Anda di halaman 1dari 8

Suciati dan Nur Hidayah, Penggunaan Laptop dalam Perkuliahan di Kelas. Manfaat atau Mudharatkah?

Penggunaan Laptop dalam Perkuliahan di Kelas


Manfaat atau Mudharatkah?

Suciati email: psuciati@ut.ac.id


Nur Hidayah email: nurhidayah@ut.ac.id
Pascasarjana Universitas Terbuka

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengkaji manfaat dan mudharat penggunaan laptop oleh mahasiswa
di dalam perkuliahan serta mengidentifikasi strategi penggunaan laptop yang efektif di dalam kelas.
Penelitian ini merupakan studi eksploratori, menggunakan instrumen yang berisi 26 pertanyaan untuk
mengumpulkan data dari 68 responden. Hasil penelitian menunjukkan 73,5 persen pengguna laptop di
dalam kelas, mayoritas (63%) merasakan manfaatnya untuk mencari artikel yang relevan dan membuat
catatan kuliah. Banyak aktivitas penggunaan laptop yang tidak relevan dengan pembelajaran seperti
browsing berita, chatting dan mengirim atau menjawab email (16 – 22 persen). Sebanyak tiga puluh
persen pengguna hanya memberikan porsi perhatian antara 25 sampai 50 persen pada perkuliahan
yang sedang berlangsung. Pengguna dan bukan pengguna laptop di kelas mempunyai perbedaan
pandangan tentang manfaat atau mudharat penggunaan laptop di kelas. Beberapa mahasiswa
mempersepsikan bahwa penggunaan laptop di kelas mengganggu konsentrasi, indikasi ‘rasa tidak hormat’
terhadap dosen atau teman lainnya. Dosen perlu merancang penggunaan laptop dalam aktivitas
pembelajaran di kelas yang terintegrasi untuk memperkaya materi pembelajaran dan membuat proses
pembelajaran menarik dan efektif.

Kata kunci: Teknologi pembelajaran, laptop, persepsi, dan teknologi.

Abbstract: This study aims to assess the benefits and harms of laptops use by graduate students in the
classroom learning, and to identify strategies for effective use of laptops in class. The study is exploratory,
using 26 point questionnaire to collect data from 68 respondents. Results showed 73.5 percents use
laptops in the classroom, the majority of users (63%) find it useful for browsing for relevant articles and
making class notes. Many use laptops for activities unrelated to learning, such as browsing news,
communicate through emails (16-22 percent) and chatting. Thirty percent of users reported to give only
25 to 50% of attention to the ongoing class activities. Users and non users had different views about
laptops use in the classroom; some students perceive laptops use in class interfere with concentration,
and can be an indication of ‘disrespect’ to the lecturers or other students. Lecturers should design the
integration of laptop use within classroom learning activities to enrich the learning material, to make the
classroom learning process become more interesting and effective.

Key words: learning technology, laptops, perception, and technology.

Pendahuluan yang mensyaratkan kepemilikan laptop untuk


Dalam dekade terakhir teknologi infomasi dan siswanya (Malang Raya, 2008). Pada jenjang
teknologi dalam pendidikan telah merasuki dunia perguruan tinggi, penggunaan laptop di ruang
pendidikan pada berbagai jenjang dan bidang kuliah sering terjadi. Akibatnya ketika mengajar,
pendidikan. Dengan semakin mudahnya akses ke dosen harus berhadapan dengan barisan laptop
internet dan murahnya perangkat komputer, dan wajah-wajah mahasiswa yang pandangannya
termasuk laptop, penggunaan komputer untuk tertuju pada screen laptop. Dalam kampus
berbagai tujuan dalam proses pembelajaran juga tertentu jaringan internet bebas (hotspots) juga
semakin intensif. Semakin banyak sekolah di tersedia. Bahkan, kalau tidak tersedia jaringan
Indonesia yang menggunakan laptop dalam kelas, koneksi wireless, dengan menggunakan modem
khususnya bagi sekolah standar nasional (SSN) mahasiswa dapat mengakses internet di mana

291
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011

saja. Dalam perkuliahan, di kelas mahasiswa yang komunikasi yang canggih dengan berbagai model
membawa laptop ke dalam kelas persentasinya yang sangat menarik. Dengan demikian, laptop
cukup besar, bahkan di suatu perguruan tinggi adalah alat, tergantung kepada cara manusia
swasta tertentu hampir 80 persen mahasiswa menggunakannya. Apabila digunakan pada waktu,
menggunakan laptop ketika mengikuti perkuliahan tempat dan tujuan yang tepat maka alat tersebut
di kelas. akan bermanfaat. Sebaliknya, apabila terjadi
Di kelas yang menggunakan laptop, peneliti penyimpangan dal am penggunaannya akan
mengamati suasana kelas yang kurang kondusif. menjadi mudharat yang merugikan.
Mahasiswa yang menggunakan laptop menjadi Adanya pandangan yang berte nt angan
pasif dan tidak memperhatikan diskusi yang antara pihak yang mendukung penggunaan
terjadi di kelas. Perhatian mahasiswa tersebut laptop di dal am kelas dan pihak lai n ya ng
nampaknya terpecah oleh kegiatan yang dilaku- melarangnya dengan alasan masing-masing,
kannya dengan menggunakan laptop. Kuliah yang menarik untuk diteliti, sehingga dapat diidentifikasi
dirancang sebagai diskusi intensif dan berbagi pemanfaatan yang optimal dari penggunaan
informasi menjadi tidak optimal, karena kontribusi teknologi tersebut, serta kerugian yang timbul
mahasiswa menjadi tidak seimbang. akibat salah penggunaan dalam proses pembe-
Penggunaan laptop di kelas memberi banyak lajaran dapat dicegah atau diminimalisir. Penelitian
manfaat kepada mahasiswa, tetapi perlu pula penggunaan laptop di dalam kelas oleh mahasis-
dikaji apakah ada efek sampingan yang dapat wa dan dosen pada saat kegiatan pembelajaran
mengganggu proses pembelajaran di kelas. sudah banyak dilakukan di luar negeri (Efaw, dkk,
Pemanfaatan laptop di kelas dapat memberi 2004; Fried.C.B., 2008), tetapi di Indonesia fokus
manfaat teknologi dalam proses pembelajaran, penelitian ini masih belum banyak dikaji. Melihat
tetapi juga ada potensi mengganggu perhatian perkembangan penggunaan laptop di kelas dan
mahasi swa da n dosen dari fokus keg iatan ruang kuliah, masalah ini menarik dan berguna
perkuli ahan. Terl ebih lagi keti ka keg iata n untuk diteliti.
pembelajaran berlangsung menggunakan metode Berdasarkan penjelasan di atas masalah
ceramah atau diskusi interaktif, dosen atau penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, yaitu
mahasiswa yang sedang berbicara atau men- “Bagaimana pemanfaatan laptop dalam per-
dengarkan orang lain, harus bersaing dengan kuliahan di kelas oleh mahasiswa, dan bagaimana
berbagai informasi dan hiburan yang disajikan persepsi mahasiswa terhadap manfaat dan efek
dengan sangat menarik yang tersedia di layar negatif penggunaan laptop di dalam kelas.
laptop. Meskipun demikian penggunaan laptop Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
sangat diperlukan di dalam kelas, karena adanya pemanfaatan laptop dalam perkuliahan di kelas
kegiatan pembelajaran tertentu yang memang ol eh mahasis wa ser ta bagai mana persepsi
sangat terbantu dengan adanya laptop. mahasiswa terhadap manfaat dan efek negatif
Sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu penggunaan laptop di dalam kelas terutama
pengetahuan dan teknologi, pengajar bukan lagi dalam hubungannya dengan proses perkuliahan
satu-satunya sumber belajar. Laptop merupakan dan interaksi dalam kelas. Lebih lanjut, penelitian
instrumen yang sangat membantu untuk meng- ini juga akan mengidentifikasi strategi penggunaan
akses sumber belajar yang tersaji di dunia maya laptop di kelas untuk menghasilkan perkuliahan
oleh pakar berbagai bidang ilmu, baik berupa yang efektif dan menarik.
artikel jurnal, artikel lepas, demontrasi, atau
simulasi yang dikemas dalam blog pribadi, Kajian Literatur
kelompok, atau website institusi. Penyajian materi Dalam dekade terakhir, penggunaan teknologi
sedemikian menarik dilengkapi dengan foto atau komunikasi dan informasi telah meng-invasi dunia
video. Di internet juga tersedia kamus, peta, dan pendidikan dengan sangat gencar. Hal ini seiring
sejenisnya yang sangat mudah digunakan. Di dengan semakin tersedianya jaringan akses
samping itu, internet dan laptop juga menyajikan teknologi komunikasi dan informasi di banyak
berbagai hiburan dan permainan serta alat negara. Di Indonesia peningkatan penggunaan

