A. Evaluasi Mentoring 1 Beberapa anak (mentee) menyalin bersih dari modul materi yang diberikan, yang merupakan kesalahan yang fatal. Ke depannya, resume dibuat sesuai pemahaman mentee masing-masing.
B. Materi Akhlaq Muslim Sehari-hari
• Penerapan norma di Indonesia sebenernya udah mencerminkan akhlak sesuai muslim. • Tentang birrulwalidain (bagaimana kita berbakti kepada orang tua secara lahir dan batin), dalam QS An-Nisa ayat 36, berbakti atau berbuat baik kepada orang tua merupakan amalan utama kedua setelah menyembah Allah. Kemudian dari hadits riwayat Abu Hurairah, Ibu disebut tiga kali daripada ayah, dan didahulukan karena banyaknya pengorbanan dan kasih sayang. Kemudian dari hadits riwayat Ibnu Majah, barang siapa yang membuat ibu bapak senang dan ridho, maka telah membuat Allah SWT ridho, dan barangsiapa membuat marah orang tua, maka dia telah membuat Allah SWT murka. • Amal birrulwalidain 1. Saat masih hidup: menaati perintah orang tua; menghormati orang tua; berucap dan bertutur yang baik dan tidak menyakiti; tidak menyombongkan diri meskipun posisi kita sudah sukses; senyum atau pandangan bahagia kepada mereka (dari Imam Baihaqi); menyambut kedatangan mereka dengan baik; setelah menikah, tidak membuat orang tua sebagai bahan celaan; dan lainnya. 2. Saat sudah meninggal: menyelenggarakan pengurusan jenazah; berdoa; memenuhi segala janji almarhum yang belum terlaksana; menghormati teman dan kerabat baik orang tua; dan lainnya. • Pergaulan 1. Dengan teman sebaya: bergaul dengan teman soleh; menyambung baik tali silaturahmi; tidak mencela dan menakuti teman; memberi julukan yang baik dan disenangi; saling menyayangi dan mencintai karena Allah; menutupi aibnya; dan lainnya. 2. Dengan orang yang lebih tua: berbuat baik dengan orang tua bahkan jika mereka belum mendapat hidayah; tidak mencela orang tua orang lain; bertutur kata lembut dan senantiasa mendoakan; menyambung tali silaturahmi kepada teman dan kerabat orang tua; dan lainnya. 3. Dengan lawan jenis: berpakaian syar’i, dan memperingatkan kepada mereka juga untuk berpakaian menutup aurat; menjaga diri dalam berkata; menjaga diri dalam memandang; menjaga diri dalam situasi yang mengundang maksiat; menjaga diri dalam berjabat tangan; dan lainnya. • Konsep Hidup Sehat 1. Merupakan Sunatullah, yaitu dengan kita tidak boleh merusak diri. 2. Dalam Islam, bersih suci secara lahir (badan dan lingkungan) dan batin (hadas). 3. Berawal dari pola makan seperti Rasulullah, bagaimana cara kita mendapatkannya, makanan yang bersih dan bergizi, serta berpuasa. 4. Dilakukan dengan cara menjaga kesehatan, memelihara zahir dan batin (pola pikir), memohon kesehatan kepada Allah SWT, memelihara keteraturan hidup (istiqomah dalam gaya hidup termasuk pola makan yang baik), dan lainnya. • Manajemen Diri 1. Teknik atau cara yang digunakan untuk mengurus diri agar berdaya guna. 2. Sebagai muslim, manajemen diri berdasarkan norma Islam. 3. Manajemen diri dalam penampilan: berpenampilan rapi, bersih, dan menarik; sesuai hadits riwayat Abu Dawud tentang menata rambut; sesuai hadits riwayat At Thahawi tentang pakaian bersih yang digunakan; dan lainnya. 4. Manajemen diri dalam berhubungan dengan orang lain, dimana tidak boleh merendahkan orang lain. 5. Manajemen dengan muslim lain: sesuai hadits riwayat Muslim: mengucap salam, hadir ketika diundang, memberi nasihat ketika diminta, ketika orang lain bersin maka doakanlah, apabila sakit maka tengoklah. Selain itu, mengatur emosi, tutur kata dan tingkah laku, serta tidak boleh sombong, bertakwa kepada Allah, mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik (balas sesuatu yang buruk dengan baik). 6. Manajmen waktu, yaitu dengan istiqomah dan konsisten dalam berbuat sesuatu yang baik, seperti mengaji. Meski sedikit, tapi harus istiqomah.
C. Materi Tazkiyatun Nafs
• Berarti penyucian jiwa dari segala penyakit dan juga cacat dengan menjadikan asma dan sifat Allah SWT sebagai akhlaknya atau tahalluq, kemudian mengaktualisasikan kepada kehidupan sehari-hari. • Tazkiyatun terdiri dari tathahhur, tahaqquq, dan takhalluq. • Nafsu terdiri dari nafsu amarah (sarang segala keburukan), nafsu lawwamah (nafsu yang mengancam pemiliknya), nafsu mutmainnah (nafsu yang lebih mengarah ke keimanan). • Tujuan tazkiyatun nafs, yaitu untuk menghiasi hatinya dengan sesuatu yang mendekatkan kepada Allah SWT dan tidak tercemar dengan penyakit hati yang menghalangi ia mendapat ilmu yang bermanfaat, seperti dengan ikut pengajian, sholawatan, dan lainnya. • Menurut imam Al Ghazali, kita harus tahu sebab dari penyakit jiwa kita, dimana dalam proses tazkiyatun nafs, didasarkan pada kemampuan akal dalam mengalahkan nafsu, dengan mujahadah (dilakukan dengan bersungguh-sungguh), serta dengan riyadhoh (latihan atau pembiasaan) dalam menahan dan mengalahkan nafsu yang buruk. • Untuk mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan: menjauhi larangan-larangan Allah; melaksanakan kewajiban-kewajiban, melaksanakan hal-hal yang disunnahkan; latihan spiritual agar dapat istiqomah seperti dengan banyak berdzikir; serta dengan mujahadah atau bersungguh-sungguh dalam tiga tingkatan yaitu, takhalli (mengosongkan dari sifat tercela), tahalli (mengisi dan menghiasi diri dengan sifat terpuji), dan tingkatan tajalli (merasakan adanya ketuhanan).