Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017

Bab II Pengukuran Jarak Mendatar


Kelompok I

BAB II
PENGUKURAN JARAK MENDATAR

2.1 Dasar Teori


Theodolit adalah instrument / alat uku22r utama dalam ilmu ukur tanah yang
dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan
sudut horizontal. Dimana sudut - sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak
mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Di dalam theodolit, sudut
yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ukur ini dapat
mengukur tiga ukuran dasar dalam ukur tanah yang meliputi : jarak, sudut dan
azimuth. Aplikasi dari tiga ukuran dasar ini sangat luas, karena semua jenis
pengukuran dalam ukur tanah tidak akan lepas dari ukuran-ukuran dasar tersebut.
Syarat - syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolit sehingga siap dipergunakan
untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1. Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertikal.
2. Sumbu kedua harus benar – benar mendatar.
3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.
Theodolit memiliki jenis beragam, ada yang manual dan ada pula yang digital.
Perbedaan kedua jenis alat ini terletak pada teknis pembacaan ukuran hasil bidikan.
Theodolit manual menuntut kecakapan dan ketelitian juru ukur dalam membaca hasil
pengukuran. Pada satu obyek bidikan yang sama, dua orang juru ukur dapat
menghasilkan dua hasil ukuran yang berbeda, karena ketelitian yang mungkin
berbeda. Pada Theodolit digital hasil ukuran secara otomatis sudah terbaca dalam
layar yang tersedia pada alat, sehingga selama dua orang juru ukur membidik obyek
yang sama tepat pada satu titik, maka kemungkinan besar hasil ukuran tidak akan
berbeda.

3
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
4
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

Tripot sesuai namanya alat ini memiliki 3 (tiga) kaki fleksibel yang digunakan untuk
menyangga ataupun mendudukkan pesawat Theodolit, sehingga posisi alat tidak
bergerak dan dapat dibuat horisontal walaupun berada pada permukaan tidak datar
sekalipun. Hal ini disebabkan kaki fleksibel tripot yang dapat disetel panjang
pendeknya.
(http://arafuru.com/sipil/bagian-bagian-theodolit-dan-penjelasan-fungsinya.html)
Rambu ukur atau bak ukur merupakan pasangan theodolit dalam pengukuran jarak.
Pengukuran jarak dengan mengunakan theodolit dan bak ukur adalah pengukuran
jarak secara tidak langsung yang dikenal dengan metode pengukuran jarak optis.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
5
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

Gambar 2.1 Theodolit

bagian-bagian pokok yang membedakan dengan waterpass adalah


1.  Operating keys yaitu tombol-tombol yang digunakan untuk memberi perintah
pada layar untuk menampilkan data-data sudut, kemiringan, untuk set 0
derajat, dan sebagainya.
2. Display yaitu layar yang berfungsi menampilkan data-data yang sudah
disebutkan pada point no 1

3. Optical plummet telescope yaitu lensa atau teropong yang digunakan untuk
melihat apakah alat ini sudah benar-benar di atas patok atau belum. Apabila
sudah tepat di atasnya, maka patok akan terlihat dari Optical plummet
telescope.

4. Horizontal motion clamp yaitu bagian yang digunakan untuk mengunci gerak
theodolite secara horizontal

5. Horizontal tangent screw yaitu bagian pada Horizontal motion clamp yang
digunakan untuk menggerakkan theodolite ke arah horizontal secara halus.

6. Horizontal motion clamp yaitu bagian yang digunakan untuk mengunci gerak
theodolite secara vertikal atau naik turun

7. vertikal tangent screw yaitu bagian pada vertikal motion clamp yang
digunakan untuk menggerakkan theodolite ke arah vertikal secara halus.

8. Nivo Kotak yaitu nivo berisi air dan udara berbentuk lingkaran yang
digunakan untuk cek tingkat kedataran pada sumbu I vertikal.

