Oleh:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geografi adalah ilmu tentang
permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Geo yang berarti bumi dan Graphein yang berarti
tulisan. Sehingga saat digabungkan berarti tulisan bumi atau deskripsi bumi.
Ruang lingkup geografi pariwisata Geografi memiliki tiga cabang utama, yaitu geografi
alam atau fisik memelajari tentang bentang lahan (landscape) yaitu sebagian ruang atau
kewilayahan yang terdapat di permukaan bumi, geografi manusia memelajari gejala dan
pemecahan masalah sosial, geografi regional memelajari karakteristik atau ciri khas suatu
wilayah. Geografi pariwisata sendiri merupakan cabang dari geografi manusia. Geografi
pariwisata adalah ilmu yang memelajari persamaan dan perbedaan potensi pariwisata di
permukaan bumi dengan selalu melihat keterkaitan antar alam, manusia dan alam maupun
antar manusia. Persamaan dan perbedaan ini dapat menimbulkan adanya interaksi antar
wilayah, dan gerakaan orang dari satu tempat ke tempat lain. Adapun ruang lingkup geografi
pariwisata menurut Pearce adalah:
a. pola keruangan dari permintaan;
b. pola keruangan dari penawaran;
c. sumberdaya geografi untuk pariwisata;
d. gerakan dan aliran wisatawan;
e. dampak kepariwisataan; dan
f. model keruangan dari pariwisata.
PERTEMUAN KE-3 KONSEP, TEORI PARIWISATA
A. Konsep Pariwisata
Berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan, Pemerintaah Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan. Pada pasal 2 dinyatakan penyelenggaraan kepariwisataan berasaskan
manfaat, keseimbangan, kemandirian, parisipatif, kelestarian, dan berkelanjutan. Lebih
lanjut pada pasal 4 dinayakan tujuan kepariwisaaan adalah : meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghapus kemiskinan, mengatasi
pengangguran, melestarikan lingkungan sumber daya alam, serta memajukan kebudayaan.
Dengan prinsip penyelenggaraan kepariwisataan menjunjung tinggi norma agama dan nilai
budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara
manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan
hubungan antara manusia dan lingkungan, memelihara kelestarian alam dan lingkungan
hidup, memberdayakan masyarakat setempat. Cakupan pembangunan kepariwisaan
meliputi : indusri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan
kepariwisataan. Diamanahkan dalam UU 10 tahun 2009, bahwa pembangunan
kepariwisaaan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional,
rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi dan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kanbupaten/kota. Mengacu pada amanah tersebut, untuk kepentingan
nasional, pemerintah menetapkan peraturan pemerinah nomor 50 tahun 2011 tenang rencana
induk pembangunan kepariwisataan nasional (RIPPARNAS) ahun 2010-2015. PP 50 tahun
2011 pada pasal 2 memuat bahwa pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berorientasi upaya peningkatan
pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan. Khusus, dalam penjelasan pasal 35 RIPPARNAS, Bali dimasukkan sebagai
salah satu dari 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang diharapkan dapat meningkakan
dan memantapkan pembangunan pariwisata secara berkelanjutan yang peduli terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya. Sebagai tindak lanjut UU No 10 tahun 2009 dan
RIPPARNAS No 50 tahun 2011, pemerinah Provinsi Bali mengeluarkan Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan budaya Bali dan Peraturan
Daerah Nomor 10 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA) Provinsi Bali Tahun 2015-2029. Pada pasal 2 Perda 10 tahun 2016,
dinyatakan Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali dilaksanakan berdasarkan pada
asas manfaat, kekeluargaan, kemandirian, keseimbangan, kelestarian, partisipatif,
berkelanjutan, adil dan merata, demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang dijiwai oleh nilai-
nilai Agama Hindu dengan menerapkan falsafah Tri Hita Karana. Lebih lanjut dalam pasal 3
ayat 1 RIPPARDA Provinsi Bali diamatkan pelaksanaan RIPPARDA diselenggarakan
secara terpadu oleh pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, dan
masyarakat. Dalam rangka mewujudkan industri pariwisata berdaya saing, kredibel,
membuka ruang partisipasi publik secara luas, bertanggungjawab pada lingkungan dan sosial
budaya dan mendorong terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan.
B. Teori Pariwisata
1. Pariwisata
Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (2008 : 111), menjelaskan Pariwisata sebagai suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri, meliputi pendiaman
orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam
dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
Pariwisata adalah suatu kegiatan Berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, turisme. Pariwisata Berasal dari Bahasa Sanksekerta, yaitu Pari yangberarti
banyak, penuh atau berputar-putar, Wisata yaitu perjalanan. Atau dalam bahasa Inggris
disebut travel. Jadi “Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain” (Drs. H.
Idris Abdurachmat, M. Pd., Geografi Ekonomi, Hal 71, 1998).
2. Wisata
Dalam Undang-Undang Nomor 90 Tahun 1990 tentang Keparwisataan dijelaskan
bahwa Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Sedangkan Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
3. Wisatawan
Menurut The International Union of Official Travel Organization (IUOTO) dalam
Suwantoro (2004 : 32), wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
suatu perjalanan wisata dengan waktu tinggalnya sekurang kurangnya 24 jam di daerah atau
negara lain, jika waktu wisata kurang dari 24 jam maka dapat disebut dengan Pelancong.
