Anda di halaman 1dari 2

Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah (non-government organization

– NGO) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau di luar pemerintahan. LSM dapat
diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang kegiatannya adalah untuk membebaskan
penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan
pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan masyarakat. Dengan kata lain,
organisasi yang berbasis nilai, secara keseluruhan maupun sebagian, pada lembaga donor dan
pelayanan sukarela. Perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan LSM mengacu pada PSAK
Nomor 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba seperti halnya pada Akuntansi Partai
Politik. LSM menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata buku yang
berlaku. Pembukuan keuangan LSM diperiksa oleh peninjau organisasi dan pemberi dana.
Sementara itu, kewenangan penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan dana serta pembukuan
keuangan LSM diselenggarakan oleh pelaku oganisasi LSM ditentukan oleh badan penyandang
dana berdasarkan status LSM yang dimaksud. Rencana anggaran LSM, setelah disepakati oleh
personel LSM, siusulkan kepada lembaga donor untuk disetujui menjadi sebuah program atau
proyek LSM. Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun
internasional, fundraising lembaga atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan dana yang
diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sementara itu,usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus di dasarkan pada
pola prinsip untuk tidak mencari keuntungan.

Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggungjawaban keuangan terhadap segala
aktivitas pada semua organisasi LSM adalah PSAK No. 45 mengenai pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Dimana
perbedaan utama yang mendasar adalah cara organisasi itu memperoleh sumber dana yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi ini memperoleh
sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya. Jadi dalam organisasi nirlaba,
transaksi yang jarang atau tidak akan pernah terjadi dalam organisasi bisnis manapun akan muncul.
Namun, dalam praktek orgabisasi nirlaba, berbagai bentuk sulit dibedakan dengan organisasi
bisnis pada umumnya.

Pada beberapak bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atau jasa
yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengkuran jumlah, saat kepastian arus kas masuk
menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut.

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki kepentingan
bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai:

1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
2. Cara pengelolaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya.
3. Aspek kinerja pengelolaan.

Anda mungkin juga menyukai