PROPOSAL TESIS
Oleh
ATEP GUNARDI
NIS. 21030901901422
7
dapat di gunakan sebagaimana fungsinya dalam membina para guru, Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya:
a. Pengaruh bahasa yang digunakan orang tua, guru, lingkungan
masyarakat, teman pergaulan, dan pengaruh dari tekanan
psikologis siswa serta pengaruh makanan dan minuman yang di
makannya
b. Guru yang kurang mengepankan pembinaan disiplin siswa dan
pendidikan akhlak
c. Kepala sekolah yang berperan sebagai manager kurang aktif
dalam menggunakan fungsinya sebagai pemimpin dalam
membina para guru yang berkompeten dan professional.
d. Kurangnya evaluasi kepala sekolah kepada guru – guru
2. Pembatasan Masalah
Mengingat sangat luasnya faktor dalam penelitian masalah ini dan
untuk lebih terarahnya pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis
membatasi permasalahan yaitu tentang pengelolaan pembinaan disiplin
siswa pada proses : (a). Pembiasaan, (b).pemberian tugas, (c). pemberian
dorongan dan (d). pemberian informasi, juga selain itu tentang peningkatan
hasil belajar setelah di terapkan dengan teknik-teknik disiplin siswa dengan
dorongan aktivitas dan dorongan partispatif serta pengembangan pembinaan
disiplin yang di terapkan sekolah pada siswa dalam menanamkan akhlak
yang baik pada siswa di SMKN 6 Garut.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
• Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang
pentingnya managemen kepala sekolah dalam pembinaan guru dalam
menciptakan lulusan yang berakhlak baik.
b. Tujuan Khusus
• Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen
kepala sekolah dalam pembinaan guru di SMKN 6 Garut, Untuk
8
mengetahui keberhasilan manajemen yang dilakukan kepala sekolah di
SMKN 6 Garut dan Untuk mengertahui faktor pendukung dan penghambat
manajemen kepala sekolah SMKN 6 Garut.
2. Manfaat Penelitian
• Secara teoretis diharapkan agar hasil penelitian dapat memberikan
sumbangsih ilmiah dalam pengembangan bidang manajemen Pendidikan.
• Secara Praktis diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
terhadap Lembaga Pendidikan SMKN 6 Garut.
D. ASUMSI DAN PERTANYAAN PENELITIAN
1. Asumsi Penelitian
Pendidikan akhlak sangatlah penting bagi setiap peserta didik, sejarah
menunjukan bahwa suatu bangsa akan kokoh apabila akhlaknya kokoh dan
sebaliknya akan runtuh apabila akhlaknya rusak. Oleh karena itu,
pendidikan akhlak haruslah menjadi komponen terdepan dalam menciptakan
generasi penerus bangsa.
Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian di SMKN 6
Garut untuk dapat menjawab pertanyaan dari masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana manajemen kepala sekolah dalam pembinaan guru
di SMKN 6 Garut?
2. Bagai mana keberhasilan system manajerial yang dilakukan
kepala sekolah di SMKN 6 Garut?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam sistem manajerial
di SMKN 6 Garut?
E. METODOLOGI PENELITIAN.
1. Metodologi Penelitian
Dalam tesis ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif
deskriptif disesuaikan dengan masalah yang akan di bahas dan cara
mengumpulan data yang akan dijadikan data dalam penelitian ini.
9
Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam
menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal
urutan langkah-langkah yang di tempuh supaya pengetahuan yang di
peroleh memenuhi ciri – ciri ilmiah. Metodologi juga dapat di pandang
sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat.