Selanjutnya, seseorang dapat dikatakan melakukan perjalanan wisata apabila perjalanan
tersebut bersifat sementara, sukarela dan tidak untuk bekerja. Menurut Yoeti jenis dan
macam wisatawan, yaitu :
a. Wisatwan asing
b. Domestic foreign tourist
c. Destic Tourist
d. Indigeneous Tourist
e. Transit Tourist
f. Bussines Tourist
Potensi sebaran sumber daya pariwisata di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu pariwisata
alam dan buatan. Pariwisata alam merupakan tempat wisata alam di Indonesia yang murni dari
alam itu sendiri tanpa ada campur tangan dari manusia. Pariwisata alam sendiri memiliki 2
macam, yaitu bentang alam dan flora fauna. Contoh dari bentang alam seperti pegunungan,
taman laut, pantai, dan sebagainya. Sedangkan contoh dari flora fauna seperti Taman Nasional,
Suaka Alam, dan sebagainya.
Sedangkan pariwisata buatan merupakan tempat wisata alam Indonesia dimana pengadaan
wisata tersebut diawali oleh manusia sendiri dan juga dikelola oleh manusia dengan tujuan untuk
membudidayakan suatu tanaman atau satwa maupun mendatangkan keuntungan dengan menarik
minat para wisatawan asing ataupun local. Pariwisata buatan sendiri memiliki 2 macam, yaitu
peninggalan bersejarah dan budidaya. Contoh dari peninggalan bersejarah seperti berbagai candi
yang dibangun pada zaman dahulu dan peninggalan lainnya. Sedangkan contoh dari budidaya
seperti hutan wisata, perkebunan, dan sebagainya.
A. PARIWISATA ALAM
1. Bentang Alam
Pariwisata alam Bentang alam dibagi menjadi 3, yaitu Pegunungan, Taman Laut, dan
Pantai. Namun, kami akan mengambil masing-masing beberapa contoh berikut:
a) Pegunungan
Pariwisata pegunungan tersebar di seluruh Indonesia, yaitu seperti Wisata di
Pegunungan Semeru (Jawa Timur), Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Gunung
Bromo (Jawa Timur), Gunung Lawu (Jawa Tengah), Gunung Dieng (Jawa Tengah).
Masing- masing dari sumber daya pariwisata pada pegunungan tersebut memilki
keunikan yang berbeda-beda, dan setiap pegunungan yang tersebar di Indonesia
mempunyai potensi wisata yang berbeda-beda. Misalnya seperti wisata pegunungan di
Pegunungan Dieng, Pegunungan atau dataran tingi Dieng terletak di posisi geografis
7012’ LS dan 109054’ BT di ketinggian 6.802 kaki / 2093 mdpl. Pegunungan Dieng ini
mempunyai potensi di sektor pariwisata karena memiliki keindahan alam yang mampu
menarik daya minat wisatawan, tidak hanya wisatawan lokal saja bahkan wisatawan
manca negara. Pegunungan Dieng mempunyai beberapa tempat yang indah, yang
menjadi potensi Pegunungan Dieng sebagai salah satu persebaran sumber daya
pariwisata. Berikut ini adalah beberapa tempat di daerah Pegunungan Dieng yang
berpotensi sebagai kawasan sumber daya pariwisata:
Kawah Sikidang
Gunung Sikunir
Gardu Pandang Tieng
Selain ketiga tempat tersebut Pegunungan Dieng juga masih mempunyai potensi
pariwisata dengan daerah daerah lain yang tak kalah indahnya, seperti di Telaga Warna,
Telaga Pengilon, dan Kawah Sileri. Ketiga tempat tersebut mempunyai potensi sebagai
spot foto terbaik yang menarik perhatian wisatan lokal mauan maca negara.Intinya di
Pegunungan Dieng ini mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai
sumber daya pariwisata.
b) Taman Laut
Taman laut adalah tempat perlindungan bagi ekosistem di bawah laut. Indonesia
memiliki taman laut yang cukup banyak, diantaranya seperti Taman Laut Bunaken
(Sulawasi utara), Taman laut Banda (Maluku), Taman Laut Raja Ampat (Kepulauan
Raja Ampat), Taman Laut Kepulauan Derawan (Kalimantan Timur), Taman Laut Selat
Pantar (Nusa Tenggara Timur, dan lain-lainnya yang tentunya memiliki potensi sumber
daya yang potensial. Misalnya seperti Taman Laut Nasional Wakatobi terletak di salah
satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Di taman laut nasional
waktobi mempunyai banyak potensi sebagai sumber daya pariwisata beberapa
diantaranya sebagai berikut :
Memiliki keanekaragaman tanaman laut. Dengan adanya keanekaragaman tanaman
laut ini yang menjadikan taman laut wakatobi dijadikan sebagai daerah wisata.
Tanaman laut di Taman Laut Wakatobi memiliki berbagai jenis dan spesiesnya yang
bahkan ada beberapa diantaranya tidak dapat dijumpai di penjuru dunia.
Adanya berbagai jenis ikan dan hewan laut. Wakatobi mempunyai ratusan jenis ikan
dan hewan laut. Banyak wisata lokal bahkan manca negara yang melakukan
penyelaman untuk melihat keindahan taman laut Wakatobi.
c) Pantai
Selain dijuluki sebagai Negara Agraris, Indonesia juga dijuluki sebagai Negara
Maritim, yang memiliki kawasan laut da pantai yang luas. Hal ini terlihat dengan
adanya garis pantai dihampir setiap pulau di Indonesia sepanjang kurang lebih 81.000
kilometer. Oleh karena itu tidak heran jika Indonesia memiliki potensi sumber daya
pariwisata pantai yang cukup banyak, seperti diantaranya Pantai Nihiwatu (Sumba),
Pantai Senggigi (Lombok), Pantai Parangtritis (Yogyakarta), Pantai Raja Ampat, Pantai
Kuta, dan lain-lainnya yang menyajikan wisata bahari pantai yang sangat indah dan
menakjubkan. Selain itu, setiap destinasi wisata pantai tersebut memiliki keindahan
pantai, keunikan, dan kearifan lokal dengan ciri khas yang berdeba-beda disetiap
wilayah tersebut. Misalnya seperti wisata Wilayah pesisir Yogyakarta banyak tersebar
pariwisata bahari. Kawasan wisata pantai makin berkembang seiring dengan dukungan
sarana dan prasana pokok dan penunjang serta aktivitas manusia dan industri di sektor
kelautan dan perikanan, transportasi, dan sektor lainnya yang saling mendukung serta
kebutuhan manusia akan sarana rekreasi. Perkembangan industri pariwisata di Pantai
Selatan Yogyakarta dalam kurun waktu 10 tahun terakhir meningkat drastis sehingga
mengundang perhatian para investor untuk berinvestasi dalam skala kecil hingga besar,
seperti terlihat di pantai Baron dan Indrayanti, Siung, Ngerenehan, Parantritis, Depok,
Pandansimo, Kuwaru, Glagah Karangwuni, dan Congot (Sahubawa,L., dkk, 2015).
Wilayah pesisir Yogyakarta banyak tersebar pariwisata bahari. Wisata bahari tersebut
diantaranya seperti, wisata perahu motor temple (Pantai Glagah-Karangwuni), wisata
kuliner di Pantai Kuwaru, Depok, dan Parangtritis yang sudah berkembang pesat, wisata
bahari pantai parantritis yang cukup pesatdipantai parantritis ini menawarkan keindahan
alam pantainya, tempat permainan anak-anak, poli pantai, moda wisata transportasi
andon, wisata rally mobil dan sepeda motor mini, wisata speed boat terbang layang serta
kuliner dan pasar sandang pangan khas Yogyakarta.
Taman Nasional Gunung Leuser terletak di Provinci Aceh. Taman Nasional ini
termasuk daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 2014. Dapat ditemukan berbagai fauna
di Taman Nasional Gunung Leuser yaitu, gajah, siamang, badak sumatera, owa, orang
utan. Floranya yaitu, kantong semar, anggrek tanah, raflessia. Taman Nasional Gunung
Leuser juga meruapakan laboratorium alam yang terlengkap dan merupakan potensi besar
untuk kegiatan penelitian. Berikut beberapa potensi yang dimiliki :
Bisa melakukan kegiatan petualangan alam bebas seperti berkemah dan pendakian
gunung serta bisa untuk rekreasi saat musim liburan.
Bisa dijadikan untuk kegiatan shooting film karena tempatnya yang cocok dan tata
letaknya yang sesuai dan pas.
Adanya objek wisata air seperti air terjun, sumber air panas, dan arum jeram.
c) Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon terletak dibagian barat Pulau Jawa yaitu Banten.
Dijadikan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Sampai saat ini, sekitar 60
badak hidup di taman nasional ini. Satwa di taman nasional ini terdiri dari 35 jenis mamalia,
59 jenis reptil, 5 jenis primata, 22 jenis amfibi, 240 jenis burung, 72 jenis insecta, 142 jenis
ikan, dan 33 jenis terumbu karang. Beberapa potensi yang dimiliki yaitu :
Kaya akan kaindahan alam hutan tropis dengan luas area kurang lebih 1.350 meter
persegi.
Potensi pariwisatanya yaitu yang semakin meningkatnya kunjungan wisatawan untuk
berwisata dan jumlah tamu yang menginap di daerah tersebut.
B. Pariwisata Buatan
Pariwisata buatan merupakan suatu objek atau tempat wisata alam yang dibuat atau
dimodifikasi atau pengadaan wisata tersebut diawali dan dibuat oleh manusia sendiri dan juga
dikelola oleh manusia dengan tujuan untuk membudidayakan suatu tanaman atau satwa maupun
mendatangkan keuntungan dengan menarik minat para wisatawan.
1. Pariwisata Budidaya
Indonesia memiliki wisata buatan yang sangat beragam dan memiliki ciri khas yang berbeda-
beda, diataranya seperti:
a) Wisata Budidaya Mutiara di Lombok, NTB
Banyak sekali mutiara-mutiara cantik dan indah yang dihasilkan dari Lombok, NTB.
Mutiara-mutiara cantik tersebut memiliki berbagai macam jenis warna. Ada yang hitam,
kuning, atau juga putih. Beberapa potensi yang dimiliki dari budidaya mutiara yaitu :
Selain untuk berwisata atau berkunjung, kita bisa menambah wawasan mengenai proses
terbentuknya mutiara.
Dapat menambah pendidikan bagaimana cara pembudidayaan mutiara dengan benar
agar mutiara yang dihasilkan bisa bagus dan bulat.
Dapat membantu mempromosikan mutiara hasil Indonesia yang tidak kalah kualitasnya
dari Negara lain.
