Abstrak: Pemikiran seorang atau kelompok pakar merupakan bagian integral dalam dinamika sebuah
disiplin ilmu, dan kajian terhadapnya telah menjadi concern dalam berbagai disiplin ilmu. Penelitian
ini mengkaji secara epistemologis pemikiran Somantri tentang PIPS sebagai ‘synthetic discipline’.
Penelitian bersifat kualitatif-interpretif dan menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan
teknik anotasi bibliografis dan reviu literatur serta dianalisis dengan teknik analisis konten kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara epistemologis, PIPS dalam pemikiran Somantri dikonsep-
tualisasi sebagai sebuah disiplin ilmu (DPIPS) dan program pendidikan disiplin ilmu (PDIPS) terinte-
grasi, hasil rekayasa sinergistis dari dua atau lebih disiplin ilmu yang setara untuk tujuan PIPS. PIPS
sebagai disiplin ilmu terintegrasi adalah identitas, jati-diri, ciri khas, dan faculty culture FPIPS dan
pascasarjana PIPS. PIPS sebagai DPIPS memiliki status akademik sebagai advance knowledge, middle
studies, dan primary structure. PIPS sebagai program PDIPS memiliki status akademik sebagai PDIPS
untuk jenjang pendidikan tinggi, dan PDIPS untuk jenjang pendidikan sekolah.
Abstract: An expert’s or group of experts’ thought is an integral part in the dynamics of a scientific
discipline, and an analysis of it has become the concern of many scientific disciplines. This study ana-
lyzed epistemologically Somantri’s thought of social science as a ‘synthetic discipline”. This study
was qualitative-interpretive and utilized primary and secondary sources using the annotated biblio-
graphies and literature review. The data were analyzed using the qualitative content analysis. The
findings showed that epistemologically, social science in Somantri’s thought was conceptualized as a
scientific discipline and an integrated scientific discipline eduacational program. It was also a syner-
getic engineering product of two or more than two equivalent scientific disciplines for the purpose of
social science education. Social science education as an integrated scientific discipline is the identity,
typical characteristics, and the faculty culture of the social science education faculty and the social
science education graduate program. Social science had the academic status as advanced knowledge,
middle studies, and primary structure. Social science as had an academic status as a social science
discipline in the tertiary education and in the secondary education.
128
129
perkembangan ilmu dan pembangunan masya- miah. Kesulitan akademis terbesar yang harus
rakat secara keseluruhan. dihadapi oleh pakar atau peneliti untuk mela-
Secara teoretik, pemikiran seorang pakar kukan kajian epistemologis selama ini adalah
dalam suatu bidang kajian disiplin ilmu, tidak karena kajian epistemologis seperti itu “memer-
hanya penting sebagai mekanisme ilmiah men- lukan analisis yang kompleks dan beraneka
capai sebuah konsensus, melainkan juga pen- ragam, mencakup analisis filosofis, konseptual,
ting karena pemikiran-pemikiran mereka the sosiologis, dan historis (Stanley, 1985b). Dalam
most authoritative and frequently used mecha- studi PIPS, kajian ini diakui masih langka atau
nism, and the one most often cited as proof... relatif baru, dan merupakan isu atau masalah
and provide accumulated important scientific yang masih belum banyak dikaji. Sementara
repertoires and exemplars in any dynamics oc- signifikansinya bagi PIPS sangat penting, ka-
curring within a discipline (Shwed & Bearman, rena secara epistemologis mampu “mendeskrip-
2010:836-837). Dalam teori epistemologi ten- sikan, mereviu, menganalisis sejumlah aspek
tang revolusi keilmuan dalam sains, Kuhn PIPS di masa lampau, dan makna berbagai isti-
(1970) menelisik secara lengkap setiap pemikir- lah yang digunakan oleh para profesional PIPS,
an dan karya ilmiah individual para pakar, dan beserta landasan-landasan pemikiran mereka”
mengungkap kontribusinya terhadap terjadinya (Wallen & Fraenkel, 1988:2).
revolusi sains. Kuhn menegaskan bahwa dalam Dalam historisitas PIPS, kajian epistemo-
sejarah pemikiran dan penelitian ilmiah, One logis atas pendefinisian hakikat PIPS oleh se-
such effect—a shift in the distribution of the orang pakar atau kelompok pakar, baru mulai
technical literature cited in the footnotes to re- dilakukan medio-1970an oleh Barr, Barth dan
search reports—ought to be studied as a pos- Shermis (1978); dan belakangan oleh Evans
sible index to the occurrence of revolutions (2004) dan Ross (2006) atas perkembangan ku-
(Kuhn, 1970:ix). Karena itu, Kuhn beranggapan rikulum PIPS. Studi Barr et al., berhasil mere-
memisahkan invensi dan penemuan dari indi- konstruksi tradisi-tradisi utama di dalam PIPS
vidu-individu ilmuwan adalah sulit karena ba- sebagai field of study dari berbagai definisi
gaimanapun ia terkait dengan proses-proses ke- yang tumpang-tindih dan kontroversi dengan
ilmuan these individual contributions to science keberagaman aliran dan keyakinan teori/filsafat
were thought to have been compounded (Kuhn, yang bersebrangan. Studi Evans dan Ross juga
1970:3). berhasil merekonstruksi tradisi-tradisi dan pe-
Kajian epistemologis terhadap gagasan mikiran-pemikiran utama di kalangan pakar
dan pemikiran para pakar PIPS di Indonesia, PIPS tentang definisi dan hakikat kurikulum
khususnya tentang pendefinisian hakikat PIPS, PIPS.
baik sebagai bidang kajian, disiplin ilmiah, pro- Ketiga studi mereka menyediakan eksem-
gram sekolah, maupun sebagai profesi (Saxe, plar dan model penting dalam kajian-kajian
1991; Nelson, 2001) merupakan keniscayaan epistemologis atas pemikiran seorang pakar
akademik. Hal ini, secara epistemologis meru- atau kelompok pakar PIPS di dalam mem-
pakan persoalan mendasar karena terkait de- bangun definisi dan hakikat pemikiran dan ku-
ngan kejelasan dan kepastian bagi setiap ang- rikulum PIPS sebagai salah satu bidang kajian
gota komunitas PIPS mengenai ways of seeing atau ontologi keilmuan yang sangat mendasar
the world and of practicing science in it (Kuhn, bagi PIPS sebagai disiplin ilmu terintegrasi.
1970:4); dan adanya perubahan ke arah para- Atas dasar itu pula, kajian epistemologis
digma baru yang berimplikasi lebih lanjut ter- atas pemikiran-pemikiran Nu’man Somantri
hadap perlunya a new and more rigid definition tentang pendefinisian hakikat PIPS sangat men-
of the field. dasar, dan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Realitasnya, kajian seperti itu belum per- Mengabaikannya berarti mengabaikan hal-hal
nah dilakukan di Indonesia, kecuali sebatas se- penting yang sesungguhnya sangat menentukan
bagai rujukan dalam membuat karya-karya il- bagi PIPS sebagai bidang kajian dan disiplin
ilmiah. Kajian ini juga sangat penting
Pendidikan IPS sebagai “Synthetic Discipline”: Kajian Epistemologis atas Pemikiran Nu’man Somantri
130
karena bersangkut- sebagai disiplin ilmu tertulis (maka- lah, Kowanko 2000) atas
paut dengan terintegrasi artikel buku, tesis karya-karya
pembentukan dan (synthetic discipline) dan atau disertasi) akademik yang
per- kembangan sebagai- mana dari pakar PIPS memuat pemikiran,
definisi-definisi dimaknai oleh lainnya yang isu, atau masalah
paradigmatik yang subjek (Cresswel, bermuatan tent- ang
di dalamnya 1998). Data berupa ”filosofis” pendefinisian
memuat berbagai teks-teks atau narasi (epistemologis) dan hakikat paradigma
rasional, tujuan, tekstual (kata, frase, memiliki kaitan PIPS seb- agai
konsepsi, landasan kalimat, atau substantif dengan synthetic discipline.
filosofi, dan isu-isu paragraf) yang gagasan dan
Data
normatif tentang sebagai ke- satuan pemikiran Somantri
dianalisis
PIPS sebagai objek- wacana yang sudah ten- tang PIPS
menggunakan
objek studi dan fon- pasti yang arti atau sebagai synthetic
teknik ‘ana- lisis
dasi utama maknanya bersifat discipline. Kedua
konten secara
terbentuknya konstitutif di dalam
kualitatif
tradisi/paradigma tulisan itu sendiri.
(Silverman, 1995),
PIPS (Stanley, Data ‘teks’ tersebut
dan fenomenologi-
1985a; 1985b). Sifat dikumpulkan dan
hermeneutik
materi atau ma- dipilih dari sumber
(Ricoeur, 1991).
salah PIPS—juga primer dan sekunder
Kedua teknik
disiplin ilmu-ilmu menggunakan teknik
analisis ini
sosial se- bagai ‘purposively
menekankan pada
sumbernya—yang selected texts
ak- tivitas
terdiri dari ranah sampling” (Zhang &
subjective
yang tak tersusun Wildemuth, 2009),
interpretation
secara baik terkait dengan
peneliti terha- dap
(Cornbleth, pemikiran subjek
konten/isi teks
1985:29) adalah tentang hakikat PIPS
melalui proses
alasan lain mengapa sebagai ‘synthetic
kodifikasi dan
pendefinisian haki- discipline’ .
indentifikasi tema-
kat PIPS sangat Sumber
tema atau pola-pola
penting dilakukan primer adalah buku
spe- sifik dan
untuk mem- bangun Menggagas
menonjol dan
dan memantapkan Pembaharuan
mengungkap makna
PIPS sebagai Pendidikan IPS
(Zhang, &
disiplin ilmu. (2001), yang
Wildemuth, 2009;
memuat naskah-
Stemler, 2012) yang
METODE naskah atau karya-
terdapat di dalam
Penelitian ini karya tulis ilmiah
pemikiran-
bersifat kualitatif- otentik Nu’man
pemikiran Somantri
interpretif (Gall, Somantri tentang
tentang PIPS
Gall, & Borg, berba- gai aspek
sebagai synthetic
2003), yang substantif,
disci- pline. Untuk
difokuskan pada metodologis, dan
mendukung tujuan
ikhtiar untuk episte- mologis
analisis, digu- nakan
memperoleh PIPS. Sumber
teknik dokumentasi
pengertian atau sekunder adalah
reflektif-interpretif
pemahaman atas naskah- naskah atau
dengan instrumen
hakikat PIPS karya-karya ilmiah
Cakrawala Pendidikan , Februari 201 5, Th. XXXIV,
No. 1
131
pengumpul data tentang terkait dengan Somantri
berupa writt- en identitas/jati-diri seleksi dan mengemukakan
reflective exercises, aka- demik PIPS organisasi konten bahwa PIPS sebagai
reflective notes, sebagai disiplin untuk tujuan disiplin ilmu
dan in- terpretive ilmu terintegrasi. program pen- terintegrasi adalah
memos (Miles & Pemikiran tersebut didikan di setiap sebuah disiplin ilmu
Huberman, 1992; dapat dianggap jenjang sekolah. hasil merger atau
Zhang & sebagai ikhtiar Tanpa kedua unsur hasil rekayasa
Wildemuth, 2009). akademik Somantri tersebut there is sinergistis [28,29,36,41,65,94,