9. Nivo tabung yaitu nivo berisi air dan udara berbentuk tabung yang digunakan
untuk cek tingkat kedataran pada sumbu II horizontal. Dimana sumbu II
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
6
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

horizontal harus tegak lurus dengan sumbu I vertikal seperti pada gambar di
bawah ini.

 Hitung jarak optis dengan rumus:


Untuk mencari jarak (D) = (BA - BB) x 100 SIN Z
Keterangan :
D = jarak (m)
BA = Bentang Atas
BB = Bentang Bawah
Z = Sudut Horizontal (o)

2.2 Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.


2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan Theodolit.
3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak secara optis.
4. Membandingkan jarak langsung dengan jarak optis.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
7
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

2.3 Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum pengukuram jarak mendatar sebagai berikut:

Gambar 2.2 Theodolit DT20E Gambar 2.3 Statif


Gambar 2.4 Patok Kayu Gambar 2.5 Rambu Ukur
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
8
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

Gambar 2.6 Payung Gambar 2.7 Rolmeter

2.4 Cara Kerja


2.4.1 Jarak Langsung
Berikut ini cara kerja praktikum pengukuran jarak mendatar :
1. Mempersiapkan alat dan mengecek kelengkapan alat
2. Pasang atau letakan angka nol meteran ke patok di titik 1
3. Tarik atau rentangkan rol meter ke titik 2, selurus dan sedatar mungkin dengan
tarikan yang cukup, sehingga meteran tidak melengkung atau meral
memanjang. (Pada lahan atau objek yang diukur datar dan rata pita ukur dapat
ditempelkan pada permukaan objek yang diukur tersebut,tapi bila tidak rata,
maka meteran harus direntangkan dengan jarak tertentu dan sejajar dengan rata-
rata permukaan lahan atau objek yang di ukur tadi)
4. Letakan atau impitkan pita meteran ke patok di titik 2
5. Baca angka meteran yang tepat dengan patok di titik 2 tersebut.
6. Bacaan ini menunjukkan jarak antara titik 1 dan titik 2 yang diukur
7. Pengukuran jarak dilanjutkan ke titik berikutnya hingga kembali ke titik
semula.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
9
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

2.4.2 Jarak Optis


1. Dirikan statif diatas titik/ patok sehingga kaki statif membentuk segitiga sama
sisi ( kalau medannya datar ). Ketinggian tempat alat usahakan sesuai dengan
ketinggian si pembidik.
2. Pasang alat ukur theodolith, usahakan piringan sedatar mungkin dan kunci
secukupnya sehingga masih bisa / mudah untuk digeser-geser.
3. Pasang unting2 kira2 0,50 cm di atas titik/ patok di bawah alat.
4. Atur unting2 dengan menggeser alat ukur Theodolith diatas pelat level statif
sampai betul2 centring.
5. Atur nivo bawah (kotak/ mendatar) stabil ditengah-tengah, dengan cara
seimbangkan nivo tersebut antara kanan dan kiri dengan memutar skrup kaki
kanan - kiri bersama, memutar kedalam atau keluar. Putar teropong arah
tegak lurus dua kaki awal, atur skrup ketiga untuk seimbangkan nivo arah
depan - belakang . Check lobang sentring apakah tepat di tengah. Kalau
belum kendorkan skrup alat dengan piringan, geser alat sambil melihat dari
lobang pengamatan centring dan di arahkan tapat titik sentring.
6. Atur juga nivo atas (piringan atas) agar seimbang di tengah-tengah.
7. Setelah sentring, kencangkan pengunci piringan bawah
8. Alat siap untuk diarahkan pada titik sasaran, kalau sudah dekat sasaran, kunci
piringan atas, tepatkan arah sasaran dengan skrup penggerak lembut. Baca
sudut vertical, baca sudut horizontal, baca rambu/ baak . Catat semua
pembacaan sudut-sudut dan (BA;BT;BB).
9. Kendorkan/ buka skrup piringan atas, putar arahkan pada titik sasaran lain
( searah jarum jam), lakukan pengamatan seperti no 8. Catat semua
pengamatan dan bacan-bacaan.
10. Arahkan ke sasaran lain (titik / patok lain ), lakukan pengamatan dan
pembacaan seperti kegiatan diatas. Catat semua bacaan sudut dan bacaan
rambu/ baak.
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
10
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

11. Pindahkan alat ke tempat lain ( titik polygon lain ), lakukan penyetelan alat,
pembacaan sudut dan bacaan rambu seperti kegiatan diatas. Usahakan
diamati sudut dalam antar titik-titik. Lakukan berulang-ulang pada lokasi
titik-titik lain.

2.5 Hasil Pengukuran


2.5.1 Jarak Manual ( Roll Meter)

Tabel 2.1 Jarak Manual

Antar Titik Jarak Mendatar

P A 48,60 m

A B 25,13 m

B C 23,99 m

C D 21,73 m

D P 45,20 m
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
11
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

2.5.2 Jarak Optis


Tabel 2.2 Jarak Optis

Bacaan Rambu
Sudut
Antar Titik Tengah (BT) Atas (BA) Bawah (BB)
vertikal

P A 18,04 20,47 15,61 90

A B 10,85 12,15 9,65 90

B C 11,685 12,88 10,49 90

C D 3,27 4,34 2,18 90

D P 16,25 18,5 14 90

2.6 Perhitungan Jarak Optis


1. Perhitungan P - A
Jarak (d) = (BA – BB) x100 sin z
= (20,47 – 15,61) dm x100
= 48,6 m
2. Perhitungan A – B
Jarak (d) = (BA – BB)x100 sin z
= (12,15 – 9,65) dm x100
= 25 m
3. Perhitungan B – C
Jarak (d) = (BA – BB)x100 sin z
= (12,88 – 10,49) dm x100
= 23,9 m
4. Perhitungan C – D
Jarak (d) = (BA – BB)x100 sin z
= (4,34 – 2,18) dm x100
= 21,6 m
5. Perhitungan D – P
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
12
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

Jarak (d) = (BA – BB)x 100 sin z


= (18,5 – 14 ) dm x 100
= 45 m

2.7 Kesimpulan
Hasil pengamatan praktikum pengukuran jarak mendatar disajikan dalam Tabel
2.3 sebagai berikut :

Tabel 2.3 Rekapitulasi dan Rerata Hasil Pengamatan dan Perhitungan

Bacaan Rambu Jarak Jarak

Optis Mendatar Rata-rata


Antar Titik BT BA BB
(dm) (dm) (dm) (m) (m) (m)

18,04 20,47 15,61 48,6 48,60 48,6


P A

10,85 12,15 9,65 25,13


A B 25 25,065

11,685 12,88 10,49 23,99


B C 23,9 23,945

3,27 4,34 2,18 21,73


C D 21,6 21,665

16,25 18,5 14 45 45,20 45,1


D P

Keterangan :

Kolom (1) : Tempat berdirinya alat

Kolom (2) : Tempat yang ditinjau

Kolom (3) : Bacaan bentang tengah

Kolom (4) : Bacaan benang atas


Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah 2017
13
Bab II Pengukuran Jarak Mendatar
Kelompok I

Kolom (5) : Bacaan benang bawah

Kolom (6) : Perhitungan jarak optis

Kolom (7) : Pengukuran jarak mendatar menggunakan roll meter

Kolom (8) : Rata – rata jarak

2.8 Aplikasi Di Lapangan dan Saran


2.8.1 Aplikasi Di Lapangan
1. Untuk memetakan suatu wilayah dengan cepat.
2. Untuk pengukuran bendungan, sungai, tebing, jalan, setting out bangunan
3. Mampu mengukur sudut horizontal dan vertikal sehingga cakupan
pekerjaan yang bisa dilakukan oleh instrumen ini lebih banyak dibanding
dengan waterpass.

2.8.2 Saran

1. Mahasiswa maupun mahasiswi harus mempelajari apa yang


dipraktikumkan terlebih dahulu.

2. Alat praktikum yang sudah tua lebih baik diganti karena menghambat
kegiatan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai