Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Tentang

Model dalam Pembelajaran Biologi

OLEH

KELAS : 2 A

KELOMPOK 3

1. Ardhea Savitri (206510126)

2. Citra Imanda (206510243)

3. Nafisa Ulfa Zahra (206510175)

4. Natasya Risky Amelia (206510378)

5. Rendra Cahyana (206510693)

6. Salshadilla Anthonia (206510704)

7. Syifa Auliya Hayaa (206510488)

8. Yesi Dwita Panjaitan (206510476)

1
Dosen Pengajar Mata Kuliah : Nurul Fauziah S.Pd., M.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. karena atas segala rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Biologi tentang Model dalam
Pembelajaran Biologi. Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar khususnya
tentang Motivasi dalam Belajar. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan
mudah mempelajari dan memahami pengertian model, serta macam-macam model
pembelajarannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Model dalam Pembelajaran Biologi.

Pekanbaru, 29 April 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................................3

DAFTAR ISI......................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................5

1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model.......................................................................................................7

2.2 Macam-macam Model Pembelajaran

2.2.1 Model pembelajaran dengan pendekatan STS...........................................7

2.2.2 Model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik........................12

2.2.3 Model pembelajaran dengan pendekatan CTL...........................................13

2.2.4 Model pembelajaran inkuiri........................................................................15

2.2.5 Model pembelajaran dengan pendekatan problem solving.........................17

2.2.6 Model pembelajaran berbasis masalah.......................................................19

2.2.7 Model pembelajaran langsung....................................................................21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................25

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan


model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa
secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat
pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.

Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus
memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasian model – model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap
perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap
sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait
dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang
dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam
pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap
pencapaian hasil belajar siswa.

Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon pendidik akan
membahas beberapa model – model pembelajaran secara mendalam.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran
2. Untuk mengetahui macam macam dari model pembelajaran, Seperti:
a. Model pembelajaran dengan pendekatan STS
b. Model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivitik
c. Model pembelajaran dengan pendekatan CTL
d. Model pembelajaran inkuiri
e.model pembelajaran dengan pendekatan problem solving
f. Model pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah
g. Model pembelajaran langsung

5
1.3 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif,
sebagai berikut :
1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap pengertian model pembelajaran dan macam macam model pembelajaran
2. Manfaat bagi penulis sendiri untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga
sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah belajar dan pembelajaran biologi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala
aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang
terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

Istilah model pembelajaran sangat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan
dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan
istilah “strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang atau
dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau
olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial, pendidikan.

2.2 Macam-macam Model Pembelajaran

2.2.1 Model Pembelajaran dengan Pendekatan STS

Istilah sains teknologi masyarakat diterjemahkan dari Bahasa inggris “science


technology and society”, yang pada awalnya dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya
Teaching And Learning Abaout Science And Society.

Pembelajaran science technology society (STS) berarti menggunakan teknologi sebagai


penghubung antara sains dan masyarakat. Istilah pendekatan sains teknologi masyarakat
terkandung tiga kata kunci, yaitu sains, teknologi, dan masyarakat. Sebab itu, paradigma
pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran sains pada hakikatnya dapat ditinjau
dari asumsi dasar pengertian sains, teknologi dan masyarakat, interaksi antar ketiganya serta
keterkaitannya dengan tujuantujuan pendidikan sains.

Menurut Pradeep M. Dase “Science/Technology/Society (STS) approach to engage the


preservice science students in scientific explorations around issues, questions or problems drawn
from real life situations.”Artinya, bahwa Science Technology and Society merupakan suatu
pendekatan yang melibatkan peserta didik dalam melakukan eksplorasi ilmiah seputar isu,
pertanyaan ataupun masalah yang diambil dari situasi kehidupan nyata.

