Anda di halaman 1dari 16

PERANAN MAHASISWA DALAM TINDAK

PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK :


ADRIAN / 2018020004
KURNIA / 2018020034
MUSDALIFAH / 2018020027
IRFANDI / 2018020006
PURNAMANSYAH / 2018020023
MUH. FAIZAL / 2018020033

PENDIDIKAN KARAKTER
TEKNIK INFORMATIKA
STMIK HANDAYANI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
peranan mahasiswa dalam tindak pemberantasan korupsi di indonesia.

Makalah ini Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat waktu atas usaha, do’a, serta
dukungan dari anggota kelompok. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen
yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini kemudian
mempresentasikannya untuk bahan diskusi kelas.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca. Atas kekurangan tersebut, kami mohon maaf, dan
kami juga sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
B. RUMUSAN PERMASALAHAN..............................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
1. MAHASISWA DAN SEJARAH PERJUANGANNYA..........................................2
2. PENGERTIAN KORUPSI......................................................................................2
3. GERAKAN ANTI KORUPSI.................................................................................3
4. FAKTOR TERJADINYA KORUPSI......................................................................5
1. Faktor Politik ...................................................................................................5
2. Faktor Ekonomi ...............................................................................................5
3. Faktor Hukum...................................................................................................5
4. Faktor interpersonal..........................................................................................5
5. DAMPAK KORUPSI..............................................................................................6
6. STRATEGI PEMBERTANTSAN KORUPSI.........................................................7
7. MAHASISWA DAN POTENSI YANG DIMILIKINYA........................................8
8. PERAN MAHASISWA DALAM TINDAK PEMBERTANTASAN KORUPSI. . .9
1. Moralitas...........................................................................................................9
2. Identifikasi korupsi...........................................................................................9
3. Pelaporan..........................................................................................................9
4. Generasi masa depan........................................................................................9
9. KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM TINDAK PEMBERANTASAN
KORUPSI................................................................................................................11
1. Lingkungan keluarga........................................................................................11
2. Lingkungan Kampus.........................................................................................11
3. Masyarakat Sekitar...........................................................................................11
4. Tingkat Lokal dan Nasional..............................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
A. KESIMPULAN .........................................................................................................12
B. SARAN......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masyarakat dan ketertiban merupakan dua hal yang berhubungan sangat erat bagaikan
dua sisi dari satu mata uang. Oleh karena itu, dalam masyarakat juga dijumpai berbagai
macam norma yang masing-masing memberikan peranan dalam menciptakan ketertiban itu.
Korupsi sebagai bentuk penyalahgunaan kedudukan (jabatan), kekuasaan, kesempatan untuk
memenuhi kepentingan diri sendiri atau kelompoknya yang bertentangan dengan kepentingan
masyarakat.

Kebijakan negara dalam melakukan pemberantasan korupsi di indonesia harus


memperhatikan tiga aspek yang berbeda sifatnya, yaitu: politik, hukum, dan korupsi yang
menyatu. Lebih lanjut lagi, masyarakat sangat menentukan keberhasilan pencegahan
terjadinya tindak pidana korupsi. Layaknya penyakit, korupsi dapat dikategorikan sebagai
penyakit misterius yang kadar penyembuhannya sangat minim dan selalu menjadi uji coba
bagi penanggulangannya. Hasilnya pun sering kali sudah dapat diprediksi secara pesimis,
yaitu tidak searah dengan kebijakan masyarkat untuk memberantas korupsi.

Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa perguruan tinggi
negeri agar dapat mau menumbuhkan sikap anti korupsi dan menemukan sebuah langkah
yang dapat dilakukan dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bebas dari
korupsi dan berbasis keadilan.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN
1. Pengertian korupsi
2. Penyebab korupsi
3. Dampak korupsi
4. Upaya pemberantasan korupsi
5. Peranan mahasiswa dalam tindak pemberantasan korupsi
6. Keterlibatan mahasiswa dalam tindak pemberantasan korupsi

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Mahasiswa mampu memahami perilaku korupsi dengan memperhatikan berbagai
peristiwa yang terjadi di lingkungan keluarga, kampus, masyarakat sekitar, dan
lingkup nasional.
2. Mahasiswa mampu dan berani untuk melakukan berbagai bentuk tindakan
pencegahan korupsi.
3. Mahasiswa mampu menginternalisasi perilaku anti korupsi ke dalam kehidupan
sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. MAHASISWA DAN SEJARAH PERJUANGANNYA


Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak,
namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa.
Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari
mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam
diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan
atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan
hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu
untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak
adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari
mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.
Apabila kita menengok ke belakang, ke sejarah perjuangan bangsa, kebangkitan bangsa
Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dimotori oleh para mahasiswa kedokteran
STOVIA. Demikian juga dengan Soekarno, sang Proklamator Kemerdekaan RI merupakan
tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika pemerintahan bung Karno labil, karena situasi politik
yang memanas pada tahun 1966, mahasiswa tampil ke depan memberikan semangat bagi
pelaksanaan tritura yang akhirnya melahirkan orde baru.

Demikian pula, seiring dengan merebaknya penyimpangan penyimpangan yang


dilakukan oleh orde baru, mahasiswa memelopori perubahan yang kemudian melahirkan
jaman reformasi. Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya,
untuk memerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa belumlah berakhir.
Di masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar
dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat Bangsa Indonesia
terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus
berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi.

2. PENGERTIAN KORUPSI
Dalam seni perang, terdapat ungkapan “untuk memenangi peperangan harus
mengenal lawan dan mengenali diri sendiri”. Untuk itu, mahasiswa harus mengetahui apa itu
korupsi. Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi
menurut hukum UU No 31 Tahun 1999 no UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta
yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara.

2
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit sudah sulit untuk
disembuhkan. Korupsi dalam berbagai tingkatan sudah terjadi hampir seluruh sendi
kehidupan dan dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat. Dengan kata lain korupsi
sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang sudah dianggap biasa. Oleh
karena itu sebagaian masyarakat menganggap korupsi bukan lagi merupakan kejahatan besar.
Jika kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat
korupsi akan menghancurkn negeri ini. Oleh karena itu sudah semestinya kita menetapkan
korupsi sebagai musuh bersama (common enemy) yang harus kita perangi bersama-sama
dengan sungguh-sungguh.

Karena sifatnya yang sangat luar biasa, maka untuk memerangi atau memberantas
korupsi diperlukan upaya yang luar biasa pula. Upaya memberantas korupsi sama sekali
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa
hanya menjadi tanggungjawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja, tetapi juga
merupakan tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu upaya
memberantas korupsi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu
pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam konteks inilah mahasiswa, sebagai salah satu
bagian penting dari masyarakat, sangat diharapkan untuk berperan aktif.

3. GERAKAN ANTI KORUPSI


Gerakan anti korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya
pemberantasan korupsi pun sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan.
Berbagai perundangan tentang pemberantasan juga sudah dibuat. Demikian juga berbagai
institusi pemberantasan korupsi silih berganti didirikan, mulai dari Tim pemberantasan
korupsi tahun 1967 sampai dengan pendirian KPK pada tahun 2003. Namun demikian harus
diakui bahwa upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini belum menunjukan
hasil maksimal. Hal ini antara lain terlihat dari masih rendahnya angka indeks persepsi
korupsi (IPK) Indonesia.

Berdasarkan UU No.30 tahun 2002, pemberantasan tindak pidana korupsi dirumuskan


sebagai serangkaian tindakanuntuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi
melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku. Rumusan undang-undang tersebut menyiratkan bahwa upaya
pemberantasan korupsi tidak akan pernah berhasil tanpa melibatkan peran serta masyarakat.
Dengan demikian dalam strategi pemberantasan korupsi terdapa 3 unsur utama yaitu:
pencegahan, penindakan, dan peran serta masyarakat.

Salah satu upaya memberantas korupsi adalah dengan sadar melakukan suatu gerakan
anti korupsi di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersama yang bertujuan untuk
menumbuhkan budaya anti korupsi di masyarakat. Dengan tumbuhnya budaya anti korupsi di
masyarakat diharapkan dapat mencegah munculnya perilaku koruptif. Gerakan anti korupsi
adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan
yang terkait, yaiitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam kontaks inilah peran
mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dalam masyarakat sangat diharapkan.

3
Pada dasarnya korupsi itu terjadi jika ada pertemuan antara ke 3 faktor utama, yaitu:
niat, kesempatan dan kewenangan. Meskipun muncul niat dan kesempatan pun terbuka tetapi
tidak diikuti oleh kewenangan, maka korupsi tidak akan terjadi. Dengan demikian, korupsi
tidaka akan terjadi jika ketiga faktor tersebut, yaitu niat, kesempatan, dan kewenangan tidak
ada dan tidak bertemu. Sehingga upaya memerangi korupsi pada dasarnya adalah upaya
untuk menghilangkan atau setidaknya meminimalkan ketiga faktor tersebut.

Gerakan anti korupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh komponen bangsa
untuk mencegah peluang terjadinya perilaku koruptif. Dengan kata lain gerakan anti korupsi
adalah suatu gerakan yang memperbaiki perilaku individu dan sistemuntuk mencegah
terjadinya perilaku koruptif. Diyakini bahwa upaya perbaikan sistem dan perbaikan perilaku
manusia dapat menghilangkan, atau setidaknya memperkecil peluang bagi berkembangnya
korupsi di negeri ini. Upaya untuk memperbaiki perilaku manusia antara lain dapat dimulai
denagan menanamkan nilai-nilai yang mendukung yang mendukung terciptanya perilaku anti
koruptif.

Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian,


kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.
Penanaman nilai-nilai kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga penting dilakukan kepada mahasiswa.
Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain
kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainya.
Pendidikan anti korupsi juga dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan, baik dalam mata
kulia wajib maupun pilihan.

Upaya perbaikan sistem antara lain dapat dilakukan dengan memperbaiki peraturan
perundang-undangan yang berlaku, memperbaiki tata kelola pemerintahan, reformasi
birokrasi, menciptakan lingkungan kerja yang anti korupsi, menerapkan prinsip-prinsip clean
and good govermance, pemanfaatan teknologi untuk transparansi, dan lain-lain. Tentu saja
upaya perbaikan sistem ini tidak hanya merupakan tanggungjawab pemerintah saja, tetapi
juga harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan termasuk mahasiswa. Pengetahuan
tentang upaya perbaikan sistem ini juga penting diberikan kepada mahasiswa agar dapat lebih
memahami upaya memerangi korupsi

4
4. FAKTOR TERJADINYA KORUPSI
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi, antara lain sebagai berikut :
1. Faktor Politik
Faktor politik merupakan salah satu faktor yang paling umum yang mendasari suatu
tindakan penyebab korupsi. Tindakan korupsi berupa suap atau yang biasa kita kenal sebagai
tindakan sogok menyogok sangat sering terjadi. Korupsi suap biasa terjadi untuk kepentingan
khusus seperti suap untuk “naik jabatan”, suap untuk “menutupi” sesuatu.

2. Faktor Ekonomi
Desakan ekonomi membuat seorang karyawan yang merasa gajinya kurang
mencukupi melakukan korupsi, tindakan yang dilakukan biasanya berupa pencurian uang
Negara atau uang rakyat. Korupsi yang dilandasi oleh faktor ekonomi inilah yang membuat
Negara kita tak kunjung maju, karena uang yang seharusnya digunakan untuk pembangunan
dan kesejahteraan rakyat justru digunakan untuk kepentingan pribadi. Mirisnya, mengambil
uang Negara cukup mudah dilakukan karena kurangnya pengawasan pemerintah, hukuman
yang diberikan kepada para pencuri uang Negara pun tidak setimpal dengan kesengsaraan
yang mereka sebabkan.

3. Faktor Hukum
Tindakan korupsi berupa penyuapan penegak hukum juga sangat umum terjadi di
Indonesia, dengan tujuan meringankan bahkan menghapus hukuman, melegalkan yang
illegal, untuk merubah atau meniadakan suatu peraturan, korupsi suap hukum bukan hal yang
jarang terjadi. Kemudahan melakukan suap hukum yang terjadi di Indonesia menggambarkan
betapa lemahnya penegakkan hukum di Negara ini.

4. Faktor interpersonal
Faktor ini merupakan perluasan dari ketiga faktor diatas dimana penyebab
tindakan korupsi adalah karena sifat manusia yang tidak pernah puas, minimnya moral
masyarakat Indonesia, dan gaya hidup yang tinggi. Kasus korupsi di Indonesia mencapai
tingkat yang memprihatinkan, namun seiring berjalannya waktu, peluang yang kita miliki
untuk memberantas korupsi pun kian besar, salah satu caranya adalah melalui mahasiswa.

5
5. DAMPAK KORUPSI
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku korupsi ini tentu selalu berdampak negatif.
Dampak yang pertama adalah berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah. Disamping
itu, negara lain juga lebih mempercayai negara yang pejabatnya bersih dari korupsi, baik
dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik maupun dalam bidang lainnya. Hal ini
mengakibatkan pembangunan ekonomi serta mengganggu stabilitas perekonomian negaradan
stabilitas politik. Dampak korupsi yang berikutnya adalah menyusutnya pendapatan negara.

Penerimaan negara untuk pembangunan didapatkan dari dua sektor, yaitu pada
penerimaan pajak dan pungutan bea. Pendapatan negara dapat berkurang apabila tidak
diselamatkan dari para pelaku korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat terhadap
penyelundupan dan penyelewengan pada sektor-sektor penerimaan negara tersebut. Terakhir,
dampak korupsi yang cukup fatal adalah hukum tidak lagi dihormati. Negara kita merupakan
negara hukum yang segala sesuatu harus didasarkan pada hukum. Cita-cita untuk menggapai
tertib hukum tidak akan terwujud apabila para penegak hukum melakukan tindak pidana
korupsi, sehingga hukum tidak lagi dapat ditegakkan, ditaati, serta tidak lagi diindahkan oleh
masyarakat.

Adapun dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek. Menurut
Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah sebagai berikut
a. rusaknya sistem tatanan masyarakat,
b. ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
c. munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
d. penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi, politik,
maupun hukum,
e. yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis terhadap
pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa mental korupsi akan menjadi cerminan dari
kepribadian bangsa itu sendiri yang membuat negara ini menjadi suram dan miskin, dimana
kekayaan negara dikorupsi untuk kepentingan segelintir orang yang tanpa memperdulikan
bahwa dengan tindakan tersebut akan membuat sengsara rakyat indonesia. Mengatasi
Persoalan korupsi ini merupakan tugas yang sangat berat, akan tetapi tidak mustahil untuk
dilakukan. Dibutuhkan tekad yang kuat, kesungguhan dan keinginan bersama dari semua
kalangan masyarakat untuk melawan, mengatasi serta mencegah hadirnya mental korupsi.

6
6. STRATEGI PEMBERTANTSAN KORUPSI
Upaya memerangi korupsi bukanlah hal yang mudah. Dari pengalaman Negara negara
lain yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen bangsa dan masyarakat harus
dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara yang simultan. Upaya
pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:
a. memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
b. upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,
c. tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagaui
elemen.

Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang perlu dikembangkan
adalah strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu preventif, investigative
dan edukatif. Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan
system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-
prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong setiap
individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.

Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan
penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi. Sedangkan strategi edukatif adalah upaya
pemberantasan korupsi dengan mendorong masyarakat untuk berperan serta memerangi
korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat
perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui
pesan-pesan moral.

7. MAHASISWA DAN POTENSI YANG DIMILIKINYA


Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan
strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa
harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang
dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi. Apabila kita menilik ke
dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa, maka kita akan mengetahui bahwa
mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik,
dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai
profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.

Hal tersebut disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk
menjadi serakah, egois, dan bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut,
mahasiswa akan dapat menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-
peran pendahulunya di masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan terhadap
kondisi yang ada kearah yang lebih baik. Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk
melakukan kontrol sosial terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam
mempengaruhi kebijakan publik dari pemerintah.

7
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan
politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah
dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-pihak
yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan melakukan
demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa
mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan
yang sangat besar untuk menekan pemerintah.

8. PERAN MAHASISWA DALAM TINDAK PEMBERTANTASAN KORUPSI


Berikut adalah peran mahasiswa dalam tindak pemberantasan korupsi :
1. Moralitas
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan
interpersonal yang lebih tinggi sehingga memiliki moral, rasa peduli dan rasa bertanggung
jawab untuk turut memajukan Negara Indonesia dengan memberantas korupsi. Mahasiswa
yang menyelesaikan pendidikannya cenderung memiliki tenggang rasa yang lebih baik
terhadap Negara dan masyarakat sekitarnya dan cenderung benci terhadap tindakan korupsi.

2. Identifikasi korupsi
Mahasiswa fakultas tertentu (khususnya hukum dan ekonomi) memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu tindakan korupsi lebih baik daripada
masyarakat pada umumnya. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai standar standar
identifikasi dan analisis korupsi dari segi finansial maupun hukum. Dengan kemampuan ini
mahasiswa diharapkan dapat memperbaiki kualitas penegakkan hukum di Indonesia.

3. Pelaporan
Seorang mahasiswa yang telah mengidentifikasi adanya tindakan korupsi oleh suatu
entitas, cenderung berhasil melaporkan tindakan korupsi tersebut kepada pemerintah karena
mahasiswa dianggap memiliki suara yang lebih didengarkan oleh pemerintah dan mampu
menekan pemerintah. Selain itu mahasiswa cenderung lebih berani untuk melaporkan
tindakan korupsi tersebut karena mereka memiliki pengetahuan akan prosedur dan langkah
hukum untuk melaporkan suatu tindakan korupsi.

4. Generasi masa depan


Ketika mahasiswa yang memiliki moralitas tinggi dan memiliki kemampuan
interpersonal tinggi naik dan menggantikan generasi sekarang yang dianggap penuh dengan
koruptor, Tindakan korupsi diharapkan dapat ditekan bahkan dihapuskan karena adanya
kesadaran dalam diri mahasiswa untuk turut memajukan Negara dengan tidak melakukan
korupsi.

8
9. KETERLIBATAN MAHASISWA DALAM TINDAK PEMBERANTASAN
KORUPSI
Keterlibatan mahasiswa dalam pemberantasan korupsi pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di masyarakat
sekitar, dan di tingkat lokal/nasional. Lingkungan keluarga dipercaya dapat menjadi tolok
ukur yang pertama dan utama bagi mahasiswa untuk menguji apakah proses internalisasi anti
korupsi di dalam diri mereka sudah terjadi.

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus tidak bisa
dilepaskan dari status mahasiswa sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban ikut
menjalankan visi dan misi kampusnya. Sedangkan keterlibatan mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi di masyarakat dan di tingkat lokal/nasional terkait dengan status
mahasiswa sebagai seorang warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dengan masyarakat lainnya.

1. Lingkungan keluarga
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari
lingkungan keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa melakukan pengamatan terhadap
perilaku keseharian anggota keluarga misalnya :
 Apakah dalam mengendarai kendaraan bermotor bersama ayahnya atau anggota
keluarga yang lain,peraturan lain dipatuhi? Misalnya: tidak berbelok/berputar,
ditempat dimana ada tanda larangan berbelok/berputar, tidak menghentikan
kendaraan melewati batas marka jalan tandaberhenti di saat lampu lalu lintas
berwarna merah, tidak memarkir/menghentikan kendaraan ditempat dimana terdapat
tanda dilarang parkir/berhenti dan sebagainya.
 Apakah ketika berboncengan motor bersama kakanya atau anggota keluarga lainnya,
tidak menjalankan motornya diatas pedestrian dan mengambil hak pejalan kaki?
tidak mengendarai motor berlawanan arah?tidak mengendarai motor melebihi
kapasitas(misalnya 1 motor berpenumpang 3 atau 4 orang).
 Apakah pnghasilan orang tua tidak berasal dari tindak korpsi?apakah orang tua tidak
menyalagunakan fasilitas kantor?
 Apakah ada diantara anggota keluarga yang menggunakan produk-produk bajakan
(lagu,film,softwart,tas,sepatu dll)

Pelajaran yang dapat diambil dari lingkungan keluarga ini adalah tingkat ketaatan
seseorang terhadap aturan/tata tertib yang berlaku. Substansi dari dilanggarnya aturan/tata
tertib adalah dirugikannya orang lain karena haknya terampas. Terampasnya hak orang lain
merupakan cikal bakal dari tindakan korupsi. Tahapan proses internalisasi karakter anti-
korupsi di dalam diri mahasiswa yang diawali dari lingkungan keluarga sangat sulit untuk
dilakukan. Justru anggota keluarga adalah orang-orang terdekat,yang setiap saat bertemu dan
berkumpul, maka pengamatan terhadap adanya peilaku korupsi yang dilakukan di dalam
keluarga seringkali menjadi biasa.

9
Bagaimana mungkin seorang anak berani menegur ayahnya ketika sang ayah kerap
kali melanggar peraturan lalu lintas?apakah anak berani untuk bertanya tentamg asal usul
penghasilan orang tuanya? Apakah anak memiliki keberanian untuk menegur anggota
keluarga yang lain karena menggunakan barang-barang bajakan? Nilai-nilai yang ditanamkan
orang tua kepada anak-anaknya bermula dari lingkungan keluarga dan pada kenyataanya
nilai-nilai tersebut akan terbawa selama hidupnya.

Jadi, ketika seorang mahasiswa berhasil melewati masa yang sulit ini, maka dapat
diharapkan ketika terjun ke masyarakat mahasiswa tersebut akan selamat melewati berbagai
rintangan mengarak kepada tindak korupsi. Paling tidak, ada satu orang generasi muda yang
tolak tergiur untuk melakukan tindak korupsi. Jika pendidikan Anti-korupsi diikuti oleh
banyak perguruan tinggi, maka akan diperoleh cukup banyak generasi muda yang dapat
menjadi benteng anti-korupsi di indonesia.

2. Lingkungan Kampus
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk
perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa
diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada
pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang
terjadinya korupsi.

Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan


mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan
yang ada. Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya
ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam
proses penerimaan mahasiswa. Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini,
perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai
yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang.

Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa
malas belajar. Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada
dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis
terhadap laporan-laporan pertanggung jawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya.
Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui media
berupa seminar, diskusi, dan dialog.

Selain itu media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun
melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan. Selanjutnya
pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh gelar
kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa harus memahami
bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral
sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.

10
3. Masyarakat Sekitar
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan perilaku
terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi
peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu
melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal
adalah peristiwa turunnya orde baru dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi
mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan
berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak
berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan
karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada
golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol
tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun
pihak legislatif.

Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau
kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani
melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.

Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan
pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap pelaku korupsi
serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap
pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa berupa demonstrasi ataupun
pembentukan opini publik.

4. Tingkat Lokal dan Nasional


Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak korupsi yang masif
dan sistematis di masyarakat. Mahasiswa dengan kompetensi yang dimilikinya dapat menjadi
pemimpin (leader) dalam gerakan massa anti korupsi baik yang bersifat lokal maupun
nasional.

Berawal dari kegiatan-kegiatan yang terorganisir dari dalam kampus, mahasiswa


dapat menyebarkan perilaku anti korupsi kepada masyarakat luas, dimulai dari masyarakat
yang berada disekitar kampus kemudian akan meluas ke lingkup yang lebih luas. Kegiatan-
kegiatan anti korupsi yang dirancang dan dilaksanakan secara bersama dan
berkesinambungan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi akan mampu
membangunkan kesadaran masyarakat akan buruknya korupsi yang terjadi di suatu negara.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat dipetik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang harus melibatkan
seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan
masyarakat. Dalam konteks inilah peran mahasiswa sebagai salah satu bagian penting
dari masyarakat sangat diharapkan.
2. Mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan menjadi motor penggerak gerakan
anti korupsi yang didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, diharapkan
mampu menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu
mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch dog
lembaga-lembaga negara dan penegak hukum.
3. Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi empat wilayah, yaitu: di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di
masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.

B. SARAN
Apabila korupsi masih ada dan terus terjadi di indonesia, ind-ONE-sia sudah tidak
bermakna satu lagi, melainkan in-DONE-sia akan berubah makna menjadi selesai/tamat.
Bangsa dan negari ini sudah selesai! Indonesia sebagai bangsa dan negara sudah tidak berarti
lagi dan jika indonesia sudah tidak mempunyai arti lagi maka indonesia hanya menjadi cerita
masa lalu. Oleh karena itu mari satukan langkah, mari perangi korupsi dengan mengawali
dari diri sendiri, dengan harapan besar bagi kejayaan negeri serta kesejahteraan bangsa yang
ada didalamnya. Tidak ada yang tidak mungkin di muka bumi ini, sesuatu yang besar selalu
diawali dengan satu langkah kecil namun pasti. Selamat datang generasi anti korupsi!!!
Indonesia akan lebih baik jika tanpa korupsi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dokumen:
Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP tahun 2005 oleh Mohamad Risbiyantoro, Ak.,
(CFE PFA pada Deputi Bidang Investigasi BPKP).

Sumber Internet:
https://www.academia.edu/25549726/Dampak_Korupsi_serta_Peran_Mahasiswa_da
lam_Memberantas_Korupsi
http://sarfaraazyusuf.blogspot.com/2016/03/peranan-mahasiswa-dalam-
pencegahan.html
https://guruppkn.com/peranan-mahasiswa-dalam-pemberantasan-korupsi

13

Anda mungkin juga menyukai