Atraumatic Care
Atraumatic Care
AUTROMATIC CARENilai :
DOSEN PENGAMPUH :
Dra. MEYATI SIMATUPANG,SST,M.Kes.
Oleh :
Cindy Sonia Tampubolon
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunianya, saya
dapat menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “ Keperawatan anak “. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan serta kritik yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi pembaca
umumnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga Tuhan memberkati kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah....................................................................................1
c. Tujuan .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Atraumatic care......................................................................2
b. Prinsip prinsip ataumatic care..................................................................5
c. Reaksi terhadap hospitalisasi...................................................................7
d. Permainan teraupetik ...............................................................................8
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan..............................................................................................10
b. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi
orangtua. Banyak hal perlu diketahui orangtua selama masa perkembangan ini. Tingkah laku
anak amat beragam, seperti berperilaku agresif,menarik rambut,banyak kemauan, berbohong,
dan tindakan lain. Apabila orangtua salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si
anak dalam perkembangan selanjutnya. Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak
selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan yang
dapat menghiburnya.
Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi
pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat
mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya.
Terapi bermain di rumah sakit sebaiknya dilakukan diruangan yang terdapat banyak alat-alat
bermain. Hal tersebut juga harus disesuaikan jenis kelamin dan usia anak. Terapi bermain ini
bertujuan untuk mempraktekkan dan melatih keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam
kemampuan keterampilan koqnitif dan afektif. Tidak hanya itu terapi bermain di rumah sakit
juga dapat menghilangkan kejenuhan anak selama dirawat dirumah sakit
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Atraumatik Care
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Atraumatik Care
3. Untuk mengetahui dampak dari Atraumatik Care
BAB II
PEMBAHASAN
D. Permainan therapeutik
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan
otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa
yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Macam – macam bermain :
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
e. Intervensi Keperawatan
Fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor memaksimalkan manfaat
hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
1. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress. Dapat dilakukan dengan cara :
a) Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
b) Mencegah perasaan kehilangan kontrol
c) Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
2. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
a) Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
b) Modifikasi ruang perawatan
c) Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
3. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
a) Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
b) Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
c) Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
·
4. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
a. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri
b. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
c. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
d. Tunjukkan sikap empati
e. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan
melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak
menerima informasi ini dengan terbuka.
5. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
a. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar .
b. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
c. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
d. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
e. Memberi support kepada anggota keluarga.
6. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
a. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
b. Mengorientasikan situasi rumah sakit. Pada hari pertama lakukan tindakan :
1) Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
2) Kenalkan pada pasien yang lain.
3) Berikan identitas pada anak.
4) Jelaskan aturan rumah sakit.
5) laksanakan pengkajian .
6) Lakukan pemeriksaan fisik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
JAKARTA; EGC