Di Indonesia ada berbagai jenis tempat wisata yang tentunya sering kita kunjungi.
Tempat wisata itu antara lain : pantai, taman, laut, hutan, pegunungan, pusat perbelanjaan atau
mall, tempat bersejarah, museum, sentra kuliner, danau, waduk, situ, kolam renang, alun-alun,
pemandian air panas, kebun binatang, air terjun, taman bunga dan buah, dan lain sebagainya.
Berikut informasi tentang jenis-jenis tempat wisata lainnya.
A. MOTIF WISATAWAN
1. Wisata bahari
Wisata bahari dikenal juga dengan sebutan wisata maritim atau wisata tirta. Wisata ini pun
berhubungan dengan olahraga yang dilakukan di air, seperti di pantai, danau, teluk. Kegiatan
yang biasa dilakukan saat melakukan wisata bahari adalah memancing dan berselancar, berlayar,
melakukan lomba balap mendayung, snorkeling, menyelam dan melakukan pemotretan di bawah
air. Dalam menyelam, kita bisa melihat betapa indahnya pemandangan di bawah laut. Di
nusantara terdapat pula taman laut yang bisa kita nikmati keindahannya. Potensi wisata bahari
Indonesia antara lain terdapat di Kepulauan Seribu, Raja Ampat, Danau Toba, Mentawai, Pulau
Bali, laut Kepulauan Maluku, dan sebagainya. Sementara untuk negara maritim yang juga
mempunyai potensi wisata bahari seperti Fiji, Hawaii, dan Tahiti.
2. Wisata Budaya di Indonesia
Melakukan wisata budaya bertujuan untuk menambah wawasan serta pandangan hidup
seseorang. Dalam wisata budaya, terutama ke luar negeri, kita bisa melihat cara hidup
masyarakat di negara tersebut, mempelajari adat istiadat, kesenian, dan kebudayaan mereka.
Wisata budaya juga bermanfaat untuk memperkenalkan kebudayaan negeri sendiri ke kancah
internasional dan sebaliknya (memberi informasi/membagikan info mengenai kebudayaan dan
adat istiadat negeri yag baru saja dikunjungi ke negara kita). Dengan kata lain, melakukan
pertukaran seni dan budaya. Seperti, seni musik, seni tari, seni drama.
3. Wisata pertanian
Wisata pertanian merupakan perjalanan wisata ke lokasi pertanian, melihat pembibitan di ladang,
perkebunan. Biasanya dilakukan dalam rangka studi atau dapat pula hanya sekedar berjalan-jalan
menikmati hijaunya tanaman dan segarnya udara. Mata akan segar kembali dengan
pemandangan berupa sayuran segar berwarna-warni, melongok bibit aneka sayur, dan bertualang
di perkebunan yang sejuk.
4. Wisata buru
Wisata buru ini bisa dilakukan di negara yang mempunyai daerah hutan yang dapat dijadikan
tempat berburu. Tentunya tidak berburu secara sembarangan, ya. Melainkan mengikuti aturan
pemerintah tentang batas wilayah perburuan dan jenis binatang apa saja yang boleh diburu.
Untuk Indonesia sendiri, pemerintah telah membuka wisata buru di wilayah Jawa Timur,
tepatnya di Baluran.
Hewan yang boleh diburu adalah babi hutan dan banteng. Sementara di luar negeri, wisata buru
dapat kita lakukan di berbagai daerah di benua Afrika. Hewan yang boleh diburu ialah jerapah,
gajah, singa, dan lain-lain. Untuk India, hewan yang boleh diburu adalah macan dan badak.
5. Wisata ziarah
Jenis wisata ini berkaitan dengan sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat setempat. Kebanyakan dilakukan oleh rombongan daripada perorangan. Tujunanya
ke tempat suci, makan orang yang dianggap berkuasa atau suci/makam orang besar, pemakaman
tokoh terkenal, bukit dan gunung keramat yang sarat legenda, dan sebagainya.
Banyak dihubungkan dengan niat dari wisatawan tersebut, misalnya ingin meminta restu dan
petunjuk dari ilahi bahkan ada yang memohon kekayaan. Sebagai contoh adalah orang muslim
yang berkunjung ke tanah suci atau pemakaman para wali, seorang katholik melakukan wisata
ziarah ke vatikan, untuk penganut budha akan berkunjung ke Nepal, Tibet, atau India.
Di Indonesia sendiri juga banyak tempat yang dikujungi oleh orang-orang yang memiliki maksud
tertentu seperti yang telah disebutkan di atas antara lain mengunjungi Candi Borobudur, Gunung
Kawi, makam Wali Songo, Prambanan, pura Basakih Bali, makam Soekarno, dan lain-lain.
6. Wisata cagar alam
Wisata yang dikenal juga dengan wisata konservasi ini dilakukan dengan mengunjungi taman
lindung, cagar alam, wilayah yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Kebanyakan
para pecinta alam yang melakukan wisata ini. Bagi yang suka memotret, sangat cocok
melakukan wisata sejenis ini.
Ada banyak tumbuhan dan satwa yang unik dan indah, dapat dijadikan sebagai objek foto.
Suasana lingkungan yang segar, asri, sangat mendukung untuk melakukan relaksasi. Jadi pikiran
lebih fresh dan rileks. Tempat wisata cagar alam contohnya adalah Cagar alam di Pulau Bali
yaitu Kebun Raya Eka Karya dan Taman Nasional Bali Barat.
