dan Manajemen
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019)
PENGARUH MOTIVASI, EFIKASI DIRI, EKSPEKTASI PENDAPATAN, LINGKUNGAN KELUARGA,
DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA
JURUSAN AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
NI MADE SINTYA
email: dhevisari61@yahoo.com
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRAK
Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri baik
membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi dirinya
maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh
perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan,
lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
propotionate stratified random sampling, dimana jumlah populasi yang digunakan adalah 583 mahasiswa
dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 237 mahasiswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah kuisioner dan studi pustaka. Variabel dependen yang digunakan adalah minat
berwirausaha, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah motivasi, efikasi diri, ekspektasi
pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda dan model regresi telah diuji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel motivasi, efikasi diri, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati
Denpasar, sedangkan ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa
Jurusan Akuntansi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Kata kunci : Motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, pendidikan
kewirausahaan, dan minat berwirausaha
BAB I. PENDAHULUAN
337
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
tinggi lebih banyak menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan baru baik itu
dari instansi pemerintah maupun dari perusahaan swasta, daripada menyiapkan diri untuk
membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Oleh karena itu, para mahasiswa perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja namun
dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan atau berwirausaha.
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), jumlah pengusaha atau
wirausaha di Indonesia masih sangat kurang yaitu 2%. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga bahwa jumlah
pengusaha di Singapura mencapai 7% (dari jumlah penduduk), Malaysia 5%, Thailand 3%,
sedangkan di Indonesia yang jumlah penduduknya besar hanya 1,65%. Jadi perlunya pembibitan
para pelajar agar menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan agar jumlah pengusaha
di Indonesia meningkat dan angka pengangguran dapat diperkecil.
Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri baik
membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian bagi
dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko
dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang
diharapkan. Menurut Kasmir (2011: 19), wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi bisa menjadi alternatif
untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan diharapkan
mahasiswa dapat menciptakan pekerjaan atau berwirausaha setelah lulus dari perguruan tinggi.
Seperti yang dikemukakan oleh Buchori (2011:1) bahwa semakin maju suatu Negara semakin
banyak orang yang terdidik, dan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Wirausaha
merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, karena
bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Jika seseorang mempunyai
kemauan dan keinginan serta siap berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun pengusaha lain
untuk mendapatkan pekerjaan.
Minat berwirausaha dapat dilihat dari kesediaan untuk bekerja keras dan tekun untuk
mencapai kemajuan usahanya, kesediaan menanggung macam-macam resiko berkaitan dengan
tindakan berusaha yang dilakukanya, bersedia menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk
hidup hemat, kesediaan dari belajar yang dialaminya. Dalam mendirikan usaha atau berwirausaha
diperlukan modal usaha yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha. Semakin mudah
mendapatkan modal usaha, akan membuat seseorang memiliki minat berwirausaha karena dengan
kemudahan dalam mendapatkan modal usaha akan memudahkan seseorang dalam membuka
usaha, namun sebaliknya jika tidak memiliki modal akan semakin menyulitkan seseorang dalam
menyalurkan ide-ide berwirausaha atau membuka usaha.
Penelitian Peppy (2016), menyatakan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi berwirausaha. Motivasi berwirausaha yang tinggi harus ada dalam diri seseorang yang
ingin menjadi wirausaha yang sukses, karena dengan adanya motivasi berwirausaha yang tinggi
dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan
segala sesuatu melebihi standar yang ada. Motivasi berwirausaha juga menjadi faktor penting
dalam membangkitkan minat berwirausaha. Motivasi bisa berasal dari diri sendiri maupun dari
orang lain. Suatu keberhasilan akan tercapai apabila ada motivasi yang kuat dari siswa yang
bersangkutan. Penelitian - penelitian yang dilakukan oleh Priyambodo (2010), Widianingsih
(2015), Paramitasari (2016), Noviantoro (2017) juga menyatakan bahwa motivasi berpengaruh
338
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini menjadikan variabel motivasi menarik
untuk diteliti lagi untuk mengetahui apakah hasilnya masih sama.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2014), Mustofa (2014), Evaliana (2015),
Widayoko (2016), Permatasari (2016) variabel self efficacy/efikasi diri berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha. Percaya pada kemampuan diri dapat menjadi dasar setiap individu
untuk memutuskan apakah akan melakukan suatu tindakan ataupun tidak. Kaitannya dengan niat
berwirausaha adalah, kepercayaan pada diri sendiri menjadikan seorang individu yakin akan
keputusannya menjadi seorang wirausahawan atau bahkan memutuskan untuk tidak menjadi
wirausahawan. Menurut Laura (2010 : 152) self efficacy/ efikasi diri adalah keyakinan seseorang
sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil bernilai positif dan
bermanfaat. Bersikap positif sangat dibutuhkan pada diri setiap orang ketika menghadapi
permasalahan. Hal ini juga terjadi pada keinginan berwirausaha, di mana seseorang yang
memutuskan menjadi wirausahawan harus bisa berfikir positif ketika menghadapi berbagai
masalah, karena menjadi wirausahawan itu tidak mudah dan banyak sekali tantangan yang harus
dihadapi. Tanpa pemikiran yang positif seseorang bisa saja berhenti di tengah proses menjadi
wirausahawan.
Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang akan pendapatan yang diperolehnya dari
kegiatan usaha ataupun bekerja. Menurut penelitian Suhartini (2011), Adhitama (2014),
Deskarmen (2016), Setiawan (2017), Peppy (2017) menyatakan variable ekspektasi pendapatan
berperngaruh positif terhadap minat berwirausaha. Menjadi seorang wirausaha mengharapkan
pendapatan yang tinggi daripada menjadi karyawan perusahaan. Dengan berwirausaha akan
mendatangkan pendapatan yang besar dan tidak terbatas, tetapi pendapatan dari berwirausaha
tersebut tidak bisa diprediksi, kadang bisa diatas pendapatan yang diharapkanya, kadang pula bisa
diluar dari yang pendapatan diharapkanya. Seseorang dengan ekspektasi pendapatan yang lebih
tinggi daripada bekerja menjadi karyawan merupakan daya tarik untuk menjadi wirausaha.
Berdasarkan hasil observasi awal, masih banyak mahasiswa akuntansi yang beranggapan bahwa
pendapatan dari berwirausaha tersebut masih rendah dan tidak menentu padahal tinggi rendahnya
pendapatan yang diperoleh dari berwirausaha tergantung usaha yang dilakukan seseorang dalam
mewujudkan pendapatan yang tinggi.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya. Lingkungan
keluarga terdiri dari orang tua, saudara serta keluarga terdekat lainnya. Dalam lingkungan
keluarga salah satunya orang tua akan mempengaruhi anaknya dalam menentukan masa depannya
misalnya saja dalam hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha tidak lepas dari
dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta pengaruh positif
terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat berwirausaha, namun apabila
keluarga tidak mendukung seseorang untuk berwirausaha maka minat berwirausaha akan semakin
kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha. Orang tua yang berwirausaha di bidang tertentu
dapat membuat minat anaknya untuk berwirausaha pula (Suhartini, 2011). Dalam penelitiannya,
Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Penelitian oleh Hamidah (2014), Adhitama (2014), Mahanani (2014), Evaliana
(2015), Widiyaningsih (2015), Ayuningtias (2015), Setiawan (2017), Noviantoro (2017) juga
menyatakan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Semakin
kondusif lingkungan keluarga di sekitarnya, semakin mendorong seseorang untuk menjadi
wirausahawan.
Berdasarkan observasi awal peneliti, kebanyakan orang tua menginginkan anaknya untuk
menjadi PNS. Dilihat dari pilihan jawaban responden mahasiswa akuntansi yang memilih
pekerjaan PNS karena dukungan orang tua. Sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya saja orang tua yang
339
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
berwirausaha, maka dapat menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha. Apabila keluarga
mendukung seseorang untuk berwirausaha maka akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk
menjadi
Zimmerer (2002), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan
kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan
pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan
memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk
berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka. Pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola
pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasar masukan empiris untuk membekali
mahasiswa dengan penge-tahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa
untuk berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu, 2008).
Mahasiswa yang telah memperoleh ilmu dan keterampilan dari bangku perkuliahan, setelah
lulus dari perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi wirausaha, menjadi
generasi yang bermental menciptakan lapangan kerja dan bukan menunggu lowongan kerja.
Perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat harus dapat
mendorong budaya berwirausaha dan menciptakan wirausahawan-wirausahawan handal dengan
memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk berwirausaha, sehingga minat berwirausaha
mahasiswa dapat meningkat. Dalam penelitian Suhartini (2011), Hermina, dkk (2011), Adhitama
(2014), Mustofa (2014), Daskerman (2016), Widayoko (2016), Permatasari (2016), Setiawan
(2017), Peppy (2017) menyatakan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan menurut Paramitasari (2016) pendidikan
kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini menjadikan variabel
pendidikan kewirausahaan menarik untuk diteliti karena adanya kontradiksi antara pendidikan
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
Pada kesempatan ini peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Akuntansi. Beberapa
faktor yang dianggap mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha, yaitu motivasi, efikasi diri,
ekspektasi diri, lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan. Berdasarkan latar belakang
permasalahan dan teori yang ada peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh
Motivasi, Efikasi Diri, Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, dan Pendidikan
Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar”
340
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
2. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan
akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
3. Untuk mengetahui pengaruh ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
5. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar
341
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
melakukan sesuatu, maka akan semakin kuat pula niat atau motivasi untuk menampilkan suatu
perilaku (Jogiyanto, 2007:29).
TPB sangat sesuai digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku di dalam kewirausahaan.
Sebagaimana dikatakan oleh Ajzen (1991) bahwa TPB is suitable to explain any behavior which
requires planning, such as entrepreneurship (TPB cocok untuk menjelaskan perilaku apa pun yang
memerlukan perencanaan, seperti kewirausahaan).
Menurut Ajzen (2006) menyebutkan bahwa individu cenderung memiliki minat terlebih dahulu
untuk memunculkan perilaku terhadap apa yang diminati, sehingga penting untuk meningkatkan
minat atau intensi wirausaha pada masyarakat Indonesia. Menurut Krueger (1993) minat wirausaha
adalah komitmen individu dalam memulai usaha baru dan perlu diperhatikan dalam memahami
proses kewirausahaan pendirian usaha yang baru tersebut. Menurut Priyanto (2008) (dalam Suharti
& Sirine, 2009) menyebutkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan yaitu
faktor internal yang berupa sifat personal, sikap dan kemauan pribadi individu dan faktor eksternal
berasal dari luar seperti lingkungan sekitar, dunia, lingkungan fisik dan lain-lain. Penelitian Parker
(2004) menyebutkan minat dapat diartikan sebagai kecenderungan individu dalam menunjukkan
aksi yang berasal dari pikiran sadar yang mempengaruhi perilaku. Pada tahun yang sama Lee &
Wong (2004) melakukan penelitian mengenai minat wirausaha (entrepreneurial intention) dimana
dalam penelitiannya minat wirausaha dapat diartikan sebagai langkah awal dalam melakukan usaha
yang biasanya bersifat jangka panjang.
2.1.2 Motivasi
Ketika manusia akan melakukan suatu kegiatan akan dipengaruhi oleh suatu kondisi psikologis
yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan tersebut. Kondisi psikologis tersebut berasal dari
dalam tubuh manusia dan memberikan dampak yang cukup besar terhadap keberhasilan dari suatu
kegiatan. Kondisi psikologis atau dorongan tersebut dinamakan motivasi. Menurut Suryana & Bayu
(2010: 98) motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia.
Motivasi berada dalam diri manusia yang tidak terlihat dari luar. Sedangkan menurut Gerungan
dalam Suryana & Bayu (2010: 99) motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan manusia tersebut melakukan sesuatu. Motivasi berwirausaha tidak dibawa sejak
seseorang lahir, tetapi motivasi berwirausaha dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan. Motivasi
berwirausaha merupakan suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mengambil atau
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bidang kewirausahaan.
342
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi
emosional dalam membuat keputusan.
Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang
dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien
sehingga tugas tersebut menghasilkan dampak yang diharapkan. Efikasi diri yang merujuk pada
keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi
tingkah laku.
Menurut Bandura (1986: 78) perbedaan self efficacy pada setiap individu terletak pada tiga
komponen adalah Magnitude, Strength, dan Generality. Masing-masing mempunyai implikasi
penting di dalam performansi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat
kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan
dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan
berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari
situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya.
2) Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu
atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong
untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki
pengalaman-pengalaman yang menunjang.Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-
ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak
menunjang.
3) Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku
dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin
terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang
terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat
untuk berwirausaha.
343
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berdasarkan uraian tersebut, terdapat perbedaan pengertian pendapatan. Secara umum
pendapatan adalah uang yang diterima seseorang selama periode tertentu dalam bentuk gaji, upah,
sewa, laba, dan sebagainya. Secara akuntansi pendapatan adalah peghasilan yang didapat dari
kegiatan operasional perusahaan. Ekspektasi pendapatan adalah harapan seseorang atas pendapatan
yang diterimanya baik berupa uang maupun barang guna memenuhi kehidupannya.
Ekspektasi atau harapan atas penghasilan yang lebih baik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha. Jika seseorang berharap untuk
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menjadi seorang wirausaha, maka ia akan
semakin terdorong untuk menjadi seorang wirausaha. Dengan berwirausaha, seseorang akan
memperoleh pendapatan dari posisinya sebagai pemilik usaha dan pendapatan yang diperoleh dari
posisinya sebagai manajer.
344
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Minat menjadi wirausaha terbentuk apabila keluarga memberikan dukungan positif terhadap
minatnya. Orang tua yang menjadi wirausaha dapat pula menimbulkan minat anaknya untuk
menjadi seorang wirausaha. Misalnya orang tua yang memiliki usaha tertentu, maka anak akan
tertarik untuk membuka usaha yang sama karena melihat kesuksesan orang tuanya dan dorongan
orang tuanya untuk membuka usaha yang sama. Selain itu pola pikir orang tua berpengaruh
terhadap minat berwirausaha karena jika orang tua telah tertanam semangat berwirausaha dan
mengetahui pentingnya wirausaha maka akan berpengaruh terhadap anaknya sehingga anak tersebut
berkeinginan untuk berwirausaha.
345
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
2.1.7 Pengertian Minat
Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Seseorang yang memiliki minat akan suatu aktivitas akan melakukan aktivitas tersebut
dengan rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk
berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang
dan lingkungannya (Bygrave : 2003).
Sedangkan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2006: 656) mendefinisikan
minat sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan. Sujanto
(2004: 92), minat adalah suatu pemusatan perhatian yang secara tidak sengaja terlahir dengan penuh
kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkunganya. Kemudian menurut Hendro (2011: 30),
kewirausahaan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang agar bisa dimanfaatkan secara
optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup.
Minat tidak akan lepas dari perasaan senang seseorang terhadap sesuatu, karena apabila
seseorang berminat terhadap sesuatu maka akan mencurahkan segala rasa senang kepada sesuatu
tersebut. Minat berwirausaha timbul karena adanya perasaan senang terhadap kegiatan
berwirausaha, mahasiswa yang mempunyai rasa senang dan berminat untuk berwirausaha akan
lebih bergairah dan tekun dalam mengikuti kegiatan praktik dan teori, sehingga akan timbul rasa
ingin untuk menguasainya (Muchammad, 2014: 14).
Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki minat yang kuat dalam melakukan sesuatu,
maka orang tersebut dengan tidak sengaja telah menciptakan sebuah niat atau motivasi untuk bisa
melakukan kegiatan tersebut. Niat atau motivasi yang telah ada akan menunjukkan suatu perilaku
untuk melakukan kegiatan tertentu.
