Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AUTROMATIC CARENilai :

DOSEN PENGAMPUH :
Dra. MEYATI SIMATUPANG,SST,M.Kes.

Oleh :
Cindy Sonia Tampubolon

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes NAULI HUSADA SIBOLGA
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunianya, saya
dapat menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “ Keperawatan anak “. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan serta kritik yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi pembaca
umumnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga Tuhan memberkati kita semua.

Sibolga, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah....................................................................................1
c. Tujuan .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Atraumatic care......................................................................2
b. Prinsip prinsip ataumatic care..................................................................5
c. Reaksi terhadap hospitalisasi...................................................................7
d. Permainan teraupetik ...............................................................................8
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan..............................................................................................10
b. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya anak sekaligus yang melelahkan bagi
orangtua. Banyak hal perlu diketahui orangtua selama masa perkembangan ini. Tingkah laku
anak amat beragam, seperti berperilaku agresif,menarik rambut,banyak kemauan, berbohong,
dan tindakan lain. Apabila orangtua salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi si
anak dalam perkembangan selanjutnya. Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak
selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan yang
dapat menghiburnya.
Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi
pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat
mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya. 
Terapi bermain di rumah sakit sebaiknya dilakukan diruangan yang terdapat banyak alat-alat
bermain. Hal tersebut juga harus disesuaikan jenis kelamin dan usia anak. Terapi bermain ini
bertujuan untuk mempraktekkan dan melatih keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam
kemampuan keterampilan koqnitif dan afektif. Tidak hanya itu terapi bermain di rumah sakit
juga dapat menghilangkan kejenuhan anak selama dirawat dirumah sakit

B.       Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian Atraumatik Care
2.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Atraumatik Care
3.      Untuk mengetahui dampak dari Atraumatik Care
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Atraumtic care


Atraumatic care adalah asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarganya merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai therapi
pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang dapat
mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang
tuanya. Atraumatic care bukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan
perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak
dengantujuan mencegah dan mengurangi stres fisik maupun psikologis.
Sedangkan Hospitalisasi adalah Suatu proses karena suatu alasan darurat atau
berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang
tua juga mengalami kebiasaan yang asing,lingkunganya yang asing,orang tua yang kurang
mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas.Rasa cemas pada orang tua akan
membuat stress anak meningkat.Dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus
pada anak tetapi juga pada orang tuanya

B.     Prinsip-prinsip atraumatic care


Atraumatic care sebagai bentuk perawatan therapetik dapat diberikan pada anak dan
keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan,
seperti memperhatikan dari dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma.
1. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh perawat yaitu :
a) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
b) Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti
kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat
proses penyambuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak.
c) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontril perawatan anak Melalui
peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu mandiri dalam
kehidupannya, anak akn selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
slalu bersikan waspada dalam segala hal, serta pendidikan terhadap kemampuan dan
keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anaknya.
d) Mencegah dan mengurangi cedera (injury) nyeri (dampak psikologis) Mengurangi
nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses
pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat
dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila
tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama
pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Tidak melakukan kekerasan pada anak. Kekerasan pada anak akan menimbulkan
gangguan psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak. Apabila ii terjadi
pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian
kematangan akan terlambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat
tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak

2. Modifikasi lingkungan fisik


Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman, dsan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.Faktor predisposisi terjadinya trauma
pada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya dampak lingkungan fisik rumah sakit
dan perilaku petugas itu sendiri sering kali menimbulkan trauma pada anak. Lingkungan
rumah sakit yang asing bagi anak maupun orang tuanya dapat menjadi stressor.

C.     Reaksi terhadap hospitalisasi


Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan
anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dan
kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah
kecemasan karena perpisahan,kehilangan,perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.
Reaksi anak pada hospitalisasi :
1.      Masa bayi (0-1 thDampak perpisahan Pembentukan rasa P.D dan kasih sayang Usia
anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
a) Menangis keras
b) Pergerakan tubuh yang banyak
c) Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2.      Masa todler (2-3 th) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon
perilaku anak dengan tahapnya.
a) Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
b) Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain,
sedih, apatis
c) Pengingkaran/ denial
      
3. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai , klg, klp
sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan
peran dlm klg, kehilangan klp sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa
digambarkan dgn verbal dan non verbal.
4. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh
kelompok sebayanya. Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas
kehilangan kontrol Reaksi yang muncul :
a) Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
b) Tidak kooperatif dengan petugas Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan
respon : bertanya-tanya menarik diri menolak kehadiran orang lain. Reaksi orang tua
terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:Takut dan
cemas,perasaan sedih dan frustasi

D.    Permainan therapeutik
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan
otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa
yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya   kurang mendapat kesempatan bermain.
Macam – macam bermain :
1.      Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a.       Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
b.      Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c.       Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d.      Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2.      Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan  mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a.       Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b.      Tidak ada variasi dari alat permainan.
c.       Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d.      Tidak mempunyai teman bermain.
e.     Intervensi Keperawatan
Fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor memaksimalkan manfaat
hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
1. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress. Dapat dilakukan dengan cara :
a) Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
b) Mencegah perasaan kehilangan kontrol
c) Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
2. Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
a) Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
b) Modifikasi ruang perawatan
c) Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
3. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
a) Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
b) Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
c) Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
·           
4. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
a. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri
b. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
c. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
d. Tunjukkan sikap empati
e. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan
melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak
menerima informasi ini dengan terbuka.
5. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
a. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar .
b. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
c. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
d. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
e. Memberi support kepada anggota keluarga.
6. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
a. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
b. Mengorientasikan situasi rumah sakit. Pada hari pertama lakukan tindakan :
1)        Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
2)        Kenalkan pada pasien yang lain.
3)        Berikan identitas pada anak.
4)        Jelaskan aturan rumah sakit.
5)        laksanakan pengkajian .
6)        Lakukan pemeriksaan fisik.

 
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Atraumatic care merupakan asuhan keperawatan yang tidak menimbulkan trauma


pada anak dan keluarganya dan merupakan asuhan yang teurapetik karena bertujuan sebagai
therapi pada anak. Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang
dapat mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang
tuanya. Atraumatic care bukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberikan
perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak
dengantujuan mencegah dan mengurangi stres fisik maupun psikologis. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual berbagai
macam mainan anak-anak, jika orang tua tidak selektif dalam memilih jenis permainan pada
anaknya atau kurang memahami fungsinya maka alat permainan tersebut yang sudah dibeli
tidak akan berfungsi secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

ALIMUL, AZIZ HIDAYAT. 2008. PENGANTAR ILMU KEPERAWATAN ANAK 2


CET. 3 JILID KE 2. JAKARTA; SALEMBA MEDIKA

BETS, CECILI LYNN. 2009. BUKU SAKU : KEPERAWATAN PEDIATRIC EDISI 5 CET 1.

JAKARTA; EGC

CARPENITO, LYNDA JUAL-MOYET.(2008). BUKU SAKU DIAGNOSIS

KEPERAWATAN EDISI                   10. JAKARTA : EGC.

DOENGOES, M. E.,  MOORHOUSE, M. F., & GEISSLER, A.C. (2000). RENCANA

ASUHAN  KEPERAWATAN.  (EDISI 3). JAKARTA: EGC

MANSJOER, ARIF ET ALL. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN EDISI 3.

JAKARTA : MEDIA AESCULAPIUS

Anda mungkin juga menyukai