Anda di halaman 1dari 11

Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . .

(Hidayati Azkiya) 78

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA ANAK DI SEKOLAH DASAR

Hidayati Azkiya
Dosen Universitas Bung Hatta

Abstract
Children's literature can be interpreted as a work of art that is imaginative with the
dominant aesthetic elements, whether oral or written, which in particular can be
understood by children and contains the world are familiar with the children.
Children's literature is a kind of children's story reading is a form of literary works
written for children's consumption. As literary works in general, reading children's
literature is imaginative creations that can describe imaginary world, brings
understanding, and experience a certain beauty. In appreciation of children's
literature lesson teacher must prepare learning, learning implementation, and
evaluation of learning. Teachers are required to choose teaching materials and
methods suitable for the learning process of children's literature.

Key Words: learning, appreciation, children's literature

PENDAHULUAN tingkatan anak-anak di sekolah dasar. Hal


Anak adalah buah hati yang tidak tersebut bertujuan untuk meningkatkan
ternilai harganya. Anak merupakan anugrah kreativitas, keterampilan, pengetahuan, dan
terindah yang diberikan oleh Allah. Sebuah pemahaman anak tentang materi yang
keluarga yang memiliki anak seperti memiliki dipelajari.
cahaya di dalam rumah tangganya. Dimana Seorang guru harus menyadari bahwa
anak menjadi obat lelah saat orang tua letih anak-anak hidup dalam masa perkembangan
bekerja, sebagai penyejuk hati saat orang tua fisik dan mental, serta perkembangan
sedih atau pun bahagia. Bagi orang tua anak informasi dan komunikasi. Untuk menunjang
adalah segala-galanya. Semua curahan dan semua perkembangan tersebut sastra dapat
kasih sayang akan diberikan dengan tulus dan dijadikan sarana penunjang karena sastra dapat
ikhlas kepada anak-anaknya. Seperti pendapat memberikan nilai-nilai tinggi bagi proses
umum yang mengatakan bahwa “anak perkembangan bahasa, kognitif, personalis,
kanduang sibiran tulang ubek jariah palarai dan sosial anak-anak. Sastra juga dapat
damam” dijadikan panduan pembelajaran untuk anak-
Dalam mendidik seorang anak orang tua anak dalam melihat apa yang terjadi
perlu mengetahui cara-cara atau metode disekelilingnya. Tarigan (2011:3)
terbaik. Begitu juga seorang guru yang mengungkapkan bahwa sastra merupakan
menjadi orang tua kedua di luar rumah bagi pelukisan kehidupan atau pikiran imajinatif ke
anak-anak. Seorang guru di sekolah dasar juga dalam bentuk dan struktur bahasa. Wilayah
harus memberikan metode yang sesuai dengan sastra meliputi kondisi insani atau manusia
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 79

