibg (1992) adalah merupakan kegagalan pasar tradisional. Namun kegagalan
pasar hanyalah salah satu sebab mengapa pemerintah harus turun tangan dalam
perekonomian agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara optimal
(Mangkusoebroto, 1999).
Kegagalan pasar barulah merupakan syarat perlu (necessary condition)
bagi campur tangan pemerintah. Barton (2000) menyebutkan pula bahwa dalam
ekonomi pasar yang dikendalikan oleh pemerintahan yang dipilih secara
demokratis, hanya ada dua alasan bagi pemerintah untuk masuk ke dalam
aktivitas masyarakat, yaitu social equity dan kegagalan pasar. Berdasarkan
alasan-alasan itu, secara garis beasar peran pemerintah dengan public policies-
nya adalah mengkoreksi kegagalan pasar untuk memperbaiki efisiensi
produksi.dan alokasi sumber daya dan barang, serta merealokasi oportunitas dan
barang untuk mencapai nilai-nilai distribusional dan nilai-nilai lainnya (Weimer
dan Vining, 1992 ).

2.3 Barang Privat

Barang privat (private goods) adalah barang apa pun yang jika digunakan oleh satu
individu atau perusahaan tidak tersedia untuk orang lain. Barang konsumen dan
barang modal adalah contoh umum barang privat. Untuk mendapatkannya,
konsumen harus membayarnya. Persediaannya juga berkurang ketika dikonsumsi
oleh pengguna tertentu. Barang privat kontras dengan barang publik. Penggunaan
barang publik oleh satu orang tidak mengurangi jumlah yang tersedia untuk orang
lain. Contoh barang publik adalah rambu lalu lintas. Sedangkan, untuk barang privat,
mereka dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen individu atau peruahaan untuk
kebutuhan/keuntungannya sendiri. Sebagian besar barang yang kita konsumsi
setiap hari adalah private goods .

8
Private goods juga disebut dengan barang ekonomi. Ini karena untuk
memproduksinya, kita perlu mengeluarkan biaya untuk memperoleh sumber daya
sebagai input dan langka. Karena memiliki biaya, produsen membebankan harga
kepada konsumen ketika mereka membelinya. Dengan kata lain, untuk mendapatkan
barang-barang ini, kita harus membayarnya. Private goods memiliki dua
karakteristik utama, yakni:

1. Excludability. Tidak semua orang dapat menggunakannya. Hal ini karena


untuk mendapatkannya kita harus menyerahkan sejumlah uang. Jika harga
tidak dapat diterima konsumen, maka barang tersebut tidak akan dikonsumsi.
Setelah barang dibeli oleh satu orang, barang tersebut tidak dapat dikonsumsi
oleh orang lain.

2. Rivalitas (rivalrly). Penggunaan barang oleh satu orang mengurangi


ketersediaan untuk orang lain. Jika kita membeli satu dari
100 handphone yang dipajang, maka hanya 99 handphone yang tersedia dan
dapat dijual ke orang lain.  

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah merupakan badan-badan untuk menyelesaikan masalah pada
arena politik melalui sebuah keputusan Dalam perekonomain moden,
peranan pemerintah dapat diklasifikasikan dalam golongan besar, Peranan
alokasi, Peranan stabilisasi. Sedangkan kegagalan pasar dalam mencapai
efisiensi alokasi sumber daya pada masyarakat. Namun pengertian ini
tidak mutlak, tergantung dengan tujuan bagaimana suatu sistem yang
diterapkan. Jika berkata terkait barang privat maka barang apa pun yang
jika digunakan oleh satu individu atau perusahaan tidak tersedia untuk orang
lain. Barang konsumen dan barang modal adalah contoh umum barang privat

3.2 Saran

Pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dalam


peulisan, maka dari itu penulis memohon saran yang dapat membangun
untuk penulisan makalah penulis yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prastya Ferry.2012.Modul Ekonomi Publik Teori sektor Publik.Malang dan


Peran Pemerintah.
Priyarsono.2012.Pengertian dan Ruang Lingkup ekonomi Publik.Modul
Hal1.1-1.3

11

Anda mungkin juga menyukai