Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dewi Kusma Jumriani

Nim : 0BA19003

MK : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Prodi D3 KEBIDANAN

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MENULAR VARISELA (CACAR AIR)


RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MENULAR

VARISELA (CACAR AIR)

A. Riwayat Alamiah Penyakit Varisela

Varisela atau cacar air merupakan suatu penyakit infeksi akut primer menular, yang disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), yang menyerang kulit dan mukosa, dengan ditandai oleh adanya vesikel- vesikel. Virus varicella zoster berasal dari
keluarga herpes virus. Virus ini mempunyai amplop, bentuk ikosahedral dan memiliki DNA berantai ganda yang mengkode lebih dari 70 macam protein. Manusia adalah satu-satunya reservoir dari virus ini. Virus vricella

zoster dapat menyebabkan infeksi primer, laten dan rekuren. Infeksi primer bermanifestasi sebagai varicela (chickenpox). Reaktivasi dari infeksi laten menyebabkan herpes zoster.

Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Heberden pada tahun 1767, dan pada tahun 1953 Willer menemukan bahwa virus varisela identik dengan virus zoster. Varisela

terutama menyerang anak-anak kurang dari 10 tahun dengan angka serangan tertinggi pada usia 2 sampai 6 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa serta bayi baru lahir.

Varisela dapat menular melalui percikan ludah, kontak langsung, barang yang dipakai penderita dan udara. (Laurents, 1997)

Riwayat alamiah penyakit atau natural history of disease merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi manusia (campur tangan medis)

dengan sengaja, atau perkembangan penyakit mulai dari sehat, sakit sampai akhir perjalanan penyakit (sembuh, kronik, cacad, mati). Perjalanan alamiah penyakit meliputi, tahap prepatogenesis, tahap subklinis, tahap klinis,
tahap penyakit lanjut dan tahap terminal. Setiap jenis penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular mempunyai perjalanan alamiah penyakit, seperti penyakit menular Varisela atau cacar air. Perjalanan alamiah penyakit varisela
meliputi :

1Tahap Peka/ Rentan/ Prepatogenesis (Stage of Suscepltibility)

Pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara bibit penyakit (Varicella Zoster Virus)

-pejamu

-lingkungan, tetapi interaksi ini masih diluar tubuh, dalam arti virus cacar belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pejamu sudah terancam terkena varisela atau

cacar namun daya tahan tubuh masih kuat. Varisela ditularkan melalui kontak langsung dan droplet. Suatu laporan

KLB menyatakan bahwa adanya penyebaran melalui udara. Virus menempel pada debu atau partikel droplet yang terbawa udara. Penularan melalui kontak

serumah sangat tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa prepatogenesis meliputi orang-orang sehat tetapi mempun

yaitu faktor risiko untuk terkena penyakit. Faktor risikopada penderita varisela meliputi usia, iklim, dan lingkungan.Pada

faktor resiko usia, sekitar 90% kasus terjadi pada anak –anak usia kurang dari 10 tahun dan bisa juga terkena pada bayi baru lahir yang di tularkan dari sang ibu yang

mempunyai virus varisela melalui plasentanya. kemudian factor rsiko iklim, infeksi varisela

sering terjadi pada saat pergantian musim. Di negara maju terjadi pada musim dingin dan awal musim semi. Sedangkan di Indonesia, varisela di duga terjadi pada saat pergantian

musim hujan ke musim panas atau sebaliknya. Kemudian faktor resiko lingkungan, virus varisela menular melalui udara atau debu. Lingkungan yang kotor dan penuh debu lebih beresiko tertular virus varisela.

A.2

Tahap Inkubasi

Pada tahap ini virus varisela sudah tertular dapat melalui percikan ludah ,

kontak langsung, barang yang dipakai penderita atau udara dan sudah masuk ke dalam tubuh pejamu, tetapi gejala dari penyakit ini belum tampak.

VZV merupakan virus yang menular selama 1-2 hari sebelum lesi kulit muncul, dapat ditularkan melalui jalur respirasi dan menimbulkan lesi pada orofaring. Lesi inilah yang

memfasilitasi penyebaran virus melalui jalur traktus respiratorius. Pada fase ini, penularan terjadi melalui droplet kepada membrane mukosa orang sehat misalnya konjungtiva. Masa inkubasi berlangsung selama 14 hari,

dimana virus akan menyebar ke kelenjar.


Cara Pencegahan Cacar Air
Langkah pencegahan yang cukup efektif dalam menghindari terjadinya cacar air adalah dengan menjalani vaksinasi cacar air. Vaksinasi ini dianjurkan untuk anak kecil dan orang dewasa yang belum
melakukan vaksinasi. Pada anak kecil, penyuntikan vaksin Varicella atau cacar air pertama dilakukan pada umur 12 hingga 15 bulan, dan penyuntikan lanjutan dilakukan ketika anak berusia 2 hingga 4
tahun. Sedangkan anak yang lebih besar dan dan orang dewasa perlu mendapat dua kali vaksinasi, dengan perbedaan waktu setidaknya 28 hari. Sementara orang yang pernah mengalami cacar air tidak perlu
melakukan vaksinasi, karena imunitas tubuh sudah melindunginya dari virus ini sepanjang hidup. Begitu juga dengan anak yang dilahirkan dari ibu yang pernah menderita cacar air. Imunitas tubuh ibu diturunkan kepada
anaknya, melalui plasenta danDi sisi lain, vaksinasi cacar air tidak dianjurkan bagi wanita hamil, orang yang memiliki sistem imunitas lemah, serta orang yang alergi terhadap gelatin atau antibiotik neomycin . Untuk kondisi
seperti itu, dianjurkan membatasi kontak dengan penderita cacar air guna mencegah penularan virus.air susu ibu (ASI), selama beberapa bulan setelah kelahirannya.

Di sisi lain, vaksinasi cacar air tidak dianjurkan bagi wanita hamil, orang yang memiliki sistem imunitas lemah, serta orang yang alergi terhadap gelatin atau antibiotik neomycin . Untuk kondisi seperti itu, dianjurkan
membatasi kontak dengan penderita cacar air guna mencegah penularan virus.

Anda mungkin juga menyukai