Anda di halaman 1dari 5

RESUME PENGANTAR FISIKA STATISTIK

Penerapan Statistik Bose-Einstein

Dosen Pengampu:

Dr. RAI SUJANEM, M.Si

I GEDE ARJANA, S.Pd., M.Sc. RWTH

Oleh:

AISYAH LUTHFI WARDANI

1813021010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
Perbedaan antara Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, Dan Fermi-
Dirac
1. Dapat diterapkan untuk sistem
 Maxwell-Boltzman : Identik, partikel terbedakan dan tidak memenuhi prinsip
eksklusi Pauli
 Bose-Einsten : Identik, partikel tak terbedakan dan tidak memenuhi
prinsip eksklusi Pauli
 Fermi-Dirac : Identik, partikel tak terbedakan dan memenuhi prinsip
eksklusi Pauli
2. Kategori Partikel
 Maxwell-Boltzman : klasik
 Bose-Einsten : boson
 Fermi-Dirac : fermion
3. Keberlakuan prinsip ketidakpastian heisenberg
 Maxwell-Boltzman : tidak berlaku
 Bose-Einsten : berlaku
 Fermi-Dirac : berlaku
4. Sifat Partikel
 Maxwell-Boltzman : Identik, partikel terbedakan dan tidak memenuhi prinsip
eksklusi Pauli
 Bose-Einsten : Spin 0, 1,2,…. Fungsi gelombangnya simetrik yaitu
tidak terpengaruh oleh pertukaran setiap pasangan partikel
 Fermi-Dirac : Spin ½, 3/2, 5/2,…. Fungsi gelombang asimetrik yaitu
berubah tanda terhadap pertukaran setiap pasangan partikel
5. Contoh
 Maxwell-Boltzman : molekul gas
 Bose-Einsten : Foton dalam rongga, Fonon dalam zat padat, helium
cair pada temperatur rendah
 Fermi-Dirac : Elektron bebas dalam logam, elektron dalam bintang
yang atomnya telah ambruk (bintang kerdil putih)
6. Fungsi distribusi
No 1
 Maxwell-Boltzman : i 
n B exp wi 
N io 1
 Bose-Einsten : 
n B exp wi   1
N io 1
 Fermi-Dirac : 
n B exp wi   1
7. Peluang termodinamika
N!
 Maxwell-Boltzman : W 
 Ni!
n  N i  1!
 Bose-Einsten :W 
n  1! N i !
n!
 Fermi-Dirac :W 
N i !n  N i !
Statistik Bose-Einstein
Pada statistik kuantum, statistik bose-einstein (statistik B-E) adalah salah satu cara
sekumpulan partikel menduduki sebuat set dari keadaan energi diskret yang tersedia di
ekuilibrium termodinamika, walaupun sekumpulan partikel itu tidak saling berinteraksi dan
sepadan. Dalam mengkaji statistik kuantum kita menggunakan ruang fase dengan 6 dimensi.
Nah, sebagai pengganti tiga komponen kecepatan maka digunakan tiga komponen momentum.
Jika, m adalah massa sebuah partikel yang bergerak dengan kecepatan v, maka momentum p
adalah:
p  mv
dan komponen momentum adalah:
p x  mvx , p y  mv y , p z  mvz
Koordinat dari titik-titik di dalam ruang adalah x, y, z, px , py , pz dan elemen volume adalah
paralel epipedium 6 dimensi dengan volume:
H  dxdydz dpx dp y dpz
Prinsip mendasar dalam mekanika kuantum adalah bahwa ada batas ketelitian eksperimental
antara posisi dan momentum dari sebuah partikel yang ditentukan secara simultan, dan
ketelitian kuantitas ini dapat dispesifikasikan secara matematis. koordinat-koordinat sebuah
partikel di dalam sebuah ruang fase dapat dispesifikasikan hanya pada posisi dan momentum
dari partikel yang terletak dalam elemen ruang fase yang volumenya h 3 , dengan h menyatakan
konstanta Planck yang besarnya 6,6237  10 34 Joule  sekon . Konstanta h muncul karena
berhubungan dengan teori kuantum seluruhnya. Besarnya tak dapat ditentukan secara
eksperimental. Karena h3 mempunyai dimensi dari volume dalam ruang fase mudah dilihat
karena:
(Joule-sekon)3 = (Newton-meter sekon)3 = m3(Newton-sekon)3
Newton-sekon adalah satuan impuls sama dengan satuan momentum karena itu satuan h3
adalah (panjang)3(momentum)3. Elemen volume h3 disebut kompartemen untuk membedakan
dari volume cell H. Jadi dalam hal ini H dapat dibagi menjadi volume-volume h3 yang disebut
kompartemen dan H merupakan volume dari cell.
Peluang Termodinamika Statistik Bose-Einstein
Peluang termodinamika dari statistik Bose-Einstein yaitu empat buah titik fase dan dua
buah cell i dan j. Misalkan kita ambil makrostate tertentu Ni = 3, Nj = 1. Sesuai gambar berikut:

Cell I bcd cda dab abc Ni=3


Cell J a b c d Nj=1

Akibat dari molekul-molekul tidak dapat dibedakan, molekul-molekul dinyatakan


dengan titik (pada statistik Maxwell-Boltzmann dinyatakan dengan huruf). Jika cell-cell tak
dibagi menjadi kompartemen maka hanya akan ada satu susunan makrostate ditunjukan seperti
Gambar 1a.
Cell i ...

Cell j .
Tetapi dengan adanya sub cell (kompartemen), maka akan ada sejumlah susunan yang
berbeda. Pada pembahasan ini tidak dikenakan pembatasan dalam pengisian titik fase (tidak
mengikuti prinsif eksklusi Pauli). Teori statistik ini dikembangkan secara terpisah oleh Bose
dan Einstein, dan disebut statistik Bose-Einstein. Teori statistik yang melibatkan prinsif
eksklusi Pauli dikembangkan oleh Fermi and Dirac, akan dikaji pada pembahasan selanjutnya.
Misalkan mikrostate Diasumsikan ada empat kompartemen cell i dan j masing-masing
dibagi menjadi empat kompartemen, dan tanpa membuat identitas partikel kita lihat bahwa ada
20 cara yang berbeda dari susunan titik fase di dalam cell i, dan ada empat cara susunan sebuah
titik di dalam cell j. Kita dapat menunjukkan peluang termodinamika untuk masing-masing
cell, sama dengan jumlah kemungkinan cara penyusunan titik fase di dalam cell. Hal ini tidak
dilakukan di dalam statistik Maxwell-Boltzmann, di mana mikrostate dianggap berbeda hanya
bila partikel tertentu bergeser dari satu cell ke cell yang lain. Jika Wi dan Wj menyatakan
probabilitas untuk cell i dan j, maka:
Wi = 20, Wj = 4
Jumlah total susunan yang disebut dengan peluang termodinamika W dari makrostate adalah:
W = Wi Wj = 20 x 4 = 80
Hal ini berbeda dengan perhitungan statistik Maxwell-Boltzman yang menghasilkan W = 4.
Secara umum, bila ada sejumlah cell, maka dapat diformulasikan:
W   Wi  W1 xW2 xW3

Fungsi Distribusi Statistik Bose-Einstein


Entropi S dari suatu sistem sama dengan k ln W, yang berlaku untuk S atau ln W
maksimum. Ln W dalam hal ini:
ln W  ln N i  n  1! ln n  1! ln N i !
Dengan menggunakan pendekatan Sterling, angka 1 diabaikan terhadap besarnya n dan Ni
maka diperoleh:
ln W  ln N i  n  1! ln n  1! ln N i !
ln W  ln N i  n ! ln n! ln N i !
ln W  N i  n  ln N i  n   n ln n  N i ln N i !
Perubahan dalam ln W yang diakibatkan perubahan Ni, disamakan dengan nol untuk
kemungkinan termodinamika dalam keadaan maksimum yaitu:
 n  N io 
 ln W   ln N i  0
 N io 
Jika jumlah partikel dan energi total adalah konstan, kita mempunyai persamaan kondisi:
 N   N i  0
 U  wi  N i  0
Dengan mengalikan N dengan -ln B diperoleh -ln BNi dan U dengan - diperoleh
-wiNi kemudian tambahkan dengan persamaan (8), maka diperoleh:
 n  Ni o 
 ln N o  ln B  wi N i  0
 i 
n  Ni
o

ln o
 ln B  wi  0
Ni
n  Ni
o

ln o
 ln B  wi
Ni
n  Ni
o

o
 B exp wi 
Ni

 1  B exp wi 
n
o
Ni

 B exp wi   1
n
o
Ni
o
Ni 1

n B exp wi   1
Persamaan (10) disebut fungsi distribusi statistik Bose-Einstein.

Anda mungkin juga menyukai