Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH Nilai :

PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

DOSEN PENGAMPUH :
Dra. MEYATI SIMATUPANG,SST,M.Kes.

Oleh :
Cindy Sonia Tampubolon

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes NAULI HUSADA SIBOLGA
FEBRUARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunianya, saya
dapat menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan anak “. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan serta kritik yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi pembaca
umumnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga Tuhan memberkati kita semua.

Sibolga, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.........................................................................................1
b. Rumusan Masalah....................................................................................1
c. Tujuan .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian pemeriksaan fisik pada anak.................................................3
b. Parameter penilaian pertumbuhan fisik..................................................4
c. Metode pemeriksaan fisik pada anak.....................................................7
d. Macam macam pemeriksaan fisik pada anak.........................................9
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang

Penilaian tumbuh kembang anak sangat penting dilakukan. Pemantauan tersebut


dilakukan agar dapat memantau apakah anak tersebut dalam keadaan normal atau tidak, baik
dilihat dari segi medis atau statistik. Proses pertumbuhan tersebut sangat berkesinambungan
mulai dari anak sampai dewasa. Pemeriksaan fisik pada anak menunjang penilaian tumbuh
kembang pada anak.  Pemeriksaan fisik pada anak meliputi pemeriksaan dari ujung rambut
sampai ujung kakina itu. Dalam pemeriksaan fisik tersebut diperlukan ketelitian , oleh karena
itu perlu dipelajari tentang pemeriksaan fisik pada anak, sehingga pemeriksa dapat
memberikan asuhan yang sesuai.
     

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pemeriksaan fisik ?
2. Apa parameter pemeriksaan fisik pada anak ?
3. Bagaimana metode melakukan pemeriksaan fisik anak ?
   
 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pemeriksaan fisik pada umumnya dan
pemeriksaan fisik pada anak pada khususnya.
2. Mengetahui parameter pemeriksaan fisik pada anak.
3. Mengetahui metode melakukan pemeriksaan fisik anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik Anak


Pemeriksaan fisik adalah salah satu komponen pengkajian secara menyeluruh tentang
kesehatan pasien yang bersifat objektif yang terdiri dari tiga komponen yaitu : wawancara
dan riwayat kesehatan pasien, pengamatan umum dan tanda-tanda vital, dan pemeriksaan
fisik meliputi evaluasi diagnostic, interpretasi klinis, terapi dan tindak-lanjut. Pemeriksaan
fisik adalah sebuah proses dari seorang tenaga kesehatan dalam memeriksa tubuh pasien
untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada
setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan
perawat untuk membuat penilaian klinis. Sedangkan pemeriksaan fisik pada anak yaitu
pengkajian yang dilakukan pada anak yang bertujuan untuk memperoleh data status
kesehatan anak serta dapat dijadikan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis.

B. Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik


1. Ukuran Antropometri
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antopometrik
yang dibedakan menjadi dua kelompok yang  meliputi : 
1. Tergantung umur (age dependence)
 Berat badan (BB) terhadap umur
 Tinggi badan atau panjang badan (TB) terhadap umur
 Lingkar kepala (LK) terhadap umur
 Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena
tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya
2.  Tidak Tergantung umur
 BB terhadap TB
 LLA terhadap TB (QUAC Stick= Quacker Arm   Circumference, Measuring Stick

