Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Jaringan Komputer

Dosen : Arief Prasetyo

Praktikum 14

Konfigurasi Dasar Router Cisco-2


oleh :

Nama : Ferdy Febriyanto


Kelas : TI 2A
No Urut : 09
No HP : 085956468359
Email : ferdyfebriyanto22@gmail.com
Langkah Praktikum

1. Bukalah packet tracer dan buatlah topologi seperti gambar di bawah. Beri IP tiap PC seperti
di gambar. PC0 terhubung dengan FastEthernet 0/0 Router0, PC1 terhubung dengan
FastEthernet 0/1 Router0.

Jawab:
2. Bukalah CLI pada Router0. Konfigurasikan Router0 tersebut dengan parameter seperti di
bawah ini :
a) hostname : (ferdy) NamaDepanAnda
Jawab:
Masuk mode global
Ketik perintah “hostname NamaHostname”

b) password : jarkom
jawab:
Ketik perintah “enable password MasukanPassword”

c) IP fastethernet 0/0 : 192.168.10.1 /24


Jawab:
Ketik perintah “interface FastEthernet 0/0”
Lalu ketik perintah “ip address <AlamatIP> <subnetmask> ”

d) IP fastethernet 0/1 : 172.16.20.1/16


Jawab:
Ketik perintah “interface FastEthernet 0/1”
Lalu ketik perintah “ip address <AlamatIP> <subnetmask> ”
3. Tampilkan konfigurasi berjalan (running configuration) Router0.
Jawab:
Ketik perintah “show running-config”
4. Tampilkan konfigurasi tersimpan (startup configuration) Router0. Amati apakah ada
perbedaan ?
Jawab:

Ip address yang belum tersimpan di vram

Penjelasan:
Dapat terlihat ketika konfigurasi dijalankan ip address tersebut masih belum tersimpan.
Dikarenakan bahwa setiap perubahan yang terjadi (setelah input perintah konfigurasi) maka akan
tersimpan di memory router yang artinya perubahan tersebut langsung dijlankan. Akan tetapi
perubahan tersebut belum tersimpan pada memory non-volatile (media penyimpanan router /
vram). Oleh karena itu ingat selalu untk menyimpannya agar booting roter, konfigurasi tidak
hilang. Perintah untuk menyimpannya yaitu : Router# copy running-config startup-config

5. Simpan konfigurasi Router0. Lalu tampilkan lagi konfigurasi berjalan maupun yang
tersimpan. Amati apakah ada perbedaan ?
Jawab:

Ip address yang telah tersimpan di vram

Penjelasan:
Konfigurasi routing tersebut telah tersimpan di dalam vram/media peenyimpanan dari router.
Sehingga ketika di booting tidak terjadi kehilangan konfigurasi.
6. Tampilkan tabel routing dari Router0.
Jawab:

7. Lakukan ping dari PC0 ke PC1. Apakah bisa ?


Jawab:
8. Buatlah topologi seperti gambar di bawah. Beri IP tiap PC seperti di gambar. PC0 terhubung
dengan Router0 FastEthernet0/0. PC1 terhubung dengan Router1 FastEthernet0/0. Router0
FastEthernet 0/1 terhubung dengan Router1 FastEthernet 0/1.

Jawab:

Tampilan logic dari jaringan

Alamat IP dari PC 2

Alamat IP dari PC3


9. Konfigurasikan Router1 dengan parameter :
a) Hostname : NamaDepanAnda_1

Jawab:

b) password : jarkom
Jawab:

c) IP FastEthernet0/0 : 192.168.0.1/24
Jawab:

d) IP FastEthernet0/1 : 10.10.10.1/30
Jawab:

10. Konfigurasikan Router2 dengan parameter :


a) Hostname : NamaDepanAnda_2
Jawab:

b) password : jarkom
jawab:
c) IP FastEthernet0/0 : 192.168.1.1/24
Jawab:

d) IP FastEthernet0/1 : 10.10.10.2/30
Jawab:

11. Tampilkan tabel routing dari masing masing Router.


Jawab:
Tabel routing Router1
Tabel routing Router2

Penjelasan:
Dari sini terlihat bahwa konfigurasi rute telah tersambung melalui alamat NetworkID

12. Lakukan ping dari PC2 ke PC3. Apakah bisa ?


Jawab:

Penjelasan:
Host tujuan tidak ditemukan. Dikarenakan rute tidak dikonfigurasi static route.
13. Tambahkan static route di Router1 ke jaringan 192.168.1.0/24. Dan static route di Router2
ke jaringan 192.168.0.0/24.
Jawab:
Perintah untuk menambahkan static route dilakukan pada mode global config, dengan syntax :
Router(config)# ip route <network tujuan><subnet tujuan><alamat ip router tujuan>
atau
Router(config)# ip route <network tujuan> <subnet tujuan><nama exit interface>

Router1

Router2

14. Tampilkan tabel routing dari masing-masing Router. Apakah ada perbedaan ?
Jawab:

Perbedaannya terletak pada router1


Perbedaannya terletak pada router2

Penjelasan:
Perbedaan nya ada pada simbol “S” atau disebut static route. Jadi rute yang menuju jaringan
tersebut harus ditambahkan ke dalam tabel rute dengan protokol routing. Ini dikarenakan
jaringan tidak terhubung secara langsung, akan tetapi masih melewati router lain. Seperti studi
kasus tersebut.

15. Lakukan ping dari PC2 ke PC3 lagi. Apakah bisa ? Jelaskan apa yang terjadi.
Jawab:
IP Address PC2 : 192.168.0.2/24
IP Address PC3 : 192.168.1.2/24
Penjelasan:

Terbukti telah terhubung antara PC2 dengan PC3. Ini dikarenakan rute menuju jaringan tersebut
telah ditambahkan ke dalam tabel rute dengan protokol routing. Dengan perintah menambahkan
static route yang dilakukan pada mode global config.

====================================================================
Kompetensi yang didapat :
- Kompetensi yang saya dapatkan dari sini ialah, saya dapat mengetahui perintah apa saja pada
global configuration mode pada konfigurasi dasar router cisco. Global Configuration Mode ini
sebagai mode yang harus dilalui sebelum kita masuk ke mode Specific Configuration. Sebelum
masuk ke mode ini, dari mode previleged kita ketikan perintah “configure terminal”.
=====================================================================
Perintah tambahan!
Berikut ini merupakan Perintah Dasar Cisco Beserta Penjelasannya

1. router>enable

Secara default, CLI (Command Line Interface) akan masuk ke mode user, tandanya
adalah simbol “>” yang ada di bagian depan nama host (dalam hal ini “router”), pada mode
user Anda tidak dapat mengkonfigurasi apapun, oleh karena itu Anda perlu beralih ke
mode privileged (juga di kenal sebagai EXEC-level mode) dengan perintah
“router>enable” kemudian tekan Enter, apabila perintah berhasil tereksekusi, maka simbol
di depan nama host akan berubah menjadi “#” (misalnya “router#”).

2. router#show ?

Perintah “router#show ?” di gunakan untuk melihat daftar perintah yang tersedia untuk di
eksekusi.

3. router#show running-config

Perintah “router#show running-config” di gunakan untuk menampilkan file konfigurasi


yang sedang di jalankan pada RAM.

4. router#show startup-config

Perintah “router#show startup-config” di gunakan untuk menampilkan file konfigurasi yang


di jalankan saat startup, file konfigurasi tersebut di simpan pada NVRAM (Non Volatile
Random Access Memory), berbeda dengan SRAM (Static Random Access
Memory) atau DRAM (Dynamic Random Access Memory). Penyimpanan data yang
dilakukan saat daya listrik mengalir, NVRAM tetap menyimpan file konfigurasi sekalipun
perangkat router di matikan. Perlu di ingat bahwa NVRAM tidak sama dengan Flash SIMM
(Single In-line Memory Module). Perbedaan antara NVRAM sama dengan Flash SIMM
seperti perbedaan RAM dan hardisk drive (walaupun pada kenyataannya RAM dengan
NVRAM juga berbeda), Flash SIMM sendiri lebih mirip hard disk drive yang menyimpan
file sistem operasi Cisco IOS dan file lain yang di perlukan.

5. router#copy running-config startup-config

Perintah “router#copy running-config startup-config” di gunakan untuk menyimpan


pengaturan yang sedang berjalan (running connfiguration) pada RAM ke NVRAM
sehingga dapat di terapkan pada saat router di nyalakan (start-up).

6. router#erase startup-config

Perintah “router#erase startup-config” di gunakan untuk menghapus file konfigurasi yang


di simpan pada NVRAM (Non Volatile Random Access Memory).
7. router#copy running-config tftp

Selain menyimpan running-config ke startup-config, Anda juga dapat meyimpan running-


config ke TFTP Server secara remote (jarak jauh), caranya cukup dengan mengeksekusi
perintah “router#copy running-config tftp”.

8. router#show users

Perintah “router#show users” di gunakan untuk menampilkan pengguna yang sedang


terhubung ke jaringan (router) yang bersangkutan.

9. router #show arp

Perintah “router #show arp” di gunakan untuk menampilkan tabel ARP, ARP atau Address
Resolution Protocol merupakan sebuah protokol yang memetakan fungsi IP address ke
alamat fisik mesin (di kenal juga sebagai alamat MAC) yang di kenali oleh jaringan lokal.
Tabel ARP atau di kenal juga dengan sebutan ARP Cache di gunakan untuk memelihara
korelasi antara alamat MAC dengan alamat IP.

