Kasus KMB
Kasus KMB
Tn. M (usia 38 Tahun), masuk ke IGD dengan keluhan sakit perut bagian kanan sejak 3 hari
yang lalu. Sakit menjalar ke punggung bagian belakang sebelah kanan dan skala 7-10, dan
dirasakan saat makanan akan masuk. Klien mengatakan muntah-muntah. Hasil pengkajian
ditemukan adanya peradangan dan infeksi usus buntu. Klien sering mengubah posisi untuk
menghindari nyeri. Keluarga klien bingung dengan penyakitnya yang sekarang karena tidak
biasa mengalami sakit perut seperti ini.
Pada pemeriksaan fisik persistem ditemukan : Pada abdomen terdapat nyeri tekan
Hematologi Hasil
Hb 13,9 g/dl
Leukosit 13,7 x 103/ µl
Hematokrit 4,73%
Tn. J (usia 83 tahun) dibawa ke RS karena mengeluh nyeri pada bagian perut (terasa sangat
nyeri saat beraktivitas), terasa teriris- iris, skala 5, badan lemas, mual, muntah, nafsu makan
menurun. Klien ada riwayat melena dan didiagnosa Ca Colon
1. Kebiasaan :
- Pola makan : tidak teratur
- Frekuensi makan : 3x sehari
- Nafsu makan : nafsu makan menurun
- Makanan pantangan : daging
- Makanan yang disukai : ikan
- Banyaknya minuman dalam sehari : 300cc
- Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Sebelum sakit BB : 72 kg TB :160cm
- Penurunan BB: 68kg, dalam waktu: 2 bulan
2. Perubahan selama sakit : Nafsu makan menurun
Hematologi Hasil
Hb 11,1 g/dl
Leukosit 11,36 x 103/ µl
Hematokrit 29,8%
Tn. S (usia 35 tahun) dibawa ke IGD RSX dan kemudian menalani rawat inap di bangsal
karena mengeluh nyeri pada luka terbuka di jari manis tangan kanan, kukunya lepas, jari
manis kanan mengalami patah, diakibatkan terlilit tali pengencang sapi, nyeri dirasakan
seperti tertusuk- tusuk, dengan skala 6, nyeri dirasakan saat menggerakkan jari manis tangan
kanannya. Diagnosa medis Open Fraktur Manus 4 distal.
Keadaan aktivitas sehari- hari : makan dan minum, mandi dan berpakaian dibantu orang lain,
toileting dibantu orang lain dan alat.
Gambaran diri : Pasien mengatakan merasa terganggu aktivitasnya karena adanya luka
terbuka di jari manis tangan kanannya, namun pasien masih bisa beraktivitas dengan tangan
kirinya.
Hematologi Hasil
Hb 12,5 g/dl
Leukosit 4,1 x 103/ µl
Erotrosit 3,79 %
Infus RL 20tpm
Cefoperazon 1 gr/ 12 jam IV
Dexketoprofen 25 mg/ 8 jam IV
Amlodipin 10 mg/ 24 jam oral
Irbesartan 300 mg/ 24 jam oral
Tanggal pembedahan 2 Juli 2021
Kasus 4
Tn. I (usia 25 tahun) dibawa ke RS X dengan keluhan demam disertai mual muntah dan
badan lemas. Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami panas, mual, muntah selama 3
hari yang lalu. Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami demam tinggi pada waktu
siang dan malam hari, disertai mual, muntah, keluhan bertambah berat bila beraktivitas, dan
kurang bila dikompres, istirahat dan minum obat. Pasien meminum obat penurun panas
paracetamol dan panasnya turun dan timbul panas lagi. Setelah pasien merasa sakitnya tidak
kunjung sembuh, makin panas dan lemas. Pasien memeriksakan diri ke IGD Rumah Sakit
pada tanggal 21 juni 2021 pukul 22.15 . Setelah dilakukan anamnesa dengan TD : 90/60
mmHg, S : 38.6 ̊C, N : 82 x/menit, RR : 20 x/menit. Setelah dilakukan anamnesa dan hasil
observasi pasien mengalami demam selama lebih dari 3 hari, pasien disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan lanjut, yaitu pemeriksaan laboratorium dan uji widal. Hasil dari
pemeriksaan laboratorium dan uji widal terdapat leukosit : 4.45 , trombosit : 125 , salmonella
typhi H : Positif 1/80. Dan pasien positif dinyatakan terdiagnosa demam typoid.
Mulut dan tenggorok : lidah tampak putih kotor area lidah bagian atas, tenggorokan tidak ada
kelainan.
Pemeriksaan laboratorium 21/6/21
Hematologi Hasil
Hb 12 g/dl
Leukosit 6 x 103/ µl
Hematokrit 42,8 %
Terapi
Infus RL 28 tpm
Paracetamol 3x1
Antrain 2 ml 3x1 ampl/iv
Ranitidin 50 mg/2ml 2x1 amp.iv
Omeprazole 40 mg 2x1 amp/iv