2. Berat Badan
Berat badan adalah ukuran antropometrik terpenting, dipakai pada setiap kesempatan
memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot,
lemak, cairan tubuh dan lain lainnya. Berat badan di pakai sebagai indikator terbaik untuk
mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Kerugiannya indikator berat badan ini
tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misal pendek gemuk atau tinggi kurus.
3. Tinggi Badan
Keistimewaan ukuran antropometrik tinggi badan adalah ukuran tinggi badan pada
masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal yang dicapai. Walaupun
kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi dimana tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi
kemudian melambat dan menjadi pesat kembali, selanjutnya melambat lagi dan akhirnya
berhenti pada saat berusia 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota gerak akan berhenti bertambah
panjang tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh sampai umur 30 tahun dengan
pengisian tulang pada ujung atas dan ujung bawah korpus-korpus ruas tulang belakang,
sehingga tinggi badan sehingga tinggi badan akan bertambah 3-5 mm. Antara umur 30-45
tahun tinggi badan statis menyusut.
4. Lingkar Kepala
Lingkar kepala menunjukan volume intrakranial atau dapat digunakan menaksir
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka otak kecil sehingga pada Lingkar
Kepala yang lebih kecil dari kepala, menunjukan retardasi nental. Sebaliknya jika terdapat
sumbatan pada aliran cerebros spinal pada hidrosefalus akan meningkatakna volume
kepalasehingga Lingkar Kepala lebih besar dari normal.
Pertumbuhan lingkar kepala yang cepat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan yaitu
34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada waktu 6 bulan. Sedangkan pada umur 1 tahun 47
cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm oleh karena itu manfaat pengukuran lingkar kepala
terbatas pada umur 6 bulan sampai 2 tahun karena pertumbuhan otak yang pesat.
5. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan.
LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau tumbuh kembang pada kelompok umur
prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada saat umur 1
tahun. Selanjutnya tidak bnyak beruah selama 1-3 tahun.
6. Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapula merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan lemak dibawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam
keadaan defisiensi lipatan kulit menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebihan.
C. Metode Pemeriksaan Fisik pada Anak
Terdapat empat metode pemeriksaan fisik yang harus dikuasai oleh pemeriksa, yaitu :
a. Inspeksi
Inspeksi yaitu melihat atau mengobservasi pasien secara visual untuk mengkaji atau
menilai pasien. Pemeriksaan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berkonsentrasi
terhadap pasien secara seksama. Pemeriksa kemudian mengumpulkan informasi yang telah
diterima yang dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan diagnosis pasien. Metode
ini adalah metode yang paling penting yang harus dikuasai oleh pmeriksa.
b. Palpasi
Metode  pemeriksaan fisik palpasi yaitu menyentuh atau merasakan dengan sentuhan.
Metode ini tidak kalah pentingnya dengan inspeksi karena saling berkesinambungan dan
mendukung satu sama lain. Teknik palpasi ini memberikan informasi tentang adanya
perbesaran organ tubuh, posisi, bentuk, dan konsistensi komponen anatomi. Kekuatan palpasi
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
c. Perkusi
1) Teknik pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengetuk bagian tubuh seseorang
secara ringan kadang tajam untuk mengetahui densitas struktur, cairan, atau udara
dibawahnya.
2) Prinsipnya adalah jika suatu struktur tubuh berisi udara maka menghasilkan suara
yang lebih keras, rendah ,dan panjang dibandingkan dengan struktur tubuh yang padat
menghasilkan suara yang lembut, tinggi ,dan pendek.
3) Teknik auskultasi ini dilakukan dengan cara mendengarkan suara-suara dari organ
tubuh seseorang misalnya : paru, jantung, dsb. Pada umumnya teknik auskultasi ini
adalah teknik terakhir yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik. Alat ynag
digunakan untuk mendengarkan adalah stetoskop.

D. Macam-macam Pemeriksaan Fisik pada Anak


1.Pemeriksaan Keadaan Umum
Pemeriksaan ini terdiri atas pemeriksaan status kesadaran, status gizi, tanda-tanda vital, dan
lain-lain.
a) Pemeriksaan Kesadaran
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai status kesadaran anak, ada dua macam penilaian
status kesadaran, yaitu :
1) Penillaian secara kualitatif, meliputi:
Composmentis, yaitu anak mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respon
yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.

2) Penilaian kesadaran secara kuantitatif dapat diukur melalui penilaian skala koma
(Glasgow) yang ditanyakan dengan GCS (Glasglow coma scale)  dengan nilai
dibawah 10 disebut koma.
2. Pemeriksaan Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan melakukan beberapa pemeriksaan,
seperti pemeriksaan antropometri yang meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis, dan laboratorium yang dapat digunakan untuk
menentukan status gizi anak. Selanjutnya dalam penilaian status gizi anak dapat disimpulkan
apakah anak mengalami gizi baik, cukup, atau gizi yang kurang.
3. Pemeriksaan Nadi
Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat.
Pemeriksaan nadi dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan denyut jantung untuk
mengetahui adanya pulsus deficit yang merupakan denyut jantung yang tidak cukup kuat
untuk menimbulkan denyut nadi, sehingga denyut jantung lebih tinggi daripada denyut nadi.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kecepatan atau frekuensi nadi, misalnya dapat ditemukan
takikardi (denyut jantung lebih cepat dari kecepatan normal) keadaan ini dapat terlihat pada
keaan hipetermia, aktivitas tinggi, ansietas, tirotoksikosis, miokarditis, gagal jantung, serta
dehidrasi atau rejantan.
4. Pemeriksaan Tekanan Darah
Dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah, hasilnya sebaiknya dicantumkan
dalam posisi apa pemeriksaan darah dilakukan, seperti tidur, duduk, berbaring, atau
menangis. Sebab posisi akan memengaruhi hasil penilaian tekanan darah yang dilakukan.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung pada pasien.
Pemeriksaan yang sering kita lakukan adalah pemeriksaan secara tidak langsung dengan
menggunakan spigmomanometer yang dapat dilakukan secara palpasi atau secara aulkustasi
dengan bantuan stetoskop. Pemeriksaan ini untuk menilai perbedaan tekanan darah sistolik
pada saat inpirasi dan saat ekspirasi lebih dari 10 mmHg.

5. Pemeriksaan Pernafasan.

Pola Pernapasan Dieskripsi


Dispnea Susah napas yang ditunjukkan dengan
adanya retraksi dinding dada
Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat abnormal,
tapi iramanya teratur
Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang
abnormal
Hiperkapnea Pernapasan cepat dan dalam
Apnea Tidak ada pernapasan
Cheyne stokes Periode pernapasan cepat dalam yang
bergantian dengan periode apnea,
umumnya pada bayi dan pada anak
selama tidur nyenyak, depresi, dan
kerusakan otak
Kusmaul Napas dalam yang abnormal bisa cepat,
normal, atau lambat. Pada umumnya
terjadi pada asidosis metabolic
Biot Tidak teratur, terlihat pada kerusakan
otak bagian bawah dan depresi
pernapasan

6. Pemeriksaan Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rektal, asila, dan oral yang digunakan untuk
menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat digunakan untuk membantu menentukan
diagnosis dini suatu penyakit
Usia Suhu (derajat celcius)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0

7. Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan ini untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, eczema, pucat, purpura,
eritema, macula, papula, vesikula, pustulula, ulkus, turgor kulit, tekstur kulit, dan edema.
                                          Tabel Warna Kulit
Warna Kulit Deskripsi
Cokelat Menunjukkan adanya penyakit Addision atau
beberapa tumor hipofisis.
Biru kemerahan Menunjukkan polisitema.
Merah Alergi dingin, hipetermia, psikologis, alcohol,
atau inflamasi local.
Biru (sianosis) pada Sianosis perifer karena kecemasan,
kuku kedinginan, atau sentral karena penurunan
kapasitas darah dalam membawa oksigen
yang meliputi bibir, mulut, dan badan.
Kuning Ikhterus yang menyertai penyakit hati,
hemolisis sel darah merah, obstruksi saluran
empedu, atau infeksi berat yang dapat dilihat
pada sclera, membrane mukosa, dan
abdomen.
Bila terdapat pada telapak tangan, kaki, dan
muka serta bukan pada sclera, kemungkinan
akibat memakan wortel dan kentang.
Bila pada area kulit terbuka tidak pada sclera
dan membrane mukosa menunjukkan
adannya ginjal kronis.
Pucat kurang merah Menunjukkan adanya sinkop, demam, syok,
muda pada orang kulit dan anemia.
putih) atau warna abu-
abu pada kulit hitam
Kekurangan warna Albinoisme
secara umum
                  (sumber. Engel,1995)
8. Pemeriksaan Kuku
Pemeriksaan kuku dilakukan dengan cara inspeksi terhadap warna, bentuk, dan
keadaan kuku. Adanya jari tubuh dapat menunjukkan penyakit pernapasan kronis atau
penyakit jantung serta bentuk kuku yang cekung natau cembung menunjukkan adanya cedera,
defisiensi  besi, dan infeksi.
9. Pemeriksaan Rambut
Pemeriksaan rambut ini dilakukan untuk menilai warna, kelebatan, distribusi, dan
karakteristik lainnya dari rambut. Normalnya, rambut menutupi semua permukaan tubuh,
kecuali telapak tangan kaki serta permukaan labia sebelah dalam. Rambut kepala normalnya
berkilauan seperti sutra dan kuat. Rambut yang kering, rapu, dan kurang pigmen dapat
menunjukkan adanya malnutrisi, penyakit hipotiroidisme, efek obat, dan lain-lain.
10. Pemeriksaan Kepala dan Leher
a.     Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk memeriksa lingkar kepala. Apabila didapatkan lingkar
kepala yang lebih besar dari normal dinamakan makrosefali dan biasanya ditemukan pada
penyakit hidrosefalus. Sebaliknya, apabila lingkar kepala lebih kecil dari normal disebut
mikrosefali. Pemeriksaan yang lain adalah ubun-ubun atau fontanel ubun-ubun besar,
normalnya bertekstur rata atau sedikit cekung, namun apabila ubn-ubun besar menonjol dapat
menunjukkan adanya peningkatan tekanan intracranial, sedangkan apabila cekung
kenungkinan terjadi dehidrasi dan malnutrisi.
b.   Pemeriksaan Wajah
Pemeriksaan wajah pada anak dilakukan untuk menilai kesimetrisan wajah. Asimetris
pada wajah dapat disebabkann oleh adanya paralis fasialis. Selain melihat kesimetrisan
wajah, pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menilai adanya pembengkakan daerah wajah.
c.  Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menilai  visus atau ketajaman penglihatan.
Pemeriksaan visus ini dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan cahaya pada usia
neonates. Pada usia satu bulan, bayi sudah mampu melihat adanya benda-benda dan pada usia
dua bulan mampu melihat jari, untuk memperjelas pemeriksan dapat digunakan oftalmoskop.
d.  Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai dari telinga bagian luar, tengah, dan dalam.
Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dari pemeriksaan daun telinga dan liang
telinga dengan menentukan bentuk, besar, serta posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat
dilakukan dengan banutan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah membran timpani,
pemeriksaan ini dikatakan normal bila membran timpani sedikit cekung dan mengilap,
kemudian dilihat juga adanya perforasi atau tidak. Berikutnya dilakukan pemeriksaan
mastoid dengan melihat adanya pembengkakan pada daerah mastoid, setelah itu baru
dilaksanakan pemeriksaan pendengaran apakah mengalami gangguan atau tidak dengan
bantuan alat garputala. Pemeriksaan telinga yang spesifik untuk bayi, misalnya pemeriksaan
simetrisitas daun telinga yang khas terjadi pada bayi atau anak yang mengalami down
syndrome.
e.   Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan hidung dilakukan untuk menilai adanya kelainan bentuk hidung juga untuk
menentukan ada tidaknya epistaksis. Alat yang dapat digunakan adalah rhinoskopi anterior
maupun posterior.
f.   Pemeriksaan Mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan untuk menentukan ada tidaknya trismus yang
merupakan yang merupakan kesulitan membuka mulut, halitosis yang merupakan bau mulut
tidak sedap karena personal hygiene yang kurang, serta labioskisis di mana keadaan bibir
ridak simetris. Pemeriksaan selanjutnya adalah gusi yang dapat ditentukan dengan melihat
adanya edema atau tanda-tanda peradangan. Pemeriksaan lidah juga dapat dilakukan untuk
menilai apakah terjadi kelainan congenital atau tidak. Kelainan ini dapat berupa adanya
makroglosia (lidah yang terlalu besar), mikroglosia (lidahnya terlalu kecil), dan glosoptosis
(lidah tertarik ke belakang). Selanjutnya juga dapat diperiksa ada tidaknya tremor lidah
dengan cara menjulurkan lidah.
g. Pemeriksaan gigi
perlu dilakukan khususnya pada anak, di mana kadang-kadang gigi tumbuh dan mudah
lepas. Perkembangan gigi susu mulai tumbuh pada usia lima bulan, tetapi kadang-kadang satu
tahun. Pada usia tiga tahun kedua puluh gigi susu akan tumbuh. Kelainan yang dapat
ditemukan pada gigi antara lain adanya karies dentis yang terjadi akibat infeksi bacteria.
Dalam pemeriksaan ini juga dapat diketahui adanya hipersalivasi pada anak, hal ini terjadi
kemungkinan akibat gigi anak akan tumbuh atau karena adanya proses peradangan yang lain.

