A. Tinjauan Pustaka
Pulvis atau serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena
mempunya luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari
pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk (oral). Obat yang
terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat
dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur
dengan air minum (Anonim, 2014).
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Derajat
halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus serbuk
dinyatakan 1 nomor, berarti semua sebuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut.
Jika dinyatakan dengan 2 nomor dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui
pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan
nomor tertinggi (Anief, 2007).
Yang dimaksud dengan :
a. Serbuk sangat kasar, adalah serbuk (5/8)
b. Serbuk kasar, adalah serbuk (10/40)
c. Serbuk agak kasar, adalah serbuk (22/60)
d. Serbuk agak halus, adalah serbuk (44/85)
e. Serbuk halus, adalah serbuk (85) = 120
f. Serbuk sangat halus, adalah serbuk (120) : 200/300 (Anief, 2007).
Masalah stabilitas yang seringkali dihadapi dalam sediaan bentuk cair, tidak
ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau
larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau granul. Konstitusi sediaan dapat
dilakukan oleh apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air sebelum diserahkan.
Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas yang terbatas, harus
dicantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonstitusi dan dapat juga dipersyaratkan untuk
disimpan dalam lemari pendingin (Anonim, 2014).
Serbuk dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (Pulveres) atau tidak terbagi (Pulvis).
Serbuk tidak terbagi antara lain, serbuk gigi, serbuk tabur. Serbuk tidak terbagi sebaiknya
disimpan dalam wadah gelas, bermulut lebar, tertutup rapat, untuk melindungi pengaruh
atmosfer dan mencegah penguapan senyawa yang mudah menguap. Serbuk tabur adalah
serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Pada umumnya
serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka (Anonim, 2014).
Kelebihan sediaan serbuk:
a. Dokter lebih leluasa memilih dosis yang sesuai keadaan pasien;
b. Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air;
c. Penyerapan lebih sempurna dibandingkan dengan sediaan padat lainnya;
d. Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet;
e. Obat yang volumenya besar dan tidak dapat dibuat tablet dapat dibuat serbuk
(Ansel, 1989).
Kekurangan sediaan serbuk:
a. Rasa dan bau yang tidak enak tidak dapat ditutupi;
b. Pada penyimpanan bisa menjadi lembab;
c. Peracikannya membutuhkan waktu yang lebih lama;
d. Kurang baik untuk zat yang mudah terurai (Ansel, 1989).
Adapun syarat sediaan serbuk tabur adalah:
a. Kering;
b. Halus;
c. Homogen;
d. Memenuhi keseragaman bobot atau keseragaman kandungan yang berlaku untuk
serbuk tabur (Anonim, 2014).
Menurut C.F.VanDuin (1991), pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi bagi dan dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain :
a. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan
dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
b. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung carmin sebagai pewarna yang
dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.
c. Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) adalah serbuk untuk dihisap hidung, oleh karena
itu serbuk harus halus sekali.
d. Pulvis efervesen, serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam air
dingin atau air hangat, serbuk ini mengeluarkan gas C02 yang kemudian membentuk
larutan yang jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam
sitrat, asam tartrat) dengan basa (Na karbonat, Na bikarbonat). Dalam pembuatannya,
bagian asam maupun basa harus dikeringkan secara terpisah. Gas C02 (karbon
dioksida) digunakan untuk pengobatan, mempercepat absorpsi atau untuk
menyegarkan rasa larutannya.
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Talk,
kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri
Clostridium tetani dan Welchii dan Bascillus anthracis. Cara sterilisasi serbuk tadi ialah
dengan pemanasan kering pada suhu 150°C selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh
digunakan untuk luka terbuka. Dalam pembuatan serbuk hendaknya obat-obat yang
berkhasiat dicampur dengan Talk atau Dolus Alba tidak dengan Zinci Oxydum (Anief,
2007).
Cara membuat serbuk tabur yang mengandung Adeps Lanae, Vaselinum, Plumbi
Oxydi Empastrum ialah dengan melarutkan zat tersebut dalam eter atau aseton, lalu
ditambah sebagian Talk dan diaduk sampai eter atau aseton menguap (Anief, 2007).
B. Resep
1. Nama Resep : Pulvis Salicylatis Compositus
2. Kekuatan Sediaan : Asam salisilat 1,1 gram; Balsamum peruvianum 1,1 gram;
Seng oksida (ZnO) 5,5 gram
3. Resep Asli
Resep No. I
R/ Acid Salisylic 2
Bals. Peruv 2
Adipis Lanae 4
Magnesii Oxydi 10
Zinci Oxydi 10
Talc. Venet ad 100
m.f.pulv
S.u.e
did
Pro : Wina
ARTI
R/ = Recipe = ambillah
m.f = misce fac = campur menurut aturan
pulv = pulvis = serbuk
S = Signa = tandai
u.e. = usus externus = pemakaian untuk luar
did = da in dimidio = berikan separuhnya
Pro = untuk
“Ambillah acid salisylic sebanyak 2 gram, balsamum peruvianum sebanyak 2 gram,
adipis lanae sebanyak 4 gram, magnesia oxydi sebanyak 10 gram, zinci oxydi sebanyak
10 gram, talcum venetum sebanyak 100 gram. Campur menurut aturan (menjadi) serbuk.
Tandai ‘untuk pemakaian luar’. Berikan separuhnya. Ditujukan untuk pasien Wina”
4. Resep Standar
Bedak Purol (Loco)
(Anonim, 1978).
R/ Acid. salicyl. 2
Bals. peruvian. 2
Adip. Lanae 4
Magn. oxyd. 10
Zinc. oxyd. 10
Talc. Venet. ad. 100
C. Deskripsi Fungsi Bahan
1. Acidum Salicylicum/Asam Salisilat
Mengandung ≥99,5% dan ≤101,0% C7H6O2 dihitung terhadap zat yang telah kering.
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih, hampir
tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzene, mudah larut dalam kloroform,
etanol dan eter. Larut dalam air mendidih.
Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antifungi, keratolitik dan bakteriostatik.
Inkompatibilitas dengan asam borat menghasilkan asam borat salisilat yang mudah
larut (Anonim, 1995).
2. Balsamum Peruvianum
Eksudat kental dari Myroxylon pereire (batang) yang telah dihanguskan dan dilukai.
Mengandung asam sinamat, vanilin.
Pemerian : Cairan kental, lengket, tidak berserat, coklat tua, bau aromatik khas,
transparan merah.
Kelarutan : Larut dalam kloroform p, sukar larut dalam eter p, eter minyak tanah
p, asam asetat (glasial).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antiseptikum eksternal
Inkompatibilitas pada suhu tinggi (Anonim, 1995).
3. Adeps Lanae
Zat berupa lemak yang dimurnikan dari bulu domba yang dibersihkan dan
dihilangkan baunya, mengandung air <0,23%, antioksidan <0,02%.
Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.
Kelarutan : Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih
larut
dalam etanol panas; mudah larut dalam eter dan kloroform.
Stabilitas : Stabil dalam ruangan tertutup terhadap cahaya, kering.
Khasiat : Untuk mempertahankan kontak dengan kulit, emulsifying agent.
Inkompatibilitas dapat mengandung prooxidan, dapat memengaruhi stabilitas terhadap
zat aktif (Anonim, 1995).
4. Magnesii Oxydi
BM 40,30. Mengandung ≥96,0% dan ≤100,5% MgO.
Pemerian : MgO ringan berupa serbuk ringan, putih, tidak berbau; MgO berat
berupa serbuk menggumpal putih dan tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer dan tidak larut
dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Memberi efek dingin, menyerap keringat (Anonim, 1979).
5. Zinci Oxydi
BM 81,38. Mengandung ≥99,0% dan ≤100,1% ZnO.
Pemerian : Serbuk amorf sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau,
lambat laun menyerap CO2 dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol, larut dalam asam mineral
encer dan NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antiseptik lokal
Inkompatibilitas bereaksi dengan asam salisilat menghasilkan seng salisilat basa.
Lama kelamaan mengeras seperti semen (Anonim, 1979).
6. Talcum Venetum
Magnesium silikat hidrat alam, kadang mengandung alumunium silikat, mudah
melekat pada kulit.
Pemerian : Serbuk halus, sangat halus, putih, licin, mudah melekat.
Kelarutan : Tidak larut hampir pada semua pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat pengering, memudahkan free flowing, zat tambahan, bahan
penabur (Anonim, 1979).
E. Alat
1. Mortir (4 buah)
2. Stamper (4 buah)
3. Pipet tetes (1 buah)
4. Neraca lengan (1 buah)
5. Sendok sungu (5 buah)
6. Sudip (4 buah)
7. Kertas timbang (3 buah)
8. Anak timbang
9. Ayakan B30, B40, B50 (masing-masing 1 buah)
10. Pot plastik bening (1 buah)
11. Serbet (1 buah)
12. Tisu/lap (1 buah)
13. Etiket biru (1 buah)
F. Langkah Kerja
Ditimbang Balsamum
Ditimbang Adeps lanae Ditimbang Asam salisilat peruvianum sebanyak 1,1
sebanyak 2,2 gram sebanyak 1,1 gram gram menggunakan kertas
menggunakan kertas timbang menggunakan kertas timbang timbang yang diolesi gliserin
Apotek
Farmasetika
Sekip Utara, Yogyakarta
J. Daftar Pustaka
Anief, M., 2007, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, 1978, Formularium Nasional II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.