yaitu kehidupan dengan segala perasaan, berumur antara 6-13 tahun,yaitu usia anak
pikiran, dan wawasannya. sekolah dasar. Jadi, secara sederhana istilah
Adapun kaitan sastra dengan anak-anak, sastra anak dapat diartikan sebagai “karya seni
menurut Lukers (dalam Ampera, 2010:10) yang imajinatif dengan unsur estetisnya
sastra menawarkan dua hal utama yaitu dominan yang penyampaiannya melalui bahasa,
kesenangan dan pemahaman. Sastra hadir baik lisan ataupun tertulis, yang secara khusus
kepada pembaca dengan hiburan yang dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi
menyenangkan. Gambar kehidupan dalam tentang dunia yang akrab dengan anak-anak”.
sastra dapat memberikan pemahaman kepada Sementara itu, Ampera (2010: 21)
pembaca tentang persoalan hidup dan menyatakan bahwa sastra anak adalah karya
kehidupan. Sedangkan menurut Semi (dalam sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta
Azkiya, 2012:39), penciptaan karya sastra dikerjakan oleh orang tua. Pendek kata, sastra
ynag dilakukan berasal dari kenyataan yang anak ditulis oleh orang tua untuk anak. Orang
ada di tengah kehidupan. tua jugalah yang mengedit, mengilustrasi,
A. Hakikat Sastra Anak mencetak, menerbitkan, mendistribusikan,
Dalam kehidupan sehari-hari, orang memilihkannya di rumah atau di sekolah,
sering menyebutan atau mengucapkan kata seringkali membacakannya, dan sesekali
sastra anak, cerita anak atau bacaan anak. membicarakannya. Orang dewasa pulalah yang
Namun kenyataannya, istilah sastra anak membimbing anak dalam memilih dan
dalam beberapa kamus istilah sastra, seperti mengusahakan bacaan yang baik bagi anak.
Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1990: 71-72) Akan tetapi, Nurgiyantoro (2005: 75)
dan Kamus Istilah Sastra (Zaidan, 1994: 181- mengatakan bahwa cerita anak tidak harus
184) tidak ditemukan. Demikian juga dalam selalu berakhir dengan sesuatu yang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 786- menyenangkan tetapi dapat juga sebaliknya.
787) pun tidak kita temukan lema atau sublema Begitu juga dengan pendapat Puryanto
sastra anak. (2008:2) bahwa sastra tentang anak bisa saja
Karya seni imajinatif yang isinya tidak sesuai untu anak-anak, tetapi sastra
penyampaiannya melalui bahasa dapat dalam untuk anak sudah tentu sengaja dan
bentuk tertulis ataupun dalam bentuk disesuaikan untuk anak-anak selaku
lisan. Sementara itu, kata anak di sini pembacanya.
bermakna sebagai ‘manusia yang masih kecil’ Sebenarnya, tidak semua sastra anak itu
(KBBI, 2005:31) atau ‘bocah’ (KBBI, ditulis oleh orang tua. Penulis sastra anak
2005:123). Tentu pengertian anak yang dapat juga dilakukan oleh anak-anak itu sendiri,
dimaksud di sini bukan anak balita dan bukan misalnya anak yang telah berumur sepuluh
pula anak remaja, melainkan anak yang masih atau sebelas tahun ke atas, sudah dapat menulis
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 80

puisi atau catatan harian. Memang pada anak adalah yang paling banyak ditulis orang.
umumnya sastra anak itu ditulis oleh orang Sementara itu, jenis karya sastra drama anak
dewasa atau orang tua untuk anak-anak. sangat jarang ditulis dan bukan berarti tidak
Sementara itu, istilah cerita anak merupakan ada. Menurut Tarigan (2011:128), puisi adalah
istilah yang umum untuk menyebut sastra anak bahasa perasaan, yang memadukan suatu
yang semata-mata bergenre prosa, seperti responsi yang mendalam dalam beberapa kata.
dongeng, legenda, mite yang diolah kembali Sedangkan menurut Ramadansyah (2010:126)
menjadi cerita anak., dan tidak termasuk jenis puisi adalah karangan yang menggunakan
puisi anak atau drama anak. Istilah bacaan bahasa yang disusun secara konsentratif dan
anak lebih menekankan pada media tertulis, terkait dengan adanya irama, imajinasi,
bahasa tulis, dan bukan bahasa lisan. Bacaan perpuisian, dan bait yang bermakna.
anak tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka dapat
pengetahuan, keterampilan khusus, komik atau disimpulkan bahwa puisi adalah bahasa
cerita bergambar, cerita rakyat, dan sebagainya. perasaan yang dikerdilkan namun sarat makna.
Sifat dan hakikat sastra anak harus Bentuk prosa lebih banyak dikenal
sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak- dengan nama karangan narasi yaitu tulisan
anak yang khas milik mereka dan bukan milik yang menyajikan suatu peristiwa ditulis yang
orang dewasa. Sifat sastra anak lebih secara berurutan atau sebab akibat (kronologis).
menonjolkan unsur fantasi. Sifat fantasi ini Tujuannya untuk menyampaikan rangkaian
terwujud dalam eksplorasi dari yang serba peristiwa atau pengalaman manusia. Peristiwa
mungkin dalam sastra anak. Anak-anak yang disajikan dapat benar-benar terjadi, tetapi
menganggap segala sesuatu, baik benda hidup dapat pula hanya berupa khayalan belaka,
maupun benda mati, itu berjiwa dan bernyawa, ataupun gabungan keduanya.
seperti diri mereka sendiri. Segala sesuatu itu Selanjutnya, hakikat dan sifat sastra
masing-masing dianggap mempunyai imbauan anak menurut Ampera (2010:34) dapat
dan nilai tertentu. Di situlah letak kekhasan dikelompokkan menjadi tiga jenis yang dilihat
hakikat sastra anak, yaitu bertumpu dan dari kehadiran tokohnya, yaitu: (a) jenis karya
bermula pada penyajian nilai dan imbauan sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama
tertentu yang dianggap sebagai pedoman yang berasal dari alam benda mati, seperti:
tingkah laku dalam alam kehidupan semesta batu, sungai, air, lautan, danau dan kue. (b)
(Ampera, 2010: 29). Jenis karya sastra anak yang mengetengahkan
B. Jenis Sastra Anak tokoh utama yang berasal dari alam benda
Adapun karya sastra secara umum, jenis hidup yang bukan manusia, seperti: bunga,
sastra anak juga terdapat dalam bentuk prosa, buaya, ikan hiu, si Kancil, pohon, dan rumput.
puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi sastra (c) Jenis karya sastra anak yang
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 81

mengetengahkakn tokoh utama yang berasal itu tentu memiliki nilai-nilai yang berguna bagi
dari alam manusia itu sendiri, seperti dalam kehidupan, baik nilai keindahan, nilai religius,
kisah Cinderella, Putri Kerudung Merah, nilai pendidikan, nilai hiburan, maupun nilai
Bawang Merah dan Bawang Putih, dan Putri moral. Semua nilai yang terkandung dalam
Salju. Jenis sastra anak yang pertama dan karya seni dan budaya membimbing manusia
kedua itu meskipun tidak menghadirkan tokoh ke arah kehidupan yang lebih beradab, lebih
manusia, tokoh-tokohnya tetap dapat berbicara, baik, dan lebih manusiawi. Kesadaran orang
berperilaku, dan berperasaan seperti halnya terhadap nilai-nilai dalam karya seni dan
pada diri manusia. budaya seperti itulah yang disebut apresiasi.
Adapun fungsi sastra anak adalah Arti kedua, kata apresiasi bertalian
sebagai media pendidikan dan hiburan, dengan penilaian atau penghargaan terhadap
membentuk kepribadian anak, serta menuntun sesuatu hal atau masalah. Penilaian atau
kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam penghargaan semata-mata diukur dengan nilai
sastra anak memuat amanat tentang moral, uang. Menghargai sesuatu hal atau masalah
pembentukan kepribadian anak, berarti pula kita ini memberi perhatian,
mengembangkan imajinasi dan kreativitas, memberi penghormatan, menjunjung tinggi
serta memberi pengetahuan keterampilan kebersamaan, mengindahkn hal yang
praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra diamanatkan, dan kalau perlu melaksanakan
anak dapat membuat anak merasa bahagia atau sesuatu hal atau masalah yang terkandung di
senang membaca, senang dan gembira dalamnya. Ada sesuatu nilai yang terdapat
mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dalam karya (seni atau budaya) yang perlu
dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan digali, lalu hasilnya kita manfaatkan dalam
atau kepuasan batin sehingga menuntun kehidupan sehari-hari.
kecerdasan emosi bagi anak-anak. Arti ketiga, kata apresiasi bertalian
C. Apresiasi Sastra Anak dengan dunia ekonomi. Harga barang dan nilai
Di dalam Kamus Besar Bahasa suatu mata uang ditentukan oleh pasaran. Jika
Indonesia, apresiasi berarti: (a) kesadaran permintaan barang dan mata uang tertentu di
terhadap nilai-nilai seni dan budaya, (b) pasaran sedang besar atau meningkat maka
penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu, (c) nilai barang atau mata uang tertentu lemah atau
kenaikan nilai barang karena harga pasarnya turun drastis, maka apresiasi terhadap barang
naik atau permintaan akan barang itu atau mata uang itu tentu merosot juga.
bertambah (KBBI, 2005: 46). Arti pertama, Sehubungan dengan yang akan dibahas adalah
kata apresiasi itu bertalian dengan kesadaran pembelajaran sastra anak, maka pengertian
(orang atau masyarakat) terhadap nilai-nilai apresiasi yang dimaksudkan di sini adalah
seni dan budaya. Setiap karya seni dan budaya pengertian pertama dan kedua, yaitu: (a)
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 82

kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya kegiatan apresiasi tidak langsung,
(sastra anak) dan (b) penilaian atau pendokumentasian, dan kegiatan kreatif.
penghargaan terhadap sesuatu (sastra anak). 1. Kegiatan Apresiasi Langsung
Sudjiman (1990: 9) dalam buku Kamus Kegiatan apresiasi langsung adalah
Istilah Satra memberi batasan apresiasi sastra kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk
adalah penghargaan (terhadap karya sastra) memperoleh nilai kenikmatan dan
yang didasarkan pada pemahaman. Sementara kekhidmatan dari karya sastra anak yang
itu, Zaidan (1994: 35) dalam buku Kamus diapresiasikan.
Istilah Sastra mendefinisikakn apresiasi sastra Kegiatan apresiasi langsung meliputi kegiatan
adalah penghargaan atas karya sastra sebagai sebagai berikut: (1) Membaca sastra anak. (2)
hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, Mendengar sastra anak ketika dibacakan atau
penghayatan, dan penikmatan yang didukung dideklamasikan. (3) Menonton pertunjukan
oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang sastra anak dipentaskan.
terkandung dalam karya sastra itu. 2. Kegiatan Apresiasi Tidak Langsung
Berdasarkan pendapat ketiga pakar Kegiatan apresiasi tak langsung adalah
tersebut, maka apresiasi sastra dapat suatu kegiatan apresiasi yang menunjang
dipaparkan sebagai berikut: (a) apresiasi sastra pemahaman terhadap karya sastra anak. Cara
anak adalah penghargaan (terhadap karya tidak langsung ini meliputi tiga pokok, yaitu:
sastra anak) yang didasarkan pada pemahaman. (1) mempelajari teori sastra, (2) Mempelajari
(b) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan kritik dan esai sastra, dan (3) mempelajari
atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, sejarah sastra. Ketiga pokok tersebutlah yang
pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan harus dipelajari siswa da guru saat proses
penikmatan yang didukung oleh kepekaan belajar mengajar.
batin terhadap nilai-nilai yang terkandung 3. Pendokumentasian Karya Sastra
dalam karya sastra anak. (c) Apresiasi sastra Usaha pendokumentaasian karya sastra
anak adalah kegiatan menggauli cipta sastra juga termasuk bentuk apresiasi sastra yang
anak dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh secara nyata ikut melestarikan keberdayaan
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran karya sastra. Bentuk apresiasi atau
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik penghargaan terhadap karya sastra dengan cara
terhadap cipta sastra anak. mendokumentasikan karya sastra dari
D. Kegiatan Apresiasi Sastra kepunahan. kegiatan dokumentasi dapat
Dalam melaksanakan apresiasi sastra meliputi pengumpulan dan penyusunan semua
anak dapat melakukan beberapa kegiatan, data karya sastra, baik yang berupa artikel-
antara lain kegiatan apresiasi langsung, artikel atau karangan dalam surat kabar,
majalah, makalah-makalah, skripsi, tesis,
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 83

disertasi, maupun buku-buku sastra. Untuk Sementara itu, Rusyana (1979:2)


latihan dokumentasi bagi siswa-siswa dapat menyatakan ada tiga tingkatan dalam apresiasi
diminta membuat klipig, berupa guntingan- sastra, yaitu: (a) seseorang mengalami
guntingan dari koran atau majalah, dngan topik pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak,
tertentu. ia terlibat secara emosional, intelektual, dan
4. Kegiatan Kreatif imajinati. (b) Setelah mengalami hal seperti itu,
Kegiatan kreatif juga termasuk salah kemudian daya intelektual seseorang itu
satu kegiatan apresiasi sastra. Dalam kegiatan bekerja lebih giat menjelajahi medan makna
ini dapat dilakukan adalah belajar menciptakan karya sastra yang diapresiasinya. (c) Seseorang
karya sastra, misalnya menulis puisi atau itu menyadari hubungan sastra dengan dunia di
membuat cerita pendek. Hasil cipta siswa luarnya sehingga pemahaman dan
dapat dikirimkan dan dimuat dalam majalah penikmatannya dapat dilakukan lebih luas dan
dinding, majalah sekolah, surat kabar, ataupun mendalam. Manfaat bagi kehidupan ketika
majalah sastra. Selain itu, juga dapat dilakukan mengapresiasi sastra anak, yaitu: manfaat
kegiatan rekreatif, yaitu menceritakan kembali estetis, manfaat pendidikan, manfaat kepekaan
karya sastra yang dibaca, yang didengar atau batin atau sosial, manfaat menambah wawasan,
yang ditontonnya. Kegiatan kreatif dan manfaat pengembangan kejiwaan atau
rekreatif jelas menunjang pemahaman dan kepribadian. Penjelasan lebih lanjut adalah
penghargaan terhadap karya sastra, yaitu sebagai berikut.
mengajak mereka berminat untuk bergaul dan Estetika artinya ilmu tetang keindahan
mencintai karya sastra. atau cabang filsafat yang membahas tentang
Cara meningkatkakn apresiasi seseorang keindahan yang melekat dalam karya seni.
terhadap sastra anak dapat melalui kegiatan Sementara itu, kata estetis artinya indah,
membaca sastra anak sebanyak-banyaknya, tentang keindahan atau mempunyai nilai
mendengarkan pembacaan sastra anak keindahan. Manfaat estetis dalam apresiasi
sebanyak mungkin, dan menonton pertunjukan sastra anak adalah manfaat tentag keindahan
sastra anak adalah salah satu cara dalam upaya yang melekat pada sastra anak. Manfaat estesis
mmeningkatkan apresiasi sastra anak. Dalam seperti itu mempu memberi hiburan, kepuasan,
meningkatkan apresiasi sastra anak, guru akan kenikmatan, dan kebahagiaan batin ketika
berusaha memberikan karya-karya yang karya itu dibaca atau didengarnya.
terbaik dan sesuai untuk anak-anak. Adapun Mendidik artinya memelihara dan
anak-anak sebagai penerima akan memberikan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak,
apresiasi yang sesuai dengan apa yang mereka budi pekerti, dan kecerdasan pikir. Manfaaat
baca dan lihat. pendidikan pada apresiasi sastra anak adalah
memberi berbagai informasi tentang proses
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 84

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau Sementara itu, hal-hal teknis yang perlu
kelompok orang dalam usaha mendewasakan dipersiapkan adalah:
manusia melalui pengajaran dan latihan. 1. Memilih Bahan Ajar
Peka artinya mudah terasa, mudah Bahan ajar dapat diperoleh dari buku-
tersentuh, mudah bergerak, tidak lalai, dan buku bacaan sastra anak di perpustakaan
tajam menerima atau meneruskan pengaruh sekolah, perpustakaan pemerintah daerah, toko
dari luar. Manfaat kepekaan batin atau buku ataupun buku pelajaran sekolah yang
kepekaan sosial dalam mengapresiasi sastra sudah tersedia. Namun, apabila belum tersedia
anak adalah upaya untuk selalu mengasah dalam buku pelajaran sekolah, seorang guru
batin agar mudah tersentuh oleh hal-hal yang harus mencarinya ke tempat-tempat tersebut.
bersifat batiniah ataupun sosial. Bahan ajar harus sesuai dengan anak didik
Wawasan artinya hasil mewawas, sehingga pertimbangan usia anak didik
tinjauan atau pandangan. Manfaat menambah menjadi pilihan utama. Keberagaman tema,
wawasan dalam mengapresiasi sastra anak keberagaman pengarang, dan bobot atau mutu
artinya memberi tambahan informasi, karya sastra yang akan dijadikan bahan ajar
pengetahuan, pengalaman hidup, dan juga menjadi pertimbangan yang matang.
pandangan-pandangan tentang kehidupan. Menentukan metode harus disesuaikan dengan
Manfaat pengembangan kejiwaan atau kemampuan guru dan kebutuhan serta
kepribadian dari apresiasi sastra anak adalah kesesuaian dengan keadaan siswa. Menuliskan
mampu menghaluskan budi pekerti seorang persiapan mengajar harian merupakan salah
apresiator. satu bentuk keprofesionalan seorang guru.
Semua penjabaran tersebut merupakan
PEMBAHASAN persiapan guru saat memulai pembelajaran di
Pembelajaran apresiasi sastra anak di kelas. Guru harus totalitas dalam memulai
sekolah dasar meliputi tiga tahapan yang harus suatu materi pelajaran dengan persiapan yang
dilalui seorang guru, yaitu: maksimal dan berusaha memberikan yang
A. Persiapan Pembelajaran terbaik kepada peserta didik.
Tahap persiapan pembelajaran 2. Menentukan Metode Pembelajaran
apresiasi sastra anak di sekolah dasar bagi Beberapa metode untuk pembelajaran
seorang guru dapat menyangkut dengan apresiasi sastra anak di sekolah dasar yang
dirinya, yaitu persiapan fisik dan persiapan sekiranya cocok dapat digunakan, antara lain:
mental. Fisik seorang guru harus sehat metode berkisah, metode pembacaan, metode
jasmaninya, tidak sakit-sakitan. Mentalnya pun peragaan, metode tanya jawab, metode
harus sehat jiwanya, tidak sakit ingatan. penugasan. Metode berkisah dapat diberikan
oleh bapak atau ibu guru di depan kelas
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 85

dengan membawakan sebuah kisah. Secara lisan dengan suatu perbuatan. Gerak raut wajah
lisan metode berkisah dapat disampaikan dan ucapan seorang ketika sedang marah tentu
selama 15-25 menit untuk menarik perhatian berbeda dengan raut wajah dan ucapan
siswa. Metode berkisah tidak sama dengan seseorang yang sedang dirundung kesedihan.
metode berceramah. Kisah tidak semata-mata Tutur kata, raut muka, dan gerakan badan
disampaikan monoton dengan narasi, tetapi seorang tokoh dapat diperagakan oleh guru di
perlu selingan dialog dan humor dengan suara depan muridnya. Metode tanya-jawab dapat
yang berubah-ubah. diberikan setelah terlebih dahulu siswa ikut
Metode pembacaan perlu diberikan terlibat dalam apresiasi sastra anak secara
kepada siswa untuk melatih vokal. Pembacaan langsung. Artinya, dapat diajukan oleh seorang
puisi dengan suara nyaring akan lebih menarik. guru kepada siswanya setelah siswa itu
Dalam melaksanakan metode pembacaan ini membaca, mendengar atau menonton
perlu diperhatikan irama, intonasi, lagu kalimat, pertunjukan pentas sastra.
jeda, dan nada dengan tinggi rendahnya suara Selanjutnya, menurut Ampera (dalam
atau panjang pendeknya suara. Selain itu, Syofiani, 2013) juga terdapat metode
metode bercerita juga dapat dilakukan untuk deklamasi berasal dari kata declamare atau
melatih keterampilan berbicara siswa. declaim, artinya menyerukan atau
Morelent (2013:181) menjelaskan bahwa membacakan sesuatu hasil sastra dengan lagu
bercerita adalah suatu keterampilan. Tidak dan gerak-gerik sebagai alat bantu” .
semua orang pandai bercerita. Si pembaca Pembacaan dengan lagu artinya pembacaan
cerita harus dapat membawakan cerita sesuai dengan irama berdasarkan hasil penghayatan
dengan isinya, dapat menirukan suara atau terhadap puisi yang dibacanya. Gerak-gerik
perilaku tokoh-tokohnya. Akan lebih baik lagi yang dimaksud adalah gerak-gerik yang estetis
apabila si pembawa cerita dapat melibatkan dan seirama dengan isi bacaan. Dalam
emosi, imajinasi pendengar kepada cerita yang perkembangan selanjutnya, deklamasi sering
disampaikannya. Bila guru dapat bercerita ‘lepas teks’ atau cara penyampaian puisi
seperti itu, maka siswanya akan senang, dengan menghafalkan teks dan dilisankan di
tertarik, dan mengikuti ceritanya sampai depan publik. Dengan singkat dapat dikatakan
selesai. bahwa deklamasi adalah penyampaian puisi
Selanjutnya, metode peragaan yang secara lisan tanpa teks dilakukan di depan
awalnya lebih cenderung diberikan oleh guru publik. Orang yang mempunyai keahlian
untuk memperagakan gerakan-gerakan yang dalam deklamasi disebut deklamator.
tersirat dalam teks sastra anak. Metode Pemaparan metode tersebut merupakan
peragaan ini hampir sama dengan metode gambaran bagi seorang guru dalam
demonstrasi yang mengombinasikan teknik mengajarkan sastra kepada peserta didik.
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 86

Metode apakah yang paling cocok atau sesuai (c) Aspek keterampilan lebih mengutamakan
dengan materi dan indikator yang harus kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas.
dicapai siswa dalam pembelajaran. Jika guru Dalam pembelajaran apresiasi sastra
memberikan metode yang sesuai, bukan tidak anak pada umumnya mengenal dua bentuk
mungkin proses pembelajaran akan berjalan penilaian, yaitu: (1) penilaian prosedur, yang
dengan lancar dan guru merasa puas akan hasil meliputi penilaian proses belajar dan penilaian
yang diperoleh siswa. hasil belajar. (2) Instrumen atau alat penilaian,
B. Pelaksanaan Pembelajaran yang meliputi tanya jawab, penugasan, tes esai
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi dan pilihan ganda. Oleh karena itu, evaluasi
sastra anak di sekolah dasar dapat dimulai dari harus dijelaskan komponen dasar yang akan
kegiatan pra-KBM (Kegiatan Belajar dievaluasi, artinya harus jelas aspek-aspek
Mengajar) hingga KBM di kelas. Kegiatan pra- yang akan dievaluasi. Cara yang digunakan
KBM dapat dilakukan dengan memberi salinan untuk mengevaluasi, misalnya dengan: (a)
atau kopi teks sastra, diberi tugas membaca, tanya jawab, (b) penugasan, (c) tes esai, dan
menghafalkan, meringkas atau mencatat dan (d) pilihan ganda.
menemukan arti kata-kata sukar yang terdapat Evaluasi dengan tanya jawab dapat
dalam teks sastra. KBM di kelas dapat diajukan secara lisan ketika sedang
dilakukan dengan memberi tugas membaca berlangsung proses belajar mengajar di kelas.
sajak, membaca cerita, berdeklamasi atau Bentuk pertanyaan dapat dibuat dari yang
mendongeng di depan kelas, Setelah itu baru paling sederhana hingga yang paling sukar.
diadakan tanya jawab, menuliskan pendapat, Tentu setiap pertanyaan mengandung bobot,
dan berdiskusi bersama merumuskan isi, tema, dari yang berbobot paling rendah hingga yang
dan amanat. Oleh sebab itu, dari semua paling tinggi. Pertanyaan dapat diajukan
pelaksanaan yang dilakukan pada saat KBM, kepada semua siswa dengan jawaban tertulis
siswa dapat melalukan proses pembelajaran atau langsung tanya jawab secara lisan yang
yang diberikan guru dengan lancar dan dapat diajukan hanya kepada beberapa siswa. Jelas
memahami pelajaran yang diberikan guru. dengan cara tanya jawab untuk mengetahui
C. Evaluasi Pembelajaran secara langsung tingkat pemahaman siswa
Evaluasi pembelajaran apresiasi sastra terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
itu hendaknya mengandung tiga komponen Penugasan merupakan cara evaluasi
dasar evaluasi, yaitu: (a) aspek kognisi artinya untuk pengembangan kepribadian, perluasan
lebih mengutamakan pengetahuan bernalar daya berpikir siswa dan kreativitas emosional,
atau pengembangan daya pikir sebagai serta memupuk keterampilan siswa. Bentuk
kecerdasan otak. (b) Aspek afeksi artinya lebih penugasan dapat dipilih dari yang paling
mengutamakan unsur perasaan atau emosional. sederhana, misalnya membaca secara
Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 87

bergantian, menghafalkan teks sajak yang apresiasi sastra anak di sekolah dasar pun
pendek atau berdeklamasi di depan kelasm dapat dibuat daengan pilihan ganda.
hinga meningkat yang paling kompleks, seperti
mencatat dan mencari kata-kata sukar dalam PENUTUP

kamus, memberi ulasan sajak atau Berdasarkan pembahasan yang telah

merumuskan amanat sajak. Penugasan dapat dikemukakan, dapat disimpulkan sebagai

dilakukan di kelas ketika sedang berlangsung berikut;

proses belajar mengajar, misalnya membaca Sastra merupakan karya seni yang

cerita secara bergantian, membaca sajak, imajinatif dengan unsur estetisnya dominan

berdeklamasi, dan bermain peran atau juga yang bermediumkakan bahasa, baik lisan

sebagai tugas rumah untuk menghafalkan sajak, ataupun tertulis, yang secara khusus dapat

meringkas cerita, dan menyusun kamus kecil dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang

dari kata-kata yang terdapat dalam teks sajak dunia yang akrab dengan anak-anak. Ada 3 ciri

atau cerita yang dibacanya. yang menandai sastra anak itu berbeda dengan

Esai tes diberikan kepada siswa untuk sastra orang dewasa, diantaranya: Unsur

melatih menyusun kalimat secara baik dan pantangan, penyajian dengan gaya secara

benar, berpikir secara teratur dan runtut, dan langsung, fungsi terapan. Sastra anak memiliki

menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. fungsi sebagai media pendidikan dan hiburan,

Untuk esai pembelajaran apresiasi sastra anak membentuk kepribadian anak, serta menuntun

tingkat sekolah dasar perlu dipilih bentuk- kecerdasan emosi anak.

bentuk yang paling sederhana, misalnya Pengertian dari kata apresiasi, yaitu

ceritakan kembali dengan bahasamu dongeng kesadaran kita terhadap nilai-nilai seni dan

berikut. Seperti dongeng Putri Salju. budaya (sastra anak) serta penilaian atau

Bentuk pilihan ganda dalam evaluasi penghargaan kita terhadap sesuatu (sastra

sudah tidak asing lagi bagi anak-anak sekolah anak). Jadi karya sastra anak merupakan

dasar. Dengan cara evaluasi pilihan ganda ini penghargaan terhadap karya sastra yang dibuat

anak dilatih untuk memilih salah satu dari oleh anak berdasarkan pengalaman, imajinasi,

beberapa jawaban yang tersedia. Anak tidak dan penglihatan anak sehingga menambah

diberi kemungkinan untuk mengembangkan motivasi anak untuk meningkatkan karya

diri di luar jawaban yang tersedia. Meskipun sastra dan mengapresiasi sastra tersebut.

demikian, dengan cara evaluasi pilihan ganda Dalam pembelajaran apresesiasi karya sastra

ini sebenarnya juga menuntun dan anak, seorang guru harus mempersiapkan

membimbing siswa ke arah tujuan yang pasti. pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan

Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran evaluasi pembelajaran.


Pembelajaran Apresiasi Sastra . . . . . (Hidayati Azkiya) 88

Sehubungan dengan kesimpulan yang Ramadansyah. (2010). Paham dan Terampil


Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
dikemukakan di atas, dapat disarankan bahwa,
Bandung: Dian Aksara Press.
dalam pembelajaran apresiasi sastra anak di
Sudjiman, Panuti. (1990). Kamus Istilah Sastra.
sekolah guru harus terlebih dahulu memilih
Jakarta: Grafindo.
bahan ajar dan menentukan metode
Syofiani. (2013). Teknik Deklamasi: sebuah
pembelajaran. Selain itu, sebelum melakukan
Strategi Pengajaran Sastra Berbasis
pambelajaran apresiasi sastra, fisik seorang Aktivitas. Jurnal Cerdas Proklamator.
Padang: Prodi PGSD FKIP Universitas
guru harus sehat jasmaninya dan tidak sakit-
Bung Hatta.
sakitan. Mentalnya pun harus sehat jiwanya,
Tarigan, Henry Guntur. (2011). Dasar-dasar
tidak sakit ingatan. Serta orang tua juga harus
Psikosastra. Bandung: Angkasa.
mendukung pembelajaran apresiasi sastra anak
Tim. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
tersebut dengan membelikan buku-buku yang
Jakarta: Erlangga.
sesuai untuk anak-anak untuk menumbuhkan
Zaidan, Abdul Rozak. (1994). Kamus Istilah
kreativitas dan imajinasi anak.
Sastra. Jakarta: Grafindo.

DAFTAR RUJUKAN
Ampera, Taufik. (2010). Pengajaran Sastra.
Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis
Aktivitas. Bandung: Widya Padjadjaran.

Azkiya, Hidayati. (2012). Telaah Sastra Anak


(Analisis Puisi Anak “Membuat Orang
Lain Bahagia” Pada Media Harian
Kompas: Suatu Kajian Pendekatan
Objektif). Padang: Kabarita.

Morelent, Yetty. (2013). Seni Berbicara


Melalui Metode Bercerita: Upaya
Menumbuhkan Keberanian Pada Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Cerdas
Proklamator. Padang: Prodi PGSD FKIP
Universitas Bung Hatta.

Nurgyiantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak.


Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Puryanto, Edi. (2008). Konsumsi Anak dalam


Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam
Konferensi Internasional Kesusastraan
XIX HISKI.

Anda mungkin juga menyukai