Anda di halaman 1dari 25

Kiat-Kiat

Meningkatkan
Kualitas Amal Shalih
Muhammad Yusuf Saputra, S.T.P., Lc.

Materi ini disampaikan di Masjid ‘Abdul ‘Aziz Muhammad and Mozah Sultan Al-Marzuki, Bogor
Pada hari Ahad, 6 Ramadhan 1442 H/18 April 2021
Materi diringkas dan dikembangkan dari kitab ‫ت جريد ا التباع ف ي ب يان أسباب ت فاضلاﻷعما ل‬
Karya Syaikh DR. Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili hafizhahullāh (ulama KSA)
Pembahasan

01 Urgensi Tema
Kajian

02 Kiat-Kiat
Meningkatkan
Kualitas Amal Shalih
Urgensi
Tema
Kajian
Urgensi Tema Kajian
1. Perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
para sahabat beliau, dan tabi’in terhadap masalah Ini.
2. Ekonomis seorang muslim dalam beramal,
agar meraih kebaikan besar dengan amalan ringan
3. Banyaknya penyimpangan kelompok Islam yang
ghuluw/berlebih-lebihan dalam ibadah
4. Banyaknya ahli ibadah yang tertipu oleh setan,
melakukan amal yang kurang utama
Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
َ ‫ ﴿ َو َّالذ‬:‫َسَأ ْل ُت َ ُسو َل اهَّلل – صلى هللا عليه وسلم – َع ْن َهذه اآْل َية‬
ْ‫ين ُيْؤ ُتو َن َما َآتوا‬
ِ ِ ِِ ِ ‫ر‬
َ ‫ َأ ُه ْم َّالذ‬:‫ َق َال ْت َعا َش ُة‬،]60 :‫وب ُه ْم َوج َل ٌة ﴾ [املؤمنون‬
َ،‫ين َي ْش َرُبو َن ْال َخ ْمر‬ ُ ‫َو ُق ُل‬
ِ ‫ِئ‬ ِ
َ ُّ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ َّ ْ ُ َّ َ َ ّ ّ َ ْ َ ‫َ َ ْ ُ َ َ َ اَل‬
‫ ول ِكنهم ال ِذين يصومون ويصلون‬،‫الص ِد ِيق‬ ِ ‫ “ يا َِأبنت‬:‫ويس ِرقون؟ قال‬
َ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ َّ َ َ ‫َ َ َ َ َّ ُ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ اَل ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ُأ‬
ٍِ ‫ ولِئ ك ال ِذين يسا ِرعون ِفي الخير‬،‫ وهم يخافون ن يقبل ِمنهم‬،‫ويتصدقون‬
‫ات‬
“Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang ayat (yang artinya) : ‘
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut’ (QS. Al Mu’minun: 60).
Apakah mereka ini adalah orang-orang yang minum khamr dan mencuri? Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
menjawab: “Tidak demikian wahai Aisyah, namun mereka adalah orang-orang yang puasa, shalat, bersedekah, tapi
mereka takut amalan-amalan mereka tidak diterima. Merekalah orang-orang yang senantiasa berlomba-lomba
untuk mengerjakan kebaikan”
(HR. Tirmidzi no. 2537, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
ً َ ْ ُّ َ ‫ُ ْ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ َ َأ‬
ْ‫اما م ْن ُكم‬
َِ َ ‫كو ْنوا ِلقب َأو َ ِل َالعم ِل ش َد ِاه ِتم‬
َ ْ ْ ُ َ ْ ْ
:‫ لم تسمعوا ِلقو ِل هللا تعالى‬،‫ِبالعم ِل‬ َ َ
َ َّ ُ ‫َّ َ َ َ َ َّ ُ هَّلل ُ َ مْل‬
‫ِإ نما يتقبل ا ِمن ا ت ِقين‬
“Jadilah orang-orang yang lebih semangat dan fokus pada
diterimanya amalan. Tidakkah kalian mendengar firman Allah Ta’ala
(yang artinya): sesungguhnya Allah hanya menerima amalan
dari orang-orang yang bertaqwa”
(QS. Al Maidah: 27)

Perkataan ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ’anhu dalam Tafsir Al Qurthubi, 7/411
ً ‫َ َ َّ َ ّ ْ َ اَل‬ َّ ‫َ ْ َأ ْ َ ْ َ َ َأ‬
‫لِئ ن ستَأيقن ن هللا تقبل ِم ِني ص ة‬
ُّ ‫َواح َد ًة َح ُّب َل َّي م َن‬
َ‫الد ْن َيا َو َما ف ْيها‬
ِ ِ ‫ِإ‬ ِ
“Andaikan aku yaqin bahwa Allah menerima
satu saja dari shalatku, itu lebih aku cintai
daripada seluruh dunia dan seisinya”