7
a. Karakteristik Pembelajaran Science Technology and Society (STS)

Sains teknologi masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah di dalam masyarakat yang mempunyai dampak negative yang


dilakukan oleh siswa;
2. Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan oleh siswa dan
masalah tersebut ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan sebagai wahana untuk
menyampaikan pokok bahasan;
3. Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik materi maupun
manusia sebagai narasumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang
dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari;
4. Meningkatkan pelajaran IPA melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas, dan
Gedung sekolah;
5. Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu peengetahuan dan teknologi;
6. Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan lebih dari sesuatu yang perlu
dikuasai untuk lulus ujian/tes semata;
7. Mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmia maupun informasi

8
b. Tahapan Model Pembelajaran Science Technology and Society (STS)

Menurut Anna Poedjadi tahun 2010, tahapan dalam model STS dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Berdasarkan gambar 2.1 mengenai tahapan model pembelajaran, maka dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Tahap ini membedakan model STS dengan model pembelajaran lainnya. Pada tahap ini
disebut dengan inisiasi atau mengawali, memulai dan dapat pula disebut dengan invitasi yaitu
undangan agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran. Apersepsi dalam kehidupan juga
dapat dilakukan, yaitu mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan
dibahas, sehingga tampak adnya kesinambungan pengetahuan, karena diawali dengan hal-hal
yang telah diketahui siswa sebelumnya yang yang ditekankan pada keadaan yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Pada pendahuluan ini guru juga dapat melakukan kegiatan di lapangan
atau di luar kelas secara berkelompok

9
2. Pembentukan Konsep

Proses pembentukan konsep dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan metode.
Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejarah, pendekatan kecakapan hidup,
metode demontrasi, eksperimen dilaboratorium, diskusi kelompok, bermain peran dan lain-lain.

3. Aplikasi Konsep

Berbekal pemahaman konsep yang benar siswa diharapkan dapat menganalisis isu dan
menemukan penyelesaian masalah yang benar.

4. Pemantapan konsep

Pada tahap ini, guru melakukan pelurusan terhadap konsepsi siswa yang keliru.
Pemantapan konsep ini penting untuk dilakukan mengingat sangat besar kemungkinan guru tidak
menyadari adanya kesalahan konsepsi pada tahap pembelajaran sebelumnya. Pemantapan konsep
pnting sebab mempengaruhi retensi materi siswa.

5. Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar dan hasil
belajar yang telah diperoleh siswa. Berbagai kegiatan penilaian dapat dilakukan mengingat
beragamnya hasil belajar yang diperoleh siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan STS.

10
 Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran Science Technology and Society

Keunggulan model pembelajaran STS yaitu pembelajaran sains yang dikemas untuk
mudah dimengerti serta bermanfaat bagi setiap orang. Pembelajaran inidapat melatih siswa untuk
berpikir kreatif. Sedangkan kekurangan model pembelajaran STS yaitu terdapat kesulitan dan
kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat
apabila dirancang dengan baik, memakan waktu lebih lama bila dibandingkan dengan model-
model lain.

11
2.2.2 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivistik

Konstruktivisme merupakan model pembelajaran mutakhir yang mengedepankan


aktivitas siswa dalam setiap interaksi ekukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan
menemukan pengetahuannya sendiri. Aliran konstruktivisme ini, dalam kajian ilmu pendidikan
merupakan aliran yang berkembang dalam psikologi kognitif yang secara teoritik menekankan
siswa untuk dapat berperan aktif dalam menemukan ilmu baru.

Pembelajaran Konstrukivisme memungkinkan tersedianya ruang yang lebih baik bagi


keterlibatan siswa dikelas, melakukan eksplorasi serta menggali secara lebih dalam kemampuan
potensi dan keindahan dan sikap perilaku yang lebih terbuka.

Di antara ciri yang dapat ditemukan dalam model pembelajaran kognitivisme ini adalah
siswa tidak diindoktrinasikan dengan pengetahuan yang disampaikan oleh guru, melainkan
mereka menemukan dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa yang telah mereka
ketahui dan pelajari sendiri.

Dalam kontek pelaksanaan pembelajaran dalam model konstruktivisme ini, guru tidak
dapat gagasannya yang non ilmiah menjadi gagasan/pengetahuan ilmiah. Dengan demikian
arsitek pengubah gagasan peserta didik adalah peserta didik sendiri dan guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan penyedia kondisi upaya proses pembelajaran bisa berlangsung.

Beberapa bentuk belajar yang sesuai dengan filosofis konstruktivisme antara lain diskusi
(yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan),
pengujian hasil penelitian sederhana, demonstrasi, peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan
praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya.

 Kelebihan dari penerapan pembelajaran model konstruktifisme adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, merumuskan ide dan mengambil
keputusan.

2. Siswa dapat mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuannya dalam situasi apapun atas
dasar keterlibatan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran.

3. Siswa mampu mengingat konsep dan pengetahuan baru yang yang diperoleh dalam proses
pembelajaran, karena mereka sendiri yang menemukan pengetahuan tersebut dengan guru
sebagai fasilitator.

4. Siswa memiliki keyakinan sekaligus keterampilan untuk dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi.

5. Siswa memiliki keterampilan untuk berinteraksi dengan mesyarakat (dunia nyata) , karena
mereka sudah terbiasa denagan interaksi dan partisipasi di kelas dengan sesama siswa dan guru.

12
 Kelemahan dari penerapan pembelajaran model konstruktifisme adalah sebagai berikut:

Model pembelajaran konstruktivisme memiliki beberapa kendala pada


pengaplikasiannya. Ada beberapa kendala yang mungkin timbul dalam penerapan teori belajar
dengan pendekatan konstruktivis yaitu:

1. Guru merasa kesulitan memberikan contoh-contoh konkrit dan realistik dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam
menyampaikan materi. Apalagi dalam hal ini guru sejarah kurang bisa membawa nilai-
nilai masa lalu untuk diterapkan dalam masa sekarang.
2. Guru tidak ingin berubah dalam menggunakan model pembelajaran. Guru merasa
nyaman dengan model pembelajaran tradisional, yaitu model ceramah. Pandangan guru
terhadap siswa diibaratkan siswa seperti bejana yang masih kosong perlu diisi oleh ilmu
pengetahuan yang dimiliki guru. Guru merasa dengan menggunakan model tradisional
saja bisa mendapatkann nilai yanng tinggi, sehingga tidak perlu menggunakan model
pembelajaran lainnya.
3. Guru berpikir bahwa pembelajaran konstruktivisme memerlukan lebih banyak waktu.
Proses pembelajaran konstruktivisme ingin membuat siswa menjadi aktif, hal in
terkadang juga terkendala dengan kemampuan kognitif siswa. Beban mengajar guru
sudah terlalu banyak.
4. Belum adanya alat-alat laboratorium yang cukup memadai untuk jumlah siswa yang
besar. Kebanyakan sekolahan masih terbatas dalam menyediakan fasilitas guna
mendukung pembelajaran konstruktivisme. Sarana dan prasarana kurang mendukug
pembelajaran model konstruktivisme.
5. Terlalu banyak bidang studi yang harus dipelajari dalam kurikulum. Masih ada banyak
guru yang mengajar diluar bidang studi sesuai kualifikasinya. Sehingga penguasaan
materi oleh guru kurang memadai.

2.2.3 Model Pembelajaran dengan Pendekatan CTL

Contextual teaching learning atau yang lebih dikenal dengan CTL merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang
berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa (peserta didik) mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan,
mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara
individu maupun kelompok.

13
Pembelajaran dengan pendekatan CTL atau pembelajaran kontekstual memungkinkan
proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena proses pembelajaran dilakukan secara
ilmiah dan kemudian siswa dapat mempraktikkan secara alamiah dan kemudian siswa dapat
mempraktikkan secara langsung berbagai materi yang telah dipelajarinya.

Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching Learning, CTL) meniscayakan guru


untuk mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa serta
mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
praktik kehidupan mereka, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat.
Dengan penerapan model tersebut, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Untuk merangsang siswa menjadi lebih respons dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan nyata sehingga memiliki motivasi tinggi untuk belajar, diperlukan
beberapa strategi dan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan model CTL, yang antara
lain adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah.

Sebelum memulai proses pembelajaran di depan kelas, siswa terlebih dahulu diminta
untuk mengobservasi suatu fenomena.

2. Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar.

Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan diberbagai konteks lingkungan siswa
antara lain madrasah/sekolah, keluaraga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar di luar kelas.

3. Membuat Aktifitas Kelompok

Aktivitas belajar kelompok dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan


interpersonaliperhatika untuk berhubungan dengan orang lain.

4. Membuat aktivitas belajar mandiri

Siswa dituntut untuk mampu mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan
sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru.

5. Membuat aktivitas belajar kerjasama dengan masyarakat

Madrasah/sekolah dapat melakukan kerjasama dengan orang tua siswa yang memiliki
keahlian khusus untuk menjadi guru tamu.

