PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. Diabetes melitus dibagi
dalam 2 kategori yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2
individu diseluruh dunia dan prevalensi penyakit ini telah meningkat sebesar
50%. Didapatkan laporan dari 130 negara pada tahun 2015 bahwa 382 juta
orang menderita diabetes dan diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta
penderita diabetes melitus setelah Negara Cina, India, USA dan Brazil, yang
tahun 2018, jumlah penderita DM tipe II terdapat 17.010 orang (2,32%), pada
Januari-Desember 2019).
orang yang menderita DM tipe II, Rata-rata klien berada pada rentang usia
45-64 tahun rekam medik Puskesmas Tolo, Kec. Kelara, Kab. Jeneponto
(2020).
terjadi 90-95% dari semua orang yang menderita diabetes (ADA, 2016).
Masalah utama yang dihadapi oleh klien DM tipe 2 adalah peningkatan kadar
terintegrasi dari proses keperawatan. Self care diabetes yang dilakukan oleh
melakukan latihan fisik, monitor gula darah secara kontinu dan melakukan
diabetes dan mencegah komplikasi (Xu Yin et al, 2017). Self care diabetes
sangat berguna bagi klien DM tipe 2, tetapi tindakan ini belum konsisten
diketahui dua orang diantaranya bosan minum obat, satu orang pola
kesehatan perlu
keluarga (Xu Yin et al, 2017; Nelson et al, 2017; Bai et al, 2018). Hasil
Kusniawati, 2018).
Berdasarkan latarbelakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan dasar bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dibagi menjadi diabetes tipe 1 yaitu adanya destruksi sel beta yang
diabtes tipe lain yaitu akibat defek gentik, sindrom genetic yang
berkaitan dengan DM, karena infeksi, atau zat kimia, dan Diabetes
(PERKENI, 2015b).
tipe 2.
2.2.1 Defenisi
bentuk perawatan diri (Self Care) yang dilakukan oleh individu untuk
merupakan suatu teori yang direkontuksi dari teori self care oleh
insulin) (PERKENI,2015)
Perkeni, 2015 :
1) Karbohidrat
energi.
berserat tinggi.
sama dengan makanan keluarga dan sukrosa tidak boleh lebih dari
Intake).
(f) Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari. Jika perlu berikan selingan buah atau makanan lain
2) Lemak
(c) Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak
jenuh tunggal.
3) Protein
(b) Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,
dan lainnya), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu
menjadi 0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 6-7 gram (1
(c) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda,
5) Serat
6) Pemanis Alternatif
neotame)
b. Latihan jasmani
c. Pengobatan
(PERKENI,2015). Obat
bagaimana cara kerja, lama kerja, dan efek samping dari obat,
tiazolidindion.
alfa glukosudase.
(PERKENI, 2015).
ialah adanya asa sebah dan muntah. Dimana obat yang termasuk
pemeriksaan SMBG ialah pada saat sebelum makan dan dua jam
(PAD) dimana ujung dari terjadinya PAD ini ialah amputasi pada
Association), 2011).
rapuh)
menonjol.
kehitaman).
1) Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air.
2) Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit
kamar mandi.
9) Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang
dibuat khusus.
hak tinggi
f. Status Merokok
(Dwi Ario, 2014). Kadar glukosa darah dapat mencapai target atau
kenormalan apabila penderita diabetes dapat menghentikan status
merokoknya.
Arterial Diseas (PAD) dimana ujung dari terjadinya PAD ini ialah
DSCM:
2011).
3) Self Efficacy
4) Aspek Emosional
(Kusniawati, 2011).
5) Motivasi
(Kusniawati, 2011).
BAB 3
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
ini menyatakan adanya suatu hubungan antara dua atau lebih variabel .
METODE PENELITIAN
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Kab. Jeneponto.
1. Pengolahan data
Microsof Excel.
2. Penyajian data
18