10. router #show history

Perintah “router #show history” di gunakan untuk menampilkan riwayat perintah yang telah
di eksekusi sebelumnya, perintah ini akan sangat berguna jika Anda hendak mengulangi
perintah serupa tanpa mengetik ulang perintahnya.

11. router#show interfaces

Perintah “router#show interfaces” di gunakan untuk menampilkan statistik dari semua


interface yang tersedia, perintah “router#show interfaces” akan menampilkan informasi
yang mencakup interface, status interface (baik fisik maupun data link), dan IP address.
Perintah “router#show interfaces” juga mencakup informasi tambahan termasuk subnet
mask IP interface, pengaturan bandwidth, pengaturan delay, konfigurasi antrian, informasi
protokol data link (dalam hal ini tipe duplex, ARP), dan sejumlah counter yang berbeda
yang dapat di gunakan untuk memantau interface.

12. router#show host

Perintah “router#show host” di gunakan untuk menampilkan cache dari host yang
tersedia.
13. router#show flash

Perintah “router#show flash” di gunakan untuk menampilkan informasi mengenai memori


Flash yang terdapat pada perangkat router Cisco. Informasi yang di tampilkan termasuk
file yang ada di dalamnya, ruang kosong, ruang yang di gunakan, total ruang (kapasitas)
yang tersedia hingga ukuran ‘processor board System Flash’.

14. router#show protocols

Perintah “router#show protocols” menunjukkan status protokol layer ketiga pada


perangkat yang telah di konfigurasi. Layer ketiga yang di maksud adalah bagian dari
model OSI layer, layer ketiga adalah network layer, fungsi network layer salah satunya
adalah menyediakan sarana fungsional dan prosedural untuk mentransfer data ke node
lain yang terhubung dalam jaringan yang berbeda, router adalah salah satu perangkat
yang bekerja di layer ketiga ini.

15. router#show ip interface

Perintah “router#show ip interface” di gunakan untuk menampilkan informasi mengenai


pengaturan IP interface secara lengkap, termasuk alamat IP dan informasi mask, Access
Control List (ACL), jenis switching yang digunakan (bagaimana lalu lintas IP di proses
oleh perangkat), pengaturan kompresi, dan lain sebagainya.

16. router#show ip interface brief

Perintah “router#show ip interface brief” di gunakan untuk menampilkan output dari status
IP address suatu interface secara ringkas. Informasi penting yang akan di tampilkan
meliputi interface, IP address dari interface tersebut, status (secara fisik) dan status
protokol (data link).

17. router#show ip protocol

Perintah “router#show ip protocol” di gunakan saat protokol routing dinamis di jalankan


pada perangkat. Output dari perintah ini dapat digunakan untuk memverifikasi konfigurasi
protokol routing sedang di proses seperti yang di harapkan. Output yang tepat dari
perintah ini bergantung pada dynamic routing protocol yang di konfigurasi.

18. router#show ip route

Perintah “router#show ip route” di gunakan untuk menampilkan konten tabel routing IP


saat ini. Output dari perintah “router#show ip route” bisa sangat lama ketika beberapa
jaringan di kelola oleh satu perangkat.
19. router#show logging

Perintah “router#show logging” di gunakan untuk verifikasi beberapa hal yang di anggap
tidak sesuai. Perintah “router#show logging” dapat mengakses log dan menampilkannya.
Dengan begitu Anda dapat mem-verifikasi apabila terdapat beberapa hal yang di anggap
tidak sesuai (biasanya antara konfigurasi yang di terapkan dengan hasil yang di harapkan
yang tidak sesuai).

20. router#show clock

Perintah “router#show clock” di gunakan untuk menampilkan jam dari sistem saat ini, ingat
bahwa router Cisco menggunakan sistem operasi tersendiri sehingga jam pada sistem
Cisco dengan jam pada sistem Host mungkin berbeda, mencocokkan jam pada keduanya
berguna untuk singkronisasi log sehingga memudahkan verifikasi.

21. router#ping

Perintah “router#ping” di gunakan untuk memverifikasi ketergapaian (reachability) host


tujuan dengan mengirim lima paket ICMP (Internet Control Message Protocol) ke host
tujuan, dan host tujuan akan mengembalikan atau menjawab kiriman tersebut dengan
paket yang serupa.

22. router#traceroute

Perintah “router#traceroute” di gunakan untuk memverifikasi operasi jaringan dengan


mengirimkan paket sesuai jalur yang telah di tentukan dari jalur sumber ke jalur tujuan
yang memanfaatkan fungsi TTL (Time to Live) yang terdapat pada IP header, prinsipnya
sama dengan perintah “router#ping”, apabila host tujuan tidak merespon (paket tidak
sampai ke tujuan) maka pesan “unreachable” (tak tergapai).

23. router#show version

Perintah “router#show version” di gunakan untuk menampilkan versi Cisco IOS (Internet
Operating System) yang di gunakan.

24. router#configure terminal

Jika Anda perhatikan, perintah di atas hanya untuk melihat atau menampilkan informasi
tertentu (beberapa ada yang di gunakan untuk meng-copy), untuk dapat mengkonfigurasi
router misalnya mengubah running-configuration Anda harus masuk ke Global
Configuration Mode, lihat kembali perintah “router#copy running-config startup-config”
pada poin ke 5 dan perintah “router#copy running-config tftp” ke 7, di sana hanya
menjelaskan mengenai perintah untuk menyimpan running-config ke startup-config atau
tftp, cara mengkonfigurasi running-config itu sendiri belum di paparkan. Untuk dapat
melakukan konfigurasi, Anda harus mengeksekusi perintah “router#configure terminal”
untuk masuk ke Global Configuration Mode, indikator pada nama host nantinya akan
berubah menjadi “router(config)#” yang artinya Anda telah masuk ke Global
Configuration Mode.

25. router(config)#hostname

Perintah “router(config)#hostname” di gunakan untuk mengganti nama host, secara


default host bernama “router”, untuk menggantinya dengan nama lain misalnya “duniait”,
cukup ketikkan perintah “router(config)#hostname duniait” dan indikator pada CLI akan
berubah menjadi “duniait(config)#”.

26. router(config)#banner motd

Perintah “router(config)#banner motd” di gunakan untuk menambahkan MotD (Message


of the Day) sebagai banner, pesan tersebut nantinya akan tampil pada antarmuka
pengguna yang mengakses antarmuka router, pesan dapat di tambahkan dengan
perintah “router(config)#banner motd # isi pesan #”.

27. router(config)#no banner motd

Perintah “router(config)#no banner motd” di gunakan untuk menghapus pesan MotD


(Message of the Day) dari banner.

28. router(config)#do

Ingat, bahwa saat ini Anda berada pada Global Configuration Mode, Anda tidak dapat
mengeksekusi perintah yang ada pada Privilege Mode atau EXEC Level Mode, misalnya
“router#show running-config” tidak dapat Anda akses dengan perintah
“router(config)#show running-config”, namun Anda tetap dapat menjalankan perintah
Privilege Mode/EXEC Level Mode (misalnya “show running-config” di atas) walaupun
Anda berada pada Global Configuration Mode dengan “router(config)#do”, misalnya
“router(config)#do show running-config”.

29. router(config)#enable password

Perintah “router(config)#enable password” di gunakan untuk mengaktifkan fitur password.

30. router(config)#line console

Perintah “router(config)#line console” di gunakan untuk masuk ke Line Console Mode,


dengan masuk ke Line Console Mode Anda dapat mengakses berbagai pengaturan yang
tidak tersedia pada Global Configuration Mode misalnya menetapkan exec-timeout (akan
kita bahas kemudian) dan lain sebagainya, indikator pada Line Console Mode akan
berubah menjadi “router(config-line)#”.

31. router(config-line)#password admin

Perintah “router(config-line)#password admin” di gunakan untuk menetapkan password


untuk login dengan password “admin”, Anda dapat mengganti password dengan teks lain
yang Anda kehendaki.

32. router(config-line)#login

Perintah “router(config-line)#login” di gunakan untuk mengaktifkan fitur login, saat


pengguna masuk ke mode konfigurasi (dengan hak akses lebih tinggi) maka pengguna di
haruskan memasukkan password terlebih dahulu.

33. router(config-line)#exec-timeout 1 30

Perintah “router(config-line)#exec-timeout 1 30” di gunakan untuk mengatur fitur auto log


off (apabila fitur login di aktifkan), nilai “1” pada perintah tersebut merupakan nilai “menit”
sedangkan nilai “30” merupakan nilai “detik”, artinya pengguna akan secara otomatis log
off apabila tidak ada aktifitas selama 1 menit 30 detik, untuk mengatur agar pengguna
tidak log off otomatis, maka perintah yang di jalankan adalah “router(config-line)#exec-
timeout 0 0”. Demikian pembahasan mengenai perintah dasar Cisco, semoga bermanfaat
untuk Anda yang membutuhkan atau setidaknya untuk menambah pengetahuan dan
referensi kita mengenai beragam teknologi khususnya dalam bidang jaringan yang saat
ini semakin berkembang pesat, selamat mencoba.

Anda mungkin juga menyukai