h.  Pemeriksaan Faring
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya hyperemia, edema, serta adanya abses,
baik retrofaringeal maupun peritonsilar. Adanya edema faring umumnya ditandai dengan
mukosa yang pucat dan sembap. Pada difteri ditemukan adanya bercak putih abu-abu
(pseudomembran).
i.  Pemeriksaan Laring
Pemeriksaan laring ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernapasan. Apabila ada
obstruksi pada laring, maka suara terdengar stridor yang disertai dengan batuk dan suara
serak. Pada pemeriksaan laring dapat digunakan alat laringoskop, baik direk (langsung)
maupun indirek (tidak langsung) dengan menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam
secara perlahan-lahan dengan lidah ditarik ke luar.
j.  Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan leher dilakukan untuk menilai adanya tekanan pada vena jugularis dengan
cara meletakkan pasien dalam posisi terlentang dengandada dan kepala diangkat setinggi 15-
30 derajat, pada pemeriksaan ini dpaat ditemukan ada tidaknya distensi pada vena jugularis.
Pemeriksaan yang lain adalah ada tidaknya massa dalam leher. Pemeriksaan pada bayi
dilakukan dalam keadaan terlentang, kemudian kelenjar tiroid diraba dari kedua sisi dengan
jari telunjuk dan tengah. Perhatikan adanya pergerakan pada tiroid ke atas apabila apsien
menelan.
11. Pemeriksaan Dada
Pada pemeriksaan dada perlu diketahui adanya garis atau batas di dada dengan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Dalam melakukan penelitian terhadap hasil
pemeriksaan dada, hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan besar dada, kesimetrisan,
dan gherakan dada, adanya deformitas atau tidak,a danya penonjolan, serta adanya
pembengkakan atau kelinan yang lain.
12. Pemeriksaan Payudara
Pemeriksaan payudara pada anak dapat dilakukan untuk mengetahui perkembangan
atau kelainan payudara anak, diantaranya adalah untuk mengetahui ada tidaknya
ginekomastia patologis atau terjadi galaktore sebelum anak mengalami masa pubertas.
13. Pemeriksaan Paru
Langkah pertama pemeriksaan paru adalah inspeksi untuk melihat apakah terdapat
kelinan patologis atau hanya fisiologis dengan melihat pengembangan paru saat bernapas.
Pemeriksaan paru dengan palpasi dapat dinilai dengan parameter berikut ini :
a. Simetris atau asimetris dada yang dapat disebabkan karena adanya benjolan yang
abnormal, pembesaran kelenjar limfe apada aksila, dan lain-lain.
b. Vocal fremitus, merupakan getaran pada daerah toraks saat anak bicara atau menangis
yang sama dalam kedua sisi toraks. Apabila suara meninggi, maka terjadi konsolidasi
seperti pada pneumonia, namun apabila menurun akan terjadi obstruksi, atelektaksis,
pleuritis, efusi pleura, dan tumor pada paru. Caranya adalah dengan meletakkan telapak
tangan kanan dan kiri pada daerah dada atau punggung.
c. Adanya krepitasi subkutis, merupakan adanya udara pada daerah bawah jaringan kulit.
Adanya krepitasi ini dpaat terjadi spontan, setelah trauma atau tindakan trakeostomi,
dan lain-lain.
d. atau tindakan trakeostomi.
14. Pemeriksaan Genitalia
Pemeriksaan genitalia pada anak laki-laki dan perempuan berbeda. Khusus pada anak
laki-laki pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan ukuran, bentuk penis, dan
