BANK
Akuntansi Perbankan
Disusun oleh
1
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENULIS
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya peulis dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Penggunaan Dana Bank
tepat waktu.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN...................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................5
D. Manfaat...................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN....................................................................7
C. Aktiva tetap......................................................................................9
A. Saran...............................................................................................19
B. Kesimpulan.....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
5
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
1. AKTIVA YANG TIDAK MENGHASILKAN
Aktiva yang tidak menghasilkan merupakan penempatan
dana oleh bank dalam aset yang tidak menghasilkan keuntungan
secara finansial. Akan tetapi penempatan tersebut harus
dilakukan oleh bank untuk memenuhi kewajiban kepada
nasabah dan untuk kepentingan bank sendiri. Penanaman
tersebut teriri dari
- Primary reserve
- Penanaman dana dalam aktiva tetap
A. Primarcy Reserve
Primarcy reserve merupakan cadangan utama yang wajib
dipelihara bank demi memenuhi kewajiban likuiditasnya.
Terdiri dari:
8
oleh bank bank umum setiap hari. Saldo GWM teridi dari saldo
giro rupiah dan sald giro valuta asing. Saldo giro rupiah
meliputi saldo giro dalam rupiah pada kantor kantor bank
Indonesia, sedangkan saldo giro valuta asing adalah saldo giro
dalam bank dalam dollar Amerika Serikat ( USD ) yang ada di
kantor Bank Indonesia.
2. AKTIVA TETAP
Penanaman dalam aktiva tetap terdiri dari dua kelompok,
yaitu aktiva tetap dan inventaris kantor dan persediaan barang
percetakan. Aktiva tetap dibedakan menjadi dua yaitu aktiva
tetap tidak bergerak dan aktiva tetap bergerak. Semua aktiva
tersebut dicatat sebagai inventaris bank yang bersangkutan.
Sedangkan barang percetakan merupakan percetakan yang
dipergunakan untuk aplikas aplikasi produk bank. Hal ini
diperlukan dengan maksud untuk memudahkan bank dalam
memberikan pelayanan dalam masyarakat.
9
Gedung dan fasilitas perkantoran yang memadai, kemudian
misalnya pemasaran dari rumah ke rumah ( door to door )
kendaraan diperlukan untuk mendatangi rumah / kantor
nasabah, untuk mencatat semua pembukuan bank diperlukan
computer, dll. Singkatnya bahwa semua aktiva tersebut
diperlukan bank untuk mendukung operasional bank dalam
mencapai tujuan bank. Konsep yang diterapkan untuk
mengelola aktiva tetap adalah mengelompokan aktiva tetap
menjadi dua, yaitu aktiva tetap yang habis sekali pakai, dan
aktiva yang tidak dapat digunakan secara berulang ulang.
Aktiva yang habis sekali pakai adalah barang barang
peercetakan sehingga setiap terjadi pemakaian langsung dibuku
sebagai biaya. Sedangkan aktiva yang dpergunakan berulang
kali harus dilakukan peenyusutan setiap bulan dan dibuku
sebagai biaya. Untuk melakukan penyusutan ini, umur aktiva
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
o Tanah : umur aktiva tidak terbatas sehingga tidak perlu
disusutkan.
o Bangunan: umur aktiva 20 tahun, disusutkan tiap bulan
selama 20 tahun
o Aktiva lainya: umur aktiva 5 tahun, disusutkan setiap 5
bulan selama 5 tahun
- Barang percetakan
Pada saat pembelian dibuku dengan jurnal
Debit: pembelian barang percetakan
Kredit: kas
10
Kredit: kas
Secondary reserve
Pinjaman yang diberikan ( kredit )
Investasi dana jangka Panjang.
1. Secondary reserve
Secondary reserve adalah penempatan dana yang
imaksudkan bukan hanya untuk menghasilkan keuntungan tetapi
juga dimaksudkan sebagai cadangan penyangga (buffer) posisi
primary reserve . artinya bila kas fisik dan saldo giro bank
Indonesia berlurang, maka secondary reserve dapat dicairkan
untuk menambah primary reserve tersebut. Dengan demikian
posisi likuiditas tetap aman.
Dalam mendukung manajemen likuiditas, penanaman
dalam secondary reserve sangat diperlukan untuk menyangga
kebutuhan likuiditas. Minimnya posisi kas akan mengancam
11
kesulitan pemenuhan kewajiban penarikan tunai, sedangkan
berkurangnya saldo giro di bank Indonesia akan terkena denda
bila terjadi overdraft dan tidak segera diselesaikan pada wwaktu
kliring berikutnya akan berakibat dilarangnya ikut serta dalam
kliring. Apabila hal ini sampai terjadi maka kpercayaan
masyarakat dan bank lain akan berkurang , yang berakibat
penarikan dana lanjut secara besar besaran (rush)
12
khusus berlaku hingga jatuh tempo fasilitas tersebut, terkecuali
dalam dokumen putusan kreditnya dicantumkan ketentuan yang
memungkinkan fasilitas itu dapat diberikan Kembali atau
diperbarui. Jangka waktu kredit transaksi khusus ditetapkan
berdasarkan sifat dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
khusus pemohon dan cash flow atau kemampuan membayar
kembali
Kredit Tidak Langsung (Kontijen) adalah kredit yang
tidak memerlukan disposisi dana secara langsung pada saat
kredit tersebut disetujui. Dengan demikian bank dalam hal ini
mensubtistusikan kredibilitasnya bagi pemohon, artinya bahwa
apabila pemohon wan prestasi atau tidak mampu melakukan
pelunasan, maka bank yang berkewajiban untuk melunasinya.
Misalnya: Aksep, jaminan pelaksanaan (performance bond)
suatu proyek, garansi pengapalan (shipping guarantees) dan
pada umumnya semua bentuk garansi bank. Kredit-kredit yang
bersifat tidak langsung harus dipandang sebagai kredit yang
mengandung risiko yang sama dengan kredit langsung, sehingga
dalam prosedur pemberiannya harus mempertimbangkan aspek-
aspek perkreditan yang sehat.
Kredit Investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan
untuk membantu pembiayaan pemohon dalam memperoleh
barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva tetap
perusahaan. Dalam memberikan kredit investasi tersebut harus
diperhatikan kemampuan keuangan untuk mengangsur pokok
kredit setiap periode tertentu, sehingga risiko bank makin
berkurang. Dalam mengangsur pokok kredit tersebut diupayakan
agar dlakukan tepat waktu agar tidak terjadi penggelembungan
(balloon payment) pada tahun terakhir (mendekati saat jatuh
tempo kredit).
Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan untuk
membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan pemohon dan
sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari
penghasilan/gaji pemohon. Pada umumnya kredit konsumtif
bunganya tinggi, karena risiko yang dihadapi oleh bank juga
tinggi. Tingginya risiko yang dihadapi oleh bank tersebut
tergambar pada proses pemberian kredit tersebut, yaitu cepat
dan mudah cairnya. Kredit konsumtif ini sebenarnya
memberatkan bagi nasabahnya, namun demikian karena
kebutuhan yang mendesak calon nasabah tidak melihat besarnya
bunga, akan tetapi kecepatan dana tersebut diterima nasabah
13
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi nasabah. Kredit
yang tergolong kredit konsumtif antara lain adalah kredit
pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan mobil (car loan),
kredit pemilikan sepeda motor, dan sebagainya.
14
Kredit jangka pendek adalah fasilitas kredit yang diberikan
untuk jangka waktu setahun atau kurang. Kredit jangka
menengah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk jangka
waktu lebih dari satu tahun, namun kurang atau sama dengan
tiga tahun. Kredit jangka panjang merupakan kredit dengan
jangka waktu lebih dari tiga tahun.
Pengelompokan Kredit Berdasarkan Besar Kredit
15
investasi jangka panjang merupakan “excess” yang benar-benar
ekstra dari kelebihan dana (loanable funds). Investasi bagi bank
mempunyai beberapa tujuan, antara lain untuk memperoleh
keuntungan (misalnya penanaman dalam surat berharga,
obligasi, saham, dan sebagainya), dalam rangka penyelamatan
kredit dari suatu usaha yang sedang bermasalah (misalnya
dengan pengembalian aset-aset oleh bank, penyertaan modal,
dan sebagainya), perluasan bidang usaha (misalnya penyertaan
modal secara langsung maupun pembelian sahama, dan
sebagainya) dan sebagainya.
a. Tingkat bunga
Tingkat bunga saham atau obligasi yang terdapat di pasar modal
mencerminkan keseimbangan antara kekuatan permintaan dan
penawaran. Strategi bank dalam pembelian saham atau obligasi
tidak semata-mata memperlihatkan bunga yang tinggi saja, akan
tetapi juga situasi tingkat bunga di pasar modal. Pada umumnya
jika tingkat suku bunga di bursa saham naik, diikuti pula dengan
peningkatan permintaan kredit. Kondisi demikian yang kadang-
kadang membuat posisi bank harus memilih antara ekspansi
kredit atau membeli saham/obligasi. Pilihan penempatan dana
dalam investasi jangka panjang akan snagat banyak dipengaruhi
oleh tingkat bunga yang menarik, dan visi manajemen.
16
Tingkat keamanan dan kualitas dari saham dan obligasi yang
ditawarkan merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam
penanaman dana. Fasilitas kredit yang masih dinikmati (credit
standing) olet penerbit saham dan obligasi akan sangat banyak
berperan dalam menentukan besar kecilnya risiko. Obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Indonesia merupakan
obligasi yang dapat dikategorikan sebagai obligasi tanpa risiko
(risk free). Namun demikian ditawarkan untuk obligasi
pemerintah maupun Bank Indonesia pada umumnya lebih
rendah dibandingkan dengan obligasi lainnya. Ini sesuai dengan
hukum tingkat bunga dan risiko yang selalu bertolak
belakang, pada bisnis yang memberikan tingkat bunga tinggi
terkandung risiko yang besar, sebaliknya apabila tingkat bunga
rendah terkandung risiko yang kecil.
c. Marketability
Pertimbangan selanjutnya dalam penempatan dana di pasar
modal adalah kemampuan surat berharga tersebut untuk dijual
kembali. Artinya bila suatu saat bank sangat membutuhkan uang
dan bank memutuskan untuk menjual sebagian atau seluruh
surat berharga tersebut, maka surat berharga tersebut harus
mudah dijual kembali di pasar uang dengan harga yang menarik.
d. Jangka waktu
Penanaman dalam pasar modal juga mempertimbangkan jangka
waktu yang dikaitkan dengan risiko yang mungkin timbul
dengan sehubungan credit rating dari penerbit saham/obligasi.
Bila jangka waktu panjang dan lembaga penerbit surat berharga
kurang bonafide, tentu risiko akan tinggi pula.
f. Diversifikasi
17
Pertimbangan yang tak kalah pentingnya dalam penempatan
dana di pasar modal adalah dalam usaha untuk melakukan
diversifikasi dari penempatan dana, misalnya pembelian saham
perusahaan industri, usaha perdagangan, lembaga keuangan
bukan bank atau pembelian saham/obligasi bank lain yang
beredar di pasar modal. Usaha diversifikasi ini dikaitkan dengan
usaha untuk melakukan penyebaran risiko yang mungkin timbul.
18
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20