30-Article Text-40-1-10-20160318
30-Article Text-40-1-10-20160318
1 (2015) 60
Andi Haris
Dosen FISIPOL Universita Hasanuddin
Abstrak
Tulisan ini merupakan hasil penelitian pustaka yang membahas tentang urbanisasi. Berdasarkan dari
hasil penelitian pustaka serta pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa proses perpindahan
penduduk dari desa ke kota dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya keinginan untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
adanya harapan dari para urbanit untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi, terdapatnya fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap dikota serta menjamurnya sarana hiburan yang bisa menjadi salah satu
faktor menarik yang ada di kota. Hanya saja urbanisasi ini berpotensi menimbulkan dampak tersendiri
bagi kota misalnya dengan semakin padatnya jumlah penduduk di kota menyebabkan munculnya
pemukiman kumuh,terjadinya pencemaran (polusi) yang beresiko buruk bagi kesehatan manusia serta
munculnya berbagai kejahatan dan tindak krimininalitas lainnya yang mana semua ini tentu saja
menyebabkan situasi menjadi tidak aman bagi warga kota lainnya.
Keyword : Studi media; Urbanisasi; Dampak
Abstract
This article is based on the library research that combined with field observation that discuss about
urbanization. As we know that the causes of urbanization can be caused by several factors such as the
people would like to get a job,they want to apply to the universities, they want to earn high salary,
there are so many health and entertaiment facilities in the city. Unfortunately, urbanization process
can cause many social problems in cluding slum area, pollution and other criminals in which all this
make social disturbances.
Keywords :Media studies ; urbanization ; impact
250.000, Kodya: 250.000-1.000.000, Kotaraya: aspek kependudukan dalam arti terjadi ledakan
>1.000.000 dan DKI Jakarta: Khusus. penduduk yang terjadi baik itu di kawasan
Namun terlepas dari semua itu yang jelas pedesaan maupun perkotaan dinilai cenderung
kota dengan beragam bentuknya sudah pasti melampaui daya dukung wilayah tersebut. Tak
berbeda dari suatu komunitas yang disebut dengan hanya itu dampak yang ditimbulkan dari
istilah desa.Perbedaan ini dapat diamati tidak pertambahan peduduk tentu saja akan menim-
hanya sebatas pada jumlah penduduk tapi juga bulkan konsekuensi tersendiri bagi perlunya
dari sisi infrastruktur dan fasilitas yang ada di kota tersedia fasilitas perumahan.
jauh lebih lengkap dan modern ketimbang sarana Kedua, dari sisi ekonomi. Dalam hal ini
yang ada di desa.Tak hanya itu,gaya hidup dan urbanisasi dapat dianggap sebagai suatu proses
perilaku warga kota pun biasanya berbeda dengan perubahan struktur dalam bidang ekonomi yang
masyarakat yang tergolong masih tradisional. bisa diamati pada munculnya perubahan pada
Meskipun begitu karena jumlah penduduk di kota pekerjaan masyarakat desa yaitu dari sektor
lebih padat maka konsekwensinya hal ini dapat pertanian yang kemudian beralih bekerja menjadi
berdampak pada timbulnya setumpuk masalah buruh atau pekerja yang sifatnya nonagraris
sosial mulai dari persoalan pengangguran, dikota. Ketiga, dari perspektif perilaku yang mana
munculnya pemukiman kumuh, prostitusi serta hal ini lebih terfokus pada proses penyesuaian
berbagai jenis kejahatan dan aksi kekerasan sosial manusia terhadap situasi yang mengalami
lainnya. perubahan baik yang disebabkan karena
perkembangan teknologi maupun akibat yang
B. Pengertian ditimbulkan dari munculnya perkembangan baru
Dalam beberapa Kerpustakaan kependu- dalam kehidupan manusia.
dukan dijelaskan bahwa sebenarnya urbanisasi Keempat, dari aspek sosiologinya yang
muncul terkait dengan terjadinya proses dalam hal ini urbanisasi dihubungkan dengan
perubahan dan pertumbuhan suatu wilayah yang adanya perubahan gaya hidup warga desa sebagai
disebut dengan istilah kota. Oleh karna itu tidak dampak dari adanya pengaruh masyarakat
mengherankan apabila urbanisasi ini dapat perkotaan. Dan kelima dari perspektif geografi.
diartikan sebagai suatu proses perpindahan Dalam hal ini urbanisasi dipandang sebagai proses
penduduk dari desa kekota walaupun secara terjadinya distribusi, difusi perubahan dan pola
harfiah urbanisasi bisa juga berarti pengkotaan. menurut waktu dan tempat. Adapun menurut
Menurut De Bruijne seperti dikutip N. pendapat yang dikemukakan P.J.M.Nas (1979)
Daldjoeni (1988) bahwa setidaknya ada 7 (tujuh) bahwa urbanisasi adalah proses yang digerakkan
pengertian urbanisasi di antaranya, Pertama oleh perubahan struktural dalam masyarakat
pertumbuhan persentase penduduk yang bertempat sehingga daerah yang dulu merupakan daerah
tinggal diperkotaan, baik secara mondial, nasional, pedesaan dengan struktrur mata pencarian yang
maupun regional. Kedua, berpindahnya penduduk agraris lambat laun atau melalui proses yang
kekota-kota dari pedesaan. Ketiga, bertambahnya mendadak memperoleh sifat kehidupan kota.
penduduk bermatapencarian non-agraris di Selanjutnya, proses urbanisasi ini bisa pula
pedesaan. Keempat, tumbuhnya suatu permu- dipahami bagi suatu perubahan yang diakibatkan
kiman menjadi kota. Kelima, mekarnya atau melu- dari adanya pengaruh perluasan kota terhadap
asnya struktur artefakial morfologis suatu kata di daerah sekitarnya termasuk wilayah pedesaan baik
kawasan sekelilingnya. Keenam, meluasnya itu dilihat dari dimensi sosial, ekonomi, budaya
pengaruh suasana ekonomi kota ke pedesaan dan maupun morfologi. Dengan kata lain melalui
Ketujuh meluasnya pengaruh suasana sosial, urbanisasi ini akan mendorong terjadinya perpin-
psikologis dan kultural kata pedesaan, ringkasnya, dahan penduduk dari desa ke kota. Selain itu, ada
meluasnya nilai-nilai dan norma-norma kota ke juga pendapat lain misalnya sebagaimana yang
kawasan luarnya. ditulis Louis Wirth dalam karyanya yang berjudul
Sedangkan, menurut R. Bintarto (1984) “Urbanism as a way of life”, yang menjelaskan
melihat urbanisasi dari sisi beberapa perspektif bahwa : pertama, urbanisasi menimbulkan inovasi,
umpamanya: Pertama, dari segi demografi yang spesialisasi, diversitas dan anonimitas.
mana urbanisasi ini dilihat sebagai suatu proses Kedua, luas, kepadatan dan heterogenitas
yang ditunjukkan melalui perubahan dalam jumlah merupakan variabel bebas yang menentukan
penduduk dalam suatu wilayah. Maksudnya urbanisme, atau gaya hidup kota. Kemudian Louis
proses urbanisasi tersebut lebih ditekankan pada Wirth menjelaskan jika urbanisme yang dianggap
Andi Haris / JUPITER Vol. XIV No.1 (2015) 62
memperoleh penanganan kesehatan yang tidak kesehatannya relatif mahal dibandingkan dengan
hanya terbatas pada pemanfaatan sarana kesehatan harga kebutuhan pangan didesa. Disamping itu,
seperti rumah sakit tapi juga pelayanan kesehatan karena kota menyediakan berbagai lapangan kerja
dengan memanfaatkan jasa pengobatan alternatif disektor jasa sehingga wajar kalau banyak tenaga
dapat pula ditemui dibanyak tempat dikota. kerja yang bisa bekerja disektor ini dengan
Apalagi dengan semakin berkembangnya ilmu penghasilan lebih memadai khususnya guna
pengetahuan dan teknologi maka dengan memenuhi kebutuhan hidup penduduk kota.
sendirinya makin beragam pula cara digunakan Kedua, bagi mereka yang berurbanisasi dengan
orang untuk melakukan terapi serta pengobatan tujuan untuk memperoleh akses pendidikan
terhadap berbagai jenis penyakit yang diderita kejenjang pendidikan yang lebih tinggi maka
warga kota. Dengan kata lain kota yang sarat harapan mereka bisa terpenuhi sebab kota yang
fasilitas kesehatan yang canggih dan modern dapat menyediakan banyak sarana pendidikan disemua
memenuhi kebutuhan pengguna jasa pelayanan strata dan didukung pula dengan teknologi
dibidang kesehatan. Dan keempat lengkapnya informasi yang lebih modern yang mana hal ini
sarana hiburan diwilayah perkotaan. tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan para
Dalam hal ini kota terutama yang dikate- peserta didik tapi juga kualitas sumber daya
gorikan sebagai kota metropolitan tentu saja manusia dikalangan peserta didik pun bisa lebih
memiliki fasilitas hiburan yang lebih lengkap ditingkatkan.
sehingga dapat menjadi salah satu faktor penarik Dan ketiga begitu juga halnya dengan
bagi warga desa untuk masuk berpindah kekota. penduduk yang berpindah ke kota atau setidaknya
Terlebih lagi, tempat hiburan tersebut sudah bagi mereka yang ingin mendapatkan akses
barang tentu dapat menyerap angkatan kerja pelayanan kesehatan yang lebih memadai maka
sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu pastilah kota bisa dianggap sebagai tempat yang
faktor penarik bagi warga desa untuk berpindah mampu memenuhi segala kebutuhan manusia akan
kekota dengan tujuan untuk mencari pekerjaan. pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik
Selain itu, kata Lee (1987) dengan beragamnya dibandingkan dengan daerah pedesaan. Karena itu,
sarana hiburan yang ada diperkotaan sehingga wajar apabila dikatakan bahwa kota memiliki
kota pun kemudian menjadi tempat yang ramai dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup
bagi tumubuh suburnya aneka bentuk hiburan dan individu terutama untuk mereka yang memiliki
bahkan ada beberapa diantara fasilitas ini tebuka masalah gangguan kesehatan.
hingga menjelang waktu dini hari. Meskipun begitu, harus pula dipahami jika
perpindahan penduduk dari desa kekota ini
D. Dampak Urbanisasi ternyata memunculkan masalah tersendiri yang
Dengan semakin bertambahnya jumlah justru berdampak buruk bagi pembangungan.Kita
penduduk pindah kewilayah perkotaan, maka sebut saja contohnya, dengan semakin bertambah-
tentu saja hal ini akan menimbulkan berbagai nya penduduk dikota maka penduduk kotapun
dampak baik itu yang bersifat positif maupun kemudian menjadi bertambah padat sehingga
berakibat negatif, umpamanya munculnya berbagai persoalan muncul misalnya timbulnya
berbagai bentuk penyakit masyarakat. Adapun pemukimam kumuh (Islum area) yang dapat
mengenai dampak positif yang didapat diamati ditemui diberbagai tempat dikota. Tak hanya itu
sebagai konsekuensi logis dari proses urbanisasi penduduk kota yang terus bertambah yang mana
ini diantaranya : pertama, meningkatnya tingkat penduduk ini rupanya tidak memiliki
pendapatan penduduk kota. Maksudnya mereka keterampilan, tingkat pendidikan dan keahlian
yang berpindah kekota dengan motif untuk memadai sudah barang tentu menjadi faktor
mencari pekerjaan dan kemudian terserap dalam penghalang bagi mereka untuk mendapatkan
lapangan kerja yang ada dikota maka dengan pekerjaan yang justru memerlukan tenaga kerja
sendirinya pendapatan merekapun tentu akan yang cakap dan terampil.
meningkat dibandingkan dengan keadaan mereka Itulah sebabnya, tidak mengherankan kalau
sebelumnya ketika mereka belum memiliki penduduk kota yang masuk dalam kategori
pekerjaan selama bermukim di desa. pengangguran ini sangat berpotensi memicu bagi
Lagi pula upah yang mereka terima relatif meningkatnya angka kriminalitas serta aksi
lebih tinggi ketimbang mereka bekerja di desa kekerasan lainnya. Herlianto (1997:51-90) selain
dengan pertimbangan biaya hidup dikota termasuk itu, patologi sosial yang termasuk di dalamnya
didalamnya harga kebutuhan pokok yang masalah prostitusi pun tak dapat dihindari
Andi Haris / JUPITER Vol. XIV No.1 (2015) 64
mengingat banyak penduduk kota khususnya menyerap tenaga kerja dan ini dapat dinilai
kaum wanita yang tidak terserap dalam lapangan berimplikasi terhadap upaya meminimalisir
kerja. Belum lagi timbulnya polusi dan berbagai jumlah penduduk yang berpindah kekota.
bentuk pencemaran lainnya yang terjadi di darat Di samping itu, perlu pula dibuat suatu
(tanah), air dan udara yang semua ini dapat aturan yang memberi sanksi yang keras dan tegas
mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan pada penduduk yang berpindah kekota sehingga
hidup. hal ini diharapkan tidak memberi ruang yang lebih
luas bagi penduduk untuk berdomisili
E. Penanggulangan dikota.Pasalnya, kalau kita belajar dari berbagai
Harus kita akui apabila upaya untuk kasus yang ada ternyata menunjukkan bahwa
mencegah meningkatnya jumlah penduduk yang jumlah penduduk yang sedemikian padat dikota
berpindah kekota ternyata bukan merupakan tidak hanya berpotensi memunculkan tumbuh
pekerjaan yang mudah sebagaimana yang ramai suburnya pemukiman kumuh tapi juga rupanya hal
diwacanakan banyak orang. Meskipun demikian tersebut dapat pula menjad faktor determinan bagi
usaha untuk mengatasi urbanisasi ini kelihatannya berkembang biaknya aksi kejahatan dan berbagai
memang cukup rumit dan kompleks karena bentuk tindakan kriminal lainnya termasuk dida-
mereka pun yang berpindah kota seringkali lamnya aksi pencurian, perampokan dan bahkan
memiliki motif yang berbeda satu sama lain. Oleh pembunuhan.
sebab itu, bagi sebagian orang menilai jika upaya
pencegahan dianggapnya jauh lebih penting
ketimbang tindakan yang sifatnya kurang efektif DAFTAR PUSTAKA
dalam mengatasi masalah perpindahan penduduk
dari desa kekota. A.Surjadi.1983.Pembangunan Masyarakat Desa.
Dalam hal ini tindakan pencegahan Bandung: Penerbit Alumni.
(preventif) dapat dilakukan dengan cara seperti
Asyari, Imam Sapari 1993. Sosiologi Kota dan Desa.
yang dikemukakan Maskun (1994) dan Beratha Surabaya: Usaha Nasional-Indonesia.
(1991) menggalakkan berbagai kegiatan pemba-
ngunan didesa yang didalamnya mencakup Baldwin E,Robert.1981. Pembangunan dan Pertum-
pembangunan infrastruktur pedesaan. Disamping buhan Ekonomi Di Negara Berkembang.
itu, perlu pula diintensifkan kegiatan penyuluhan Jakarta: Bina Aksara.
pembangunan pedesaan dengan harapan metode Beratha. I Nyoman. 1982. Desa, Masyarakat Desa dan
ini mampu meningkatkan kesadaran dikalangan Pembangunan Desa. Jakarta:Ghalia Indonesia
penduduk desa untuk tidak serta merta berpindah
kekota dengan dibekali berbagai keterampilan ___________, 1991. Pembangunan Desa Berwawasan
serta keahlian yang memadai. Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.
Memang harus kita akui apabila usaha Bryant, Coralie.1987. Manajemen Negara Berkem-
untuk mencegah masuknya arus perpindahan bang. Jakarta: LP3ES.
penduduk ke kota tentu bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah. Apalagi, dengan semakin Chambers,Robert.1987.Pembangunan Desa: Mulai
Dari Belakang. Jakarta: LP3ES
berkembangnya teknologi komunikasi dan
transportasi yang semua ini setidaknya dapat Herlianto.1997.Urbanisasi ,Pembangunan dan
mempermudah akses penduduk untuk Kerusuhan Kota.Bandung:Penerbit Alumni.
berurbanisasi kekota. Belum lagi kota dengan
Hettne,Bjorn.1985. Ironi Pembangunan Di Negara
segala fasilitas yang dimilikinya dapat dianggap
Berkembang. Jakarta: Sinar Harapan.
sebagai salah satu faktor menarik bagi mereka
yang bermukim diluar perkotaan. Oleh sebab itu, Khairuddin.2000. Pembangunan Masyarakat.
tidak mengherankan jika pembangunan Yogyakarta: Liberty
masyarakat desa boleh dikata merupakan salah
King and Golledge. 1978. Cities, Space and Behavior.
satu solusi yang paling tepat untuk mencegah arus New Yersey: Prentice Hal, ind.
penduduk untuk berpindah kekota. Hanya saja,
membangun desa ini tentulah memerlukan biaya Lee S, Everett. 1987. Suatu Teori Migrasi.
yang amat besar. Terlebih lagi, manakala fasilitas Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan
yang ingin dibangun itu dilengkapi dengan Universitas Gadjah Mada.
terknologi yang modern serta diharapkan mampu
Andi Haris / JUPITER Vol. XIV No.1 (2015) 65
Long, Norman. 1987. Sosiologi Pembangunan __________.1984. Kota Dunia Ketiga. 2. Jakarta:
Pedesaan. Jakarta: PT.Gramedia Bharata Karya Aksara.
Mansyur M. Chdil. Tanpa tahun. Sosiologi ]R. Bintarto. 1984. Urbanisasi dan Permasalahannya.
Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasional
_________.1984. Interaksi Desa - Kota.Jakarta: Ghaia
Maskun,Sumitro.1994. Pembangunan Masyarakat Indonesia.
Desa. Yogyakarta: PT Media Widya Mandala
Schnore, Leo. 1964. Urabnization and Economic
Moeljarto T.1987. Politik Pembangunan. Yogyakarta: Development. New York: American Journal Of
PT Tiara Wacana. Economic and Sociology.
__________.2004. Pembangunan: Dilema dan Soetomo. 2013. Masalah Sosial dan Upaya Peme-
Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. cahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mountjoi B, Alan. 1984. Dunia Ketiga dan Tinjauan Standing,Guy.1987. Konsep-Konsep Mobilitas di
Permasalahannya. Jakarta: Bumi Aksara. Negara Berkembang. Yogyakarta: Pusat
Peneitian Kependudukan Universitas Gadjah
]N.Daldjoeni.1985. Seluk Beluk Masyarakat Kota. Mada.
Bandung: Alumni.
Sujamto. 1991. Cakrawala Otonomi Daerah. Jakarta:
__________.1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Sinar Grafika
Alumni
Supalan, Parsudi.1993. Kemiskinan Di Perkotaan.
Ndraha, Taliziduhu. 1987. Pembangunan Masyara- Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
kat. Jakarta: Bina Aksara
Taher, Elza Peldi. 1987. Menatap Masalah Pemba-
Moeljarto T.1987. Politik Pembangunan. Yogyakarta: ngunan Indonesia. Jakarta: Lembaga Kajian
PT Tiara Wacana. Masyarakat Indonesia.
__________.2004. Pembangunan: Dilema dan Todaro P, Michael. 1983. Pembangunan Ekonomi di
Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dunia Ketiga. Jilid1. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mountjoi B, Alan.1984. Dunia Ketiga dan Tinjauan Weiner, Myron.1981. Demografi Politik. Yogyakarta:
Permasalahannya. Jakarta:Bumi Aksara. Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan,
Moeljarto T.1987. Politik Pembangunan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
PT Tiara Wacana. Wirth,Louis.1938. Urbanism as a way of life. New
York : Mc Graw Hill, Inc.
__________.2004. Pembangunan: Dilema dan
Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yunus, Hadi Sabari. 2005. Klasifikasi Kota.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
]Mountjoi B,Alan. 1984. Dunia Ketiga dan Tinjauan
Permasalahannya. Jakarta: Bumi Aksara.
P.J.M.Nas. 1979. Kota Dunia Ketiga. I. Jakarta:
Bharata Karya Aksara