(Sylvia saraswati, 2009:61)
Penelitian adalah riset. Riset berasal dari bahasa inggris research,
research yang berasal dari kata re (kembali) dan search (mencari). Secara
etimologi penelitian berarti "mencari kembali" yaitu mencari fakta-fakta
baru yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori untuk
memperdalam dan memperluas ilmu tertentu. Setiap ilmuwan baik eksakta
maupun sosial dalam melakukan penelitian harus didasari dengan adanya
rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu itu dapat menimbulkan keinginan
mereka dalam melakukan penelitian untuk memperdalam dan memperluas
ilmu yang ditekuni. Menurut Sugiono (2006:1) menyebutkan bahwa
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan
mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan
penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk
mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian.
10
Sementara itu, menurut Sugiono (2009: 15), metode penelitian
kualitatif adalah: “metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara
purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan
triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.”
2. Tempat Penelitian
Peneliti dalam penelitiannya memilih tempat di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 6 Garut yang berlokasi di Jln. Raya Limbangan KM 1,
Desa. Cijolang, Kecamatan Blubur Limbangan Kabupaten Garut Provinsi
Jawa Barat, 44186 dengan menggunakan kurikulum 2013 dan program
keahliannya antara lain:
a. Program keahlian Busana Butik (BB),
b. Program keahlian tehnik Komputer Jaringan (TKJ),
11
c. Program keahlian tehnik sepeda motor,
d. Program keahlian Akutansi.
e. Program Keahlian Administrasi Perkantoran (AP)
3. Sumber Data
Sumber data adalah sumber informasi. Dalam penelitian lapangan di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Garut, yang dijadikan sumber data
atau sumber informasi.
Pengertian Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172)
disebutkan bahwa “Sumber data yang di maksud dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat di peroleh”
Ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Sugiyono (2014:224) menjelaskan data primer adalah “data
yang di peroleh secara langsung dari sumber data dengan observasi
langsung” Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi lansung tentang bagaimana Managemen Kepala Sekolah
dalam Membina Guru dan effeknya bagi peserta didik di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 6 Garut yaitu dengan cara wawancara
terhadap kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum dan
kesiswaan, guru BK, guru agama islam dan siswanya.
b. Data sekunder
Sugiyono (2012:141) Mendefinisikan data sekunder adalah “
Data yang di peroleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber dari literature, buku-
buku, serta dokumen” Data sekunder adalah data-data yang didapat
dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri
dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan,
sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.
Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari
berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti
kementerian-kementerian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi
12
histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini
untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan kepala sekolah,
wakil kepala bidang kurikulum dan kesiswaan, guru BK, guru agama
islam dan siswanya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting
dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam
mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Menurut
Sugiyono (2016:193) Menjelaskan bahwa “Teknik Pengumpulan Data
adalah suatu langkah yang dinilai strategis dalam penelitian, karena
mempunyai tujuan yang utama dalam memperoleh data”.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi
langsung dan studi dokumentasi.
5. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010:335), yang dimaksud dengan Analisis
Data adalah “Proses mencari data, menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit melakukan sistesis,
menyusun kedalam pola memilih mana yang penting dan yang akan di
pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh
diri sendiri maupun orang lain”.
Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif
interpretatif. Analisis data dilakukan secara terus menerus sejak awal
hingga akhir penelitian. Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu
data yang berupa kalimat atau pernyataan/wawancara, catatan-catatan,
alat perekam audio video yang diinterpretasikan untuk mengetahui
13
makna serta untuk memahami keterkaitan dengan permasalahan yang
sedang diteliti.
F. Kajian Pustaka
Terkait dengan rencana teori yang di gunakan dalam penyelasaian
masalah Proposal Tesis ini, penulis akan mengutip beberapa teori dan bahan
dalam beberapa buku, makalah dan jurnal. Di antaranya :
1. Resume Buku Karangan Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. & Dr. H.
Diding Nurdin, M.Pd. berjudul Managemen Pendidikan Berbasis
Nilai, terbitan PT. Refika Aditama.
A. Definisi managemen
Paker (Usman, 2009:5) menyatakan bahwa managemen adalah seni
melaksanakan pekerjaan melalui orang – orang (the art getting think
things done through people).
Meskipun banyak definisi managemen yang telah di ungkapkan
para ahli sesuai dengan pandangan dan pendekatannya masing – masing,
seperti Barnard (1938), Terry (1960), Gray (1982), Mannulang (1083),
Gitosudarmo (1984), Sukiswa (1986), Siregar dan Samadhi (1997), Hitt
et al. (1989), Schemercon (1996), wrigth dan Noe (1996), Fattah (1996),
Matteson dan ivanevich (1996), Handoko (2003), Gibson (2003),
Dressler (2003), dan casio (2003), namun tidak satupun yang
memuaskan. Walaupun demikinan, esensi managemen dapat di pandang,
baik sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas (task).
a. Konsep Managemen
Pall (Nasution, 2005:91) menyatakan bahwa konsep managemen
proses berkaitan dengan kualitas, mengidentifikasi enam komponen yang
penting untuk managemen proses, yaitu :
1) Kepemilikan menugaskan tanggung jawab untuk desain,
operasi, dan perbaikan proses.
14
2) Perencanaan, menetapkan suatu pendekatan terstruktur dan
disiplin untuk mengerti, mendefinisikan dan
mendokumentasikan semua komponen utama dalam proses dan
hubungan antar komponen utama.
3) Pengendalian dan menjamin efektifitas, di mana semua output
dapat di perkirakan dan konsisten dengan harapan pelanggan.
4) Pengukuran, menetapkan performansi atribut terhadap
kebutuhan pelanggan dan menetapkan criteria untuk akurasi,
presisi, dan frekuensi perolehan data.
5) Perbaikan atau peningkatan, meningkatkan efektivitas dari
proses melalui perbaikan – perbaikan yang di definisikan
secara tetap.
6) Optimisasi, meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui
perbaikan – perbaikan yang di identifikasi secara tetap.
b. Fungsi Managemen
Fayol (Robbins dan Judge, 2015:2) menyatakan bahwa
fungsi Managemen terdapat lima komponen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, komanda, koordinasi, dan pengendalian.
c. Perencanaan
Perencanaan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian
proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang di
harapkan menjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya
dan apa yang akan di lakukan (intensifikasi, eksistensifikasi, revisi,
renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya). Rangkaian proses
kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud
menjadi kenyataan di masa yang akan dating, yaitu dalam jangka
waktu tertentu (1, 3, 5, 10, 15, 25, 40 atau 50 tahun) yang akan
dating (Sa’ud, 2009:5).
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan agenda penting setelah
perencanaan, perencanaan tanpa adanya pelaksanakan seperti suatu
15
isi yang tidak ada bungkusnya, yang perlakuannya akan
serampangan dan tidak tentu arah yang harus di lakukannya.
Pelaksanaan tanpa rencana bagaikan perahu tanpa nahkoda yang
berjalan tanpa tujuan yang jelas. Pelaksanaan yang dikerjakan
dengan skema dan mekanisme yang dibuat sebelumnya akan
berdampak pada keseriusan untuk menuntaskan pekerjaan secara
maksimal.
e. Pengawasan
Pengawasan ini lebih cenderung di gunakan sebagai fungsi
managemen yang penting, agar setiap proses pelaksanaan berjalan
sesuai dengan perencanaan pengawasan sebaiknya di lakukan dari
mulai perencanaan ittu di buat sampai kepada proses pelaksanaan
itu berlangsung. Tentu akan efektif jika di mulai dari proses
bagaimana input, proses itu sendiri , dan output yang di peroleh.
16
Luthans (2006:686) menyatakan bahwa peneliti
kepemimpinan terkenal, house dan podsakoff, telah
meringkas perilaku dan pendekatan para pemimpin besar
yang mereka ambil dari teori modern (contoh karismatik
dan transfornasional) dan riset dasar menemukan hal hal
sebagai berikut :
a). Vision
b). Gairah dan pengorbanan diri sendiri
c). Percaya diri
d). Membangun Citra Diri
e). Model Peran
f). Refresentasi eksternal
g). harapan dan percaya terhadap pengikut
h). Selektif menggerakan Motif
i). menyelaraskan diri dengan perubahan
j). Komunikasi Inpirasional
17
C. Tinjauan Objektif
Hasil penelitian menunjukan bahwa di antara generasi muda
banyak terjadi pelanggaran nilai-nilai social, tawuran,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pergaulan bebas, tidak disiplin
kurang empati, berbahsa tidak santun (madjid, 2000:95; Moedjiarto,
1998:77; Syarief, 1999:4 dan Sauri, 2003:35).
D. Pendidikan Nilai dan Sistem Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan Nasional itu merupakan rumusan mengenai
kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
sauna pendidikan. Oleh karena itu rumusan tujuan pendidikan
Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap dan bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada
orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu,
pengembangan karakter bangsa hanya bias dilakukan melalui
pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi karena
manusia hidup dalam lingkungan social dan budaya tertentu, maka
pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan
dalam lingkungan social dan budaya yang bersangkutan. Artinya,
pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik
dari lingkungan social, budaya masyarakat, dan budaya bangsa.
Lingkungan social dan budaya bangsa adalah pancasila, jadi
pendidikan budaya dan karakter bangsa harusl;ah berdasarkan nilai
nilai pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter
bangsa adlah mengembangkan nilai nilai pancasila pada diri peserta
didik melalui pendidikan hati, otak dan fisik.
18
Atas dasar pemikiran itu, penmgembangan pendidikan budaya
dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan
bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan
melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode
belajar serta pembelajaran efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai,
pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama
sekolah, oleh karena nya harus dilakukan secaa bersama oleh semua
guru dan pemimpin sekolah, melalui semua pelajaran, dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
22
7. Commitmen approach, yaitu pendekatan agar siswa sejak awal
di ajak menyepakati adanya suatu pola piker dalam proses
pendidikan nilai.,
8. Union approach, yaitu pendekatan agar pesereta didik di
arahkan untuk melaksanakan secara ril dalam suatu
kehidupan.
I. Karakteristik guru yang dibutuhkan bagi optimalnya pendidikan
nilai di sekolah
Menurut Masnur muslich (2010) bahwa guru adalah profesi
yang mulia, mendidik, dan mengajarkan pengalaman baru bagi anak
didiknya. Apa yang membuat guru dikatakan hebat ? kualitas apa
yang di harapkan diri pada seorang guru menurut orang tua dan
siswa? Berikut adalah beberapa tips bagaimana menjadi guru
berkarakter yang hebat.
1. Mencintai anak
2. Bersahabat dengan anak dan menjadi teladan bagi anak
3. Mencintai pekerjaan guru
4. Luwes dan mudah beradaptasi dengan perubahan, tidak
pernah berhenti belajar.
26
3. Pengembangan peserta didik
Pengembangan peserta didik atau managemen kesiswaan
merupakan salah satu bidang oprasional sekolah. Pengembangan peserta
didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan lancer, tertib dan teatur serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah. Sutisna (1985) menjabarkan tanggun jawab kepal sekolah dalam
mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal hal beiku ini :
a). kehadiran peserta didik di sekolah dengan berbagai permasalhan
b). penerimaa, orientasi, klarifikasi, dan penempatan peserta didik di kelas
dan program studi
c). evaluasi dan kemajuan belajar
d). program supervise bagi peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti
pembelajaran remedial dan pembelajaran luar biasa.
e). pengendalian disiplin peserta didik
f). program bimbingan dan penyuluhan
g). program kesehatan dan keamanan
h). penyesuaian pribadi, social dan emosional.
• Evaluasi Program
Penilaian merupakan langkah penting dalam managemen program
bimbingan. Tanpa penilain tidak mungkin kita dapat mengetahui dan
mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang
telah di rencanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha
untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program
dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi hendak di lihat dlewat
kegiatan penilaian.
• Fungsi Evaluasi
1. Memberikan umpan balik (feddback) kepada guru bimbingan untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan
konseling.
2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, dan orang tua
peserta didik tentang perkembangna sikap dan perilaku atau timgkat
ketercapaian tugas tugas perkembangan pesert adidik agar secara
bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi
program sekolah.
30
Tenaga pendidik sebagai profesi
Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul
dan berinteraksi dengan murid dibandingkan dengan personel lainnya di
sekolah. Guru bertugas merencanakan dan melaksankan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka
komunikasi dengan masyarakat.
31
C. Kompetensi guru
Guru wajib menguasai 4 kompetensi dasar yaitu kompetensi
pedagogic, kompetensi social, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional.
32
dalam managemen. Oleh karena itu, keterampilan managemen perlu
dikembangkan melalui pelatihan seperti yang dilakukan para seniman.
B. Keterampilan Manager
Melakukan managemen secara efektif dapat di mungkinkan jka
manager itu memiliki keterampilan managemen yang baik. Keterampilan
itu dimaksudkan agar dapat mengelola sumber daya yang dimiliki
organisay baik sumber daya manusia maupun sumber daya lain secara
efisien dan efektif. Selain, sumber sumber tersebut tidak selalu dalam
organisasi sehingga harus ada usaha usaha manager untuk
mengadakannya atau mencari alternative pemecahan masalah berkenaan
dengan sumber daya itu. Untuk itulah keterampilan managemen di
perlukan.
Keterampilan managemen ada 4 macam yaitu :
1. Keterampilan konseptual (conceptual skill)
2. Keterampilan manusiawi (human skill)
3. Keterampilan teknik (technical skill)
4. Keterampilan desain ( desain skill)
33
D. Garapan managemen sekolah
Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memiliki beberapa
garapan. Oleh karena itu, di perlukan keter aturan dalam melaksanakan
keggiatan kegiatan tersebut sehingga kegiatan itu termasuk kedalam
bidang garapan yang sesuai. Managemen memiliki garapan sebagai
berikuit ;
1. Managenem kurikulum
2. Menagemen kesiswaan
3. Menagemen personil/anggota
4. Menagemen sarana dan prasarana
5. Managemen keuangan
6. Managemen hubungan sekolah dan masyarakat
7. Mangemen layanan khusus.
34
segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan
yang akan diberikan kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan kompetensi guru, perlu dilakukan suatu
sistem pengujian terhadap kompetensi guru. Sejalan dengan kebijakan
otonomi daerah, beberapa daerah telah melakukan uji kompetensi guru,
mereka melakukannya terutama untuk mengetahui kemampuan guru di
daerahnya, untuk kenaikan pangkat dan jabatan, serta untuk mengangkat
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
Kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk
memduduki jabatan struktural di sekolah yang ditugaskan untuk
mengelola sekolah. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah (Wahyosumidjo. 2001:82).
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam mempengaruhi
dan mengarahkan porsenil sekolah yang ada, agar dapat bekerja sama
dalam mencapai tujuan sekolah. Kinerja guru dalam suatu wujud
pelaksanaan tugas mendidik para peserta didik ditentukan oleh motivasi
kerja. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang efektif mempengaruhi
kerja guru.
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung
jawab kepala sekolah untuk menggerakkan sumber daya yang ada di
sekolah. Fungsi kepemimpinan amat penting sebeb disamping sebagai
penggerak juga berperan sebagai kontrol segala aktifitas guru (dalam
rangka peningkatan profesional mengajar), staff, siswa dan sekaligus
untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah
(Wahyosumidjo. 2001:90).
35
Guru mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis
dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan.
Dalam UU tersebut guru didefinisikan sebagai pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dengan ditegaskannya
sebagai pekerjaan professional, otomotis menuntut adanya prinsip
profesionalitas yang selayaknya dijungjung tinggi dan dipraktekan oleh
para guru, seorang guru hendaknya memiliki kualifikasi, kompetensi dan
sertifikasi yang jelas.
Faktor kompetensi sebagai seorang pendidik sangatlah penting,
terlebih objek yang menjadi sasaran pekerjaanya adalah peserta didik
yang diibaratkan kertas putih, gurulah yang akan menentukan apa yang
hendak dituangkan dalam kertas tersebut, berkualitas tidanya tergantung
kepada sejauhmana guru bisa menempatkan dirinya sebagai pendidik
yang memiliki kapasitas dan kompetensi professional dalam
mengarahkan individu-individu menjadi sosok yang memiliki karakter
dan mentalitas yang bisa diandalkan dalam proses pembangunan bangsa.
Dalam tataran normatif betapa mulia dan strategisnya kedudukan
guru. Namun, dalam realitas dilapangan tidak sedikit guru yang tidak
mencerminkan peran strategisnya sebagai guru, bahkan ia jauh dari garis
jati diri keguruannya, penyimpangan-penyimpangan moral, tampilan
kepribadian yang tidak sewajarnya, landasan penguasaan norma-norma
agama yang lemah dan sejumlah patologi sosial lainya tidak jarang kita
temukan, banyak faktor tentunya yang memengaruhi hal tersebut terjadi,
yang jelas jika dibiarkan hal ini dapat memberikan ekses buruk bagi dunia
pendidikan, khususnya terhadap kualitas lulusan dan output pendidikan
serta karakter masyarakat sebagai objek pendidikan yang dimotori para
guru. Proses pendidikan akan jauh dari tujuanya, sehingga menjadi sangat
urgen untuk dilakukan sebuah upaya strategis dalam mempersiapkan
sosok guru yang mampu menjadi panutan dan melaksanakan profesinya
secara professional sehingga ia bisa diandalkan untuk memberikan
36
peranan optimalnya dalam upaya membentuk karakter manusia Indonesia
khususnya dan karakater bangsa pada umumnya.
Berangkat dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa guru sebagai
entitas strategis dalam upaya membentuk karakter bangsa yang memiliki
jati diri dan bermartabat ditengahtengah bansga lainnya sangat diperlukan
paranannya. Disis lain pembinaan profesionalisme guru menjadi hal yang
sangat urgen dan mendesak untuk dikembangkan dengan
mengintegrasikan pendidikan nilai sebagai pondasi arah pembinaan.
Sebagai pekerjaan profesional, guru memiliki ragam tugas, baik
yang terkait dengan tugas kedinasan maupun di luar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Jika dikelompokan, terdapat tiga jenis tugas guru, yakni
tugas dalam bentuk profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Guru merupakan profesi yang memerlukan keahilian
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan, walaupun kenyataanya
tidak sedikit dilakukan oleh orang diluar kependidikan, sehingga oleh
karenanya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup serta mengembangkan karakter individu. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada individu yang menjadi peserta didik. Adapun tugas guru dalam
bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai
orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga menjadi idola
para peserta didiknya. Pelajaran apa pun yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar. Bila dalam
penampilanya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia
tidak akan dapat menanamkan benih pengajaranya itu kepada para peserta
didiknya, mereka akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
37
Guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang
memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Bahkan
keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak
mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa
sejak dulu, terlebih pada era kontemporer ini. Keberadaan guru bagi suatu
bangsa sangatlah penting, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di
tengahtengah lintasan perjalanan zaman dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang kian mutakhir dan mendorong perubahan di segala ranah
kehidupan, termasuk perubahan tata nilai yang menjadi pondasi karakter
bangsa.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, berdasarkan UU
No 14 tahun 2005 pasal 20, maka guru berkewajiban untuk:
41
diamanahkan UU No 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
Penerapan konsep-konsep pendidikan nilai yang diterapkan pada
sebuah lembaga pendidikan di Thailand, yaitu di sekolah dan Institute of
Sathya Sai Education yang didirikan oleh Dr.Art-Ong Jumsai Na-Ayudha,
Bahkan beliau pernah datang ke Indonesia untuk mengisi sebuah seminar
internasional yang bertema "Membangun Bangsa melalui Pendidikan
Hati" yang diselenggarakan atas kerjasama Prodi Pendidikan
Umum/Pendidikan Nilai dengan Yayasan Pendidikan Sthya Sai Indonesia
bisa menjadi model bagi guru dalam mengembangkan pendidikan nilai di
persekolahan.
9. Resume Buku Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. dan Prof. Dr. H.
Ahmad Tafsir berjudul filsafat dan teosafat akhlak terbitan Rizqi
Press.
Dalam buku ini pun terdapat uraian hasil penerungan dan inkisyaf
dari para sufi. Contohnya, sepuluh dasar perbuatan akhlak. Ternyata agar
seseorang berakhlaqul karimah, maka orang itu dilatihkan secara
riyadhoh untuk menjalankan ke10 dasar akhlak itu. Jika ke-10 dasar
akhlak ini telah dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka orang yang
menjalankannya itu akan mempunyai akhlak yang baik dalam berbagai
bidang. Ini tentu merupakan temuan baru yang perlu kita lakukan dengan
cara riyadhoh dan riyalat. Pokoknya, silakan baca uraian-uraian lainnya.
Ternyata buku ini lain daripada yang lain!
Imam Ghazali mengatakan bahwa akhlak ialah suatu keadaan yang
tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan
senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan
yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara’ dan akal, maka perbuatan
itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan
yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
42
Sebagai “ilmu”, akhlak adalah ilmu yang membahas perbuatan
yang dinilai baik atau buruk, menyangkut tatanilai, hukumhukum dan
prinsip-prinsip tertentu untuk mengenal dengan pasti sifat-sifat yang baik,
benar, dan utama, serta mengenal dengan pasti sifat-sifat yang buruk,
salah, dan tercela untuk dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa
(tazkiyatun nafsi) dan membeningkan hati (tashfiyatul qolbi) untuk
mencapai keridhaan Allah (ridwaanullah).
Kedudukan Akhlak, Akhlak merupakan dimensi ke tiga dari ajaran
islam setelah aqidah dan syariah. Akidah menyangkut masalah-masalah
diimani dan diyakini oleh manusia sebagai sesuatu yang hakiki. Syariah
menyangkut ketentuan-ketentuan berbuat dalam menata hubungan dengan
Allah dan dengan sesama makhluk. Sedangkan akhlak menyangkut
masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
dan ukuran-ukuran baik buruk atau benar salahnya suatu perbuatan.
45
orang yang memberikan pe ngerahan dan Bimbingan kepadanya tidak
mengamalknannya.
G. Jadwal Penelitian
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang menyetakan
bahwa penelitian merupakan “Penyedikan atau pemeriksaan bersungguh
– sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan
menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah
di terima”.
Ilmuan lain yang bernama Woddy memberikan gambaran bahwa
penelitian adalah “Metode menumukan kebenaran yang dilakukan dengan
berpikir kritis (critical Thinking).
Kelau ada pertanyaan “ Untuk apa penelitian perlu dilakukan
mungkin beberapa jawabannya adalah :
1. Untuk memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang di
hadapi
2. Untuk menemukan, mengembangkan dan memperbaiki teori
3. Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki metode kerja.
Selanjutnya salah satu bagian penting sebagai tahap awal dari suatu
penelitian dalam penyusunan proposal. Secara umum ada beberapa
pertanyaan penting yang muncul sehubungan dengan pembuatan
suatu proposal :
1. Kenapa judul yang di ajukan dalam proposal tersebut penting
atau berguna ?
2. Apa yang akan di teliti, di rencanakn dan/atau di analisis ?
sejauh mana batasan penelitian dan analisis tersebut?
3. Teori apa yang mendukung atau penelitian/perencanaan apa
saja yang di ajukan ?
47
4. Bagaimana caara atau proses pelaksanaan penelitian
perencanaan atau analisisnya ?
5. Apa perkiraan hasil yang di harapkan ?
6. Berapa lama target waktu untuk melakukan penelitian,
perencanaan atau analisisnya ?
7. Apakah sumber daya untuk penulisan dapat di penuhi?
48
12 ke-6
proposal yang telah di revisi siap di tindak lanjuti
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER BUKU
49
An-Nahlawi, Abdurrahman, 1995, Prinsip-Prinsip dan Metoda
Pendidikan Islam, Bandung, CV Diponegoro.
Budiningsih, A. 2004, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka.
Gaffar, Fakry. 2005, Perencanaan Pendidikan, Jakarta, Depdikbud.
Hasanah, Aan, 2011, Pendidikan Karakter Berbasis Islam, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Helmawati, 2015, Sistem Informasi Manajemen PAI, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Helmawati. (2014). Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Herdiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Indrawan, Rully, 2014, Metodologi Penelitian, Bandung, Refika Aditama
Cipta.
Koesoema, Doni , 2007, Pendidikan Karakter Sebagai Strategi Mendidik
Anak di Zaman Global, Jakarta, Grasindo.
Megawangi, Ratna, 2004, Pendidikan Karakter, Jakarta, Indonesia
Hertage Fondation.
Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin, 2002, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Nasir, Muhammad, 1986, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Ghalia
Indonesia.
Nasution, Noehi, 1996, Materi Pokok Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Depag RI.
50
Nata, Abudin, 1996, Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan
Pendidikan di Indonesia), Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Noeng, Muhajir, 1993, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu
Teori Pendidikan, Yogyakarta, Rake Sarasin.
Nurmila, Nina, 2/13/2015, Paradigma, Metodologi dan Metode,
Bandung, Materi Kuliah.
Nurmila, Nina, 2/27/2015, Metodologi Penelitian, Bandung, Materi
Kuliah.
Nurmila, Nina, 3/13/2015, Etika Penelitian, Bandung, Materi Kuliah.
Poerwadarminta, 1993, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto, Ngalim, 1995, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung,
PT Remaja Rosdakarya
Rochaety, Eti, 2005, Sistem Manajemen Pendidikan, Jakarta, Bumi
Aksara.
Santoso, Arief S, 2014, Urgensi Pendidikan Karakter Untuk Masa
Depan Indonesia, Jakarta, Bumi Aksara.
Sanusi, Achmad. 2014, Pembaharuan Strategi pendidikan, Nuansa
Cendikia
Sauri, S. 2006. Pendidikan Berbahasa Santun. Bandung: Genesindo.
Sauri, S. 2013. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam. Bandung:
Rizqi Press.
Sauri, S. 2013, Filsafat dan Teosofat Akhlak, Bandung, Genesindo.
Sugiyono, 2009, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
Supriadi, Dedi. 1998, Educational Research in Practice, Bandung, IKIP
Bandung Press.
Supriatna, Mamat, 2014, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi,
Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Syafaat, Aat, 2008, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah
51
Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali Press
Syah, Muhibbin, 2013, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo
Persada.
Tafsir, A. 2005. Filsafat Ilmu, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thomas Lickona, 2003, Mendidik untk Membentuk Karakter, Jakarta:
Bumi Aksara
Tim Penyusunan Pedoman, Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertai
Program Pascasarjana, Bandung. UNINUS.
C. SUMBER INTERNET
(http://www.hanckey.pbwiki.com,
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem,
http://www.jugaguru.com/column/
http://www.pendidikankarakter.org/
file:///E:/PROPOSAL%20TESIS/adoc.pub_teknik-penyusunan-karya-
52
tulis-ilmiah-berbasis-pend.pdf (di unduh tagl 25 Desember 2020)
53