346
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari dua indikator utama yaitu seberapa kuat upaya
seseorang untuk berani mencoba melakukan aktivitas kewirausahaan dan seberapa banyak upaya
yang direncanakan seseorang untuk melakukan aktivitas kewirausahaan (seperti aktivitas dalam
mengelola waktu dan keuangan untuk tujuan berwirausaha). Yuyus (2013:26), mendefinisikan
entrepreneur sebagai seseorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani
menanggung risiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencari laba dan pertumbuhan usaha
berdasarkan identifikasi peluang dan mampu mendayagunakan sumber-sumber serta memodali
peluang ini. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok yaitu peluang dan kemampuan menanggapi
peluang. Dengan demikian kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif, dan inovatif (Yuyus, 2013:29).
Faktor yang mendorong minat berwirausaha menurut Bygrave (Buchari, 2011: 11):
a Faktor Personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya:
1. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang
2. Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain
3. Dorongan karena faktor usia
4. Keberanian menaggung resiko
5. Komitmen/minat tinggi pada bisnis
b Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan
1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
2) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan seperti modal tabungan, warisan,
bangunan, dan lokasi strategis
3) Mengikuti latihan kursus bisnis atau incubator bisnis
4) Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi
5) Berusaha, fasilitas kredit dan bimbingan usaha.
c Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan keluarga dan sebagainya
1. Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi orang lain
2. Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha
3. Adanya dorongan dari orangtua untuk membuka usaha
4. Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan
5. Adanya pengalaman bisnis sebelumnya
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 20), menyatakan bahwa salah satu faktor
pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui
penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Menurut Leonardus Saiman (2009: 26) menyatakan
faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha yaitu laba (laba atau pendapatan yang
tinggi sesuai harapan yang dikehendaki seseorang), kebebas (bebas mengatur semua pekerjaan),
impian personal (bebas mencapai standar hidup yang diharapkan), dan kemandirian (memiliki rasa
bangga karena dapat mandiri dari berbagai hal). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha yaitu:
a Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam
diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha
antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, motif, harga diri, perasaan senang
dan perhatian.
b Faktor Ekstrinsik
347
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh
rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha
antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang dan pendidikan.
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008: 11), menjadi wirausaha akan memiliki
kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri dan berpeluang untuk berperan dalam masnyarakat.
Dengan memiliki usaha sendiri, seseorang dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung
pada orang lain. Berwirausaha dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan
kemampuannya, sehingga membuat dirinya berarti bagi masyarakat. Menjadi wirausaha juga dapat
berperan dalam masyarakat, karena dengan berwirausaha dapat menyediakan lapangan pekerjaan
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha tidak selalu dibawa
sejak lahir, melainkan dapat ditumbuhkan dengan pendidikan dan pelatihan. Minat merupakan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas dan merasa senang melakukanya. Rasa ketertarikan
tersebut bukan karena paksaan tetapi karena keinginan yang tinggi untuk mencapai tujuannya.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal
yang ada di luar dirinya. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Wirausaha
merupakan proses menciptakan suatu usaha yang kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan
peluang yang ada guna meningkatkan taraf hidup dan berguna bagi masyarakat. Minat berwirausaha
adalah rasa ketertarikan terhadap kegiatan berwirausaha yang menciptakan suatu usaha yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Minat berwirausaha dipengaruhi oleh adanya
soft skills yang tinggi karena menjadi seorang wirausaha dibutuhkan berbagai keterampilan dan
karakter pribadi yang kuat.
Berwirausaha akan membuat seseorang tidak ketergantungan pada orang lain karena menjadi
wirausaha memiliki kebebasan untuk mencapai tujuan yang diimpikan. Kebebasan tersebut dapat
berupa bebas menentukan bisnis yang diingkinkan, bebas mengatur jadwal operasional, dan
tentunya bebas menentukan besarnya laba yang diinginkan. Kebebasan tersebutlah yang akan
membuat seseorang tertarik atau berminat menjadi wirausaha. Selain itu, berwirausa dapat
membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran karena akan terciptanya lapangan pekerjaan
baru yang dapat menampung calon tenaga kerja. Hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat, terutama
masyarakat tempat usaha didirikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu
harapan pendapatan yang tinggi, dukungan dari lingkungan keluarga dan pendidikan kewirausahaan
yang diterima. Indikator yang digunakan meliputi tidak ketergantungan pada orang lain, membantu
lingkungan sosial dan perasaan senang menjadi wirausaha.
2.1.10 Hubungan Antara Motivasi dengan Minat Berwirausaha
Motivasi merupakan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia tersebut
melakukan sesuatu. Motivasi berwirausaha tidak dibawa sejak seseorang lahir, tetapi motivasi
berwirausaha dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan. Motivasi berwirausaha merupakan suatu
dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mengambil atau melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan bidang kewirausahaan (Gerungan dalam Suryana & Bayu: 2010: 99).
Berdasarkan uraian tersebut, semakin tinggi motivasi dalam diri seseorang dalam melakukan
sesuatu khususnya berwirausaha maka akan semakin tinggi minatnya untuk berwirausaha dan jika
tidak ada motivasi untuk berwirausaha maka tidak akan memiliki minat untuk berwirausaha.
348
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Efikasi Diri (Self efficacy) merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki
seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai
positif dan bermanfaat. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang
berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut, kehadiran orang lain atau saingan, keadaan
fisiologis dan emosional seperti cemas, murung, lelah, dan lain sebagainya. Self efficacy atau
keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan sehingga
dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berwirausaha (Laura:
2010 : 152).
Berdasarkan uraian tersebut, maka jika semakin tinggi tingkat keyakinan atau kepercayaan diri
mahasiswa dalam berwirausaha maka akan semakin tinggi minatnya untuk berwirausaha,
sebaliknya jika semakin rendah kepercayaan dan keyakinan dirinya maka minat untuk berwirausaha
akan semakin sedikit.
349
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berikut ini disajikan tentang publikasi penelitian sebelumnya yang merupakan hasil
pembahasan serta tujuan yang ingin dicapai berkaitan dngan penelitian ini. Penelitian sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh sepuluh orang sebagai berikut :
1. Eko Priyambodo, (2010) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Mental Kewirausahaan
Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha”. Sumber data yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis menggunakan
teknik analisis linier berganda dan diuji dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukan
motivasi dan mental kewirausahaan berperngaruh secara signifikan terhadap minat
berwirausaha.
2. Yati Suhartini, (2011) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa Dalam Berwiraswasta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan berpengaruh terhadap
tumbuhnya minat berwiraswasta pada mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta. Dari
keempat faktor yang berpengaruh terhadap minat berwiraswasta, faktor pendapatan yang
memiliki pengaruh paling tinggi.
3. Utin Nina Hermina, dkk (2011) yang berjudul “Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan
Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Pontianak”. Penelitian yang dilakukan Utin, dkk ingin mengetahui
pengaruh mata kuliah kewirausahaan dilihat dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Metode
yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner)
sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data primer. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat dapat membentuk niat berwirausaha. Mata kuliah
kewirausahaan menarik minat mahasiswa untuk berwirausaha. Selain itu pendapatan yang tak
terbatas sangat menarik minat mereka untuk menjadi wirausaha.
4. Rano Aditia Putra, (2012) dengan judul “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa
Manajemen Untuk Berwirausaha”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskripsi. Penelitian ini mendapat hasil berupa faktor-faktor yang mempengaruhi
minat untuk berwirausaha yaitu faktor lingkungan, faktor harga diri, faktor peluang, faktor
kepribadian, faktor visi, dan faktor pendapatan dan percaya diri berpengaruh secara
signifikan.
5. Aditya Dion Mahesa, (2012) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi pada mahasiswa S1 Universitas Diponegoro
Semarang)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi mahasiswa dan pengaruh
faktor-faktor motivasi terhadap minat berwirausaha. Adapun faktor-faktor dalam penelitian
ini adalah toleransi akan resiko (X1), keberhasilan diri dalam berwirausaha (X2), keinginan
merasakan kebebasan dalam bekerja (X3). Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh variable bebas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang
entrepreneur.
6. Komsi Koranti, (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal
Terhadap Minat Berwirausaha”. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk memahami
sejauh mana pengaruh faktor eksternal dan faktor internal terhadap minat mahasiswa dalam
berwirausaha. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling
berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma adalah motivasi
berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian, lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel
350
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
lingkungan eksternal maupun internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa Universitas Gunadarma, baik secara parsial maupun simultan.
7. Siti Hamidah, (2014) dengan judul “Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, Dan
Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Jasa Boga”. Teknik
pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi
berganda. Hasil penelitian terdapat pengaruh self-efficacy, lingkungan keluarga, dan
lingkungan sekolah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap minat
berwirausaha.
8. Paulus Patria Adhitama, (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Undip, Semarang)”.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif
ekspektasi pendapatan terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin tinggi pendapatan maka
akan semakin meningkatkan minat berwirausaha. (2) Terdapat pengaruh positif lingkungan
keluarga terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin mendukung lingkungan keluarga
maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha. (3) Terdapat pengaruh positif
pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Artinya semakin baik pendidikan
kewirausahaan maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha.
9. Muchamad Arif Mustofa, (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self
Efficacy, dan Karakter Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha”. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan kewirausahaan, self efficacy, dan
karakter wirausaha secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha. (2) Terdapat pengaruh
positif dan signifikan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. (3) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha.
10. Hanum Risfi Mahanani, (2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor
Lingkungan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha”. Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode regresi, dimana untuk mencapai tujuan yaitu menganalisis pengaruh variabel
independen yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil
risiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, dan inovasi dan kreatifitas dalam faktor
internal serta lingkungan sosial dan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teknologi
dalam faktor lingkungan eksternal terhadap variabel dependen yaitu minat berwirausaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sosial dan keluarga serta
variabel lingkungan teknologi masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha. Sedangkan untuk variabel baik itu percaya diri, berorientasi pada tugas
dan hasil, keberanian mengambil risiko, kepemimpinan, berorientasi pada masa depan,
inovasi dan kreatifitas, serta lingkungan sekolah tidak ada pengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha. Dapat disimpulkan bahwa hanya dua variabel independen saja yaitu lingkungan
sosial dan keluarga dan lingkungan teknologi yang berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha pada siswa SMA Negeri 1 Semarang.
11. Yulia Evaliana, (2015) yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa”. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri, lingkungan
keluarga, minat berwirausaha siswa tergolong baik, efikasi diri dan lingkungan keluarga
secara parsial mempengaruhi minat berwirausaha siswa, serta efikasi diri adalah variabel
dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa.
351
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
12. Ari Widiyaningsih, (2015) yang berjudul “ Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Motivasi
Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Uny”. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana
dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan lingkungan keluarga dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.
13. Hazirah Amalia Ayuningtias, (2015) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara”.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Peneliti
menyebarkan kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang
paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Taruamanagara adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan
adalah kepribadian, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.
14. Dewi Listiyani, (2015) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Wirausaha Dan Mental Wirausaha
Terhadap Mahasiswa Menjadi Wirausaha Muda”. Adapun variabel yang diteliti meliputi
Motivasi Wirausaha, Mental Wirausaha,dan Jiwa Wirausaha sebagai variabel terikat.
teknik penelitian adalah survey (lapangan) menggunakan pendekatan deskriptif analisis
dimana alat analisis ini digunakan untuk memahami sejauh mana pengaruh Motivasi
Wirausaha dan Mental Wirausaha terhadap Jiwa Wirausaha. Jumlah sampel yang diambil 53
sampel dari 159 populasi, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Teknik pengumpulan data dengan metode Kuesioner atau Angket, dan
Dokumentasi,Observasi, Wawancara. Pengujian instrument menggunakan uji validitas dan
uji realibilitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan
uji F dan uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Motivasi
Wirausaha dan Mental Wirausaha berpengaruh positiv terhadap Jiwa Wirausaha.
15. Ilham Deskarmen, (2016) yang berjudul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi minat
Berwirausaha (Studi pada Siswa SMK Negeri 03 Payakumbuh)”. Variabel- variabel dalam
penelitian ini, yaitu: Ekspektasi pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan
pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK Negeri 03
Payakumbuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menyebar kuesioner.
Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
ekspektasi pendapatan, perasaan senang, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan
secara bersama- sama mempengaruhi minat berwirausaha siswa SMK Negeri 03
payakumbuh.
16. Agung Widayoko, (2016) dengan judul “Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subyektif, Sikap
Berperilaku, Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: pengaruh (1) efikasi diri; (2) norma subyektif; (3) sikap berperilaku; dan (4)
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Analisis regresi linear berganda menjadi teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa. (1) efikasi diri
berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha, (2) norma subyektif berpengaruh positif
terhadap intensi berwirausaha, (3) sikap berperilaku berpengaruh positif terhadap intensi
berwirausaha, (4) pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi
berwirausaha.
352
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
17. Agustina Permatasari, (2016) yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan
Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan kuesioner
sebagai instrumennya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
minat berwirausaha. Efikasi diri berpengaruh positif signifikan terhadap minat berwirausaha.
18. Fanny Paramitasari, (2016) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan
Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Kompetensi
Keahlian Administrasi Perkantoran Smk N 1 Bantul”. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner, dokumentasi, dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara individual serta analisis regresi ganda untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berwirausaha terhadap
minat berwirausaha. pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berwirausaha dan
pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha.
19. Deden Setiawan, (2016) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan
Keluarga Dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha” . Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Analisis data
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Penelitian menunjukkan ekspektasi
pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat berwirausaha.
20. Peppy Puspita Sari, (2017) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Motivasi,
Pendidikan Kewirausahaan, Dan Norma Subyektif Terhadap Minat Berwirausaha”. Analisis
data menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan analisis regresi linier berganda.
Penelitian menunjukkan ekspektasi pendapatan, motivasi, pendidikan kewirausahaan, dan
norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.
21. Galih Noviantoro, (2017) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi
Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan
melalui kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana
dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh
positif Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi
FE UNY, (2) Terdapat pengaruh positif Motivasi Berwirausaha terhadap Minat Berwirausaha
pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (3) Terdapat pengaruh positif Lingkungan Keluarga
terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY, (4) Terdapat pengaruh
positif Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha, dan Lingkungan Keluarga
secara bersama-sama terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi FE UNY.
22. Nyoman Metri Wulan Sari, (2018) yang berjudul “Pengaruh Ekspektasi Pendapatan,
Lingkungan Keluarga, Self-Efficacy, Motivasi dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha. Teknik sampling menggunakan teknik proportionate stratified random
sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan melalui kuesioner. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh positif dari variabel ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, self-
efficacy, motivasi dan pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.
353
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir
Berwirausaha merupakan usaha seseorang dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
baik itu membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna meningkatkan perekonomian
bagi dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha menuntut kemauan untuk mengambil resiko
denga penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang
diharapkan.
Dalam memilih karir sebagai wirausaha, akan dipengaruhi beberapa faktor, seperti motivasi,
efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga, dan pendidikan kewirausahaan. Motivasi
menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi seseorang untuk melakukan sebuah tindakan guna
mencapai tujuan tertentu. Motivasi berwirausaha akan muncul dalam diri seseorang karena adanya
dorongan untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha. (Gerungan dalam Suryana & Bayu,
2010:99). Ketika ada motivasi yang besar dalam diri seseorang, maka tentu orang tersebut pasti
akan mempunyai minat tinggi untuk melakukan suatu usaha.
Faktor lain yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa adalah efikasi diri atau
keyakinan kepada diri sendiri. Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi
perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi diri
mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan, sehingga efikasi diri dapat
menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan (Sari, 2018)
Dalam memilih suatu pekerjaan seseorang pasti lepas dari pertimbangan gaji atau pendapatan
yang akan diperolehnya guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ekspektasi pendapatan dalam
berwirausaha tentu sangat tinggi melebihi apabila hanya menjadi seorang pegawai atau pekerja,
sehingga dengan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat
berwirausaha pada mahasiswa (Paulus, 2014:27).
Lingkungan keluarga merupakan tempat aktivitas utama kehidupan seseorang berlangsung,
sehingga keluarga menjadi penentu dalam perkembangan seseorang. Dalam keluarga, orang tua
akan mengarahkan anaknya untuk kehidupan dimasa depannya. Secara tidak langsung, orang tua
dapat mempengaruhi anaknya dalam memilih pekerjaan. Dengan demikian, dukungan keluarga
dapat mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausaha (Sari, 2018).
Pendidikan berperan dalam membentuk perilaku seseorang, sikap dan pola pikir. Dalam
berwirausaha juga tidak lepas dari pendidikan dan pelatihan wirausaha yang diterima seseorang.
Pengetahuan yang didapat selama kuliah terutama dalam mata kuliah pendidikan kewirausahaan
dapat digunakan untuk berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan akan mendorong seseorang
untuk memiliki pemahaman berwirausaha dan dengan pemahaman berwirausaha seseorang akan
memiliki minat berwirausaha (Suhartini, 2011).
Penelitian ini mempunyai lima variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen
(terikat). Motivasi sebagai variabel independen pertama, Efikasi Diri sebagai variabel independen
kedua, Ekspektasi Pendapatan sebagai variabel independen ketiga, Lingkungan Keluarga sebagai
variabel independen keempat, dan Pendidikan Kewirausahaan sebagai variabel independen
kelima. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha.
Berdasarkan pada uraian tersebut maka kerangka pikir teoritisnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
Motivasi (X1)
354
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Ekspektasi Minat Berwirausaha (Y)
Pendapatan (X3)
Lingkungan
Keluarga (X4)
Pendidikan
Kewirausahaan (X5)
3.2 Hipotesis
3.2.1 Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan (Handoko, 2003). Selain itu menurut
Siswanto (2003) mengartikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan atau menggerakkan dan mengarah
atau menyalurkan perilaku ke arah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan. Motivasi sangat menentukan tingkah seseorang dalam berwirausaha. Individu
dengan motivasi yang tinggi tentunya akan bekerja keras untuk meraih yang terbaik.
Penelitian yang dilakukan oleh Peppy (2017), meneliti tentang pengaruh ekspektasi
pendapatan, motivasi, pendidikan kewirausahaan dan norma subyektif terhadap minat
berwirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu variabel bebasnya yaitu motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Didukung juga oleh penelitian
yang dilakukan Listyani (2015) meneliti tentang pengaruh motivasi wirausaha dan mental
wirausaha terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha muda. Dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel motivasi wirausaha berpengaruh positif terhadap jiwa wirausaha
muda.
Berdasarkan penjelasan diatas dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat dikembangkan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi
3.2.2 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Self efficacy (Efikasi Diri) merupakan rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki
seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai
positif dan bermanfaat. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang
berbeda tergantung pada kemampuan yang menuntut, kehadiran orang lain atau saingan, keadaan
fisiologis dan emosional seperti cemas, murung, lelah, dan lain sebagainya. Self efficacy atau
keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan sehingga
dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk berwirausaha (Laura:
2010 : 152).
Hasil penelitian Mustofa (2014), menyatakan bahwa variabel efikasi diri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman. Jadi dapat
disampaikan bahwa efikasi diri pada siswa perlu ditingkatkan lagi. Berbagai pihak perlu
membantu siswa agar dapat meningkatkan keyakinan dirinya. Penanaman nilai-nilai efikasi diri
dapat dilakukan dalam proses pembelajaran kewirausahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat efikasi diri maka semakin tinggi minat berwirausaha mahasiswa.
355
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berdasarkan penjelasan diatas, dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat dikembangkan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H2 : Efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa jurusan akuntansi
356
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
didapat selama perkuliahan tertutama mata kuliah kewirausahaan yang berupa teori dan praktik
dapat menjadi bekal untuk berwirausaha dan dapat dijadikan bahan pertimbangan mahasiswa
untuk menentukan masa depan.
Suhartini (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa pendidikan kewirausahaan
berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Jadi apabila seseorang mendapatkan
pendidikan tentang kewirausahaan, maka akan semakin memahami keuntungan menjadi seorang
wirausaha dan semakin tertarik untuk menjadi seorang wirausahawan.
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut logika dan berdasarkan penelitian sebelumnya dapat
dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H5 : Pendidikan Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa
jurusan akuntansi
357
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
2) Efikasi Diri (X2) atau Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri
akan kemampuan yang dimilikinya guna mencapai suatu hasil tertentu (Bandura dalam Wulan
Sari, 2018). Tingginya efikasi diri yang dimiliki oleh seseorang akan membuat keraguan diri
terhadap kemampuan orang tersebut menjadi lebih sedikit dan cenderung untuk tidak
menyerah serta mengatasi setiap tantangan dengan usaha yang lebih besar. Efikasi diri atau
keyakinan diri telah mempengaruhi mahasiswa, terutama dalam bidang kewirausahaan
sehingga dapat mendorong perilaku yang menghasilkan pencapaian yaitu minat untuk
berwirausaha. Adapun indikator penelitian ini yaitu :
1. Tingkat kesulitan tugas (magnitude)
2. Derajat keyakinan atau pengharapan (strength)
3. Luas bidang perilaku (generality)
Pengukuran variabel efikasi diri/self-efficacy dilakukan dengan skala Likert yang
menggunakan metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap
pertanyaan. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner
dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Mustofa (2014).
3) Ekpektasi pendapatan (X3) merupakan harapan seseorang terhadap pendapatan yang ingin
diterimanya setelah melakukan suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indikator
ekspektasi pendapatan meliputi pendapatan yang tinggi dan pendapatan yang tidak terbatas
(Zimmerer & Scarborough, 2008: 12).
Pengukuran variabel ekspektasi pendapatan dilakukan dengan skala Likert yang
menggunakan metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap
pertanyaan. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner
dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Setiawan (2016).
4) Lingkungan keluarga (X4) Lingkungan Keluarga merupakan tempat aktivitas utama
kehidupan seseorang berlangsung, sehingga keluarga menjadi penentu dalam perkembangan
seseorang. Pada penelitian ini menggunakan skala likert dan indikator yang digunakan adalah
dukungan orang tua, dan pekerjaan orang tua (Buchari, 2011: 8).
Pengukuran variabel lingkungan keluarga dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan
metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap pertanyaan.
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor 3, Tidak
Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner dari
penelitian ini diadopsi dari penelitian Setiawan (2016).
5) Pendidikan kewirausahaan (X5) Pendidikan Kewirausahaan merupakan bimbingan yang
diberikan seseorang guna mengubah sikap dan pola pikir seseorang agar berminat untuk
menjadi wirausaha. pada penelitian ini menggunakan skala likert dan indikator yang
digunakan adalah pendidikan kewirausahaan yang memadai dan mengikuti seminar
kewirausahaan (Zimmerer, Scarborough dan Wilson, 2008: 20).
Pengukuran variabel pendidikan kewirausahaan dilakukan dengan skala Likert yang
menggunakan metode scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap
pertanyaan. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor
3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner
dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Sari (2018).
6) Minat berwirausaha (Y)
Minat Berwirausaha adalah minat yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berwirausaha.
Indikator yang digunakan adalah berminat menjadi wirausaha karena tidak ketergantungan
358
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
pada orang lain, berminat menjadi wirausaha karena dapat membantu lingkungan sosial
(Zimmerer,
Scarborough dan Wilson, 2008: 11), dan senang jika menjadi seorang wirausaha (Winkel,
2004: 212).
Pengukuran variabel motivasi dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan metode
scoring, yaitu dengan menyediakan sejumlah jawaban 1-5 pada setiap pertanyaan. Sangat
Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Kuisioner dari penelitian ini
diadopsi dari penelitian Sari (2018).
Tabel 4.1
359
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Jumlah Populasi pada Penelitian
Jumlah
No Kelas
Mahasiswa
1 Akuntansi Reguler A (Pagi) 34
2 Akuntansi Reguler B (Pagi) 35
3 Akuntansi Reguler C (Pagi) 34
4 Akuntansi Reguler A (Siang) 34
5 Akuntansi Reguler B (Siang) 36
6 Akuntansi Reguler C (Siang) 33
7 Akuntansi Gianyar A 20
8 Akuntansi Gianyar B 34
9 Akuntansi Eksekutif A 43
10 Akuntansi Eksekutif B 41
11 Akuntansi Eksekutif C 43
12 Akuntansi Eksekutif D 40
13 Akuntansi Eksekutif E 42
14 Akuntansi Eksekutif F 36
15 Akuntansi Eksekutif G 40
16 D3 Lanjutan 38
Total 583
Sumber : Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, 2018
4.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2015:81). Dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran/besarnya sampel, teknik
yang di gunakan adalah proportionate stratified random sampling adalah teknik untuk
menghitung sampel yang berstrata secara porposional dengan metode pemilihan sampel di mana
setiap kelompok populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel
dan tidak ada yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit (Sugiyono, 2015 : 85).
Untuk menentukan jumlah sampel, maka penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan
batas toleransi kesalahan 5%. Dasarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir sebesar 5%
dengan tingkat kepercayaan 95%, maka rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
Rumus : n =
n=
n=
n= dibulatkan menjadi 237
Keterangan:
n = Sampel
N = jumlah populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan 5%
Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 583, toleransi kesalahan 0,05 (5%) sehingga
jumlah sampel adalah 236,99 dibulatkan menjadi 237. Dengan menggunakan teknik
proportionate stratified random sampling perhitungan jumlah sampel pada masing-masing
kelas disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Kelas Perhitungan Hasil
360
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Akuntansi Reguler A (Pagi) (34 x 237) :583 = 13,82 14
Akuntansi Reguler B (Pagi) (35 x 237) : 583 = 14,22 14
Akuntansi Reguler C (Pagi) (34 x 237) : 583 = 13,82 14
Akuntansi Reguler A (Siang) (34 x 237) : 583 = 13,82 14
Akuntansi Reguler B (Siang) (36 x 237) : 583 = 14,63 15
Akuntansi Reguler C (Siang) (33 x 237) : 853 = 13,41 13
Akuntansi Gianyar A (20 x 237) : 583 = 8,13 8
Akuntansi Gianyar B (34 x 237) : 583 = 13,82 14
Akuntansi Eksekutif A (43 x 237) : 583 = 17,48 17
Akuntansi Eksekutif B (41 x 237) : 583 = 16,66 17
Akuntansi Eksekutif C (43 x 237) : 583 = 17,48 18
Akuntansi Eksekutif D (40 x 237) : 583 = 16,26 16
Akuntansi Eksekutif E (42 x 237) : 583 = 17,07 17
Akuntansi Eksekutif F (36 x 237) : 583 = 14,63 15
Akuntansi Eksekutif G (40 x 237) : 583 = 16,26 16
D3 Lanjutan (38 x 237) : 583 = 15,44 15
Total 237
361
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
pertanyaan dengan total skor seluruh pertanyaan. Apabila koefisien korelasi positif dan lebih
besar dari 0,30 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2016:53).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2016:47). Tingkat reliabilitas suatu variabel atau instrumen penelitian dapat dilihat dari hasil
uji statistik cronbach alpha. Variabel atau instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach
alpha dari masing-masing variabel menunjukkan nilai > 0,70.
1) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016:154), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dibutuhkan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Uji
Kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan SPSS untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak pada baris Asymph. Sig (2-tailed). Apabila nilai signifikansi > 0,05, maka
data dinyatakan normal, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05, maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi atau hubungan yang kuat antar variabel-variabel independen dalam model
persamaan regresi. Model regresi yang baik adalah tidak memiliki korelasi antara variabel bebas.
Multikolinearitas dilihat dari nilai torelance atau VIF (Variance Inflation Factor). Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value
atau variance inflation factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan (Ghozali,2016) :
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF <10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2) Jika nilai tolerance <0,1 dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
362
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan dengan pengamatan lain (Ghozali,
2016:134). Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedasitisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitisitas dilakukan uji Glejser,
yaitu dengan meregresikan nilai absolut variabel terkait dengan variabel bebasnya. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika model regresi lebih besar tingkat signifikan yang
digunakan maka model regresi tidak mengandung gejala heteroskedasitisitas. Sebaliknya jika
model regresi lebih kecil tingkat signifikan yang digunakan maka model regresi mengandung
gejala heteroskedasitisitas.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dan
dependen Ghozali (2016:94). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing
variabel independen. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y=α+ + + + + + е………………………….(1)
Keterangan :
Y = Minat Berwirausaha
α = konstanta
β = Koefisien
X1 = Motivasi
X2 = Efikasi Diri
X3 = Ekspektasi Pendapatan
X4 = Lingkungan Keluarga
X5 = Pendidikan Kewirausahaan
e = error
363
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
a) H0: tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen.
H1: ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen.
b) Taraf uji α = 0,05
c) Sig > α maka H0 diterima, Sig < α maka H0 ditolak
364
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
A Visi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Visi Unmas Denpasar adalah menjadi Perguruan Tinggi Swasta unggulan yang mampu
menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan Lulusan bermutu yang mandiri dalam
pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang berwawasan Pariwisata
Budaya.
365
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
menanamkan jiwa kewirausahaan. Komitmen tersebut di dukung dalam proses pembelajaran
dengan mata kuliah kewirausahaan maupun praktikum perpajakan.
366
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Umur Jumlah(orang) Persentase (%)
367
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
EP 6 0,717 0,000 Valid
LK 1 0,837 0,000 Valid
LK 2 0,646 0,000 Valid
Lingkungan
4 LK 3 0,763 0,000 Valid
Keluarga
LK 4 0,697 0,000 Valid
LK 5 0,700 0,000 Valid
PK 1 0,404 0,000 Valid
PK 2 0,741 0,000 Valid
PK 3 0,484 0,000 Valid
Pendidikan
PK 4 0,670 0,000 Valid
5 Kewirausahaa
PK 5 0,673 0,000 Valid
n
PK 6 0,729 0,000 Valid
PK 7 0,722 0,000 Valid
PK 8 0,638 0,000 Valid
MW 1 0,721 0,000 Valid
MW 2 0,644 0,000 Valid
MW 3 0,667 0,000 Valid
Minat
6 MW 4 0,641 0,000 Valid
Berwirausaha
Sumber MW 5 0,711 0,000 Valid :
Lampiran 4, MW 6 0,662 0,000 Valid data
diolah (2018) MW 7 0,625 0,000 Valid
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa indikator-indikator pada setiap variabel
dalam penelitian ini adalah valid dan layak digunakan untuk melakukan penelitian atau menguji
hipotesis penelitian, karena nilai Pearson Correlation untuk masing-masing butir pertanyaan
lebih besar dari 0,30 dan nilai sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk memenuhi ketetapan jawaban
kuesioner pada periode yang satu dengan periode yang lainnya. Instrument yang digunakan
dikatakan reliable jika koefisien Cronbach alpha > 0,70. Hasil pengujian reliabilitas dapat
dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach
Variabel Ket
Alpha
Motivasi (X1) 0,734 Reliabel
Efikasi Diri (X2) 0,780 Reliabel
Ekspektasi Pendapatan (X3) 0,835 Reliabel
Lingkungan Keluarga (X4) 0,704 Reliabel
Pendidikan Kewirausahaan
0,783 Reliabel
(X5)
Minat Berwirausaha (Y) 0,791 Reliabel
Sumber : Lampiran 4, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha untuk variabel motivasi
adalah 0,734. Nilai Cronbach alpha untuk variabel efikasi diri adalah 0,780. Nilai Cronbach
alpha untuk variabel ekspektasi pendapatan adalah 0,835. Nilai Cronbach alpha untuk variabel
lingkungan keluarga adalah 0,704. Nilai Cronbach alpha untuk variabel pendidikan
368
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
kewirausahaan adalah 0,783. Nilai Cronbach alpha untuk variabel minat berwirausaha adalah
0,791. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach alpha > 0,70. Hal ini berarti
bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
MT 237 19.00 35.00 30.8397 2.70272
ED 237 26.00 40.00 33.3080 2.91003
EP 237 9.00 30.00 23.0759 3.31703
LK 237 12.00 25.00 19.5738 2.54282
PK 237 18.00 40.00 31.8819 3.23690
MW 237 22.00 35.00 29.5738 2.90525
Valid N 237
(listwise)
Sumber : Lampiran 5, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat analisis statistik deskriptif masing-masing variabel
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel motivasi (X1) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai minimum
sebesar 19.00, nilai maksimum sebesar 35.00 dan nilai rata-rata sebesar 30.8397. Standar
deviasi motivasi adalah 2.70272. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik
deskriptif terjadi perbedaan nilai motivasi yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar
2.70272.
2. Variabel efikasi diri (X2) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai minimum
sebesar 26.00, nilai maksimum sebesar 40.00, nilai rata-rata sebesar 33.3080. Standar
deviasi efikasi diri adalah 2.91003. Hal ini berarti bahwa berdasarkan hasil statistik
deskriptif terjadi perbedaan nilai efikasi diri yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya
sebesar 2.91003.
3. Variabel ekspektasi pendapatan (X3) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai
minimum sebesar 9.00, nilai maksimum sebesar 30.00, nilai rata-rata sebesar 23.0759.
Standar deviasi ekspektasi pendapatan adalah sebesar 3.31703. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai ekspektasi pendapatan yang
diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 3.31703.
4. Variabel lingkungan keluarga (X4) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai
minimum sebesar 12.00, nilai maksimum sebesar 25.00, nilai rata-rata sebesar 19.5738.
Standar deviasi lingkungan keluarga adalah sebesar 2.54282. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai lingkungan keluarga yang
diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 2.54282.
5. Variabel pendidikan kewirausahaan (X5) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki
nilai minimum sebesar 18.00, nilai maksimum sebesar 40.00, nilai rata-rata sebesar
31.8819. Standar deviasi pendidikan kewirausahaan adalah sebesar 3.23690. Hal ini
369
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
berarti bahwa berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai pendidikan
kewirausahaan yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 3.23690.
6. Variabel minat berwirausaha (Y) dengan jumlah sampel sebanyak 237 memiliki nilai
minimum sebesar 22.00, nilai maksimum sebesar 35.00, nilai rata-rata sebesar 29.5738.
Standar deviasi minat berwirausaha adalah sebesar 2.90525. Hal ini berarti bahwa
berdasarkan hasil statistik deskriptif terjadi perbedaan nilai minat berwirausaha yang
diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 2.90525.
N 237
Normal Parameter Mean .0000000
Std. Deviation 2.15697635
Most Extreme Differences Absolut .042
Positive .034
Negative -.042
Kolmogorov-Smirnov Z .647
Asymp. Sig. (2-tailed) .797
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2018)
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
menunjukkan bahwa berdasarkan nilai Asymp. Sig (2-tailed), dapat dilihat nilai Sig (2-tailed)
adalah 0,797 > level of significant 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut :
Tabel 5.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel Toleranc
VIF
e
Motivasi (X1) 0,771 1,297
Efikasi Diri (X2) 0,747 1,338
Ekspektasi Pendapatan (X3) 0,715 1,398
Lingkungan Keluarga (X4) 0,675 1,481
Pendidikan Kewirausahaan 0,739 1,353
(X5)
Sumber : Lampiran 6, data diolah (2018)
370
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas dapat dilihat hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan
bahwa masing-masing variabel memiliki nilai nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan multikolinearitas antar variabel
bebas motivasi, efikasi diri, ekspektasi pendapatan, lingkungan keluarga dan pendidikan
kewirausahaan.
3) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan dengan Uji Glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolute
residual dari model yang diestimasi terhadap variabel independen. Hasil uji heteroskedastisitas
dapat dilihat pada Tabel 5.9 sebagai berikut :
Tabel 5.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Koefisien Signifik
Variabel t
Regresi an
Constanta 1,548 0,729 0,467
Motivasi (X1) 0,156 2,613 0,010
Efikasi Diri (X2) 0,278 4,920 0,000
Ekspektasi 0,056 1,112 0,267
Pendapatan (X3)
371
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Lingkungan 0,189 2,788 0,006
Keluarga (X4)
Pendidikan 0,281 5,508 0,000
Kewirausahaan (X5)
372
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Adapun nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat
pada Tabel 5.11 sebagai berikut :
Tabel 5.11
Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .449 .437 2.18020
.670
Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa nilai F hitung menunjukkan angka sebesar
37,615 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel motivasi (X1), efikasi diri (X2), ekspektasi pendapatan (X3),
lingkungan keluarga (X4), dan pendidikan kewirausahaan (X5) berpengaruh secara simultan
terhadap minat berwirausaha (Y) pada mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
373
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
Tabel 5.13
Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 1.548 2.124 .145 .729 .467
MT .156 .060 .278 2.613 .010
ED .278 .056 .064 4.920 .000
EP .056 .051 .166 1.112 .276
LK .189 .068 .313 2.788 .006
PK .281 .051 5.508 .000
Sumber : Lampiran 7, data diolah (2018)
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5.13 dapat dijelaskan sebagai berikut
:
1) Pengaruh motivasi (X1) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel motivasi memiliki nilai
koefisien sebesar 0,156 dan nilai t hitung sebesar 2,613dengan nilai signifikansi sebesar
0,010 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H1 diterima yang berarti
bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2) Pengaruh efikasi diri (X2) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel efikasi diri memiliki nilai
koefisien sebesar 0,278 dan nilai t hitung sebesar 4,920 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H2 diterima yang berarti
bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
3) Pengaruh ekspektasi pedapatan (X3) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel tingkat pemahaman akuntansi
memiliki nilai koefisien sebesar 0,056 dan nilai t hitung sebesar 1,112 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,267 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H3
ditolak yang berarti bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
4) Pengaruh lingkungan keluarga (X4) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga memiliki
nilai koefisien sebesar 0,189 dan nilai t hitung sebesar 2,788 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,006 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H4 diterima yang
berarti bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
5) Pengaruh lingkungan keluarga (X5) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y).
Berdasarkan Tabel 5.13 menunjukkan bahwa variabel motivvasi memiliki nilai
koefisien sebesar 0,281 dan nilai t hitung sebesar 5,508 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan H5 diterima yang berarti
bahwa peendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
374
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
5.2.8 Pembahasan Hasil Penelitian
1) Pengaruh Motivasi terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa
Hipotesis pertama menyatakan variabel motivasi berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel motivasi memiliki nilai koefisien
positif sebesar 0,156 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 yang lebih kecil dari 0,05 yang
artinya bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa pada
mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar sehingga H1 diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa motivasi berpengaruh terhadap minat
berwirausaha mahasiswa. Karena motivasi tersebut muncul dari dalam dirinya sendiri sehingga
semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa tentu mahasiswa tersebut tentu akan
berusaha keras untuk meraih hal tersebut. Ada banyak hal yang menjadi alasan atau memotivasi
seseorang untuk berwirausaha diantaranya alasan keuangan yaitu untuk mencari nafkah dan
untuk mencari pendapatan tambahan, alasan sosial yaitu untuk memperoleh status dan untuk
dapat dikenal dan dihormati, alasan pelayanan yaitu untuk memberikan pekerjakan atau
membuka lapangan pekerjaan kepada masyarakat dan alasan pemenuhan diri untuk menjadi
mandiri, lebih produktif, tidak tergantung pada orang lain dan kebebasan waktu dalam bekerja.
Jadi, ketika mahasiswa memiliki alasan-alasan tersebut maka akan membuat motivasi
mahasiswa dalam berwirausaha semakin tinggi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Priyambodo (2010),
Widianingsih (2015), dan Peppy (2017) yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
375
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Sehingga H3 ditolak.
Hasil penelitian ini mengindikasikan ekspektasi pendapatan tidak mempengaruhi minat
berwirausaha mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dalam
melakukan suatu pekerjaan ataupun berwirausaha ekspektasi pendapatan atau harapan terhadap
pendapatan yang akan diperoleh biasanya tinggi dan tidak terbatas. Namun, berdasarkan hasil
kuesioner yang disebar kepada responden yaitu mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar
angkatan 2015, menunjukkan ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Hal ini disebabkan karena tidak semua beranggapan bahwa berwirausaha akan
mengahasilkan pendapatan yang tinggi dan tidak terbatas, karena dalam berwirausaha kita tidak
dapat mengekspektasikan pendapatan yang akan diperoleh, karena seperti yang kita ketahui
pendapatan dalam berwirausaha pasti ada pasang surutnya yang dapat disebabkan oleh tinggi
rendahnya permintaan, adanya pesaing dan perubahan pangsa pasar. Jadi, ekspektasi pendapatan
tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018) yang menyatakan
bahwa ekspektasi pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011),
Adhitama (2014), Deskarmen (2016), Setiawan (2017), dan Peppy (2017) yang menyatakan
bahwa ekspektasi pendapatan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
4) Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa
Hipotesis keempat menyatakan variabel lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel lingkungan keluarga
memiliki nilai koefisien sebesar 0,189 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 yang lebih kecil
dari 0,05 yang artinya bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Sehingga H2 diterima. Hasil penelitian ini mengindikasikan lingkungan keluarga
mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa jurusan Akuntansi di
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat sehingga dengan adanya dukungan
atau dorongan dari keluarga seperti orang tua maupun saudara maka akan menumbuhkan minat
untuk menjadi seorang wirausaha. Karena tanpa adanya dukungan dari keluarga seseorang tidak
akan bersemangat untuk membuka usaha karena merasa tidak didukung atau tidak direstui oleh
keluarga sehingga tidak mantap dalam melangkah. Jadi, lingkungan keluarga memiliki pengaruh
besar dalam minat mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011), Hamidah
(2014), Adhitama (2014), Setiawan (2017), dan Noviantoro (2017) yang menyatakan bahwa
lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.
376
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
pendidikan kewirausahaan mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa pada mahasiswa
jurusan Akuntansi di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Dengan pendidikan kewirausahaan yang dimiliki, maka seorang mahasiswa akan lebih
mudah memasuki dunia usaha karena telah mengetahui bagaimana strategi dalam berwirausaha.
Sehingga dengan pendidikan kewirausahaan yang telah dimiliki akan lebih menumbuhkan minat
mahasiswa untuk berwirausaha.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011), Adhitama
(2014), Mustofa (2014), Widayoko (2016), Setiawan (2017), dan Peppy (2017) yang
menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha
mahasiswa.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti lebih lanjut ke tingkat taking
action untuk berwirausaha dengan responden alumni sehingga diketahui apakah ada
perbedaan persepsi ketika masih menjadi mahasiswa dan ketika sudah siap di dunia kerja
mengingat ketika masih mahasiswa idealisme dalam pemilihan karir cukup tinggi.
2. Bagi para mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar yang ingin berwirausaha
disarankan untuk lebih optimis dan berani mengambil resiko. Dan anggapan pendapatan yang
tidak pasti dalam berwirausaha sebaiknya dihilangkan karena jumlah pendapatan yang
dihasilkan tergantung seberapa keras usaha yang dilakukan seseorang.
3. Untuk Universitas Mahasaraswati Denpasar, pihak perguruan tinggi berperan dalam
membentuk karakter wirausaha pada setiap mahasiswa, sehingga dalam diri individu
terbentuk mental job creator bukan job seeker mengingat lapangan pekerjaan di sektor negeri
dan swasta semakin terbatas. melalui pendidikan kewirausahaan pihak perguruan tinggi dapat
377
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
memberikan bekal dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha. Oleh karena itu,
pemberian bekal tersebut sebaiknya tidak hanya berupa teori saja, melainkan praktik secara
berkelanjutan sehingga harapannya mahasiswa benar-benar dituntut untuk terjun secara
langsung dalam kegiatan usaha. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh universitas tidak
hanya memadai saja, tetapi penggunaannya juga harus dioptimalkan sebaik mungkin oleh
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adhitama, P. P. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha (Studi Kasus
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip, Semarang). Doctoral Dissertation. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis
2. Agus Sujanto. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Journal of Organizational Behavior and
Human Decision Processes, Vol. 50, 179 – 211
4. Ayuningtias, H.A dan Sanny E. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Tarumanagara
5. Bandura, A. 1977. Social Learning Theory, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
6. Buchori, Alma. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
7. Buchori ,Alma. 2013. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: CV. Alfabeta.
8. Bygrave, W. D. 2003. The Portable MBA Entrepreneurship. Jakarta: Binarupa Aksara
9. Conny R. Semiawan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Grasindo
10. Deskarmen, Ilham. 2016. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi minat Berwirausaha (Studi pada
Siswa SMK Negeri 03 Payakumbuh). Skripsi. Universitas Andalas
11. Evaliana, Y. 2015. Pengaruh Efikasi Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat
Berwirausaha Siswa. Skripsi. Universitas Negeri Malang
12. Ghozali, Imam.2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
BPFE Universitas Diponegoro.
13. Hamidah, Siti. 2014. Pengaruh Self-Efficacy, Lingkungan Keluarga, Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk Jasa Boga. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
14. Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga
15. Kasmir. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
16. Koranti, Komsi. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Minat
Berwirausaha. Skripsi. Universitas Gunadarma
17. Listiyani, D. 2015. Pengaruh motivasi wirausaha dan mental wirausaha terhadap mahasiswa
menjadi wirausaha muda (studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
angkatan 2010 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang). Doctoral dissertation. UIN
Walisongo.
18. Mahanani, H.R. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Lingkungan Eksternal
Terhadap Minat Berwirausaha. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang
19. Mahesa, A.D. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
(Studi pada mahasiswa S1 Universitas Diponegoro Semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang
20. Mudyaharjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
21. Mustofa Muchammad Arif, M. 2014. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Self Efficacy,
Dan Karakter Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas Xi Smk Negeri 1
Depok Kabupaten Sleman. Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi.
378
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
22. Nina, Hermina, Utin, dkk. 2011. Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat
Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Pontianak. Jurnal. Eksos
23. Noviantoro, Galih. 2017. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha Dan
Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
24. Paramitasari, Fanny. 2016. Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan Pengetahuan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xi Kompetensi Keahlian Administrasi
Perkantoran Smk N 1 Bantul. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
25. Peppy, P. S. 2017. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Motivasi, Pendidikan Kewirausahaan,
Dan Norma Subjektif Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2013-2014). Doctoral Dissertation.
Fakultas Ekonomi
26. Permatasari, A. 2016. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
27. Priyambodo, Eko. 2010. Pengaruh Motivasi Dan Mental Kewirausahaan Terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur
28. Priyanto S.H. 2008. Di dalam Jiwa ada Jiwa: The Backbone and the Social Construction of
Entrepreneurships. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana.
29. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
30. Putra, Rano Aditia. 2012. Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk
Berwirausaha. Jurnal. Universitas Negeri Padang
31. Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba
Empat
32. Sari, Nyoman Metri Wulan. 2018. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga,
Self-Efficacy, Motivasi dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha. Skripsi.
Universitas Mahasaraswati Denpasar
33. Serian Wijayanto. 2009. Pengantar Entrepreneursip. Jakarta: Grasindo.
34. Setiawan, D. 2016. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan, Lingkungan Keluarga, Dan Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta). Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi
35. Soerjono Soekanto. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
36. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
37. Suhartini, Y. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam
Berwirausaha. Jurnal. Universitas PGRI Yogyakarta
38. Suharti, Lieli & Hani Sirine. 2009. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat
Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana
39. Widayoko, A. 2016. Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subyektif, Sikap Berperilaku, Dan
Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi
40. Widiyaningsih, Ari. 2015. Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Motivasi Berwirausaha
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi UNY, Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
41. W.S. Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
379
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31
42. Yohnson. 2003. Peranan Universitas dalam memotivasi Sarjana Menjadi Young
Entrepreneurs, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2): 97-111
43. Yusuf, Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
44. Yuyus Suryana. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: Kencana.
45. Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2013. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausaha
Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
46. Zimmerer,W.T. 2002. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Third
Eedition, New york: Prentice-Hall.
47. Zimmerer, Thomas W., dkk. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta:
Salemba Empat.
380
DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.31 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/31