Perkataan Abu Darda’ radhiallahu ’anhu  dalam Tafsir Ibnu Katsir, 5/166


Kita-Kiat
Meningkatkan
Amal Shalih
Kiat-Kiat Meningkatkan Kualitas Amal Shalih

1. Thalabul ‘ilmi, belajar ilmu agama


2. Senantiasa menjaga, memperbaiki niat, ikhlas karena Allah
dan Senantiasa mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
(ittiba’)
3. Prioritaskan amalan wajib
4. Prioritaskan amalan utama
5. Prioritaskan amalan sosial
6. Kontinuitas, istiqamah dalam beribadah
1. Thalabul ‘Ilmi

Ilmu adalah pemimpin amal.

Wajib berilmu sebelum berkata dan beramal.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ikhlas,
untuk bisa memahami amal tertentu lebih afdhal (utama) dari
amal lainnya, untuk dapat mengetahui amal-amal yang
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
maka perlu belajar, menuntut ilmu syar’i.
1. Thalabul ‘Ilmi
Allah Ta’ala berfirman:
ْ ‫اع َل ْم َأ َّن ُه َال َل َه اَّل اهَّلل ُ َو‬
َ‫اس َت ْغف ْر ل َذ ْنبك‬ ْ ‫َف‬
ِ ِ ِ ‫ِإ ِإ‬
“Maka ketahuilah (dengan ilmu),
bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain
Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu.”
[QS. Muhammad: 7]

Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar berilmu terlebih dahulu


sebelum bersyahadat laa ilaaha illallaah dan beristighfar.
2. Ikhlas dan Ittiba’

Keduanya merupakan syarat diterimanya amal.

Jika sebuah amal dikerjakan ikhlas namun tidak sesuai contoh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka amal tersebut
tertolak.

Jika sebuah amal dikerjakan sesuai contoh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam namun tidak ikhlas,
maka amal tersebut tidak diterima.
2. Ikhlas dan Ittiba’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ٌّ‫س َع َل ْيه َأ ْم ُرَنا َف ُه َو َرد‬
َ ْ‫َم ْن َعم َل َع َم ًال َلي‬
ِ ِ
“Barangsiapa yang beramal tanpa ada dasar perintah (contoh) dari kami (yaitu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam),
maka amal tersebut tertolak.”
[HR. Muslim no. 1718]
2. Ikhlas dan Ittiba’

Allah Ta’ala berfirman:


ً¯‫صال ًحا َو َال ُي ْشر ُك بع َب َادة َ ّبه َأ َحدا‬
َ ً َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ
ِ ِ‫ِ ِ ِ ِ ر‬ ِ ‫فمن كان يرجوا ِلقآء رِب ِه فليعمل عمال‬
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaknya ia
mengerjakan amalan yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seseorang
pun dalam beribadah kepada Rabbnya.”
[QS. Al-Kahfi : 110]
2. Ikhlas dan Ittiba’
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat tersebut (QS. Al-Kahfi ayat 110):
‘(Yaitu orang yang ) mengharapkan pahala, dan ganjaran dari-Nya, hendaknya ia
mengerjakan amalan yang shalih  yaitu amalan yang bertepatan dengan petunjuk
syariat, dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadah kepada
Rabbnya  yaitu amalan yang ditujukan untuk mendapatkan wajah Allah semata, tidak
ada sekutu bagiNya. Dua hal ini adalah dua syarat diterimanya amalan, murni ikhlas
karena Allah, dan cocok dengan aturan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (ittiba’).”
[Tafsir Ibnu Katsir : 5/205]
3. Prioritaskan Amalan Wajib

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ًّ َ َ َ ْ َ َ َ َ ‫َّ هَّلل‬
‫ِإ ن ا قال من عادىَأ ِلي و ِليا فقد آذنته ِبالحر ِب‬
ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ َّ َّ َ َّ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ َ َ
.... ‫وما تقرب ِإ لي عب ِدي ِبشي ٍء حب ِإ لي ِمما افترضت علي ِه‬
“Sesungguhnya Allah berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku,
maka Aku telah mengobarkan peperangan dengannya. Dan tidaklah ada seorang hamba-
Ku yang mendekatkan dirinya kepada-Ku, dengan sesuatu yang lebih Aku cintai
daripada amalan yang Aku wajibkan kepadanya…’
[HR. Bukhari no. 6502]
4. Prioritaskan Amalan Utama

Setiap ayat/hadits yang terdapat lafaz-lafaz yang menunjukkan keutamaan maka


berarti amal tersebut lebih utama, contoh yang terdapat lafaz:
ُ‫َخ ْـيــر‬
ُُ َ ْ ‫َأ‬
‫ف¯ضل‬
ُّ‫َأ َحب‬
4. Prioritaskan Amalan Utama
Dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
ia bertanya kepada‫َأ‬ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa‫ َأ‬sallam,‫َأ‬
ْ ُ َ َ ٌّ َّ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ َ َّ َ ‫ض ُل َق‬ َ ْ َ َ ْ ُّ ‫َ َ ُ َل هَّلل‬
. » ‫ال « ث َّم ِب ُّرال َو ِال َد ْي ِن‬‫ ق‬. ‫ قلت ثم ى‬. » ‫الصالة َعلى ِميق ِات َها‬ « ‫ال‬ ‫ي¯ا َأرسو ا ِ ى العم ِل ف‬
َ َ َ ُ ََُْ ْ ََ ‫هَّلل‬ ُ َ ْ َ ُّ َ َ َ ‫هَّلل‬ َ ُ َ ْ َ َ ٌّ َّ ُ ُ ْ ُ
‫ل‬
‫ فسكت عن رسو ِ ا ِ – صلى هللا عليه وسلم – ول ِو استزدته لزاد ِنى‬. » ِ ‫يل ا‬ ِ ‫قلت ثم ى قال « ال ِجهاد ِفى س ِب‬
“Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling afdhal?” Beliau menjawab,
“Shalat pada waktunya.” “Kemudian apa lagi?”, tanya Ibnu Mas’ud. Beliau menjawab,
“Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” “Kemudian apa lagi?”, tanya Ibnu Mas’ud. Beliau
menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Lalu aku diam dari bertanya pada beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Seandainya aku menambah pertanyaan lagi, tentu akan beliau jawab. “
(HR. Bukhari, no. 2782 dan Muslim, no. 85)
4. Prioritaskan Amalan Utama

Syaikh Ibrahim bin ‘Amir Ar-Ruhaili hafizhahullah menyatakan bahwa


setelah amal yang wajib itu ada amalan sunnah, dan yang paling afdhal
adalah thalabul ‘ilmi yang dihukumi sunnah, jihad, dan dzikir. Ini adalah
tiga amalan yang utama setelah yang wajib.
5. Prioritaskan Amalan Sosial

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


َّ ْ ُ ُ َ ْ ‫َ ْ ُ َّ َأ‬
‫اس‬
ِ ‫اس نفعهم ِللن‬ ِ ‫خيرالن‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
(yang lainnya).”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath no. 5787)
5. Prioritaskan Amalan Sosial
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ْ ‫َ ْ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َأ‬
‫اع ِل ِه‬
ِ ‫ فله ِمثل ج ِرف‬,‫من دل على خي ٍر‬
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan,
maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.”
(HR. Muslim no. 1893)
ْ َ
Kata khair (‫ )خي¯ ٍر‬pada potongan hadits di atas adalah bentuk nakirah dalam redaksi kalimat
bersyarat (kalimat majmuk bertingkat). Dalam tata Bahasa Arab, kata khair dalam kalimat
seperti di atas bermakna umum, sehingga mencakup semua bentuk kebaikan, baik kebaikan
duniawi maupun terkait agama. Sehingga masuk dalam cakupan kata khair di atas yaitu ketika
seseorang menunjukkan orang lain suatu perbuatan baik, termasuk pula memberi nasihat,
informasi berita bermanfaat, peringatan, menunjukkan jalan, menyusun buku tentang ilmu-ilmu
yang bermanfaat, dll.
6. Istiqamah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ََّ ْ َ َ ُ َ ْ ‫َأ َ ُّ َأْل ْ َ َ هَّلل َأ‬
‫حب ا عم ِال ِإ لى ا ِ دومها وِإ ن قل‬
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinu dikerjakan
(istiqamah), meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari no.6465 dan Muslim no.783 )
‫واهلل أعلم بالصواب‬
‫وصلى اهلل وسلم وبارك على نبينا محمد‬

Jika ada yang keliru dalam materi ini silakan sampaikan melalui pesan kepada penyusun di nomor:
085695086720
‫شكرا جزيال على اهتمامكم‬
‫جزاكم اهلل خيرا‬
‫وبارك اهلل فيكم‬
Thank you!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai