Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN IPS SEBAGAI “SYNTHETIC DISCIPLINE”:

KAJIAN EPISTEMOLOGIS ATAS PEMIKIRAN NU’MAN SOMANTRI

Mohammad Imam Farisi dan Abdul Malik


Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
email: imamfarisi@ut.ac.id

Abstrak: Pemikiran seorang atau kelompok pakar merupakan bagian integral dalam dinamika sebuah
disiplin ilmu, dan kajian terhadapnya telah menjadi concern dalam berbagai disiplin ilmu. Penelitian
ini mengkaji secara epistemologis pemikiran Somantri tentang PIPS sebagai ‘synthetic discipline’.
Penelitian bersifat kualitatif-interpretif dan menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan
teknik anotasi bibliografis dan reviu literatur serta dianalisis dengan teknik analisis konten kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara epistemologis, PIPS dalam pemikiran Somantri dikonsep-
tualisasi sebagai sebuah disiplin ilmu (DPIPS) dan program pendidikan disiplin ilmu (PDIPS) terinte-
grasi, hasil rekayasa sinergistis dari dua atau lebih disiplin ilmu yang setara untuk tujuan PIPS. PIPS
sebagai disiplin ilmu terintegrasi adalah identitas, jati-diri, ciri khas, dan faculty culture FPIPS dan
pascasarjana PIPS. PIPS sebagai DPIPS memiliki status akademik sebagai advance knowledge, middle
studies, dan primary structure. PIPS sebagai program PDIPS memiliki status akademik sebagai PDIPS
untuk jenjang pendidikan tinggi, dan PDIPS untuk jenjang pendidikan sekolah.

Kata Kunci: epistemologi, pendidikan IPS, synthetic discipline

SCIENCE EDUCATION AS “A SYNTHETIC DISCIPLINE”:


AN EPISTEMOLOGICAL ANALYSIS OF NU’MAN SOMANTRI’S THOUGHT

Abstract: An expert’s or group of experts’ thought is an integral part in the dynamics of a scientific
discipline, and an analysis of it has become the concern of many scientific disciplines. This study ana-
lyzed epistemologically Somantri’s thought of social science as a ‘synthetic discipline”. This study
was qualitative-interpretive and utilized primary and secondary sources using the annotated biblio-
graphies and literature review. The data were analyzed using the qualitative content analysis. The
findings showed that epistemologically, social science in Somantri’s thought was conceptualized as a
scientific discipline and an integrated scientific discipline eduacational program. It was also a syner-
getic engineering product of two or more than two equivalent scientific disciplines for the purpose of
social science education. Social science education as an integrated scientific discipline is the identity,
typical characteristics, and the faculty culture of the social science education faculty and the social
science education graduate program. Social science had the academic status as advanced knowledge,
middle studies, and primary structure. Social science as had an academic status as a social science
discipline in the tertiary education and in the secondary education.

Keywords: epistemology, social science education, synthetic discipline

PENDAHULUAN ilmu-ilmu sosial (IIS), seperti ilmu komunikasi,


Dewasa ini, kajian akademis yang ber- lingustik, politik, sejarah, teologi, ekonomi, dan
sifat teoretis-filosofis (epistemologis) terhadap lain-lain. Kajian tersebut tidak hanya penting
gagasan dan pemikiran seorang pakar atau ko- untuk menampilkan ”biografi intelektual” me-
munitas pakar dalam suatu bidang keilmuan— reka secara personal. Lebih dari itu, melalui ka-
termasuk Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial jian seperti itu para peneliti dapat menjelaskan
(PIPS)—yang dinyatakan atau diungkapkan se- bagaimana komitmen intelektual (para) pakar
cara tertulis dalam karya-karya ilmiah tekstual terhadap disiplin ilmunya; mengungkap status
(naskah, makalah-makalah, buku, dan sema- kepakaran mereka di dalam komunitas keilmu-
camnya) telah menjadi concern dalam kajian an; dan menelisik kontribusi mereka bagi

128
129

perkembangan ilmu dan pembangunan masya- miah. Kesulitan akademis terbesar yang harus
rakat secara keseluruhan. dihadapi oleh pakar atau peneliti untuk mela-
Secara teoretik, pemikiran seorang pakar kukan kajian epistemologis selama ini adalah
dalam suatu bidang kajian disiplin ilmu, tidak karena kajian epistemologis seperti itu “memer-
hanya penting sebagai mekanisme ilmiah men- lukan analisis yang kompleks dan beraneka
capai sebuah konsensus, melainkan juga pen- ragam, mencakup analisis filosofis, konseptual,
ting karena pemikiran-pemikiran mereka the sosiologis, dan historis (Stanley, 1985b). Dalam
most authoritative and frequently used mecha- studi PIPS, kajian ini diakui masih langka atau
nism, and the one most often cited as proof... relatif baru, dan merupakan isu atau masalah
and provide accumulated important scientific yang masih belum banyak dikaji. Sementara
repertoires and exemplars in any dynamics oc- signifikansinya bagi PIPS sangat penting, ka-
curring within a discipline (Shwed & Bearman, rena secara epistemologis mampu “mendeskrip-
2010:836-837). Dalam teori epistemologi ten- sikan, mereviu, menganalisis sejumlah aspek
tang revolusi keilmuan dalam sains, Kuhn PIPS di masa lampau, dan makna berbagai isti-
(1970) menelisik secara lengkap setiap pemikir- lah yang digunakan oleh para profesional PIPS,
an dan karya ilmiah individual para pakar, dan beserta landasan-landasan pemikiran mereka”
mengungkap kontribusinya terhadap terjadinya (Wallen & Fraenkel, 1988:2).
revolusi sains. Kuhn menegaskan bahwa dalam Dalam historisitas PIPS, kajian epistemo-
sejarah pemikiran dan penelitian ilmiah, One logis atas pendefinisian hakikat PIPS oleh se-
such effect—a shift in the distribution of the orang pakar atau kelompok pakar, baru mulai
technical literature cited in the footnotes to re- dilakukan medio-1970an oleh Barr, Barth dan
search reports—ought to be studied as a pos- Shermis (1978); dan belakangan oleh Evans
sible index to the occurrence of revolutions (2004) dan Ross (2006) atas perkembangan ku-
(Kuhn, 1970:ix). Karena itu, Kuhn beranggapan rikulum PIPS. Studi Barr et al., berhasil mere-
memisahkan invensi dan penemuan dari indi- konstruksi tradisi-tradisi utama di dalam PIPS
vidu-individu ilmuwan adalah sulit karena ba- sebagai field of study dari berbagai definisi
gaimanapun ia terkait dengan proses-proses ke- yang tumpang-tindih dan kontroversi dengan
ilmuan these individual contributions to science keberagaman aliran dan keyakinan teori/filsafat
were thought to have been compounded (Kuhn, yang bersebrangan. Studi Evans dan Ross juga
1970:3). berhasil merekonstruksi tradisi-tradisi dan pe-
Kajian epistemologis terhadap gagasan mikiran-pemikiran utama di kalangan pakar
dan pemikiran para pakar PIPS di Indonesia, PIPS tentang definisi dan hakikat kurikulum
khususnya tentang pendefinisian hakikat PIPS, PIPS.
baik sebagai bidang kajian, disiplin ilmiah, pro- Ketiga studi mereka menyediakan eksem-
gram sekolah, maupun sebagai profesi (Saxe, plar dan model penting dalam kajian-kajian
1991; Nelson, 2001) merupakan keniscayaan epistemologis atas pemikiran seorang pakar
akademik. Hal ini, secara epistemologis meru- atau kelompok pakar PIPS di dalam mem-
pakan persoalan mendasar karena terkait de- bangun definisi dan hakikat pemikiran dan ku-
ngan kejelasan dan kepastian bagi setiap ang- rikulum PIPS sebagai salah satu bidang kajian
gota komunitas PIPS mengenai ways of seeing atau ontologi keilmuan yang sangat mendasar
the world and of practicing science in it (Kuhn, bagi PIPS sebagai disiplin ilmu terintegrasi.
1970:4); dan adanya perubahan ke arah para- Atas dasar itu pula, kajian epistemologis
digma baru yang berimplikasi lebih lanjut ter- atas pemikiran-pemikiran Nu’man Somantri
hadap perlunya a new and more rigid definition tentang pendefinisian hakikat PIPS sangat men-
of the field. dasar, dan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Realitasnya, kajian seperti itu belum per- Mengabaikannya berarti mengabaikan hal-hal
nah dilakukan di Indonesia, kecuali sebatas se- penting yang sesungguhnya sangat menentukan
bagai rujukan dalam membuat karya-karya il- bagi PIPS sebagai bidang kajian dan disiplin
ilmiah. Kajian ini juga sangat penting
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
130
karena bersangkut- sebagai disiplin ilmu tertulis (maka- lah, Kowanko 2000) atas
paut dengan terintegrasi artikel buku, tesis karya-karya
pembentukan dan (synthetic discipline) dan atau disertasi) akademik yang
per- kembangan sebagai- mana dari pakar PIPS memuat pemikiran,
definisi-definisi dimaknai oleh lainnya yang isu, atau masalah
paradigmatik yang subjek (Cresswel, bermuatan tent- ang
di dalamnya 1998). Data berupa ”filosofis” pendefinisian
memuat berbagai teks-teks atau narasi (epistemologis) dan hakikat paradigma
rasional, tujuan, tekstual (kata, frase, memiliki kaitan PIPS seb- agai
konsepsi, landasan kalimat, atau substantif dengan synthetic discipline.
filosofi, dan isu-isu paragraf) yang gagasan dan
Data
normatif tentang sebagai ke- satuan pemikiran Somantri
dianalisis
PIPS sebagai objek- wacana yang sudah ten- tang PIPS
menggunakan
objek studi dan fon- pasti yang arti atau sebagai synthetic
teknik ‘ana- lisis
dasi utama maknanya bersifat discipline. Kedua
konten secara
terbentuknya konstitutif di dalam
kualitatif
tradisi/paradigma tulisan itu sendiri.
(Silverman, 1995),
PIPS (Stanley, Data ‘teks’ tersebut
dan fenomenologi-
1985a; 1985b). Sifat dikumpulkan dan
hermeneutik
materi atau ma- dipilih dari sumber
(Ricoeur, 1991).
salah PIPS—juga primer dan sekunder
Kedua teknik
disiplin ilmu-ilmu menggunakan teknik
analisis ini
sosial se- bagai ‘purposively
menekankan pada
sumbernya—yang selected texts
ak- tivitas
terdiri dari ranah sampling” (Zhang &
subjective
yang tak tersusun Wildemuth, 2009),
interpretation
secara baik terkait dengan
peneliti terha- dap
(Cornbleth, pemikiran subjek
konten/isi teks
1985:29) adalah tentang hakikat PIPS
melalui proses
alasan lain mengapa sebagai ‘synthetic
kodifikasi dan
pendefinisian haki- discipline’ .
indentifikasi tema-
kat PIPS sangat Sumber
tema atau pola-pola
penting dilakukan primer adalah buku
spe- sifik dan
untuk mem- bangun Menggagas
menonjol dan
dan memantapkan Pembaharuan
mengungkap makna
PIPS sebagai Pendidikan IPS
(Zhang, &
disiplin ilmu. (2001), yang
Wildemuth, 2009;
memuat naskah-
Stemler, 2012) yang
METODE naskah atau karya-
terdapat di dalam
Penelitian ini karya tulis ilmiah
pemikiran-
bersifat kualitatif- otentik Nu’man
pemikiran Somantri
interpretif (Gall, Somantri tentang
tentang PIPS
Gall, & Borg, berba- gai aspek
sebagai synthetic
2003), yang substantif,
disci- pline. Untuk
difokuskan pada metodologis, dan
mendukung tujuan
ikhtiar untuk episte- mologis
analisis, digu- nakan
memperoleh PIPS. Sumber
teknik dokumentasi
pengertian atau sekunder adalah
reflektif-interpretif
pemahaman atas naskah- naskah atau
dengan instrumen
hakikat PIPS karya-karya ilmiah
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
131
pengumpul data tentang terkait dengan Somantri
berupa writt- en identitas/jati-diri seleksi dan mengemukakan
reflective exercises, aka- demik PIPS organisasi konten bahwa PIPS sebagai
reflective notes, sebagai disiplin untuk tujuan disiplin ilmu
dan in- terpretive ilmu terintegrasi. program pen- terintegrasi adalah
memos (Miles & Pemikiran tersebut didikan di setiap sebuah disiplin ilmu
Huberman, 1992; dapat dianggap jenjang sekolah. hasil merger atau
Zhang & sebagai ikhtiar Tanpa kedua unsur hasil rekayasa
Wildemuth, 2009). akademik Somantri tersebut there is sinergistis [28,29,36,41,65,94,

untuk membangun little hope for sound 112]


antara dua atau
HASIL DAN dan and effective study lebih disiplin ilmu
PEMBAHASAN mengembangkan of society yang setara (ilmu-
Dalam paradigma PIPS (Cartwright, 2001: limu sosial/IIS, ilmu
pemikiran bersama. Atas dasar 203). Karena itu, pendidikan, dan
Somantri, PIPS paradigma ini pula, Cartrwight humaniora) untuk
adalah sebuah Somantri berha- rap menegaskan agar tujuan PIPS (SD—
disiplin ilmu setiap anggota setiap ilmuwan dan PT)[18,28,65]. PIPS
terintegrasi komunitas PIPS di praktisi PIPS harus sebagai disiplin ilmu
(synthetic di- Indonesia self- educated” dan terintegrasi ini
diharapkan “to unite in the merupakan identitas,
scipline)[7,11-22,63-
memiliki kejelasan common cause of jati- diri, ciri khas,
65,207,215]*)
, dan dan ketegasan enlightenmen”, dan faculty culture
program pen- tentang apa dan yaknidalam hal FPIPS dan
didikan bidang bagaimana
kepakaran mau- pun pascasarjana
studi atau konstruksi PIPS
pedagogisnya. PIPS[18,27,28,36,65].
pendidikan disiplin harus dipahami,
Integrasi kedua Dalam sejumlah
ilmu PIPS yang dibangun dan atau
unsur esen- sial kepustakaan, PIPS
terintegrasi dikembang- kan.
tersebut juga sebagai disiplin ilmu
[7,19,212,215]
. Kedua Pemikiran
tercermin di dalam terinte- grasi juga
status akademik Somantri tentang
definisi konseptual disebut
PIPS tersebut kedua status
social studies dari interdisciplinary
merupakan fokus akademik PIPS
NCSS (1994; integration (Barr
dan menempati tersebut, pada
2010:3) berikut, dkk, 1978),
porsi terbesar serta dasarnya mencer-
“Social studies are integrated subject
menjadi esensi atau minkan
the inte- grated (Lindquist, 1995),
pokok pikiran karakteristik unik
study of the social atau integrated study
Somantri terkait de- dari PIPS, yang
sciences and huma- (NCSS, 1994,
ngan penegasan men-
nities to promote 2010).
sumber data dikumpulkan menggunakan teknik civic competence. Konsep PIPS
anotasi bibliografis *)
Semua angka/nomor Within the school sebagai disiplin ilmu
(Galvan, 2006; dalam [...] merujuk pada
program, social ter- integrasi
nomor-nomor halaman
Mongan- Rallis dari teks-teks yang studies provides diadaptasi Somantri
terdapat di dalam sumber
2006), dan reviu primer (Somantri, 2001). coordi- nated, dari pemikiran
literatur (Evans & systematic study Welton and Mallan
sinergikan dua dengan penguasaan drawing upon such (1987)[198] sebagai
unsur esensial struktur tubuh di- sciplines….” antitesis dari
sebagai fondasi pengetahuan disiplin analytic discipline.
keilmuan PIPS, ilmu-ilmu sosial dan PIPS sebagai Perbedaan keduanya
yakni unsur ilmu-ilmu lainnya; Disiplin Ilmu terletak pada
kepakaran, terkait dan unsur pedagogis, Terintegrasi “konten”. The major
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
132
difference between cesses drawn oleh suatu disiplin Indonesia di
[11-22]
subjects like social [intermingled or ilmu (baru) yang Medan ; dan
studies and arith- merged) from mensintesiskan dua “Strategi
metic, for example, history, and the atau lebih disiplin Pengembangan
is the content. PIPS social science ilmu[65]. Eksistensi Pendidikan IPS
sebagai disiplin disciplines, suatu sebuah disiplin dalam
ilmu terintegrasi bidang kajian yang ilmu, termasuk Mengantisipasi
merupakan a kontennya PIPS, tidak harus Masa Dapan” yang
compo- site subject diturunkan dari membangun tubuh di- sajikan dalam
area based on berbagai disiplin pengetahuannya seminar di IKIP
findings and pro- ilmu-ilmu sosial sendiri, tetapi bisa Jakarta (kini UNJ)
[196-203]
sebagai ba- han juga berasal dari . Namun,
dasarnya. Konten unsur-unsur disiplin menurut Somantri,
tersebut dipilih, ilmu-ilmu lain yang konsep tersebut—
diorgani- sasi, dan diorganisasi secara walaupun hanya
digunakan sistemik sehingga tersirat—sudah di-
berdasarkan memiliki integritas kemukakan sejak
pendekatan broad- sendiri tahun 1990 di dalam
field atau unified, Sebagai forum Pertemuan I
untuk tujuan PIPS, sebuah konsep HISPIPSI (sekarang
tanpa melihat sekat- akademik, istilah HISPISI) di
sekat keilmuannya PIPS sebagai Bandung[65].
(tetapi tidak disiplin ilmu Identitas atau
mengabaikan/ terintegrasi pertama jati-diri PIPS
menghilangkannya) kali digunakan oleh sebagai di- siplin
. Somantri di dalam ilmu terintegrasi
dua tu- lisannya tersebut secara
Sungguhpun
tahun 1996, simultan menurut
konten PIPS
“Konsolidasi Somantri memiliki
bersumber dari
Disiplin Il- mu empat status aka-
disiplin ilmu yang
Pendidikan dan demik, yakni
lain, PIPS adalah
Disiplin Pendidikan advance knowledge,
disiplin ilmu
Bidang Studi” yang middle stu- dies,
mandiri dan
disajikan dalam primary structure,
memiliki integritas.
pertemuan Ikatan dan pendidikan
Ditegas- kan oleh
Sarjana Pendidikan disiplin ilmu.
Somantri, bahwa
konseptualisasi PIPS sebagai pembentukan,
PIPS sebagai Advance Knowledge penguatan, dan
disiplin ilmu PIPS sebagai pengem- bangan
terintegrasi "advance tubuh pengetahuan
sebenarnya “bukan knowledge,” me- PIPS sebagai "ad-
hanya menyangkut rupakan sebuah vance knowledge”
content bidang studi ‘kerjasama tidak harus
(IIS, humaniora) antar/lintas disiplin’ ditemukan/diru-
dan materi (IIS, humaniora, dan muskan sendiri oleh
keguruan yang pendidikan)[207]. komunitas PIPS,
masing-masing Mengutip pendapat melain- kan juga
terpisah, melainkan Mehlinger, Somantri dapat dengan
harus di- wadahi berpandangan bahwa diorganisasi dan di-
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
133
bangun dari dan tubuh Pengembang domains, melainkan
pengetahuan yang pengetahuannya an PIPS sebagai disiplin ilmu yang
sudah ada men- jadi sendiri sebagai advance knowledge bersifat
pengetahuan unggul. kerangka berpikir, ini dipengaruhi oleh multibidang. Teori
Struktur rujukan, justifikasi, gerakan the new baru ini diha-
pengetahuan atau paradigma philosophy of rapkan tidak hanya
tersebut kemudian dalam memecahkan science dan the lebih mampu
dikembangkan, masalah atau hermeneu- tical membangun
dikoreksi, dan menemukan teori- case (yang komunikasi antar-
diperbaiki secara generalisasi baru berpengaruh ilmuwan dari
berkelanjutan agar untuk kemaslahatan terhadap natura- berbagai disi- plin
mam- pu dan peningkatan listic social ilmu, tetapi juga
menerangkan masa kualitas hidup sciences). Gerakan lebih mampu
lalu, masa kini, dan manusia dalam arti filsafat baru ini memahami
masa depan serta luas. Suatu hal yang dimaksudkan untuk kompleksitas
membantu ‘tidak mungkin’ mengantisipasi realitas dengan
memecahkan dilakukan atau kecende- rungan berbagai masalah
masalah- masalah dipecahkan oleh di- spesialisasi yang dan enigma-
sosial melalui siplin ilmu ‘mono- berlebihan dari enigmanya secara
pikiran, sikap, dan disiplin’[20,206]. suatu disiplin ilmu, utuh (van Bueren &
tin- dakan Dalam sehingga “sering Priemus, 2002;
terbaik[100]. konteks evolusi melepaskan diri dari Kragt, Robson &
Dikatakan keilmuan inilah, masalah-masalah Macleod, 2011).
unggul karena tubuh PIPS sebagai sosial yang Studi
pengeta- huan PIPS "advance menyangkut Etzkowitz (1988)
sebagai disiplin knowledge” harus kepentingan umum, atas pertumbuhan
ilmu terintegrasi di- tempatkan dan dan menciptakan universitas
menurut Somantri dimaknai, dan dilema besar untuk penelitian di
hakikatnya sebagai karenanya, PIPS mengembangkan Amerika, juga
sebuah disiplin baru, secara epistemologis pemikiran-pemi- menun- jukkan
hasil rekayasa juga memiliki dan kiran bahwa sejumlah
sinergistis[28,29,36,41, meme- nuhi syarat- spekulatif”[265].
65,94,112]
universitas telah
, atau hasil syarat sebagai Dengan demikian, mem- fokuskan
dari upaya batang tubuh disiplin pemi- kiran pada penelitian dan
mensinergikan/ ilmu[28,83]. Atas dasar Somantri tentang pengembangan
mengintegrasikan pemikiran itu, PIPS sebagai bidang-bidang
sejumlah unsur Somantri menolak advance kajian keilmuan
pengetahuan dari pendapat kalangan knowledge, harus tertentu secara
disiplin ilmu lain universitas yang dilihat sebagai interdisipliner. Hal
menjadi tubuh menyatakan bahwa ikhtiar untuk ini dimaksudkan
penge- tahuan pendidikan disiplin memberikan agar pe-
disiplin PIPS yang bidang studi/ilmu jawaban akademik ngembangan
otonom. (termasuk PIPS) atas perlunya untuk disiplin-disiplin
Berdasarkan hasil “hanya merupakan mengembangkan ilmu lebih sesuai
sinergi atau hasil sampingan dari teori sintetik. atau sejalan dengan
integrasi keilmuan disiplin-disiplin Sebuah teori tipe kompleksitas atau
ini pula, PIPS ilmu, sains, baru yang tidak lagi integra- litas
membentuk dan teknologi, bersifat discipli- tuntutan-
mengembangkan dan/ataupendidikan”[ nary silos or
20,42,260]
tuntutansosial.
ide-ide fundamental .
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
134
Karena secara epis- berkaitan dan untuk ke- pentingan bagi mereka untuk
temologis interdependensi. ilmu, melanjutkan memper- siapkan
keterpaduan atau Masing-masing studi, maupun un- kematangan dalam
integralitas antardi- unsur diharapkan tuk mempersiapkan cara berpikir jika
siplin ilmu ini dapat memberikan peserta didik hidup mereka akan
didasarkan pada makna berma- syarakat melanjutkan ke
[42]
asumsi-asumsi bagiterciptanya secara baik . universitas atau
tentang hakikat keutuhan dan Sintesis atau menekuni bidang
realitas. Tatanan keberlanjutan sis- interseksi antara keilmuan; dan bagi
alam semesta tidak tem semesta secara dimensi mahasis- wa ia akan
hanya sebagai suatu keseluruhan. intelektualitas dan melatih cara-cara
keseluruhan yang Dengan kata lain, spiritualitas ala berpikir integratif
ter- diri dari saling keterkaitan Johnson ini, juga
bagian-bagian yang atau menjadi pemikiran
saling terpisah, interdependensi me- Somantri tentang si-
melainkan rupakan esensi dari nergi atau kesatuan
dibangun atas dasar eksistensi, realitas nafas antara dimensi
prinsip saling (Capra, 2000). spiri- tualitas dan
dimensi
PIPS sebagai studies untuk men-
Middle Studies intelektualitas di
capai tujuan
Pemikiran dalam membangun
pendidikan yang
Somantri tentang dan
lebih luas, juga
PIPS sebagai mengembangkan
memperoleh
“middle studies” jati-diri PIPS
perhatian dan pilihan
didasarkan pada sebagai disiplin
tertinggi (61%) dari
pemikiran Johnson terintegrasi.
para profesor dari
dalam konteks Persamaannya, ke-
disiplin-disiplin ilmu
pendidikan umum duanya
(sosial, humaniora,
yang menurutnya is menempatkan kedua
dan ilmu alam). Per-
the road to which is dimensi tersebut
sentase ini melebihi
synthesis (Johnson, sebagai kesatuan
perhatian dan pilihan
1963:402) Hal ini, integral dalam
atas model program
dikuatkan oleh perjuangan ma-
studi/bidang studi
kesepahaman nusia dalam
yang bertuju- an
Somantri atas kehidupan sosial
untuk self-
laporan Graff dan atau bermasya- rakat
knowledge and
Wilson dari secara baik[42].
personal identity
University of [267-268] Dinyatakan oleh
(44%) . Atas
California di Barke- Somantri bahwa
dasar itu, Somantri
ley tentang broad keberadaan PIPS
berpen- dapat bahwa
general education sebagai middle
PIPS sebagai middle
yang di- kutipnya. studies, di satu sisi
studies po- tensial
Laporan tersebut akan mendekatkan
untuk menjadi
mengungkapkan dan melibatkan
unggulan dan
bahwa siswa/mahasiswa
andalan intitusi
pengembangan atas masalah
pembina PIPS[112],
program studi kehidupan sosial
dan dapat menjadi
secara sin- tesis ke yang sebenarnya. Di
program/bidang
arah model middle sisi lain, bagi siswa,
studi yang kuat, baik
ia menjadi wahana
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
135
ilmuwan sosial kredo fides quarens sehingga tetap terintegrasi adalah
dalam memecahkan intellectum’ memiliki re- levansi adanya sebuah
masalah- masalah (iman/agama meng- dengan tujuan primary structure,
sosial di atasi atau lebih setiap jenjang yakni kelompok-
masyarakat [265-267]
. utama daripada pendidik- an[112]. kelompok mata
Perbedaanny akal)[5,52-56,95, kuliah inti di dalam
a, Somantri 182]
. struktur kurikulum
PIPS sebagai
menempatkan Somantri Pendidikan Disiplin
Primary Structure
sinergi keduanya memaknai PIPS PIPS (PDIPS) pada
Kurikulum LPTK
dalam konteks sebagai mi- ddle jenjang PT yang
Status
pembangunan dan studies adalah menjadi
akademik ketiga
pengembangan jati- sebuah program identitas/jati-diri
PIPS sebagai di-
diri PIPS studi di fa- kultas dan misi
siplin ilmu
ditempatkan dalam pendidikan disiplin
konteks filsafat ilmu di IKIP/LPTK utama LPTK-PIPS. kurikulum dan
Pancasila sebagai (prodi PIPS-FKIP Kelompok- seluruh mata kuliah
central values. dan FPIPS) yang kelompok mata PIPS[31,36]. Ia terdiri
Pancasila sebagai dibangun dan kuliah tersebut atas dua hal berikut.
nilai sentral dalam dikembangkan di adalah MKBS (1) Isi—konseptual
PIPS karena atas dua atau lebih (bidang studi) dan dan sintaktikal—
Pancasila dalam poros disiplin ilmu MKDK (dasar disiplin IIS, ilmu-
pemikiran So- (sosial, pendidikan, keguruan). Tujuan ilmu pendidikan, dan
mantri tidak dan humanio- ra), kedua ke- lompok humaniora secara
mendikotomikan baik dalam hal mata kuliah primary utuh dan Kapita
antara intracep- sumber maupun structure tersebut Selekta yang memuat
tive knowledge metode bagi adalah untuk (1) intraceptive-
(pengetahuan/kebe tercapainya tujuan membangun dan extraceptive know-
naran mu- tlak), pendidikan[7,102,191]. mengem- bangkan ledge. Substansi ini
yaitu: iman, taqwa, Isi atau konten PIPS PIPS sebagai merupakan
yang bersumber sebagai middle pendidikan disiplin pendukung utama
dari dunia bathiniah studies, me- nurut il- mu[26-30,205]; dan penguasaan struktur
dalam tradisi Somantri, (2) menghasilkan pengetahuan PIPS.
Semitisme, dan diembangkan tenaga kepen- (2) Metode
melalui serang- didikan PIPS yang pembelajaran
kredo intellectus
kaian proses seleksi berkualitas (delivery system atau
quarens fidem (akal
dan sintesis (akademik dan a formalized or
mengatasi atau
isi/konten dari [68]
profesional) . sistematized
lebih utama
disiplin ilmu yang Secara umum, procedure for
daripada
berintegrasi dengan bahan-bahan kajian carrying on
iman/agama); dan
pende- katan PIPS di dalam kedua instruction) PIPS di
extraceptive
mono-, inter-, atau kelompok sekolah[31]. Kedua
knowledge
trans- matakuliah primary substansi kurikulum
(pengetahuan/kebe
struktur/disiplin- er structure secara tersebut memiliki
nar- an relatif),
dan/atau substantif karakter siap pakai
seperti kebudayaan
pendekatan merupakan key and dan pembentuk jati-
(termasuk ilmu
masalah[81,85,93,111]; effectiveness areas, diri, ujung tombak
pengetahuan) yang
di- organisasi dan PIPS dalam konteks
bersumber dari the great
disajikan secara kurikulum
dunia ke- bendaan importance, unsur
ilmiah dan pe- pendidikan disiplin
dalam tradisi utama, dan tenaga
dagogis-psikologis ilmu di LPTK
Hellenisme, dan penggerak utama
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
136
(fakultas dan PPS simultan-sinergis- menguatkan harus dilaku- kan
simbiosis an- tara hubungan melalui revolusi
PIPS)[26,32-3]. disiplin IIS dan ilmu fungsionalnya atau lompatan
Dalam pendidikan untuk dengan MKDU. paradigma model
pemikiran Somantri,
Kuhnian.
eksistensi primary
PIPS sebagai Rekonstruksi cukup
structure di dalam
Pendidikan Disiplin dilakukan dengan
rumpun MKBS dan Ilmu cara modifikasi dan
MKDK dapat Status inovasi teori dan
menjadi solusi akademik keempat filsafat pendidikan
akademik untuk PIPS sebagai bagi terciptanya
menyiapkan guru- disiplin ilmu keadaan yang relatif
guru PIPS di jenjang terintegrasi adalah stabil, harmonis,
perse- kolahan yang Pendidikan Di- dan seimbang da-
secara akademik siplin Ilmu (PDIPS) lam masyarakat di
kuat, berkualitas atau Pendidikan atas dasar-dasar
tinggi, dan secara Disiplin Bidang sosial dan kultural
profesional dapat Studi (PDBIPS). baru.
dipertang- Dalam sejumlah ke- Rekonstruksi
gungjawabkan[27,104]; pustakaan, nama- onisme dipilih
dan dapat menjadi nama pendidikan Somantri se- bagai
pendo- rong disiplin bi- dang landasan dan
terciptanya dialog studi sering disebut pendekatan filosofis
kreatif dan kelas sesuai dengan nama pe- ngembangan
seba- gai asal disiplin ilmu, PIPS, karena
laboratorium seperti pendidikan sejumlah alasan.
demokrasi[136,180-185]. sains, IIS (social Pertama,
Dalam hal ini, science education), rekonstruksionisme
sinergi antara pendidikan bahasa, memungkinkan
fakultas/jurusan/pro teknik, olah pengembangan ke
di PIPS, fakultas raga[6,12,27]. Landasan arah kajian yang
ilmu pendidikan, dan pendekat- an bersifat inter- dan
fakultas ilmu- ilmu filosofis trans-disipliner
sosial dan pengembangan sesuai dengan
humaniora PIPS sebagai disi- tujuan masing-
universitas untuk plin ilmu, selain masing disiplin ilmu
membangun ide-ide wacana filsafat asalnya, dan tuju- an
fundamental yang pendidikan In- pendidikan
akan di- turunkan donesia, juga (nasional,
menjadi teori dan filsafat institusional)[5-7,14,21].
generalisasi untuk rekonstruksionisme Kedua,
memperkuat batang (Bra- meld, rekonstruksionisme
tubuh MKBS dan 1966:13). dapat menempat-
MKDK sebagai Dibandingkan kan pendidikan,
primary structure filsafat pendi- dikan termasuk PIPS,
PIPS[65,186]; dan me- yang lain, sebagai central
reorganisasi rekonstruksi value dan director
kurikulum PIPS paradigma pen- of power yang
yang mampu me- didikan menurut mampu mem-
ngaitkan secara filsafat ini tidak
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
137
bangun manusia mengambil dan dari disiplin IIS kurikulum S-2
menjadi menjadi mensintesiskan ke- dan humaniora Pendidikan IPS- SD,
sumber daya baikan dari serta kegiatan dan juga telah
pengubah dan berbagai filsafat dasar manusia menjadi rumusan
yang
pengontrol pendidikan—per- resmi dari Ikatan
diorganisir dan
kekuatan alamiah renialisme, Sarjana Pendidikan
disajikan
da- lam putaran essensialisme, secara ilmiah Indonesia (ISPI) ta-
sibernetika proses progresivisme, dan dan psikologis hun 1995[18-19,65,80,191].
pendidikan bagi rekonstruksionisme; untuk tujuan Pada tahun 1998,
pembangunan (2) menempatkan pendidikan” [92] HIS-
manusia Indonesia kebuda- yaan (kursif dari PIPSI menegaskan
seutuhnya[55- 7]
. nasional yang penulis). kembali dan
Ketiga, dilandasi iman dan konsensus atas
rekonstruksionisme taqwa; Kedua definisi
juga memung- (3) bisa dijadikan konseptual PIPS di
kinkan: (1) ide sentral atas kini telah
pembangunan menjadi definisi
pendidikan, (4) dalam dua versi konsensual yang te-
berorientasi pada pengertian PIPS, lah disepakati
nilai, dan (5) yang sekaligus sebagai konsensus
menjadi filsafat saat sebagai identitas bersama di ka-
kritis. Filsafat ini atau jati-diri masing- langan komunitas
juga membuka masing. Kedua versi PIPS se-Indonesia
kemungkinan rumusan definisi (HISPIP- SI) sejak
kerjasama antar- konseptual PIPS tahun 1991[74,79,92].
disi- plin antara sebagai pendidikan Tahun 1994 de-
disiplin ilmu-ilmu disiplin ilmu sebagai finisi konseptual
sosial dan pen- berikut[92]. PIPS tersebut telah
dikan, Versi I PIPS diterima sebagai
humaniora[6,14]. jenjang paradigma bersama
Somantri persekolahan: komunitas PIPS; dan
membedakan PIPS PIPS adalah telah diadopsi di
penyederhanaan dalam
sebagai Pen-
, adaptasi dari
didikan Disiplin programmatic as-
disiplin IIS dan
Ilmu berdasarkan sumption PIPS oleh
humaniora,
jenjang pen- konsorsium ilmu
serta kegiatan
didikannya, yakni dasar ma- nusia, pendi- dikan sebagai
untuk: (1) jenjang yang diorganisir jati-diri PIPS setelah
pendidikan tinggi dan disajikan melalui lo- kakarya
(LPTK); dan (2) secara ilmiah bagi pengembangan
jenjang dan kurikulum S-2
persekolahan. pedagogis/psiko PGSD di University
Pembedaan kedua logis untuk of Huston, Texas
tujuan dan Ohio State
jenjang pendidikan
pendidikan.
disiplin ilmu University. Tahun
tersebut, 1995 definisi
Versi II PIPS
menurutnya lebih untuk jenjang
konsep- tual PIPS
pada “konten pendidikan juga diterima sebagai
keilmuan”, seperti ting- gi: PIPS landasan bagi
dapat dicermati adalah seleksi pengembangan
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
138
definisi konseptual kuat, baik untuk pembentuk disiplin dengan pe- nyajian
PIPS sebagai salah pendidikan lanjutan ilmu pada bahan pendidikan;
satu esensi dari maupun untuk umumnya, yakni a dan memahami
position paper mempersiapkan community of struk- tur disiplin
HISPIPSI tentang peserta didik hidup scholars, a body of ilmu (murni) yang
Disiplin PIPS yang bermasyarakat thinking, dan a lazim dipelajari dan
diajukan kepada secara baik[42]. Ke- method of approach dikembangkan di
Lembaga Ilmu dua tugas ini to knowledge[16-17]. universitas[8], yang
Pengetahuan mengindikasikan Mereka juga harus tubuh keilmuannya
Indonesia (LIPI) bahwa dalam pe- memahami dikembangkan
(Winata- putra, mikiran Somantri, keseluruhan ide melalui pendekat-
2011:20). antara PDIPS untuk fundamental disi- an syntactical
PT dan sekolah, plin ilmu-ilmu structure dan
Pendidikan tidak perlu pendidikan terkait conceptual struc-
Disiplin IPS di diposisikan secara ture dari Schwab gagasan-gagasan
Perguruan Tinggi dikoto- mistis. (1988)[30]. Hal ini PIPS; memberikan
Pendidikan Disiplin Keduanya saling penting karena sumbangan
IPS (PDIPS) berkaitan erat satu PDIPS sebagai pemikiran dan kete-
sebagai disiplin dengan yang lain, disiplin ilmu rampilan di luar
ilmu terintegrasi di karena fungsi terintegrasi pada bidang pendidikan—
perguruan tinggi di- pengembangan jenjang PT memiliki sebagai- mana
bina dan akademik pada pengertian sebagai disiplin ilmu lainnya
dikembangkan di jenjang PT harus pendidikan disiplin mengintervensi di-
fakultas-fakultas tetap memiliki ilmu yang setara siplin ilmu
pen- didikan bidang relevansi dan dengan sifat dan pendidikan; akan
studi. Di satu sisi, konsistensi dengan tingkat kesukaran lebih yakin dan je-
mereka ada- lah implementasi- nya universitas .[29]
las dalam
lembaga-lembaga pada jenjang Konseptualisa berkomunikasi di
akademik tertinggi persekolahan (dasar si PDIPS tersebut antara anggota ko-
yang mempunyai dan me- harus dipelihara dan munitas/organisasi
[19]
kewajiban dan nengah) .
dikembangkan profesi dari berbagai
wewenang serta wi- Menyinergika
sebagai the great spesia- lisasi maupun
bawa ilmiah untuk n dua karakteristik
importance buat dengan
membangun dan PDIPS di PT, diakui [30]
LPTK” . Jika komunitas/organisasi
memper- kokoh Somantri,
modalitas ke- pro- fesi lainnya”[20-
kaitan fungsional menghadapkan 1]
percayaan diri, . Dengan kata lain,
antara PDIPS di PT fakultas dan
semangat, dan Somantri berupaya
dan sekolah; pascasarjana di
wawasan akade- mik keras mendorong
memperkuat LPTK pada
yang luas dan kuat komunitas ilmiah
identitas, jati-diri, tantangan aka-
terhadap jati-diri PIPS untuk
ciri khas. Di sisi demik yang cukup
PIPS dimiliki, mengubah suasana
lain, mereka juga rumit. Di satu sisi,
komunitas PIPS the silent aca- demic
memiliki kewa- fakultas dan
akan mampu society menjadi the
jiban untuk pascasarjana di
mening- katkan productive academic
memastikan agar LPTK dalam
sikap dan society yang mampu
kondisi PDIPS di mengembang- kan
profesinya; melahirkan pikiran
jenjang keilmuan PDIPS
mengembangkan dan karya terbaiknya
persekolahan dapat pada jenjang PT
dan dalam PIPS[37].
menjadi program harus merujuk pada
memperjuangkan
pendidikan yang unsur-unsur
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
139
Pendidikan Disiplin siswa, dan sesuai Konseptualis kewarganegaraan,
IPS di Sekolah dengan tujuan PIPS. asi PIPS di atas, dan pendidikan
PDIPS pada
juga meng- berpikir-reflektif.
jenjang sekolah
indikasikan bahwa Pendapat senada
secara resmi
PDIPS di sekolah juga dikemukakan
menggunakan label
hanya se- mata- oleh Hasan (1996),
IPS. Suatu istilah
mata berorientasi bahwa definisi PIPS
yang di- gunakan
pada pencapaian sebagai simplifikasi
pertama kali tahun
tujuan- tujuan ilmu ilmu-ilmu so- sial
1972-1973 dalam
sosial. Sejauh yang atau ilmu-ilmu
konteks penyusunan
dapat dicermati dari sosial yang
kurikulum Proyek
tulisan-tulisan yang diajarkan di se-
Perintis Sekolah
dikaji, Somantri kolah adalah
Pembangunan
ber- sikap fleksibel. definisi yang
(PPSP) IKIP
Artinya, dikembangkan dari
Bandung. Istilah ini
memberikan ruang pandangan
digunakan untuk
ter- buka untuk esensialisme.
mendampingi istilah
mengembangkanny Penegasan
IPA; sekaligus juga
a secara berva- PDIPS pada jenjang
dimaksudkan untuk
riasi, mulai dari sekolah yang
mem- bedakannya
penekanan pada berorientasi pada
dengan nama-nama
tujuan untuk: pendidikan disiplin
disiplin ilmu di
(1) pendidikan ilmu didasarkan
universitas[101].
kewarganegaraan; pada pemahaman
Kedua kata tersebut
(2) pendi- dikan Somantri atas
digunakan dalam
ilmu-ilmu sosial; pendirian dari para
pengertian bahwa pakar pendidikan
(3) pendidikan
bahan-bahan Indonesia yang
berpikir- reflektif”;
kurikuler untuk menurutnya sama
dan (4)
jenjang sekolah sekali tidak berbeda
mensinersikan
dipilih, diadaptasi, dengan keinginan
kebaikan-ke- baikan
dan diorganisasi atas ahli-ahli ilmu sosial.
dari ketiga tujuan
dasar pertimbangan Soman- tri meyakini
sebelumnya[44]. Na-
psikolo- gis- bahwa jikapun para
mun, mencermati
pedagogis ahli ilmu sosial
definisi konseptual
menggunakan memandang IIS
di atas, penggunaan
pendekatan unit, pada jenjang
istilah
topik, masalah, sekolah harus se-
“penyederhanaan”
projek, atau porsi- suai dengan tujuan
menegas- kan
porsi konten- konten dan konten disiplin
kecenderungan
subjek secara luas. IIS, hal tersebut
pemikiran Somantri
Pertimbangan ini di- diyakininya tidak
pada
lakukan agar bahan- akan menimbulkan
pengembangan
bahan kurikuler masalah akademik
PDIPS jenjang
yang ber- sumber yang berarti[43].
sekolah sebagai
dari disiplin-disiplin Pendirian para pakar
pendidikan ilmu-
ilmu tersebut dapat pendidikan
ilmu sosial, tanpa
digunakan untuk Indonesia pun
menegasi- kan
pembelajaran, “sebenar- nya
tujuan pendidikan
menarik minat praktis tidak ada
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
140
perbedaannya universitas atau PIPS sebagai pro- Nilai dalam
dengan ahli-ahli menekuni bidang gram PDIPS Pen- didikan
ilmu sosial”[44]. keilmu- an[261,265,267]. memiliki status Ilmu
Konten kurikulum akademik sebagai Pengetahuan
Berkenaan
PDIPS pada PDIPS untuk jenjang Sosial (Suatu
dengan tujuan
jenjang sekolah pendidikan tinggi,
pendidikan ke-
seperti itu, diha- dan PDIPS untuk
warganegaraan
rapkan dapat jenjang pendidikan
yang menekankan
menjadi wahana sekolah.
bagi mereka un- pada pewa- risan
Karakter PIPS
tuk mempersiapkan nilai, sikap, dan
sebagai disiplin ilmu
kematangan dalam perilaku warga
ter- integrasi telah
proses dan cara negara yang baik,
memberikan
berpikir jika Somantri
landasan teoretis-fi-
mereka akan berpandangan
losofis untuk
melanjutkan ke bahwa hal
mensintesiskan tiga
tersebut sudah 1985; Al-Muchtar, paradigma IPS
diwadahi dan cocok 1991). sebagai pendidikan
untuk tujuan kewarganegaraan
PMP/PPKn. Tujuan PENUTUP seca- ra simultan,
berpikir kritis- Dalam yakni: (1) tradisi
reflektif yang pemikiran Somantri, pendidikan ke-
menekankan pada PIPS sebagai warganegaraan yang
penguasaan bahan disiplin ilmu menekankan pada
dan ma- salah yang terintegrasi pewa- risan nilai,
terjadi dalam ‘synthetic discipline’ sikap dan perilaku
masyarakat secara merupakan sebuah warga negara yang
reflektif[81,198-199], disiplin ilmu dan baik; (2) tradisi IIS
lebih tepat untuk program pendidikan yang menekankan
program S-2 dan S- disiplin ilmu bidang pada pemahaman
3[75-76,81]. Somantri studi yang ter- dan penguasaan
juga memandang integrasi. Ia konsep-kon- sep IIS;
pen- ting tujuan merupakan merger dan (3) tradisi
pendidikan berpikir atau sinergi an- tara berpikir kritis-
kritis-reflektif dalam dua atau lebih reflektif, yang
PDIPS untuk disiplin ilmu yang menekankan pada
[45]
sekolah . Secara setara un- tuk tujuan penguasaan bahan
teoretik, PIPS. PIPS sebagai dan masalah yang
sesungguhnya disiplin ilmu ter- terjadi dalam
tujuan pendidikan integrasi merupakan masyarakat secara
berpikir-re- flektif identitas, jati-diri, reflektif.
dalam PDIPS juga ciri khas, dan faculty
sangat culture FPIPS dan DAFTAR
dimungkinkan untuk pascasarjana PIPS. PUSTAKA
jenjang PIPS sebagai DPIPS Al-Muchtar, S.
persekolahan memiliki status aka- 1991.
(NCSS, 2010), dan demik sebagai ”Pengembang
didukung oleh hasil- advance knowledge, an Kete-
hasil penelitian middle stu- dies, dan rampilan
empiris (Cornbleth, primary structure. Berpikir dan
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
141
Studi Sosial an. NCSS. (Book
Budaya (Terjemahan Reviews)”.
Pendidikan)” oleh M. Cresswell, J.W. The Journal
. Di- sertasi Thoyibi). 1998. of Higher
tidak Yog- yakarta: Qualitative Education,
diterbitkan, Bentang Inquiry and 59(4), pp.
Bandung: Budaya. Research 469-473.
FPS- IKIP Design:
Bandung. Cartwright, H. Choosing Evans, D., &
2001. “The Among Five Kowanko I.
Barr, Barth, & Social Traditions. 2000.
Shermis. Studies: London: “Literature
1978. The Scho- larship SAGE Re- views:
Nature of and Publications. Evolution of a
The Social Pedagogy”. Research
Studies. In M.A. Etzkowitz, H. 1988. Metho-
Palm Spring Previte, & J. “To Advance dology”.
CA: ETC James (Eds.). Knowledge: Australian
Publications. The NCSS The Growth Journal of
Credential of American Advanced
Barth, J,L. 1991. Addresses: Research Nursing,
“Beliefs That Perspective Uni- versities 18(2), pp. 33-
Discipline on the Social 38.
the Social Stu- dies (pp. Evans, R.W. 2004. the Behavioral
Studies.” 203-210). The Social Sciences
International Silver Spring, Studies Wars: (Third
Journal of Mary- land: What Should Edition).
Social NCSS-ERIC We Teach the Glendale, CA:
Education, Eric Children? US: Pyrczak
6(2), pp. 19- Clearinghous Teachers Publishing.
24. e of Social
College,
Studies/Socia Columbia Hasan, S.H. 1996.
Brameld, T. 1966. l Science Univer- sity. Pendidikan
Philosophy Education. Ilmu-ilmu
of Education
Gall, M.D., Gall, Sosial.
in Cultural Cornbleth, C. 1985. S.P., & Borg, W.R. Bandung:
Perspective. “Critical 2003. Jurusan
New York: Thinking and Educational Pendidikan
Holt, Cog- nitive Research: An Sejarah
Rinehart and Processes”. Introduction.
FPIPS-IKIP
Winston, Inc. In W. Boston:
Bandung.
Stanley, Pearson
Capra, F. 2000. (ed.), Review Education, Inc.
Johnson, E.S. 1963.
Titik Balik of Research
Galvan, J. 2006. “The Social
Peradaban: in Social
Writing Studies versus
Sains, Studies
Literature the Social
Masyarakat Education:
Reviews: A Science”, The
dan 1976-1983
Guide for School
Kebangkitan (pp. 11-64).
Students of Review, Vol.
Kebudaya- New York:
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
142
71(4), pp. A.M. 1992. ing/litreview.h Publishing.
389-403. Analisis Data tml. Diunduh 5
Kualitatif: Desember Ricoeur, P. 1991.
Kragt, M.E., Buku Sumber 2012. From Text to
Robson, B.J., Tentang Action:
& Macleod, Metode- NCSS. 1994. A Essays in
J.A. 2011. Metode Baru Vision of Hermeneutics
How (Terjemahan Powerful . Illinois:
Integrative oleh Tjetjep Teaching and Northwestern
Modelling Rohendi Learning in University
Can Break Rohidi). the Social Press.
Down Jakata: UI- Studies:
Disciplinary Press. Building Ross, E.W. 2006.
Silos. Social “The Struggle
Working Mongan-Rallis, H. Understandi for the Social
Paper 1121, 2012 ng and Civic Studies
School of “Guidelines Efficacy. Curriculum”.
Agricultural for Wri- ting a Silver Spring, In R.E.
and Resource Literature MD: NCSS. Wayne (ed.).
Economics, Review”,
The Social
University of dalam http:// NCSS. 2010. Studies:
Wes- tern www.d.umn.e National Curriculum
Australia, du/~hrallis/gu Curriculum Purposes,
Crawley, ides/research Standards for Problems,
Australia. Social and
Studies: A Possibilities
Kuhn. T.S. 1970. Framework (Third Editi-
The Structure for Tea- on). NY:
of Scientific ching, SUNY Press,
Re- volutions Learning, Albany.
(Second and
Edition Assessment. Saxe, D.W. 1991.
Enlarged). Silver Spring, Social Studies
London: The MD: NCSS. in Schools: A
University of
History of the
Chicago
Nelson, J.L. 2001. Early Years.
Press, Ltd. “Defining Social New York:
Studies.” In State
Lindquist, T. 1995. W.B. Stanley University of
Seeing the (ed.,). New York.
Whole Critical
through Issues in So- Shwed, U. &
Social cial Studies Bearman, P.S.
Studies. Research for 2010. “The
Portsmouth, the 21st Tem- poral
NH: Heine- Centu- ry. Structure of
mann. (pp. 15-38). Scientific
USA: Consensus
Miles, M.B. & Information Formation”.
Huberman, Age
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
143
American SAGE and Design, Wallen, N.E., &
Sociological Publica- 29 (1), pp. 75- Fraenkel, J.R.
Re- view, tions. 86. 1988. “An
75(6), pp.
Ana- lysis of
817-840. Somantri, N. 2001.
Social Studies
Menggagas
Research
Silverman, D. Pembaharua
Over an Eight
1995. n Pendidikan
Year Period”.
Interpreting IPS. D.
Theory and
Qualitative Supriadi &
Research in
Data: R. Mul- yana
Social
Methods for (Eds.).
Education,
Analysing Bandung:
XVI(1), pp.
Talk, Text PPS-UPI dan
1-22.
and Re- maja
Interaction. Rosdakarya.
Welton, D.A. &
London:
Mallan, J.T.
Stanley, W.B. dies 1987.
1985a. Education: Children and
“Research in 1976-1983. Their World:
Social Edu- (pp. 309- Strategies for
cation: Issues 400). Boulder, Teaching
and Colorado, Social Studies
Approaches”. Washington, (Third
In W.B. DC: ERIC, Edition).
Stanley (ed.) NCSS & Boston:
Review of SSEC. Houghton
Research in Mifflin
So- cial Stemler, S. 2012. Company.
Studies “An Overview
Education: of Content Winataputra, U.S.
1976-1983. Analysis.” 2011.
(pp. 1-8). Practical “Dinamika
Boulder, Assessment, Konseptua-
Colorado, Re- search & lisasi
Washington, Evaluation, Pendidikan
DC: ERIC, 7(17): pp. 1- Ilmu
NCSS & 10. Pengetahuan
SSEC. So- sial
Van Beuren, E.M. & (PPIS) dan
Stanley, W.B. Priemus, H. Pendidikan
1985b. “New 2002. “Ins- Kewargane-
Research in titutional garaan (PKn)
Social Studies Barriers to pada
Foundation”. Sustainable Pendidikan
In W.B. Cons- Dasar dan
Stanley (ed.) truction.” Menengah:
Review of Environment Suatu Telaah
Research in and Planning Collective
Social Stu- B: Planning
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
144
Mind- set
dalam Ranah
Historis-
Epistemolo-
gis”. Jurnal
Pendidikan,
12(1), pp. 1-
20.

Zhang, Y., &


Wildemuth,
B. M. 2009.
“Quali-
tative
Analysis of
Content. In
B. Wilde-
muth (ed.),
Applications
of Social Re-
search
Methods to
Questions in
Informa-
tion and
Library
Science
(pp.308-
319).
Westport,
CT: Libraries
Unlimited.

Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,


No. 1

Anda mungkin juga menyukai