7. Wisata konvensi
Wisata konvensi ini lekat dengan politik. Contohnya adalah bangunan tempat musyawarah,
persidangan, dan pertemuan yang dilakukan secara nasional atau internasional. Misalnya pusat
kongres internasional di Berlin, Gedung Senayan di Jakarta, Filipina memiliki Philippine
International Convention Center.
B. LOKASI YANG DITUJU
1. Wisata sejarah
Mengunjungi berbagai peninggalan dan situs sejarah. Bagi yang suka dengan arkeologi dan
informasi yang berkaitan dengan sejarah/masa lampau, datanglah untuk berwisata sejarah ke
candi, museum, benteng, atau melihat prasasti.
2. Wisata alam
Jenis wisata yang dilakukan dengan obyek wisata berupa keindahan alam sekitar. Mata kita akan
dimanjakan dengan keadaan alam yang menakjubkan dan sangat indah. Wisata alam yang dapat
kita lakukan antara lain mendaki, berkemah.
3. Wisata religi
Melakukan wisata religi dengan mengunjungi tempat khusus umat beragama, makam, tempat
beribadah. Bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Seperti melakukan wisata ke
Masjid Istiqlal, Jakarta, bagi yang beragama muslim. Atau Gereja Katedral bagi penganut
Kristen katholik.
4. Wisata pendidikan
Wisata pendidikan ini disebut juga dengan wisata edukasi dan banyak dilakukan oleh anak-anak
dan sekolah. Tujuan dari wisata pendidikan merupakan sebagai sarana penunjang pelajaran yang
telah diberikan di sekolah. Wisata pendidikan diharapkan membuat anak lebih mudah memahami
materi pelajaran.
2. Bentuk Kegiatan Aktif merupakan kegiatan aktif di suatu obyek wisata, pengunjung
melakukan gerakan dan menggunakan keterampilan gerak. Contohnya ketika melakukan
wisata petualangan hiking, rafting atau menelusuri sungai, arung jeram, golf, sepak bola,
bersepeda, tenis, voli pantai, dan lainnya.
1. Wisata budaya (culture tourism) merupakan sejenis perjalanan wisata dibuat untuk
mengetahui bagaimana kebudayaan, cara hidup, sosial, sejarah, adat istiadat, seni budaya,
agama yang ada di suatu wilayah. contohnya melakukan kunjungan wisata ke suku Baduy
dalam di Banten, berkunjung ke suku-suku asli Papua, menyaksikan pesta kematian rambu
solo di Toraja, melihat prosesi pencukuran anak gimbal, dan lain-lain.
2. Wisata petualangan (adventure tourism) dilakukan di alam terbuka dan wisatawan dituntut
untuk memiliki kecakapan apa yang diinstruksikan oleh pamandu yang jauh lebih
berpengalaman. Dapat melatih agar jasmani jadi sigap dan rohani jadi segar. Wisata
petualangan jelas memiliki resiko yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis wista
yang lainnya. Contoh melakukan arung jeram di berbagai sungai yang ada di Indonesia
(misalnya sungai Alas), mendaki gunung Papandayan, puncak Rinjani, Gunung Anak
Krakatau, melihat burung di savanna Taman Nasional Baluran, melakukan panjat tebing,
rafting, trekking, diving, dan lain-lain.
3. Ekowisata (ecotourism) merupakan jenis wisata dilakukan untuk mengunjungi alam serta
melakukan konservasi, sehingga mampu memberi efek pada perekonomian daerah
sekitarnya. Contohnya wisata kebun teh dan kopi Malabar, Bandung, mengunjungi hutan
mangrove Taman Nasional Alas Purwo, dan lain-lain.
4. Wisata bisnis (business tourism) merupakan dilaksanakan karena tengah melakukan studi
kelayakan usaha pada daerah yang dikunjungi. Contohnya berbelanja di pasar Tanah Abang,
mengunjungi kebun kopi Gayo yang terdapat di daerah Aceh Tengah.
5. Wisata minat khusus (special interest tourism) merupakan wisata dibutuhkan suatu
keterampilan yang khusus, biasanya jumlah pesertanya dibatasi dan dilakukan di tempat
tertentu atau khusus (tidak semua tempat wisata bisa dipakai). Contohnya paragliding yang
dilakukan di Danau Toba, night dive yang dilakukan di pulau Halmahera, dan lain-lain.
6. Wisata volunteer (voluntourism) merupakan wisata dilakukan ke suatu daerah dengan tujuan
untuk melakukan bakti sosial, berbagi pengalaman serta keterampilan pada masyarakat, di
sela-sela melakukan aktivitas sosial kita dapat sambil berwisata. Contohnya menjadi pengajar
bagi anak-anak di pedalaman Papua maupun Kalimantan serta pulau-pulau lainnya, menjadi
pengasuh orang utan yang ada di Kalimantan, dan lain-lain.
2. Pariwisata Regional Merupakan pariwisata pada suatu daerah tetapi lebih luas ruang
lingkupnya dari pada pariwisata lokal, misalnya pengunjung berwisata mengunjungi tempat-
tempat yang ada di jawa barat, jawa timur dan lain-lain.
3. Pariwisata Nasional Merupakan pariwisata yang ruang lingkupnya sangat luas mencapai
suatu negara, biasanya wisatawan yang datang bukan hanya dari dalam negeri tetapi ada juga
di luar negeri. Misalnya wisatawan yang berkujung ke Indonesia untuk berwisata di tempat-
tempat yang ada di Indoensia.
5. Pariwisata Internasional Merupakan pariwisata ruang laingkupnya seluruh negara yang ada di
dunia, jadi wistawan berkunjung ke negara-negara yang ada di seluruh penjuru dunia.
1. Restoran.
Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada kualitas pelayanan, baik
dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya.
Di samping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran serta
penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun penyajiannya yang
bias dikembangkan secara nasional, regional, bahkan internasional.
2. Penginapan
Penginapan atau home stay yang terdiri dari hotel, motel, resort, , kondominium, time sharing,
wisma-wisma dan bed and breakfast, merupakan aspekaspek yang dapat diakses dalam
pengembangan bidang kepariwisataan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi
pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan
sebagainya. Penelitian juga dapat diarahkan pada upaya memperkecil limbah dari industry
pariwisata tersebut.
3. Pelayanan perjalanan
4. Transportasi
Transportasi ini dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti mobil/bus, pesawat
udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda.
Daerah tujuan wisata dapat berupa penelitian pasar dan pangsa, kelayakan kawasan
wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta lembaga keuangan.
6. Fasilitas Rekreasi
Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara, tempat perkemahan (camping
ground), ruang konser, teater, dan lain-lain.
7. Atraksi wisata
Segmentasi adalah proses mengelompokkan sesuatu yang lebih besar menjadi bagian yang
lebih kecil, berdasarkan karakteristik tertentu. Biasanya, item dalam segmen yang sama akan
seragam (homogen). Tujuan dari segmentasi adalah untuk menganalisis pasar, untuk menemukan
ceruk pasar dan untuk dapat mengembangkan persaingan bisnis.
Kata wisatawan berasal dari bahasa Sansekerta, wisata yang berarti perjalanan yang dapat
disamakan dengan kata travel dalam bahasa Inggris. Wisatawan sama artinya dengan kata
traveler yaitu orang yang melakukan perjalanan (Sitohang et al, 2015). Sedangkan menurut
Purwanti dan Dewi (2014) wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dalam waktu
tertentu untuk wisata dan bersenang-senang semata-mata untuk menikmati kegiatan bertamasya
dan rekreasi (pemanfaatan waktu luang untuk istirahat, santai dan bersenang-senang guna
mengambalikan dan meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani sebagai akibat
dan aktivitas pekerjaan sehari-hari) atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Oleh karena itu, Segmentasi wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis
wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan
mereka dalam melakukan perjalanan. Pemahaman terhadap segmentasi wisatawan akan
membantu pada pengembang pariwisata dalam mengarahkan sasaran penjualan produk wisata
yang dibuatnya pada pihak yang tepat. Dengan begitu pengembang dapat menyusun strategi
pemasaran yang tepat dan melaksanakannya secara efektif dan efisien dalam pengeluaran dana
dan pencapaian hasil yang optimal. Pengembang pariwisata juga akan terbantu dalam
menentukan kebijakan mengenai pengembangan produk wisata dan pengembangan sarana serta
pra sarana yang diperlukan untuk mendukung pengembangan pariwisata (Yudha, 2019).
Segmentasi pasar wisatawan dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Segmentasi Psikografis
Yaitu pasar wisata yang dipilah menurut preferensi minat dan keinginannya terhadap
hal-hal yang menjadi daya tarik baginya. Sebagai contoh, minat pada daya tarik wisata yang
berupa: atraksi budaya asli, kehidupan masyarakat, kehidupan satwa, pemandangan alam, dan
lain sebagainya. Minat wisatawan ini akan sangan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh
wisatawan untuk menentukan tujuan wisata yang akan dilakukannya.
2. Segmentasi Geografis
Yaitu pasar wisata yang dipilah menurut daerah yang dituju oleh wisatawan. Pilihan
wisatawan akan memiliki perbedaan karakteristik geografis. Misalnya pasar wisata yang
digolongkan menjadi: wisatawan yang yang berkeinginan untuk berwisata di lokasi: daerah
tropis, kawasan pantai, kawasan pegunungan, kawasan pedesaan, kawasan perkotaan, dan
lain sebagainya.
3. Segmentasi Demografi
Yaitu pemilahan pasar wisata berdasarkan karakteristik demografi wisatawan yang
menjadi sasaran promosi supaya berkunjung, yakni berdasarkan umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan lain sebagainya. Dengan begitu wisatawan dapat dikelompokkan misalnya
menjadi: wisatawan kelompok tua atau dewasa atau remaja atau muda; wisatawan pria atau
wanita; wisatawan berpendidikan tinggi atau menengah atau rendah.
4. Segmentasi Behavioristik
Yaitu segmentasi yang membagi–bagi kelompok berdasarkan pengetahuan (knowledge),
tingkah laku (attitude) penggunaan atau respon terhadap suatu produk tertentu.
B. Segmentasi Wisata Dalam Negeri Pada Contoh Wisata Taman Bunga Amaryllis,
Yogyakarta
Segmentasi wisatawan dalam negeri pada pariwisata taman bunga Amaryllis, Yogyakarta
yaitu sebagai berikut:
1. Segmentasi Pisikografis
Dalam berkunjung ke wisata Taman Bunga Amaryllis, para wisatawan Memilih
bepergian dengan kelompok kecil, seperti Generasi milenia ldan memilih berkunjung di
akhir pekan. Biasanya mereka ini merupakan generasi milenial dengan penghasilan kurang
Serta minat para wisatawan yang mengunjungi tempat ini biasanya adalah para
wisatawan yang Menyukai hal-hal edukatif dan memiliki keseriusan pada kelestarian alam
termasuk Bunga Amaryllis, memiliki keseriusan pada seni fotografi, video, dan konten
dokumentasi.
2. Segmentasi Geografis
Pada segmentasi Geografis Wisatawan di taman bunga Amaryllis Yogyakarta yaitu
berasal dari Wisatawan Domestik, berasal dari daerah sekitar Yogyakarta dan luar
Yogyakarta seperti Padang, Palembang, Makasar, Kalimantan, Pekalongan Jawa Tengah,
Sulawesi, Irian Jaya. Wisatawan Mancanegara, seperti berasal dari Asia (Korea, Malaysia,
Cina), Belanda, Amerika, Jerman, Afrika, Australia.
3. Segmentasi Demografis
Pada segmentasi Demografis Wisatawan di taman bunga Amaryllis Yogyakarta yaitu
dengan Wisatawan kunjungan berusia dewasa terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu dari
instansi pemerintah dan swasta,Wisatawan usia dini yakni anak TK, SD, Pesantren,
Wisatawan milenial yakni anak SMA hingga mahasiswa dengan didominasi oleh Sarjana
dan beberapa diantaranya berpendidikan tinggi master/doctor.
C. Segmentasi Wisatawan Luar Negeri Pada Contoh Wisatawan Ke Bali
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar Segmentasi Socio-ekonomi Demografi Dari hasil penelitian
bahwa wisatawan dari Asia adalah wisatawan dengan kunjungan terbanyak ke Bali
kedua setelah Australia terutama dari China dan juga mayoritas dari responden tersebut
yang berkunjung ke Bali dari Asia yaitu laki-laki denga persentase 53,1 % laki-laki dan
46,9 % dari responden adalah perempuan. Perbedaan jenis kelamin dari responden tidak
terlalu signifikan. Untuk umur wisatawan yang berkunjung 21-30 tahun merupakan
responden yang paling banyak berkunjung dengan persentase 50% dan berkebangsaan
China dengan persentase 34,4 % yang berumur 31-45 tahun memiliki persentase sebesar
35,2 % atau sebanyak 19 orang responden. Wisatawan dari Eropa pada umumnya adalah
wisatawan yang mandiri dengan perjalanan sendiri. Pendidikan wisatawan yang berasal
dari Eropa adalah lulus kuliah dengan persentase 87 % merupakan lulus kuliah. Untuk
status pernikahan wisatawan yang berasal dari Eropa adalah 53,7 % adalah belum
menikah dan 42,6 % merupakan wisatawan yang sudah menikah sedangkan 3,7 % atau
sebanyak 2 orang dari wisatwan yang berasal dari Eropa sudah bercerai. Wisatawan
Amerika, dari hasil survei yang telah dilakukan juga diperoleh hasil bahwa 40,9 % dari
responden yang berkewarganegaraan Amerika Serikat dan 36,4 % dari mereka adalah
berkebangsaan Kanada. Dari keempat benua di dunia Amerika merupakan benua
dengan kunjungan terkecil ke Bali. Pendidikan yang ditempuh oleh wisatawan yang
berasal dari Amerika dapat juga dilihat bahwa wisatawan dengan pendidikan terakhir
77,3 % dari mereka lulus kuliah dan untuk wisatawan yang lulus SMA adalah sebesar
22,7 %. Wisatawan Australia adalah wisatawan dengan kunjungan terbanyak ke Bali.
Sama halnya dengan wisatawan Amerika, wisatawan yang berasal dari Australia juga
sebagian besar dari responden adalah laki laki dengan persentase 63,3 %. Pendidikan
yang ditempuh dari wisatawan yang berasal dari Australia 76,7 % dari responden
menempuh pendidikan terakhir yaitu lulus kuliah, sedangkan untuk wisatawan yang
memiliki pendlidikan terakhir lulus SMA sebesar 23,3 %. Dari hasil penelitian juga
dilihat bahwa wisatawan yang berasal dari Australia adalah sebagian besar berumur
antara 21-30 tahun yaitu dengan persentase 53,3 %. Untuk status pernikahan wisatwan
yang berasal dari Australia adalah 56,7 % belum menikah dan dengan jumlah keluarga
56,7 % memiliki jumlah keluarga sebanyak 3-4 orang atau memiliki satu sampai dua
anak dalam keluarga.
2. Segmentasi Psikografi
Wisatawan yang berasal dari Asia berkunjung ke Bali dengan Tujuan untuk
Liburan dan Bulan Madu. 87,5% dari wisatawan asal Asia menyatakan bahwa tujuan
mereka berkunjung ke Bali adalah untuk liburan dan tujuan bulan madu adalah
sebanyak 12,5 %. Untuk Alasan memilh Bali sebagai destinasi wisata yaitu 68,8 % dari
responden menyukai wisatwan petualangan selama berlibur di Bali dan 56,3 %
menyukai wisata budaya. Wisatawan asal Eropa berkunjung ke Bali dengan tujuan
untuk berlibur dan alasan memilih Bali menjadi tujuan wisata adalah karena Budaya
dengan persentase 98,1 % dibandingkan dengan wisata budaya dengan persentase 46,3
%. Dari hasil diatas maka diketahui bahwa wisatwan yang berasal dari Eropa lebih
menyukai Wisata budaya dibanding dengan wisata petualangan selama berada di Bali.
Wisatawan yang berasal dari Amerika memilih Bali sebagai Destinasi wisata dengan
tujuan untuk liburan. Alasan memilih Bali sebagai tujuan wisata adalah karena budaya
dan wisata petualangannya dengan persentase 68,2 % karena budayanya dan 59,1 %
karena wisata petualangannya. Untuk wisatawan Amerika, pada umumnya mereka lebih
menyukai aktifitas pantai dan cuaca Bali. Wisatawan asal Australia Berkunjung ke Bali
dengan tujuan untuk liburan. Dan alasan memilih Bali sebgai destinasi wisata adalah
karena budaya Bali sebesar 90 %. Wisatawan yang berasal dari Australia juga sangat
menyukai budaya Bali saat menghabiskan liburan di Bali. Alasan lainnya memilih Bali
juga adalah karena wisata petualangan di Bali. Adapun wisata petualangan tersebut
yaitu ada arung jeram, cycling atau bersepeda di Ubud, watersport atau olahraga air di
Tanjung Benoa dan yang lainnya Dari segi status penikahan wisatawan Asia lebih
banyak mengunjungi Bali dengan status sudah menikah dengan persentase 53,1 % dari
responden tersebut sudah berkeluaga dan 46,9 % adalah belum menikah. Jumlah anak
dari wisatawan Asia yang berkunjung ke Bali dilihat dari Tabel 4.1 bahwa 56,3 %
mengatakan tidak memiliki anak dan untuk wisatawan yang memiliki anak dua atau
lebih adalah sebesar 28,1 % atau sebanyak 9 orang responden. Wisatawan Eropa dari
analisa yang telah dilakukan bahwa wisatawan yang berasal dari Eropa 22,2 % dari
responden merupakan kebangsaan Perancis dan 18,5 % responden berkebangsaan
Jerman. Dari segi umur, wisatawan dari Eropa mayoritas merupakan laki-laki dan
berumur antara 21- 30 tahun dengan persentase umur yaitu 40,7 % sedangkan
wisatawan.
3. Segmentasi Perilaku
Segmentasi Perilaku Sebagian besar wisatawan dari Asia yang berkunjung ke Bali
tinggal selama kurang dari satu minggu. Dan kunjungan wisatawan yang berasal dari
Asia tersebut adalah grup. Wisatawan Asia adalah mereka lebih banyak menghabiskan
uang dibandingkan dengan wisatawan dari luar Asia dengan perkiraan pengeluran per
hari dari wisatawan asal Asia adalah US $ 100- 150 untuk pemilihan akomodasi, US $
100- 150 untuk aktivitas /atraksi di Bali dengan persentase 59,4 % dan US $ 50-100
untuk makanan dan minuman yang dihabisakan sehari dengan persentase 78,1 %.
Wisatawan dari Eropa yang berkunjung ke Bali tinggal selama kurang dari satu minggu.
Dan kunjungan wisatawan yang berasal dari Eropa tersebut adalah berpasangan dengan
persentase 28,1 % dan grup dengan persentase 37,5 %. Wisatawan asal Eropa
berkunjung ke Bali dan juga berkunjung ke daerah-daerah lain seperti Thailand,
Vietnam, Malaysia dalam perjalanannya (round trip traveler) Wisatawan yang berasal
dari Amerika memilih Bali sebagai Destinasi wisata dengan tujuan untuk liburan.
Alasan memilih Bali sebagai tujuan wisata adalah karena budaya dan wisata
petualangannya dengan persentase 68,2 % karena budayanya dan 59,1 % karena wisata
petualangannya. Untuk wisatawan Amerika, pada umumnya mereka lebih menyukai
aktifitas pantai dan cuaca Bali Wisatawan yang berasal dari Australia berkunjung ke
Bali adalah sendiri dengan persentase 43,3 % dan 26,7 % adalah dengan grup.
Wisatawan yang sebagian besar dari mereka adalah kunjungan berulang. Lama tinggal
wisatawan asal Australia di Bali adalah lebih panjang dibanding dengan wisatwan dari
daerah lain seperti Asia, Eropa, dan Amerika. Wisatawan yang berasal dari Eropa lebih
menyukai wisata budaya dengan lama tinggal ≥ 6 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Wisatawan Mancanegara ke Bali Tahun 2015. Denpasar
Kotler, P. and Armstrong, G. 2006. Principles of Marketing. Eleventh Edition. New Jersey: Prentice Hall
International Inc.
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Ngan, Ms. Pauline. 2008. PolyU Study Finds Understanding Market Segments Key to Boosting Reapeat
Visits. The Hongkong Polythecnic University, Hongkong.
Siar Meiriza, Mica. 2005. Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancangara Terhadap Daerah Tujuan
Wisata Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Suwena, I Ketut. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.
Suprapti, W. 2010. Perilaku Konsumen Pemahaman Dasar dan Aplikasinya Dalam Strategi Pemasaran.
Bali: Udayana University Press.
Yoety, Oka A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Vuuren, C.V., & Slabbert, E. (2011). Travel Motivations and Behavior of Tourists to A South African
Resort. Proceeding Volume 1 of Internationa Conference on Tourism and Management Studies.
R. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno.Metode Analisa Geografi. 1979. Jakarta : LP3ES Ikapi