testis. Perlu juga diperhatikan adanya kelainan, seperti : hipospadia (orifisium uretra di
ventral penis, biasanya di dekat glan atau sepanjang penis), epispadia ( muara uretra pada
dorsal penis), fimosis (pembukaan prepusium sangat kecil, sehingga tidak dapat ditarik ke
glan penis), serta adanya peradangan pada testis dan skrotum. Sedangkan pada anak
perempuan, dapat dilihat adanya epispadia (terbelahnya mons pubis dengan clitoris, serta
uretra terbuka di daerah dorsal), adanya tanda-tanda seks sekunder, seperti pertumbuhan
rambut, serta cairan yang keluar dari lubang genital.
15. Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas
Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas dapat dilakukan dengan cara inspeksi
terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan serta
perasaan nyeri pada tulang belakang dengan cara mengobservasi pada posisi terlentang,
tengkurap, atau duduk.
Pemeriksaan tulang otot dan sendi dimulai dengan inpeksi pada jari-jari seperti pada
jari tabuh dapat dijumpai pada penyakit jantung bawaan atau penyakit paru kronis, adanya
nyeri tekan, gaya berjalan, inkoordinasi hebat, spasme otot, paralisis, atrofi atau hipertrofi
otot, kontraktur, dll.
16. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis yang pertama dapat dilakukan secara inspeksi, seperti
mengamati kejang, tremor, dan kelumpuhan.
Pemeriksaan kedua adalah pemeriksaan reflek, yang diperiksa adalah :
a. Reflek superficial, dengan cara menggores kulit abdomen dengan empat goresan
yang membentuk segi empat dibawah xipoid (di atas simpisis).
b. Reflek tendon dalam, dengan cara mengetuk dengan hammer pada tendon bisep,
trisep, patella, dan Achilles. Jika pada bisep terjadi sendi siku, trisep terjadi ekstensi
sendi siku, patella terjadi ekstensi sendi lutut, Achilles fleksi plantar kaki. Apabila
hiperfleksi artinya terdapat kelainan pada upper motor neuron dan apabila hipofleksi
artinya terjadi kelainan pada lower motor neuron.
c. Reflek patologis, dengan cara menggores permukaan plantar kaki dengan alat yang
sedikit runcing hasilnya positif apabila ibu jari berekstensi.

Pemeriksaan ketiga adalah pemeriksaan rangsang menigeal, antara lain : kaku kuduk.
Caranya adalah pasien diatur posisi terlentang kemudin leher ditekuk apabila terdapat
tahanan dagu dan dagu tidak menempel atau mengenai bagian dada maka disebut kaku
kuduk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik pada anak bertujuan untuk memperoleh data status kesehatan anak
serta dapat dijadikan sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan dilakukan
melalui head to toe (dari ujung kepala sampai ujung kaki) dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan dimulai dari keadaan umum, pemeriksaan kulit, kuku,
rambut, dan kelenjar getah bening, pemeriksaan kepala dan leher, pemeriksaan dada,
pemeriksaan payudara,pemeriksaan paru, pemeriksaan jantung, pemeriksaan tulang belakang
dan ekstremitas, dan pemeriksaan neurologis. Apabila hasil pemeriksaan dalam keadaan
normal, maka anak dalam keadaan sehat. Dan apabila hasil pemeriksaan anak terdapat tanda-
tanda ketidaknormalan, maka perlu dilakukan tindakan segera.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasiaonal Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai