Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

Kelompok 6 :

1. Arya Junaidi 1913052027


2. Dyah Tiara A.F. 1913052023
3. Intan Yunita P. 1913052045

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan


Dosen pengampu: Dr. Riswandi, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai dan sekaligus
menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehhidupan dan
peradaban umat. Tanpa pendidikan dapat diyakini bahwa mausia itu tidak ubahnya
dengan mahluk lainnya yang tidak mengenyam pendidikan. Proses pendidikan
membebaskan manusia dari kebodohan dan kemiskinan sehingga peserta didik perlu
diberikan ilmu pengetahuan agar menjadi bekal hidup dengan layak dan terbebas dari
kemiskinan. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini begitu cepat. Sejalan dengan
kemajuan teknologi dan globalisasi, perubahan dalam dunia pendidikan baik dari segi
kurikulum, sistem dan lain sebagainya yang harus menyesuaikan dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat maka lembaga pendidikan harus mampu mempersiapkan diri
dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan . Dalam dunia pendidikan
terdapat suatu lembaga yang menjadi sarana atau wadah untuk membantu
terlaksanaknya pendidikan yaitu sekolah. Sekolah sebagai sebuah lembaga atau
organisasi dan tempat untuk mengajar dan belajar peserta didik dan pendidik, terdapat
orang atau sekelompok orang yang melakukan hubungan kerja yaitu kepala sekolah,
guru-guru serta tenaga fungsional yang lain. Kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin mempunyai peran aktif dan senantiasa berpengaruh dalam segala masalah
yang berkaitan denngan kebutuhan staff, guru dan siswa di sekolah. Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan komponen yang sangat penting, karena kepala sekolah
berperan dalam sistem pengelolaan sekolah, mengarahkan dari input, proses dan
output pendidikan di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi
sekolah denngan seluruh substansinya, disamping itu kepala sekolah bertanggung
jawab terhadap kualitas sumber daya yang ada agar mereka mampu menjalankan
tugas-tugas sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Begitu beratnya tugas
seorang kepala sekolah yang ditugaskan untuk mengkoordinir seluruh kegiatan di
sekolah ditambah dengan kewajiban mengajarnya, karena kepala sekolah merupakan
seorang guru yang mendapat tugas tambahan untuk menjadi kepala sekolah. Namun
demikian kepala sekolah sudah dapat bernafas lega dengan keluarnya peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2017 yang menyatakan “kepala sekolah tidak lagi dibebani
mengajar, kepala sekolah bukan lagi tugas tambahan tapi tetap dapat tunjangan
profesi”. Secara detail disebutkan dalam pasal 54 ayat 1 bahwa beban kerja kepala
satuan pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas menajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Karena begitu
urgennya seorang kepala sekolah yang merupakan faktor utama kunci keberhasilan
dalam kemajuan sekolah maka perlu diketahui secara lebih detail tentang konsep
kepala sekolah tersebut.1

1
Siti Julaiha.2019.KONSEP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH.Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran.Vol 6. h.51-52.
https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/Tarbiyawat/article/view/1734/832

2
B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemimpin.


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui siapa kepemimpinan pendidikan.
4. Untuk mengetahui apa saja gaya kepemimpinan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kepemimpinan Pendidikan

1. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah seseorang yang diberi status untuk memimpin sebuah anggota
atau organisasi berdasarkan pemilihan, keturunan, atau cara lainnya. Perkataan
pemimpin/leader mempunyai macam-macam pengertian definisi. Definisi pemimpin
banyak sekali; yaitu sebanyak pribadi yang meminati masalah pemimpin tersebut.
Karena itu kepemimpinan merupakan dampak interaktif dari faktor individu/pribadi
dengan faktor situasi. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan, khususnya kecakapan di satu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu ialah
seorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi (bakat
yang dibawa sejak lahir), dan merupakan kebutuhan dari situasi/zaman., sehingga
dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing
bawahan. Dia juga mendapatkan pengakuan serta dukungan dari bawahannya, dan
mampu menggerakkan bawahan ke arah tujuan tertentu.2

1) Fungsi Keahlian dan Karakteristik Pemimpin3


Pemimpin hendaknya mempunyai beberapa cara untuk melangkah ke depan
dengan memulai visi yang jelas. Pemimpin yang besar memiliki visi yang
besar dan visi tersebut disebar luaskan untuk pertumbuhan dan
perkembangan organisasi. Pemimpin yang efektif adalah memiliki jaringan
kerja yang handal, membangun hubungan yang pada akhirnya untuk
mengadakan dan menggunakan sumber daya informasi dan dorongan
kembali terhadap organisasi atau penyediaan unsur pokok yang penting.
Pemimpin yang berkedudukan sebagai pelatih akan memberikan inspirasi
dan membantu mereka belajar, tumbuh, dan merealisasikan para bawahan
menjadi manusia yang potensial, serta memberikan layanan pada
masyarakat.
Pemimpin sebagai agen perubahan akan memosisikan organisasi maju ke
depan, membuat perubahan atau peningkatan terhadap pengambilan
keputusan yang lain, tentang bagaimana layanan pada kebutuhan yang
2
Musgar.2019. PEMIMPIN DAN KEPIMIMPINAN DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN.Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah. Vol 2. No 1. h.49.
http://journal.iaialmawar.ac.id/index.php/jtpm/article/view/157
3
Ardhana Januar Mahardhani. 2015. Kepemimpinan Ideal Kepala Sekolah.Jurnal Dimensi Pendidikan dan
Pembelajaran. Vol.3 No.2. h.2.
http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/article/view/82

4
banyak dan kelompok target yang seharusnya diberi perhatian. Pemimpin
juga harus mempunyai keahlian dalam pengambilan keputusan.
Vroom-Jago membagi empat model pengambilan keputusan, yaitu
autocrative (pengambilan keputusan tanpa melibatkan masukan dari para
bawahan), konsultatif (para bawahan dilibatkan untuk memberi
masukan barulah diambil keputusan), kelompok (pengambilan
keputusan diberikan pada putusan kelompok, sedangkan pemimpin
hanyalah sebagai anggota kelompok yang lain), delegasi (pemimpin
memberikan respon yang eksklusif terhadap bawahan). Model
pengambilan keputusan yang bersifat autokratik lebih melibatkan
peran pemimpin dari pada para bawahan, sedangkan konsultatif ada upaya
para pemimpin untuk melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
Akan tetapi, keputusan yang bersifat kelompok lebih memberikan
peran terhadap kelompok-kelompok, sedangkan pengambilan keputusan
yang bersifat delegatif, pemimpin sepenuhya memberikan kewenangan
dalam pengambilan keputusan. Di samping hal di atas, Sondang juga
memandang bahwa pemimpin memiliki beberapa fungsi sebagai berikut
:
a) Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha
pencapaian tujuan.
b) Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-
pihak di luar organisasi.
c) Pemimpin selaku komunikator yang efektif.
d) Mediator yang andal khususnya pada hubungan dalam
menangani konflik.
e) Pemimpin selaku integrator yang efektif rasional, objektif, dan
netral.
Secara garis besar Sondang lebih menganggap bahwa pemimpin mempunyai
fungsi yang sangat vital dalam mewujudkan organisasi, yaitu sebagai
penentu arah, organisasi, komunikator, dan integrator.
Selanjutnya, fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin menurut
Wahjosumidjo dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Bertanggung jawab agar para tenaga pendidik, staf
administrasi, siswa menyadari tujuan institusi pendidikan yang telah
ditetapkan.
b) Kepemimpinan pendidikan bertanggungjawab untuk
menyediakan segala dukungan, peralatan, fasilitas, berbagai
peraturan, dan suasana yang mendukung kegiatan.
c) Kepemimpinan pendidikan harus mampu memahami motivasi
setiap tenaga pendidik, staf administrasi, dan siswa, mengapa mereka
bersikap dan berperilaku baik yang bersifat positif maupun reaksi
yang tidak mendukung.
d) Kepemimpinan pendidikan sebagai sumber inspirasi bawahan. e)
Kepemimpinan pendidikan harus menjaga keseimbangan

5
antara tenaga pendidik, staf administrasi, dan siswa, serta
kepentingan masyarakat pihak lain.
f) Kepemimpinan pendidikan harus menyadari bahwa esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan (the followership),artinya
kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung
pengikut.
g) Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan,
mengadakan pengendalian atau pengawasan, dan pembinaan agar
masing-masing anggota atau bawahan memperoleh tugas yang wajar
dalam beban dan hasil usaha bersama.

Pemimpin (dalam hal ini kepemimpinan pendidikan) menurut rambu- rambu


penilaian kinerja kepada institusi pendidikan yang telah ditetapkan Diknas
menyebutkan bahwa kepemimpinan pendidikan sebagai pembimbing
mempunyai lima aspek kemampuan.
a) Aspek kepribadian yang kuat.
b) Aspek kemampuan mengenal anak buah.
c) Aspek pemahaman visi dan misi institusi pendidikan. d) Aspek
kemampuan pengambilan keputusan.
Dari uraian di atas tentang fungsi keahlian dan karakteristik pemimpin, maka
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin
harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Fungsi pemimpin
a. Membangun visi dan strategi institusi pendidikan ke arah
kemajuan.
b. Mengkomunikasikan visi dan strategi pada para tenaga pendidik
staf administrasi.
c. Sebagai wakil institusi pendidikan dalam beberapa pertemuan.
d. Sebagai mediator, komunikator, dan integrator.
2. Kemampuan yang harus dimiliki
a. Kemampuan teknik, yaitu pengetahuan kepemimpinan pendidikan
tentang metode, prosedur-prosedur proses, dan teknik
memimpin.
b.Kemampuan interpersonal: pengetahuan kepemimpinan
pendidikan tentang perilaku para personal institusi pendidikan
(tenaga pendidik, staf administrasi, dan siswa), dan proses
interpersonal (sikap perasaan, motivasi).
c. Keahlian konseptual: melogikakan pemikiran atau ide dan
memformulasikan konsep tentang program-program institusi
pendidikan.
d. Kemampuan mengenal personal institusi pendidikan.
e. Pemahaman terhadap visi dan misi institusi pendidikan.
f. Kemampuan tentang pengambilan keputusan.

6
3. Tipe pengambilan keputusan bagi kepemimpinan pendidikan
mempunyai beberapa ciri:4
a. Autokratik, yaitu pengambilan keputusan tanpa melibatkan
personal institusi pendidikan.
b. Konsultatif, yaitu pengambilan keputusan institusi pendidikan
dengan melibatkan aspirasi dari personal institusi
pendidikan.
c. Kelompok, kepemimpinan pendidikan dalam mengambil
keputusan melibatkan keputusan kelompok.
d. Delegasi, kepemimpinan pendidikan memberikan hak eksklusif
kepada para personal institusi pendidikan untuk pendelegasian
tugas.

2. Kepemimpinan Pendidikan5
1) Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan menurut Burhanuddin dapat muncul kapan dan dimanapun
apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :
a) Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan
memberikan bimbingan.
b) Ada orang-orang yang dipengaruhi.
c) Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan. d) Adanya
tujuan.

Kemudian adapun definisi tentang pendidikan adalah :


a) Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap
dan bentuk-IU bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia
hidup.
b) Proses dimana orang dihadapkam pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol sehingga mereka mengalami 7 perkembangan
kemampuan sosial dan individu yang optimal.

Dari uraian di atas, maka pengertian dari kepemimpinan pendidikan adalah


suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat
berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.

4
Rohmat. Kepemimpinan Pendidikan.Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol.11. No.1. h.7-8.
http://www.ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/93
5
Djafri, Novianty.2016. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah: (Pengetahuan
Manajemen, Efektivitas, Kemandirian Keunggulan Bersaing dan Kecerdasan Emosi).
Yogyakarta:Deepublish. h.1-3.

7
2) Fungsi Kepemimpinan Pendidikan6
Sejalan dengan kompleksitas dan keunikan institusi pendidikan,
kepemimpinan pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut:
kepemimpinan pendidikan sebagai manajer, sebagai pemimpin, dan
sebagai pendidik. Akan tetapi, secara lebih rinci Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) membagi fungsi kepemimpinan pendidikan menjadi
tujuh yang disebut dengan istilah EMASLIM yaitu:
a) Sebagai pendidik
b) Manajer
c) Administrator
d) Supervisor (penyelia)
e) Leader (pemimpin)
f) Inovator
g) Motivator
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik (educator), manajer,
administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), inovator, dan
motivator (EMASLIM) dapat diringkas menjadi tiga unsur pokok sebagai
berikut:
a) Kepemimpinan pendidikan sebagai manajer mencakup di dalamnya
fungsi sebagai administrator, dan supervisor(penyelia).
b) Kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin (leader)
mencakup di dalamnya fungsi sebagai inovator dan motivator. c)
Kepemimpinan pendidikan sebagai pendidik (educator).

Lebih lanjut, seorang pemimpin harus memiliki karakteristik untuk


menunjang pencapaian visi dan misi organisasi. Karakteristik
pemimpin menurut Gary Yukl memiliki tujuh aspek sebagai berikut,
Characteristic of the leader :
a) Traits (motives, personality, values), b) Confident and optimism;
c) Skills and expertise;
d) Behavior;
e) Integrity and ethic
f) Influence tactic; dan
g) Attribution about followers.

4. Pendekatan Tentang Teori Munculnya Pemimpin7


a) Teori genetis berpendapat bahwa seseorang akan menjadi
pemimpin karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin;
dengan kata lain ia mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi
pemimpin. Menurut teori ini tidak setiap orang bisa menjadi
pemimpin, hanya orang-orang yang mempunyai bakat dan pembawaan
6
Ardhana Januar Mahardhani, Op-cit, h.2.
7
Herlina, Purnomo Eko.2016.Teori Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Yayasan
Nusantara Bangun Jaya. h.122-123.

8
saja yang bisa menjadi pemimpin. Maka munculah istilah “leaders are
borned not built”.
b) Teori social mengatakan bahwa seeorang akan menjadi pemimpin kalau
lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi pemimpin.
Setiap orang bisa menjadi pemimpin asal diberi kesempatan dan diberi
pembinaan untuk menjadi pemimpin walaupun ia tidak mempunyai
bakat atau pembawaan. Maka munculah istilah “leaders are built not
borned”.
c) Teori ekologis adalah gabungan teori pertama dengan teori kedua, ialah
untuk menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat itu perlu dibina
supaya berkembang. Kemungkinan untuk mengembangkan bakat ini
tergantung kepada lingkungan, waktu dan keadaan.
d) Teori situasi menjelaskan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin,
tetapi dalam situasi tertentu saja, karena ia memiliki kelebihan-kelebihan
yang diperlukan dalam situasi itu. Dalam situasi lain dimana kelebihan-
kelebihannya itu tidak diperlukan, ia tidak akan menjadi pemimpin,
bahkan mungkin hanya menjadi pengikut saja.
Dengan demikian seorang pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan
dan kecakapannya dalam memimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya
kepemimpinan yang efektif. Para ahli di bidang kepemimpinan telah
meneliti dan mengembangkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai
dengan evolusi teori kepemimpinan.

6. Kepemimpinan Kepala Sekolah8


Kepemimpinan kepala sekolah dalam institusi pendidikan merupakan sebuah
kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang-
orang lain yang ada hubungannya dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengembangan pendidikan agar dapat dicapai tujuan pendidikan/sekolah secara
efektif dan efisien. Memperhatikan kondisi itu, maka diperlukan kemampuan
luar biasa bagi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan
kepala sekolah dapat diartikan sebagai proses membina hubungan timbal balik
antara pemimpin dengan yang dipimpin dengan mengandalkan kemampuan
komunikasi interpersonal sehingga terjalin saling pengertian dan kerjasama antar
personil (sesuai tanggung jawab dan tugas yang ditetapkan di sekolah).
Ada beberapa prinsip kerja sekolah sebagai organisasi menurut Roe dan
Drake (1980: 76), yaitu:9
a. Sekolah tidak dapat mencapai efektivitas dengan pembatasan pemahaman
atas fungsinya.

8
I Gusti Ngurah Santika.2017. KEPALA SEKOLAH DALAM KONSEP
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN: SUATU KAJIAN TEORITIS. Jurnal Kajian
Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra. h.6.
http://103.19.229.34/index.php/widyaaccarya/article/view/898
9
Wahyudi Nur Nasution.2015.KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
SEKOLAH.Jurnal Tarbiyah.Vol 22. No.1. h.72-76.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/view/6/4

9
b. Rendahnya tingkat kepercyaan dan pengertian masyarakat akan
membatasi efektivitas sekolah
c. Pentingnya tuntutan pendidikan yang membuatnya dilindungi dan
sanggahan oleh berbagai pihak partisan politik
d. Proses pendidikan yang rumit hanya akan dapat dilaksanakan
melalui sejumlah lembaga, perwakilan dan aktivitas kerjasama,
koordinasi dan keterpaduan pendiidikan dan lembaga sosial adalah
aktivitas penting dari suatu sekolah
Organisasi yang efektif akan menekankan dan menggunakan secara tetap
dalam keseimbangan yang lebih baik dan elemen anggota dan aktivitas
administratif,yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian c. Penempatan staf
d. Kepemimpinan
e. Komunikasi/interpretasi
f. Evaluasi dan penilaian kinerja.
Setiap pribadi dipengaruhi oleh kebijakan, termasuk yang di luar struktur
organisasi, harus menjadi bagian yang mengamankan kebijakan. Tingkatan
tindakan demokratis pada waktu tertentu bergantung atas kompetensi dan
kesadaran dari keterlibatan individu
Tujuan administrasi sekolah adalah membantu pembelajaran dan proses
pengajaran. Personil administratif harus memberikan kepemimpinan dalam
peningkatan mutu pembelajaran dan harus memperhatikan anggota, staf yang
memerlukan waktu, kecukupan material dan kondisi kerjasama yang lebih baik
bagi kinerja dan fungsi mereka. Untuk mencapai keunggulan anggota staf
harus memberikan kepada mereka untuk dapat memanfaatkan peluang bagi
kontribusi yang signifikan secara lokal, institusional, dan penuh tujuan.
Kemajuan sekolah akan diukur dari kelancaran pekerjaan, kinerja personil baik
sebagai individu maupun kerjasama kelompok. Organisasi sekolah harus
memiliki fleksibilitas yang cukup dan kemampuan adaptasi untuk
menangani pengembangan keperluan baru struktur sekolah, kebijakan dan
program harus menjadi bahan yang terus dievaluasi.
Tujuan utama dari sekolah adalah membantu mencapai keuntungan budaya saat
ini dan penguasaan pengetahuan yang ada. Sekolah juga betanggung jawab
untuk mengembangkan kepemimpinan dalam semua peningkatan kualitas dari
masyarakat. Tujuan dan sasaran organisasi sekolah harus dikembangkan secara
bersama oleh anggota dan organisasi dan pengembangan proses bagi satu
periode tertentu untuk ditinjau ulang dan direvisi menjadi tanggungjawab semua
anggota personil sekolah. Organisasi sekolah harus merupakan jaringan akses
yang mudah dalam, komunikasi dan umpan balik kepada setiap bagian dari
organisasi secara formal dan kepada pusat administrasi sekolah. Dalam
menjalankan organisasi sekolah dibutuhkan kepemimpinan kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan sebagai proses membina
hubungan timbal balik antara pemimpin dengan yang dipimpin dengan
mengandalkan kemampuan komunikasi interpersonal sehingga terjalin saling

10
pengertian dan kerjasama antar personil (sesuai tanggung jawab dan tugas yang
ditetapkan di sekolah).
Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah
dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang
terkait untuk bekerja atau berperanserta guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Diknas, 1999). Usaha kepemimpinan untuk mengefektifkan
sekolah, harus dilakukan dengan mempergunakan strategi yang paling
tinggi jaminan kemampuannya untuk mencapai tujuan sekolah. Strategi seperti
itu menuntut kemampuan kepala sekolah mengimplementasikan fungsi-
fungsi kepemimpinan secara efektif dan efisien.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan
haluan Negara dalam mengupayakan pendidikan paling baik bagi anak-
anak sekolah. Walaupun begitu, kepala sekolah bukanlah robot yang tidak
berpikir, melainkan anggota komunitas pendidik. Komunitas tersebut harus
berpartisipasi aktif mendiskusikan berbagai kebijakan sebelum hal itu
ditentukan oleh Negara. Para kepala sekolah perlu terus menerus mengikuti
perkembangan prakarsa kebijakan yang sedang dipertimbangkan oleh
pemerintah (Starrat, 2011: 15). Kepala sekolah juga agen komunitas lokal yang
melayani orang tua yang mengirim putra- putrinya ke sekolah dan berusaha
mewujudkan sekolah yang unggul. Menurut Edmonds dalam Beare, et al (1997:
8), karakteristik sekolah unggul adalah sebagai berikut:
a) Guru-guru memiliki kepemimpinan yang kuat
b) Guru-guru memiliki kondisi pengharapan yang tinggi untuk
prestasi murid
c) Atmosphir sekolah yang tidak kaku, sejuk tanpa tekanan dan proses
pengajaran yang kondusif, iklim yang nyaman
d) Sekolah memiliki pengertian yang luas tentang focus pengajaran
e) Sekolah efektif menjamin kemajuan murid dimonitor secara
periodik untuk meraih mutu sekolah unggul, diperlukan tanggung jawab
pimpinan pendidikan.

7. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah10


Gaya kepemimpinan yang dimaksud sebagai cara berperilaku yang khas dari
seorang pemimpin terhadap para anggota kelompoknya. Secara umum,
Karwati dan Priansa menjelaskan bahwa kepala sekolah yang paling luas
dikenal adalah gaya kepemimpinan otokratis, demokratis dan laissez faire.
Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas untuk meminpin sekolah,
bertanggung jawab atas tercapainya visi, misi, tujuan, peran, dan mutu
pendidikan di sekolah.
Gaya kepemimpinan pendidikan adalah cara seseorang pemimpin lembaga
pendidikan dalam mengatur, mengarahkan, dan membimbing guru agar mereka
bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

10
Djunaidi.2017. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU. Jurnal Tarbiyatuna. Vol.2.No 1. h.105-108.
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/view/3209/2411

11
Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan
dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang
dipimpinnya, maka kemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam
empat tipe, yaitu : tipe otoriter, tipe laissez-faire, tipe demokratis dan tipe
pseudo demokrasi.

a) Tipe otoriter11
Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan
“authoritarian”. Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin
bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota
kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan
oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada
anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
b) Tipe “Laissez-faire”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya
berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan
kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian
tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya
tanpa petunjuk atau saransaran dari pemimpin. Tingkat
keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan
karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan
bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya
tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan
tanpa pengawasan dari pimpinan.
c) Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya
bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-
tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu
berusaha mestimulasi anggota- angotanya agar bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingaan dan
kebutuhan kelompoknya, dan memperimbangkan kesanggupan
serta kemampuan kelompoknya.
d) Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik.
Pemimpin yang bertipe pseudo demokratis hanya tampaknya saja
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.
Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, kosep-konsep yang
ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya,maka hal tersebut
didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi
11
Baihaqi, M. I. (2015). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MA MA ’ARIF SELOREJO BLITAR. Konstruktivisme : Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran. Vol.7. No.2. h.99.
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/konstruktivisme/article/view/14

12
situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep
tersebut sebagai keputusan bersama.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemimpin adalah seseorang yang diberi status untuk memimpin sebuah anggota atau
organisasi berdasarkan pemilihan, keturunan, atau cara lainnya.
Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan menurut Burhanuddin dapat muncul kapan dan dimanapun apabila ada
unsur-unsur sebagai berikut:
a) Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan
bimbingan.
b) Ada orang-orang yang dipengaruhi.
c) Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan.
d) Adanya tujuan.
Pendekatan Tentang Teori Munculnya Pemimpin, yaitu pendekatan genetis, sosial,
ekologis, dan situasi.
Seorang kepala sekolah atau seorang kepala dinas pendidikan sebagai “status leader”
atau “formal leader”, lebih disegani, lebih ditaati petunjuk- petunjuk atau perintah-
perintahnya oleh murid-muridnya atau anggota staffnya, mungkin semata-mata karena
kedudukannya yang resmi sebagai pemimpin, karena kekuasaan resmi yang ia
miliki sebagai pemimpin resmi.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah, yaitu tipe otoriter, tipe “Laissez-faire”, tipe
demokratis, dan tipe pseudo-demokratis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ardhana Januar Mahardhani. 2015. Kepemimpinan Ideal Kepala Sekolah.Jurnal Dimensi


Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.3 No.2. h.2.
http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/article/view/82

Baihaqi, M. I. (2015). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN


MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MA MA ’ARIF SELOREJO
BLITAR. Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran. Vol.7. No.2. h.99.
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/konstruktivisme/article/view/14

Djafri, Novianty.2016. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah: (Pengetahuan


Manajemen, Efektivitas, Kemandirian Keunggulan Bersaing dan Kecerdasan
Emosi).Yogyakarta:Deepublish. h.1-3.

Djunaidi.2017. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN KINERJA GURU. Jurnal Tarbiyatuna. Vol2.No 1. h.105-108.
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/view/3209/2411

Herlina, Purnomo Eko.2016.Teori Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Yayasan


Nusantara Bangun Jaya. h.122-123.

I Gusti Ngurah Santika.2017. KEPALA SEKOLAH DALAM KONSEP


KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN: SUATU KAJIAN TEORITIS. Jurnal Kajian
Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra. h.6.
http://103.19.229.34/index.php/widyaaccarya/article/view/898

Musgar.2019. PEMIMPIN DAN KEPIMIMPINAN DALAM LEMBAGA


PENDIDIKAN.Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah. Vol 2. No 1. h.49.
http://journal.iaialmawar.ac.id/index.php/jtpm/article/view/157

Rohmat. Kepemimpinan Pendidikan.Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol.11. No.1


h.7-8.
http://www.ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/93

Siti Julaiha.2019.KONSEP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH.Jurnal Penelitian


Pendidikan dan Pembelajaran.Vol 6. h.51-52.
https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/Tarbiyawat/article/view/1734/832

Wahyudi Nur Nasution.2015.KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


SEKOLAH.Jurnal Tarbiyah.Vol 22. No.1. h.72-76.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/view/6/4

14

Anda mungkin juga menyukai