Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN GIRO, TABUNGAN DEPOSITO, SERTIFIKAT DEPOSITO, Dan PINJAMAN SUB

ORDINASI
PENGERTIAN GIRO
Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan
dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang
menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya,
yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.
Perbedaan tersebut termasuk jenis perbedaan sistem ‘dorong dan tarik’ (push and pull). Suatu cek
adalah transaksi ‘tarik’: menunjukkan cek akan menyebabkan bank penerima pembayaran mencari
dana ke bank sang pembayar yang jika tersedia akan menarik uang tersebut. Jika tidak tersedia, cek
akan “terpental” dan dikembalikan dengan pesan bahwa dana tak mencukupi. Sebaliknya, giro adalah
transaksi ‘dorong’: pembayar memerintahkan banknya untuk mengambil dana dari akun yang ada
dan mengirimkannya ke bank penerima pembayaran sehingga penerima pembayaran dapat
mengambil uang tersebut. Karenanya, suatu giro tidak dapat “terpental”, karena bank hanya akan
memproses perintah jika pihak pembayar memiliki daya yang cukup untuk melakukan pembayaran
tersebut. Namun ini juga berarti pihak pembayar tidak mendapatkan keuntungan dari “float”.
[sunting] Sejarah dan Konsepsi
Surat Giro atau Postgiro memiliki sejarah yang panjang dan membanggakan dalam sejarah finansial
Eropa. Konsep dasar adalah sistem perbankan tidak berdasarkan cek, tetapi dengan transfer
langsung diantara rekening. Jika kantor akuntan di sentralisasi, maka transfer diantara akun akan
terjadi secara simultan. Uang bisa dibayarkan atau ditarik dari sistem dari kantor pos manapun, dan
nantinya koneksi ke sistem perbankan komersial dibuat, seringnya dengan keyakinan dari bank lokal
membuat akun sendiri di Postgiro.
Pada pertengahan abad 20, kebanyakan negara di benua Eropa memiliki layanan pos giro. Sistem
posgiro pertama ada di Austria di awal abad 19. Pada saat Posgiro Inggris diadakan, Posgiro Belanda
telah distabilkan dengan baik dengan setiap orang dewasa memiliki akun posgiro dengan operasi
posgiro yng besar dan digunakan dengan baik di negara Eropa lain kebanyakan dan Skandinavia.
Istilah “bank” tidak digunakan pada saat itu juga untuk mendeskripsikan layanan tersebut. Instrumen
pembayaran utama bank didasarkan dengan cek dimana memiliki perbedaan keseluruhan dengan
model remiten “giro”.
Dalam model perbankan, cek ditulis oleh remiten dan diserahkan atau dipos kepada pihak penerima
pembayaran, yang nantinya akan mengunjungi bank atau pos ceknya ke bank. Cek tersebut harus di
clearing, proses kompleks dimana cek disortir menjadi satu, dipos ke lokasi pusat clearing, disortir
lagi, dan dipos balik ke cabang pembayaran dimana cek tersebut akan dicek ulang terakhir kalinya
dan akhirnya akan dibayarkan.
Dalam model Pos Giro, Transfer Giro dikirim melalui pos surat oleh remiter ke pusat Giro. Dalam
pengembaliannya, transfer tersebut dicek dan akun transfer mengambil tempat. Jika transfer berjalan
lancar, dokumen transfer dikirim ke penerima, bersama pernyataan pemutakhiran dari akun yang
dikreditkan. Remitter juga dikirimkan pernyataan pemutakhiran. Pada kasus dimana fasilitas publik
yang menerima ratusan trnasaksi per hari, pernyataan akan dikirim secara elektronik dan
menggunakan angka rujukan yang unik untuk mengenali remiten untuk keperluan rekonsiliasi.
Maraknya clearing cek elektronik (dan kartu debet yang dirujuk sebagai alat pembayaran) membuat
perbedaan ini menjadi tidak begitu penting seperti dulu. Contohnya di beberapa toko di Amerika
Serikat cek dipindai dan pendaftaran tunai dikembalikan ke pelanggan sementara dana diambil dari
akun para pelanggan.
utang jangka panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka
waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31
Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi
pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah
menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian
hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan
dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan
memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau
dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang
jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal
sendiri dengan mengeluarkan saham.
1. Keuntungan menarik obligasi
Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak
mempengaruhi manajemen.
2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang
saham.
3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban
pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :
1. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau
mengalami kerugian
2. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap
mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak
mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut
bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusagaan.

PENGERTIAN TABUNGAN
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai
cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Untuk kegunaan lain dari Tabung, lihat
Faktor-faktor tingkat Tabungan
1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
3. adanya tingkat kepercayaan terhadap bank

PENGERTIAN DEPOSITO
Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa masyarakat sudah tau pada
umumnya system pelayanan bank.pada PT.Bank Mandiri (persero)Tbk. Cab lhokseumawe
masyarakat lhokseumawe sudah tau pada umumnya kas daerah Aceh Utara sudah di salah gunakan
oleh pemarentah setempat pada tahun 2009 yang lalu. Dan yang lebih parah lagi dana yang di
simpan oleh para pemarentah tersebut di bobolkan, ini yang menjadi permasalahannya, yang
membuat masyarakat hilang kepercayaan terhadap PT.Bank Mandiri (persero)Tbk. Cab
lhokseumawe. Meskipun kejadiannya bukan pada Bank mandiri lhokseumawe. Menurut UU No 10
tahun 1998 yang di maksud dengan Deposito berjangka Deposito berjangka merupakan deposito
yang di terbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai
dari 1,3,6,12,18, sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka di terbitkan atas nama lembaga
maupun perorangan artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seorang ataupun lembaga.
Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya bunga pada saat
deposito berjangka di buka. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah
jatuh tempo, sering disebut jatuh tempo. Penarikan dapat dilakukan secara tunai ataupun non tunai
(pemindahbukuan ). Kepada setiap deposan di kenakan pajak terhadap bunga yang di terimanya.
Penarikan deposito sebelum jatuh tempo untuk Bank tertentu dikenakan penalty rate (denda).
Untuk menarik minat para deposan biasanya Bank menyediakan berbagai intensif atau bonus.
Insentif diberikan untuk jumlah nominal tertentu biasanya dalam jumlah yang besar. Insentif dapat
berupa special rate ( bunga lebih tinggi dari bunga yang beralaku umum ). Maupun insentif lainnya.
Seperti hadiah atau cendramata, insentif juga diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank
tersebut.
SERTIFIKAT DEPOSITO
Sertifikat deposito adalah produk bank yang mirip dengan deposito, namun berbeda prinsipnya.
Sertifikat deposito adalah instrumen utang yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan lain
kepada investor. Sebagai pertukaran peminjaman uang institusi untuk masa waktu yang ditentukan,
investor mendapatkan hasil berupa suku bunga yang cukup tinggi Perbedaan Sertifikat Deposito
dengan Deposito 1. Bunga sertifikat deposito
PINJAMAN SUB ORDINASI
pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) ada perjanjian tertulis antara bank dan
pemberi pinjaman; (2) ada persetujuan terlebih dahulu dan Bank Indonesia; dalam hubungan ini pada
saat bank mengajukan permohonan, bank harus menyampaikan program pembayaran kembali
pinjaman subordinasi tersebut; (3) tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
penuh; (4) minimum berjangka waktu 5 tahun; (5) apabila pelunasan. sebelum jatuh tempo harus ada
persetujuan dari Bank Indonesia; dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat; (6)
apabila terjadi likuidasi, hak tagihnya berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada; pengertian
pinjaman subordinasi tersebut termasuk pula utang, dalam rangka kredit yang dananya berasal dari
Bank Dunia, Nordic Investment Bank, dan Lembaga Keuangan Internasional serupa; perlakuan
sebagai pinjaman subordinasi tersebut mulai sejak diterimanya dana dimaksud oleh bank sampai
dengan saat jatuh tempo menurut perjanjian penerusan pinjaman tersebut; jumlah pinjaman
subordinasi yang dapat dlperhitungkan sebagai modal untuk sisa jangka waktu lima tahun terakhir
adalah pinjaman subordinasi dikurangi amortisasi yang dihitung dengan menggunakan metode garis
lurus (prorata) sebesar 50% dari modal inti; hal itu berdasarkan SEBI No.26/1/BPPP tanggal 29 Mei
1993 (subordinated loan)
Bank Garansi

Apabila anda bergerak di bidang usaha konstruksi, istilah Bank Garansi tidak asing lagi. Pada saat
anda ingin ikut tender, Pimpinan Proyek mensyaratkan anda memberikan Bank Garansi Tender
(Tender Bond). Dan apabila anda memenangkan proyek tersebut, maka anda harus menyerahkan
Performance Bond (Bank Garansi Pelaksanaan), untuk menjamin bahwa memang anda mampu
melaksanakan proyek tersebut.

