Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, dengan kehendak dan anugerah-Nya lah kami dapat
menyusun proposal ini. Shalawat dan salam semoga selamanya dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, tabi’in dan umatnya yang taat pada sirah beliau sampai
akhir zaman.
Perluasan akses pendidikan pesantren dilakukan sejalan dengan peningkatan mutu
pendidikan. Kebijakan pengembangan pesantren terus menerus dilakukan oleh Kementeran
Agama, baik dari sisi penguatan regulasi, penataan kelembagaan, penganggaran pendidikan dan
pembenahan sarana dan prasarananya. Hal ini untuk mewujudkan pendidikan pesantren yang
bermutu dan berkualitas.
Saat ini pesantren telah dipandang sebagai pendidikan yang bermutu oleh banyak kalangan,
utamanya masyarakat pengguna pendidikan. Lambat laun pandangan minor terhadap pesantren
pun hilang sejalan dengan upaya eksistensi dan kiprahnya ditengah-tengah masyarakat. Tidak
heran jika dari tahun ke tahun jumlah masyarakat yang menitipkan putra-putrinya belajar di
pesantren meningkat.
Pesantren dirasa telah berhasil mencetak anak-anak menguasai dua kapasitas sekaligus, di
satu sisi menjadikan anak Indonesia cerdas intelektualnya tetapi juga bermoral (berakhlakul
karimah). Kurikulum Pesantren mengintegrasikan nilai-nilai agama di satu sisi dan
mengembangkan sains dan teknologi yang dirangkum dalam mata pelajaran umum.
Dampak dari berjibunnya masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke pesantren, tentu
diperlukan ketersediaan prasarana pembelajaran berupa ruang makan santri yang cukup dan
representatif sehingga dapat menampung anak-anak dengan jumlah yang besar.
Sementara itu komitmen membangun manusia Indonesia yang unggul dan berkualitas
termaktub dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar pendidikan nasional berjalan secara baik dan bermutu sehingga sesuai dengan tujuan
pendidikan di atas, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor:19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Hal ini untuk menjamin mutu pendidikan seperti apa yang
akan dihasilkan oleh pendidikan dan menjadi landasan operasional meningkatkan mutu pendidikan
melalui 8 standarnya. Salah satu aspek dari standar nasional pendidikan adalah standar sarana dan
prasarana. Landasan operasional tentang hal ini adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana SD/MI, SLTP/MTs, SMA/MA.

i
Akhirnya hanya kepada Allah SWT selamanya memberikan taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua dan menamakan sifat keikhlasan dan ketabahan kepada kita dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban, khususnya dalam dunia kependidikan. Amin.

Pasuruan, 1 Februari 2021


Pimpinan Pesantren

DADANG PRABOWO, M.Ag.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1


Latar Belakang .................................................................................... 1
Maksud dan Tujuan ............................................................................. 1

BAB II : VISI, MISI DAN STRATEGI ............................................................. 2


Visi ...................................................................................................... 2
Misi ..................................................................................................... 2
Strategi ................................................................................................. 2

BAB III : PROFIL / KEADAAN PESANTREN ................................................. 16

Latar belakang Pendirian....................................................................... 16


Data Jumlah Santri .............................................................................. 16
Data jumlah Rombel ............................................................................. 16
Keadaan Guru ....................................................................................... 17

BAB IV : RENCANA PROGRAM DAN RENCANA ANGGARAN .................. 20


Rencana Program ................................................................................... 20
Rencana Pelaksanaan ............................................................................. 20
Rincian Anggaran terlampir ................................................................... 20

BAB V : PENUTUP ............................................................................................. 21

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional diarahkan pada dua aspek penting, yakni
pembangunan jasmani dan pembangunan rohani. Pembangunan Sumber Daya
Manusia menjadi sangat penting bagi pengelolaan segala sektor kehidupan
berbangsa dan bernegara. Era persaingan bebas dengan sarana komunikasi
yang sangat cepat dan serba canggih, diperlukan suatu daya penyeimbang
yang ditunjang dengan fasilitas pendidikan yang memadai dalam rangka
menyaring segala kemungkinan akibat buruk, terutama pengaruh budaya yang
kurang baik sehingga terjadi pergeseran nilai. Kehawatiran tersebut dapat
diantisipasi dengan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dengan sarana
yang sangat diperlukan untuk pemahaman keagamaan, sehingga benar-benar
dapat menyeleksi dampak yang terjadi akibat globalisasi disemua sektor
kehidupan saat ini.
Pesantren merupakan bagian yang memiliki peranan penting dalam
usaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan bangsa. Namun
kurangnya sarana dan prasarana yang memadai merupakan kendala yang
berarti. Pondok Pesantren SPEAM yang berdiri sejak tahun 2014 yang saat ini
proses pembangunan terus berjalan untuk melengkapi sarana dan prasarana
yang dibutuhkan, salah satunya adalah tersedianya ruang makan santri dan
dapur pesantren SPEAM yang representatif.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

a. Membangun ruang makan santri dan dapur pesantren SPEAM.


b. Melengkapi sarana dan prasarana agar representatif dan memadai.

2. Tujuan

Secara umum tujuan pembangunan ruang makan dan dapur adalah


meningkatkan akses daya tampung dalam pemenuhan ruang makan yang
memenuhi standart, agar anak didik merasakan aman dan nyaman dalam
menikmati hidangan makanan sehingga menghasilkan santri yg sehat,
bermutu, taat peraturan, cerdas, mandiri, beriman, bertaqwa kepada Allah
SWT dan berakhlakul karimah.

1
Adapun secara khusus tujuan pembangunan gedung adalah sebagai berikut :

a. Mendukung program pembangunan dapur dan ruang makan;


b. Mendukung tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP)
terutama Standar Sarana dan Prasarana dapur dan ruang makan yang
nyaman;
c. Terciptanya suasana yang nyaman dan aman bagi siswa pada sawaktu
makan di ruang makan.
BAB II

VISI, MISI DAN STRATEGI

A. VISI
Visi
Terwujudnya generasi islami, modern dan berjiwa enterpreneur

B. MISI
Misi
1. Mengamalkan nilai-nilai Al- Qur’an dan As-Sunnah dalam praktik
kehidupan sehari-hari.
2. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan kemodernan menjadi the
totality of good attitude.
3. Menggali potensi, keterampilan dan bakat sebagai bekal hidup yang
berkemajuan,
modern serta berjiwa entrepreneur

B. TUJUAN PESANTREN
Tujuan
1. Membentuk generasi Islam yang berjiwa entrepreneur dan
berakhlak mulia
berlandaskan al-Qur’an dan as-sunnah.
2. Terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan berbasis IT.
3. Mampu menggunakan bahasa internasional dengan baik dan lancar.
4. Memahami dan menghafal al-Qur’an serta hadist-hadist pilihan.

D. STRATEGI
Dalam pengertian secara umum, budaya ialah suatu cara hidup yang
mengatur supaya setiap manusia memahami dan mengerti apa yang harus
dilakukan, diperbuat, serta untuk menentukan perilaku dalam menjalin
hubungan dengan manusia yang lain.
Semua hal tersebut berhubungan dengan bahasa atau metode komunikasi,
kebiasaan yang terjadi di sekitar lingkungan hidup mereka atau biasa
disebut dengan adat istiadat.
Segala cakupan budaya yang sudah ada turun menurun dalam dunia
pesantren, yang meliputi bidang seni, pengetahuan, hukum, kepercayaan,
adat istiadat, pola kebiasaan dan lain sebagainya dan hal-hal terkait lainnya
yang ada di pesantren dan menjadi jati diri pesantren.
Budaya pesantren yang disusun oleh Kementerian Agama: 1)
Tafaquhfiddiin. 2) Patuh. 3) Keteladanan. 4) Kesalehan. 5) Kemandirian. 6)
Kedisiplinan. 7) Kesederhanaan. 8) Toleransi. 9) Qanaah. 10) Rendah Hati.
11) Ketabahan. 12) Tolong menolong/kesetiakawanan. 13) Keihlasan, 14)
Istiqamah. 15) Kebersihan. 16) Mondok/mukim, 17) Kemasyarakatan.
Budaya Pesantren SPEAM Pasuruan:
1. Keikhlasan: memiliki ketulusan niat, kebersihan hati, berpikir positif
(husn zhann), dan kebesaran hati dalam menjalani kehidupan di
pesantren, baik sebagai pimpinan, ustadz, santri, dan tenaga
kependidikan, serta tidak bersikap dan berperilaku ujub, riya’ dan
sum’ah.
2. Tafaqquh fi ad-Din wa al-Ulum: bersedia mengkaji, menekuni,
mendalami, mengembangkan, dan mengamalkan agama Islam dan sains
modern.
3. Tajdid: bersikap terbuka, menerima perubahan, berpikir kritis, kreatif,
dan inovatif, berani melakukan purifikasi dan reinterpretasi ajaran Islam
sesuai dengan perkembangan zaman dan ruh ajaran Islam.
4. Integritas: memiliki kejujuran, amanah, kesalehan personal dan sosial,
berani menegakkan kebenaran dan keadilan, serta tawadhu’ (rendah
hati)
5. Ukhuwah: memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan persaudaraan
keislaman, kemanusiaan, dan kebangsaan.
6. Kedisiplinan: memiliki komitmen kuat untuk taat asas, patuh terhadap
aturan, dan berperilaku disiplin (waktu, ibadah, belajar, berorganisasi,
bermasyarakat, dsb).
7. Kemandirian: memiliki prinsip, kedewasaan, tanggung jawab, rasa
percaya diri, berusaha menjadi problem solver, bukan trouble maker,
tidak bersikap ketergantungan pada orang lain, tidak mudah mengeluh,
dan sebagainya.
8. Moderasi (Wasathiyyah): Bersikap luwes, berwawasan luas, dan
berperilaku moderat (tengahan) sesuai dengan ajaran Islam, tidak
radikal, esktrem, maupun berlebih-lebihan dan kaku dalam memahami
dan mengamalkan ajaran Islam.
9. Keterampilan: memiliki keterampilan berbahasa asing (minimal: Arab
dan Inggris), keterampilan hidup (bisnis dan kewirausahaan),
keterampilan sosial (kepemimpinan, public speaking, jurnalistik,
kesenian)
10. Kesederhanaan: menampilkan pola hidup sederhana, merasa cukup
dengan apa yang ada (qanaah) tidak berlebih-lebihan dalam berpakaian,
tidak boros, dan tidak suka pamer kekayaan.
11. Keadaban: memiliki sopan santun, kasih sayang, murah hati, suka
menolong, peduli, empati, solidaritas sosial, bekerja sama, musyawarah,
toleransi, berjiwa besar dan pemaaf.
12. Istiqamah: memiliki konsistensi, teguh pendirian, kesabaran,
ketekunan, dan kesungguhan dalam belajar, beribadah,
bermuhammadiyah, berdakwah, dan bermasyarakat.

No. Budaya Pesantren Nilai-nilai Utama dalam Strategi


SPEAM Budaya Pesantren Implementasinya
SPEAM
1 Keikhlasan a. Ketulusan niat, 1. Pengenalan (visi,
b. Kebersihan hati, misi, tujuan, nilai-
c. Kerpikir positif nilai utama
(husn zhann) Pesantren SPEAM)
d. Kebesaran hati 2. Pemberian motivasi
e. Tidak Jubria (ujub, baik lisan maupun
riya’ dan sum’ah) tulisan
2 Tafaqquh fi ad-Din a. Pengkajian 3. Habituasi
wa al-Ulum b. Pendalaman, (pembiasaan),
c. Pengembangan, misalnya: melalui
d. Pengamalan shalat berjamaah,
3 Tajdid a. Keterbukaan berdiskusi, kultum,
b. Perubahan kerja bakti, dsb.
c. Kritis 4. Pembinaan dan
d. Kreatif pengawasan
e. Inovatif 5. Pemberian
f. Keberanian dalam keteladanan yang
purifikasi dan baik
reinterpretasi (uswah hasanah)
4 Integritas a. Kejujuran dari
b. Amanah sivitas pesantren
c. Kesalehan personal SPEAM
d. Kesalehan sosial 6. Pemberian reward
e. Penegakan bagi yang
kebenaran dan berprestasi dan
keadilan punishment bagi
f. Tawadhu’ (rendah yang melanggar
hati)
5 Ukhuwah a. Persaudaraan
keislaman
b. Persaudaraan
kemanusiaan
c. Persaudaran
kebangsaan.
6 Kedisiplinan a. Taat asas
b. Patuh terhadap
aturan
c. Disiplin (waktu,
ibadah, belajar,
berorganisasi,
bermasyarakat,
dsb).
7 Kemandirian a. Berprinsip
b. Kedewasaan
c. Tanggung jawab,
d. Percaya diri
e. Menjadi
problem solver,
f. Tidak bersikap
ketergantungan
pada orang lain
g. Tidak mudah
mengeluh
8 Wasathiyyah a. Moderat (tengahan)
b. Bersikap luwes
c. Berwawasan luas
d. Tidak radikal,
e. Tidak esktrem
f. Tidak berlebih-
lebihan
g. Tidak kaku dalam
memahami dan
mengamalkan
ajaran Islam.
9 Keterampilan a. Keterampilan
berbahasa asing
(minimal: Arab dan
Inggris),
b. Keterampilan hidup
(bisnis dan
kewirausahaan),
c. Keterampilan sosial
(kepemimpinan,
public speaking,
jurnalistik,
kesenian)
10 Kesederhanaan a. Berpola hidup
sederhana
b. Merasa cukup
(qana’ah)
c. Tidak berlebih-
lebihan
d. Tidak boros,
e. Tidak suka pamer
kekayaan.
11 Keadaban a. Sopan santun
b. Kasih sayang
c. Murah hati
d. Suka menolong
e. Peduli
f. Empati
g. Solidaritas sosial,
h. Bekerja sama,
i. Suka musyawarah
j. Toleran
k. Berjiwa besar dan
pemaaf.

12 Istiqamah a. Konsistensi
b. Teguh pendirian
c. Kesabaran
d. Ketekunan,
e. Kesungguhan

Kegiatan Penerapan pembiasaan budaya santri :


a. Upacara setiap hari Senin dengan tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa
Arab dan Bahasa
Inggris) secara berurutan bergantian tiap Senin
b. Berdoa dan dzikir sebelum dan sesudah pelajaran
c. Sholat fardhu berjamaah
d. Sholat dhuha
e. Puasa Senin dan Kamis
f. Tadarus Rutin
g. Memberi dan menjawab salam
h. Membuang sampah di tempat sampah
i. Budaya antri
j. Berpakain rapi dan menutup aurat
k. Datang tepat waktu
l. Bersalaman dengan guru jika bertemu
m. Berkata sopan dan lembut
n. Membiasakan berbahasa Inggris dan Arab dalam percakapan sehari-hari
o. Dzikir dan doa bersama sebelum tidur

KURIKULUM
Robert S. Zais mengatakan dalam curriculum principle and
foundation bahwa kurikulum adalah “a race course of subject matters to be
mastefred”, artinya suatu lapangan dari mata pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa. Pengertian kurikulum ini menekankan pada isi, sedangkan
pengertian Menurut Caswell dan Campbell dalam bukunya curriculum
development (1935) kurikulum “To be composed of all experiences children
have under the guidance of teachers”. Sedangkan rumusan yang
agak lebih lengkap kurikulum didefinisikan oleh Romine (1994) yang
dikutip oleh Oemar Hamalik dalam bukunya dasar-dasar pengembangan
kurikulum, yaitu “curriculum is interpreted to mean all of oraganized
course,activities and experiences which pupils have under direction of
school wether in classroom or not”. Dari pendapat tersebut jelas
kurikulum bukan hanya sebatas mata pelajaran saja tetapi meliputi
semua kegiatan baik di dalam atau pun di luar sekolah.
Adapun versi pemerintah, kurikulum tertuang dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan
bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”.
Dari sekian definisi kurikulum tersebut, kami mengambil intisari
definisinya, di mana kurikulum adalah : mata pelajaran (isi dan bahan),
pengalaman atau aktivitas belajar, cara dan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam hal ini Pondok Pesantren SPEAM menggabungkan 2 jenis
kurikulum yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. Kedua
kurikulum pokok yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. K u r i k u l u m D i k n a s
2. Kurikulum Pesantren
Kurikulum pesantren yang diterapkan oleh SPEAM berkiblat pada
kurikulum Pondok Modern, di mana kurikulum pendidikan yang telah teruji
di pesantren mencakup semua kegiatan dalam berbagai bentuknya. Semua
itu merupakan satu kesatuan kurikulum yang tak terpisahkan yang
mengatur seluruh kehidupan santri guna mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran yang dikehendaki. Dengan kata lain totalitas kegiatan yang ada
memiliki nilai pendidikan dalam berbagai aspeknya, sehingga “segala yang
dilihat, didengarkan, dirasakan, dan dialami oleh santri adalah untuk
pendidikan.”
Kurikulum dibagi menjadi beberapa bidang studi sebagai berikut :
1. Intrakurikuler
a) Bahasa Arab (semua disampaikan dalam bahasa arab) :
1) Al-imla’ (mendikte).
2) Al-insya (mengarang).
3) Tamrin al-Lugah (latihan bahasa).
4) Al-Mutala’ah (bacaan bhs Arab).
5) Al-Nahwu (tata bahasa Arab).
6) Al-Sarf (tata bahasa Arab).
7) Al-Balagah (tata bahasa Arab)
8) Tarikh al-Adab (sejarah peradaban)
9) Al-Khat al-‘Arabi (kaligrafi Islam).

b) Dirasah Islamiyah (seluruh materi dalam bahasa arab):


1) Al-Qur’an.
2) Al-Tajwid (kaidah baca al-Qur’an)
3) Al-Tauhid
4) Al-Tafsir
5) Al-Hadis.
6) Mustalah al-Hadis (asal-usul/dasar hadis).
7) Al-fiqh.
8) Usul al-fiqh (dasar-dasar kaidah fikih).
9) Al-fara’id (tentang warisan).
10) Al-Din al-Islami (modul tauhid).
11) Muqaranat al-Adyan (perbandingan agama).
12) Tarikh al-Islam (sejarah Islam).
13) Al-Mantiq (dialektika bahasa).
14) Tarjamah al-Qur’an.

c) Bahasa Inggris (dengan bahasa inggris):


1) Reading and Comprehension.
2) Grammar.
3) Composition.
4) Dictation.
2. Ko-Kurikuler
Dilaksanakann di luar jam sekolah di bawah bimbingan guru-guru dan
santri-santri senior.
a. Ibadah Amaliyah
1) Shalat
2) Puasa
3) Membaca Al-Qur'an
4) Dzikir, wirid, dan do'a
b. Ekstensif Learning :
1) Pembinaan dan pengembangan 3 bahasa (Arab, Inggris,
Indonesia)
2) Belajar muwajjah (Tutorial) di sore dan malam hari.
3) Pengkajian kitab-kitab klasik.
4) Latihan dan Lomba Pidato dalam 3 bahasa.
5) Cerdas cermat
6) Diskusi, seminar, simposium dan bedah buku.
c. Praktek dan Bimbingan
1) Praktek Adab dan Sopan Santun/Etika.
2) Praktek Mengajar/Keguruan
3) Praktek Laboratorium IPA
4) Praktek Laboratorium Bahasa
5) Prektek Dakwah Kemasyarakatan
6) Praktek Manasik Haji
7) Prektek Menyelenggarakan Jenazah
8) Bimbingan dan Penyuluhan

PROGRAM UNGGULAN.
a. Entrepreneur
Pengertian wirausaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta
memasarkannya. Pelaku wirausaha dikenal dengan sebutan
wirausahawan/entrepreneur. Wirausahawan atau entrepreneur adalah
seseorang yang memiliki kualitas jiwa kepemimpinan dan innovator
pemikiran dalam melakukan usaha. Entrepreneur diartikan juga
sebagai seseorang yang mampu mewujudkan ide ke dalam sebuah
inovasi yang sukses.Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Pendidikan jiwa wirausaha di Pesantren SPEAM tidak selalu
identik dengan berbisnis, namun lebih ditekankan dapat membentuk
sikap seperti: pribadi mandiri, memiliki kecakapan hidup (life skill)
dan melatih kepemimpinan (leadership) santri di masa depan.
Mandiri, santri mendayagunakan potensi diri dan kreativitasnya untuk
”menghasilkan” minimal mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Santri
pun cakap mengelola keuangan berkaitan hal-hal produktif,
termasuk menjadi konsumen yang ”pintar” tidak gampang
terbujuk rayu iklan-iklan. Satu hal lagi mencetak seorang
entrepreneur, bukan saja pemilik sekaligus direktur (pemimpin usaha).
Kurikulum berbasis kewirausahaan merupakan kurikulum kunci yang
akan menjadi ukuran keberhasilan Pesantren SPEAM menciptakan
lulusan yang berdaya saing tinggi di pasar kerja. Melalui kurikulum ini
diharapkan lulusan mampu secara mandiri menciptakan lapangan
kerja. Kurikulum baru atau revisi kurikulum yang lama harus
melibatkan berbagai pihak, sehingga memperlancar proses verifikasi
dan evaluasi dari stakeholders, yaitu alumni, dunia usaha, pemerintah
dan civitas akademika.

Adapun metode yang dilakukan dalam melaksanakan kurikulum


berbasis kewirausahaan ini adalah:
a. Menyusun mata pelajaran kewirausahaan dengan kurikulum
tersendiri yaitu bentuk kurikulum di kelas dalam bentuk dua jam
tatap muka perminggu.
b. Memasukkan ruh entepreneurship pada setiap mata pelajaran.
Guru pengampu memilah dan memilih materi (teori) yang
paling relevan dengan tujuan setiap mata pelajaran dan
semaksimal mungkin memberikan bobot aplikasi dengan praktek
dari kasus-kasus riil yang ada dilokasi sekitar (local context).
c. Metode pengajaran dimodifikasi dari pembelajaran kelas
(class room) yang monoton menjadi pembelajaran yang atraktif
dan dilapangan (field study).
d. Memasukkan ruh entrepreneur di dalam Kegiatan esktrakurikuler/
pengembangan diri.
e. Mempraktekkan langsung dalam kegiatan sehari-hari santri dan
pimpinan. Pengelolaan unit usaha yang melayani semua keperluan
santri dilakukan oleh santri, kebiasaan laporan unit usaha secara
terbuka ke santri setiap tahun sebagai upaya untuk mendidik nilai
kemandirian santri.
f. Setiap tahun para santri dibekali pengetahuan tentang aneka ragam
unit dan
sektor usaha (Rihlah iqtishadiyyah atau Economic Study Tour).
Rihlah disertai ceramah tentang kemandirian dan bagaimana santri
harus hidup dan mencari penghidupan di dalam masyarakat
nantinya.
g. Mendirikan Pusat Latihan Managemen dan Pengembangan
Masyarakat, yaitu lembaga yang melatih tamatan Pesantren SPEAM
dalam bidang kewirausahaan dan pengembangan
masyarakat.Targetnya adalah agar alumni Pesantren SPEAM tidak
memerlukan waktu terlalu lama untuk bisa mandiri dan mempunyai
usaha
sendiri.Mengapa dicampur dengan pengembangan masyarakat ?
Karena salah satu penopang tegaknya usaha wiraswasta adalah
dukungan stakeholder (pemangku kepentingan) usaha dan
masyarakat sebagai tempat usaha tumbuh dan konsumen
produknya.

Kurikulum ini sengaja dirancang untuk membekali santri dengan:


a. Kecakapan hidup (life skill), yang secara integrative memadukan
potensi generik dan spesifik guna memecahkan dan mengatasi
problematika kehidupan.
b. Mengembalikan ruh pendidikan pada prinsip dasarnya,
yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan manusia (humanisasi).
c. Kemampuan belajar (learning how to learn), dan juga
kemampuan melepaskan diri dari kebiasaan yang kurang baik
(learning how to unlearn), seperti menghilangkan pola pikir
yang tidak tepat, atau perilaku yang menganggu, baik orang
lain maupun masyarakat pada umumnya.
d. Memiliki sikap keyakinan, Kemandirian, komunikatif dan
optimis.
e. Selalu berusaha untuk berprestasi, memiliki ketekunan dan
ketabahan dan kesabaran, memiliki tekad yang kuat, suka
bekerja keras, energik serta memiliki inisiatif.
f. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada
tantangan.
g. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang
lain, serta suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
h. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksible, serba bisa serta
memiliki jaringan bisnis yang luas.
i. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa
depan.

Untuk memupuk kreativitas dan daya inovasi pada santri sejak usia
pendidikan menengah, diperlukan suatu sistem
pendidikan yang menitik beratkan pada pembentukan karakter.
Diharapkan, dengan pendidikan karakter itu pula anak didik akan
memiliki semangat kewirausahaan. Untuk itu, Pondok Pesantren
SPEAM menerapkan kurikulum tentang kewirausahaan yang dititik
beratkan pada penerapan pendidikan pembentukan karakter sebagai
dasar pendidikan kewirausahaan untuk menumbuhkan
keingintahuan, percaya diri,berorientasi tugas dan hasil, keberanian
mengambil resiko, kepemimpinan,kemampuan berpikir kreatif dan
inovatif, melihat peluang yang ada, serta berorientasi masa depan.

Pada setiap semester 1 dan 2 santri diberikan teori-teori


kewirausahaan dan mempraktekkan teori-teori yang telah
dipelajari.. Untuk mempraktekkan teori-teori tersebut, maka
dibentuklah sebuah wadah yang kami beri nama IBT SPEAM
(Islamic Bussines Training SPEAM). IBT SPEAM adalah wadah
yang memberikan pendidikan berdasarkan karakter sekaligus
sebagai wadah dalam praktikum siswa dalam pengembangan diri
dan bisnis. IBT SPEAM juga melingkupi unit usaha pesantren yang
sekaligus menjadi wadah untuk praktek entrepreneur santri. Unit
usaha pesantren antara lain : Koperasi, Wartel, Laundry, Budidaya
unggas/ternak, Budidaya tanaman pertanian/hias, Depo air minum,
Redaksi Majalah, Percetakan, Sanggar kaligrafi, Kantin, Pembuatan
sandal SPEAM dll.Dalam setiap tahunnya di semester genap
seluruh santri pada semua jenjang pendidikan dibekali
pengetahuan tentang aneka ragam unit dan sektor usaha (Rihlah
iqtishadiyyah atau Economic Study Tour). Rihlah disertai ceramah
tentang kemandirian dan bagaimana santri harus hidup dan mencari
penghidupan di dalam masyarakat nantinya. Pesantren mendirikan
Pusat Latihan Managemen dan Pengembangan Masyarakat, yaitu
lembaga yang melatih tamatan Pesantren SPEAM dalam bidang
kewirausahaan dan pengembangan masyarakat.Targetnya adalah
agar alumni Pesantren SPEAM tidak memerlukan waktu terlalu
lama untuk bisa mandiri dan mempunyai usaha sendiri.
Di dalam pelaksanaan kurikulum entrepreneur, Santri
dikelompokkan menjadi 5 kelompok/kelas :
1) Kelompok/kelas koperasi dengan spesifikasi awal yakni produksi
dan penjualan kebutuhan sehari-hari seperti sabun cuci & mandi,
odol, sampo, baju dan lainnya (kelas XII)
2) Kelompok/kelas d e s a i n k e m a s a n , internet marketing,
yakni desain kemasan, produksi kemasan, dan pemograman
sekaligus internet marketing (Kelas XI)
3) Kelompok/kelas pertanian, yakni melatih santri dalam
bercocok tanam dengan melihat peluang pasar budidaya
pertanian, seperti budi daya jamur tiram dan budi daya sayur
mayur, budidaya tanaman hias (Kelas X)
4) Kelompok/kelas peternakan, yakni melatih santri dalam
produksi hasil ternak, seperti budi daya ayam pedaging, budi
daya ayam petelur dan budidaya ikan (Kelas IX)
5) Kelompok/kelas seni kerajinan dan Keterampilan (Tata
Busana), disiapkan untuk mengasah keterampilan dalam
mengolah dan memproduksi kerajinan yang inovatif (Kelas VIII)
6) Kelompok Tata Boga, disiapkan untuk mengasah keterampilan
dalam mengolah dan memproduksi makanan dan minuman yang
inovatif (Kelas VII)
Kompetensi dasar yang harus dimiliki santri pada program
entrepreneur adalah :
1. Memahami karakteristik kewirausahaan dalam menjalankan
kegiatan usaha.
2. Memahami perencanaan usaha meliputi ide dan peluang usaha,
sumber daya,
administrasi dan pemasaran.
3. Memahami sistem produksi usaha yang dilakukan berdasarkan
daya dukung
yang dimiliki oleh daerah setempat.
4. Memahami perhitungan harga pokok produksi.
5. Memahami pemasaran produk usaha secara langsung.
6. Menganalisis proses evaluasi hasil kegiatan usaha secara
langsung.
7. Mengidentifikasi karakteristik wirausahawan berdasarkan
keberhasilan dan
kegagalan usaha.
8. Menyusun perencanaan usaha
9. Memproduksi
10. Menghitung biaya produksi
11. Memasarkan produk
12. Mengevaluasi hasil kegiatan usaha.

b. Program Peningkatan Pribadi Sholeh


1) Tahsinul Qur’an (Seni baca al-Qur’an, diikuti klas vii dan x baru,
materi juz 29,30).
2) Ujian tahsin
3) Tahfidzul Qur’an (menghafal al-Qur’an)
4) Ujian Tahfidz (dimulai sejak klas vii/viii sd klas xii atau setelah
lulus ujian tahsin, setiap kelas mempunyai beban tahfidz yang
wajib diselesaikan, kelas 8 tahfidz juz 29, kelas 9 tahfidz juz 30,
kelas 10 tahfidz juz 1, kelas 11 tahfidz juz 2 dan kelas 12 tahfidz
juz 30)
5) Ibadah amaliahbaik wajib , sunnah maupun nawafil
(puasa senin kamis, tahajud , dhuha)
c. Program Peningkatan Akademik
1) CTL (Contextual Teaching and Learning)
2) Bimbingan Belajar mawajjah (tutorial) sore dan malam hari
3) Economic Study Tour (ar-rihlah al-iqtishodiyyah), orientasi
tentang dan kunjungan ke dunia usaha dan kewiraswastaan, untuk
menanamkan jiwa kemandirian dan kewiraswastaan kepada para
santri, untuk kelas xii)
4) Seminar Santri
5) Penulisan Karya Ilmiah tentang berbagai persoalan keagamaan
dan kemasyarakatan
6) dalam bahasa arab atau Inggris di bawah bimbingan guru (untuk
kelas xii)Penerbitan Karya santri (Majalah)
d. Program Peningkatan Bahasa
Bahasa adalah mahkota Pondok, demikian kata-kata yang sering
disampaikan oleh bagian penggerak bahasa di Pondok Pesantren
SPEAM. Dalam istilah lain, language is our crown atau al-
lughatu taaju-l-ma’hadi. Ibarat mahkota, bahasa menjadi simbol
kehormatan dan kebanggaan serta keunggulan Pondok Pesantren
SPEAM. Penerapan bahasa Arab dan Inggris di pondok Pesantren
SPEAM ini bertujuan untuk menjadikan anak didik mahir dalam
berbahasa Arab dan Inggris, karena dalam era modern ini bahasa
tersebut sangatlah di butuhkan dalam penggunaanya
sehari-hari. Adapun cara
pelaksanaannya adalah sebgai berikut :
1. Ilqou al-mufrodaat (Pemberian Kosa Kata)
Ilqoou Al-mufrodat (Pemberian kosa kata) dilaksanakan setiap
pagi. Para santri diberi 5 kosa kata dan 5 jumlah mufidah setiap
harinya untuk dihafalkandan di praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari. Dari setiap kata yang diberikan kepada santri/ santriwati.
misalkan santri diberi kata “handsome”, maka mereka wajib
membuat lima kalimat dari kata “handsome”, misalnya “I see the
handsome boy ride the motor cycle” atau “the writer who is
handsome write the article on the paper”, demikian dan
seterusnya.
Cara penyampaian kosa kata kepada santri/santriwati adalah
sebagai berikut:
a. Muqaddimah
b. Menanyakan mufradat yang lalu
c. Menyampaikan mufradat baru
d. Menuliskan di atas whiteboard
e. Menanyakan artinya kepada santri/santriwati
f. Menuliskan artinya di papan whiteboard
g. Menyuruh santri /santriwati dalam jumlah mufidah
h. Menyuruh santri/santriwati menulis di buku tulis
i. Memeriksa tulisan santri/santriwati
Cara penerapan bahasa tersebut melalui beberapa kegiatan yaitu :
a. Kegiatan Muhadhoroh (latihan pidato dalam bahasa arab dan
inggris)
b. Broadcasting (basaha arab dan inggris)
c. Muhadatsah (percakapan sehari-hari)
d. Language Show setiap ahad pagi
2. Muhadatsah
Muhadatsah adalah percakapan sehari-hari yang disampaikan
kepada santri/santriwati setiap selesai sholat dzuhur, dan muhadatsah
ini adalah untuk meningkatkan pengembangan dalam percakapan
sehari-harinya. Yang bertujuan untuk bisa berbicara langsung dengan
teman-temannya sehingga mereka mampu berbahasa arab dan inggris
di Pondok Pesantren SPEAM.
Cara penyampaian muhadatsah kepada santri/santriwati
a. Menanyakan muhadatsah yang lalu dalam setiap judul
b. Menulis di papan whiteboard
c. Menyuruh santri/santriwati menulis di buku tulis
d. Praktek langsung kepada teman-temannya
e. Menghafalkan judul tersebut dan menyetornya kepada bagian
penggerak bahasa
3. Club Bahasa (Arab dan Inggris)
Club Bahasa merupakan club-club yang dibentuk sebagai sarana
pembelajaran bahasa.
4. Minggu Bahasa
Minggu bahasa merupakan strategi yang digunakan
sebagai patokan jadwal berbahasa, berbahasa arab atau berbahasa
inggris. Pergantian jadwal berbahasa dilakukan setiap dua minggu
sekali, dua minggu full para santri ber-muhadatsah atau
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab dan dua minggu
berikutnya para santri ber-conversation atau berdialog dengan
menggunakan bahasa Inggris. Pergantian jadwal berbahasa ini
diumumkan oleh Qismul I’lam (bagian penerangan) setelah selesai
solat isya’ berjamaah di Masjid Ibrahim SPEAM, sehingga tidak
ada hujjah atau alasan bagi para santri bahwa dirinya tidak
mengetahui harus berbahasa apa pada waktu ersebut.
5. Jadwal Kegiatan Bagian Bahasa :
a. Setiap hari selesai sholat dzuhur Ilqo’
b. Setiap AHAD pagi Muhadatsah
c. Setiap setelah sholat isya’ sebelum mahkamah ada SIC (SPEAM
Information departement center) yang menggunakan Bahasa arab
dan Bahasa inggris sesuai minggunya
d. Setiap setelah isya’ ada Mahkamah Bahasa bagi yang melanggar
e. Untuk waktu pergantian Bahasa setiap dua minggu sekali,dua
minggu Bahasa arab dua minggu Bahasa inggris
f. Setiap pagi setelah Tahfidz diadakan club bahasa
g. Menyampaikan Bahasa berbentuk muhadatsah sebanyak 20 judul
Bahasa arab dan 20 judul Bahasa inggris
h. Mewajibkan santri memiliki buku khusus untuk Bahasa dan
mengeceknya sewaktu-waktu
i. Mengecek hafalan santri selama 1 bulan sekali
e. Program Kedisplinan
1. Pekan Perkenalan Santri baru (Welcome Ceremony)
2. Penerapan disiplin dan Panduan Tata Tertib Santri
3. Pengawasan
f. Ekstrakurikuler
1. Koperasi
2. Beladiri Tapak Suci
3. Olahraga / Sports : Sepak Bola, Futsal, Bola Voly, Bulu Tangkis,
Panahan,Tenis Meja, Gymnastic dll
4. Karya Ilmiah Remaja / KIR)
5. Art (Nasyid, Kaligrafi, Marchingband)
6. Hizbulwathan
7. Literasi
8. Qiraatul Qur’an
9. Desain Grafis
BAB III

PROFIL PESANTREN

A. IDENTITAS
1. Nama Pesantren : Sekolah Pesantren Entrepreneur
Al- Maun Muhammadiyah (SPEAM)
Kota Pasuruan
2. Nomor Statistik Pesantren 202056603036
3. Alamat Lengkap : Putra :Jl.AH. Nasution No 1
Kelurahan Sebani Kecamatan
Gadingrejo
Kota Pasuruan
Putri : Jl. Sukarno Hatta No 1
Karangketug Kota Pasuruan

4. Tahun Berdiri 2014


5. Jenis Satuan Pendidikan : SMP, SMA
6. Pendiri : PDM Kota Pasuruan
7. Penyelenggara : PDM Kota Pasuruan
8. Jenis Pesantren : Integral (Terintregrasi sekolah
dengan pesantren)
9. Kepemilikan Tanah : Hibah/wakaf/Beli sendiri
10. Luas Tanah :m
Putra
2 : 8500
Putri : 27317
m2 m2 m2
11. Luas Bangunan : Putra : 2010
12. Jumlah Ruang : Putra : 34 Ruangan
Putri : 1437
Putri : 40 Ruangan
13. No. Telp : [ 0343 ] 426110

B. Latar Belakang Berdirinya Pesantren

Pondok Pesantren SPEAM Pasuruan Indonesia berdiri pada 18 Agustus


2015. Rencana pendirian adalah berawal dari cita-cita ketua Pimpinan Daerah
Muhammadiyan Kota Pasuruan untuk memiliki institusi pesantren sebagai
salah satu wadah perkaderan generasi penerus persyarikatan Muhammadiyah,
secara khusus di Kota Pasuruan. Saat itu ketua PDM Kota Pasuruan adalah
ustadz Kholil Asy’ari, MSI. Allahu Yarham bersama Bapak-bapak pimpinan
yang lain membulatkan tekad mendirikan Pesantren yang kemudian diberi
nama pesantren SPEAM (Sekolah Pesantren Entreneurship al-Maun
Muhammadiyah). Nama ini hasil dari ikhtiyar bersama dan menjadi
deferentiative name, dengan harapan agar pesantren yang dirintis memiliki
positioning yang jelas yang berskala nasional. Pesantren SPEAM ini juga
berdiri sebagai jawaban atas keberadaan beberapa amal usaha
Muhammadiyah, terutama jenjang SMP di kota Pasuruan yang mengalami
persaingan tidak sehat di tingkat lokal kota Pasuruan, sehingga kuantitas
peserta didik dari tahun ke tahun mengalami kemorosotan. Pesantren SPEAM
menjadi harapan besar Bapak-bapak PDM Kota Pasuruan untuk dapat
membidik santri yang datang dari berbagai penjuru Indonesia, dan cita-cita itu
alhamdulillah berhasil.
Dalam menapaki dinamika perubahan yang terjadi, pengembangan
kurikulum pesantren yang efektif dan efesien mutlak dibutuhkan.
Kurikulum pesantren harus dikemas secara mandiri, karena perbedaannya
dengan lembaga pendidikan konvensional pada umumnya. Untuk itu, Pondok
Pesantren SPEAM hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan
mengembangkan dan memadukan dua kurikulum sekaligus dalam satu sistem
pendidikan. Hal ini dilakukan dalam rangka mengapresiasi, mensiasati
perkembangan dan perubahan zaman yang mampu menjaga karakter dan
keunikan pesantren sebagai ciri khas sistem yang lebih modern.
C. Data Jumlah Murid / Siswa:
Jumalah Siswa
Kelas
2017/2018 2018/2019 2019/2020 2020/2021
VII 46 74 50 30
VIII - 36 67 50
IX - - 34 67
X - 15 4 6
XI - - 15 4
XII - - 15
Total 46 125 170 172
D. Jumlah Ruang Kelas / Rombel
Jumalah Rombel
Kelas
2017/2018 2018/2019 2019/2020 2020/2021
VII 1 1 3 2
VIII 1 1 1 3

IX 1 1 1 1
X 1 1 1 1
XI 1 1 1 1
XII 1 1 1 1
Total 6 6 8 9

E. Keadaan Guru Dilihat Tingkat Pendidikan


No KEAHLIAN PENDIDIKAN KETERANGAN
SLTA D1 D2 S1 S2
1 Kepala Sekolah v
2 Guru PKN v
3 Guru PAI v
4 Guru Bhs. v
Indonesia
5 Guru Bhs. v
Inggris
6 Guru IPS v
7 Guru v
Matematika
8 Guru PJOK v
9 Guru SBK v
10 Guru Prakarya v
11 Guru Bhs. v
Daerah
12 Guru IPA v
13 Guru Mulok v
14 Tata Usaha v
F. Data Guru dan Karyawan

PEND.
NO NAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR JABATAN
TERAKHIR
TRENGGALEK, 23 JANUARI
1 DADANG PRABOWO PIMPINAN S2
1988
NUR NAJMAN
2 SINJAI, 22 JULI 1977 PIMPINAN S2
MARZUKI
LAMONGAN, 11 FEBRUARI
3 ROZZAQUL HASAN PIMPINAN S2
1988
ENDANG
4 MEGAWATI, S.Pd, BANYUWANGI, 10 MEI 1971 BENDAHARA S2
M.Pd.I
IMAM FIKRY PASURUAN, 18 AGUSTUS
5 GURU S1
FANANI 1990
PENGULON, 17 DESEMBER
6 QUDSYIAH GURU S1
1990
NURUL PASURUAN, 21 FEBRUARY
7 GURU S2
MAWARIDAH 1989
MUHAMMAD
8 PASURUAN, 20 JULI 1980 GURU S1
SJAMSUL BAHRI D
NINIK
9 PASURUAN, 11 JULI 1995 GURU S1
NURHIDAYATI
10 IKA FARIDA TRENGGALEK, 12 JULI 1992 GURU S1
11 RIESCA ZUBAEDAH PASURUAN, 24 APRIL 1990 GURU S1
MUHAMMAD
12 PASURUAN, 28 JUNI 1994 GURU S1
ADYARMAN
PROBOLINGGO, 17 OKTOBER
13 NOVI WULANDARI 1995 GURU S1
ALFIAH PASURUAN, 14 SEPTEMBER
14 GURU S1
ROHMAWATI 1996
PASURUAN, 31 OKTOBER
15 NURUL AMILIA GURU S1
1991
ROUDLOTUL
16 PASURUAN, 06 JUNI 1996 GURU S1
JANNAH
17 MUHAMMAD IQBAL PASURUAN, 15 JULI 1989 GURU S1
CHUMAIROH LISMI
18 PASURUAN, 8 AGUSTUS 1994 GURU S1
AGUSTIANA
HASAN MAHDI PASURUAN, 21 SEPTEMBER
19 GURU TAHFIDZ SMA
ALKATIRI 1992
20 AKHMAD NASIKH PASURUAN,2 MARET 1983 GURU TAHFIDZ SMP
PASURUAN, 6 DESEMBER
21 ABDURROHMAN GURU TAHFIDZ S1
1683
MUHAMMAD FASIH LAMONGAN, 14 SEPTEMBER
22 SEKERTARIS KMI
WADJI 1995
ANDI MUHAMMAD PONDOK
23 CAKKELA, 12 FEBRUARI 1999 MUROBBI PUTRA
YUSRIL TAHFIDZ
SYAHDANA
24 ISLAKHIN JOMBANG, 16 OKTOBER 1997 MUROBBI PUTRA KMI
MUSTAMAR
ASROR HIDAYAT
25 JAKARTA, 12 JULI 2000 MUROBBI PUTRA KMI
(PENGABDIAN)
HUMAM AQSHAL
JOMBANG, 9 NOVEMBER
26 HADI PERDANA MUROBBI PUTRA KMI
2000
(PENGABDIAN)
EKO WAHYUDI
27 MALANG, 28 JUNI 2000 MUROBBI PUTRA KMI
(BARU)
SRI UTARA, 16 FEBRUARI
28 HERMAN (BARU) MUROBBI PUTRA S-1
1993
PONDOK
29 ISNAENI BULU, 13 MEI 1996 MUROBBI PUTRA
TAHFIDZ
SAID AL-ZAIM PONDOK
30 BONE, 28 MARET 1999 MUROBBI PUTRA
(BARU) TAHFIDZ
31 NUR MAZIDAH MUROBBI PUTRI S1
FIRDAUSI MILA
32 MALANG, 6 MARET 1999 MUROBBI PUTRI KMI
ASTITI
ALKHABISATUS
PASURUAN, 29 FEBRUARI
33 SAHARA MUROBBI PUTRI KMI
2000
(PENGABDIAN)
SHOFIYATUL
34 FU'ADIYAH MOJOKERTO, 19 JUNI 2000 MUROBBI PUTRI KMI
(PENGABDIAN)
PONDOK
35 FADHILATUL RIZKA SINJAI, 11 NOVEMBER 1998 MUROBBI PUTRI TAHFIDZ
PONDOK
36 FIKA MUFIDA KARAWAK, 9 AGUSTUS 1998 MUROBBI PUTRI TAHFIDZ
37 FADHILATU YUMNA GURU TAHFIDZ
M. ZAHRIAL ABIDIN PASURUAN, 27 AGUSTUS
38 DJAMBEK 1991 TU SEKOLAH S1
PASURUAN, 30 DESEMBER
39 AGUS WAHYUDI TU PESANTREN S1
1990
PASURUAN, 16 OKTOBER
40 SAIFUL HIDAYAT TU SEKOLAH S1
1990
41 YENI NURDIANA PASURUAN, 7 JANUARI 1986 TU SEKOLAH SMA
PASURUAN, 16 SEPTEMBER
42 REZKA IRZI ILLAH TU PESANTREN S1
1988
43 WIJDAN NADIDAH PASURUAN, 21 JUNI 1995 TU PESANTREN S1
YULIA DEWI
44 PASURUAN, 3 JULI 2000 PERPUSTAKAAN SMK
FITRIANA
45 AYU AISYAH DENPASAR 6 OKTOBER 1999 HUMAS KMI
MUKHAMMAD SIDOARJO, 25 DESEMBER
46 KOPERASI KMI
UBAIDILLAH 1995
PENGAWAS
47 RINI HANDAYANI MEDAN, 17 FEBRUARI 1993 S1
DAPUR,KOPERASI
48 FAZAT AZIZAH GRESIK, 29 JUNI 1989 LOUNDRY,KOPERASI S2
49 TRIJONO SULISTIJO PASURUAN, 6 FEBRUARI 1969 KEAMANAN SMA
50 M. ARIFIN PASURUAN, 5 ,MARET 1977 KEAMANAN SMA
51 LUKMAN SALIM PASURUAN, 3 JULI 1993 KEAMANAN SMA
52 ABDUL MASKUR PASURUAN, 14 MEI 1966 KEAMANAN SD
53 ROIB SAMPANG, 1987 KEBERSIHAN PUTRA SMP
54 TAUFIQ PASURUAN, 21 MEI 1966 KEBERSIHAN PUTRA SMP
55 INDRAWATI PASURUAN, 22 JULI 1977 KEBERSIHAN PUTRA SMA
56 SRIYANTI (BARU) PASURUAN, 6 OKTOBER 1977 KEBERSIHAN PUTRI SMA
PASURUAN, 19 AGUSTUS
57 SYAMSUL HUDA KEBERSIHAN PUTRI SMA
1980
KHALIMATUS
58 PASURUAN, 7 OKTOBER 1968 LOUNDRY PUTRA SD
SA'DIYAH
59 ROHMATUSSHIYAM PASURUAN, 3 MEI 1987 LaUNDRY PUTRI SMP
LULUK KHOIRUN
60 LAMONGAN, 26 MEI 1976 DAPUR D3
NISA
PASURUAN, 04 DESEMBER
61 LILIK FAIZAH DAPUR D1
1985
PASURUAN, 31 OKTOBER
62 SAMSUL ARIFIN DAPUR SMP
1981
PASURUAN, 04 FEBRUARI
63 MUSRIAH DAPUR SD
1975
PASURUAN, 27 DESEMBER
64 NURAINI (BARU) DAPUR SMP
1981

Pasuruan, 1 Februari 2021


Pimpinan Pesantren SPEAM,

DADANG PRABOWO, M.Ag


BAB IV
PERENCANAAN ANGGARAN
DAN PELAKSANAAN PROGRAM

A. Rencana Program

Optimalisasi program Pembangunan Gedung ini diharapkan dapat mendukung


terlaksananya Kenyamanan dan kesegaran ruang makan. Adapun rencana
program yang akan kami laksanakan antara lain:
a. Pembangunan ruang dapur putra
b. Pembangunan ruang makan putra

B. Rencana Pelaksanaan

Untuk mencapai hasil yang optimal dan berkualitas diharapkan pelaksanaan


pembangunan tidak berorientasi mencari keuntungan financial semata, tetapi
harus mengarah pada kualitas hasil pekerjaan.

C. Rencana Anggaran Belanja dan Gambar Kerja


RAB dan Rancang Bangun Gedung terlampir
BAB V
PENUTUP

Demikian proposal rencana pembangunan gedung ini sebagai bahan


pertimbangan bagi semua pihak yang berniat untuk berpartisipasi memberi
dukungan baik moril maupun materiil, demi terwujudnya rencana tersebut.

Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang akan turut membantu terlaksananya
rencana ini.

Akhirnya hanya kepada Allah kita gantungkan segala harapan dan keinginan
disertai dengan do’a semoga Dia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya pembangunan ruang makan dan dapur
santri Pesantren SPEAM.

Anda mungkin juga menyukai