 . Kelebihan pembelajaran contextual teaching and learning(CTL) :


1. Pemahaman siswa terhadap konsep matematika tinggi sebagai berikut konsep ditemukan
sendiri oleh siswa karena siswa menerapkan apa yang dipelajari dikehidupan sehari-hari

14
2. Siswa terlibat aktif dalam memecahkan dan memiliki keterangan berfikir yang lebih
tinggi karena siswa dilatih untuk mengunakan berfikir memecahkan suatu masalah dalam
mengunakan data memahami masalah untuk memecahkan suatu hasil
3. Pengetahuan tetang materi pembelajaran tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa
sehingga pembelajaran CTL akan lebih bermakna.

 Kelemahan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) :


1. Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan amat banyak karena siswa ditentukan
menemukan sendiri suatu konsis sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator, hal
ini dapat berakibat pada tahap awal materi kadang-kadang tidak tuntas
2. Tidak semua komponen pembelajaran contextual teaching and learning(CTL) dapat
diterapkan pada seluruh materi pelajaran tetap hanya dapat diterapkan pada materi
pembelajaran yang mengandung prasyarat yang dapat diterapkan contextual teaching and
learning(CTL)
3. Sulit untuk menambah paradigma guru : guru sebagai pengajar keguru sebagai fasilitator
dan mitra siswa dalam belajar, dalam suatu pembelajaran tentu ada kelemahan-
kelemahannya agar suatu pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka tugas kita
sebagai guru adalah meminimalkan kelemahan-kelemahan tersebut dengan bekerja keras

2.2.4 Model Pembelajaran Inkuiri

Pengertian dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) –


Menurut Gulo (dalam Al-Tabani, 2014: 78) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri.

Menurut Al-Tabani (2014: 147) inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketersmpilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri.

Menurut Al-Tabani (2014: 80) pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu :

1. Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan

2. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencri dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan untuk dapat
menumbuhkan sikap percaya diri.

15
3. Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.

Langkah-Langkah Model Pemebelajarn Inkuiri. Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah


sebagai berikut :

1. Merumuskan masalah

2. Mengamati atau melakukan observasi

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya
lainnya

4. Mengkomunikasikan atau mnyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, audiens
yang lainnya.

 Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek


kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran
ini dianggap jauh lebih bermakna.

2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
mereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.

4. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di ata rata-
raa. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.

 Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry yaitu :

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga


sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan

16
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka startegi ini tampaknya akan slit di implementasikan.

2.2.5 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan
cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama – sama (Alipandie, 1984:105). Atau model pembelajaran problem solving adalah
metode pembelajaran yang mengaktifkan dan melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah
dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu.

Metode Problem Solving menurut Suprijono (2012:46) ialah pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Sedangkan,
Arends (Suprijono, 2012:46) menyatakan model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Manfaat Model pembelajaran Problem Solving antara lain :

1. Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam


mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri

2. Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa


kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah

3. Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau
keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif

4. Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif –
mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok.

Tujuan model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

1. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya.

2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.

3. Potensi intelektual siswa meningkat.

4. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

17
Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pembelajaran masalah (problem solving)
dapat disarikan sebagai berikut:

a). Adanya masalah yang dipandang penting;

b). Merumuskan masalah;

c). Analisa hipotesa;

d). Mengumpulkan data;

e). Analisa data;

f). Mengambil kesimpulan

g). Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan

h). Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23).

 Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut:

1. Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.

2. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

3. Berpikir dan bertindak kreatif.

4. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

5. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

6. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

7. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang


dihadapi dengan tepat.

 Kelemahan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.

1.Memerlukan cukup banyak waktu.

2. Melibatkan lebih banyak orang.

3. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.

4.Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang.

5. Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.

18
2.2.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PROBLEM BASED LEARNING)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang


menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas
yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang menantang


siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata.Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan


berpikir tingkat tinggi.

2. Pemodelan peranan orang dewasa.

Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran


sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah

3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa.Siswa harus dapat menentukan sendiri
apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

19
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran berbasis masalah (PBL)

1. Konsep Dasar (Basic Concept)

2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

5. Penilaian (Assessment)

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian


dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-
pekerjaan siswa yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu
dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan
dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh
pebelajar itu sendiri dalam belajar.

2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian


terhadap

upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh
teman dalam kelompoknya.

 Kelebihan model pembelajaran berbasis masalah (PBL)


1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
2. Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

 Kelemahan model pembelajaran berbasis masalah (PBL)


1. Jika siswa berpikir bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa
tidak mempunyai keyakinan untuk mencoba.
2. Membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

20
3. Siswa tidak akan belajar jika tidak ada keinginan siswa untuk memecahkan permasalahan
yang sedang dipelajari (Sanjaya, 2010: 221). Internet memiliki kekurangan yang
berdampak negatif kepada masyarakat disebabkan oleh terlalu bebasnya informasi yang
ada di internet sehingga memungkinkan anak-anak untuk melihat dan membaca berbagai
hal yang belum waktunya untuk dilihat dan dibaca (Suharno, 2006: 19).

2.2.7 Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola kegiatan
bertahap, selangkah demi selangkah Arends dalam Trianto (1997).

Pembelajaran langsung menurut Kardi (1997:3) dalam Trianto, dapat berbentuk ceramah,
demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung digunakan
untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefesien
mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam tahapan pembelajaran
langsung, yaitu sebagai berikut.

1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa.


2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat.
3. Menyampaikan materi pelajaran.
4. Melaksanakan bimbingan.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.
6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik.
7. Memberikan latihan mandiri

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan
dalam pembelajaran:

1. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan
garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan
keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
2. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki
struktur yang jelas dan pasti.
3. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan
dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya
penyelesaian masalah (problem solving).

21
 Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
1. Guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga
dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

 Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:


1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak
semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran
ini bergantung pada image guru.
5. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
6. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran
langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala
aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang
terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

Terdapat macam-macam model pembelajaran biologi yaitu :

1. Model Pembelajaran Pendekatan STS

Pembelajaran science technology society (STS) berarti pembelajaran menggunakan teknologi


sebagai penghubung antara sains dan masyarakat. Istilah pendekatan sains teknologi masyarakat
terkandung tiga kata kunci, yaitu sains, teknologi, dan masyarakat.

2. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivistik

Konstruktivisme merupakan model pembelajaran mutakhir yang mengedepankan


aktivitas siswa dalam setiap interaksi ekukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan
menemukan pengetahuannya sendiri.

3. Model pembelajaran dengan pendekatan CTL

Contextual teaching learning atau yang lebih dikenal dengan CTL merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang
berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar siswa.

4. Model pembelajaran inkuiri

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan
dan ketersmpilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta,
melainkan hasil dari menemukan sendiri.

5. Model pembelajaran dengan pendekatan problem solving

Model pembelajaran problem solving adalah metode pembelajaran yang mengaktifkan dan
melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau
solusi dari permasalahan itu.

6. Model pembelajaran berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang


menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.

23
7. Model pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik, yang diajarkan dengan pola kegiatan bertahap,
selangkah demi selangkah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Faidatun Rizka. 2013. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SEKOLAH DASAR.
https://media.neliti.com/media/publications/251309-model-pembelajaran-langsung-
untuk-mening-6fd26d46.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2021

Gofur Abdul. 2016. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING.


https://modelpembelajaran1.wordpress.com/2016/02/21/model-pembelajaran-problem-
solving/. Diakses pada tanggal 30 April 2021

Karim Abdul. 2017. ANALISIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING) DI SMPN 2 TELUK JAMBE TIMUR,KARAWANG.


https://media.neliti.com/media/publications/234879-analisis-pendekatan-pembelajaran-
ctl-con-91afb7cf.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2021

Kastolani Wanjat, Ruhimat Mamat. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN STS


(SCIENCE-TECHNOLOGY SOCIETY) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN
MAHASISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP PADA MATAKULIAH
EKOLOGI MANUSIA. https://media.neliti.com/media/publications/124287-ID-
none.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2021

Sahaja Irwan. 2016. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM


BASED LEARNING/PBL). https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/model-
pembelajaran-berbasis-masalah.html. Diakses pada tanggal 30 April 2021

Setyawan Doni. 2016. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN


KONSTRUKTIVIME. https://www.donisetyawan.com/keunggulan-dan-kelemahan-
pembelajaran-konstruktivime/. Diakses pada tanggal 30 April 2021

25

Anda mungkin juga menyukai