Anda di halaman 1dari 4

Kasus 1

Tn. M (usia 38 Tahun), masuk ke IGD dengan keluhan sakit perut bagian kanan sejak 3 hari
yang lalu. Sakit menjalar ke punggung bagian belakang sebelah kanan dan skala 7-10, dan
dirasakan saat makanan akan masuk. Klien mengatakan muntah-muntah. Hasil pengkajian
ditemukan adanya peradangan dan infeksi usus buntu. Klien sering mengubah posisi untuk
menghindari nyeri. Keluarga klien bingung dengan penyakitnya yang sekarang karena tidak
biasa mengalami sakit perut seperti ini.

Kesadaran : Compos Mentis BB / TB sehat : 60 kg / 170 cm BB / TB sakit : 57 kg / 170 cm


Tanda Vital : TD: 150/90 mmHg, S: 38,1ºC, RR:22x/I, N: 90x/i

Pada pemeriksaan fisik persistem ditemukan : Pada abdomen terdapat nyeri tekan

Hasil Pemeriksaan Penunjang:

Hematologi Hasil
Hb 13,9 g/dl
Leukosit 13,7 x 103/ µl
Hematokrit 4,73%

Terapi Pengobatan IVFD RL 30tts/I, injeksi Ranitidin, sotatic, dan NB


Kasus 2

Tn. J (usia 83 tahun) dibawa ke RS karena mengeluh nyeri pada bagian perut (terasa sangat
nyeri saat beraktivitas), terasa teriris- iris, skala 5, badan lemas, mual, muntah, nafsu makan
menurun. Klien ada riwayat melena dan didiagnosa Ca Colon

Penyakit yang pernah diderita : hipertensi

Kesadaran : Compos Mentis BB / TB sehat : 72 kg / 160 cm BB / TB sakit : 68 kg / 160 cm


Tanda Vital : TD: 100/70mmHg, Pernapasan : 22x/i, Nadi : 82x/i, Suhu: 36,7°C

Sistem Penglihatan : Konjungtiva anemis, sklera ikterik


Sistem pendengaran : sdh mengalami gangguan pendengaran
Tenggorokan dan mulut : sudah mengalami gangguan menelan
Kekuatan Otot 4 4
3 3
A. Nutrisi

1. Kebiasaan :
- Pola makan : tidak teratur
- Frekuensi makan : 3x sehari
- Nafsu makan : nafsu makan menurun
- Makanan pantangan : daging
- Makanan yang disukai : ikan
- Banyaknya minuman dalam sehari : 300cc
- Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Sebelum sakit BB : 72 kg TB :160cm
- Penurunan BB: 68kg, dalam waktu: 2 bulan
2. Perubahan selama sakit : Nafsu makan menurun

B. Eliminasi : BAB dibantu keluarga


C. Istirahat dan Tidur : Jarang tidur siang dan mudah terbangun
Hasil Pemeriksaan Penunjang:

Hematologi Hasil
Hb 11,1 g/dl
Leukosit 11,36 x 103/ µl
Hematokrit 29,8%

Terapi Pengobatan Ketorolac 30 mg


Kasus 3

Tn. S (usia 35 tahun) dibawa ke IGD RSX dan kemudian menalani rawat inap di bangsal
karena mengeluh nyeri pada luka terbuka di jari manis tangan kanan, kukunya lepas, jari
manis kanan mengalami patah, diakibatkan terlilit tali pengencang sapi, nyeri dirasakan
seperti tertusuk- tusuk, dengan skala 6, nyeri dirasakan saat menggerakkan jari manis tangan
kanannya. Diagnosa medis Open Fraktur Manus 4 distal.

Keadaan aktivitas sehari- hari : makan dan minum, mandi dan berpakaian dibantu orang lain,
toileting dibantu orang lain dan alat.

Skala ketergantungan ringan

Pada pengkajian resiko jatuh : resiko rendah

Pengkajian resiko luka dekubitus :resiko rendah terjadinya dekubitus

Klien belum paham tentang penyakitnya

Gambaran diri : Pasien mengatakan merasa terganggu aktivitasnya karena adanya luka
terbuka di jari manis tangan kanannya, namun pasien masih bisa beraktivitas dengan tangan
kirinya.

Kesadaran : Compos Mentis BB / TB sehat : 60 kg / 155 cm BB Tanda Vital : TD: 210/100


mmHg, Pernapasan : 20x/i, Nadi : 90 x/i, Suhu: 36,4°C

Pemeriksaan laboratorium 2/7/21

Hematologi Hasil
Hb 12,5 g/dl
Leukosit 4,1 x 103/ µl
Erotrosit 3,79 %

Pemeriksaan Radiologi 29/6/21

Rotgen Manus : Fraktur Manus 4 distall

Terapi Pengobatan 2/7/21

Infus RL 20tpm
Cefoperazon 1 gr/ 12 jam IV
Dexketoprofen 25 mg/ 8 jam IV
Amlodipin 10 mg/ 24 jam oral
Irbesartan 300 mg/ 24 jam oral
Tanggal pembedahan 2 Juli 2021
Kasus 4

Tn. I (usia 25 tahun) dibawa ke RS X dengan keluhan demam disertai mual muntah dan
badan lemas. Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami panas, mual, muntah selama 3
hari yang lalu. Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami demam tinggi pada waktu
siang dan malam hari, disertai mual, muntah, keluhan bertambah berat bila beraktivitas, dan
kurang bila dikompres, istirahat dan minum obat. Pasien meminum obat penurun panas
paracetamol dan panasnya turun dan timbul panas lagi. Setelah pasien merasa sakitnya tidak
kunjung sembuh, makin panas dan lemas. Pasien memeriksakan diri ke IGD Rumah Sakit
pada tanggal 21 juni 2021 pukul 22.15 . Setelah dilakukan anamnesa dengan TD : 90/60
mmHg, S : 38.6 ̊C, N : 82 x/menit, RR : 20 x/menit. Setelah dilakukan anamnesa dan hasil
observasi pasien mengalami demam selama lebih dari 3 hari, pasien disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan lanjut, yaitu pemeriksaan laboratorium dan uji widal. Hasil dari
pemeriksaan laboratorium dan uji widal terdapat leukosit : 4.45 , trombosit : 125 , salmonella
typhi H : Positif 1/80. Dan pasien positif dinyatakan terdiagnosa demam typoid.
Mulut dan tenggorok : lidah tampak putih kotor area lidah bagian atas, tenggorokan tidak ada
kelainan.
Pemeriksaan laboratorium 21/6/21

Hematologi Hasil
Hb 12 g/dl
Leukosit 6 x 103/ µl
Hematokrit 42,8 %

Pemeriksaan Uji Widal


Imunologi/ Serologi Hasil
Widal
Salmonella Thypi O negatif
Salmonella Thypi H Positif 1/80
Salmonella Parathypi negatif
OA
Salmonella Parathypi negatif
OB

Terapi
Infus RL 28 tpm
Paracetamol 3x1
Antrain 2 ml 3x1 ampl/iv
Ranitidin 50 mg/2ml 2x1 amp.iv
Omeprazole 40 mg 2x1 amp/iv

Anda mungkin juga menyukai