Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN TERPADU 1(1) : 12-18

ISSN : 2549 - 8479

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF


DI UPT PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

*Ni Ketut Martini(1) Ni PutuWidya Astuti(2)


1,2
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dhyana Pura, Badung, Bali, Indonesia
*Email : martiniketut910@yahoo.co.id

ABSTRAK
Menyusui adalah proses alami bagi seorang ibu untuk menghidupi dan mensejahterakan anak
setelah melahirkan. Proses menyusui tidak mudah karena memerlukan kekuatan agar dapat
berhasil memberikan ASI eklusif pada bayinya. Cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar terendah di Kota Denpasar, namun masih cukup banyak yaitu
sebesar 63,6 % ibu yang lulus memberikan ASI Eksklusif. Hasil penelitian pengetahuan
yang baik tentang ASI sangat mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Motivasi
diri sendiri dan dukungan keluarga responden dapat mendorong keberhasilan pemberian
ASI eksklusif. Perilaku IMD pada ibu dapat mendukung keberhasilan pemberian ASI
eksklusif. Sebagian besar responden yang bekerja berhasil memberikan ASI eksklusif pada
bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pendorong ibu dalam
pemberian ASI esklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Subyek penelitian adalah ibu yang
mempunyai bayi umur 6-12 bulan yang lulus memberi ASI eksklusif di Wilayah kerja UPT
Puskesmas II Denpasar Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam
dengan responden dipilih melalui metode purposive sampling sebanyak 10 orang.

Kata Kunci: ibu, bayi umur 0-6, ASI eksklusif dan faktor pendorong

ABSTRACT
Breastfeeding is a natural process for a mother to support and welfare of the child after
birth. Breastfeeding is not easy because it requires strength to successfully deliver their
babies exclusively breast milk. Scope of exclusive breastfeeding in Puskesmas second lowest
in Denpasar, but still quite a lot that is equal to 63.6% of women who graduated exclusive
breastfeeding. The results of the study a good knowledge about breastfeeding support the
success of exclusive breastfeeding. Self motivation and family support respondents can drive
the success of exclusive breastfeeding. IMD maternal behavior can support the success of
exclusive breastfeeding. Most of the respondents who work successfully exclusive
breastfeeding her baby. This study aims to determine the factors driving mother in exclusive
breastfeeding in infants aged 0-6 months. The method used is qualitative with cross sectional
study design. Subjects were mothers of infants aged 6-12 months were passed giving
exclusive breastfeeding at work UPT Puskesmas II Region West Denpasar. Data collection
was conducted through in-depth interviews with respondents selected through purposive
sampling method as many as 10 people.

Keywords: mothers, aged 0-6, exclusive breastfeeding and the factors driving

PENDAHULUAN adalah bayi hanya di beri ASI saja selama 6


Anjuran World Health Organization bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti
(WHO) agar ibu memberikan Air Susu Ibu susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih
(ASI) yang baik dan benar adalah menyusui dan tanpa pemberian makanan tambahan
bayi secara esklusif sejak lahir sampai umur lain, seperti pisang, bubur susu, biscuit,
6 bulan dan meneruskan menyusui anak bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia 6
sampai umur 2 tahun. Mulai 6 bulan, bayi bulan, barulah bayi di berikan makanan
mendapat makanan pendamping ASI yang pendamping (Natia, W.R, 2013).
bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh ASI adalah satu zat yang terbaik yang
kembangnya (Depkes RI, 2007). dimiliki manusia sebagai makanan bayi.
ASI eksklusif adalah menyusui bayi Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak
secara murni. Yang dimaksud secara murni selama 4 bulan pertama dan lebih baik lagi

12 J. Kes. Terpadu – Maret 2017


Martini, N.K., Astuti N.P.W / Kesehatan Terpadu 1 (1) (2017)

jika selama 6 bulan pertama hidupnya. Agar faktor-faktor pendorong pemberian ASI
tidak ada keraguan apakah seorang bayi bisa eksklusif dapat mudah di lakukan.
mendapatkan protein dari sumber lain, maka Menurut Maleong, 2016 dalam Afifah
bayi harus terus menerima ASI selama 2 (2007), metode kualitatif lebih mudah
tahun atau lebih. Menurut Gupte, 2011 menyesuaikan apabila berhadapan dengan
dalam Almira, S. (2011) ASI bukanlah kenyataan ganda, lebih peka dan lebih dapat
makanan yang buruk bagi bayi, tetapi menyesuaikan diri dengan banyak
makanan pilihan untuk bayi. penajaman pengaruh bersama terhadap pola-
Rekomendasi pemberian ASI eksklusif pola nilai yang dihadapi, dan metode
sampai usia 6 bulan tampaknya masih sulit kualitatif menyajikan secara langsung, dan
untuk dilaksanakan. Upaya agar ibu biasa melihat hubungan peneliti dan informan.
menyusui bayinya secara eksklusif sampai
usia 6 bulan masih memiliki banyak Analisis Data
kendala, hal ini dapat dilihat dari target Proses pengumpulan data rekaman hasil
program pada tahun 2014 yaitu sebesar 80%. wawancara mendalam kemudian dianalisis
Secara nasional cakupan pemberian ASI secara kualitatif melalui tahapan–tahapan.
esklusif pada tahun 2014 diketahui hanya Tahapan tersebut adalah mengorganisasikan
tercapai sebesar 52,3% sehingga belum bisa data, pengelompokan berdasarkan kategori,
mencapai target nasional yang sudah di tema dan pola jawaban, menguji asumsi atau
tetapkan, cakupan ASI esklusif di Provinsi permasalahan terhadap data, mencari
Bali sebesar 72,2% (Depkes RI, 2014). alternatif penjelasan bagi data, menulis hasil
Cakupan Pemberian ASI esklusif tahun penelitian (Pradipta, 2012).
2014 di kota Denpasar sebesar 73,33%.
Cakupan ASI esklusif tertinggi diwilayah HASIL DAN PEMBAHASAN
kerja Puskesmas I Denpasar Timur sebesar Gambaran umum Puskesmas II Denpasar
77,10% dan terendah oleh Puskesmas II Barat
Denpasar Barat hanya sebesar 63,60%. Bila Puskesmas II Denpasar Barat didirikan di
dibandingkan dengan target Renstra Dinas Denpasar pada tanggal 31 Oktober 1984
Kesehatan Kota Denpasar tahun 2014 yang terletak di Jalan Gunung Soputan,
sebesar 76%, hanya 2 puskesmas yang Gang Puskesmas No 3 Denpasar Barat.
memenuhi target, yaitu Puskesmas I Luas wilayah kerja yaitu kurang lebih 13,44
Denpasar Timur dan Puskesmas II Denpasar Km2. Puskesmas II Denpasar Barat
Selatan (Dinkes Denpasar, 2014). mewilayahi 5 desa dan 1 kelurahan yang
Penelitian tentang keberhasilan meliputi 58 banjar yaitu:
pemberian ASI eksklusif yang dilakukan di Desa Pemecutan Klod terdiri dari 15
Surabaya, menunjukan bahwa kekuatan banjar, Desa Dauh Puri Kauh terdiri dari 7
yang menyebabkan ibu berhasil menyusui banjar, Kelurahan Dauh Puri terdiri dari 3
lebih dari 6 bulan adalah kesadaran diri, banjar dan 5 lingkungan, Desa Dauh Puri
dukungan, afeksi positif, sikap yang kuat Klod terdiri dari 11 banjar, Desa Padang
dan baik, tujuan yang terarah dan Sambian Kelod terdiri dari 12 banjar dan
kesejahteraan. Desa Dauh Puri Kangin terdiri dari 5 Banjar.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini di Sarana pelayanan kesehatan mempunyai
lakukan untuk mengetahui tentang faktor- peranan yang sangat penting dalam
faktor pendorong ibu dalam pemberian ASI meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
esklusif pada bayi usia 0-6 bulan wilayah Pada wilayah puskesmas terdapat beberapa
kerja UPT Puskesmas II Denpasar Barat. sarana pelayanan kesehatan milik
pemerintah dan swasta. Serta terdapat pula
METODE bentuk upaya kesehatan yang berbasis dan
Rancangan Penelitian bersumber daya masyarakat seperti
Penelitian ini merupakan penelitian Posyandu. Dan jumlah posyandu di
deskriptif yaitu suatu penelitian yang Puskesmas II Denpasar Barat sebanyak 73
dilakukan untuk mendiskripsikan suatu posyandu dari 5 desa dan 1 kelurahan.
fenomena yang terjadi di dalam masyarakat
(Notoadmojo, 2010) dengan jenis penelitian Karakteristik subjek
kualitatif. Penggunaan kualitatif di pilih agar Pada penelitian ini, responden sebagai
proses pengidentifikasian dan penguraian subyek penelitian adalah ibu yang memiliki
bayi usia 6-12 bulan yang berjumlah 12

13 J. Kes. Terpadu– –Maret


Kes.Terpadu Maret2017
2017
Martini, N.K., Astuti N.P.W / Kesehatan Terpadu 1 (1) (2017)

orang. Usia responden berkisara antara 26- tubuh sama daya imun””Tau sih mba kayak
35 tahun. semacam cairan yang pertama kali keluar
Mayoritas pekerjaan responden adalah itu kan mba yang warnanya
sebagai pegawai swasta sebanyak 8 orang kekuningan”(responden 3 )
dan 4 orang sebagai ibu rumah tangga.
Pendidikan responden lulusan SMA “oh itu seperti skin to skin itu, saya ngak tau
sebanyak 5 orang dan dengan lulusan apa namanya , soalnya itu di lakukan pada
Sarjana sebanyak 4 orang dan diploma saat sehabis melahirkan
sebanyak 3 orang. Sebagian besar responden “saya rasa itu berpengaruh, karena bayinya
memiliki bayi usia 9 bulan dan merupakan jadi tau dia mengenal puting untuk pertama
anak pertama dan ada juga responden yang kali, jadi dia ngak kenal dot susu dulu, kenal
memiliki dua orang, jarak kelahiran 3 puting saya dulu, jadi terbiasa sampai
sampai dengan 6 tahun. sekarang” (responden 10)
Mayoritas pekerjaan suami sebagai
pegawai swasta, adik kandung subjek “dari membaca buku dan dari orang –
bekerja sebagai pegawai swasta, dan ibu orang yang bercerita”(responden 12)
mertua yang tinggal serumah dengan subjek
ikut berperan dalam hal pengasuhan anak “Sebelum saya berangkat biasanya pagi2
khususnya saat subjek kembali bekerja. saya pompa dulu ASInya terus saya taruh di
botol kaca ditutup rapat ditaruh di
Faktor internal yang mendorong dalam freezer”(responden 6)
pemberian asi eksklusif
Pengetahuan “iya kalo menurut saya se, ibu-ibu itu harus
Pengetahuan merupakan salah satu faktor bisa memberikan ASI walaupun bekerja.
prediposisi yang menentukan perilaku Mungkin ibunya males atau gimana
kesehatan seseorang. Pengetahuan tersebut maunya yang instan biar lebih cepat jadinya
dapat diperoleh melalui pendidikan formal, ngasih susu formula .Sebenernya itu biarpun
penyuluhan dan informasi dari media masa. bekerja bisa memberikan ASI eksklusif, dan
Selain itu pengetahuan juga diperolah sebenernya harus punya niat juga dalam
berdasarkan pengalaman tertentu yang memberikan asi eksklusif”(responden 11)
pernah dialami (Notoatmodjo, 2005)
Menurut Suradi (1989) yang Dari hasil penelitian tarhadap 12
mempengaruhi keberhasilan ASI salah responden yang lulus memberikan ASI
satunya adalah pengetahuan ibu mengenai eksklusif, ternyata pengetahuan tentang ASI
laktasi. Seseorang yang mempunyai eksklusif mencakup pengertian dan manfaat
pengetahui tentang ASI akan mempengaruhi sangat baik dimana semua responden dapat
yang dinyatakan dengan pola menyusui yang menjelaskan secara luas dan mendetail.
baik. Salah satu renponden menjelaskan ASI
“Kalau ASI ya air susu ibu mba yang saya eksklusif dan manfaatnya. ASI eksklusif
tau, kalau ASI eksklusif ya itu selama 6 pemberian ASI tanpa diberikan tambahan
bulan yang tanpa tambahan nutrisi apapun sampai bayi berumur 6 bulan.
lain”(responden 4) Sedangkah manfaat pemberian ASI
eksklusif adalah agar bayi sehat karena ASI
“Iya untuk kecerdasan bayi, untuk banyak mengandung vitamin dan mineral
kesehatan, kalau pakai sufor jadi gampang sehingga bayi tidak terserang penyakit.
sakit, kalau ASI kan lebih kuat dia. Jadi itu Pengetahuan tentang kolostrum. Kolostrum
sih kegunaan ASI menurut adalah air susu pertama yang keluar yang
saya”(responden1) berwarna kekuning-kuningan lebih kental
“buat bayi itu, untuk menambah daya tahan dari ASI matang (mature). Seluruh
tubuhnya , karena dalam ASI itu saya baca– responden mengerti tentang kolostrum dan
baca di internet katannya mengandung hanya beberapa responden yang tidak
antibody buat bayi, supaya dia ngak cepet mengetahui manfaat kolostrum.
sakit, untuk mendekatkan bayi sama ibu , Hasil penelitian ini sejalan dengan
kayak hubungan batin gitu”(responden 10) penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim
(2002), menyebutkan bahwa ibu yang
“Ya manfaatnya untuk kekebalan tubuh, berpengetahuan baik 1,9 kali berpeluang
untuk daya imun. Sama kan ya kekebalan untuk memberikan ASI eksklusif

14 J. Kes. Terpadu– –Maret


Kes.Terpadu Maret2017
2017
Martini, N.K., Astuti N.P.W / Kesehatan Terpadu 1 (1) (2017)

dibandingkn dengan ibu yang emang lebih kecil tapi lebih kuat, jadi itu
berpengetahuan kurang. Begitu juga dengan dorongan saya kasih ASI” (responden 1)
penelitian Hartuti (2006) menyebutkan
proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif Hasil wawancara dengan responden
dengan pengetahuan baik lebih besar 27,3% semua responden menyatakan sumber
disbanding dengan proporsi ibu yang motivasi untuk memberikan ASI ekslusif
memberikan ASI eksklusif dengan dari diri sendiri. Berikut pernyataan dari
pengetahuan kurang hanya 3,8%. Semakin responden.
tinggi tingkat pengetahuan , semakin tinggi “ya,dari sendiri aja sih mba” (responden 3).
ibu memberikan ASI eksklusif.
Pada penelitian Sari dan Sebagian besar responden yang
Evaputriningrum dalam Novitasari (2016) diwawancara menyatakan perasaan bahagia
menunjukan bahwa, tingkat pengetahuan Ibu saat meyusui dan terjalin hubungan yang
tentang gizi sangat penting dalam baik antara ibu dengan bayi. Adapun
meningkatkan status gizi keluarga terutama pernyataan dari responden sebagai berikut.
balitanya. Hasil penelitian menunjukan “Ya sangat bahagia ya mba bisa nyusuin
bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki anak apalagi bisa deket sama anak ada
pengetahuan baik mengenai nutrisi yang terjalin hubungan sama anak”(responden 4)
dapat meningkatkan produksi ASI, semakin “selain seneng ya , ngerasain bangga juga
banyak produksi ASI akan meningkat oo saya lo bisa saya ngasi asi yang bener-
pemberian ASI eksklusif pada bayi. bener eksklusif yang bener- bener dari niat
Selain pengetahuan tentang gizi, ibu saya, dan bayi emang jarang sakit,
hamil perlu mendapat pengetahuan tentang pokoknya bahagia ngak bisa di bilang pake
Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ), karena IMD kata kata” (responden 10)
merupakan salah satu cara untuk
keberhasilan ibu dalam pemberian ASI Hampir semua ibu hamil memotivasi
eksklusif agar bayi tidak bingung puting. dirinya untuk dapat memberikan ASI
Dalam penelitian ini pengetahuan responden eksklusif pada bayinya sejak masa
tentang IMD cukup baik, yang kehamilan, termasuk ibu yang bekerja di
ditindaklanjuti dengan sikap dan perilaku luar rumah. (Fikawati, S. 2009). Hasil
pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa sebagian
menunjukan bahwa dari 12 renponden yang besar yang memotivasi responden untuk
lulus memberikan ASI eksklusif, sebanyak 9 memberikan ASI eksklusif pada bayinya
responden melakukan Inisiasi Menyusu Dini adalah dari sendiri. Semua responden
( IMD ) mempunyai keingian yang kuat untuk
memberikan yang terbaik pada bayinya agar
Motivasi sehat, tumbuh dengan baik, tidak gampang
Motivasi adalah dorongan yang timbul sakit dan ada ikatan batin antara ibu dan
dari dalam diri seseorang secara sadar atau bayi. Perkembangan anak melalui kontak
tidak sadar sehingga membuat orang fisik (kontak kulit), psikis (kontak mata),
berperilaku mencapai tujuan yang sesuai suara dan penciuman dilakukan melalui
dengan kebutuhannya. Persiapan psikologi inisiasi dini atau pengenalan puting susu
selama kehamilan akan menunjang segera setelah bayi lahir. Interaksi ini
keberhasilan menyususi. Seorang ibu yang meningkatkan hubungan batin ibu dan anak,
menyusui harus menjaga ketenangan menimbulkan rasa aman pada bayi, yang
pikiran, menghidari kelelahan, membuang kelak akan meningkatkan rasa percaya diri
rasa khawatir yang berlebihan dan percaya pada anak.
diri bahwa ASI nya mencukupi kebutuhan
bayi. Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan Ibu bekerja
dan kesediaannya untuk menyusui bayinya Beberapa wanita karier mempunyai
terutama sebelum melahirkan. kecemasan bahwa memberikan ASI
“Ohh saya ingin yang terbaik, soalnya sufor eksklusif akan mempengaruhi kegagalan
cuma gede di badan tidak semuanya bisa profesi dan organisasi kemasyarakatan
bagus untuk anaknya, biasanya kan anak asi mereka dan kemungkinan akan merusak
sama anak sufor kan keliatan, dia emang prospek peningkatan karier. Anggapan ini
besar kalau anak sufor, kalau anak ASI telah berkembang dan merupakan masalah
dalam keberhasilan pemberian ASI

15 J. Kes. Terpadu– –Maret


Kes.Terpadu Maret2017
2017
Martini, N.K., Astuti N.P.W / Kesehatan Terpadu 1 (1) (2017)

eksklusif, hal ini nyata dihadapi oleh banyak menyususi dapat dilanjutkan pada malam
wanita karier (Sylvia,1997 dalam Almira hari, pagi hari sebelum berangkat kerja dan
2011). waktu luang ibu. Hal ini akan membantu
Hasil penelitian bagi ibu yang bekerja produksi ASI tetap tinggi Almira 2011).
sebagian besar menyatakan asi dipompa dan Walaupun ada sebagaian ibu bekerja yang
disimpan di freezer. Adapun hasil dapat memberikan ASI eksklusif, tetapi
pernyataan responden sebagai berikut. penelitian yang dilakukan di Kecamatan
“dulu saya sebelum melahirkan saya banyak Landono Kabupaten Konawe Selatan,
baca baca dari internet juga, trus pas mau Sulawesi Tenggara tidak sejalan dengan
mendekati lahiran saya bertanya juga , saya penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan
di tuntun dan di bantu sama bidan – bahwa para ibu yang bekerja maupun
bidannya” kegiatan lainnya diluar rumah, pemberian
“iya saya bekerja dek” ASI tidak dapat diberikan secara maksimal
awal-awalnya saya se ngak masalah karena dan biasanya diberikan susu formula ( La
saya dapet cuti beberapa bulan. Tapi saya Ode, AS. 2011).
juga belajar dari pengalaman sodara yang Telaah literatur menurut Novayelinda, R.
sudah pernah melahirkan, jadi saya sudah (2012) tetang pemberian ASI dan ibu
menyiapkan saya pompa asi saya , kemudian bekerja menghasilkan bahwa pada
asi saya simpen di dalam freezer, jadi saya prakteknya wanita bekerja lebih banyak
sudah persiapkan semuanya. Jadi saya memerah ASI untuk mempertahankan
memompa setelah saya habis menyusui, jadi produksi ASI, disarankan pada wanita
kan asinya masih banyak, jadi tidak perlu bekerja unruk memerah ASI setiap 3 sampai
rangsangan, jadi walupun bayi saya tinggal 4 jam sekali selam jam kerja. Oleh karena
bayi saya tetap mendapatkan ASI itu dibutuhkan fasilitas untuk memerah dan
saya”(responden 10) menyimpan ASI di tempat kerja. Waktu
Hasil penelitian menyatakan sebagian besar kerja yang fleksibel merupakan salah satu
ibu tidak lulus ASI ekslusif karena bekerja. jalan keluar dari masalah stress dalam
Berikut pernyataan dari responden tersebut. menyeimbangkan antara pekerjaan dan
“Itu sih sebenernya apa ya ee itu niat dari pemberian ASI. Hasil telaah literatur ini
diri sendiri kan mba ya, sebenernya kan menyimpulkan bahwa wanita bekerja
kasihan juga kan kalau anaknya ngga dikasi membutuhkan dukungan tertentu seperti
asi. Itu dari ibunya sendiri sih niat apa ngga istirahat untuk menyusui atau memerah ASI,
kasih asi sama anaknya”(responden 6) ruangan khusus untuk menyusui dan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 12 informasi tentang manajemen laktasi.
responden yang memberikan ASI eksklusif, Wanita bekerja membutuhkan strategi
sebanyak 8 orang (75%) adalah ibu yang khusus untuk mempertahankan produksi
bekerja formal sebagai wanita karier. Hasil ASI. Hal ini bisa dilakukan dengan
wawancara mendalam bahwa seluruh dukungan dari personal wanita bekerja yang
responden dapat mempersiapkan ASI perah berhasil memberikan ASI untuk
dengan baik pada saat bayi di tinggal kerja, meningkatkan motivasi dalam pemberian
sehingga mereka berhasil lulus memberikan ASI.
ASI eksklusif pada bayinya. Pendapat
responden bahwa bekerja dapat menghambat Sikap terhadap susu formula
pemberian ASI eksklusif menurut mereka Sikap dan keyakinan menunjukan potensi
adalah tidak benar. Mereka mengatakan seseorang atau dikenal dengan istilah
kalau ada niat dan motivasi yang tinggi pasti determinasi diri. Individu yang tangguh,
bisa, yang penting ada usaha dan mampu bereaksi otentik dan murni, serta
pengorbanan untuk kepentingan kesehatan mempunyai kebenaran tentang kemantapan
bayi. dan kekuatan dalam dirinya. Dengan modal
Hal ini sesuai dengan informasi yang ini ia mampu membuat keputusan atau
mereka terima baik dari tenaga kesehatan menentukan sikap berdasarkan hak otonomi.
maupun media cetak dan elektronik, bahwa Orang yang mantap dan kuat dalam
ibu bekerja dapat memberikan ASI perah bersikap, sadar akan keterbatasan dan
pada bayinya saat di tinggal kekantor. ASI kelemahan dirinya, tetapi tetap
perah dapat dilakukan pada saat ibu di mengandalkan keputusasaan yang jujur dan
tempat kerja setiap 3 sampai 4 jam sekali, murni. Ibu menghadapi tantangan menyususi
lalu disimpan di lemari es. Kegiatan dengan persiapan mental. Dalam pikiran ibu

16 J. Kes. Terpadu– –Maret


Kes.Terpadu Maret2017
2017
Martini, N.K., Astuti N.P.W / Kesehatan Terpadu 1 (1) (2017)

perlu pengorbanan untuk mendapatkan apa dukungan keluarga responden dapat


yang dipilihnya, mau berkorban untuk anak mendorong keberhasilan pemberian ASI
yang dilahirkan menunjukan ungkapan hati eksklusif. Perilaku IMD pada ibu dapat
nurani yang mendalam mendukung keberhasilan pemberian ASI
Responden menyatakan bahwa akibat eksklusif. Sebagian besar responden yang
dari adanya susu formula menyebabkan ibu bekerja berhasil memberikan ASI eksklusif
malas menyusui tetapi ada pula yang pada bayinya
menyatakan susu formula sangat
mendukung bagi ibu yang tidak keluar air Saran
susu. Berikut pernyataannya. Promosi ASI eksklusif perlu ditingkatkan
“saya mendukung se ngak, ngak mendukung untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
juga ngak, kan masih banyak juga ibu ibu Puskesmas, rumah sakit dan praktek bidan
yang air susunya tidak keluar, jadi harus mandiri agar melakukan IMD pada
memberikan sufor kepada pasiennya
bayinya”(responden 7)
Hasil penelitian menunjukan bahwa DAFTAR PUSTAKA
seluruh responden berusaha agar dapat Afifah, D. N. (2007). Faktor Yang Berperan
memberikan ASI pada bayinya sampai Dalam Kegagalan Praktik Asi
berumur 2 tahun. Keinginan ini muncul Eksklusif Studi Kualitatif di
karena seluruh responden merasa bangga Kecamatan Tembalang Kota
karena lulus memberikan ASI eksklusif. Semarang Tahun. Universitas
Menurut mereka belum tentu seluruh ibu Diponegoro Semarang.
dapat lulus memberikan ASI eksklusif Fikawati. S. Syafig A. (2009). Penyebab
karena berbagai faktor, seperti ASI yang Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
tidak mencukupi, kesehatan ibu dan lain Pemberian ASI Ekslusif. Kesehatan
sebagainya. Masyarakat. Jurnal Kesehatan
Salah satu godaan pada ibu menyususi Masyarakat Nasional.
adalah mengganti ASI dengan susu formula. Haryani. (2014). Alasan Tidak di Berikan
Ibu yang berhasil menyususi tidak tergoda ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja di
karena ia sadar bahwa menggati ASI adalah Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.
salah. Hasil penelitian tentang sikap Universitas Udayana Denpasar.
responden terhadap susu formula, mereka Kementerian Kesehatan RI. (2014).
ada yang setuju dan ada yang menolak. Sekertariat Jenderal Profil
Responden beranggapan bahwa dengan Kesehatan Indonesia. Jakarta :
banyaknya beredar susu formula dengan Kementerian Kesehatan RI. 2015
berbagai jenis, akan menyebabkan ibu malas (online)
menyusui. Tetapi ada responden yang http://depkes.go.id/folder/view/01/stru
mendukung dengan adanya susu formula di cture-publikasi-pusdatin-profil-
pasaran, karena masih ada ibu yang tidak kesehatan.html (diaskses pada tanggal
dapat memberikan ASI pada bayinya. (2 desember 2015)
Menyusui adalah proses yang tidak La Ode, A.S. (2011). Faktor-faktor yang
datang dengan sendirinya, suka dan duka Menghambat Praktik Asi Eksklusif
menyertai proses menyusui. Stres fisik pada Bayi Usia 0-6 Bulan Desa
karena nyeri luka jalan lahir dan puting Tridana Mulya, Kecamatan Landono
sering terjadi. Stres psikis juga terjadi karena Kabupaten Konowe Selatan Sulawesi
kenyamanan ibu terganggu. Ibu Tenggara. Universitas Diponegoro
mengantisipasi hal ini sehingga dapat Semarang.
mengatasi stress yaitu dengan sikap, Novitasari, L dan Ningrum, E. P. (2016).
keyakinan serta pikiran yang positif, Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
kepentingan pribadi dikesampingkan agar tentang Nutrisi yang dapat
langkah menuju tujuan tercapai. Meningkatkan Produksi ASI di BPS.
Edi Suryaningrum. Godean Sleman
KESIMPULAN DAN SARAN Yogyakarta. Media Ilmu Kesehatan.
Kesimpulan 5(2)
Pengetahuan yang baik tentang ASI sangat Mariastuti, N. M. D. (2010). Faktor – faktor
mendukung keberhasilan pemberian ASI yang Mempengaruhi Ibu dalam
eksklusif. Motivasi diri sendiri dan Pemberian Makanan Pendamping ASI

17 J. Kes. Terpadu– –Maret


Kes.Terpadu Maret2017
2017
Martini, N.K., Astuti N.P.W / Kesehatan Terpadu 1 (1) (2017)

( MP- ASI ) Pada Bayi umur 3-6 Novayelinda, R. (2012). Pemberian ASI
Bulan di Wilayah UPT Puskesmas pada Wanita Bekerja. Jurnal Ners
Abiansemal I Kecamatan Abiansemal Indonesia.2(2).
Kabupaten Badung. Universitas Natia, R. W. (2013). ASI dan Pedoman
Udayana Denpasar. Menyusui Yogyakarta : Nuha Medika

18 J. Kes. Terpadu– –Maret


Kes.Terpadu Maret2017
2017

Anda mungkin juga menyukai