292
Suciati dan Nur Hidayah, Penggunaan Laptop dalam Perkuliahan di Kelas. Manfaat atau Mudharatkah?

teknologi komunikasi dan informasi terhitung telah memberdayakan siswa dengan luar biasa,
cepat. Pada tahun 2009, pengguna internet di dan hal ini mempunyai implikasi pada pengelolaan
Indonesia mencapai 12.5 persen, atau 30 juta kelas.
orang dari 240 juta penduduk. Angka ini merupa- “The roles of both teacher and student are
kan peningkatan tajam, sebesar 1150 persen changed by the introduction of laptops into the
dalam kurun waktu tahun 2000 sampai dengan classroom because laptops empower children in
2009 (Internetworldstats, 2009). ways no other ‘tool’ has been able to. Such
Menurut data Akomindo, kepemilikan laptop student empowerment is a fundamentally new
dan computer masih rendah, berkisar hanya 4 way to organize the classroom.”
persen. Banyak orang yang meskipun tidak
mempunyai komputer di rumah, mengakses Pernyataan tersebut mempunyai dasar yang
internet melalui warnet atau di tempat kerja. kuat. Alat-alat pembelajaran ‘tradisional’ yang
Penelitian Efaw, dkk (2004), Cole (2007), dan digunakan dalam pembelajaran seperti kertas,
Fried.C.B., (2008) tentang penggunaan laptop di pensil, penggaris, dan kalkulator bersifat pasif,
kelas melaporkan adanya dualisme persepsi. sedangkan laptop di tangan mahasiswa menjadi
Pada satu sisi, pemanfaatan laptop dalam kelas instrumen yang aktif dengan berbagai program
dinilai dapat me mberikan pengaruh po siti f dan dapat untuk internet. Kapasitas laptop yang
terhadap pros es dan hasil pembe lajaran dilengkapi fitur wireless bahkan dapat menginspi-
mahasiswa, pada sisi lain mempunyai efek negatif rasi dan memotivasi mahasiswa untuk terus
dal am komunikas i antarmahas iswa dengan mendalami berbagai aspek terkait dengan fokus
pengajar dan mengganggu atau memecah per- kajian. Dengan demikian, laptop mampu member-
hatian mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan. dayakan mahasiswa di dalam belajar dan melaku-
kan berbagai penelitian. Nair menyebut komputer
Manfaat Penggunaan Laptop di kelas sebagai “digital teaching assistants” melihat
Efaw, dkk (2004) dalam suatu penelitian quasi banyaknya manfaat yang diperoleh, di antaranya
eksperimen yang melibatkan 527 mahasiswa, untuk menyampaikan ide-ide kepada orang lain
menyimpulkan bahwa pengintegrasian laptop secara interaktif, melalui chatting, dan email.
dalam pembelajaran memberi pengaruh positif Seseorang dengan mudah dapat memperoleh
pada hasil belajar mahasiwa. Mahasiswa yang saran dari para ahli dan data, memperluas cakra-
mencatat proses dan substansi perkuliahan wala dengan mengenal konsep dan informasi baru
menggunakan laptop akan lebih mudah ketika melalui virtual tour. Melalui komunikasi mailing list,
ingin bila mempelajari kembali, bila dibandingkan seseorang dapat berpartisipasi untuk menguji dan
dengan menggunakan cara manual mencatat menganalisis berbagai sudut pandang dalam
dalam buku. Di samping hasil belajar, penggunaan suatu debat online; dan seterusnya. Namun dalam
laptop juga memberi pengaruh positif karena pembelajaran tetap diperlukan pengarahan dari
memotivasi dan memb uat mahasiswa lebih pengajar supaya pemanfaatan komunikasi online
tertarik terhadap pembelajaran serta pengajaran tersebut efektif untuk mencapai sasaran pem-
lebih efisien. Penggunaan laptop juga menjadikan belajaran.
suasana kelas lebih fleksibel dan menghadirkan Menurut Science Daily (Mar. 9, 2010), banyak
suasana personal di dalam kelas. Ketika harus universitas mengalami penyusutan anggaran
membentuk kelompok diskusi, mahasiswa dengan untuk memenuhi kebutuhan dukungan bagi
mudah memindahkan laptop untuk digunakan mahasiswa yang jumlahnya semakin meningkat.
dalam kelompok. Ketika kuliah berakhir, semua Salah satu cara untuk mengurangi biaya, dan
presentasi dan catatan tersimpan rapi di dalam sekaligus meningkatkan pengalaman belajar
laptop. mahasiswa adalah menganjurkan mahasiswa
Nair (2001) mewawancarai seorang guru membawa teknologi (laptop) dan menggunakan-
kelas yang menggunakan laptop. Guru tersebut nya di dalam perkuliahan di kelas. Dengan
menyatakan bahwa penggunaan laptop meng- menyediakan fasilitas hot-spots di dalam kampus,
ubah peran guru dan siswa dalam kelas, laptop mahasiswa mempunyai fleksibilitas di dalam dan

293
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011

di luar kelas untuk berinteraksi dengan informasi distraction to both users and fellow students.
dan teman-teman kuliahnya. Most importantly, the level of laptop use was
negatively related to several measures of
Efek Negatif Penggunaan Laptop di Dalam student learning, including self-reported
Kelas understanding of course material and overall
Di suatu perguruan tinggi di Amerika, David Cole course performance.
(2007) seorang professor melarang penggunaan
laptop di dalam kelas selama kuliah berlangsung. Berdasarkan bahasan sebelumnya dapat
Alasan yang digunakan adalah karena dengan disimpulkan bahwa temuan di lapanga n
membuat catatan di dalam laptop mahasiswa menunjukkan berbagai aspek positif penggunaan
cenderung mencatat kata demi kata. Mahasiswa laptop dalam perkuliahan di kelas, tetapi juga
tersebut cenderung mencatat model stenografis, melaporkan penggunaan laptop yang ternyata
kurang memperhatikan interaksi yang terjadi dan menjadi ‘gangguan’ proses perkuliahan di kelas.
tidak memproses informasi secara cerdas. Padahal
yang diharapkan terjadi dalam kelas adalah Metodologi
perhatian mahasiswa untuk menciptakan suasana Penelitian ini merupakan studi eksploratori, untuk
kondusif saling memberi dan menerima informasi mendeskripsikan dan menjelaskan persepsi
dan masukan dalam diskusi kelas. Selain itu, mahasiswa terhadap penggunaan laptop dalam
laptop juga menciptakan godaan untuk berselan- perkuliahan di kelas menggunakan data yang
car di Web, mengecek e-mail, berbelanja secara dikumpulkan melalui angket kepada mahasiswa.
online atau chatting dengan teman. Hal ini tidak Pengumpulan data dilakukan pada akhir semester
hanya merugikan mahasiswa yang bersangkutan, pertama tahun 2010. Populasi terjangkau dalam
melainkan juga mengganggu mahasiswa yang penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana
lain. program studi teknologi pembelajaran di suatu
Setelah penggunaan laptop dalam kelas perguruan tinggi swasta di Jakarta tahun ajaran
dilarang, mahasiswa ternyata menjadi lebih 2009-2010, terdiri dari dua kelas. Mahasiswa pada
terlibat dalam pembelajaran di kelas dibandingkan kedua kelas tersebut, sebanyak 68, digunakan
sebelumnya. Cole mengadakan survey secara sebagai sampel. Dengan demikian teknik sampling
anonim setelah kurang lebih 6 minggu perkuliahan yang digunakan adalah population sampling.
berjalan. Hasilnya cukup mengejutkan, “Sekitar Instrumen yang digunakan berupa angket berisi
80 persen menyatakan lebih terlibat dalam diskusi 26 butir pertanyaan tentang pola penggunaan
ket ika tida k bo leh me nggunakan laptop di laptop dalam perkuliahan di kelas dan persepsi
kelas,70 persen menyatakan menyetujui kebijak- mereka te nt ang pe nggunaan lapto p. D ata
an tanpa laptop di kelas, bahkan 95 persen dianalisis secara deskriptif menggunakan persen-
mengaku telah menggunakan laptop dalam tasi. Dalam analisis data selanjutnya dibedakan
perkuliahan di kelas bukan untuk tujuan mencatat, antara mahasiswa yang menggunakan laptop dan
tetapi untuk akses internet, mengecek e-mail dan yang tidak menggunakan laptop di kelas, meng-
chatting. Meskipun demikian, Cole tetap menyata- gunakan F test, untuk melihat apakah terdapat
kan bahwa laptop dan internet tidak sepenuhnya pola persepsi yang berbeda.
negatif, karena dapat menjadi alat pembelajaran
yang bermanfaat di dalam konteks matakuliah Hasil Penelitian dan dan Pemahasan
te rt entu. Pe nelitian lai n ol eh Fried (2008) Dari seluruh responden yang berjumlah 68
menunjukkan semakin sering mahasiswa meng- responden, persentase responden yang meng-
gunakan laptop, semakin rendah hasil belajar gunakan laptop di dalam kelas mencapai 50 orang
mereka, dijelaskan sebagai berikut: atau 73,5 persen (lihat Tabel 1). Latar belakang
responden adalah kepala sekolah atau guru di
Results showed that students who used laptops sekolah swasta yang termasuk kriteria sekolah
in class spent considerable time multitasking swasta yang bonafit, beberapa di antaranya
and that the laptop use posed a significant adalah sekolah internasional atau nasional plus.

294
Suciati dan Nur Hidayah, Penggunaan Laptop dalam Perkuliahan di Kelas. Manfaat atau Mudharatkah?

Hal ini berimbas pada kemampuan responden Tabel 2. Pemanfaatan Laptop Dalam
Perkuliahan Di Kelas
untuk memiliki dan menggunakan laptop dalam
tugas sehari-hari dan ketika mengikuti per-
Pernyataan Persen
kuliahan.
Browsing mencari artikel yang rele-
Tabel 1. Mahasiswa pengguna dan van dengan topik bahasan kuliah 63.2
nonpengguna laptop dalam kelas Membuat catatan 51.5
Mengecek kiriman email 33.8
gunakan laptop?
Browsing berita 22.1
Frekuensi Persen
Chatting 17.6
ya 50 73,5
Menjawab email 16.2
tidak 18 26,5 Mengerjakan PR dosen lain 3.0
Total 68 100,0 Shopping 2.9
Facebook 1,5
Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa Main games 1.5
persentase mahasis wa yang menggunakan
laptop dalam perkuliahan di kelas cukup besar. Tabel 2 menunjukkan bahwa mahasiswa yang
Hal ini juga mengindikasikan bahwa sebagian menggunakan laptop di kelas sebagian besar
besar mahasiswa, yang sebagian besar adalah (63%) melakukan browsing mencari informasi yang
guru atau kepala sekolah terbiasa menggunakan relevan dengan topik yang sedang dibahas
teknologi komunikasi. Rata-rata umur mereka 33,3 melalui internet, sedangkan lebih dari separoh di
tahun, dengan umur antara 22 sampai dengan antara mereka mencatat presentasi atau diskusi
50 tahun. Dari segi usia dapat dikatakan mereka dalam kelas. Kedua kegiatan ini masih terlihat
lebih bersifat sebagai ‘digital imigrant’ daripada manfaat akademiknya karena me nunjang
‘digital native’ (Prensky, 2001). Seorang digital perkuliahan dan substansi topik perkuliahan.
immigrant sudah menggunakan teknologi infor- Namun, banyak pula yang melakukan browsing
masi, laptop atau internet, tetapi dalam banyak berita, chatting dan email (16 – 22 persen). Dalam
hal masih menggunakan cara - cara yang nondigital. angket memang tidak ditanyakan tentang porsi
Dalam salah satu penugasan kelas, mahasiswa waktu dalam 2 jam perkuliahan yang mereka
diminta membuat ringkasan satu artikel dari suatu gunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut,
website. Ternyata banyak di antaranya yang sehingga tidak terukur intensitasnya. Meskipun
memilih untuk membuat print-out artikel tersebut, demikian browsing berita, chatting dan email, tidak
padahal dapat langsung dibaca pada website. ada relevansinya dengan diskusi yang terjadi
Menurut Prensky, perilaku seperti ini adalah dalam kelas, justru dapat menjauhkan perhatian
contoh ‘immigrant digital.’ Seorang ‘native digital’ dari mahasiswa dari apa yang terjadi dalam kelas.
sejak kecil sudah kenal dan biasa menggunakan
berbagai alat digital, sehingga kebiasaan kerjanya Porsi perhatian terhadap interaksi
sangat efisien menggunakan alat-alat digital perkuliahan di kelas
tersebut.
Tabel 3. Porsi perhatian pengguna laptop
terhadap interaksi perkuliahan
Tujuan penggunaan laptop dalam perkuliahan
di kelas
Porsi perhatian %
Mahasiswa yang menggunakan laptop dalam
kelas (n = 50) memanfaatkannya untuk tujuan 25 – 50 30
yang beragam. 60 – 75 16

80 – 100 54

295
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 30% Persepsi mahasiswa tentang apakah secara umum
pengguna lapt op hanya membe rikan po rsi penggunaan l apto p di kelas mengg anggu
perhatian antara 25 sampai 50 persen ketika konsentrasi berbeda secara signifikan, demikian
menggunakan laptop. Ini berarti sepertiga jumlah pula untuk pendapat bahwa konsentrasi tidak
mahasiswa sangat kurang memperhatikan apa terganggu oleh suara laptop teman. Untuk
yang terjadi dalam kelas, karena sebagian besar beberapa orang yang peka suara, klak-klik
perhatiannya yang lain digunakan untuk kegiatan keyboard laptop dapat mengganggu konsentrasi.
yang masih mempunyai relevansi langsung Mahasiswa yang merasa dirugikan biasanya tidak
dengan substansi perkuli ahan, atau justru terus t erang menyampaikan pro tes da n
kegiatan yang semakin merampas konsentrasi cenderung mencoba membiasakan diri dengan
mereka dari perkuliahan yang terjadi. Namun, 54% suara-suara yang terjadi.
(paling tinggi) memberikan perhatian terhadap Aspek lai n yang berhubungan dengan
interaksi perkuliahan antar 80 sampai dengan 100 psikologis kelas adalah penggunaan laptop di
persen. Artinya, penggunaan laptop di kelas tidak kelas mengindikasikan ‘ras a ti dak ho rmat ’
mengganggu perhatian responden. terhadap dosen yang mengajar atau teman yang
sedang melakukan presentasi, pendapat maha-
Persepsi pengguna dan nonpengguna laptop siswa juga berbeda secara signifikan. Bahkan,
tentang manfaatnya di kelas hanya 6 persen mahasiswa nonpengguna laptop
Persepsi mahasiswa pengguna dan nonpengguna yang berpendapat bahwa pengguna laptop di
laptop di kelas ternyata berbeda. Untuk aspek kelas, ketika temannya melakukan presentasi,
tertentu pendapat mereka bertolakbelakang, menghargai teman tersebut. Secara umum (76.5
ditunjukkan dari persentase pendapat dan dari F %) non pengguna merasa dirugikan karena
test, menunjukkan perbedaan yang signifikan. mahasiswa pengguna laptop menjadi tidak aktif

Tabel 4. Persepsi pengguna dan nonpengguna laptop dalam perkuliahan di kelas

Aspek Manfaat Pengguna Non Nilai Sig.


(%) pengguna F
(%)

Setuju dan sangat


setuju
Memperkaya perkuliahan 86.4 52.9 7,060 ,010
Tidak mengganggu konsentrasi 42.2 35.3 16,345 ,000
Penggunaan teknologi yang tepat 75.5 76.4 ,098 ,755
Menghargai dosen yang mengajar 61.4 17.6 17,481 ,000
Menghargai teman lain yang 57.8 5.9 19,453 ,000
presentasi
Tidak akan kecanduan browsing 35.5 29.4 1,933 ,170
internet
Tidak terganggu suara laptop teman 71.0 47.1 6,203 ,016
Tidak merasa rugi karena partisipasi 64.8 23.5 11,930 ,001
teman berkurang

Maha siswa pengguna dan nonpeng guna dalam diskusi kelas tetapi sibuk dengan kegiatan
lapt op dal am kelas t ernyata me mpunyai laptopnya.
perbedaan pandangan tentang manfaat atau Penggunaan teknologi informasi tidak lepas
mudharat penggunaan lap top dal am kelas. dari aspek psikologis. Masih ditemukan dosen

296
Suciati dan Nur Hidayah, Penggunaan Laptop dalam Perkuliahan di Kelas. Manfaat atau Mudharatkah?

yang menganggap mahasiswa kurang menghor- dengan teknologi, laptop, jaringan wireless dan
mati ka rena ‘ ha nya’ mengirim beri ta sms, sejenisnya, mahasiswa menghadapi potensi
bukannya menghubungi melalui telpon atau gangguan yang lebih besar lagi. Oleh sebab itu,
bertemu tatap muka. Berita sms dinilai oleh dosen merupakan tantangan bagi dosen atau pengajar
te rsebut sebagai cara yang ‘kurang pada untuk secara terencana mengintegra sika n
tempatnya’ (inappropriate). Tetapi ada pula dosen penggunaan laptop dalam proses pembelajaran.
yang merasa sangat terganggu menerima telpon Dalam hal ini, pengajar dapat menyuruh maha-
langsung dari mahasiswa. Dari segi mahasiswa, si swa untuk menutup laptopnya dan akti f
se mua me dia di nila i baik digunakan untuk berpartisipasi dalam diskusi, tetapi pada saat
menghubungi dosen selama dilakukan dengan yang lain dosen justru menugaskan mahasiswa
tepat. Ketidakcocokan pandangan dan ekspektasi dalam kelompok kecil menggunakan laptop untuk
antara dosen dan mahasiswa dapat mengganggu browsing dan mengakses informasi tertentu. Kelas
komunikasi. yang dirancang berorientasi pada Student-
Demikian pula dalam hal penggunaan laptop centered learning dapat memberikan fleksibilitas
dalam kelas. Dosen seringkali harus bersaing yang le bih bes ar kepada mahasiswa untuk
dengan lap to p untuk ‘merebut ’ pe rhatian menggunakan laptop di kelas
mahasiswa pengguna laptop dan mengusahakan Mahasiswa yang menggunakan laptop ketika
supaya mahasiswa nonpengguna tidak merasa perkuliahan di kelas sebenarnya melakukan
dirugikan karena mahasiswa lain tidak sepenuh- multitasking. Artinya, dalam waktu yang sama
nya berkontribusi karena pecah perhatiannya. sekaligus melakukan beberapa kegiatan. Hasil
Dalam bentuk ekstrim, ada dosen yang melarang pene litian tentang pengaruh multi tasking
penggunaan laptop dalam kelas. Sebaliknya, terhadap hasil belajar ternyata bervariasi.
mahasiswa beranggapan penggunaan laptop di Dalam suatu penelitian di perguruan tinggi
kelas akan mempermudah dirinya dalam menge- (Hembrooke, 2003) ditemukan bahwa mahasiswa
lola catatan dan mengakses informasi dengan yang menggunakan laptop tidak dapat dengan
mudah. Ada pula kesan bahwa penggunaan baik mengingat substansi kuliah yang dibahas
laptop di kelas menunjukkan dirinya adalah dalam perkuliahan. Penemuan ini memperkuat
mahasiswa yang tidak ‘gaptek’ dan sudah terbiasa teori psikologi belajar tradisional yang mengimpli-
menggunakan teknologi. kasikan bahwa kemampuan manusia untuk
Dalam komunikasi langsung, bahasa tubuh, melakukan beberapa kegiatan sekaligus terbatas
terma suk ko ntak mat a sangat membant u (Lang, 2007). Hembrooke (2003) selanjutnya
kelancaran komunikasi. Oleh karena itu, bila tidak menjelaskan bahwa mes ki pun maha siswa
dapat bertatap mata, mahasiswa yang sedang menggunakan sebagian besar jam kuliah untuk
presentasi di kelas merasa ‘ditinggalkan’ oleh browsing materi yang relevan dengan topik yang
teman-temannya yang sedang asyik mengguna- dibahas di kelas, hal tersebut tidak berpengaruh
kan laptop. Suasana batin seperti ini dapat positif terhadap hasil tes.
membuat kelas menjadi tidak efektif, karena kelas Sebaliknya, d alam suatu kel as yang
sebagai komunitas belajar bersama tidak terjadi. ‘nontraditional’ rata-rata perolehan kelas adalah
Dalam kelas yang efektif diharapkan partisipasi B+ , meskipun mahasiswa sejak awal perkuliahan
utuh dari warganya, terjadi saling bertanya, dianjurkan membuka laptop dan mencari informasi
menjawab dan berbagi informasi. tambahan untuk materi perkuliahan. Kelas ini
Dalam proses pembelajaran di kelas, maha- dinamis dan interaksi yang terjadi sangat intens.
siswa dapat merasa bosan, karena penjelasan Penjelasan yang diberikan terhadap hasil belajar
dosen yang berkepanjangan, atau presentasi yang positif tersebut adalah bahwa dengan
mahas iswa yang ti da k me narik dan tida k berjalannya waktu, mahasiswa semakin mahir
memperkenalkan hal-hal baru, sehingga maha- melakukan multitasking dalam kelas (Hembrook,
siswa tergoda untuk mengerjakan hal-hal lain 2003). Dengan demikian, struktur perkuliahan
seperti berbicara dengan teman sebelah, atau yang tidak menjadikan kuliah dosen sebagai
mengerjakan tugas matakuliah lain. Namun, sentral sumber substansi pembelajaran, serta

297
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011

sistem penilaian yang lebih bersifat integratif akan Penggunaan laptop dalam perkuliahan di
menentukan bagaimana pengaruh multitasking kelas mempunyai implikasi multitasking, yaitu
terhadap hasil belajar melakukan beberapa kegiatan dalam waktu yang
sama sekaligus. Multitasking dipandang tidak
Simpulan dan Saran mungkin dilakukan dengan baik karena keter-
Simpulan batasan lingkup perhatian (span of attention)
Penggunaan laptop dalam perkuliahan di kelas manusia. Namun, dengan semakin banyak ber-
dipersepsikan mahasiswa mengandung aspek latih, seseorang dapat lebih ‘terampil’ melakukan
yang bermanfaat dan merugikan. Manfaat laptop multitasking.
di kela s se baga i ala t untuk mempermudah
membuat catatan kuliah, browsing internet, Saran
chatting, e-mail, dan sebagainya, mendorong Dualisme pendapat ini perlu ditanggapi dosen
mahasiswa untuk memanfaatkannya dalam kelas. dengan upaya untuk merancang integrasi
Namun, pe ng guna an laptop di kelas juga penggunaan laptop dalam proses perkuliahan,
merupakan sumber gangguan efektivitas interaksi sehingga ketertiban penggunaan laptop terjaga
di kelas, karena pengguna laptop tidak sepenuh- te tapi j uga me mberi ke sempatan kepada
nya dapat konsentrasi terlibat dalam proses mahas iswa unt uk mengg unakannya untuk
komunikasi yang terjadi, dan hal ini dianggap memperkaya materi per kuliahan. Denga n
sebagai kondisi yang tidak diinginkan oleh demikian, penggunaan laptop di kelas tidak justru
mahasiswa nonpengguna. Penggunaan laptop menjadi senjata makan tuan bagi mahasiswa,
dalam kelas juga dianggap tindakan yang tidak yang justru memberi mudharat daripada manfaat.
etis, karena tidak menghargai dosen dan teman
lain yang sedang melakukan presentasi.

Pustaka Acuan
Cole, D.,2007. Laptops vs. Learning, Saturday, April 7, 2007
Efaw, J. Scott Hampton, Silas Martinez, and Scott Smith, 2004 Miracle or Menace: Teaching and
Learning with Laptop Computers in the Classroom. A study of integrating laptops into classroom
instruction found statistically significant improvements in student learning, diunduh dari http://
www.educause.edu/EDUCAUSE+Quarterly/EDUCAUSEQuarterlyMagazineVolum/
MiracleorMenaceTeachingandLear/157299
Fried. C.B. 2008. In-class laptop use and its effects on student learning. Computers & Education. Vol.
50(3): 906-914.
Hembrooke, H. and Gay,G. 2003. The Laptop and the Lecture:The Effects of Multitasking in Learning
Environments. Journal of Computing in Higher Education, Fall 2003, Vol. 15(1)
Internet World Stats. Usage and Population Statistics. Diunduh dari http://internetworldstats.com/
stats3.htm#asia, pada 30 Mei 2011.
Lang, A. 2007. The limited capacity model of mediated message processing. Journal of Communication,
46-70.
Malang Raya. Arsip berita dan informasi regional 2008. Tertunda Buka Kelas SBI, SMPN 3 Buka Kelas
Bilingual, diunduh dari http://malangraya.web.id/2008/07/02/tertunda-buka-kelas-sbi-smpn-
3-buka-kelas-bilingual/
Nair, Prakash 2001, RA, REFP , The Student Laptop Computer in Classrooms: Not Just a Tool, diunduh
dari http://www.designshare.com/Research/Nair/Laptop_Classrooms.htm
Prensky, M. 2001. Digital Natives, Digital Immigrants, Part II: Do They Really Think Differently? The
Horizon , 9 (6), 15-24.
Science Daily (Mar. 9, 2010), Laptop Revolution: New Class Design Saves Schools Money, Space,
reprinted (with editorial adaptations by ScienceDaily staff) from materials provided by North
Carolina State University, diunduh dari http://www.sciencedaily.com/releases/2010/03/
100309102523.htm

298

Anda mungkin juga menyukai