Untuk memahami, apa dan bagaimana Bank Garansi, serta apa kegunaannya, di bawah ini saya
akan mencoba menjelaskan berdasar pengalaman selama ini.

Apa definisi Bank Garansi?

Bank Garansi (atau disingkat BG) adalah perjanjian penanggungan atau borgtocht dimana Bank yang
menjadi pihak ketiga (penanggung, guarantor, borg) bersedia bertindak sebagai penanggung bagi
nasabahnya yang menjadi debitur dalam mengadakan suatu perjanjian (pokok) dengan pihak lain
sebagai kreditur.

Dalam bentuk warkat, dapat berupa Garansi Bank atau Standby L/C (letter of Credit).

 Nasabah (A) atau tertanggung mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan Pemimpin Proyek
(X), untuk mengerjakan suatu proyek tertentu
 Nasabah akan mendatangi Bank, untuk memohon agar Bank bersedia memberikan
penjaminan atas nama nasabah berupa Garansi Bank, untuk menjamin proyek antara
nasabah (A) dan Pemimpin Proyek (X).
 Apabila dinilai memenuhi persyaratan, maka Bank akan mengeluarkan Bank Garansi atas
nama nasabah A, untuk menjamin proyek yang dikerjakan.

Dasar hukum Bank Garansi, adalah perjanjian penanggungan (borgtocht) yang diatur dalam KUH
Perdata pasal 1820 s/d 1850.Untuk menjamin kelangsungan Bank Garansi, maka penanggung
mempunyai “Hak istimewa “ yang diberikan undang-undang, yaitu untuk memilih salah satu,
menggunakan pasal 1831 KUH Perdata atau pasal 1832 KUH Perdata.

Pasal 1831 KUH Perdata: Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang, selain
jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual untuk
melunasi utangnya.

Sedangkan pasal 1832 KUH Perdata berbunyi: Si penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-
benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya…

Perbedaan kedua pasal tersebut menjelaskan, bahwa jika Bank menggunakan pasal 1831 KUH
Perdata, apabila timbul cidra janji, si penjamin dapat meminta benda-benda si berhutang disita dan
dijual terlebih dahulu. Sedangkan jika menggunakan pasal 1832 KUH Perdata, Bank wajib membayar
Garansi Bank yang bersangkutan segera setelah timbul cidra janji dan menerima tuntutan
pemenuhan kewajiban (klaim).

Dalam Bank Garansi, Bank wajib mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam Bank Garansi yang
bersangkutan, agar pihak yang dijamin maupun pihak yang menerima garansi mengetahui dengan
jelas ketentuan mana yang dipergunakan.

Apa yang harus ada dalam Bank Garansi?

Isi Bank Garansi terdiri dari:

 Judul “Garansi Bank” atau “Bank Garansi”


 Nama dan alamat Bank pemberi Bank Garansi
 Tanggal penerbitan Bank Garansi
 Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi
 Jumlah uang yang dijamin dengan Bank Garansi
 Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya Bank Garansi
 Penegasan batas waktu penagihan klaim
 Pilihan berlakunya pasal 1831 atau 1832

Jenis dan macam Bank Garansi

 Diberikan kepada pemborong atau kontraktor untuk mengerjakan proyek


 Diberikan untuk menjamin kredit (dapat berupa Standby L/C)
 Lainnya , seperti : a) BG untuk penangguhan bea cukai (misal: cukai tembakau, cukai
alkohol, cukai pita kaset/DVD/VCD). b) BG untuk penebusan barang impor.c) Shipping
Guarantee, untuk mengeluarkan barang dari pelabuhan.d) BG untuk pengadaan barang.e)
BG untuk pembebasan bea masuk dan penangguhan PPN.

Sedangkan Bank Garansi yang umum digunakan dalam rangka proyek, untuk mendukung usaha
konstruksi, adalah:

1. Bid Bond/Tender Bond


2. Performance Bond atau Bank Garansi Pelaksanaan
3. Advance Payment Bond atau Bank Garansi Uang Muka
4. Maintenance Bond atau Bank Garansi Pemeliharaan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bank Garansi:

1. Waktu berlaku dan berakhirnya perjanjian pokok


2. Waktu berlaku dan berakhirnya Garansi Bank
3. Waktu terjadinya cidra janji yang secara sah masih dapat ditanggung oleh Garansi Bank
4. Waktu selambat-lambatnya untuk pengajuan klaim oleh tertanggung.

Keempat hal di atas perlu mendapatkan perhatian, terutama bagi tertanggung, agar bilamana terjadi
sesuatu yang tak diharapkan, maka klaim masih bisa dilakukan. Bagi tertanggung juga harus
memperhatikan, apakah Bank Garansi tadi menggunakan pasal 1831 atau 1832, karena jika
menggunakan pasal 1831, Bank tidak serta merta membayar klaim tersebut.

Kegunaan Bank Garansi

Kapan anda memerlukan Bank Garansi? Apabila anda seorang kontraktor, pada awal ikut tender,
anda harus menyerahkan Bank Garansi tender sebagai persyaratan untuk ikut tender. Karena
jumlahnya relatif kecil, biasanya kontra garansi dapat menggunakan uang tunai atau tabungan
terbeku. Bilamana anda menang proyek yang diikuti, anda harus menyerahkan Jaminan
pelaksanaan, untuk meyakinkan pada pemilik proyek bahwa anda mampu menyelesaikan proyek
tersebut. Biasanya dalam SPP/SPK (Surat Perjanjian Pemborongan/Surat Perjanjian Kontrak) telah
ditentukan, bahwa anda berhak mendapat uang muka sebesar 20% (misalnya), dengan syarat anda
menyerahkan jaminan uang muka atau Advance Payment Bond. Dengan uang muka tersebut, anda
sudah mulai bisa mengerjakan proyek. Apabila usaha anda dinilai layak oleh Bank, maka Bank dapat
memberikan kredit konstruksi, yang diperhitungkan dengan Bank Garansi uang muka, untuk
menyelesaikan proyek.

Bila anda bergerak dibidang usaha perdagangan, anda sering harus membeli secara tunai atau
kredit, stok barang yang akan dijual. Namun jika perusahaan yang memproduksi produk tadi mau
menerima Bank Garansi, maka anda hanya perlu menyerahkan Bank Garansi pengadaan untuk
dapat memperoleh stok barang dagangan tadi. Dengan Bank Garansi pengadaan, anda bisa
mengatur cash flow, dan baru membayar sesuai yang ditentukan dalam Bank Garansi tersebut.
Letter Of Credit

Pengertian  Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa
penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu
tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran. Jenis dan Manfaat Letter of Credit Isi dari perjanjian LC mencakup
banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan, cara pembayaran dan lain – lain. Berdasarkan isi
perjanjian tersebut, LC dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

1. Ruang Lingkup Transaksi

* LC Impor:adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi jual beli barang/jasa melewati
batas – batas Negara.

* LC Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN):adalah LC yang digunakan
untuk mengadakan transaksi di dalam wilayah suatu Negara.

2. Saat Penyelesaian

* Sight LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai dengan dokumen tiba.

* Usance LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai wesel yang diterbitkan jatuh
tempo (tidak lebih lama dari 180 hari).

3. Pembatalan

* Revocable LC:adalah LC yang dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh issuing bank
setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang berhak menerima pembayaran
(beneficiary). LC jenis ini biasanya digunakan sebagai bekal awal sebelum negosiasi antara importir
dan eksportir mencapai kesepakatan final.

* Irrevocable LC:adalah LC yand tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh issuing bank
setiap saat tanpa persetujuan beneficiary. Apabila suatu LC tidak secara eksplisit menyatakan
‘revocable’ atau ‘irrevocable’, maka LC tersebut dianggap sebagai irrevocable LC.

4. Pengalihan Hak

* Transferable LC:adalah LC yang diberikan hak kepada beneficiary untuk mengalihkan sebagian
atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain. Pengalihan hak ini hanya dapat
dilakukan satu kali.

* Untransferable LC:adalah LC yang tidak memberikan hak kepada beneficiary untuk mengalihkan
sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain.

5. Pihak advising bank

* General/Negotiating/Non-Restricted LC:adalah LC yang tidak menyebutkan dengan bank yang akan


menjadi advising bank.

* Restricted/Straight LC:adalah LC yang menyebutkan dengan tegas bank yang menjadi advising
bank.

6. Cara Pembayaran kepada Beneficiary


* Standby LC:adalah surat pernyataan dari pihak bank yang menyatakan bahwa apabila pihak yang
dijamin (nasabah bank tersebut) cidera janji maka pihak bank akan menerbitkan Sight LC untuk
kepentingan yang menerima jaminan yaitu beneficiary.

* Red-Clause LC:adalah LC yang memperkenankan penarikan sejumlah tertentu uang muka oleh
beneficiary. LC ini diterbitkan biasanya hanya apabila issuing bank benar – benar percaya pada
reputasi beneficiary.

* Clean LC:adalah LC yang pembayarannya kepada beneficiary dapat dilakukan hanya atas dasar
kwitansi/wesel/cek tanpa harus menyerahkan dokumen pengiriman barang. Manfaat yang dapat
diharapkan oleh bank dengan memberikan fasilitas Letter of Credit kepada nasabahnya antara lain
adalah: * Penerimaan biaya administrasi berupa provisi/komisi yang merupakan fee based income
bagi bank. * Pengendapan dana setoran yang merupakan dana murah bagi bank.

* Pemberian pelayanan kepada nasabahnya sehingga nasabah menjadi lebih loyal kepada bank.

• Penjual dan pembeli membuat sales contract. Salah satu syarat yang disepakati adalah
pembayaran dilaksanakan dengan L/C atau SKBDN.

• Atas dasar syarat pembayaran yang telah disepakati di dalam kontrak, maka pihak pembeli
mengajukan permohonan penerbitan L/C atau SKBDN kepada Bank.

• Issuing bank selanjutnya menerbitkan L/C atau SKBDN atas dasar permintaan pembeli sebagai
Applicant untuk keuntungan penjual sebagai Beneficiary yang disampaikan melalui bank penerus
(advising bank) di tempat penjual.

• Advising bank menyampaikan asli L/C atau SKBDN kepada penjual (beneficiary) setelah dilakukan
verifikasi atau autentikasi terhadap L/C atau SKBDN itu. • Setelah menerima L/C atau SKBDN dari
advising bank, beneficiary melakukan pengiriman barang sesuai dengan syarat penyerahan barang
(terms of delivery) yang disepakati di dalam sales contract, serta menyiapkan dokumen yang diminta
oleh L/C atau SKBDN.

• Beneficiary menyerahkan satu set dokumen yang disyaratkan L/C atau SKBDN kepada bank yang
ditunjuk atau diberi kuasa (nominated bank) oleh issuing bank yang disebutkan dalam L/C atau
SKBDN. • Berdasarkan penyerahan dokumen dari beneficiary, nominated bank selanjutnya
melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan syarat dan kondisi L/C atau SKBDN dan
ketentuan yang berlaku. Jika dokumen telah memenuhi syarat complying presentation, maka
nominated bank dapat memutuskan bertindak sebagai negotiating bank dengan melakukan
pembayaran terlebih dahulu sepanjang L/C atau SKBDN mensyaratkan “by negotiation”.

• Nominated bank meneruskan dokumen kepada issuing bank, terlepas apakah nominated bank telah
membayar terlebih dahulu atau belum. Penerusan dokumen ke bank penerbit ini dalam rangka
melakukan penagihan akseptasi, pembayaran, atau pembayaran kembali (reimbursement) dalam hal
dokumen telah dinegosiasi. • Setelah menerima penerusan dokumen dari nominated bank, issuing
bank melakukan pemeriksaan dokumen tersebut apakah memenuhi syarat complying presentation
atau tidak. Jika dokumen dinyatakan clean, maka issuing bank wajib melakukan akseptasi,
pembayaran, atau reimbursement kepada nominated/ negotiating bank. Namun jika terjadi
penyimpangan pada dokumen terhadap syarat dan kondisi L/C atau SKBDN (discrepancy), maka
issuing bank tidak wajib melakukan akseptasi, pembayaran, atau reimbursement. Yang dilakukan
issuing bank adalah menghubungi Applicant sehubungan dengan kondisi dokumen yang discrepant
tersebut, dan meminta penegasan Applicant apakah menerima adanya discrepancy tersebut atau
menolak kondisi penyimpangan dokumen. • Issuing bank menyerahkan dokumen original kepada
Applicant setelah ia menyelesaikan kewajiban dana pembayarannya. Selanjutnya, Applicant
melakukan pengeluaran barang dari maskapai pelayaran dengan memenuhi kewajiban kepabeanan
(import clearance).

Anda mungkin juga menyukai