Anda di halaman 1dari 24

BAB II

ANALISA KESEHATAN

A. Analisa Situasi
1. Data Epidemologi
A. Angka Kematian ( Mortality )
Angka kematian yang tinggi disuatu wilayah menunjukkan bahwa
keadaan status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologi
masyarakat di wilayah tersebut masih rendah. Angka kematian yang
digunakan untuk indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian bayi, angka kematian ibu (jumlah kasus kematian ibu) dan angka
kematian neonatus (jumlah kasuskematian neonatus). Pada tabel III.1
disajikan data angka kematian beberapa kelompok resiko tinggi di wilayah
bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara tahun 2016 s/d.
2019
Tabel
Mortalitas / Angka kematian Di Kota Pontianak Tahun 2016 sd. 2019
Mortalitas 2016 2017 2018 2019
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK
TENGGARA
Jumlah Kasus
Kematiaan Maternal 0 0 0 0
Jumlah Kasus
Kematiaan Bayi 0 0 0 0
Jumlah Kasus
Kematian Balita 0 0 0 0
Sumber : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Tenggara
Dari tabel diatas terdapat gambaran bahwa capaian indikator
angka kematian kasar cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi lingkungan baik fisik maupun biologi Kota Pontianak lebih baik
serta pelayanan kesehatan telah dapat diakses oleh masyarakat Kota
Pontianak.
B. Angka Kesakitan ( Morbility ) dan Status Gizi
Angka kesakitan adalah ukuran gangguan kesehatan ( masalah
kesehatan ). Kelompok masalah kesehatan yang lazim ditemukan di
masyarakat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok utama yaitu penyakit
infeksi dan penyakit non infeksi.
Angka Kesakitan Beberapa Penyakit Infeksi dan Non Infeksi
UPTD Puskesmas Kec. Pontianak Tenggara Tahun 2016 sd 2019

A Penyakit Infeksi 2017 2018 2019


1 DBD 7 21 4
2 TB Paru 79,35 82,75 82,01
3 ISPA 3326 3054 2158
4 Diare 634 443 403
5 Malaria 0 0 0
6 HIV / AIDS 0 0 0
Tetanus Neonatus
7 0 0 0
( TN )
B Penyakit Non Infeksi
1 Gizi Buruk 0 0 0
Sumber : Laporan Tahunan UPTD PUSKESMAS KECAMATAN
PONTIANAK TENGGARA
Dari table di atas dapat dilihat bahwa TB Paru menepati jumlah
penyakit dengan pasien terbanyak dari tahun ketahun dari tahun 2017 –
2019 hal ini di sebabkan oleh infeksi kuman atau bakteri ini menyebar di
udara melalui percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk,
atau bersin.
Upaya pemberantasan penyakit menular di wilayah bina UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara dilaksanakan diantaranya
melalui pemberantasan penyakit menular penyakit TB Paru ( mencakup
kegiatan penemuan pasien barudan pengobatan pasien TB Paru ),
pelacakan kasus AFP ( Acute Flaccid Paralysis ) penanganan penderita
pneumonia balita, penanganan penyakit, penanganan penyakit IMS,
penanganan Diare pada Balita, penanganan penyakit DBD dan imunisasi.
Upaya pemberrantasan tersebut juga dibarengi dengan surveilans penyakit
berpotensi wabah utama DBD beserta fogging fokus di lokasi ditemukan
kasus DBD.
Selama tahun 2019, tidak ditemukan adanya kasus AFT di wilayah
bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara. Begitu juga pada
tahun sebelumnya. Capaian ini telah memenuhi target nasional tahun 2019
yaitu 100.000 penduduk usia < 15 tahun.
Jumlah kasus penyakit pneumonia balita wilayah bina UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara tahun 2019 adala 0 kasus.
Pada tahun 2019 di wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Tenggara ditemukan adanya 10 kasus infeksi menular seksual ( IMS ).
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana
tahun 2017 terdapat 24 kasus.
Jumlah kasus penyakit Diare pada tahun 2019 sebanyak 381 kasus,
menurun dari tahun 2018 yang mencapai634 kasus dan tahun 2017
sebanyak 443 kasus. Jumlah kasus Diare yang ditangani wilayah bina
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara telah mencapai 100 %
dan sesuai dengan target nasional penanganan kasus Diare.Pada tahun
2019 penyakit malaria tidak ditemukan lagi, hal tersebut sama dengan
tahun 2018 yaitu 0 kasus.
Kegiatan pemberantasan penyakit TB Paru pada tahun 2019
ditemukan 36kasus, 2018 ditemukan 27 penderita TB Paru positif.
Sedangkan pada tahun 2017 ditemukan 24 Penderita TB Paru positif.

JUMLAH KASUS INFEKSI MENULAR SEKSUAL 2016-2018

2017 2018 2019 2020

24  10  12
Pada tahun 2019 di wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara ditemukan 2 kasusinfeksi menular seksual ( IMS)
 DBD
Demam berdarah adalah penyakit febris akut yang
ditemukan di daerah tropis dengan penyebaran geografis yang
mirip dengan malaria. Demam Berdarah Dengue pada Negara-
negara tropis, umumnya meningkat pada musim penghujan dimana
banyak terdapat genangan air bersih yang menjadi tempat
berkembang biak nyamuk Aedes Aegypty. Penyakit demam
berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang
berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat bila
tidak segera ditangani. Umumnya wabah demam berdarah kembali
meningkat menjelang awal musim kemarau di daerah perkotaan.
Pada tahun 2017 terjadi 7 kasus DBD, tahun 2018 yaitu
terjadi peningkatan dengan jumlah 21 kasus dan tidak ada yang
meninggal, tahun 2019 terjadi penurunan kasus sebanyak 4.
Angka-angka tersebut menunjukan kenaikan kasus kesakitan akibat
DBD dari tahun 2017-2019
 TB Paru
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang
tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Micobakterium Tuberculosa. Penyakit TBC daoat menyerang pada
siapa saja. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila
penderita secara rutin mengkosumsi obat-obatan yang diberikan
dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnyadengan gizi yang
cukup baik
Pada tahun 2017 terjadi kasus TB Paru berjumlah 79,35, da
nada nya peningkatan jumlah kasus yang terjadi pada tahun 2018
sebanyak 82,75, kemudian pada tahun 2019 terjadinya penurunan
kaus Tb paru dengan jumlah 82,01
 ISPA ( Infeksi Saluran Penafasan Akut )
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran
pernafasan atas.Ispa meliputi saluran pernafasan bagian atas dan
saluran pernafasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran
pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernafasan
adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta
organ-organ disekitarnya sperti sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru.
Sebagain besar dari infeksi saluran pernafasan hanya
bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotic, namun demikian anak akan
menderita pneumonia bila infeksi paru tidak diobati dengan
antibiotic dapat mengakibatkan kematian. ISPA dapat ditularkan
melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernafasanya. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak, karena system pertahanan tubuh anak masih
rendah.
Indikator untuk angka kesakitan ISPA pada tahun 2017
sebanyak 3326, pada tahun 2018 adanya penurunan jumlah kasus
ISPA dengan jumlah 3054 dan pada tahun 2019 semakin adanya
penurunan jumlah kasus ISPA sebanyak 2158
 Diare
Penyakit Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-
tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih
dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Penyakit diare terjadi
ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Oleh
karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum
mencapai usus besar.Usus besar menyerap air, bila usus besar
rusak/radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran
yang berair.Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar
terus meneru disertai mual dan muntah. Tetapi gejala lainya antara
lain pada punggung dan perut berbunyi.
Angka kesakitan diare pada tahun 2017 berjumlah 634,
pada tahun 2018 terjadi penurunan jumlah kasus diare dengan
jumlah 443, dan pada tahun 2019 menjadi 403
 Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasite Plasmodium. Penyakit ini menyebar lewat gigitn nyamuk
dengan terinfeksi parasite. Jika tidak di tangani cepat dan teapt,
dapat menimbulkan komplikasi berat yang berujung pada
kematian.
Infeksi malaria dapat terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk
saja. Penyakit ini tidak menular secara langsung dari satu individu
ke individu lainnya.
Angka kesakitan malaria pada tahun 2017 – 2019 tidak
adanya kasus.
 HIV / AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency) adalah suatu penyakit
yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang
mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga
mengakibatkan rusaknya system kekebalan tubuh.Hilangnya atau
berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali
terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan
sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikan tempat
berkembang biak virus HIV baru, kemudian meruksaknya sehingga
tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel
darah putih sangat diperlukan untuk system kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika kita diserang penyakit, tubuh
kita akan lemah. Di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Tenggara pada tahun 2019 tidak di temukan adanya kasus.
 Tetanus Neonatus ( TN )
Penyebab Tetanus Neonatorium adalah Clostridium Tetani,
yang masuk melaui tali pusat sewaktu proses pertolongan
persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses pertolongan
persalinan yang tidak steril baik oleh penggunaan alat yang telah
terkontaminasi dengan spora Clostridium Tetani maupun
penggunaan obat-obatan untuk tali pusat yang juga telah
terkontaminasi. Kebiasaan menggunakan alat pertolongan
persalinan dari tradisional yang tidak streril merupkan factor yang
utama terjadinya Tetanus Neonatorium. Pada tahun 2016 tidak
terdapat kasus mortalitas Tetanus Neonatorium di UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara.
 GIZI
Salah satu masalah kesehatan yang termasuk non infeksius
adalah masalah gizi. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Tenggara tidak di temukan kasus gizi buruk.
C. Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Kewenangan Wajib Bidang
Kesehatan
1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar.
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Pelayanan Kesehatan terhadap ibu dan bayi masih menjadi
prioritas karena dua kelompok tersebut rentan terhadap kesakitan dan
kematian. Capaian kegiatan pelayanan kesehatan dasar disajikan pada
tabel dibawah ini.

Jumlah kasus pneumonia balita di wilayah bina UPTD Puskesmas


Kecamatan Pontianak Tenggara
JUMLAH KASUS PNEUMONIA BALITA TAHUN 2016 SD 2018

2017 2018 2019 2020

0   0 0 0

Capaian Kegiatan Pelayanan Dasar KIA


Wilayah Bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
Tahun 2016 – 2018

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara


N
Pelayanan 2017 2018 2019
o
Cakupa Sasara Cakupa
Sasaran Cakupan % Sasaran % %
n n n
K1 562 588 104,6 565 598 105,8 565 590 101,8
101,4
562 551 98,04 565 573 565 570 100,42
K4 2
1 Persalinan oleh 106,5
535 570 567 553 99,53 567 558 99,50
nakes 4
106,5
535 570 588 553 94,05 588 543 95,05
Pelayanan Nifas 4
Bumil Resti / 123,2 110,2
2 112 138 114 126 114 128 100,21
Komplikasi 1 3
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara

Dari tabel diatas didapat informasi bahwa capaian cakupan K-1 pada tahun 2019 untuk
wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara adalah 100 %, capaian
ini meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan K-4 mengalami kenaiukan di tahun
2018 dan mengalami penaikan tahun 2019.
Ditahun 2019 ini, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah bina
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggaramengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Tidak ada kasus kematian ibu pada tahun 2018 mengindikasikan persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan. Cakupan pelayanan ibu hamil dengan resiko tinggi atau
komplikasi dilakukan untuk menekan angka terjadi kematian ibu maternal, dan capaian
pelayanan ibu hamil dengan resiko tinggi komplikasi pada tahun 2019 di wilayah bina
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara telah mencapai ( 99.50 %),Upaya ini
dilakukan untuk menekan kasus kematian bayi di wilayah bina UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Tenggara.
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah.
Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah diukur dengan indikator kinerja
sebagai berikut :
Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Tahun 2018

Indikator Kinerja Capaian


UPTD Puskesmas Kec. Pontianak Tenggara 2017 2018 2019
% Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak
104,4 85 90
balita dan pra sekolah
% Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD
dan setingkat oleh tenaga terlatih/guru 110 112 112
UKS/Dokter Kecil
% Cakupan pelayanankesehatan remaja 93 86 87
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara

c. Pelayanan Imunisasi
Cakupan Imunisasi Dasar Wilayah Bina UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara Tahun 2019
Target 2017 2018 2019
No Jenis Imunisasi
(%) (%) (%) (%)
1 BCG 80  87,74 88,23  89,20 
2 DPT + HB1 90  91,30 90,21  90,26 
3 POLIO 3 80  90,16 90,75  90,70 
4 DPT + HB 3 80  91,01 91,21  91,25 
5 CAMPAK 80 94,24  95,67  95,67 
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara

Dan Tabel IV.4 diatas dapat diambil informasi bahwa pada tahun 2019UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara telah mencapai UCI. Dari tahun
ditargetkan tahun 2019 capaian hasil sudah mencapai lebih dari 100 %
Pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar
Cakupan Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungfan tahun 2018 disajikan pada tabel
dibawah ini :
Capaian Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Capaia Capaia Capaia
n Pembilan Penyebu n Pembilan Penyebu n Pembilan Penyebu
Indikator
2017(% g t 2018(% g t 2019(% g t

) ) )
%
Rumah
bangunan
78.02   4764  6260 76.02   4764  6266  59,41 4416   7433
bebas
jentik
Aedes
% TTU
yang
65,33  30  18  63,33  30  19  65,5  61  93 
memenuh
i Syarat
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
Total rumah/bangunan yang diperiksa di wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara pada tahun 2019 adalah sebanyak 6266rumah/bangunan. Dari jumlah
tersebut sebanyak …… rumah/bangunan atau sebesar ……..bebas dari jentik nyamuk
Aedes, yaitu vektor penyebar virus Dengue yang hanya berkembangbiak di air bersih,
Sedangkan total tempatumum yang diperiksa pada tahun 2019 di wilayah bina UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara sebanyak 19 tempat umum, dan terdapat 30
tempat umum atau sebesar 63,33% yang memenuhi syarat kesehatan.
Penyebaran penyakit Demam Berdarah berkolerasi dengan ketersediaan air
bersih. Dengan belum terjaminnya akses terhadap air bersih, masyarakat akan berusaha
menampung air hujan yang apabilapengelolaannya tidak baik maka justru menjadi sarana
berkembangbiaknya vektor Demam Berdarah. Berdasarkan data bagian kesehatan
lingkungan UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara tahun 2019 mengenai
akses air bersih, dari 4,414 rumah tangga yang telah diperiksa hampir seluruh rumah
tangga memiliki Penampungan Air Hujan (PAH). Di wilayah bina UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Tenggara sebesar 95% rumah tangga memiliki penampungan air
hujan. Maka PAH yang tidak dikelola dengan baik menjadi tempat berkembangbiak
jentik nyamuk Aedes Aegypti vektor penyakit Demam Berdarah. Pengelolaan PAH
supaya tidak menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk Aedes Aegypti adalah
dengan menutup rapat PAH, memberi bubuk abate ataupun memelihara predator jentik
nyamuk yaitu ikan slomang. UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara dalam hal
mengantisipasi bertambahnya jentik nyamuk Aedes Aegypti telah melakukan
pemeriksaan rumah untuk melihat ada tidaknya jentik nyamuk tersebut di rumah-rumah.
Dan kegiatan ini dapatlah diketahui Angka Bebas Jentik (ABJ).
Hal-hal yang menjadi kendala dalam kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk
diUPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggaraantara lain koordinasi di tingkat
sektoral terkait masih belum optimal, lembaga sosial di tingkat kelurahan dan kecamatan
seperti pokja DBD juga belum optimal dan respon dan respon masyarakat tentang upaya
pengendalian kasus DBD di lingkungan belum maksimal. Hal ini terbukti bahwa apabila
datang petugas puskesmas ingin melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di dalam rumah,
sebagian masyarakat tidak mau membukakan pintu atau bila diadakan fogging fokus
dengan alasan lantai menjadi licin karena solar fogging.
Sarana sanitasi dasar merupakan kebutuhan dasar dalam menciptakan lingkungan
yang sehat. Capaian upaya penyediaan sanitasi dasar yang sehat di UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Tenggaradapat dilihat pada tabel berikut :

IV.6 Perbaikan Gizi Masyarakat


Berikut disajikan kinerja cakupan Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara tahun 2019.
Tabel IV.7
Cakupan Rumah Sehat di Wilayah Bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Tenggara Tahun 2019
Capaian
Indikator Pembilang Penyebut
2019(%)

% Rumah Sehat 30,49  86 282


Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
Rumah sehat di wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
pada tahun 2019 ( 282 ).Bangunan tempatberlindung dan beristirahat ini serta sebagian
sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan
sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu
keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Cakupan Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2019
Capaian Capaian Capaian
Pembilan Penyebu Penyebu
Indikator 2017(% 2018(% Pembilang 2019(% Pembilang Penyebut
g t t
) ) )
% Balita Yang Naik
77,46  1105   1425  78 1165  1492   79 1166  1490 
Berat Badan (N/D)
% Cakupan Balita
0,31  6  1870  0,29  6  2030  0,22  7 2031 
Bawah Garis Merah
% Cakupan Balita
Mendapat Kapsul 102,24  2082   2231  86,20  2214  2569  86,20  2310  2550
Vit. A 2x per tahun
% Cakupan Ibu
Hamil Mendapat 90  99,19 558   562 101,95   576  565 101,95   576  563
Tablet Fe
% Cakupan
Pemberian Makanan
Pendamping ASI
100  5  5  0  -   - 0  -   -
pada Bayi Bawah
Garis Merah dari
Keluarga Miskin
% Balita Gizi Buruk
0   - -   0  - -   0  - - 
Mendapat Perawatan
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara

Dari tabel diatas indikator kinerja penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat


diatas menunjukkan sudah tercapainya target 2019. Indikator baliota yang naik berat
badannya sudah mencapai target, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelayanan di
posyandu meningkat ditandai banyak balita yang datang ke posyandu untuk ditimbang.
Indikator kinerja cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2X setahun di
wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara masih di bawah target,
hal ini disebabkan pendistribusian vitamin A kepada balita berlangsung di posyandu,
sedangkan untuk balita diwilayah RW yang tidak memiliki posyandu tidak mendapat
vitamin A tersebut. Sebagai alternatif solusi permasalahan terhambat distribusi vitamin A
maka pada kedepannya UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara lebih
menekankan pelayanan kelompok penimbangan (pokbang) di RW yang tidak memiliki
posyandu disemua RW binaan. Indikator kinerja cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi Bawah Garis Merah dan keluarga miskin telah memenuhi
target nasional 2019. Dan 65 balita BGMmasyarakat miskin yang ditemukan,
kesemuanya diberikan MP-ASI.
Perawatan balita gizi buruk di wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara pada tahun 2019 ditemukan, dirujuk pada UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Timur yang merupakan tempat pelayanan balita gizi buruk pada
wilayah ini.

IV.7 Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah


Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah diukur dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
Tabel IV.9
Capaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolahdan Usia Sekolah Tahun
2019
Target 2019 2018 2017
Indikator
2017( Capaia Pembilan Penyebu Capaian Pembilan Capaia Penyebu
Kinerja Penyebut Pembilang
%) n (%) g t (%) g n (%) t
% Cakupan
70 85 655 772 84,6 659 779 86,65   763 881 
deteksi dini
tumbuh
kembang anak
balita dan pra
sekolah
% Cakupan
pemeriksaan
kesehatan
siswa SD dan
setingkat oleh 80 113 762 688 112,32 766 682 99,20  1356   1367
tenaga
terlatih/guru
UKS/Dokter
Kecil
% Cakupan
pelayanan
70 87,15 3.521 4.203 86,15 3.608 4.188 92,35   4218 4543 
kesejahteraan
remaja
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara

Pada tahun 2019 capaian indikator kinerja cakupan tumbuh kembang balita dan anak pra
sekolah terhadap pemeriksaan siswa SD sederajat sudah memebihi target 2019, dan
cakupan pelayanan kesehatan remaja tahun 2019 di UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara telah sesuai target yang diharapkan.

Pelayanan Keluarga Berencana


Cakupan pelayanan keluarga berencana tahun 2019 dapat dilihat dan cakupan
peserta aktif KB yang berjumlah3662 peserta dengan jumlah sasaran 5102
pesertadiwilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara.

Pelayanan Kesehatan Kerja


Pelayanan Kesehatan Kerja terlihat dari kunjungan pelayanan kesehatan pada
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara. Tahun 2019, jumlah cakupan
pelayanann kesehatan kerja yang berkunjung sudah mencapai 12538
pada UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara.

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Pelayanan kesehatan terhadap kelompok usia lanjut trukur dan indikator kinerja
cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut. Di lapangan, upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan capaian indikator tersebut adalah melalui kegiatan Posyandu Lansia.
Penyelenggaraan Promosi Kesehatan
Tabel IV.9 berikut menyajikan informasi capaian penyelenggaraan promosi
kesehatan tahun 2019.
Tabel IV.10
Cakupan Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Tahun 2019

Indikator
2019 2018 2017
Capaian Capaian Capaian
Kinerja Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
(%) (%) (%)
% Rumah
Tangga yang 61,00 210 342      
Ber PHBS
% Posyandu
6,50 4 9      
Purnama
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat supaya membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan tindakan melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan
pemberdayaan masyarakat agar mereka dapat menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatan.Indikator dalam tatanan PHBS (tatanan rumah tangga, tatanan
institusipendidikan, tatanan institusi kesehatan, tatanan tempat umum dan tatanan tempat
kerja) diarahkan kepada lima aspek program prioritas penyuluhan yaitu : KIA, Gizi,
Kesling, Gaya Hidup dan Peran serta dalam upaya kesehatan.
Proporsi rumah tangga ber PHBS di wilayah bina UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Tenggara 61%. Kendala yang dihadapi adalah belum optimalnya kinerja
petugas ditingkat puskesmas dalammembina masyarakat di wilayah kerja agar ber PHBS
karena adanya tugas rangkap.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi & Mulut
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dapat
diukur dan indikator kinerja Ratio Tambal Cabut. Pada tahun 2019 terdapat
142 gigi tetap dan 5 gigi susu kasus penambalan dan 155 gigi tetap 122 gigi
susu kasus cabut gigi, sehingga rasio tambal cabut untuk UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Tenggara adalah 1 : 1
Penyelenggaraan Pembiayaan Jaminan Kesehatan
Penyelenggaraan pembiayaan dan jaminan kesehatan oleh badan
penyelenggaraan jaminan kesehatan (JKN) dilaksanakan oleh BPJS bertujuan untuk
memberikan perlindungan kesehatan agar setiap peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan. Pengertian definisi jaminan kesehatan, dengan prinsip asuransi
sosial berdasarkan :
 Kegotongroyongan antara masyarakat kaya dan miskin, yang sehat dan
sakit, yang tua dan muda, danyang beresiko tinggi dan rendah.
 Anggota yang bersifat wajib dan tidak selektif.
 Iuran yang dibayarkan perbulan berdasarkan persentase upah /
penghasilan.
 Jaminan Kesehatan Nasional Bersifat Nirlaba.
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip ekuitas adalah kesamaan anggota
dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang terkait dengan
besaran iuran yang dibayarkan. Dan ini adalah bagian dari Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang masuk dalam program Kesehatan Pemerintah Indonesia pada tahun 2019.

2. Data Lingkungan
Kecamatan Pontianak Tenggara adalah salah satu kecamatan yang
ada di Kota Pontianak, Kecamatan Pontianak Tenggara resmi di bentuk
pada tahun 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kecamatan Pontianak
Selatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 11 tahun
2006 tanggal 28 Novembert 2006.
Kecamatan Pontianak Tenggara terdiri dari 4 ( empat ) kelurahan a
yaitu :
Kelurahan di Pontianak Tenggara

Bansir Darat
Bansir Laut
Bangka Belitung Laut
Bangka Belitung Darat

1. Kelurahan Bansir Darat


2. Kelurahan Bansir Laut
3. Kelurahan Bangka Belitung Darat
4. Kelurahan Bangka belitung Laut
Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan salah satu gerbang
masuk ke Kota Pontianak, Kantor Kecamatan Pontianak Tenggara terletak
di Jalan Parit H. Husin II Komp. Puri Akcaya III Pontianak Telp. 0561-
712468 Kode Pos : 78124 dan berjarak sekitar ± 7 Km dari Pusat
Pemerintahan Kantor Walikota Pontianak. Luas Wilayah Kecamatan
Pontianak Tenggara adalah ± 1.491,25 Ha atau, 13,75 % dari luas Kota
Pontianak yang terdiri dari luas areal masing-masing kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Bansir Darat luas areal : ± 672 Ha
2. Kelurahan Bansir Laut luas areal : ± 295 Ha
3. Kelurahan Bangka Belitung Darat luas areal : ± 290 Ha
4. Kelurahan Bangka Belitung Laut luas areal : ± 233 Ha
Adapun batas Kecamatan Pontianak Tenggara adalah :
 Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Kubu Raya
 Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Pontianak Selatan
 Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Kapuas
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya
Kecamatan Pontianak Tenggara secara topografi merupakan
daerah dataran rendah ketinggian 0.10 – 1.50 meter di atas permukaan laut,
sehingga menyebabkan pada beberapa daerah sulit untuk membuang air
limpahan hujan dengan cepat. Iklim Kecamatan Pontianak Tenggara secara
umum tergolong tropik dengan suhu rata-rata berkisar antara 26,8°C sampai
32°C dan pada siang hari suhu rata-rata 30°C
Kecamatan Pontianak Tenggara terbagi wilayahnya oleh jaringan
sungai atau parit yang melitas. Terdapat 4 ( empat ) sungai/ parit yang
membagi wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara :
1. Parit Bansir
2. Parit Bangka
3. Parit Haji Husin dan
4. Sungai Raya

Menurut perkembangannya, pemukiman di Kecamatan Pontianak


Tenggara digolongkan menjadi dua yaitu pemukiman yang dibangun,
secara individu, masyarakat ( pemukiman ) umumnya dihuni oleh para
penduduk asli Kota Pontianak yang berada dibantaran sungai dan
pemukiman yang dikembangkan oleh swasta dengan tatanan struktur
(perumahan) yang dikhususkan untuk para penduduk migran. Karena
letaknya secara georafis cukup strategis, selain sebagai daerah perkantoran
juga merupakan pusat pendIdikan sehingga akses lalu lintasnya yang mudah
serta tersedianya fasiliats-fasilitas umum sehingga banyak penduduk migran
memilih tinggal di derah ini, hal ini menjadikan kecamatan Pontianak
Tenggara sebagai salah satu kawasan Pemukiman baru dengan mulai
banyaknya pembukaan lahan dan pembangunan perumahan-perumahan di
wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara. Adapun Lokasi pengembangan
pemukiman di wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara hampir sebagian
besar berada di atas kawasan bergambut. Yang dimaksud dengan kawasan
bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar
berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu lama .
Sedangkan kriteria kawasan bergambut adalah mempunyai kedalaman
gambut lebih dari 4 meter, dan penetapannya dilakukan berdasarkan
Keppres No. 32 Tahun 1990. Kawasan bergambut dengan ketebalan 4
meter atau lebih merupakan kawasan lindung yang terkatagori sebagai
perlindungan kawasan kawasan bawahannya.

3. Data Pengkajian Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut yang di lakukan UPTD Puskesmas
Kampung Bangka mencakup promotif, kuratif, dan preventif baik di dalam
maupun di luar gedung. Upaya promotif dan preventif di laksanakan di
Posyandu.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dapat diukur
dan indikator kinerja Ratio Tambal Cabut. Pada tahun 2019 terdapat 142
gigi tetap dan 5 gigi susu kasus penambalan dan 155 gigi tetap 122 gigi susu
kasus cabut gigi, sehingga rasio tambal cabut untuk UPTD Puskesmas
Kecamatan Pontianak Tenggara adalah 1 : 1

N Pelayanan Dasar Gigi


O
1 Jumlah Tumpatan Tumpatan Pencabutan Pencabutan Rasio
Kunjungan Gigi Gigi Susu Gigi Tetap Gigi susu Pencabutan /
Tetap Penambalan
2 1265 142 5 155 122 424
Sumber : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
4. Data Subjektif
Ketenagaan Kesehatan
Pegawai di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara sampai dengan 31
Desember 2019 selurahnya berjumlah 27 orang.Ditambah Tenaga THL ( Tenaga
Harian Lepas ) sebanyak 3 orang menjadi total tenaga 30 orang.

5. Tabel V.1
6. Distribusi Pegawai Menurut Jenis Profesi Kesehatan
7. UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara Tahun 2019
8.
UPTD Puskesmas Kecamatan
No. Jenis Profesi
Pontianak Tenggara
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat Gigi 2
4 Bidan 5
5 Perawat 4
6 Apoteker 1
7 Asisten Apoteker 1
8 Sanitarian 1
9 Epidemiolog 0
10 Nutrisionis 2
11 Analis Kesehatan 2
12 Kesehatan Masyarakat 1
13 Tata Usaha 5 (2 LK.TEnaga Adminstrasi)
14 THL (Tenaga Harian Lepas ) 3
30
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara
Kecamatan Pontianak Tenggara memiliki berbagai macam fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk upaya pelayanan kesehatan swasta yang tentunya memiliki
tenaga yang juga melakukan upaya pelayanan kesehatan. Informasi rinci
mengenai distribusi tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Tenggara Kota Pontianak berdasarkan unit kerja dapat dilihat pada tabel 66
lampir profil ini.
Selanjutnya, tabel V.2 di bawah ini menyajikan informasi rasio tenaga kesehatan
di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara per 100.000 penduduk pada
tahun 2019.

Rasio Tenaga Kesehatan Aktif per 10.000 Penduduk di UPTD Puskesmas


Kecamatan Pontianak Tenggara Tahun 2019
No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Rasio Nakes
1 Dokter Umum 2 0,44
2 Dokter Gigi 1 0,22
3 Perawat Gigi 2 0,44
4 Farmasi 2 0,44
5 Gizi 2 0,44
6 Perawat 4 0,88
7 Bidan 5 1,02
8 Kesehatan Masyarakat 1 0.22
9 Sanitasi 1 0,22
Sumber : UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara

POA ( Plan Of Action )


Masalah
Penyebab Alternatif Pemecahan
Kesehatan Gigi
masalah pemecahan masalah masalah
dan mulut
Promotif
- Kurangnya - Informasi yang - Memberikan motivasi - Meningkatkan
motivasi kurang didapatkan kesehatan gigi dan promotif
masyarakat masyarakat mulut ke pada kepada
dalam menjaga tentang pentingnya masyarakat sehingga masyarakat.
kesehatan gigi menjaga kesehatan masyarakat mengerti
dan mulut. gigi dan mulut akan pentingnya
-Perhatian menjaga kesehatan
kesehatan gigi dan gigi dan mulut
mulut yang kurang - Memberikan
Sehingga untuk penyuluhan tentang
memeriksakan pentingnya
kesehatan gigi dan melakukan
mulut setiap kunjungan ke klinik
minimal 6 bulan gigi setiap 6 bulan
sekali tidak sekali.
dilakukan - Memberikan
penyuluhan tentang
perjalanannya karies
gigi hingga di
indikasikan untuk
penambalan serta
membuat gigi
terindikasi
pencabutan\

Preventif
-Menyikat gigi - Kurangnya - Melakukan - Meningkatkan
masih perhatian dan penyuluhan sekaligus upaya preventif
menggunakan pengetahuan disertai dengan kepada
cara yang masyarakat melakukan sikat gigi masyarakat
kurang tepat tentang cara masal dengan cara
menyikat gigi - Melakukan tindakan melakukan
yang baik dan scalling sikat gigi masal
benar serta pada program
dampak dari UKGS
menyikat gigi - Melakukan
yang tidak benar. tindakan
scalling pada
pengunjung
puskesmas
Kuratif
-Penjalaran - Lubang gigi yang - Melakukan - Meningkatkan
lubang gigi tidak segera penyuluhan tentang upaya kuratif
yang terus dilakukan karies gigi kepada
berlanjut hingga penambalan - Melakukan perawatan masyarakat
mencapai ke - Kurangnya pada gigi yang masih dengan
pulpa pengetahuan bisa di pertahankan menjelaskan
tentang lubang - Melakukan tentang
gigi (dental pencabutan untuk penjalaran
Caries) gigi yang tidak bisa lubang gigi dan
di pertahankan akibat yang
timbulkan serta
dilanjutkan
dengan
penambalan
gigi maupun
pencabutan
gigi.

Penyelenggaraan upaya kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif,


untuk meningkatkan upaya pemeliharaan diri terhadap kesehatan tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI. 2000).
1. Promotif

Sesuatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih


mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan, seperti penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut yang harus dilakukan secara terus menerus agar menjadi
kebiasaan. Promotif mempunyai tujuan yaitu untuk:
a) Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.
b) Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
c) Meningkatkan sikap/kebiasaan pemeliharaan diri terhadap kesehatan gigi
dan mulut.

Bentuk Kegiatan:
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat setempat
- Melakukan penyuluhan di Posyandu binaan UPTD Puskesmas Kampung
Bangka Kecamatan Pontianak Tenggara
- Melakukan penyuluhan di ruang tunggu Poli Gigi kepada pasien yang
berkunjung
2. Preventif (Pencegahan Penyakit Gigi)

Upaya pencegahan penyakit (preventif) yang dilaksanakan dalam pelayanan


asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pemeriksaan plak, sikat gigi bersama,
pembersihan karang gigi (scaling), pengolesan larutan flour, serta pengisian fit
dan fissure yang dalam.
1. Kuratif (Pengobatan Penyakit Gigi)
Suatu kegiatan yang menindaklanjuti penyakit gigi dan mulut setelah upaya
preventif tidak dilakukan. Upaya pengobatan penyakit gigi dan mulut yang
dilaksanakan dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi
penambalan gigi dan pencabutan gigi
Dengan adanya kegiatan promotif, preventif dan kuratif yang selalu di
galakkan pada masyarakat maka dapat membuat masyarakat akan sadar
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta membantu tercapainya derajat
kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai