Anda di halaman 1dari 44

Jurnal Sains, Akuntansi

dan Manajemen
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019)
PENGARUH MOTIVASI, EFIKASI DIRI, EKSPEKTASI PENDAPATAN, LINGKUNGAN KELUARGA,
DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA
JURUSAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

NI MADE SINTYA
email: dhevisari61@yahoo.com
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRAK

Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri baik
membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi dirinya
maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh
perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan,
lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
propotionate stratified random sampling, dimana jumlah populasi yang digunakan adalah 583 mahasiswa
dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 237 mahasiswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah kuisioner dan studi pustaka. Variabel dependen yang digunakan adalah minat
berwirausaha, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah motivasi, efikasi diri, ekspektasi
pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda dan model regresi telah diuji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel motivasi, efikasi diri, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati
Denpasar, sedangkan ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa
Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Kata kunci : Motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, pendidikan
kewirausahaan, dan minat berwirausaha

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap tahun banyak mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini harusnya dapat
memberikan keuntungan besar untuk perekonomian di Indonesia. Namun masih banyak
pengangguran di Indonesia karena dunia usaha tidak mampu menampung seluruh calon tenaga
kerja yang ada. Pengangguran itu bukanlah hasil sebuah pilihan untuk tidak bekerja, melainkan
akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-kota besar. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2014 menunjukkan jumlah pengangguran di
Indonesia mencapai angka 7,24 dan mereka yang berpendidikan Diploma/Akademi/dan lulusan
Perguruan Tinggi menyumbang 9,5% dari jumlah pengangguran tahun 2014. Kondisi ini akan
semakin diperburuk dengan persaingan global yang akan mempertemukan lulusan perguruan
tinggi Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing.
Rata-rata lulusan dari perguruan tinggi yang ketika lulus lebih menyiapkan diri untuk mencari
pekerjaan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Calon-calon lulusan dari perguruan

337
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
tinggi lebih banyak menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan baru baik itu
dari instansi pemerintah maupun dari perusahaan swasta, daripada menyiapkan diri untuk
membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Oleh karena itu, para mahasiswa perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja namun
dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan atau berwirausaha.
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), jumlah pengusaha atau
wirausaha di Indonesia masih sangat kurang yaitu 2%. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga bahwa jumlah
pengusaha di Singapura mencapai 7% (dari jumlah penduduk), Malaysia 5%, Thailand 3%,
sedangkan di Indonesia yang jumlah penduduknya besar hanya 1,65%. Jadi perlunya pembibitan
para pelajar agar menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan agar jumlah pengusaha
di Indonesia meningkat dan angka pengangguran dapat diperkecil.
Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri baik
membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi
dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko
dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang
diharapkan. Menurut Kasmir (2011: 19), wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi bisa menjadi alternatif
untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan diharapkan
mahasiswa dapat menciptakan pekerjaan atau berwirausaha setelah lulus dari perguruan tinggi.
Seperti yang dikemukakan oleh Buchori (2011:1) bahwa semakin maju suatu Negara semakin
banyak orang yang terdidik, dan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Wirausaha
merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, karena
bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Jika seseorang mempunyai
kemauan dan keinginan serta siap berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun pengusaha lain
untuk mendapatkan pekerjaan.
Minat berwirausaha dapat dilihat dari kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk
mencapai kemajuan usahanya, kesediaan menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan
tindakan berusaha yang dilakukanya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk
hidup hemat, kesediaan dari belajar yang dialaminya. Dalam mendirikan usaha atau berwirausaha
diperlukan modal usaha yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha. Semakin mudah
mendapatkan modal usaha, akan membuat seseorang memiliki minat berwirausaha karena dengan
kemudahan dalam mendapatkan modal usaha akan memudahkan seseorang dalam membuka
usaha, namun sebaliknya jika tidak memiliki modal akan semakin menyulitkan seseorang dalam
menyalurkan ide-ide berwirausaha atau membuka usaha.
Penelitian Peppy (2016), menyatakan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi berwirausaha. Motivasi berwirausaha yang tinggi harus ada dalam diri seseorang yang
ingin menjadi wirausaha yang sukses, karena dengan adanya motivasi berwirausaha yang tinggi
dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan
segala sesuatu melebihi standar yang ada. Motivasi berwirausaha juga menjadi faktor penting
dalam membangkitkan minat berwirausaha. Motivasi bisa berasal dari diri sendiri maupun dari
orang lain. Suatu keberhasilan akan tercapai apabila ada motivasi yang kuat dari siswa yang
bersangkutan. Penelitian - penelitian yang dilakukan oleh Priyambodo (2010), Widianingsih
(2015), Paramitasari (2016), Noviantoro (2017) juga menyatakan bahwa motivasi berpengaruh

338
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini menjadikan variabel motivasi menarik
untuk diteliti lagi untuk mengetahui apakah hasilnya masih sama.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2014), Mustofa (2014), Evaliana (2015),
Widayoko (2016), Permatasari (2016) variabel self efficacy/efikasi diri berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha. Percaya pada kemampuan diri dapat menjadi dasar setiap individu
untuk memutuskan apakah akan melakukan suatu tindakan ataupun tidak. Kaitannya dengan niat
berwirausaha adalah, kepercayaan pada diri sendiri menjadikan seorang individu yakin akan
keputusannya menjadi seorang wirausahawan atau bahkan memutuskan untuk tidak menjadi
wirausahawan. Menurut Laura (2010 : 152) self efficacy/ efikasi diri adalah keyakinan seseorang
sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil bernilai positif dan
bermanfaat. Bersikap positif sangat dibutuhkan pada diri setiap orang ketika menghadapi
permasalahan. Hal ini juga terjadi pada keinginan berwirausaha, di mana seseorang yang
memutuskan menjadi wirausahawan harus bisa berfikir positif ketika menghadapi berbagai
masalah, karena menjadi wirausahawan itu tidak mudah dan banyak sekali tantangan yang harus
dihadapi. Tanpa pemikiran yang positif seseorang bisa saja berhenti di tengah proses menjadi
wirausahawan.
Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang akan pendapatan yang diperolehnya dari
kegiatan usaha ataupun bekerja. Menurut penelitian Suhartini (2011), Adhitama (2014),
Deskarmen (2016), Setiawan (2017), Peppy (2017) menyatakan variable ekspektasi pendapatan
berperngaruh positif terhadap minat berwirausaha. Menjadi seorang wirausaha mengharapkan
pendapatan yang tinggi daripada menjadi karyawan perusahaan. Dengan berwirausaha akan
mendatangkan pendapatan yang besar dan tidak terbatas, tetapi pendapatan dari berwirausaha
tersebut tidak bisa diprediksi, kadang bisa diatas pendapatan yang diharapkanya, kadang pula bisa
diluar dari yang pendapatan diharapkanya. Seseorang dengan ekspektasi pendapatan yang lebih
tinggi daripada bekerja menjadi karyawan merupakan daya tarik untuk menjadi wirausaha.
Berdasarkan hasil observasi awal, masih banyak mahasiswa akuntansi yang beranggapan bahwa
pendapatan dari berwirausaha tersebut masih rendah dan tidak menentu padahal tinggi rendahnya
pendapatan yang diperoleh dari berwirausaha tergantung usaha yang dilakukan seseorang dalam
mewujudkan pendapatan yang tinggi.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya. Lingkungan
keluarga terdiri dari orang tua, saudara serta keluarga terdekat lainnya. Dalam lingkungan
keluarga salah satunya orang tua akan mempengaruhi anaknya dalam menentukan masa depannya
misalnya saja dalam hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha tidak lepas dari
dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta pengaruh positif
terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat berwirausaha, namun apabila
keluarga tidak mendukung seseorang untuk berwirausaha maka minat berwirausaha akan semakin
kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha. Orang tua yang berwirausaha di bidang tertentu
dapat membuat minat anaknya untuk berwirausaha pula (Suhartini, 2011). Dalam penelitiannya,
Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Penelitian oleh Hamidah (2014), Adhitama (2014), Mahanani (2014), Evaliana
(2015), Widiyaningsih (2015), Ayuningtias (2015), Setiawan (2017), Noviantoro (2017) juga
menyatakan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Semakin
kondusif lingkungan keluarga di sekitarnya, semakin mendorong seseorang untuk menjadi
wirausahawan.
Berdasarkan observasi awal peneliti, kebanyakan orang tua menginginkan anaknya untuk
menjadi PNS. Dilihat dari pilihan jawaban responden mahasiswa akuntansi yang memilih
pekerjaan PNS karena dukungan orang tua. Sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya saja orang tua yang

339
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
berwirausaha, maka dapat menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha. Apabila keluarga
mendukung seseorang untuk berwirausaha maka akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk
menjadi
Zimmerer (2002), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan
kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan
pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan
memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk
berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola
pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar masukan empiris untuk membekali
mahasiswa dengan penge-tahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa
untuk berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu, 2008).
Mahasiswa yang telah memperoleh ilmu dan keterampilan dari bangku perkuliahan, setelah
lulus dari perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi wirausaha, menjadi
generasi yang bermental menciptakan lapangan kerja dan bukan menunggu lowongan kerja.
Perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat harus dapat
mendorong budaya berwirausaha dan menciptakan wirausahawan-wirausahawan handal dengan
memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk berwirausaha, sehingga minat berwirausaha
mahasiswa dapat meningkat. Dalam penelitian Suhartini (2011), Hermina, dkk (2011), Adhitama
(2014), Mustofa (2014), Daskerman (2016), Widayoko (2016), Permatasari (2016), Setiawan
(2017), Peppy (2017) menyatakan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan menurut Paramitasari (2016) pendidikan
kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini menjadikan variabel
pendidikan kewirausahaan menarik untuk diteliti karena adanya kontradiksi antara pendidikan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Pada kesempatan ini peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Akuntansi. Beberapa
faktor yang dianggap mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha, yaitu motivasi, efikasi diri,
ekspektasi diri, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan. Berdasarkan latar belakang
permasalahan dan teori yang ada peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh
Motivasi, Efikasi Diri, Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan
Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar”

1.2 Rumusan Permasalahan


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar ?
2. Apakah efikasi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi
di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?
3. Apakah ekspektasi pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?
4. Apakah lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?
5. Apakah pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian

340
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
2. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
3. Untuk mengetahui pengaruh ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar

1.4 Kegunaan Penelitian


1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang
Kewirausahaan serta penelitian yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi Minat
Berwirausaha
2) Kegunaan Praktis
a Bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan mengetahui fakta
dilapangan secara langsung, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh
serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh hubungan antara teori yang diterima
dengan prakteknya. Selain itu juga mengetahui faktor dominan apa saja yang dapat
meningkatkan minat mahasiswa berwirausaha.
b Bagi perguruan tinggi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
penilaian sejauh mana Pendidikan Kewirausahaan dapat meningkatkan Minat
Berwirausaha pada mahasiswa, sehingga kedepannya dapat dilakukan evaluasi baik
dari segi sarana dan prasaran terkait dengan adanya Pendidikan Kewirausahaan.
c Bagi penelitian selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
d Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi dan bahan
pertimbangan akan pentingnya berwirausaha sebagai arah menentukan masa depan.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behaviour (TPB) yang telah dikemukan oleh Ajzen dan Fishbein merupakan
pengembangan dari Reason Actin Theory yang telah dikemukan oleh Ajzen sebelumnya. Theory of
planned behavior adalah teori yang menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia juga
pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu. Perilaku
tidak hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada
dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan
tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005).
Theory of Planned Behaviour yang dikemukan oleh Ajzen dan Fishbein adalah mengenai
perilaku yang spesifik dari dalam diri manusia. Teori tersebut menjelaskan bahwa suatu perilaku
akan dilakukan jika seseorang pada dasarnya memiliki keinginan atau rencana untuk
melakukannya. Dengan kata lain, semakin kuat keinginan pada diri seseorang tersebut untuk

341
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
melakukan sesuatu, maka akan semakin kuat pula niat atau motivasi untuk menampilkan suatu
perilaku (Jogiyanto, 2007:29).
TPB sangat sesuai digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku di dalam kewirausahaan.
Sebagaimana dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa TPB is suitable to explain any behavior which
requires planning, such as entrepreneurship (TPB cocok untuk menjelaskan perilaku apa pun yang
memerlukan perencanaan, seperti kewirausahaan).
Menurut Ajzen (2006) menyebutkan bahwa individu cenderung memiliki minat terlebih dahulu
untuk memunculkan perilaku terhadap apa yang diminati, sehingga penting untuk meningkatkan
minat atau intensi wirausaha pada masyarakat Indonesia. Menurut Krueger (1993) minat wirausaha
adalah komitmen individu dalam memulai usaha baru dan perlu diperhatikan dalam memahami
proses kewirausahaan pendirian usaha yang baru tersebut. Menurut Priyanto (2008) (dalam Suharti
& Sirine, 2009) menyebutkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan yaitu
faktor internal yang berupa sifat personal, sikap dan kemauan pribadi individu dan faktor eksternal
berasal dari luar seperti lingkungan sekitar, dunia, lingkungan fisik dan lain-lain. Penelitian Parker
(2004) menyebutkan minat dapat diartikan sebagai kecenderungan individu dalam menunjukkan
aksi yang berasal dari pikiran sadar yang mempengaruhi perilaku. Pada tahun yang sama Lee &
Wong (2004) melakukan penelitian mengenai minat wirausaha (entrepreneurial intention) dimana
dalam penelitiannya minat wirausaha dapat diartikan sebagai langkah awal dalam melakukan usaha
yang biasanya bersifat jangka panjang.

2.1.2 Motivasi
Ketika manusia akan melakukan suatu kegiatan akan dipengaruhi oleh suatu kondisi psikologis
yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan tersebut. Kondisi psikologis tersebut berasal dari
dalam tubuh manusia dan memberikan dampak yang cukup besar terhadap keberhasilan dari suatu
kegiatan. Kondisi psikologis atau dorongan tersebut dinamakan motivasi. Menurut Suryana & Bayu
(2010: 98) motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia.
Motivasi berada dalam diri manusia yang tidak terlihat dari luar. Sedangkan menurut Gerungan
dalam Suryana & Bayu (2010: 99) motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan manusia tersebut melakukan sesuatu. Motivasi berwirausaha tidak dibawa sejak
seseorang lahir, tetapi motivasi berwirausaha dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan. Motivasi
berwirausaha merupakan suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mengambil atau
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bidang kewirausahaan.

2.1.3 Efikasi Diri


Efikasi diri atau self efficacy merupakan keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat
mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan. Dalam teori kognitif sosial, faktor-faktor internal atau personal salah satu
yang terpenting adalah keyakinan diri atau efikasi diri saling mempengaruhi dan dipengaruhi
hingga peserta didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang selanjutnya sesuai dengan pilihannya
dan harapannya sukses dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Menurut Jess Greogory (2011:
212) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan diri untuk mengetahui kemampuannya sehingga
dapat melakukan suatu bentuk kontrol terhadap manfaat orang itu sendiri dan kejadian dalam
lingkungan sekitarnya.
Self efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan
perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Laura (2010: 152) self efficacy
adalah keyakinan seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai
hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Self efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan

342
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi
emosional dalam membuat keputusan.
Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang
dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien
sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada
keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi
tingkah laku.
Menurut Bandura (1986: 78) perbedaan self efficacy pada setiap individu terletak pada tiga
komponen adalah Magnitude, Strength, dan Generality. Masing-masing mempunyai implikasi
penting di dalam performansi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat
kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan
dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan
berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari
situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya.
2) Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu
atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong
untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki
pengalaman-pengalaman yang menunjang.Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-
ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak
menunjang.
3) Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku
dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin
terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang
terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat
untuk berwirausaha.

2.1.4 Ekspektasi Pendapatan


Menurut Paulus (2014: 27) Ekspektasi pendapatan merupakan harapan untuk memperoleh
penghasilan lebih tinggi sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan
semakin meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa. Pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari suatu aktivitas normal entitas dalam suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal (PSAK No. 23, 2009: 3). Pendapatan adalah semua penerimaan seseorang sebagai balas
jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bias berupa upah, bunga, sewa, maupun laba
tergantung faktor produksi yang dilibatkan dalam proses produksi
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 12), menjadi wirausaha akan memperoleh
keuntungan yang menakjubkan. Berwirausaha dapat memperoleh penghasilan yang tinggi dan tidak
terbatas sesuai harapanya guna memenuhi segala keinnginanya. Besar kecilnya penghasilan yang
diterima dari berwirausaha tergantung dari hasil kerja atau usaha yang dilakukan. Keinginan untuk
memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang dapat menimbulkan minat berwirausaha. Orang-
orang yang bekerja bagi dirinya sendiri memiliki peluang empat kali lebih besar untuk menjadi
kaya daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (Serian, 2009: 27).

343
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berdasarkan uraian tersebut, terdapat perbedaan pengertian pendapatan. Secara umum
pendapatan adalah uang yang diterima seseorang selama periode tertentu dalam bentuk gaji, upah,
sewa, laba, dan sebagainya. Secara akuntansi pendapatan adalah peghasilan yang didapat dari
kegiatan operasional perusahaan. Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang atas pendapatan
yang diterimanya baik berupa uang maupun barang guna memenuhi kehidupannya.
Ekspektasi atau harapan atas penghasilan yang lebih baik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha. Jika seseorang berharap untuk
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menjadi seorang wirausaha, maka ia akan
semakin terdorong untuk menjadi seorang wirausaha. Dengan berwirausaha, seseorang akan
memperoleh pendapatan dari posisinya sebagai pemilik usaha dan pendapatan yang diperoleh dari
posisinya sebagai manajer.

2.1.5 Lingkungan Keluarga


Menurut Conny Semiawan (2010: 1) lingkungan keluarga adalah media pertama dan utama
yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Lingkungan keluarga merupakan
kelompok terkecil di masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainya.
Lingkungan keluarga terutama orang tua berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
anak. Orang tua juga berperan sebagai pengarah bagi masa depanya, artinya secara tidak langsung
orang tua juga dapat mempengaruhi minat anaknya dalam memilih pekerjaan termasuk dalam hal
menjadi wirausaha.
Menurut Syamsu Yusuf (2012: 23), lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa,
situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan
individu. Keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seorang individu berlangsung,
sehingga keluarga menjadi institusi pertama dan utama dalam pembangunan sumber daya manusia
(Soerjono, 2004). Dalam keluarga akan terjadi interaksi sosial dimana seorang anak pertama-tama
belajar memperhatikan keinginan orang lain, belajar bekerja sama, saling membantu, disini anak
belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang mempunyai norma dan kecakapan-
kecakapan tertentu dalam pergaulanya dengan orang lain (Syamsu Yusuf, 2012: 23).
Secara umum ciri khas suatu keluarga adalah adanya hubungan berpasangan dalam ikatan
pernikahan, adanya pengakuan terhadap adanya anak yang dilahirkan, dan adanya kehidupan
ekonomis dalam kehidupan berumah tangga. Menurut Buchari (2011: 8) mengungkapkan bahwa
ada pengaruh dari orang tua yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri memiliki kecenderung
anaknya akan menjadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali memberi inspirasi pada anak sejak
kecil. Anak yang memiliki orang tua seorang pengusaha atau hidup dalam lingkungan keluarga
wirausahawan akan menerima pengetahuan pada masa-masa awal sehingga membentuk sikap dan
persepsi mengenai kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah kelompok
terkecil dalam masyarakat dan merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan
dan tingkah laku anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang,
dorongan, bimbingan dan keteladanan oleh orang tua untuk dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya demi perkembangan dimasa mendatang. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan seorang anak dan pengaruh
orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi dalam keluarga.

344
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Minat menjadi wirausaha terbentuk apabila keluarga memberikan dukungan positif terhadap
minatnya. Orang tua yang menjadi wirausaha dapat pula menimbulkan minat anaknya untuk
menjadi seorang wirausaha. Misalnya orang tua yang memiliki usaha tertentu, maka anak akan
tertarik untuk membuka usaha yang sama karena melihat kesuksesan orang tuanya dan dorongan
orang tuanya untuk membuka usaha yang sama. Selain itu pola pikir orang tua berpengaruh
terhadap minat berwirausaha karena jika orang tua telah tertanam semangat berwirausaha dan
mengetahui pentingnya wirausaha maka akan berpengaruh terhadap anaknya sehingga anak tersebut
berkeinginan untuk berwirausaha.

2.1.6 Pendidikan Kewirausahaan


Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah,
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan kewirausahaan
adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap dan pola pikir mahasiswa terhadap pemilihan
karir berwirausaha. Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki
nilai-nilai hakiki dan karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat serta
kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan (Redja Mudyaharjo: 2012: 10).
Menurut Buchori (2011: 6), pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bertumbuh pesat di Eropa
dan Amerika Serikat baik ditingkat kursus-kursus ataupun di Universitas. Mata kuliah
kewirausahaan diberikan dalam bentuk kuliah umum, ataupun dalam bentuk konsentrasi program
studi. Beberapa mata kuliah yang diberikan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
a Mengerti apa peran perusahaan dalam sistem perekonomian.
b Keuntungan dan kelemahan berbagai bentuk perusahaan.
c Mengetahui karakteristik dan proses kewirausahaan
d Mengerti perencanaan produk dan proses pengembangan produk
e Mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan menciptakan kreativitas serta membentuk
organisasi kerjasama
f Mampu mengidentifikasi dan mencari sumber-sumber
g Mengerti dasar-dasar marketing, financial, organisasi, produksi
h Mampu memimpin bisnis dan menghadapi tantangan masa depan.
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu faktor
pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui
penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan baik dalam kegiatan perkuliahan maupun kegiatan
seminar dan praktik kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan
memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani
memilih berwirausaha sebagai karir mereka.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan adalah
bimbingan yang diberikan seseorang guna mengubah sikap dan pola pikir seseorang agar berminat
untuk menjadi wirausaha. Selain pendidikan kewirausahaan, diperlukan pelatihan kewirausahaan
seperti seminar wirausaha dan praktik berwirausaha karena dengan seminar tersebut yang
mengundang pengusaha-pengusaha sukses akan memberikan motivasi tersendiri bagi seseorang
untuk berwirausaha sedangkan praktek berwirausaha akan memberikan pengalaman dan bisa
menjadi pendorong minat berwirausaha. Tingginya minat berwirausaha akan semakin melahirkan
entrepreneur muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang.

345
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
2.1.7 Pengertian Minat
Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Seseorang yang memiliki minat akan suatu aktivitas akan melakukan aktivitas tersebut
dengan rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk
berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang
dan lingkungannya (Bygrave : 2003).
Sedangkan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2006: 656) mendefinisikan
minat sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan. Sujanto
(2004: 92), minat adalah suatu pemusatan perhatian yang secara tidak sengaja terlahir dengan penuh
kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkunganya. Kemudian menurut Hendro (2011: 30),
kewirausahaan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang agar bisa dimanfaatkan secara
optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup.
Minat tidak akan lepas dari perasaan senang seseorang terhadap sesuatu, karena apabila
seseorang berminat terhadap sesuatu maka akan mencurahkan segala rasa senang kepada sesuatu
tersebut. Minat berwirausaha timbul karena adanya perasaan senang terhadap kegiatan
berwirausaha, mahasiswa yang mempunyai rasa senang dan berminat untuk berwirausaha akan
lebih bergairah dan tekun dalam mengikuti kegiatan praktik dan teori, sehingga akan timbul rasa
ingin untuk menguasainya (Muchammad, 2014: 14).
Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki minat yang kuat dalam melakukan sesuatu,
maka orang tersebut dengan tidak sengaja telah menciptakan sebuah niat atau motivasi untuk bisa
melakukan kegiatan tersebut. Niat atau motivasi yang telah ada akan menunjukkan suatu perilaku
untuk melakukan kegiatan tertentu.

2.1.8 Pengertian Wirausaha


Seorang wirausaha adalah seseorang yang dapat menciptakan sesuatu hal dan mengolah bahan baku
baru. Sejalan dengan pendapat Joseph Schumpeter (Buchari Alma, 2013: 24), “Entrepreneur as the
person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by
creating new forms of organization, or by exploiting new raw material”. Artinya wirausaha adalah
orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru,
dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Menurut Marzuki Usman
(Suryana, 2014: 13) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, bahan mentah, tenaga kerja, keterampilan, dan
informasi.
Seorang wirausaha dalam menangani usahanya harus berani mengambil resiko dan memanfaatkan
peluang yang ada. Menurut Machfoedz (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2013: 25) menyatakan bahwa
wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko
suatu usaha. Menurut Kasmir (2011: 19) “Wirausaha yaitu orang yang berjiwa berani mengambil resiko
untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil
pengertian bahwa wirausaha adalah orang yang mampu menganalisis keadaan dan melihat adanya suatu
peluang yang di ikuti dengan memulai sesuatu bisnis baru.

2.1.9 Minat Berwirausaha


Minat berwirausaha adalah rasa ketertarikan untuk menjadi seorang wirausaha yang bersedia
untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya. Minat berwirausaha tidak
dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi
dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya (Bygrave : 2003).

346
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari dua indikator utama yaitu seberapa kuat upaya
seseorang untuk berani mencoba melakukan aktivitas kewirausahaan dan seberapa banyak upaya
yang direncanakan seseorang untuk melakukan aktivitas kewirausahaan (seperti aktivitas dalam
mengelola waktu dan keuangan untuk tujuan berwirausaha). Yuyus (2013:26), mendefinisikan
entrepreneur sebagai seseorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani
menanggung risiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencari laba dan pertumbuhan usaha
berdasarkan identifikasi peluang dan mampu mendayagunakan sumber-sumber serta memodali
peluang ini. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok yaitu peluang dan kemampuan menanggapi
peluang. Dengan demikian kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif, dan inovatif (Yuyus, 2013:29).
Faktor yang mendorong minat berwirausaha menurut Bygrave (Buchari, 2011: 11):
a Faktor Personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya:
1. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang
2. Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain
3. Dorongan karena faktor usia
4. Keberanian menaggung resiko
5. Komitmen/minat tinggi pada bisnis
b Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan
1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
2) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal tabungan, warisan,
bangunan, dan lokasi strategis
3) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis
4) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi
5) Berusaha, fasilitas kredit dan bimbingan usaha.
c Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan keluarga dan sebagainya
1. Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain
2. Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha
3. Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha
4. Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan
5. Adanya pengalaman bisnis sebelumnya
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu faktor
pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui
penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Menurut Leonardus Saiman (2009: 26) menyatakan
faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha yaitu laba (laba atau pendapatan yang
tinggi sesuai harapan yang dikehendaki seseorang), kebebas (bebas mengatur semua pekerjaan),
impian personal (bebas mencapai standar hidup yang diharapkan), dan kemandirian (memiliki rasa
bangga karena dapat mandiri dari berbagai hal). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha yaitu:
a Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam
diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha
antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, motif, harga diri, perasaan senang
dan perhatian.
b Faktor Ekstrinsik

347
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh
rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha
antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang dan pendidikan.
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 11), menjadi wirausaha akan memiliki
kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri dan berpeluang untuk berperan dalam masnyarakat.
Dengan memiliki usaha sendiri, seseorang dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain. Berwirausaha dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan
kemampuannya, sehingga membuat dirinya berarti bagi masyarakat. Menjadi wirausaha juga dapat
berperan dalam masyarakat, karena dengan berwirausaha dapat menyediakan lapangan pekerjaan
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha tidak selalu dibawa
sejak lahir, melainkan dapat ditumbuhkan dengan pendidikan dan pelatihan. Minat merupakan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas dan merasa senang melakukanya. Rasa ketertarikan
tersebut bukan karena paksaan tetapi karena keinginan yang tinggi untuk mencapai tujuannya.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal
yang ada di luar dirinya. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Wirausaha
merupakan proses menciptakan suatu usaha yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan
peluang yang ada guna meningkatkan taraf hidup dan berguna bagi masyarakat. Minat berwirausaha
adalah rasa ketertarikan terhadap kegiatan berwirausaha yang menciptakan suatu usaha yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Minat berwirausaha dipengaruhi oleh adanya
soft skills yang tinggi karena menjadi seorang wirausaha dibutuhkan berbagai keterampilan dan
karakter pribadi yang kuat.
Berwirausaha akan membuat seseorang tidak ketergantungan pada orang lain karena menjadi
wirausaha memiliki kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan. Kebebasan tersebut dapat
berupa bebas menentukan bisnis yang diingkinkan, bebas mengatur jadwal operasional, dan
tentunya bebas menentukan besarnya laba yang diinginkan. Kebebasan tersebutlah yang akan
membuat seseorang tertarik atau berminat menjadi wirausaha. Selain itu, berwirausa dapat
membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran karena akan terciptanya lapangan pekerjaan
baru yang dapat menampung calon tenaga kerja. Hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat, terutama
masyarakat tempat usaha didirikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu
harapan pendapatan yang tinggi, dukungan dari lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan
yang diterima. Indikator yang digunakan meliputi tidak ketergantungan pada orang lain, membantu
lingkungan sosial dan perasaan senang menjadi wirausaha.
2.1.10 Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Berwirausaha
Motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia tersebut
melakukan sesuatu. Motivasi berwirausaha tidak dibawa sejak seseorang lahir, tetapi motivasi
berwirausaha dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan. Motivasi berwirausaha merupakan suatu
dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mengambil atau melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan bidang kewirausahaan (Gerungan dalam Suryana & Bayu: 2010: 99).
Berdasarkan uraian tersebut, semakin tinggi motivasi dalam diri seseorang dalam melakukan
sesuatu khususnya berwirausaha maka akan semakin tinggi minatnya untuk berwirausaha dan jika
tidak ada motivasi untuk berwirausaha maka tidak akan memiliki minat untuk berwirausaha.

2.1.11 Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Minat Berwirausaha

348
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Efikasi Diri (Self efficacy) merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki
seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai
positif dan bermanfaat. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang
berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut, kehadiran orang lain atau saingan, keadaan
fisiologis dan emosional seperti cemas, murung, lelah, dan lain sebagainya. Self efficacy atau
keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan sehingga
dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berwirausaha (Laura:
2010 : 152).
Berdasarkan uraian tersebut, maka jika semakin tinggi tingkat keyakinan atau kepercayaan diri
mahasiswa dalam berwirausaha maka akan semakin tinggi minatnya untuk berwirausaha,
sebaliknya jika semakin rendah kepercayaan dan keyakinan dirinya maka minat untuk berwirausaha
akan semakin sedikit.

2.1.12 Hubungan Antara Ekspektasi Pendapatan dengan Minat Berwirausaha


Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang atas pendapatan yang diterimanya baik berupa
uang maupun barang guna memenuhi kehidupannya. Menurut Paulus (2014: 27) ekspektasi
pendapatan merupakan harapan untuk memperoleh penghasilan lebih tinggi sehingga dengan
ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha
pada mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut, jika seseorang berharap untuk menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi dengan menjadi seorang wirausaha, maka ia akan semakin terdorong untuk menjadi
seorang wirausaha. Keinginan untuk memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang dapat
menimbulkan minat berwirausaha.

2.1.13 Hubungan Antara Lingkungan Keluarga dengan Minat Berwirausaha


Lingkungan keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat dan merupakan lingkungan
pertama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Lingkungan keluarga
mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan seorang
anak dan pengaruh orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi dalam keluarga. Selain itu
pola pikir orang tua berpengaruh terhadap minat berwirausaha karena jika orang tua telah tertanam
semangat berwirausaha dan mengetahui pentingnya wirausaha maka akan berpengaruh terhadap
anaknya sehingga anak tersebut berkeinginan untuk berwirausaha. Minat menjadi wirausaha
terbentuk apabila keluarga memberikan dukungan positif terhadap minatnya.
Berdasarkan uraian tersebut, jika semakin tinggi dukungan dan dorongan keluarga untuk
berwirausaha maka akan semakin tinggi minat mahasiswa dalam berwirausaha.

2.1.14 Hubungan Antara Pendidikan Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha


Pendidikan kewirausahaan adalah bimbingan yang diberikan seseorang guna mengubah sikap
dan pola pikir seseorang agar berminat untuk menjadi wirausaha. Selain pendidikan kewirausahaan,
diperlukan pelatihan kewirausahaan seperti seminar wirausaha dan praktik berwirausaha karena
dengan seminar tersebut yang mengundang pengusaha-pengusaha sukses akan memberikan
motivasi tersendiri bagi seseorang untuk berwirausaha sedangkan praktek berwirausaha akan
memberikan pengalaman dan bisa menjadi pendorong minat berwirausaha.
Berdasarkan uraian tersebut, semakin memahami tentang pengetahuan kewirausaan maka akan
semakin tinggi minat untuk berwirausaha. Tingginya minat berwirausaha akan semakin melahirkan
entrepreneur muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

349
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berikut ini disajikan tentang publikasi penelitian sebelumnya yang merupakan hasil
pembahasan serta tujuan yang ingin dicapai berkaitan dngan penelitian ini. Penelitian sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh sepuluh orang sebagai berikut :
1. Eko Priyambodo, (2010) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Mental Kewirausahaan
Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha”. Sumber data yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis menggunakan
teknik analisis linier berganda dan diuji dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukan
motivasi dan mental kewirausahaan berperngaruh secara signifikan terhadap minat
berwirausaha.
2. Yati Suhartini, (2011) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa Dalam Berwiraswasta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan berpengaruh terhadap
tumbuhnya minat berwiraswasta pada mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta. Dari
keempat faktor yang berpengaruh terhadap minat berwiraswasta, faktor pendapatan yang
memiliki pengaruh paling tinggi.
3. Utin Nina Hermina, dkk (2011) yang berjudul “Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan
Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Pontianak”. Penelitian yang dilakukan Utin, dkk ingin mengetahui
pengaruh mata kuliah kewirausahaan dilihat dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Metode
yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner)
sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data primer. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat dapat membentuk niat berwirausaha. Mata kuliah
kewirausahaan menarik minat mahasiswa untuk berwirausaha. Selain itu pendapatan yang tak
terbatas sangat menarik minat mereka untuk menjadi wirausaha.
4. Rano Aditia Putra, (2012) dengan judul “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa
Manajemen Untuk Berwirausaha”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskripsi. Penelitian ini mendapat hasil berupa faktor-faktor yang mempengaruhi
minat untuk berwirausaha yaitu faktor lingkungan, faktor harga diri, faktor peluang, faktor
kepribadian, faktor visi, dan faktor pendapatan dan percaya diri berpengaruh secara
signifikan.
5. Aditya Dion Mahesa, (2012) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi pada mahasiswa S1 Universitas Diponegoro
Semarang)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi mahasiswa dan pengaruh
faktor-faktor motivasi terhadap minat berwirausaha. Adapun faktor-faktor dalam penelitian
ini adalah toleransi akan resiko (X1), keberhasilan diri dalam berwirausaha (X2), keinginan
merasakan kebebasan dalam bekerja (X3). Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh variable bebas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang
entrepreneur.
6. Komsi Koranti, (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal
Terhadap Minat Berwirausaha”. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk memahami
sejauh mana pengaruh faktor eksternal dan faktor internal terhadap minat mahasiswa dalam
berwirausaha. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling
berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma adalah motivasi
berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian, lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel

350
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
lingkungan eksternal maupun internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma, baik secara parsial maupun simultan.
7. Siti Hamidah, (2014) dengan judul “Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, Dan
Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Jasa Boga”. Teknik
pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi
berganda. Hasil penelitian terdapat pengaruh self-efficacy, lingkungan keluarga, dan
lingkungan sekolah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap minat
berwirausaha.
8. Paulus Patria Adhitama, (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Undip, Semarang)”.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif
ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin tinggi pendapatan maka
akan semakin meningkatkan minat berwirausaha. (2) Terdapat pengaruh positif lingkungan
keluarga terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin mendukung lingkungan keluarga
maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha. (3) Terdapat pengaruh positif
pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin baik pendidikan
kewirausahaan maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha.
9. Muchamad Arif Mustofa, (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self
Efficacy, dan Karakter Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha”. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan kewirausahaan, self efficacy, dan
karakter wirausaha secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha. (2) Terdapat pengaruh
positif dan signifikan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. (3) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha.
10. Hanum Risfi Mahanani, (2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor
Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha”. Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode regresi, dimana untuk mencapai tujuan yaitu menganalisis pengaruh variabel
independen yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil
risiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, dan inovasi dan kreatifitas dalam faktor
internal serta lingkungan sosial dan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teknologi
dalam faktor lingkungan eksternal terhadap variabel dependen yaitu minat berwirausaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial dan keluarga serta
variabel lingkungan teknologi masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha. Sedangkan untuk variabel baik itu percaya diri, berorientasi pada tugas
dan hasil, keberanian mengambil risiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan,
inovasi dan kreatifitas, serta lingkungan sekolah tidak ada pengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha. Dapat disimpulkan bahwa hanya dua variabel independen saja yaitu lingkungan
sosial dan keluarga dan lingkungan teknologi yang berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha pada siswa SMA Negeri 1 Semarang.
11. Yulia Evaliana, (2015) yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa”. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri, lingkungan
keluarga, minat berwirausaha siswa tergolong baik, efikasi diri dan lingkungan keluarga
secara parsial mempengaruhi minat berwirausaha siswa, serta efikasi diri adalah variabel
dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa.

351
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
12. Ari Widiyaningsih, (2015) yang berjudul “ Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Motivasi
Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Uny”. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana
dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan lingkungan keluarga dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.
13. Hazirah Amalia Ayuningtias, (2015) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara”.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Peneliti
menyebarkan kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang
paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Taruamanagara adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan
adalah kepribadian, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.
14. Dewi Listiyani, (2015) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Wirausaha Dan Mental Wirausaha
Terhadap Mahasiswa Menjadi Wirausaha Muda”. Adapun variabel yang diteliti meliputi
Motivasi Wirausaha, Mental Wirausaha,dan Jiwa Wirausaha sebagai variabel terikat.
teknik penelitian adalah survey (lapangan) menggunakan pendekatan deskriptif analisis
dimana alat analisis ini digunakan untuk memahami sejauh mana pengaruh Motivasi
Wirausaha dan Mental Wirausaha terhadap Jiwa Wirausaha. Jumlah sampel yang diambil 53
sampel dari 159 populasi, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode Kuesioner atau Angket, dan
Dokumentasi,Observasi, Wawancara. Pengujian instrument menggunakan uji validitas dan
uji realibilitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan
uji F dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Motivasi
Wirausaha dan Mental Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha.
15. Ilham Deskarmen, (2016) yang berjudul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi minat
Berwirausaha (Studi pada Siswa SMK Negeri 03 Payakumbuh)”. Variabel- variabel dalam
penelitian ini, yaitu: Ekspektasi pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan
pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK Negeri 03
Payakumbuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menyebar kuesioner.
Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
ekspektasi pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan
secara bersama- sama mempengaruhi minat berwirausaha siswa SMK Negeri 03
payakumbuh.
16. Agung Widayoko, (2016) dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subyektif, Sikap
Berperilaku, Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: pengaruh (1) efikasi diri; (2) norma subyektif; (3) sikap berperilaku; dan (4)
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Analisis regresi linear berganda menjadi teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa. (1) efikasi diri
berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha, (2) norma subyektif berpengaruh positif
terhadap intensi berwirausaha, (3) sikap berperilaku berpengaruh positif terhadap intensi
berwirausaha, (4) pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi
berwirausaha.

352
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
17. Agustina Permatasari, (2016) yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan
Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan kuesioner
sebagai instrumennya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
minat berwirausaha. Efikasi diri berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha.
18. Fanny Paramitasari, (2016) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan
Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Kompetensi
Keahlian Administrasi Perkantoran Smk N 1 Bantul”. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner, dokumentasi, dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara individual serta analisis regresi ganda untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berwirausaha terhadap
minat berwirausaha. pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berwirausaha dan
pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha.
19. Deden Setiawan, (2016) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan
Keluarga Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha” . Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Analisis data
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Penelitian menunjukkan ekspektasi
pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat berwirausaha.
20. Peppy Puspita Sari, (2017) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Motivasi,
Pendidikan Kewirausahaan, Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Berwirausaha”. Analisis
data menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan analisis regresi linier berganda.
Penelitian menunjukkan ekspektasi pendapatan, motivasi, pendidikan kewirausahaan, dan
norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.
21. Galih Noviantoro, (2017) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi
Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan
melalui kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana
dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh
positif Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi
FE UNY, (2) Terdapat pengaruh positif Motivasi Berwirausaha terhadap Minat Berwirausaha
pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (3) Terdapat pengaruh positif Lingkungan Keluarga
terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (4) Terdapat pengaruh
positif Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha, dan Lingkungan Keluarga
secara bersama-sama terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY.
22. Nyoman Metri Wulan Sari, (2018) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan,
Lingkungan Keluarga, Self-Efficacy, Motivasi dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha. Teknik sampling menggunakan teknik proportionate stratified random
sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan melalui kuesioner. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh positif dari variabel ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, self-
efficacy, motivasi dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

353
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir
Berwirausaha merupakan usaha seseorang dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
baik itu membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian
bagi dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko
denga penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang
diharapkan.
Dalam memilih karir sebagai wirausaha, akan dipengaruhi beberapa faktor, seperti motivasi,
efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan. Motivasi
menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi seseorang untuk melakukan sebuah tindakan guna
mencapai tujuan tertentu. Motivasi berwirausaha akan muncul dalam diri seseorang karena adanya
dorongan untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha. (Gerungan dalam Suryana & Bayu,
2010:99). Ketika ada motivasi yang besar dalam diri seseorang, maka tentu orang tersebut pasti
akan mempunyai minat tinggi untuk melakukan suatu usaha.
Faktor lain yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa adalah efikasi diri atau
keyakinan kepada diri sendiri. Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi
perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi diri
mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan, sehingga efikasi diri dapat
menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan (Sari, 2018)
Dalam memilih suatu pekerjaan seseorang pasti lepas dari pertimbangan gaji atau pendapatan
yang akan diperolehnya guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ekspektasi pendapatan dalam
berwirausaha tentu sangat tinggi melebihi apabila hanya menjadi seorang pegawai atau pekerja,
sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat
berwirausaha pada mahasiswa (Paulus, 2014:27).
Lingkungan keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seseorang berlangsung,
sehingga keluarga menjadi penentu dalam perkembangan seseorang. Dalam keluarga, orang tua
akan mengarahkan anaknya untuk kehidupan dimasa depannya. Secara tidak langsung, orang tua
dapat mempengaruhi anaknya dalam memilih pekerjaan. Dengan demikian, dukungan keluarga
dapat mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausaha (Sari, 2018).
Pendidikan berperan dalam membentuk perilaku seseorang, sikap dan pola pikir. Dalam
berwirausaha juga tidak lepas dari pendidikan dan pelatihan wirausaha yang diterima seseorang.
Pengetahuan yang didapat selama kuliah terutama dalam mata kuliah pendidikan kewirausahaan
dapat digunakan untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan akan mendorong seseorang
untuk memiliki pemahaman berwirausaha dan dengan pemahaman berwirausaha seseorang akan
memiliki minat berwirausaha (Suhartini, 2011).
Penelitian ini mempunyai lima variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen
(terikat). Motivasi sebagai variabel independen pertama, Efikasi Diri sebagai variabel independen
kedua, Ekspektasi Pendapatan sebagai variabel independen ketiga, Lingkungan Keluarga sebagai
variabel independen keempat, dan Pendidikan Kewirausahaan sebagai variabel independen
kelima. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha.
Berdasarkan pada uraian tersebut maka kerangka pikir teoritisnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran

Motivasi (X1)

Efikasi Diri (X2)

354
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Ekspektasi Minat Berwirausaha (Y)
Pendapatan (X3)

Lingkungan
Keluarga (X4)

Pendidikan
Kewirausahaan (X5)

Sumber : hasil Pemikiran Peneliti (2018)

3.2 Hipotesis
3.2.1 Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko, 2003). Selain itu menurut
Siswanto (2003) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah
atau menyalurkan perilaku ke arah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan. Motivasi sangat menentukan tingkah seseorang dalam berwirausaha. Individu
dengan motivasi yang tinggi tentunya akan bekerja keras untuk meraih yang terbaik.
Penelitian yang dilakukan oleh Peppy (2017), meneliti tentang pengaruh ekspektasi
pendapatan, motivasi, pendidikan kewirausahaan dan norma subyektif terhadap minat
berwirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu variabel bebasnya yaitu motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Didukung juga oleh penelitian
yang dilakukan Listyani (2015) meneliti tentang pengaruh motivasi wirausaha dan mental
wirausaha terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha muda. Dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel motivasi wirausaha berpengaruh positif terhadap jiwa wirausaha
muda.
Berdasarkan penjelasan diatas dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat dikembangkan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi

3.2.2 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Self efficacy (Efikasi Diri) merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki
seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai
positif dan bermanfaat. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang
berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut, kehadiran orang lain atau saingan, keadaan
fisiologis dan emosional seperti cemas, murung, lelah, dan lain sebagainya. Self efficacy atau
keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan sehingga
dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berwirausaha (Laura:
2010 : 152).
Hasil penelitian Mustofa (2014), menyatakan bahwa variabel efikasi diri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman. Jadi dapat
disampaikan bahwa efikasi diri pada siswa perlu ditingkatkan lagi. Berbagai pihak perlu
membantu siswa agar dapat meningkatkan keyakinan dirinya. Penanaman nilai-nilai efikasi diri
dapat dilakukan dalam proses pembelajaran kewirausahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat efikasi diri maka semakin tinggi minat berwirausaha mahasiswa.

355
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berdasarkan penjelasan diatas, dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat dikembangkan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H2 : Efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi

3.2.3 Pengaruh Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan


Akuntansi
Dalam memilih karir harapan seseorang akan pendapatan dari suatu pekerjaan. sebagai
wirausaha, ekspektasi pendapatan merupakan hal yang penting dalam pertimbangan seseorang.
Seseorang memilih suatu pekerjaan pasti tidak lepas dari pertimbangan gaji atau pendapatan
yang akan diperolehnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, maupun kebutuhan tersier. Ekspektasi pendapatan merupakan
Menurut penelitian Setiawan (2016), menyatakan dimana salah satu variabel bebasnya yaitu
ekspektasi pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil
tersebut membuktikan bahwa ekspektasi pendapatan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi minat berwirausaha. Hasil tersebut didukung juga oleh penelitian yang dilakukan
Suhartini (2011) berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam
Berwirausaha”. Hasil penelitian menunjukkan ekspektasi pendapatan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha.
Berdasarkan penjelasan diatas, dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat dikembangkan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H3 : Ekspektasi pendapatan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi.

3.2.4 Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan


Akuntansi
Menjadi wirausaha tidak lepas dari dukungan orang tua atau keluarga, karena dengan
dukungan keluarga dapat mendorong anaknya untuk menjadi wirausaha. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan (2016), pekerjaan orang tua bisa jadi pemicu minat anak dalam
berwirausaha, misalnya orang tua yang memiliki usaha dalam bidang tertentu akan membuat
anaknya untuk membuat usaha yang sejenis. Dengan demikian dukungan dan peran orang tua atau
keluarga dalam mendorong anaknya untuk berwirausaha akan menumbuhkan minat anaknya
untuk berwirausaha.
Suhartini (2011) lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha dimana
semakin kondusif lingkungan disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk
menjadi seorang wirausahawan. Alam (2007:8) faktor sosial yang berpengaruh terhadap minat
berwirausaha adalah masalah tanggung jawab terhadap keluarga. Seringkali terlihat bahwa
pengaruh orang tua yang bekerja sendiri dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya akan
menjadi pengusaha pula.
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut logika dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H4 : Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntansi

3.2.5 Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan


Akuntansi
Dalam berwirausaha tidak terlepas dari pendidikan atau pelatihan kewirausahaan yang
diterima seseorang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Peppy (2017), seseorang yang telah
menerima Pendidikan Kewirausahaan akan memiliki ilmu berwirausaha sehingga dengan
pemahaman ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Pengetahuan yang

356
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
didapat selama perkuliahan tertutama mata kuliah kewirausahaan yang berupa teori dan praktik
dapat menjadi bekal untuk berwirausaha dan dapat dijadikan bahan pertimbangan mahasiswa
untuk menentukan masa depan.
Suhartini (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan
berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Jadi apabila seseorang mendapatkan
pendidikan tentang kewirausahaan, maka akan semakin memahami keuntungan menjadi seorang
wirausaha dan semakin tertarik untuk menjadi seorang wirausahawan.
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut logika dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H5 : Pendidikan Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi

BAB IV. METODE PENELITIAN


4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar yang
beralamat di Jalan Kamboja No. 11A Denpasar.
4.2 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2015
Fakultas Ekonomi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
4.3 Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam peneltitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Dependen (Y), dalam bahasa indonesia sering disebut juga sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha.
b. Variabel independen (X), dalam bahasa indonesia sering di sebut juga sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah motivasi (X1),efikasi diri(X2), ekspektasi pendapatan
(X3), lingkungan keluarga (X4), pendidikan kewirausahaan (X5).

4.4 Definisi Operasional


Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan dianalisis didefinisikan sebagai berikut :
1) Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia atas dasar kebutuhan. Motivasi berwirausaha akan muncul dalam diri seseorang
karena ada keinginan untuk mewujudkan kesuksesan berwirausaha. Motivasi yang tinggi
untuk berprestasi dalam berwirausaha akan berpengaruh terhadap minat seseorang untuk
berwirausaha sehingga dapat berperan dalam memulai kegiatan kewirausahaan. Indikator
untuk mengukur variabel motivasi yaitu mendapat laba, kebebasan, impian
personal/aktualisasi diri, kemandirian, kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan sosial dan
kebutuhan akan prestasi Peppy (2017).
Pengukuran variabel motivasi dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan metode
scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap pertanyaan. Sangat
Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner dari penelitian ini
diadopsi dari penelitian Peppy (2017).

357
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
2) Efikasi Diri (X2) atau Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri
akan kemampuan yang dimilikinya guna mencapai suatu hasil tertentu (Bandura dalam Wulan
Sari, 2018). Tingginya efikasi diri yang dimiliki oleh seseorang akan membuat keraguan diri
terhadap kemampuan orang tersebut menjadi lebih sedikit dan cenderung untuk tidak
menyerah serta mengatasi setiap tantangan dengan usaha yang lebih besar. Efikasi diri atau
keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan
sehingga dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk
berwirausaha. Adapun indikator penelitian ini yaitu :
1. Tingkat kesulitan tugas (magnitude)
2. Derajat keyakinan atau pengharapan (strength)
3. Luas bidang perilaku (generality)
Pengukuran variabel efikasi diri/self-efficacy dilakukan dengan skala Likert yang
menggunakan metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap
pertanyaan. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner
dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Mustofa (2014).
3) Ekpektasi pendapatan (X3) merupakan harapan seseorang terhadap pendapatan yang ingin
diterimanya setelah melakukan suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indikator
ekspektasi pendapatan meliputi pendapatan yang tinggi dan pendapatan yang tidak terbatas
(Zimmerer & Scarborough, 2008: 12).
Pengukuran variabel ekspektasi pendapatan dilakukan dengan skala Likert yang
menggunakan metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap
pertanyaan. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner
dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Setiawan (2016).
4) Lingkungan keluarga (X4) Lingkungan Keluarga merupakan tempat aktivitas utama
kehidupan seseorang berlangsung, sehingga keluarga menjadi penentu dalam perkembangan
seseorang. Pada penelitian ini menggunakan skala likert dan indikator yang digunakan adalah
dukungan orang tua, dan pekerjaan orang tua (Buchari, 2011: 8).
Pengukuran variabel lingkungan keluarga dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan
metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap pertanyaan.
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor 3, Tidak
Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner dari
penelitian ini diadopsi dari penelitian Setiawan (2016).
5) Pendidikan kewirausahaan (X5) Pendidikan Kewirausahaan merupakan bimbingan yang
diberikan seseorang guna mengubah sikap dan pola pikir seseorang agar berminat untuk
menjadi wirausaha. pada penelitian ini menggunakan skala likert dan indikator yang
digunakan adalah pendidikan kewirausahaan yang memadai dan mengikuti seminar
kewirausahaan (Zimmerer, Scarborough dan Wilson, 2008: 20).
Pengukuran variabel pendidikan kewirausahaan dilakukan dengan skala Likert yang
menggunakan metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap
pertanyaan. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner
dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Sari (2018).
6) Minat berwirausaha (Y)
Minat Berwirausaha adalah minat yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berwirausaha.
Indikator yang digunakan adalah berminat menjadi wirausaha karena tidak ketergantungan

358
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
pada orang lain, berminat menjadi wirausaha karena dapat membantu lingkungan sosial
(Zimmerer,
Scarborough dan Wilson, 2008: 11), dan senang jika menjadi seorang wirausaha (Winkel,
2004: 212).
Pengukuran variabel motivasi dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan metode
scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap pertanyaan. Sangat
Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner dari penelitian ini
diadopsi dari penelitian Sari (2018).

4.5 Jenis dan Sumber Data


4.8.1 Data Menurut Jenisnya
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
(Sugiyono, 2015:7). Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah
berupa skor jawaban yang diberikan responden mengenai motivasi, efikasi diri, ekspektasi
pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa akuntansi.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema, dan gambar
(Sugiyono, 2015:9). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah, data mengenai gambaran
umum Universitas Mahasaraswati Denpasar dan teori-teori terkait dengan penelitian.

4.8.2 Data Menurut sumbernya


1) Data Primer
Data Primer adalah sumber data mentah yang langsung diperoleh dari sumbernya, diamati,
dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2015:225). Data primer dalam penelitian ini
adalah jawaban kuisioner oleh responden atas pertanyaan-pertanyaan seputar variabel yaitu
motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
2) Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang tidak diperoleh dari sumbernya langsung, tetapi
diperoleh dari sumber-sumber lain baik individu maupun dokumen (Sugiyono, 2015:225).
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data tentang jumlah, nama, alamat, sejarah
singkat Universitas Mahasaraswati Denpasar.

4.6 Metode Penentuan Sampel


4.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Angkatan 2015 Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Karena mahasiswa tersebut sudah mendapat mata kuliah kewirausahaan dan akan
mengakhiri perkuliahan yang nantinya akan memilih untuk menjadi seorang karyawan atau
seorang wirausaha.

Tabel 4.1

359
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Jumlah Populasi pada Penelitian

Jumlah
No Kelas
Mahasiswa
1 Akuntansi Reguler A (Pagi) 34
2 Akuntansi Reguler B (Pagi) 35
3 Akuntansi Reguler C (Pagi) 34
4 Akuntansi Reguler A (Siang) 34
5 Akuntansi Reguler B (Siang) 36
6 Akuntansi Reguler C (Siang) 33
7 Akuntansi Gianyar A 20
8 Akuntansi Gianyar B 34
9 Akuntansi Eksekutif A 43
10 Akuntansi Eksekutif B 41
11 Akuntansi Eksekutif C 43
12 Akuntansi Eksekutif D 40
13 Akuntansi Eksekutif E 42
14 Akuntansi Eksekutif F 36
15 Akuntansi Eksekutif G 40
16 D3 Lanjutan 38
Total 583
Sumber : Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, 2018

4.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2015:81). Dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran/besarnya sampel, teknik
yang di gunakan adalah proportionate stratified random sampling adalah teknik untuk
menghitung sampel yang berstrata secara porposional dengan metode pemilihan sampel di mana
setiap kelompok populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel
dan tidak ada yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit (Sugiyono, 2015 : 85).
Untuk menentukan jumlah sampel, maka penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan
batas toleransi kesalahan 5%. Dasarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir sebesar 5%
dengan tingkat kepercayaan 95%, maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
Rumus : n =
n=
n=
n= dibulatkan menjadi 237
Keterangan:
n = Sampel
N = jumlah populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan 5%
Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 583, toleransi kesalahan 0,05 (5%) sehingga
jumlah sampel adalah 236,99 dibulatkan menjadi 237. Dengan menggunakan teknik
proportionate stratified random sampling perhitungan jumlah sampel pada masing-masing
kelas disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Kelas Perhitungan Hasil

360
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Akuntansi Reguler A (Pagi) (34 x 237) :583 = 13,82 14
Akuntansi Reguler B (Pagi) (35 x 237) : 583 = 14,22 14
Akuntansi Reguler C (Pagi) (34 x 237) : 583 = 13,82 14
Akuntansi Reguler A (Siang) (34 x 237) : 583 = 13,82 14
Akuntansi Reguler B (Siang) (36 x 237) : 583 = 14,63 15
Akuntansi Reguler C (Siang) (33 x 237) : 853 = 13,41 13
Akuntansi Gianyar A (20 x 237) : 583 = 8,13 8
Akuntansi Gianyar B (34 x 237) : 583 = 13,82 14
Akuntansi Eksekutif A (43 x 237) : 583 = 17,48 17
Akuntansi Eksekutif B (41 x 237) : 583 = 16,66 17
Akuntansi Eksekutif C (43 x 237) : 583 = 17,48 18
Akuntansi Eksekutif D (40 x 237) : 583 = 16,26 16
Akuntansi Eksekutif E (42 x 237) : 583 = 17,07 17
Akuntansi Eksekutif F (36 x 237) : 583 = 14,63 15
Akuntansi Eksekutif G (40 x 237) : 583 = 16,26 16
D3 Lanjutan (38 x 237) : 583 = 15,44 15
Total 237

4.7 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015:142). Metode
ini dilakukan dengan mendatangi responden, memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden lalu menanyakan kesediaannya untuk mengisi kuesioner. Daftar
pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan terstruktur dan responden tinggal memberi
tanda silang (x) pada jawaban yang dipilih, kemudian responden langsung mengembalikan
daftar pertanyaan setelah diisi. Kuesisoner dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama berisi
surat pengantar kuesioner. Bagian kedua berisi tentang cara pengisian dan identitas
responden. Dan bagian ketiga berisi faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi minat
berwirausaha pada responden. Terdiri dari 6 kelompok. Pertama motivasi, kedua efikasi diri,
ketiga ekspektasi pendapatan, keempat lingkungan keluarga, dan kelima pendidikan
kewirausahaan dan keenam minat berwirausaha.
2) Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi pustaka
dalam penelitian ini adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam
pencarian teori, dimana peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
perpustakaan yang berhubungan untuk memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan
untuk dikumpulkan, dibacakan, dan dikaji, dicatat serta dimanfaatkan.

4.8 Teknik Analisis Data


4.8.1 Uji Instrumen
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir

361
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
pertanyaan dengan total skor seluruh pertanyaan. Apabila koefisien korelasi positif dan lebih
besar dari 0,30 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2016:53).

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2016:47). Tingkat reliabilitas suatu variabel atau instrumen penelitian dapat dilihat dari hasil
uji statistik cronbach alpha. Variabel atau instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach
alpha dari masing-masing variabel menunjukkan nilai > 0,70.

4.8.2 Analisis Statistika Deskriptif


Analisis Statistika Deskriptif merupakan gambaran tentang ringkasan data-data penelitian
seperti mean, standar deviasi, varians, dan lain-lain. Pada penelitian ini statistika deskriptif
digunakan untuk mengetahui deskrptif karakteristik dari variabel-variabel motivasi, efikasi diri,
ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan.

4.8.3 Uji Asumsi Klasik


Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang
dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinieritas dan
gejala autokorelasi serta telah memiliki distribusi normal. Untuk kepentingan analisis, variabel-
variabel yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan sehingga tidak menghasilkan yang bias
dalam pengujian. Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik dilakukan dengan bantuan program
SPSS. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini (Ghozali, 2016:103) adalah sebagai
berikut:

1) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dibutuhkan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Uji
Kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan SPSS untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak pada baris Asymph. Sig (2-tailed). Apabila nilai signifikansi > 0,05, maka
data dinyatakan normal, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi atau hubungan yang kuat antar variabel-variabel independen dalam model
persamaan regresi. Model regresi yang baik adalah tidak memiliki korelasi antara variabel bebas.
Multikolinearitas dilihat dari nilai torelance atau VIF (Variance Inflation Factor). Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value
atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan (Ghozali,2016) :
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF <10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2) Jika nilai tolerance <0,1 dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

362
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan dengan pengamatan lain (Ghozali,
2016:134). Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedasitisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitisitas dilakukan uji Glejser,
yaitu dengan meregresikan nilai absolut variabel terkait dengan variabel bebasnya. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika model regresi lebih besar tingkat signifikan yang
digunakan maka model regresi tidak mengandung gejala heteroskedasitisitas. Sebaliknya jika
model regresi lebih kecil tingkat signifikan yang digunakan maka model regresi mengandung
gejala heteroskedasitisitas.

4.8.4 Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dan
dependen Ghozali (2016:94). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing
variabel independen. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y=α+ + + + + + е………………………….(1)
Keterangan :
Y = Minat Berwirausaha
α = konstanta
β = Koefisien
X1 = Motivasi
X2 = Efikasi Diri
X3 = Ekspektasi Pendapatan
X4 = Lingkungan Keluarga
X5 = Pendidikan Kewirausahaan
e = error

4.8.5 Uji Kelayakan Model


2
1. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variabel – variabel dependen (Ghozali, 2016:95). Semakin besar nilai koefisien
determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil
kemampuan independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ditunjukan
dengan nilai adjusted R Squre bukan R Squre dari model regresi karena R Squre bias terhadap
jumlah variabel dependen yang dimasukan kedalam model, sedangkan adjusted R Squre dapat
naik turun jika suatu variabel independen ditambahkan dalam model. Koefisien determinasi
menunjukan proporsi yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel
terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model.

2. Uji Simultan (Uji F)


Menurut Ghozali (2016:96) Uji F disini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas
(independen) secara bersama–sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).Adapun
langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji statistik F adalah sebagai berikut :

363
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
a) H0: tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen.
H1: ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen.
b) Taraf uji α = 0,05
c) Sig > α maka H0 diterima, Sig < α maka H0 ditolak

3. Uji Parsial (Uji t)


Menurut Ghozali (2016:82), uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t disebut juga
sebagai uji signifikan variabel.
Adapun kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika nilai signifikan < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara satu
variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan > 0,05 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
satu variabel independen terhadap variabel dependen.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Gambaran Umum Universitas Mahasaraswati
5.1.1 Sejarah Singkat Universitas Mahasaraswati
Universitas Mahasaraswati Denpasar yang selanjutnya disingkat Unmas Denpasar
merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di lingkungan Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VIII, di bawah pengelola Yayasan Perguruan Rakyat
Saraswati Denpasar.
Unmas Denpasar bermula dari didirikannya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Saraswati pada tanggal 8 Desember 1963 dengan status terdaftar Nomor : 134/B/Swt/P/65; pada
tanggal 2 Desember 1965 yang terdiri atas jurusan Sejarah/Antropologi dan Bahasa Inggris.
Situasi politik saat itu dengan meletusnya G.30S/PKI, makan IKIP Saraswati pada tahun 1965
tidak aktif sampai tahun 1979. Pada tanggal 3 Agustus 1979 IKIP Saraswati diaktifkan kembali
dan dikembangkan dengan membuka Fakultas Sastra dan Seni dengan jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Fakultas Keguruan Jurusan Eksakta terdiri dari Jurusan Matematika dan Ilmu Hayat serta
Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) dan Jurusan
Pendidikan Umum (PU). Dengan status terdaftar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, IKIP Saraswati ditetapkan kembali dengan status terdaftar No:
039/0/1981, tanggal 22 Januari 1981 yang memiliki Fakultas Keguruan dengan Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Jurusan Biologi, Jurusan Sejarah/Antropologi, Jurusan Matematika, dan
Jurusan Bahasa Inggris serta Fakultas Keguruan dengan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
(BP) dan Pendidikan Umum (PU).
Dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor : 691/0/1/1982 tanggal 6 Maret 1982, Akademi Bahasa Asing (ABA) Saraswati digabung
dan diintegrasikan ke dalam Universitas Mahasaraswati Denpasar, sehingga Universitas
Mahasaraswati Denpasar pada saat itu memiliki : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik
Sipil secara resmi berstatus terdaftar pada tanggal 2 November 1982 dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0358/0/1982.

5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Universitas Mahasaraswati

364
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
A Visi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Visi Unmas Denpasar adalah menjadi Perguruan Tinggi Swasta unggulan yang mampu
menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan Lulusan bermutu yang mandiri dalam
pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang berwawasan Pariwisata
Budaya.

B Misi Universitas Mahasaraswati Denpasar


1. Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan
berbagai program pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat sesuai dengan
keputusan stakeholders.
2. Membangun dan mengembangkan jejaring kerja (networking) untuk mendorong
percepatan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan
kerjasama.
3. Membangun dan mengembangkan sistem manajemen menuju efisiensi dan
profesionalisme.
4. Mengembangkan sistem informasi teknologi yang dapat memacu terwujudnya perguruan
tinggi yang unggul, mandiri, kreatif, dan inovatif.
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memelihara nilai kearifan lokal untuk
mendukung IPTEKS yang berwawasan pariwisata budaya

C Tujuan Universitas Mahasaraswati Denpasar


1. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing sesuai dengan tuntutan jaman.
2. Membentuk masyarakat ilmiah yang bertanggung jawab terhadap IPTEKS sesuai dengan
profesinya.
3. Membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang berwawasan
pariwisata budaya.
4. Menjalin dan memupuk kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemerintah dan
swasta, baik dalam maupun luar negeri

5.1.3 Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar


Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, didirikan pada tahun 1980 dan sejak
tahun 1982 jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan, fakultas ekonomi telah
memiliki status terdaftar.
Fakultas Ekonomi berupaya untuk mewujudkan apa yang menjadi visi lembaga yaitu
menjadi lembaga pendidikan tinggi di bidang ekonomi yang bermutu, berbudaya dan berdaya
saing di tingkat nasional dan global.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar memiliki
komitmen untuk mengahasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang enterpreneur dan
managerial skill. Sehingga dalam setiap aktivitas proses pembelajaran diciptakan iklim kampus
agar peserta didik memiliki soft skill, sikap terbuka, sensitif terhadap lingkungan, isu-isu bisnis,
dan manajemen akademik yang kondusif untuk menciptakan kinerja yang sehat, produktif dan
berdaya saing global.
Program Studi Akuntansi memiliki komitmen untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja serta berdaya saing tinggi dan juga

365
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
menanamkan jiwa kewirausahaan. Komitmen tersebut di dukung dalam proses pembelajaran
dengan mata kuliah kewirausahaan maupun praktikum perpajakan.

5.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian


5.2.1 Deskripsi Data Sampel
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi
semester 7 angkatan 2015 yang sudah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan. Kuisioner di
sebarkan ke masing-masing kelas sebanyak yang sudah di tentukan dalam penentuan sampel.
Adapun rincian penyebaran dan penerimaan kuesioner dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1
Rincian Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner
Keterangan Jumlah Kuesioner

Kuesioner yang disebarkan 237

Kuesioner yang tidak kembali 0

Kuesioner yang dikembalikan 237

Kuesioner yang digunakan 237

Tingkat Pengembalian Keusioner (Respon Rate) = 100%

Tingkat Pengembalian Kuesioner yang digunakan (UsableRate)


= 100%

Sumber : Data Primer dan diolah (2018)


Berdasarkan Tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa kuesioner yang disebarkan adalah
sebanyak 237 kuesioner. Dari semua kuesioner yang disebarkan tidak ada kuesioner yang tidak
kembali. Sehingga tingkat pengembalian kuesioner adalah sebesar 100% dan kuesioner yang
digunakan adalah 100%.

5.2.2 Deskripsi Responden


Karakteristik responden yang diteliti meliputi : Jenis Kelamin, dan Umur.
Tabel 5.2
Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 37 15,61%

Perempuan 200 84,39%

Total 237 100%

Sumber : Data diolah (2018)


Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 37 responden dengan persentase 15,61%. Sedangkan responden perempuan sebanyak
200 responden dengan persentase 84,39%.
Tabel 5.3
Klasifikasi Responden berdasarkan Umur

366
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Umur Jumlah(orang) Persentase (%)

20-25 Tahun 232 97,89%

26-30 Tahun 3 1,27%

31-35 Tahun 2 0,84%

Total 237 100%

Sumber : Lampiran 3, data diolah (2018)


Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden yang berumur kisaran 20 tahun
sampai 25 tahun sebanyak 232 responden dengan persentase 97,89%. Responden yang berumur
kisaran 26 tahun sampai 30 tahun sebanyak 3 responden dengan persentase 1,27% dan
responden yang berumur 31 tahun sampai 35 tahun sebanyak 2 responden dengan persentase
0,84%.

5.2.3 Hasil Uji Instrumen


1) Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor sehingga didapat nilai Pearson Correlation. Hasil uji validitas
dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai berikut :
Tabel 5.4
Hasil Uji Validitas

Person Rata- Kete


N Pernyataa
Variabel correlatio rata Sig rang
o n
n 2 tailed an
MT 1 0,615 0,000 Valid
MT 2 0,619 0,000 Valid
MT 3 0,642 0,000 Valid
1 Motivasi MT 4 0,672 0,000 Valid
MT 5 0,647 0,000 Valid
MT 6 0,586 0,000 Valid
MT 7 0,599 0,000 Valid
ED 1 0,491 0,000 Valid
ED 2 0,617 0,000 Valid
ED 3 0,598 0,000 Valid
ED 4 0,670 0,000 Valid
2 Efikasi Diri
ED 5 0,661 0,000 Valid
ED 6 0,741 0,000 Valid
ED 7 0,695 0,000 Valid
ED 8 0,585 0,000 Valid
EP 1 0,669 0,000 Valid
EP 2 0,735 0,000 Valid
Ekspektasi
3 EP 3 0,676 0,000 Valid
Pendapatan
EP 4 0,800 0,000 Valid
EP 5 0,832 0,000 Valid

367
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
EP 6 0,717 0,000 Valid
LK 1 0,837 0,000 Valid
LK 2 0,646 0,000 Valid
Lingkungan
4 LK 3 0,763 0,000 Valid
Keluarga
LK 4 0,697 0,000 Valid
LK 5 0,700 0,000 Valid
PK 1 0,404 0,000 Valid
PK 2 0,741 0,000 Valid
PK 3 0,484 0,000 Valid
Pendidikan
PK 4 0,670 0,000 Valid
5 Kewirausahaa
PK 5 0,673 0,000 Valid
n
PK 6 0,729 0,000 Valid
PK 7 0,722 0,000 Valid
PK 8 0,638 0,000 Valid
MW 1 0,721 0,000 Valid
MW 2 0,644 0,000 Valid
MW 3 0,667 0,000 Valid
Minat
6 MW 4 0,641 0,000 Valid
Berwirausaha
Sumber MW 5 0,711 0,000 Valid :
Lampiran 4, MW 6 0,662 0,000 Valid data
diolah (2018) MW 7 0,625 0,000 Valid
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa indikator-indikator pada setiap variabel
dalam penelitian ini adalah valid dan layak digunakan untuk melakukan penelitian atau menguji
hipotesis penelitian, karena nilai Pearson Correlation untuk masing-masing butir pertanyaan
lebih besar dari 0,30 dan nilai sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05.

2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk memenuhi ketetapan jawaban
kuesioner pada periode yang satu dengan periode yang lainnya. Instrument yang digunakan
dikatakan reliable jika koefisien Cronbach alpha > 0,70. Hasil pengujian reliabilitas dapat
dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach
Variabel Ket
Alpha
Motivasi (X1) 0,734 Reliabel
Efikasi Diri (X2) 0,780 Reliabel
Ekspektasi Pendapatan (X3) 0,835 Reliabel
Lingkungan Keluarga (X4) 0,704 Reliabel
Pendidikan Kewirausahaan
0,783 Reliabel
(X5)
Minat Berwirausaha (Y) 0,791 Reliabel
Sumber : Lampiran 4, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha untuk variabel motivasi
adalah 0,734. Nilai Cronbach alpha untuk variabel efikasi diri adalah 0,780. Nilai Cronbach
alpha untuk variabel ekspektasi pendapatan adalah 0,835. Nilai Cronbach alpha untuk variabel
lingkungan keluarga adalah 0,704. Nilai Cronbach alpha untuk variabel pendidikan

368
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
kewirausahaan adalah 0,783. Nilai Cronbach alpha untuk variabel minat berwirausaha adalah
0,791. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha > 0,70. Hal ini berarti
bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

5.2.4 Analisis Statistik Deskriptif


Hasil analisis statistik deskriptif dari data yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada
Tabel 5.6 sebagai berikut :
Tabel 5.6
Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
MT 237 19.00 35.00 30.8397 2.70272
ED 237 26.00 40.00 33.3080 2.91003
EP 237 9.00 30.00 23.0759 3.31703
LK 237 12.00 25.00 19.5738 2.54282
PK 237 18.00 40.00 31.8819 3.23690
MW 237 22.00 35.00 29.5738 2.90525
Valid N 237
(listwise)
Sumber : Lampiran 5, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat analisis statistik deskriptif masing-masing variabel
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel motivasi (X1) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai minimum
sebesar 19.00, nilai maksimum sebesar 35.00 dan nilai rata-rata sebesar 30.8397. Standar
deviasi motivasi adalah 2.70272. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik
deskriptif terjadi perbedaan nilai motivasi yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar
2.70272.
2. Variabel efikasi diri (X2) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai minimum
sebesar 26.00, nilai maksimum sebesar 40.00, nilai rata-rata sebesar 33.3080. Standar
deviasi efikasi diri adalah 2.91003. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik
deskriptif terjadi perbedaan nilai efikasi diri yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya
sebesar 2.91003.
3. Variabel ekspektasi pendapatan (X3) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai
minimum sebesar 9.00, nilai maksimum sebesar 30.00, nilai rata-rata sebesar 23.0759.
Standar deviasi ekspektasi pendapatan adalah sebesar 3.31703. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai ekspektasi pendapatan yang
diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 3.31703.
4. Variabel lingkungan keluarga (X4) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai
minimum sebesar 12.00, nilai maksimum sebesar 25.00, nilai rata-rata sebesar 19.5738.
Standar deviasi lingkungan keluarga adalah sebesar 2.54282. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai lingkungan keluarga yang
diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 2.54282.
5. Variabel pendidikan kewirausahaan (X5) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki
nilai minimum sebesar 18.00, nilai maksimum sebesar 40.00, nilai rata-rata sebesar
31.8819. Standar deviasi pendidikan kewirausahaan adalah sebesar 3.23690. Hal ini

369
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai pendidikan
kewirausahaan yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 3.23690.
6. Variabel minat berwirausaha (Y) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai
minimum sebesar 22.00, nilai maksimum sebesar 35.00, nilai rata-rata sebesar 29.5738.
Standar deviasi minat berwirausaha adalah sebesar 2.90525. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai minat berwirausaha yang
diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 2.90525.

5.2.5 Hasil Uji Asumsi Klasik


Penelitian ini menggunakan statistik parametrik dengan model regresi linear berganda.
Sehingga perlu dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
Analisis dilakukan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada Tabel 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual

N 237
Normal Parameter Mean .0000000
Std. Deviation 2.15697635
Most Extreme Differences Absolut .042
Positive .034
Negative -.042
Kolmogorov-Smirnov Z .647
Asymp. Sig. (2-tailed) .797
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
menunjukkan bahwa berdasarkan nilai Asymp. Sig (2-tailed), dapat dilihat nilai Sig (2-tailed)
adalah 0,797 > level of significant 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut :
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel Toleranc
VIF
e
Motivasi (X1) 0,771 1,297
Efikasi Diri (X2) 0,747 1,338
Ekspektasi Pendapatan (X3) 0,715 1,398
Lingkungan Keluarga (X4) 0,675 1,481
Pendidikan Kewirausahaan 0,739 1,353
(X5)
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2018)

370
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan
bahwa masing-masing variabel memiliki nilai nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan multikolinearitas antar variabel
bebas motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga dan pendidikan
kewirausahaan.

3) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan dengan Uji Glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolute
residual dari model yang diestimasi terhadap variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas
dapat dilihat pada Tabel 5.9 sebagai berikut :
Tabel 5.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Koefisien Sig.


t
Motivasi (X1) -0,444 0,658
Efikasi Diri (X2) 0,122 0,903
Ekspektasi Pendapatan (X3) -0,424 0,672
Lingkungan Keluarga (X4) 0,511 0,610
Pendidikan Kewirausahaan -0,171 0,864
(X5)
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengujian heteroskedastisitas
menunjukkan nilai probabilitas signifikansi masing-masing variabel motivasi, efikasi diri,
ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan yaitu sebesar
0,658, 0,903, 0,672, 0,610, 0,864 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.

5.2.6 Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi (X1), efikasi diri (X2),
ekspektasi pendapatan (X3), lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan kewirausahaan (X5)
terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y) di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sebagai
dasar dalam perhitungan ini digunakan model regresi linear berganda yaitu :
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e………………..……(1)
Hasil pengolahan data program SPSS menggunakan model analisis regresi linear berganda
dapat dilihat pada Tabel 5.10 sebagai berikut :
Tabel 5.10
Hasil Analisis Linear Berganda

Koefisien Signifik
Variabel t
Regresi an
Constanta 1,548 0,729 0,467
Motivasi (X1) 0,156 2,613 0,010
Efikasi Diri (X2) 0,278 4,920 0,000
Ekspektasi 0,056 1,112 0,267
Pendapatan (X3)

371
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Lingkungan 0,189 2,788 0,006
Keluarga (X4)
Pendidikan 0,281 5,508 0,000
Kewirausahaan (X5)

Sumber : Lampiran 7, data diolah (2018)


Berdasarkan Tabel 5.10 dapat ditulis persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y= 1,548 + 0,156 X1 + 0,278X2 + 0,056X3 +0,189 X4 + 0,281
Keterangan :
Y = Minat Berwirausaha
β1 = Motivasi (X1)
β2 = Efikasi Diri (X2)
β3 = Ekspektasi Pendapatan (X3)
β4 = Lingkungan Keluarga (X4)
β5 = Pendidikan Kewirausahaan (X5)
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta = 1,548 artinya minat berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar adalah sebesar 1,548 satuan apabila motivasi (X1),
efikasi diri (X2), ekspektasi pendapatan (X3), lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan
kewirausahaan (X5) sama dengan 0 (nol).
2. Nilai koefisien regresi motivasi (X1) = 0,156 artinya motivasi (X1) naik sebesar satu
satuan, sementara efikasi diri (X2), ekspektasi pendapatan (X3), lingkungan keluarga
(X4), dan pendidikan kewirausahaan (X5) diasumsikan tetap maka minat berwirausaha
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar akan meningkat
sebesar 0,156.
3. Nilai koefisien regresi efikasi diri (X2) = 0,278 artinya efikasi diri (X2) naik sebesar satu
satuan, sementara motivasi (X1), ekspektasi pendapatan (X3), lingkungan keluarga (X4),
dan pendidikan kewirausahaan (X5) diasumsikan tetap maka minat berwirausaha
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar akan meningkat
sebesar 0,278.
4. Nilai koefisien regresi ekspektasi pendapatan (X3) = 0,056. Ekspektasi pendapatan tidak
berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
5. Nilai koefisien regresi lingkungan keluarga (X4) = 0,189 artinya lingkungan keluarga
(X4) naik sebesar satu satuan, sementara motivasi (X1), efikasi diri (X2), ekspektasi
pendapatan (X3), dan pendidikan kewirausahaan (X5) diasumsikan tetap maka minat
berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar akan
meningkat sebesar 0,189.
6. Nilai koefisien regresi pendidikan kewirausahaan (X5)= 0,218 artinya lingkungan
keluarga (X4) naik sebesar satu satuan, sementara motivasi (X1), efikasi diri (X2),
ekspektasi pendapatan (X3), dan lingkungan keluarga (X4) diasumsikan tetap maka
minat berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar akan meningkat sebesar 0,218.

5.2.7 Hasil Uji Kelayakan Model


1) Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (Adjusted R2)

372
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Adapun nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat
pada Tabel 5.11 sebagai berikut :
Tabel 5.11
Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .449 .437 2.18020
.670

Sumber : Lampiran 7, data diolah (2018)


Berdasarkan Tabel 5.11 diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,670 yang
menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen
sebesar 67,0% yang artinya motivasi (X1), efikasi diri (X2), ekspektasi pendapatan (X3),
lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan kewirausahaan (X5) mempunyai hubungan yang
sangat kuat dengan minat berwirausaha (Y) pada mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
Besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0,437. Ini berarti bahwa motivasi
(X1), efikasi diri (X2), ekspektasi pendapatan (X3), lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan
kewirausahaan (X5) mampu menjelaskan 43,70% variasi minat berwirausaha (Y) pada
mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sedangkan sisanya 56,30%
dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak diasumsikan dalam model.

2) Uji Simultan (Uji F)


Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara serempak. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.12 sebagai berikut :
Tabel 5.12
Uji F
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1. Regression 893.957 5 178.791 37.615 .000a
Residual 1098.001 231 4.753
Total 1991.958 236
Sumber : Lampiran 7, data diolah (2018)

Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa nilai F hitung menunjukkan angka sebesar
37,615 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel motivasi (X1), efikasi diri (X2), ekspektasi pendapatan (X3),
lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan kewirausahaan (X5) berpengaruh secara simultan
terhadap minat berwirausaha (Y) pada mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.

3) Uji Parsial (Uji t)


Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel motivasi (X 1), efikasi diri (X2),
ekspektasi pendapatan (X3), lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan kewirausahaan (X5)
secara parsial terhadap minat berwirausaha (Y) pada mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.13 sebagai berikut:

373
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Tabel 5.13
Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 1.548 2.124 .145 .729 .467
MT .156 .060 .278 2.613 .010
ED .278 .056 .064 4.920 .000
EP .056 .051 .166 1.112 .276
LK .189 .068 .313 2.788 .006
PK .281 .051 5.508 .000
Sumber : Lampiran 7, data diolah (2018)

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5.13 dapat dijelaskan sebagai berikut
:
1) Pengaruh motivasi (X1) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel motivasi memiliki nilai
koefisien sebesar 0,156 dan nilai t hitung sebesar 2,613dengan nilai signifikansi sebesar
0,010 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H1 diterima yang berarti
bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2) Pengaruh efikasi diri (X2) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel efikasi diri memiliki nilai
koefisien sebesar 0,278 dan nilai t hitung sebesar 4,920 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H2 diterima yang berarti
bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
3) Pengaruh ekspektasi pedapatan (X3) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel tingkat pemahaman akuntansi
memiliki nilai koefisien sebesar 0,056 dan nilai t hitung sebesar 1,112 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,267 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H3
ditolak yang berarti bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
4) Pengaruh lingkungan keluarga (X4) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga memiliki
nilai koefisien sebesar 0,189 dan nilai t hitung sebesar 2,788 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H4 diterima yang
berarti bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
5) Pengaruh lingkungan keluarga (X5) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel motivvasi memiliki nilai
koefisien sebesar 0,281 dan nilai t hitung sebesar 5,508 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H5 diterima yang berarti
bahwa peendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.

374
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
5.2.8 Pembahasan Hasil Penelitian
1) Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa
Hipotesis pertama menyatakan variabel motivasi berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel motivasi memiliki nilai koefisien
positif sebesar 0,156 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 yang lebih kecil dari 0,05 yang
artinya bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar sehingga H1 diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa motivasi berpengaruh terhadap minat
berwirausaha mahasiswa. Karena motivasi tersebut muncul dari dalam dirinya sendiri sehingga
semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa tentu mahasiswa tersebut tentu akan
berusaha keras untuk meraih hal tersebut. Ada banyak hal yang menjadi alasan atau memotivasi
seseorang untuk berwirausaha diantaranya alasan keuangan yaitu untuk mencari nafkah dan
untuk mencari pendapatan tambahan, alasan sosial yaitu untuk memperoleh status dan untuk
dapat dikenal dan dihormati, alasan pelayanan yaitu untuk memberikan pekerjakan atau
membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat dan alasan pemenuhan diri untuk menjadi
mandiri, lebih produktif, tidak tergantung pada orang lain dan kebebasan waktu dalam bekerja.
Jadi, ketika mahasiswa memiliki alasan-alasan tersebut maka akan membuat motivasi
mahasiswa dalam berwirausaha semakin tinggi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Priyambodo (2010),
Widianingsih (2015), dan Peppy (2017) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

2) Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa


Hipotesis kedua menyatakan variabel efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel efikasi diri memiliki nilai koefisien
sebesar 0,278 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 yang artinya
bahwa fungsi badan pengawas berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa
pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sehingga H 2
diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan efikasi diri mempengaruhi minat berwirausaha
mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar karena,
jika seseorang tidak memiliki kepercayaan atau keyakinan dalam dirinya maka seseorang tidak
akan memiliki minat untuk berwirausaha. Jadi, ketika seorang mahasiswa memiliki keyakinan
yang tinggi akan kemampuan dalam dirinya untuk menggerakkan motivasi, mengatasi setiap
rintangan dan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi maka akan
semakin tinggi minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2014), Mustofa
(2014), Evaliana (2015), Widayoko (2016), dan Permatasari (2016) yang menyatakan bahwa
efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

3) Pengaruh Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa


Hipotesis ketiga menyatakan variabel ekspektasi pendapatan berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel ekspektasi pendapatan
memiliki nilai koefisien sebesar 0,056 dengan nilai signifikansi sebesar 0,267 yang lebih besar
dari 0,05 yang artinya bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat

375
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Sehingga H3 ditolak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan ekspektasi pendapatan tidak mempengaruhi minat
berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dalam
melakukan suatu pekerjaan ataupun berwirausaha ekspektasi pendapatan atau harapan terhadap
pendapatan yang akan diperoleh biasanya tinggi dan tidak terbatas. Namun, berdasarkan hasil
kuesioner yang disebar kepada responden yaitu mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar
angkatan 2015, menunjukkan ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Hal ini disebabkan karena tidak semua beranggapan bahwa berwirausaha akan
mengahasilkan pendapatan yang tinggi dan tidak terbatas, karena dalam berwirausaha kita tidak
dapat mengekspektasikan pendapatan yang akan diperoleh, karena seperti yang kita ketahui
pendapatan dalam berwirausaha pasti ada pasang surutnya yang dapat disebabkan oleh tinggi
rendahnya permintaan, adanya pesaing dan perubahan pangsa pasar. Jadi, ekspektasi pendapatan
tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018) yang menyatakan
bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011),
Adhitama (2014), Deskarmen (2016), Setiawan (2017), dan Peppy (2017) yang menyatakan
bahwa ekspektasi pendapatan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
4) Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa
Hipotesis keempat menyatakan variabel lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga
memiliki nilai koefisien sebesar 0,189 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 yang lebih kecil
dari 0,05 yang artinya bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Sehingga H2 diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan lingkungan keluarga
mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat sehingga dengan adanya dukungan
atau dorongan dari keluarga seperti orang tua maupun saudara maka akan menumbuhkan minat
untuk menjadi seorang wirausaha. Karena tanpa adanya dukungan dari keluarga seseorang tidak
akan bersemangat untuk membuka usaha karena merasa tidak didukung atau tidak direstui oleh
keluarga sehingga tidak mantap dalam melangkah. Jadi, lingkungan keluarga memiliki pengaruh
besar dalam minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011), Hamidah
(2014), Adhitama (2014), Setiawan (2017), dan Noviantoro (2017) yang menyatakan bahwa
lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

5) Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa


Hipotesis keempat menyatakan variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel pendidikan
kewirausahaan memiliki nilai koefisien sebesar 0,281 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Sehingga H5 diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan

376
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
pendidikan kewirausahaan mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa
jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Dengan pendidikan kewirausahaan yang dimiliki, maka seorang mahasiswa akan lebih
mudah memasuki dunia usaha karena telah mengetahui bagaimana strategi dalam berwirausaha.
Sehingga dengan pendidikan kewirausahaan yang telah dimiliki akan lebih menumbuhkan minat
mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011), Adhitama
(2014), Mustofa (2014), Widayoko (2016), Setiawan (2017), dan Peppy (2017) yang
menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.

BAB VI. PENUTUP


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan, analisis data yang dilakukan dan pembahasan dalam
penelitian ini mengenai pengaruh motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan
keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Karena seorang
mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi tentu akan bekerja keras untuk meraih yang lebih
baik dan motivasi yang tinggi akan menambah minat berwirausaha seseorang untuk
berwirausaha.
2. Efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Karena dengan
tingginya tingkat keyakinan dan sifat pantang menyerah yang dimiliki seseorang akan
mendorong minat untuk berwirausaha.
3. Ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Karena
tidak selalu dapat berekspetasi pendapatan yang tinggi ketika membuka usaha.
4. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Karena semakin
besar dukungan dan dorongan dari keluarga akan semakin mempengaruhi minat mahasiswa
untuk berwirausaha.
5. Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Karena dengan
memiliki ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan maka mahasiswa sudah mengetahui
bagaimana seorang wirausaha jadi akan menumbuhkan minat untuk berwirausaha.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti lebih lanjut ke tingkat taking
action untuk berwirausaha dengan responden alumni sehingga diketahui apakah ada
perbedaan persepsi ketika masih menjadi mahasiswa dan ketika sudah siap di dunia kerja
mengingat ketika masih mahasiswa idealisme dalam pemilihan karir cukup tinggi.
2. Bagi para mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar yang ingin berwirausaha
disarankan untuk lebih optimis dan berani mengambil resiko. Dan anggapan pendapatan yang
tidak pasti dalam berwirausaha sebaiknya dihilangkan karena jumlah pendapatan yang
dihasilkan tergantung seberapa keras usaha yang dilakukan seseorang.
3. Untuk Universitas Mahasaraswati Denpasar, pihak perguruan tinggi berperan dalam
membentuk karakter wirausaha pada setiap mahasiswa, sehingga dalam diri individu
terbentuk mental job creator bukan job seeker mengingat lapangan pekerjaan di sektor negeri
dan swasta semakin terbatas. melalui pendidikan kewirausahaan pihak perguruan tinggi dapat

377
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
memberikan bekal dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha. Oleh karena itu,
pemberian bekal tersebut sebaiknya tidak hanya berupa teori saja, melainkan praktik secara
berkelanjutan sehingga harapannya mahasiswa benar-benar dituntut untuk terjun secara
langsung dalam kegiatan usaha. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh universitas tidak
hanya memadai saja, tetapi penggunaannya juga harus dioptimalkan sebaik mungkin oleh
mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adhitama, P. P. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Kasus
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip, Semarang). Doctoral Dissertation. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis
2. Agus Sujanto. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Journal of Organizational Behavior and
Human Decision Processes, Vol. 50, 179 – 211
4. Ayuningtias, H.A dan Sanny E. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Tarumanagara
5. Bandura, A. 1977. Social Learning Theory, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
6. Buchori, Alma. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
7. Buchori ,Alma. 2013. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: CV. Alfabeta.
8. Bygrave, W. D. 2003. The Portable MBA Entrepreneurship. Jakarta: Binarupa Aksara
9. Conny R. Semiawan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Grasindo
10. Deskarmen, Ilham. 2016. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi minat Berwirausaha (Studi pada
Siswa SMK Negeri 03 Payakumbuh). Skripsi. Universitas Andalas
11. Evaliana, Y. 2015. Pengaruh Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat
Berwirausaha Siswa. Skripsi. Universitas Negeri Malang
12. Ghozali, Imam.2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
BPFE Universitas Diponegoro.
13. Hamidah, Siti. 2014. Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Jasa Boga. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
14. Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga
15. Kasmir. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
16. Koranti, Komsi. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Minat
Berwirausaha. Skripsi. Universitas Gunadarma
17. Listiyani, D. 2015. Pengaruh motivasi wirausaha dan mental wirausaha terhadap mahasiswa
menjadi wirausaha muda (studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
angkatan 2010 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang). Doctoral dissertation. UIN
Walisongo.
18. Mahanani, H.R. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Lingkungan Eksternal
Terhadap Minat Berwirausaha. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
19. Mahesa, A.D. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
(Studi pada mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang
20. Mudyaharjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
21. Mustofa Muchammad Arif, M. 2014. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self Efficacy,
Dan Karakter Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas Xi Smk Negeri 1
Depok Kabupaten Sleman. Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi.

378
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
22. Nina, Hermina, Utin, dkk. 2011. Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat
Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Pontianak. Jurnal. Eksos
23. Noviantoro, Galih. 2017. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha Dan
Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
24. Paramitasari, Fanny. 2016. Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan Pengetahuan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Kompetensi Keahlian Administrasi
Perkantoran Smk N 1 Bantul. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
25. Peppy, P. S. 2017. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Motivasi, Pendidikan Kewirausahaan,
Dan Norma Subjektif Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2013-2014). Doctoral Dissertation.
Fakultas Ekonomi
26. Permatasari, A. 2016. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
27. Priyambodo, Eko. 2010. Pengaruh Motivasi Dan Mental Kewirausahaan Terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur
28. Priyanto S.H. 2008. Di dalam Jiwa ada Jiwa: The Backbone and the Social Construction of
Entrepreneurships. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana.
29. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
30. Putra, Rano Aditia. 2012. Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk
Berwirausaha. Jurnal. Universitas Negeri Padang
31. Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba
Empat
32. Sari, Nyoman Metri Wulan. 2018. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga,
Self-Efficacy, Motivasi dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha. Skripsi.
Universitas Mahasaraswati Denpasar
33. Serian Wijayanto. 2009. Pengantar Entrepreneursip. Jakarta: Grasindo.
34. Setiawan, D. 2016. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, Dan Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta). Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi
35. Soerjono Soekanto. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
36. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
37. Suhartini, Y. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam
Berwirausaha. Jurnal. Universitas PGRI Yogyakarta
38. Suharti, Lieli & Hani Sirine. 2009. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat
Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana
39. Widayoko, A. 2016. Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subyektif, Sikap Berperilaku, Dan
Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi
40. Widiyaningsih, Ari. 2015. Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Motivasi Berwirausaha
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi UNY, Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
41. W.S. Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

379
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
42. Yohnson. 2003. Peranan Universitas dalam memotivasi Sarjana Menjadi Young
Entrepreneurs, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2): 97-111
43. Yusuf, Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
44. Yuyus Suryana. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: Kencana.
45. Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2013. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausaha
Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
46. Zimmerer,W.T. 2002. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Third
Eedition, New york: Prentice-Hall.
47. Zimmerer, Thomas W., dkk. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta:
Salemba Empat.

380
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31

Anda mungkin juga menyukai