Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FILSAFAT PENDIDIKAN

OLEH :

NAMA : SRY ANRIYANI, Ag

NIM : C20332092

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PEMBANGUNAN INDONESIA (STKIP-PI) MAKASSAR

PROGRAM PASCASARJANA

2021
1. Jelaskan apa yang dimaksud filsafat?
Jawab:
filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dengan
disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran dapat
ditemukan

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendidikan?


Jawab:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau
pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan
agar anak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.

3. Apa itu filsafat pendidikan? Jelaskan!


Jawab:
filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan teratur
tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia pendidikan agar masalah-
masalah tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat

4. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan?


Jawab:
Pengetahuan adalah sebuah informasi yang telah diketahui oleh seseorang maupun
sekelompok orang, namun kebenarannya masih belum di uji maupun di
kaji. Pengetahuan biasanya ialah suatu hal dimana kita ketahui terhadap suatu objek,
sehingga pengetahuan begitu mungkin menjadi ilmu jika sudah di uji dan di kaji
kebenarannya.

5. Apa yang dimaksud dengan ilmu?


Jawab:
Ilmu adalah sebuah pengetahuan mengenai suatu bidang dan sudah disusun secara
sistematis berdasarkan suatu metode tertentu. Dengan begitu dapat menjelaskannya
secara rinci, detail serta mempunyai kebenaran yang bersifat umum
6. Apa perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan?
Jawab:

Perbedaan Ilmu Pengetahuan

Karakteristik Memiliki sistem yang sudah Belum tersusun secara


tersusun secara sistematis sistematis

Jangkauan Lebih luas Tidak terlalu luas

Metode Bersifat objektif Bersifat subjektif


Pembuktian

Objek yang Telah diuji dan dikaji Belum diuji dan dikaji
disampaikan

Kebenaran Harus bersifat umum dan universal Sesuai pemahaman


sekelompok orang

7. Apa yang menjadi dasar sumber kebenaran dalam filsafat?


Jawab:
Karena kebenaran merupakan sifat dari pengetahuan. Pengetahuan dapat
digolongkan atas dasar beberapa kriteria
a. Dasar sumber atau asal dari kebenaran pengetahuan, dapat bersumber antara
lain dari: fakta empiris (kebenaran empiris), wahyu atau kitab suci (kebenaran
wahyu), fiksi atau fantasi (kebenaran fiksi). Kebenaran pengetahuan perlu
dibuktikan dengan sumber atau asal dari pengetahuan terkait. Kebenaran
pengetahuan empiris harus dibuktikan dengan sifat yang ada dalam obyek
empiris (yang didasarkan pengamatan inderawi) yang menjadi sumber atau asal
pengetahuan tersebut. Kebenaran wahyu sumbernya berasal dari wahyu atau
kitab suci yang dipercaya sebagai ungkapan tertulis dari wahyu. Sehingga yang
menjadi acuan pembuktian kebenaran wahyu adalah wahyu atau kitab suci yang
merupakan tertulis dari wahyu. Sedangkan kebenaran fiksi atau fantasi
bersumber pada hasil pemikiran fiksi atau fantasi dari orang bersangkutan. Dan
yang menjadi acuan pembuktiannya adalah alur pemikiran fiksi atau fantasi
yang terwujud dalam ungkapan lisan atau tertulis, visual atau auditif, atau
dalam ungkapan keempat-empatnya
b. Dasar cara atau sarana yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Antara lain dapat menggunakan: indera (kebenaran inderawi),
akal budi (kebenaran intelektual), intuisi (kebenaran intuitif), iman (kebenaran
iman). Kebenaran pengetahuan perlu dibuktikan dengan sarana yang digunakan
untuk memperoleh pengetahuan terkait. Kebenaran pengetahuan inderawi
(penglihatan) harus dibuktikan dengan kemampuan indera untuk menangkap
hal atau obyek inderawi dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Penglihatan dapat menghasilkan pengetahuan tentang warna, ruang, ukuran
besar/kecilnya obyek, serta adanya suatu gerak atau perubahan. Sesuai dengan
perspektif penglihatan disadari bahwa penangkapan penglihatan sering tidak
tepat. Kita mengalami tipu mata. Misalnya, bintang yang semestinya besar
tampak di penglihatan sebagai bintang kecil; sepasang rel kereta api yang
seharusnya sejajar ternyata tampak di penglihatan sebagai yang semakin
menciut di kejauhan. Kebenaran intelektual didasarkan pada pemakaian akal
budi atau pemikiran agar dapat berpikir secara lurus, yaitu mengikuti kaidah-
kaidah berpikir logis, sehingga tidak mengalami kesesatan dalam berpikir.
Kebenaran intuitif didasarkan pada penangkapan bathin secara langsung
(konkursif) yang dilakukan oleh orang bersangkutan, tanpa melalui proses
penalaran terlebih dahulu (diskursif). Sedangkan kebenaran iman didasarkan
pada pengalaman hidup yang berdasarkan pada kepercayaan orang
bersangkutan
c. Dasar bidang atau lingkup kehidupan, membuat pengetahuan diusahakan dan
dikembangkan secara berbeda. Antara lain, pengetahuan agama (kebenaran
agama), pengetahuan moral (kebenaran moral), pengetahuan seni (kebenaran
seni), pengetahuan budaya (kebenaran budaya), pengetahuan sejarah
(kebenaran historis), pengetahuan hukum (kebenaran yuridis), pengetahuan
politik (kebenaran politik). Kebenaran pengetahuan perlu dipahami berdasarkan
bahasa atau cara menyatakan dari lingkup/bidang kehidupan terkait. Misalnya,
penilaian baik atas tindakan dalam bidang moral tentu saja perlu dibedakan
dengan penilaian baik tentang hasil karya dari bidang seni
d. Dasar tingkat pengetahuan yang diharapkan dan diperolehnya: yaitu
pengetahuan biasa sehari-hari (ordinary knowledge) memiliki kebenaran yang
sifatnya subyektif, amat terikat pada subyek yang mengenal, pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) menghasilkan kebenaran ilmiah, pengetahuan
filsafati (philosofical knowledge) menghasilkan kebenaran filsafati. Kriteria
yang dituntut dari setiap tingkat kebenaran ternyata berbeda. Kebenaran
pengetahuan yang diperoleh dalam pengetahuan biasa sehari cukup didasarkan
pada hasil pengalaman sehari-hari, sedangkan kebenaran pengetahuan ilmiah
perlu diusahakan dengan pemikiran rasional (kritis, logis, dan sistematis) untuk
memperoleh pengetahuan yang selaras dengan obyeknya (obyektif).

8. Bagaimakah cara memperoleh ilmu dengan benar?


Jawab:
Cara memperoleh ilmu dengan benar yaitu dengan cara ilmiah. Cara ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Tidak
semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu atau yang disebut dengan
metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan secara
ilmiah. Atau dengan perkataan lain, pengetahuan yang diperoleh dengan
mempergunakan metode ilmiah dapat digolongkan kepada pengetahuan yang
bersifat ilmiah: disingkat pengetahuan ilmiah, atau secara pendek disebut ilmu.
Metode ilmiah dapat dideskripsikan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penemuan dan penentuan masalah. Disini secara sadar kita menetapkan
masalah yang akan kita telaah dengan ruang lingkup batas-batsnya. Ruang
lingkup permasalahan ini harus jelas. Demikian juga dengan batas-batasnya,
sebab tanpa kejelasan ini kita akan mengalami kesukaran dalam melangkah
kepada kegiatan berikutnya, yaitu perumusan kerangka masalah.
b. Rumusan kerangka masalah: usaha untuk mendiskripsikan maalah dengan lebih
jelas.
c. Pengajuan hipotesis yaitu usaha untuk memberikan penjelasan sementara
mengenai sebab akibat yang mengikat factor-faktor.
d. Deduksi dari hipotesisi yaitu langkah perantara dalam usaha kita untuk menguji
hipotesis yang diajukan
e. Pembuktian hipotesis yaitu usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta
sebagaimana yang disebutkan diatas
f. Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah yaitu hipotesis yang kebenarannya
telah terbukti dan dianggap menjadi pengetahuan baru dan diterima sebagai
bagian dari ilmu.

9. Apa yang dimaksud kajian ontologi dalam filsafat?


Jawab:
Kajian Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkrit maupun
rohani/abstrak
10. Apa yang dimaksud kajian epistemologi dalam filsafat?
Jawab:
Kajian Epistemologi adalah bagaimana sesuatu datang dan bagaimana kita
mengetahuinya, serta bagaimana kita membedakannya dengan yang lain.
Bagaimana adalah pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan, berkenaan dengan
situasi dan kondisi dimensi ruang serta waktu sesuatu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai