Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

JIWA “RISIKO PERILAKU KEKERASAN”

Disusun Oleh:

Arif Mudrik Bustan

P07220118033

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
TAHUN AJARAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama:
Perilaku Kekerasan
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Risiko perilaku kekerasan berisiko membahayakan secara fisik, emosi dan / atau
seksual pada diri sendiri atau orang lain. sumber : Buku SDKI – PPNI Edisi 1
2. Tanda dan gejala
Gejala dan tanda Mayor
subjektif
1. Mengancam
2. Mengumpat dengan kata-kata kasar
3. Suara keras
4. Bicara ketus
Objektif
1. Menyerang orang lain
2. Melukai diri sendiri/orang lain
3. Merusak lingkungan
4. Perilaku agresif/amuk
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Mata melotot atau pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah
5. Postur tubuh kaku
6. Kondisi Klinis Terkait

3. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif PK


Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan
mengungkapkan menapai tidak dapat mengeks- marah dan
rasa marah tujuan mengungkapkan presikan bermusuhan
tanpa kepuasan saat perasaannya, secara fisik, yang kuat
menyalahkan marah dan tidak berdaya tapi masih dan hilang
orang lain dan tidak dapat dn menyerah. terkontrol, kontrol
memberikan menemukan mendorong disertai
kelegaan. alternatifnya. orang lain amuk,
dengan merusak
ancaman lingkungan
4. Penyebab

a. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah


b. Stimulus lingkungan
c. Konflik interpersonal
d. Perubahan status mental
e. Putus obat
f. Penyalahgunaan zat/alkoho

C. PohonMasalah
Resiko Mencederai diri sendiri dan orang lain

effect

Perilaku Kekerasan

Core problem

Halusinasi

Penyebab

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

Faktor Predisposisi dan Prespitasi

D. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul


1. Perilaku kekerasan D.0132
2. Gangguan Persepsi Sensori D.0085
3. Harga Diri Rendah Kronis D.0086

E. Data Yang Perlu Dikaji


Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
Tanda Gejala Mayor
No Diagnosa
Subjektif Objektif
1 Perilaku  Mengancam  Menyerang orang lain
Kekerasan  Mengumpat dengan kata-kata kasar  Melukai diri sendiri/orang lain
 Suara Keras  Merusak lingkungan
 Bicara Ketus  Perilaku agresif/amuk
Tanda Gejala Minor
Subjektif Objektif
 Mata melotot atau pandangan tajam
 Tangan mengepal
-  Rahang mengatup
 Wajah memerah
 Postur tubuh kaku
Tanda Gejala Mayor
No Diagnosa
Subjektif Objektif
2 Gangguan  Mendengar suara bisikan atau  Distorsi sensori
Persepsi melihat bayangan  Respons tidak sesuai
Sensori  Merasakan sesuatu melalui inder  Bersikap seolah melihat,
perabaan, penciuman, atau mendengar, mengecap, meraba,
pengecapan atau mencium sesuatu
Tanda Gejala Minor
Subjektif Objektif
 Menyatakan kesal  Menyendiri
 Melamun
 Konsentrasi buruk
 Disorientasi waktu,tempat, orang
atau situasi
 Curiga
 Melihat ke satu arah
 Mondar-mandir
 Bicara sendiri
Tanda Gejala Mayor
No Diagnosa
Subjektif Objektif
3 Harga Diri  Menilai diri negatif (mis. Tidak  Enggan mencoba hal baru
Rendah berguna, tidak tertolong)  Berjalan menunduk
 Merasa malu/bersalah  Postur tubuh menunduk
 Merasa tidak mampu melakukan
apapun
 Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah
 Merasa tidak memiliki kelebihan
atau kemampuan positif
 Melebih-lebihkan penilaian negatif
tentang diri sendiri
 Menolak penilaian positif tentang
diri sendiri
Tanda Gejala Minor
Subjektif Objektif
 Menyatakan Merasa sulit  Kontak mata kurang
konsenstrasi  Lesu dan tidak bergairah
 Sulit tidur  Berbicara pelan dan lirih
 Mengungkapkan keputusasaan  Pasif
 Perilaku tidak asertif
 Mencari penguatan secara
berlebihan
 Bergantung pada pendapat orang
lain
 Sulit membuat keputusan
F. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Perencanaan Keperawatan Intervensi

1 Perilaku Kekerasan Kontrol Diri (L.09076) Manajemen Pengendalian Marah (I.09290)


(D.0132) Observasi:
Pengertian : Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Identifikasi penyebab atau pemicu kemarahan
Kemarahan yang diharapkan kontrol diri meningkat  Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi
diekspresikan secara Kriteria Hasil: kemarahan
berebihan dan tidak Cukup Cukup
Meningka Menuru
terkendali secara verbal Meningk Sedang Menuru
t n
sampai dengan at n
mencederai orang lain 1 Verbalisasi ancaman kepada orang lain
dan atau merusak 1 2 3 4 5
lingkungan 2 Verbalisasi umpatan
1 2 3 4 5
3 Perilaku menyerang
1 2 3 4 5
4 Perilaku melukai diri sendiri atau orang lain
1 2 3 4 5
5 Perilaku merusak lingkungan sekitar
1 2 3 4 5
6 Perilaku agresif/ amuk
1 2 3 4 5
7 Suara Keras
1 2 3 4 5
8 Bicara Ketus
1 2 3 4 5
 Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman
emosi yang kuat (mis. Latihan asertif, teknik
relaksasi, aktivitas penyaluran energi)
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat jika perlu

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


No
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
2. Gangguan Persepsi Persepsi Sensori (L.09083) Manajemen Halusinasi (I.09288)
Sensori (D.0085) Observasi:
Pengertian : Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan  Monitor perilaku yang mengindikasi
Perubahan persepsi persepsi sensori terhadap stimulus membaik halusinasi
terhadap simulus baik Kriteria Hasil:  Monitor dan sesuaikan tingkat akrivitas dan
internal maupun Cukup Cukup stimulasi lingkungan
eksternal yang Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
disertai dengan 1 Verbalisasi mendengar bisikan
respon yang 1 2 3 4 5
berkurang, berlebihan 2 Verbalisasi melihat bayangan
atau terdistorssi 1 2 3 4 5
3 Verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra perabaan
1 2 3 4 5
4 Verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra penciuman
1 2 3 4 5
5 Verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra pengecapan
1 2 3 4 5
6 Distorsi sensori
1 2 3 4 5
7 Perilaku halusinasi
1 2 3 4 5
8 Respons sesuai stimulus
1 2 3 4 5
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan
antiansietas, jika perlu

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


No
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
3. Harga Diri Harga Diri (L.09069) Manajemen Perilaku (I.12463)
Rendah Kronis Observasi:
(D.0086)  Identifikasi harapan untuk mengendalikan
Pengertian : Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam terjadi perilaku
Evaluasi atau peningkatan terhadap perasaan positif terhadap diri sendiri Terapeutik:
perasaan negatif Kriteria Hasil:  Diskusikan tanggungjawab terhadap perilaku
terhadap diri sendiri Cukup Cukup  Jadwalkan kegiatan terstruktur
Menurun Sedang Meningkat
atau kemampuan Menurun Meningkat
klien seperti tidak 1 Penilaian Diri Positif
berarti, tidak 1 2 3 4 5
berharga, tidak 2 Penerimaan Penilaian Positif terhadap diri sendiri
berdaya yang 1 2 3 4 5
berlangsung lama 3 Postur Tubuh Menampakkan wajah
dan terus menerus 1 2 3 4 5
4 Perasaan Malu
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
5 Perasaan bersalah
1 2 3 4 5
 Monitor tingkat harga diri setiap waktu,
sesuai kebutuhan terapeutik
Terapeutik
 Motivasi terlibat dalam vervalisasi positif
untuk diri sendiri
 Motivasi menerima tantangan atau hal baru
 Diskusikan pernyataan tentang harga diri
 Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian
diri
 Diskusikan persepsi negatif diri
 Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa
bersalah
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan positif diri
pasien
 Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang
dimiliki
 Anjurkan mengevaluasi perilaku
 Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri
sendiri
 Latih cara berpikir dan berprilaku positif
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PKny
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan (latihan fase orientasi, kerja dan terminasi
setiap SP)
1. Fase Orientasi :
 “Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Agus imam
kusairi, saya biaya dipanggil Agus. Saya perawat yang dinas diruang Tiung ini,
saya dinas diruangan ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7
sampai jam 3 siang, jadi selama 2 minggu ini saya yang merawat bapak.
 Nama bapak siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
 “Bagaimana perasaan bapak R saat ini?”
 “masih ada perasaan kesal atau marah?
 “Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang
bapak rasakan,”
 “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit”
 “Dimana kita akan bincang-bincang?
 “Bagaimana kalau diruang tamu?”
2. Fase Kerja :
 “apa yang menyebabkan bapak R marah?
 Apakah sebelumnya bapak R pernah marah?”
 Terus penyebabnya apa?
 Samakah dengan yang sekarang?
 Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan
yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa
yang bapak R rasakan?”
 Apakah bapak R merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”“apa yang ibu lakukan
selanjutnya”
 “Apakah dengan bapak R marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
 “Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
 “maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
 ”ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar
satu cara dulu,
 “begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu tarik
nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari
mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi pak dan lakukan sebanyak 5
kali. Bagus sekali bapak R sudah dapat melakukan nya.
 “nah sebaiknya latihan ini bapak R lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul bapak R sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase Terminasi :
 “Bagaimana perasaan bapak R setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
ibu?”
 “Coba bapak R sebutkan penyebab bapak marah dan yang bapak rasakan dan
apa yang bapak lakukan serta akibatnya.
 “Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadual harian ya pak”
 “berapa kali sehari bapak mau latihan nafas dalam ?”Bagus..
 “Nanti tolong bapak tulis M, bila bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila
bapak dibantu dan T, bila bapak tidak melakukan”
 “baik pak, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah bapak R.
 ”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya pak?”
 “Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja”
 “Saya pamit dulu bapak…Assalamu’alaikum.”

Pertemuan : Ke 2 (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, ada kontak mata saat berbicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
b. Mengevaluasi latihan nafas dalam
c. Melatih cara fisik ke 2: pukul kasur dan bantal
d. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4. Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke
dua (evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik ke dua : pukul kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan harian cara ke
dua.

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan (latihan fase orientasi, kerja dan terminasi
setiap SP)
1. Fase Orientasi
 “Assalamu’alaikum bapak R, masih ingat nama saya”bagus bapak,,ya saya agus”
 “sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.
 “Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”
 “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
 “mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?”
 “Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini ya pak”
2. Fase Kerja
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain
nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”“Sekarang mari kita latihan
memukul bantal dan kasur mari ke kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
marah, bapak langsung kekamar dan lampiaskan marah ibu tersebut dengan memukul
bantal dan kasur.Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali
ibu melakukannya!”“Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3. Fase Terminasi
 “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”“Coba
bapak sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
 “Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul berapa
bapak mau mempraktikkan memukul kasur/bantal?
 Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu
kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya
pak.”sekarang bapak istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya pak, kita akan belajar
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa!”
Assalamu’alaikum

Pertemuan : Ke 3 (tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak
tinggi.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
b Mengevaluasi jadual harian untuk dua cara fisik
c Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
d Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan
SP3 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal
(evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku kekerasan, latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal)

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan (latihan fase orientasi, kerja dan terminasi
setiap SP)
1. Fase Orientasi
 “Assalamu’alaikum bapak R, masih ingat nama saya”bagus bapak,,,ya saya
sopie”, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu lagi”
 “Bagaimana pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”“Coba saya lihat jadual
kegiatan hariannya.”Bagus,
 “Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
 “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang
sama?”
 “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau 10 menit?”
2. Fase Kerja
 “Sekarang kita latihan cara bicara bapak baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan
sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada
tiga caranya pak: 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah
serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab
marahnya karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba bapak minta
sediakan makan dengan baik:”pak, tolong sediakan makan dan bereskan
rumah”Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain.
Coba bapak praktekkan . Bagus pak.”
 Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak
ingin melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan . Bagus pak.”
 Yang ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan
mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
3. Fase Terminasi
 “Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?’
 “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.”“Bagus
sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau
latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”
 “Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat,
makanan dll. Bagus nanti dicoba ya pak!”
 “Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?”
 “besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi? Baik sampai
nanti ya bapak …Assalamu’alaikum

Pertemuan : Ke 4 (empat)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, bicara jelas.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya secara spiritual,
4. Tindakan Keperawatan
SP 4 klien :
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan
hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan
beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan (latihan fase orientasi, kerja dan terminasi
setiap SP)
1. Fase Orientasi
 “Assalamu’alaikum bapak R, masih ingat nama saya”Betul bapak
 “Bagaiman pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa
marahnya?”
 “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan ibadah?”
 “Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaiman kalu ditempat biasa?”
 “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
2. Fase kerja
 “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus, yang mana
yang mau di coba?”“Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung duduk dan
langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar
rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.”bapak bisa
melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
 “Coba bapak u sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya?”
3. Fase terminasi
 “Bagaiman perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga
ini?”“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”
 “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa
kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan ……(sesuai kesebuatan
pasien).”
 “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
sedang marah”“Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita
buat tadi”
 “2 jam lagi kita ketemu ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa
marah, yaitu dengan patuh minum obat!”
 “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah ibu, setuju pak?”….Assalamu’alaikum

Pertemuan : Ke 5 (lima)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, kontak mata ada saat komunikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi psikofarmaka
4. Tindakan Keperawatan
SP 5 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu pasien minum obat
secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar nama obat, benar cara
minum obat, benar waktu dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna minum obat
dan akibat berhenti minum obat, susun jadwal minum obat secara teratur)

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan (latihan fase orientasi, kerja dan terminasi
setiap SP)
1. Fase Orientasi
 “Assalamu’alaikum bapak R, masih ingat nama saya”bagus bapak,,,ya saya
sopie,”sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang kita ketemu lagi”
 “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal,
bicara yang baik serta sholat? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur? Coba kita lihat kegiatannya”.“Bagaimana kalau sekarang kita
bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat
tadi?”
 “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase Kerja (Perawat membawa obat pasien)
 “bapak sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang bapak minum?
warnanya apa saja? Bagus, jam berapa bapak minum?Bagus”“Obatnya ada 3
macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang,
yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini
namanya HLP rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3x sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila nanti setelah minum obat mulut
bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es
batu”.“Bila terasa berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”.
 “Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini
minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya”.
 “Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter
ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”“Sekarang kita masukkan waktu minum
obat kedalam jadwal ya pak”.
3. Fase Terminasi
 “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum
obat yang benar?”“Coba bapak sebutkan lagi jenis jenis obat yang ibu minum!
Bagaiman cara minum obat yang benar?”“Nah, sudah berapa cara mengontrol
perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya
dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.“Baik,
besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana bapak melaksanakan kegiatan
dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Selamat siang pak, sampai
jumpa.”…. Assalamu’alaikum
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Edisi 1 . Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai