Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI PENGGUNAAN DANA

BANK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Akuntansi Perbankan

Dosen Pengampu : Fitri Amaliyah, SE

Disusun oleh

1. Ratna Nur Syafitri Suratno (20031007)


2. Noor Fitriana Anas (20031011)

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

1
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENULIS
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya peulis dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Penggunaan Dana Bank
tepat waktu.

Makalah Akuntansi Penggunaan Dana Bank disusun


guna memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi
Perbankan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada Ibu Fitri Amaliyah, SE selaku dosen mata kuliah
Akuntansi Perbankan. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan...............................................................................................5

D. Manfaat...................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................7

A. Manajemen penggunaan dana bank................................................7

B. Aktiva yang tak menghasilkan.........................................................7

C. Aktiva tetap......................................................................................9

D. Aktiva yang menghasilkan.......................................................................10

E. Pinjaman yang diberikan


12

BAB III : KESIMPULAN...................................................................19

A. Saran...............................................................................................19

B. Kesimpulan.....................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga keuangan resmi yang memiliki


lisensi dari otoritas terkait untuk menghimpun dana dari
masyarakat. Dana yang telah dihimpun dari masyarakat akan
disalurkan kembali dalam bentuk produk keuangan seperti
kredit atau pinjaman kepada masyarakat kembali sehingga
dana yang ada bisa lebih produktif dan bisa menggerakkan
ekonomi.

Selain menghimpun dan menyalurkan dana kembali,


saat ini bank juga menyediakan produk keuangan lainnya
seperti manajemen investasi, penukaran mata uang asing,
hingga berbagai jasa pembayaran.

Istilah kata Bank sendiri berasal dari bahasa Italia


yaitu “BANCO”  yang memiliki arti bangku. Pada zaman
dahulu, bankir melayani nasabah di sebuah meja operasional
khusus. Dari sini istilah bangku ini kemudian populer
menjadi dengan nama BANK.

Dalam sebuah negara, bank-bank umum biasanya


diatur oleh sebuah bank sentral. Bank sentral di Indonesia
adalah Bank Indonesia (BI). Di Indonesia sendiri, aturan
yang mengatur tentang perbankan adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.

4
B. Rumusan Masalah

Ada pula beberapa permasalahan yang hendak dibahas


pada makalah ini antara lain:

1. Apakah pengertian manajemen perbankan?

2. Apakah pengertian Aktiva yang tidak menghasilkan?

3. Bagaimana penempatan dana bank dalam aktiva yang


tidak menghasilkan?

4. Bagaimana pengelompokan aktiva tetap?

5. Apakah pengertian aktiva yang menghasilkan?

6. Bagaimana penemnpatan dalam aktiva yang


menghasilkan?

7. Bagaimana pengelompokan pinjaman yang diberikan


berdasaran ciri dan tujuanya?

8. Bagaimana macam pengelompokan kredit?

C. Tujuan

` Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi


tugas mata kuliah akuntansi perbankan dan juga untuk
mengetahui materi penggunaan dana bank.

D. Manfaat

5
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Memberikan infomasi kepada pembaca tentang


penggunaan dana bank
2. Memberikan informasi mengenai pengelompokan
pinjaman bank.
3. Dapat mengetahui berbagai macam pelunasan kredit

6
BAB II
PEMBAHASAN

MANAJEMEN PENGGUNAAN DANA BANK

Pada bab ini akan dibahas mengenai penggunaan dana


bank yang terdiri dari aktiva yang menghasilkan dan aktiva yang
tidak menghasilkan. Aktiva yang tidak menghasilkan terdiri dari
primary reserve dan penanaman dalam aktiva tetap. Sedangkan
aktiva yang menghasilkan terdiri dari secondary reserve, kredit
yang diberikan dan investasi jangka Panjang (penyertaan). Pada
bab ini akan dibahas sebagai sumber penempatan dana dan
strategi bank dalam menempatkan dana tersebut berrdasarkan
tujuan bank antara lain:

- Mencapai tingkat profitability yang besar


- Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan
menjaga agar posisi likuiditas tetap aman

Dengan menggabungkan kedua tujuan tersebut, maka


penempatan dana bank ditempatkan sedemikian rupa agar pada
saat yang diperlukan semua kepentingan nasabah dapat
terpenuhi.
Apabila sumber dana bank tercatat pada neraca bank sisi
pasiva, maka penggunaan dana bank tercantum pada sisi aktiva.
Sedangkan penggunaan dana bank secara umum dibagi menjadi
2 bagian utama, yaitu:

 Aktiva yang tidak menghasilkan ( non earning assets)


 Aktiva yang menghasilkan ( earning assets)

7
1. AKTIVA YANG TIDAK MENGHASILKAN
Aktiva yang tidak menghasilkan merupakan penempatan
dana oleh bank dalam aset yang tidak menghasilkan keuntungan
secara finansial. Akan tetapi penempatan tersebut harus
dilakukan oleh bank untuk memenuhi kewajiban kepada
nasabah dan untuk kepentingan bank sendiri. Penanaman
tersebut teriri dari
- Primary reserve
- Penanaman dana dalam aktiva tetap

A. Primarcy Reserve
Primarcy reserve merupakan cadangan utama yang wajib
dipelihara bank demi memenuhi kewajiban likuiditasnya.
Terdiri dari:

- Kas fisik yang disimpan bank


Kas fisik merupakan uang tunai yang dipergunakan sebagai alat
pembayaran yang sah di Indonesia, bank menyediakan kas
dikantor bank dipergunakan untuk memenuhi semua
pengembalian tunai yang dilakukan oleh nasabah seperti
pengembalian tunai melalui rekening ataupun memenuhi
pembayaran kiriman uang yang diterima dari bank lain. Jumlah
kas fisik akan bertambah jika lebih banyak setoran nasabah
dibandingkan dengan pengambilan sebaliknya saldo kas akan
berkurang bila mana banyak pengambilan nasabah di
bandingkan dengan penyetorannya.
Besarnya kas fisik yang harus dipelihara oleh bank diserahkan
sepenuhnya kepada kebijaksanaan masing masing bank, sejak
diberlakunya giro wajib minimum ( GWM ) bank indonesia
tidak lagi mengatur besar kecilnya kas fisik yang dipelihara oleh
bank. Berdasarkan ketentuan tersebut maka bank dalam
memelihara kas fisik mendasarkan diri pada pengalaman dalam
pengolaan kas sehari hari.

b. saldo giro bank Indonesia


saldo giro di bank Indonesia merupakan simpanan bank bank
umum yng tercatat dalam rekening giro di bank Indonesia.
Saldo giro ini lebih dikenal dengan nama giro wajib minimum
(GWM) adalah saldo giro minimum bank yang wajib dipelihara

8
oleh bank bank umum setiap hari. Saldo GWM teridi dari saldo
giro rupiah dan sald giro valuta asing. Saldo giro rupiah
meliputi saldo giro dalam rupiah pada kantor kantor bank
Indonesia, sedangkan saldo giro valuta asing adalah saldo giro
dalam bank dalam dollar Amerika Serikat ( USD ) yang ada di
kantor Bank Indonesia.

Saldo giro minimum diwajibkan oleh Bank Indonesia dengan


maksud agar semua kewajiban likuiditas bank dapat segera
dipenuhi. Kewajiban tersebut antara lain penarikan dana melalui
kliring, penarikan dana pemerintah, penarikan dana kredit
likuiditas bank ( KLBI ) dan kewajiban lainya. Apabila terjadi
penundaan pembayaran kewajiban, karena tidak tersedianya
saldo giro tersebut, dipastikan akan berakibat berkurangnya
kepercayaan bank bank lain terhadap bank yang kekurangan
saldo giro tersebut. Apabila ini sampai terjadi maka hubungan
antara bank yang bersangkutan dengan bank bank lain akan
menjadi sulit. Misalnya, dalam hubungan pinjam meminjam
dana jangka pendek di pasar uang (overnight), hubungan
pemberian credit line ( kredit dari bank besar yang diberikan
kepada bank bank kecil dengan maksud sebagai dana untuk
berjaga jaga dari penarikan nasabah yang besar dan tidak
terduga dan dana ini dapat ditarik setiap saat untuk menutup
likuiditasnya), dan sebagainya.

2. AKTIVA TETAP
Penanaman dalam aktiva tetap terdiri dari dua kelompok,
yaitu aktiva tetap dan inventaris kantor dan persediaan barang
percetakan. Aktiva tetap dibedakan menjadi dua yaitu aktiva
tetap tidak bergerak dan aktiva tetap bergerak. Semua aktiva
tersebut dicatat sebagai inventaris bank yang bersangkutan.
Sedangkan barang percetakan merupakan percetakan yang
dipergunakan untuk aplikas aplikasi produk bank. Hal ini
diperlukan dengan maksud untuk memudahkan bank dalam
memberikan pelayanan dalam masyarakat.

Penanaman dalam aktiva tetap ini sangat diperlukan


bank dalam sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
operasional bank misalnya untuk menarik nasabah diperlukan

9
Gedung dan fasilitas perkantoran yang memadai, kemudian
misalnya pemasaran dari rumah ke rumah ( door to door )
kendaraan diperlukan untuk mendatangi rumah / kantor
nasabah, untuk mencatat semua pembukuan bank diperlukan
computer, dll. Singkatnya bahwa semua aktiva tersebut
diperlukan bank untuk mendukung operasional bank dalam
mencapai tujuan bank. Konsep yang diterapkan untuk
mengelola aktiva tetap adalah mengelompokan aktiva tetap
menjadi dua, yaitu aktiva tetap yang habis sekali pakai, dan
aktiva yang tidak dapat digunakan secara berulang ulang.
Aktiva yang habis sekali pakai adalah barang barang
peercetakan sehingga setiap terjadi pemakaian langsung dibuku
sebagai biaya. Sedangkan aktiva yang dpergunakan berulang
kali harus dilakukan peenyusutan setiap bulan dan dibuku
sebagai biaya. Untuk melakukan penyusutan ini, umur aktiva
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
o Tanah : umur aktiva tidak terbatas sehingga tidak perlu
disusutkan.
o Bangunan: umur aktiva 20 tahun, disusutkan tiap bulan
selama 20 tahun
o Aktiva lainya: umur aktiva 5 tahun, disusutkan setiap 5
bulan selama 5 tahun

Untuk memudahkan perhitungan, penyusuta tiap ulan


besarnya sama untuk jangka waktu selama umur aktiva tersebut.
Pada saat akumulasi penyusutan telah mencapai 100%, maka
diusahakan agar selisih antara nilai aktiva dengan akumulasi
penyusutanya bernilai 1. Angka satu menunjukan bahwa barang
masih ada dalam administrasi bank.
Selanjutnya mekanisme pembukuan dari pengadaan baarang
sampai dipergunakan adalah sebagai berikut

- Barang percetakan
Pada saat pembelian dibuku dengan jurnal
Debit: pembelian barang percetakan
Kredit: kas

Pada saat menggunakan barang percetakan dibuku


dengan jurnal
Debit: biaya percetakan

10
Kredit: kas

- Barang aktiva tetap


Pada saat pembelian buku dengan jurnal
Debit: aktiva tetap/ inventaris kantor
Kredit: kas

Setiap bulan harus dilakukan penyusutan barang aktiva


tetap/inventaris kantor dan dibuku dengan jurnal:
Debit: biaya penyusutan aktiva tetap/inventaris kantor
Kredit: akumulasi penyusutan aktiva tetap/inventaris kantor.
Degan demikian biaya penggunaan aktiva tetap/inventaris
kantor tersebut telah diperhitungkan dalam setiap harga produk
yang dijual bank.

3. AKTIVA YANG MENGHASILKAN


Aktiva yang menghasilkan merupakan penempatan dana
oleh bank dalam aset yang menghsilkan pendapatan untuk
menutup biaya biaya yang dikeluarkan oleh bank. . dari aktiva
inilah bank mengharapkan adanya selisih ( margin ) keuntungan
dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Oleh karena
itu penempatan aktiva ini diharapkan dalam sector sector yang
menghasilkan pendapatan tinggi. Penanaman terebut umumnya
terdiri dari:

 Secondary reserve
 Pinjaman yang diberikan ( kredit )
 Investasi dana jangka Panjang.

1. Secondary reserve
Secondary reserve adalah penempatan dana yang
imaksudkan bukan hanya untuk menghasilkan keuntungan tetapi
juga dimaksudkan sebagai cadangan penyangga (buffer) posisi
primary reserve . artinya bila kas fisik dan saldo giro bank
Indonesia berlurang, maka secondary reserve dapat dicairkan
untuk menambah primary reserve tersebut. Dengan demikian
posisi likuiditas tetap aman.
Dalam mendukung manajemen likuiditas, penanaman
dalam secondary reserve sangat diperlukan untuk menyangga
kebutuhan likuiditas. Minimnya posisi kas akan mengancam

11
kesulitan pemenuhan kewajiban penarikan tunai, sedangkan
berkurangnya saldo giro di bank Indonesia akan terkena denda
bila terjadi overdraft dan tidak segera diselesaikan pada wwaktu
kliring berikutnya akan berakibat dilarangnya ikut serta dalam
kliring. Apabila hal ini sampai terjadi maka kpercayaan
masyarakat dan bank lain akan berkurang , yang berakibat
penarikan dana lanjut secara besar besaran (rush)

2. Pinjaman yang diberikan


Pinjaman atau kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank da pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau
pembagian hasil keuntungan baik bersifat langsung maupun tak
langsung.

Pengelompokan pinjaman berdasarkan ciri dan tujuan


penggunaan dapat dibedakan menjadi

 Kredit modal kerja (KMK) adalah fasilitas kredit yang


digunakan untuk membiayai aktiva lancer dan atau
menggantikan utang dagang, serta membiayai sementara
kegiatan operasional rutin perusahaan baik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung. Fasilitas KMK dapat
digunakan untuk erbagai tujuan yang merupakan satu kesatuan,
misalnya dala bentuk KMK ekspor, KMK impor maupun KMK
local. KMKE ( Kredit modal kerja ekspor) adalah fasilitas yang
diberikan kepada eksportir atau pemasok yang disediakan
untuuk membiayai kegiatan produksi, pengumpulan dan
penyimpanan barang dalam rangka ekspor. KMKI ( kredit
modal kerja impor ) adalah fasilita KMK untuk membiayai
seluruh atau Sebagian kegiatan dalam rangka impor barang
khususnya yang berhubungan dengan L/C impor yang dibuka
pada opening bank ( pembukaan bank L/C ). KMKL ( Kredit
modal kerja local ) adalah fasilitas KMK yang diberikan kepada
pemohon sebagai tambahan modal kerja untuk membiayai
kegiatan usahanya diluar ekspor impor.
 Kredit transaksi khusus adalah transaksi kredit yang
hanya sekali pakai dan disetujui untuk satu tujuan atau beberapa
tujuan tertentu. Persetujuan atas suatu pinjaman atas transaksi

12
khusus berlaku hingga jatuh tempo fasilitas tersebut, terkecuali
dalam dokumen putusan kreditnya dicantumkan ketentuan yang
memungkinkan fasilitas itu dapat diberikan Kembali atau
diperbarui. Jangka waktu kredit transaksi khusus ditetapkan
berdasarkan sifat dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
khusus pemohon dan cash flow atau kemampuan membayar
kembali
 Kredit Tidak Langsung (Kontijen) adalah kredit yang
tidak memerlukan disposisi dana secara langsung pada saat
kredit tersebut disetujui. Dengan demikian bank dalam hal ini
mensubtistusikan kredibilitasnya bagi pemohon, artinya bahwa
apabila pemohon wan prestasi atau tidak mampu melakukan
pelunasan, maka bank yang berkewajiban untuk melunasinya.
Misalnya: Aksep, jaminan pelaksanaan (performance bond)
suatu proyek, garansi pengapalan (shipping guarantees) dan
pada umumnya semua bentuk garansi bank. Kredit-kredit yang
bersifat tidak langsung harus dipandang sebagai kredit yang
mengandung risiko yang sama dengan kredit langsung, sehingga
dalam prosedur pemberiannya harus mempertimbangkan aspek-
aspek perkreditan yang sehat.
 Kredit Investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan
untuk membantu pembiayaan pemohon dalam memperoleh
barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva tetap
perusahaan. Dalam memberikan kredit investasi tersebut harus
diperhatikan kemampuan keuangan untuk mengangsur pokok
kredit setiap periode tertentu, sehingga risiko bank makin
berkurang. Dalam mengangsur pokok kredit tersebut diupayakan
agar dlakukan tepat waktu agar tidak terjadi penggelembungan
(balloon payment) pada tahun terakhir (mendekati saat jatuh
tempo kredit).
 Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan untuk
membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan pemohon dan
sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari
penghasilan/gaji pemohon. Pada umumnya kredit konsumtif
bunganya tinggi, karena risiko yang dihadapi oleh bank juga
tinggi. Tingginya risiko yang dihadapi oleh bank tersebut
tergambar pada proses pemberian kredit tersebut, yaitu cepat
dan mudah cairnya. Kredit konsumtif ini sebenarnya
memberatkan bagi nasabahnya, namun demikian karena
kebutuhan yang mendesak calon nasabah tidak melihat besarnya
bunga, akan tetapi kecepatan dana tersebut diterima nasabah

13
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi nasabah. Kredit
yang tergolong kredit konsumtif antara lain adalah kredit
pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan mobil (car loan),
kredit pemilikan sepeda motor, dan sebagainya.

Pengelompokan Kredit Berdasarkan Cara Pelunasan


Kredit berdasarkan cara pelunasan dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu kredit dengan angsuran tetap,
kredit dengan plafon yang semakin menurun secara periodik dan
kredit dengan plafon tetap.
 Kredit dengan angsuran tetap merupakan kredit-kredit
yang tergolong kredit komsutif, yang dalam angsuran tetap
tersebut telah dimasukkan angsuran untuk pokok dan bunga.
Dengan demikian setelah angsuran dilakukan dalam frekuensi
tertentu, kreditnya akan lunas.
 Kredit dengan plafon menurun secara periodik pada
umumnya ditunjukan untuk kredit-kredit jangka panjang. Untuk
mengurangi risiko yang ditanggung oleh bank, maka setiap
periode tertentu nasabah harus mengangsur sebagian pokoknya,
sehingga plafon pinjamannya menurun, sedangkan pembayaran
bunganya disesuaikan dengan saldo pinjaman yang
dipergunakan. Dengan demikian beban yang ditanggung oleh
nasabah makin lama semakin berkurang, sementara risiko yang
ditanggung oleh bank juga menurun. Penurun saldo tersebut
dapat dilakukan setiap tahun atau setiap periode tertentu
menurut perjanjian yang telah disepakati.
 Kredit dengan plafon tetap pada umumnya ditunjukan
untuk kredit model kerja yang berjangka waktu pendek, misal 1
tahun. Dalam skema kredit ini nasabah melakukan perjanjian
kredit untuk jangka waktu, misalnya 1 tahun, akan tetapi
sebelum jangka waktu kredit berakhir telah dilakukan upaya
perpanjangan kembali. Dengan demikian nasabah setiap bulan
hanya membayar bunga sesuai dengan saldo kredit yang
dipergunakan. Pada umumnya kredit-kredit modal kerja yang
berjalan saat ini mengikuti pola yang demikian, sehingga terjalin
hubungan bisnis antara bank dengan nasabah.
Pengelompokan Kredit Bedasarkan Jangka Waktu

14
Kredit jangka pendek adalah fasilitas kredit yang diberikan
untuk jangka waktu setahun atau kurang. Kredit jangka
menengah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk jangka
waktu lebih dari satu tahun, namun kurang atau sama dengan
tiga tahun. Kredit jangka panjang merupakan kredit dengan
jangka waktu lebih dari tiga tahun.
Pengelompokan Kredit Berdasarkan Besar Kredit

 Kredit kecil atau Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah


kredit yang memiliki ciri-ciri: kekayaan bersih di luar tanah dan
bangunan yang ditempati maksimal sebesar Rp200 juta, hasil
penjualan setahun maksimal sebesar Rp1 miliar dan besarnya
kredit yang didapat diberikan maksimal sampai dengan Rp350
juta serta sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari
cashflow usaha dan atau pendapatan tetap pinjaman.
 Kredit menengah adalah kredit yang besarnya di atas
Rp350 juta sampai dengan Rp25 miliar, yang sumber
pembayaran kembali kreditnya berasal dari cashflow
usaha/perorangan.
 Kredit besar adalah kredit yang besarnya lebih dari
Rp25 miliar yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal
dari cash flow usaha. Kredit besar demikian ada umumnya yang
mengambil adalah pengusaha-pengusaha besar (konglomerat).

Pengelompokan Kredit Berdasarkan Bentuk

 Kredit persekot adalah bentuk kredit yang penarikan


dananya dilakukan sekaligus pada saat direalisasikan. Dengan
demikian seluruh fasilitas kredit pada saat pencairan kredit telah
diambil oleh nasabah.
 Kredit rekening koran adalah bentuk kredit yang
penarikan dananya menurut kebutuhan nasabah. Dalam hal ini
bank menyediakan fasilitas dana dalam rekening giro pinjaman
nasabah, selanjutnya apabila nasabah akan menarik dana cukup
dengan menerbitkan cek/bilyet biro, yang dapat dilakukan
berulang kali, sedang bila ada restoran langsung dibuku pada
rekening tersebut untuk mengurangi saldo pinjamannya.

Investasi Dana Jangka Panjang (Penyertaan)

Investasi adalah urutan terakhir dalam penempatan dana setelah


primary reserve, secondary reserve, dan kredit. Ini berarti

15
investasi jangka panjang merupakan “excess” yang benar-benar
ekstra dari kelebihan dana (loanable funds). Investasi bagi bank
mempunyai beberapa tujuan, antara lain untuk memperoleh
keuntungan (misalnya penanaman dalam surat berharga,
obligasi, saham, dan sebagainya), dalam rangka penyelamatan
kredit dari suatu usaha yang sedang bermasalah (misalnya
dengan pengembalian aset-aset oleh bank, penyertaan modal,
dan sebagainya), perluasan bidang usaha (misalnya penyertaan
modal secara langsung maupun pembelian sahama, dan
sebagainya) dan sebagainya.

Ekses (kelebihan) dana yang ditempatkan ke dalam investasi ini


berasal dari alokasi dana kredit yang tidak sepenuhnya terpakai,
sehingga dana yang seolah-olah idle ini, ditempatkan dalam
bentuk surat-surat berharga jangka panjang. Kelebihan dana
tersebut di atas tersebut investment portfolio atau portepel
investasi.

Dalam setiap melakukan penanaman dana, bank akan selalu


melakukan analisa profitability dan safety bagi bank. Begitu
juga penanaman dalam investasi jangka panjang ini, bank akan
melakukan analisa dan pertimbangan-pertimbangan secara
cermat dan matang, sehingga setiap kejadian yang akan timbul
bank telah mempersiapkan langkah pengamanannya.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penanaman


dana jangka panjang antara lain adalah sebagai berikut:

a. Tingkat bunga
Tingkat bunga saham atau obligasi yang terdapat di pasar modal
mencerminkan keseimbangan antara kekuatan permintaan dan
penawaran. Strategi bank dalam pembelian saham atau obligasi
tidak semata-mata memperlihatkan bunga yang tinggi saja, akan
tetapi juga situasi tingkat bunga di pasar modal. Pada umumnya
jika tingkat suku bunga di bursa saham naik, diikuti pula dengan
peningkatan permintaan kredit. Kondisi demikian yang kadang-
kadang membuat posisi bank harus memilih antara ekspansi
kredit atau membeli saham/obligasi. Pilihan penempatan dana
dalam investasi jangka panjang akan snagat banyak dipengaruhi
oleh tingkat bunga yang menarik, dan visi manajemen.

b. Keamanan dan kualitas

16
Tingkat keamanan dan kualitas dari saham dan obligasi yang
ditawarkan merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam
penanaman dana. Fasilitas kredit yang masih dinikmati (credit
standing) olet penerbit saham dan obligasi akan sangat banyak
berperan dalam menentukan besar kecilnya risiko. Obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Indonesia merupakan
obligasi yang dapat dikategorikan sebagai obligasi tanpa risiko
(risk free). Namun demikian ditawarkan untuk obligasi
pemerintah maupun Bank Indonesia pada umumnya lebih
rendah dibandingkan dengan obligasi lainnya. Ini sesuai dengan
hukum tingkat bunga dan risiko yang selalu bertolak
belakang, pada bisnis yang memberikan tingkat bunga tinggi
terkandung risiko yang besar, sebaliknya apabila tingkat bunga
rendah terkandung risiko yang kecil.

c. Marketability
Pertimbangan selanjutnya dalam penempatan dana di pasar
modal adalah kemampuan surat berharga tersebut untuk dijual
kembali. Artinya bila suatu saat bank sangat membutuhkan uang
dan bank memutuskan untuk menjual sebagian atau seluruh
surat berharga tersebut, maka surat berharga tersebut harus
mudah dijual kembali di pasar uang dengan harga yang menarik.

d. Jangka waktu
Penanaman dalam pasar modal juga mempertimbangkan jangka
waktu yang dikaitkan dengan risiko yang mungkin timbul
dengan sehubungan credit rating dari penerbit saham/obligasi.
Bila jangka waktu panjang dan lembaga penerbit surat berharga
kurang bonafide, tentu risiko akan tinggi pula.

e. Harapan masa depan


Harapan masa depan memegang peranan penting dalam
penempatan dana di pasar modal, baik dikaitkan dengan
keamanan maupun dengan capital gain (keuntungan dari modal
yang ditanam) atau deviden yang tinggi. Perkembangan nilai
surat berharga dalam pasar modal harus memberikan harapan
yang cerah bagi penanaman dana bank.

f. Diversifikasi

17
Pertimbangan yang tak kalah pentingnya dalam penempatan
dana di pasar modal adalah dalam usaha untuk melakukan
diversifikasi dari penempatan dana, misalnya pembelian saham
perusahaan industri, usaha perdagangan, lembaga keuangan
bukan bank atau pembelian saham/obligasi bank lain yang
beredar di pasar modal. Usaha diversifikasi ini dikaitkan dengan
usaha untuk melakukan penyebaran risiko yang mungkin timbul.

Penanaman dana dalam bentuk surat berharga jangka panjang,


baik melalui penyertaan langsung ke perusahaan maupun
melalui pasar modal, besarnya tergantung pada kondisi
likuiditas masing-masing bank dan prospek permintaan kredit.
Dalam hal ini memang tidak ada pedoman yang pasti berapa
besarnya dana yang dapat diinvestasikan dalam penanaman
jangka panjang. Bahkan kalau permintaan kredit sangat tinggi,
penanaman dana dalam investasi jangka panjang mungkin dapat
dikorbankan.

Penanaman dana dalam bentuk investasi jangka panjang pada


umumnya dilakukan di pasar modal. Pasar modal merupakan
tempat pertemuan antara penawaran dana dan permintaan dana
jangka menengah dan panjang dan tempat terjadinya jual beli
surat-surat berharga jangka menengah dan panjang. Jangka
menengah pada umumnya berkisar antara lebih dari 1 tahun
sampai dengan 3 tahun, sedangkan jangka panjang biasanya
adalah lebih dari 3 tahun sampai dengan dengan 10 tahun.
Sedangkan instrumen/produk yang dijual di pasar modal adalah
obligasi, saham, sekuritas, kredit dan surat berharga pasar modal
(SBPM).

Obligasi adalah surat pengakuan hutang dari penerbit, yang


terdiri dari: pemerintah, lembaga keuangan dan badan usaha.
Saham adalah surat tanda penyertaan modal yang dikeluarkan
oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Sedang
SBPM adalah surat berharga yang berjangka waktu panjang,
dapat berbentuk surat bukti piutang atau sekuritas lainnya yang
dapat diperdagangkan di bursa.

18
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Bank adalah lembaga keuangan resmi yang


memiliki lisensi dari otoritas terkait untuk menghimpun
dana dari masyarakat. Dana yang telah dihimpun dari
masyarakat akan disalurkan kembali dalam bentuk
produk keuangan seperti kredit atau pinjaman kepada
masyarakat kembali sehingga dana yang ada bisa lebih
produktif dan bisa menggerakkan ekonomi.

Selain menghimpun dan menyalurkan dana


kembali, saat ini bank juga menyediakan produk
keuangan lainnya seperti manajemen investasi,
penukaran mata uang asing, hingga berbagai jasa
pembayaran

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, sebaiknya ada


pihak yang membantu menjelaskan materi didalam
makalah, agar semuanay dapat memahami dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

 . https://kamus.tokopedia.com/b/bank/ (21 Maret


2021).
 Mudrajat Kuncoro Suhardjono. Manajemen perbankan
teori dan aplikasi, (21 Maret 2021 )

20

Anda mungkin juga menyukai