Anda di halaman 1dari 6

Antonim adalah ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan darri

makna atau ungkapan lain. Contoh bagus- buruk,, besar kecil.

Sinonim merupakan kata kata yang memiliki persamaan atau kemiripan makna, sinonim sebagai
ungkapan yang maknanya sam dengan makna ungkapan lain. Contonya buruk-jelek mati-wafat

Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.


Contoh:
     Tasya menyikat giginya sampai bersih
  Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
 Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
-        Sayur itu rasanya pedas sekali
-        Kata-katanya sangat pedas didengar.
Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh :
-       Bisa berarti ;
o  Dapat, sanggup
o  racun
-       Buku berarti ;
o  Kitab
o  antara ruas dengan ruas
2.    Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan
dan arti.
Contoh:
-        Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
-        Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
-        Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3.    Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan
dan arti
Contoh:
-        Bang dengan bank
-        Masa dengan massa
4.    Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
-        Pintar dengan pandai
-        Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah
karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang
membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut
ini :
      Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
-       Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
-       Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
-       Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
      Perbedaan dialek regional
Contoh : 
-       Handuk bersinonim  tuala  ,
-       selop bersinonim seliper 
      Pengaruh bahasa asing
Contoh :
-       kolosal bersinonim besar,
-       aula bersinonim ruangan,
-       realita bersinonim kenyataan .
      Perbedaan dialek sosial
Contohnya :
-       suami bersinonim laki,
-       istri bersinonim bini,
-       mati bersinonim wafat.
      Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
-       membuat bersinonim menggubah,
-       assisten bersinonim pembantu,
-       tengah bersinonim madya.
      Perbedaan dialek temporal
Contohnya :
-       hulubalang bersinonim komandan,
-       kempa bersinonim stempel,
-       peri bersinonim hantu .
5.    Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
-        Tua- muda
-        Besar – kecil
-        Luas – sempit

alam memilih diksi harus mempertimbangkan kesesuaian dan ketepatan kata. Perhatikan
syarat-syarat berikut untuk menentukan kesesuaian diksi:

1. Hindari pengggunaan bahasa substandar dalam situasi formal.


Bahasa standar ialah merupakan tutur bahasa yang biasa digunakan oleh  mereka kalangan
menengah ke atas,  atau yang mengenyam pendidikan tinggi. Sementara itu, bahasa
nonstrandar kebalikannya, biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari orang umum.

2. Menggunakan kata ilmiah dalam kondisi tertentu saja, selebihnya gunakan kata popular.
Kata ilmiah merupakan kata yang biasa digunakan dalam tulisan ilmiah atau kata yang
jarang digunakan oleh orang-orang awam, hanya kalangan tertentu saja yang
menggunakan. Contoh, dalam jurnal ilmiah menggunakan kata ilmiah. Sedangkan ketika
berbca maka gunakanlah kata popular, halini karena agar makna yang disampaikan dalam
jurnal dapat dimengerti oleh semua pendengar.

3. Hindari jargon yang dapat dibaca oleh publik. Jargon merupakan kalimat atau frase
dalam bahasa tertentu yang hanya dimengerti oleh beberapa orang. Oleh karenanya dalam
memilih kata hindari jargon karena orang lain belum tentu memahaminya.
4. Hindari pemakaian kata – kata slang. Kata slang merupakan kata non standar yang
digunakan dalam percakapan dengan teman sebaya. Pengunaan kata slang saat formal
tentu tidaklah baik.

5. Hindari ungkapan-ungkapan yang telah usang

6. Hindari bahasa atau kata artifisial yaitu rangkaian kata yang disusun secara kreatif untuk
menimbulkan rasa seni. Contoh: harum bunga mawar terberai terbawa angn sampai ke
penciumanku. 

7. Hindari penggunaan kata – kata atau kalimat percakapan dalam penulisan.  Hal ini
karena kata- kata dalam percakapan merupakan kata nonformal, sehingga tidak baik ketika
digunakan saat menulis hal-hal yang bernuansa ilmiah.

Berikut merupakan macam hubungan makna yang terbentuk antar kata:

1. Sinonim. Merupakan kata – kata yang memiliki kesamaan makna. Contoh: Pintar dengan
pandai, kurus dengan langsing. Meski memiliki kesamaan makna, kata-kata dalam sinonim
memiliki kesan masing-masing seperti halu atau kasarnya.

2. Antonim. Sekelompok kata yang memiliki makan yang berlawanan dengan kata lain.
Contoh: tinggi dengan pendek, pesek dengan mancung, dan ainnya.

3. Polisemi merupakan kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki banyak
makna. Contoh: anak asuh, anak tangga, anak durhaka, anak sholeh. Dan lain-lain.

4. Hiponim merupakan makna kata yang tercakup dalam kata lain. Contoh: melati
merupakan hiponim dari bunga.

5. Hipernim merupakan kata yang mencakup kata lain. Kebalikan dari hiponim. Contoh:
bunga merupakan hipernim dari melati, mawar, kenanga dan lain-lain.

6. Homonim merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi tapi
memiliki arti yang berbeda. Contoh: (1)Hak asuh anak jatuh kepda ibunya;  dengan (2)
wanita itu memakai sepatu berhak tinggi. Pada kalimat pertama hak berarti kepemilikian
sedangkan pada kalimatkedua artinya bagian sepatu. Atau (1) ular ini mengeluarkan bisa
yang sangat berbahaya; dengan (2) kamu pasti bisa menghadapinya. Bisa pada kalimat
pertama artinya racun sedangkan bisa pada kalimat kedua artinya kemampuan.

7. Homofon merupakan sekelompok kata yang memilikikesamaan bunyi namun ejaan dan
arti berbeda. Contoh: (1) bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3% ; dengan (2)
bang, pesen somay satu piring.

8. Homograf yaitu kata yang memiliki tulisan sama namun bunyi dan arti berbeda. Contoh:
(1) Saya sudah sampai di Serang, bu; (2) andi diserang kawanan begal. 

. diksi dalam kalimat


1. 1. Alat Musik Melayu Timur Dra. Siti Sahara Diksi dalam Kalimat
2. 2. . Pengertian Diksi  Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk
dipakai dalam suatu tuturan bahasa.  Diksi juga untuk menentukan kata yang cocok digunakan dalam kalimat
yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat. Contohnya: - kata mati, yang
bermakna meninggal, wafat, kembali ke haribaan Allah.
3. 3. . Kata Umum & Kata Khusus  Kata umum adalah kata yang cakupan makna lebih luas atau
disebut hipernim.  Kata khusus adalah kata yang cakupan makna lebih sempit atau terbatas atau disebut
hiponim. Contoh: - kata umum : melihat - kata khusus: menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik,
dan melotot.
4. 4. . Jargon & Slang  Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu,
profesi, atau kelompok. Contoh: sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter), dsb.  Slang adalah kata-kata yang
tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil beda, jika telah usang akan
muncul kata-kata baru Contoh: asoi, mana tahan, meneketehe, dsb.
5. 5. . Syarat-Syarat Diksi 1) Menggunakan ragam baku dan tidak mencampur adukan dengan kata tidak
baku. Contoh: - hakikat (baku) hakekat (tidak baku). 2) Menggunakan kata dengan cermat yang berhubungan
dengan nilai sosial. Contoh: - kencing (tidak sopan) buang air kecil (lebih sopan). 3) Menggunakan kata
berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat. Contoh: - sesuai bagi (salah) sesuai dengan (benar).
6. 6. . Lanjut 4) Menggunakan kata suasana tertentu. Contoh: - berjalan lambat, mengesot, dan
merangkak. 5) Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non ilmiah
menggunakan kata populer. Contoh: - argumentasi (ilmiah) pembuktian (populer) 6) Menghindarkan
penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis. Contoh: - tulis, baca, kerja (bahasa lisan) - menulis,
membaca, mengerjakan (bhs tulis)
7. 7. Diksi atau Pilihan kata 1. Relasi Makna 2. Perubahan Makna 3. Kaidah Makna 4. Definisi
8. 8. . 1. Relasi Makna 1) Sinonim dan Antonim 2) Denotasi dan Konotasi 3) Homograf dan Homofon 4)
Polisemi 5) Superordina dan Hiponim
9. 9. . 1) Sinonim & Antonim  Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip
Contoh: - muka: paras, wajah, tampang. - bunga: kembang - temperatur: suhu - akselerasi: percepatan 
Antonimi adalah dua buah kata yang maknanya dianggab berlawanan. Contoh: - kering x basah - panjang x
pendek - Siang x malam - panas x dingin
10. 10. . 2) Denotasi & Konotasi .  Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna wajar yang sesuai
dengan apa adanya. Contoh: - kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil. - Putra membeli kambing hitam
kemarin.  Konotatif adalah makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata (makna kias). Contoh: -
kamar kecil berarti jamban (WC). - Putra menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.
11. 11. . 3) Homograf & Homofon  Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai kesamaan huruf
tetapi pengucapannya berbeda dan meknanya berbeda Contoh: Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah
–e lemah)  Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan
maknanya pun berbeda Contoh: Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak)
12. 12. . 4) Polisemi  Polisemi adalah istilah yang mempunyai makna yang berbeda-beda karena terjadi
pergeseran makna atau tafsiran. Contoh: - Makanan harus dikunyah di dalam mulut (organ tubuh) hingga
halus. - Tim penyelamat telah sampai di mulut (ujung) gua.
13. 13. . 5) Superordinat & Hiponim  Superordinat adalah makna yang lebih luas. Contoh: buah, bunga,
ikan  Hiponim adalah cakupan-cakupan makna dalam sebuah makna yang lain. Contoh: - mangga, pisang,
jeruk, apel, salak (hiponim)  (buah)) - melati, mawar, kenanga, cempaka (hiponim)  (bunga) - bandang,
lelek, patin, gurame, (hiponim)  (ikan)
14. 14. . 2. Perubahan Makna 1) Generalisasi 2) Spesialisasi 3) Ameliorasi 4) Peyorasi 5) Asosiasi 6
Sinestesia
15. 15. . 1) Generalisasi  Generalisasi (Perluasan) makna kata adalah gejalah yang terjadi pada sebuah
kata yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi
memiliki makna-makna lain. Contoh: - kakak, bapak, ibu, dsb - kakak: bermakna saudara sekandung yang
lebuh tua.  Kemudian meluas siapa saja yang pantas dianggap lebih tua begitu juga seterusnya dengan kata
„bapak‟ dan „ibu‟.
16. 16. . 2) Spesialisasi  Spesialisasi (penyempitan) yaitu cakupan makna masa kini yang lebih sempit
daripada masa lalu. Contoh: - Kata sarjana dulu mengucapkan pada orang- orang cerdik, pandai, dan berilmu
tinngi. Saat ini maknanya menyenpit khusus menjadi lulusan jenjang pendidi- kan S1 pada bidang ilmu
tertentu saja.
17. 17. . 3) Ameliorasi  4) Peyorasi 3) Ameliorasi adalah suatu perubahan baru yang dirasakan lebih
tinggi atau lebih baik nilainya dari makna yang lama. Contoh: - „Tunarungu‟ dirasakan lebih baik dan lebih
sopan dari kata „tuli‟. 4) Peyorasi adalah perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih
rendah nilainnya dari makna yang lama. Contoh: „Pelacur‟ dirasakan lebih kasar dari - kata „tunasusia‟.
18. 18. . 5) Asosiasi  6) Sinestesia 5) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat
persamaan sifat. Misalnya: kata „amplop‟ berarti secari „kertas‟ untuk menyimpan surat. Berdasarkan sifat ini,
kata amplop dipakai untuk menyatakan makna suap, uang sogokan atau uang pelicin. 6) Sinestesia adalah
perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbedah. Contoh: Suara
penyanyi baru itu „sedap‟ didengar. Kata „sedap‟ lazimnya dipakai dengan indera pencicip/perasa yaitu lidah,
tetapi pada kalimat di atas kata „sedap‟ dikaitkan dengan indra pendengaran „telinga‟
19. 19. . 3. Kaidah Makna 1) Kata Abstrak dan Kata Konkret 2) Kata Populer dan Kata Kajian 3) Kata
Serapan dan Kata Asing
20. 20. . 1) Kata Abstrak & Konkret .  Abstrak ialah kata tidak mudah diserap pancaindra dan
mempunyai refren berupa konsep: * kebijakan, usulan, khayalan, impian. Contoh: - kebaikan (kata abstrak) -
seseorang kepada orang lain (bersifat abstrak). - (tidak berwjud atau tidak berbentuk). - kebenaran (kata
abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak  Konkret ialah kata mudah diserap oleh panca indra dan
mempunyai refren berupa objek yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasakan. * lemari, kursi, mobil,
tampan. Contoh: - Pegawai Negeri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen (kata konkrit).
21. 21. . 2. Kata Populer & Kajian  Kata populer ialah kata-kata yang dipergunakan pada berbagai
kesempatan berkomunikasi sehari- hari dikalangan semua lapisan masyarakat luas. seperti kata besar, pindah,
kecil, batu, waktu, isi, bagian, harga dll.  Kata kajian ialah kata-kata yang digunakan dalam lingkuan ilmwan
membuat makalah, sekripsi, dan desertasi dengan menggunakan kata seperti makro, populer, transfer, minor,
batuan, momendum, faktor, volume.
22. 22. . Contoh Kata Populer & Kajian Populer Kajian 1) besar makro 2) sejajar paralel 3) isi volume 4)
bagian suku cadang, unsur 5) air H2O 6) hijau daun klorofil 7) batasan definisi 8) arang karbon 9) sempurna
tuntas 10) berbahaya rawan, kritis 11) wajar natural, lugu 12) tetap tepat asas, konsisten 13) bermakna
siknifikan 14) tahap stadium
23. 23. . 3) Kata Serapan & Kata Asing  Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang
sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum, kata serapan dalam
bahasa Indonesia ialah: 1) tetapi (dari bahasa Sansekerta tathâpi: namun itulah) 2) mungkin (dari bahasa Arab
mumkinun: ?) 3) meski (dari bahasa Portugis mas que: walau)  Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai
sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi
sumber penyerapan.
24. 24. . 4. Definisi * Jenis definisi 1. Nominal 2. Formal 3. Operasional 4. Luas
25. 25. . 1. Definisi Nominal a) Sinonim/sama atau padanan b) Terjemahan c) Etimologi  Contoh
definisi Nasional (1) Badut ialah pelawak. (2) Kesenjangan ialah gap. (3) Kemampuan fisik ialah kesanggupan
badani. (4) Bahasa berasal dari kata bhasa (S) yang diturunkan dari akar kata bhas. S (5) Kelapa ialah yang di
dalam bahasa latin disebut Cocos nucifera LINN.
26. 26. . 2. Definisi Formal 1. kelas 2. genus 3. ciri-ciri sesuatu danPembeda (deferensial)
27. 27. . Lanjut  Definisi formal atau definisi logis ialah suatu istilah dikeluarkan dari genus dan
spesiesnya upaya untuk dapat membuat definisi formal.  Definisi formal harus memiliki pengertian dan
prinsip- prinsip klasifikasi kompleks (Gorys Keraf )  Definisi formal terdiri dari dua ruas (bagian), yaitu
bagian yang didefinisikan disebut definiendum, dan bagian yang mendefinisikan disebut definiens.  Menurut
peraturan, tempat kedua suku tersebut harus dapat dipertukarkan tanpa mengubah arti. Jika X = Y merupakan
definisi formal, maka harus dapat diubah menjadi Y = X; sama saja dengan 4 + 5 = 9 dapat diubah menjadi 9 =
4 + 5. - Contoh: 
28. 28. . Contoh: Definisi Formal 1) Kiper adalah pemain bola yang bertugas menjaga gawang. 2)
Kueskiorkor ialah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein pada anak-anak. 3) Selat ialah laut
sempit yang terletak di antara dua pulau. 4) SPG ialah lembaga pendidikan kejuruan yang mendidik calon guru
SD. 5) Bambu ialah sejenis rumput yang batangnya berkayu.
29. 29. . 3. Definisi Operasional 1. Apa yang dihitung atau diukur 2. Bagaimana 3. Sifat-sifat statis
30. 30. .  Definisi operasional menunjukkan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya,
apa yang akan diukur dan bagaimana mengukurnya 1. Apa yang dihitung atau diukur
31. 31. . 1) Kepadatan penduduk ialah jumlah rata-rata penduduk perkilometer persegi. 2) Kecepatan
kapal laut ialah rata-rata jumlah knot yang dapat ditempuh kapal laut dalam satu jam. 3) Daya angkut mobil
sampah ialah jumlah sampah dalam meter kubik yang dapat dimuatkan dalam bak mobil. 4) Hasil belajar
mahasiswa ialah indeks prestasi yang dicapai pada akhir smester. 5) Kecepatan membaca ialah rata-rata jumlah
kata yang dapat dibaca dalam satu menit. Contoh definisi Operasional
32. 32. . 4. Definisi luas 1. Rumit, abstrak 2. Tidak cukup satu kalimat 3. Dalam ensiklopedi menjelas
nama orang, tempat, agama dll
33. 33. . Lanjut  Definisi merupakan uraian panjang lebar; mungkin satu paragraf, satu bab, bahkan
meliputi seluruh karangan.  Definisi diperlukan jika berhadapan dengan suatu konsep yang rumit, yang tidak
mungkin dijelaskan dengan kalimat pendek. Konsep “ketahanan nasional” misalnya, tidak akan jelas jika
hanya didefinisikan sebagai “kemampuan dinamik suatu bangsa yang dapat dihimpun menjadi kekuatan
nasional untuk mengatasi tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar”.
Oleh karena itu, konsep tersebut diberi definisi luas. Dari definisi itu dapat mengetahui perkembangan konsep,
unsur-unsur, di dalam semua aspek kehidupan bangsa.
34. 34. . Contoh: Definisi luas  Manusia selain memerlukan makanan, air dan vitamin, juga memerlukan
macam-macam mineral. Apakah mineral itu? Mineral adalah unsur-unsur zat yang terdapat di dalam tanah.
Zat-zat ini berwujud sebagai persenyawaan kimia yang disebut garam. Kira- kira empat persen dari tubuh
manusia terdiri dari bermacam-macam mineral, yaitu kalsium, fosfor, belerang, khlor, natrium, magnesium,
besi, mangan, tembaga, dan yodium. Unsur yang terbanyak adalah kalsium dan fosfor, y aitu antara 2,3 dan 3,4
persen dari berat tubuh atau antara 57 dan 85 persen dari seluruh mineral yang ada di dalam tubuh.
35. 35. . Contoh: Definisi luas . Tugas mineral di dalam tubuh ialah: 1. Membangun jaringan tubuh. 2.
Mengatur tekanan osmose/keseimbangan cairan di dalam tubuh. 3. Memberikan elektrolit untuk otot-otot dan
syaraf. 4. Membuat berbagai enzim Kebutuhan manusia akan mineral dapat dipenuhi antara lain dengan makan
buah- buahan dan sayur-sayuran.
36. 36. Latihan Yuk! Diksi atau Pilihan Kata Uji Kompetensi 2
37. 37. . Latihan: Soal Gabungkanlah kelompok „A‟ dan „B‟ yang cocok setelah itu tentukan jenis
definisi: Nominal, Formal, Operasional, dan Luas! Kelompok A difiniendum Kelompok B definiens 1. pasar 2.
perestasi olahragawan 3. energi geotermis 4. kekayaan pribadi 5. kuasiorkor 6. tingkat kemakmuran penduduk
7. kapasitas 8. bobot mati kapal 9. transmigrasi 10. luas lingkaran a. penyakit, protein , anak-anak b.
pendapatan perkapita c. 22/7 r2 d. piala e. panas bumi f. tempat jual beli g. nilai jual harta yang dimiliki,
gaji/pendapatan h. ton, tanpa muata i. daya tampung j. kebijaksanaan, persebaran, penduduk, sumber
transmigrasi
38. 38. . Latihan: Soal Gabungkanlah kelompok „A‟ dan „B‟ yang cocok setelah itu tentukan jenis
definisi: Nominal, Formal, Operasional, dan Luas! Kelompok A difiniendum Kelompok B definiens 1. pasar (f
= formal) 2. perestasi olahragawan (d = operasiona) 3. energi geotermis (e = nominal) 4. kekayaan pribadi (g =
operasional) 5. kuasiorkor (a = formal) 6. tingkat kemakmuran penduduk (b = operasional) 7. kapasitas (i =
nominal) 8. bobot mati kapal (h = operasional) 9. transmigrasi (j = luas) 10. luas lingkaran (c = operasional) a.
penyakit, protein , anak-anak b. pendapatan perkapita c. 22/7 r2 d. piala e. panas bumi f. tempat jual beli g.
nilai jual harta yang dimiliki, gaji/pendapatan h. ton, tanpa muata i. daya tampung j. kebijaksanaan, persebaran,
penduduk, sumber transmigrasi
39. 39. Buku Sumber  A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa Indonesia.
Jakarta: FITK Press, 2010.  Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999.  Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa 1983. 
Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995.  Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1990. .

Anda mungkin juga menyukai