Praktikum 14
1. Bukalah packet tracer dan buatlah topologi seperti gambar di bawah. Beri IP tiap PC seperti
di gambar. PC0 terhubung dengan FastEthernet 0/0 Router0, PC1 terhubung dengan
FastEthernet 0/1 Router0.
Jawab:
2. Bukalah CLI pada Router0. Konfigurasikan Router0 tersebut dengan parameter seperti di
bawah ini :
a) hostname : (ferdy) NamaDepanAnda
Jawab:
Masuk mode global
Ketik perintah “hostname NamaHostname”
b) password : jarkom
jawab:
Ketik perintah “enable password MasukanPassword”
Penjelasan:
Dapat terlihat ketika konfigurasi dijalankan ip address tersebut masih belum tersimpan.
Dikarenakan bahwa setiap perubahan yang terjadi (setelah input perintah konfigurasi) maka akan
tersimpan di memory router yang artinya perubahan tersebut langsung dijlankan. Akan tetapi
perubahan tersebut belum tersimpan pada memory non-volatile (media penyimpanan router /
vram). Oleh karena itu ingat selalu untk menyimpannya agar booting roter, konfigurasi tidak
hilang. Perintah untuk menyimpannya yaitu : Router# copy running-config startup-config
5. Simpan konfigurasi Router0. Lalu tampilkan lagi konfigurasi berjalan maupun yang
tersimpan. Amati apakah ada perbedaan ?
Jawab:
Penjelasan:
Konfigurasi routing tersebut telah tersimpan di dalam vram/media peenyimpanan dari router.
Sehingga ketika di booting tidak terjadi kehilangan konfigurasi.
6. Tampilkan tabel routing dari Router0.
Jawab:
Jawab:
Alamat IP dari PC 2
Jawab:
b) password : jarkom
Jawab:
c) IP FastEthernet0/0 : 192.168.0.1/24
Jawab:
d) IP FastEthernet0/1 : 10.10.10.1/30
Jawab:
b) password : jarkom
jawab:
c) IP FastEthernet0/0 : 192.168.1.1/24
Jawab:
d) IP FastEthernet0/1 : 10.10.10.2/30
Jawab:
Penjelasan:
Dari sini terlihat bahwa konfigurasi rute telah tersambung melalui alamat NetworkID
Penjelasan:
Host tujuan tidak ditemukan. Dikarenakan rute tidak dikonfigurasi static route.
13. Tambahkan static route di Router1 ke jaringan 192.168.1.0/24. Dan static route di Router2
ke jaringan 192.168.0.0/24.
Jawab:
Perintah untuk menambahkan static route dilakukan pada mode global config, dengan syntax :
Router(config)# ip route <network tujuan><subnet tujuan><alamat ip router tujuan>
atau
Router(config)# ip route <network tujuan> <subnet tujuan><nama exit interface>
Router1
Router2
14. Tampilkan tabel routing dari masing-masing Router. Apakah ada perbedaan ?
Jawab:
Penjelasan:
Perbedaan nya ada pada simbol “S” atau disebut static route. Jadi rute yang menuju jaringan
tersebut harus ditambahkan ke dalam tabel rute dengan protokol routing. Ini dikarenakan
jaringan tidak terhubung secara langsung, akan tetapi masih melewati router lain. Seperti studi
kasus tersebut.
15. Lakukan ping dari PC2 ke PC3 lagi. Apakah bisa ? Jelaskan apa yang terjadi.
Jawab:
IP Address PC2 : 192.168.0.2/24
IP Address PC3 : 192.168.1.2/24
Penjelasan:
Terbukti telah terhubung antara PC2 dengan PC3. Ini dikarenakan rute menuju jaringan tersebut
telah ditambahkan ke dalam tabel rute dengan protokol routing. Dengan perintah menambahkan
static route yang dilakukan pada mode global config.
====================================================================
Kompetensi yang didapat :
- Kompetensi yang saya dapatkan dari sini ialah, saya dapat mengetahui perintah apa saja pada
global configuration mode pada konfigurasi dasar router cisco. Global Configuration Mode ini
sebagai mode yang harus dilalui sebelum kita masuk ke mode Specific Configuration. Sebelum
masuk ke mode ini, dari mode previleged kita ketikan perintah “configure terminal”.
=====================================================================
Perintah tambahan!
Berikut ini merupakan Perintah Dasar Cisco Beserta Penjelasannya
1. router>enable
Secara default, CLI (Command Line Interface) akan masuk ke mode user, tandanya
adalah simbol “>” yang ada di bagian depan nama host (dalam hal ini “router”), pada mode
user Anda tidak dapat mengkonfigurasi apapun, oleh karena itu Anda perlu beralih ke
mode privileged (juga di kenal sebagai EXEC-level mode) dengan perintah
“router>enable” kemudian tekan Enter, apabila perintah berhasil tereksekusi, maka simbol
di depan nama host akan berubah menjadi “#” (misalnya “router#”).
2. router#show ?
Perintah “router#show ?” di gunakan untuk melihat daftar perintah yang tersedia untuk di
eksekusi.
3. router#show running-config
4. router#show startup-config
6. router#erase startup-config
8. router#show users
Perintah “router #show arp” di gunakan untuk menampilkan tabel ARP, ARP atau Address
Resolution Protocol merupakan sebuah protokol yang memetakan fungsi IP address ke
alamat fisik mesin (di kenal juga sebagai alamat MAC) yang di kenali oleh jaringan lokal.
Tabel ARP atau di kenal juga dengan sebutan ARP Cache di gunakan untuk memelihara
korelasi antara alamat MAC dengan alamat IP.
Perintah “router #show history” di gunakan untuk menampilkan riwayat perintah yang telah
di eksekusi sebelumnya, perintah ini akan sangat berguna jika Anda hendak mengulangi
perintah serupa tanpa mengetik ulang perintahnya.
Perintah “router#show host” di gunakan untuk menampilkan cache dari host yang
tersedia.
13. router#show flash
Perintah “router#show ip interface brief” di gunakan untuk menampilkan output dari status
IP address suatu interface secara ringkas. Informasi penting yang akan di tampilkan
meliputi interface, IP address dari interface tersebut, status (secara fisik) dan status
protokol (data link).
Perintah “router#show logging” di gunakan untuk verifikasi beberapa hal yang di anggap
tidak sesuai. Perintah “router#show logging” dapat mengakses log dan menampilkannya.
Dengan begitu Anda dapat mem-verifikasi apabila terdapat beberapa hal yang di anggap
tidak sesuai (biasanya antara konfigurasi yang di terapkan dengan hasil yang di harapkan
yang tidak sesuai).
Perintah “router#show clock” di gunakan untuk menampilkan jam dari sistem saat ini, ingat
bahwa router Cisco menggunakan sistem operasi tersendiri sehingga jam pada sistem
Cisco dengan jam pada sistem Host mungkin berbeda, mencocokkan jam pada keduanya
berguna untuk singkronisasi log sehingga memudahkan verifikasi.
21. router#ping
22. router#traceroute
Perintah “router#show version” di gunakan untuk menampilkan versi Cisco IOS (Internet
Operating System) yang di gunakan.
Jika Anda perhatikan, perintah di atas hanya untuk melihat atau menampilkan informasi
tertentu (beberapa ada yang di gunakan untuk meng-copy), untuk dapat mengkonfigurasi
router misalnya mengubah running-configuration Anda harus masuk ke Global
Configuration Mode, lihat kembali perintah “router#copy running-config startup-config”
pada poin ke 5 dan perintah “router#copy running-config tftp” ke 7, di sana hanya
menjelaskan mengenai perintah untuk menyimpan running-config ke startup-config atau
tftp, cara mengkonfigurasi running-config itu sendiri belum di paparkan. Untuk dapat
melakukan konfigurasi, Anda harus mengeksekusi perintah “router#configure terminal”
untuk masuk ke Global Configuration Mode, indikator pada nama host nantinya akan
berubah menjadi “router(config)#” yang artinya Anda telah masuk ke Global
Configuration Mode.
25. router(config)#hostname
28. router(config)#do
Ingat, bahwa saat ini Anda berada pada Global Configuration Mode, Anda tidak dapat
mengeksekusi perintah yang ada pada Privilege Mode atau EXEC Level Mode, misalnya
“router#show running-config” tidak dapat Anda akses dengan perintah
“router(config)#show running-config”, namun Anda tetap dapat menjalankan perintah
Privilege Mode/EXEC Level Mode (misalnya “show running-config” di atas) walaupun
Anda berada pada Global Configuration Mode dengan “router(config)#do”, misalnya
“router(config)#do show running-config”.
32. router(config-line)#login
33. router(config-line)#exec-timeout 1 30